Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

download Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

of 9

description

KIMIA FISIK

Transcript of Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    1/9

    1

    PERCOBAAN E-2

    KELARUTAN TIMBAL BALIK

    I. TUJUAN

    a) Menentukan fraksi mol dalam tiap campuran fenol-air

    b)

    Menentukan suhu rata-rata terjadinya perubahan jumlah fasa pada tiap

    campuran fenol-air

    c) Menentukan kelarutan timbal balik antara dua cairan

    d)

    Menentukan hubungan kelarutan dengan suhu dalam suatu diagram fasa

    II. DASAR TEORI

    Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat

    terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan

    dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada

    kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan

    perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air.

    Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya

    merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang

    terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut

    seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah

    tak larut (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun

    sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang

    terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk

    menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil.

    Sistem biner fenol

    air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat solubilitastimbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Solubilitas

    (kelarutan) adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk

    larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat

    terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut

    larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu

    pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris

    lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat

    berupa zat murni ataupun campuran.

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    2/9

    2

    Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, Pada system biner

    fenol air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu

    fase didefenisikan sebagai bagian system yang seragam atau homogeny diantara

    keadaan submakroskopiknya, tetapi benar benar terpisah dari bagian system yang

    lain oleh batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak

    saling bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas

    adalah satu fase karena sistemnya yang homogen. Symbol umum untuk jumlah fase

    adalah P (Dogra SK & Dogra S, 2008 ).

    Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi

    dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida

    dalam air. Istilah tak larut (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit

    larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada

    bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat

    dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil

    atau mengendap.

    Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur

    sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur

    kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika

    temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan

    kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur

    timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang

    berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di

    bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest

    dinaikkan di atas 50C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan

    berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6

    %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka komposisi sistem larutan tersebut

    menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.

    Sistem biner fenol air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan

    timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem

    biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol

    dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    3/9

    3

    komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi campuran fenol air

    dilukiskan terhadap suhu akan diperoleh kurva yang ditunjukan pada gambar 1..

    Gambar 1. Komposisi campuran fenol air

    L1 adalah fenol dalam air, L2adalah air dalam fenol, XAdan XFmasing-masing

    adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen pada suhu

    kritis (Tc). Sistem ini mempunyai suhu kritis (Tc) pada tekanan tetap, yaitu suhu

    minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi Cc. Pada

    suhu T1dengan komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2dengan komposisi

    di antara A2 dan B2, sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar

    daerah kurva (atau diatas suhu kritisnya, Tc), sistem berada pada satu fase (jernih).

    Temperatur kritis atas Tc adalah batas atas temperatur dimana nterjadi

    pemisahan fase.Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar

    bercampur.Temperatur ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan

    kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen, (Atkins PW, 1999).

    Beberapa system memperlihatkan temperatur kritis Tc . dimana dibawah

    temperatur itu kedua komponen bercampur dalam segala perbandingan dan diatas

    temperatur itu kedua komponen membentuk dua fase. Salah satu contohnya adalah

    air-trietilamina. Dalam hal ini pada temperatur rendah kedua komponen lebih dapat

    campur karena komponen-komponen itu membentuk kompleks yang lemah, pada

    T

    T 0

    L1

    L2

    A2

    A1

    B2

    B1

    XA = XC

    Mol

    XF =

    T1

    T2

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    4/9

    4

    temperatur lebih lebih tinggi kompleks itu terurai dan kedua komponen kurang dapat

    bercampur, ( Atkins PW ,1999).

    IV. DATA PENGAMATAN

    TRuangan= 26oC

    Massa piknometer kosong=26,85gram

    Massa piknometer penuh air=51,87gram

    Massa piknomet er penuh NaCl 1%=52,04gram

    Massa piknometer penuh metanol 1%=51,84gram

    LARUTAN (mL) TBENING

    (OC)

    TKERUH

    (OC)

    AIR FENOL

    4 4 66 64,5

    5 4 65 63

    6 4 67 65

    8 4 67,5 64

    10 5 68 66,5

    6,5 6 65 64

    8,5 7 64 62,5

    10,5 8 67 66

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    5/9

    5

    FENOL + NