laporan pengukuran laju alir
-
Upload
arya-wulandari -
Category
Documents
-
view
1.501 -
download
13
Transcript of laporan pengukuran laju alir
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN LABORATORIUM TEKNIK KIMIA II
Modul : Pengukuran Laju Alir
Kelompok : VII
Nama / Nim : Arya Wulandari / 2311081030
Partner/Nim : Aditiya Muchsin S / 2311081034
Asisten/Nim : Ridwanallah / 23110610??
Tanggal Praktikum : 13 April 2010
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi fluida merupakan aktivitas yang sangat penting pada sebagian
besar proses plant. Dalam menangani bahan-bahan proses di satu pabrik, dapat
digunakan berbagai macam cara perpindahan, untuk bahan yang berupa fluida
atau yang dapat diperlakukan seperti fluida salah satu caranya adalah mengalirkan
bahan yang bersangkutan melalui saluran tertutup, umumnya saluran tersebut
mempunyai penampang lingkaran dan sering disebut pipa. Alat yang digunakan
untuk mengukur kuantitas fluida salah satunya adalah orifismeter. Orifismeter
didasarkan pada beda tekan.
1.2 Prinsip
Berdasarkan perbedaan tekanan pada orifismeter.
1.3 Tujuan
1. Menentukan laju alir rata-rata fluida
2. Menentukan laju alir fluida (Q)
3. Membuat grafik hubungan antara Q dengan ∆h.
4. Mengetahui hubungan dan persamaan antara kurva Q dengan ∆h
5. Membandingkan nila Q yang diperoleh dari hitungan dengan grafik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi Fluida
Penanganan fluida adalah aktivitas yang sangat penting pada sebagian
besar proses plant. Dalam menangani bahan-bahan proses di satu pabrik, dapat
digunakan berbagai macam cara perpindahan, untuk bahan yang berupa fluida
atau yang dapat diperlakukan seperti fluida salah satu caranya adalah mengalirkan
bahan yang bersangkutan melalui saluran tertutup, umumnya saluran tersebut
mempunyai penampang lingkaran dan sering disebut pipa.
Sifat fisis dari suatu fluida dapat didefinisikan dengan berdasarkan pada:
a.Tekanan
b.Temperatur
c.Viskositas
Transportasi fluida dalam suatu sistem perpipaan akan mengikuti hukum:
a. Hukum Kekekalan Massa
Untuk incompressible fluid:
massa masuk = massa keluar
volume masuk = volume keluar
atau V1.A1 = V2.A2 …………
Persamaan di atas sering dikenal sebagai “persamaan kontinuitas”.
b. Hukum Kekekalan Energi
Untuk perpindahan fluida dalam sistem perpipaan berlaku sebagai berikut:
(en.dalam + en.potensial + en.kinetik + en.tekanan)1 = (en.dalam + en.potensial +
en.kinetik + en.tekanan)2 + en.kerja + en.panas + en.yang hilang akibat gesekan
Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahaan bentuk (distorsi)
secara permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka
didalam fluida itu akan terbentuk lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu
meluncur di atas yang lain, hingga mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan
bentuk itu, terdapat tegangan geser (Shear stress), yang besarnya tergantung pada
viskositas fluida dan laju luncur.
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu.
Jika densitas itu hanya sedikit terpengaruh oleh perubahaan yang agak besar pada
suhu dan tekanan, maka disebut fluida tidak mampu mampat (Incompressible),
contohnya zat cair. Tapi jika densitasnya peka terhadap perubahan tersebut,
disebut fluida mampu mampat (compressible) contohnya gas. Densitas fluida
tidak mampu mampat selalu tetap dan untuk fluida yang mampu mampat pun
dapat dianggap mendekati tetap. Sifat dasar dari semua fluida static adalah
tekanan. Tekanan adalah gaya permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap
dinding bejana. Tekanan terdapat pada setiap titik didalam volume fluida.
Viskositas fluida Newton bergantung kepada suhu dan sedikit tekanan.
Viskositas gas bertambah dengan suhu dan tidak bergantung pada tekanan.
Sedangkan viskositas zat cair turun bila suhu dinaikan dan bertambah dengan
tekanan. Fluida dapat mengalir di dalam pipa atau saluran menurut dua cara yang
berlainan pada laju aliran rendah, Penurunan tekanan di dalam fluida itu
bertambah menurut kecepatan fluida. Pada laju tinggi, pertambahan itu jauh lebih
cepat lagi yaitu pangkat dan kecepatan. Menurut Reynolds terdapat dua jenis
aliran yaitu laminar dan turbulen jika air itu mengalir menurut garis-garis lurus
yang sejajar berarti alirannya laminar. Bila laju aliran ditingkatkan, akan dicapai
kecepatan kritis. Dan bila air bergerak kemana-mana dalam bentuk aliran silang
dan pusaran maka disebut aliran turbulen. Kecepatan kritis, dimana aliran laminar
berubah menjadi aliran turbulen bergantung pada diameter tabung, viskositas,
densitas dan kecepatan linear zat cair. Bila angka Reynolds (NRe) dibawah 2100
alirannya alirannya laminar dan diatas 4000 alirannya turbulen. Aliran Stedi
(tunak) terjadi bila kecepatan fluida pada suatu titik adalah tetap, sehingga
medannya tidak berubah menurut waktu. Dalam aliran stedi laju massa yang
memasuki suatu sistem aliransama dengan system yang meninggalkan system itu.
Dalam aliran yang mengalami gesekan, besaran-besaran diatas tidaklah konstan
disepanjang garis arus, tetapi berkurang menurut arah aliran. Gesekan
menyebabkan berkurangnya energi mekanik menjadi kalor didalam fluida yang
mengalir.
Pompa digunakan dalam system aliran untuk meningkatkan energi
mekanik fluida yang mengalir. Peningkatan itu digunakan untuk mempertahankan
aliran. Gesekan timbul di dalam lapisan batas karena kerja yang dilakukan oleh
gaya gesek dalam menjaga gradien-kecepatan dalam-aliran laminar maupun
dalam aliran-turbulen dikonversikan menjadi kalor oleh kegiatan viskos. Gesekan
yang timbul di dalam lapisan batas yang tidak memisah disebut gesekan-kulit
(skin-friction). Bila lapisan batas itu memisah dan membentuk riak-ikutan, timbul
lagi tambahan pelepasan energi di dalam riak-ikutan, dan gesekan jenis ini disebut
gesekan – bentuk (form friction), karena merupakan fungsi dari posisi dan bentuk
benda padat yang yang bersangkutan. Kerja pompa dalam persamaan Bernoulli.
Pompa digunakan dalam sistem aliran untuk meningkatkan energi mekanik fluida
yang mengalir. Peningkatan itu digunakan untuk memepertahankan aliran.
Umpamakan antara stasion a dan b kita pasang sebuah pompa. Umpamakan kerja
yang dilakukan pompa persatuan massa fluida adalah Wp. Oleh karena persamaan
Bernoulli hanya merupahkan hanya merupakan neraca energi-mekanik saja, Kita
harus memperhitungkan gesekan yang terjadi didalam pompa. Dalam keadaan
sebenarnya, di dalam pompa semua sumber gesekan fluida itu aktif, dan
disamping itu terdapat gesekan pula pada bantalan (bearing), perapat (seal) dan
peti gasket (stuffing box). Energi mekanik yang diberikan kepada pompa sebagai
kerja poros negatif harus dikurangi dengan rugi kehilangan tekanan karena
gesekan, barulah didapatkan energi mekanik neto yang terdapat di dalam flida
yang mengalir, umpamakan gesekan didalam pompa, per satuan massa fluida,
ialah hfp. Jadi kerja neto terhadap fluida adalah Wp-hfp. Dalam prakteknya,
sebagai pengganti hfp digunakan efisiensi pompa, yang ditandai dengan, yang
didefinisikan dengan
2.2 Orifismeter
Jika suatu fluida dialirkan melalui orifice (celah), maka akan terbentuk
pola aliran. Kecepatan fluida di bagian hilir lebih cepat apabila dibandingkan
dengan kecepatan aliran fluida di bagian hulu orifice. Akibatnya tekanan di bagian
hilir menjadi lebih kecil daripada di bagian hulu. Makin besar laju alir fluida di
bagian hulu, makin besar pula kecepatan fluida di bagian hilir, sehingga
perbedaan tekanan ini akan makin besar pula.
Kalibrasi orifismeter dilakukan dengan cara mengalirkan fluida melalui
orifis. Makin besar laju alir, maka tinggi cairan dalam manometer makin besar
pula.
BAB III
HASIL PERCOBAAAN
3.1 Perolehan laju alir rata-rata (Q rata-rata)
No ∆h (cm)Laju alir rata-rata
(Q rata-rata)
1 0,8 8,79
2 1,0 10,11
3 1,6 16,34
4 2,1 18,03
5 2,5 21,43
6 2,8 22,00
3.2 Grafik Hubungan antara Q dengan ∆h
0.5 1 1.5 2 2.5 30
5
10
15
20
25
8.795119
9.954404
16.2316618.02414
21.42615
21.99908
f(x) = 6.87105914110429 x + 3.7038523793456
Grafik Hubungan Q rata rata terhadap h
∆h
Q ra
ta ra
ta
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan 1 dilakukan kalibrasi orifismeter, hal ini dilakukan karena
kecepatan fluida di bagian hilir orifis lebih cepat apabila dibandingkan dengan
kecepatan alir fluida di bagian hulu orifis, sehingga untuk menstabilkan kecepatan
alir fluida di hulu, diperlukan penstabilan laju alir.
Pada percobaan 2 dilakukan pengukuran laju alir rata-rata orifismeter (Q
rata-rata) semakin besar ∆h maka Q rata-rata yang akan diperolehnya pun akan
semakin besar pula. Hal ini dikarenakan, besarnya ∆h menyebabkan bukaan
kerangan akan semakin besar sehingga volume fluida yang keluar pun tekanannya
akan semakin besar, yang menjadikan fluida yang keluar dengan jarak waktu yang
cepat. Tujuan dari dilakukannya pemasangan manometer U adalah untuk
mengukur selisih tekanan antara bagian hulu orifis dengan hilir orifis.
Dari grafik diperoleh hubungan antara ∆h dengan Q rata-rata. Grafik yang
diperoleh semakin besar ∆h maka semakin besar pula Q rata-ratanya, sehingga
grafik yang diperolehnya pun naik.
Dari Q rata-rata yang diperoleh pada grafik dengan Q yang diperoleh pada
perhitungan, terdapat perbedaan angka yang sangat mencolok, pada grafik
diperoleh Q rata-ratanya adalah 6,871 sedangkan pada perhitungan yakni 10,412.
Perbedaan ini dapat disebabkan karena pada perhitungan secara grafik, digunakan
data perhitungan secara manual, sehingga adanya pemotongan galat yang kurang
pas. Lain halnya ketika menghitung perhitungan menggunakan persamaan,
hitungan tersebut digunakan excel supaya mendapat harga Q rata-rata yang
sebenarnya didapat.
BAB V
KESIMPULAN
1. Untuk menstabilkan kecepatan alir fluida diperlukan kalibrasi orifismeter.
2. Semakin besar ∆h maka Q rata-rata yang diperoleh akan semakin besar.
3. Semakin besar ∆h maka bukaan kerangan akan semakin besar
4. Manometer U digunakan untu mengukur selisih beda tekan.
5. Grafik yang diperoleh yaitu hubungan ∆h dengan Q rata-rata sehingga
grafiknya naik.
6. Q rata-rata yang diperoleh dari grafik 6,871 mL/s sedangkan Q rata-rata yang
diperoleh pada rumus persamaan adalah 10,412 mL/s .
DAFTAR PUSTAKA
1. Haliday, D dan Resnick, R. 1985. Fisika. Penerjemah: Pantur Silaban dan Erwin Sucipto. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
2. Geankoplis, C.J., Transport Process and Unit Operations, 2nd Ed., Allyn dan
Bacon Inc., Boston, 1983
3. McCabe, W.L.,J.C. Smith, Unit Operations of Chemical Engineering, 3rd., Mc
Graw Hill, Kogakusha, 1976
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
A. Kalibrasi Orifismeter
Volume
(mL)
Kerangan (sekon)
2 4 6 8
1000 13,09 s 12,47 s 12,03 s 11,43 s
900 11,44 s 11,36 s 11,00 s 10,97 s
800 10,35 s 09,79 s 09,73 s 09,59 s
700 08,87 s 08,49 s 08,40 s 08,38 s
600 07,82 s 07,71 s 06,71 s 06,11 s
500 06,30 s 05,67 s 05,29 s 05,16 s
B. Data Pengamatan
∆
h(cm)
1000 900 800 700
T1(s) T2(s) T1(s) T2(s) T1(s) T2(s) T1(s) T2(s)
0,8 114 113,7 102,9 102.5 90,2 91,3 79,03 79,2
1 102,2 99,5 89 92 78,8 81,1 60,09 71,4
1,6 62 62 54,9 56 48,4 50,1 42,3 43,7
2,1 53,7 56,2 47,9 50,8 44,6 44,6 39,7 39.2
2,5 46,5 46,9 42 42 37,6 37,2 33 32,2
2,8 44,9 45,1 41,6 41,1 36,1 36,3 32,7 31,2
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
B.1 Menghitung Laju Alir Pada Orificmeter
Volume
(mL)
Kerangan (sekon)
2 4 6 8
1000 13,09 s 12,47 s 12,03 s 11,43 s
900 11,44 s 11,36 s 11,00 s 10,97 s
800 10,35 s 09,79 s 09,73 s 09,59 s
700 08,87 s 08,49 s 08,40 s 08,38 s
600 07,82 s 07,71 s 06,71 s 06,11 s
500 06,30 s 05,67 s 05,29 s 05,16 s
Rumus :
Q=Vt
- Kerangan 2
Q 1=1000 mL13,09 s
Q 2=900 mL11,44 s
Q 3=800 mL10,35 s
Q 4=700 mL08,87 s
Q 5=600 mL07,82 s
= 76,39 ml/s =78,67ml/s = 77,29 ml/s =78,91 ml/s =76,72 ml/s
Q 6=500 mL06,30 s
=79,36 s
Q rata- rata kerangan 2
Q rata−rata=76,39+78,67+77,29+78,91+76,72+79,366
= 77, 89 mL/s
-Kerangan 4
Q 1=1000 mL12,47 s
Q 2=900 mL11,36 s
Q 3=800 mL09,79 s
Q 4=700 mL08,49 s
Q 5=600 mL07,71 s
= 80,19 ml/s =79,22ml/s = 102,69 ml/s =82,44 ml/s =77,92 ml/s
Q 6=500 mL05,67 s
=88,18 mL/s
Q rata- rata kerangan 4
Q rata−rata=80,19+79,22+102,69+82,44+77,92+88,186
= 85,11 mL/s
-Kerangan 6
Q 1=1000 mL12,03 s
Q 2=900 mL11,00 s
Q 3=800 mL09,73 s
Q 4=700 mL08,40 s
Q 5=600 mL06,71 s
= 83,12 ml/s =81,81ml/s = 82,21 ml/s =83,33 ml/s =89,41 ml/s
Q 6=500 mL05,29 s
=94,51 mL/s
Q rata- rata kerangan 6
Q rata−rata=83,12+81,81+82,21+83,33+89,41+94,516
= 85,73 mL/s
-Kerangan 8
Q 1=1000 mL11,43 s
Q 2=900 mL10,97 s
Q 3=800 mL09,59 s
Q 4=700 mL08,38 s
Q 5=600 mL06,41 s
= 87,48 ml/s =82,04ml/s = 83,42 ml/s =83,53 ml/s =93,60 ml/s
Q 6=500 mL05,16 s
=96,89 mL/s
Q rata- rata kerangan 8
Q rata−rata=87,48+82,04+83,42+83,53+93,60+96,896
= 87,83 mL/s
B.2 Menghitung Q rata-rata pada ketinggian yang ditentukan
∆
h(cm)
1000 900 800 700
T1(s) T2(s) T1(s) T2(s) T1(s) T2(s) T1(s) T2(s)
0,8 114 113,7 102,9 102.5 90,2 91,3 79,03 79,2
1 102,2 99,5 89 92 78,8 81,1 60,09 71,4
1,6 62 62 54,9 56 48,4 50,1 42,3 43,7
2,1 53,7 56,2 47,9 50,8 44,6 44,6 39,7 39.2
2,5 46,5 46,9 42 42 37,6 37,2 33 32,2
2,8 44,9 45,1 41,6 41,1 36,1 36,3 32,7 31,2
B.2.1 Menghitung waktu rata rata pada ketinggian 0,8 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
t rata−rata=114+113,72
t rata−rata=102,9+102,52
= 113,85 s = 102,7 s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
t rata−rata=90,2+91,32
t rata−rata=79,03+79,22
= 90,75 s = 79,11 s
B.2.2 Menghitung waktu rata rata pada ketinggian 1,0 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
t rata−rata=102,2+99,52
t rata−rata=89+922
= 100,85 s = 90,5 s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
t rata−rata=78,8+81,12
t rata−rata=60,9+71,42
=79,95 s = 66,17 s
B.2.3 Menghitung waktu rata rata pada ketinggian 1,6 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
t rata−rata=60,2+60,22
t rata−rata=54,9+562
= 60,2 s = 55,45 s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
t rata−rata=48,4+50,12
t rata−rata=42,3+43,72
=49,25 s = 43 s
B.2.4 Menghitung waktu rata rata pada ketinggian 2,1 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
t rata−rata=53,7+56,252
t rata−rata=47,9+50,82
= 54,95 s = 49,35 s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
t rata−rata=44,6+44,62
t rata−rata=39,7+39,22
= 44,6 s = 39,45 s
B.2.5 Menghitung waktu rata rata pada ketinggian 2,5 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
t rata−rata=46,5+46,92
t rata−rata=42+422
= 46,7 s = 42 s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
t rata−rata=37,6+37,22
t rata−rata=33+32,22
=37,4 s = 32,6 s
B.2.6 Menghitung waktu rata rata pada ketinggian 2,8 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
t rata−rata=45,1+44,92
t rata−rata=41,6+41,12
= 45 s = 41,35 s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
t rata−rata=36,1+36,32
t rata−rata=32,7+31,22
=36,2 s = 31,95 s
B.3 Menghitung Q pada ketinggian 0,8 cm
Rumus :
Q=Vt
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
Q 1=1000 mL113,85 s
Q 2=900 mL102,7 s
= 8,78 mL/s = 8,76 mL/s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
Q 3=800 mL90,75 s
Q 4=700 mL79,11s
= 8,78 mL/s = 8,84 mL/s
Q rata−rata=8,78+8,76+8,78+8,844
= 8,79 mL/s
B.3.2 Menghitung Q pada ketinggian 1,0 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
Q 1=1000 mL100,85 s
Q 2=900 mL90,5 s
=9,91 mL/s = 9,94 mL/s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
Q 3=800 mL79,95 s
Q 4=700 mL66,17 s
= 10,01 mL/s = 10,58 mL/s
Q rata−rata=9,91+9,94+10,01+10,584
= 10,11 mL/s
B.3.3 Menghitung Q pada ketinggian 1,6 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
Q 1=1000 mL60,2 s
Q 2=900 mL55,45 s
=16,61 mL/s = 16,23 mL/s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
Q 3=800 mL49,25 s
Q 4=700 mL43 s
= 16,24 mL/s = 16,28 mL/s
Q rata−rata=16,61+16,23+16,24+16,284
= 16,34 mL/s
B.3.4 Menghitung Q pada ketinggian 2,1 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
Q 1=1000 mL54,95 s
Q 2=900 mL49,35 s
=18,19 mL/s = 18,23 mL/s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
Q 3=800 mL44,6 s
Q 4=700 mL39,45 s
= 17,93 mL/s = 17,74 mL/s
Q rata−rata=18,19+18,23+17,93+17,744
= 18,03 mL/s
B.3.5 Menghitung Q pada ketinggian 2,5 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
Q 1=1000 mL46,7 s
Q 2=900 mL42 s
=21,41 mL/s = 21,43 mL/s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
Q 3=800 mL37,4 s
Q 4=700 mL32,6 s
= 21,39 mL/s = 21,47 mL/s
Q rata−rata=21,41+21,43+21,39+21,474
= 21,43 mL/s
B.3.2 Menghitung Q pada ketinggian 2,8 cm
1. Pada volume 1000 mL 2. Pada volume 900 mL
Q 1=1000 mL45 s
Q 2=900 mL41,35 s
=22,22 mL/s = 21,77 mL/s
3. Pada volume 800 mL 4. Pada volume 700 mL
Q 3=800 mL36,2 s
Q 4=700 mL31,95 s
= 22,10 mL/s = 21,91 mL/s
Q rata−rata=22,22+21,77+22,10+21,914
= 22 mL/s
B.4 Menghitung laju alir menggunakan persamaan
No X (∆h) Y (Q) X'' = ln X Y'' = ln Y X''Y'' (X'')2
1 0,8 8,79512 -0,22314 2,1742 -0,485160,04979
32 1 9,9544 0 2,29802 0 0
3 1,6 16,2317 0,470004 2,786961,30988
30,22090
3
4 2,1 18,0241 0,741937 2,891712,14546
90,55047
1
5 2,5 21,4262 0,916291 3,064612,80807
60,83958
9
6 2,8 21,9991 1,029619 3,0913,18255
41,06011
6
∑ 10,8 96,7 2,9347 16,3065 8,960822,72087
2
a=∑ X } Sum {Y−n∗∑ X Y
(∑ X } right ) rSup { size 8{2} } - n* left ( Sum {X2)
=(2,9347∗116,3065 )−(6∗8 .96082 )
(2 .9347 )2−(6∗2,72087 )
= 0,766284
b=∑ Y } - a* Sum {X
n
¿16,3065−(6×2,9347)
6
¿2,34294 7
ln k = b = 2,342947
k = exp (2,342947) = 10,4118753
Q = k(∆h)c
Q = 10,412 (∆h)0.766
LAMPIRAN C
PROSEDUR KERJA
C.1 Alat
1. Manometer U
2. Gelas ukur 1000 mL
3. Pipet tetes
4. Botol semprot
C.2 Bahan
1. Hg
2. Aquades
3. Milimeter block
C.3 Cara Kerja
1. Mempelajari terlebih dahulu sistem perpipaan seperti gambar diatas
2. Membuat tabel
3. Mengisi tangki penampung air (1) dari sumber air, kurang lebih setengah tangki
4. Membuka kerangan (2) dan (3) sedangkan kerangan lain semuanya ditutup.
5. Menjalankan pompa sehingga air dari penampung (1) mengalir ke penampung (2) dan yang dari tangki (2) dapat mengalir ke tangki (1).
6. Menutup kerangan (3) sehingga air dari tangki (2) tidak mengalir lagi.
7. Mematikan pompa.
8. Mengisi manometer U dengan air raksa sampai ketinggian kurang lebih
15 cm
9.Menyambungkan manometer kesambungan dibagian hilir dan hulu orifis
sehingga air dari pipa,mengisi penuh selang penghubung dan bagian kiri
serta kanan manometer .Pastika bahawa pemasangan pipa U diorifis tidak
terbalik dan didalam selang penampung maupun dalam manometer tidak
terdapat gelembung udara.
10. Menjalankan kembali pompa.
11. Membuka kerangan (3) perlahan-lahan sehingga air dari tangki
penampung (2) mengalir kembali ketangki penampung (1).
12. Mengatur bukaan kerangan sehingga beda tinggi air raksa dalam
manometer 0.5 cm.
13. Menampung air yang keluar dari sistem perpipaan ketangki (1) mulai
dari 500ml – 1000ml dan catat waktu yang diperlukan untuk menampung
air tersebut dalam volume yang ditentukan.
14. Melakukan prosedur 10-12 dengan pertambahan tinggi air raksa dalam
manometer 0,5 cm sampai batas tinggi 2.5 cm.
15.Menghitung laju alir untuk setiap ∆h dengan volume tampungan
masing-masing,lalu cari harga Q rata-rata.
16. Membuat plot antara Q terhadap ∆h.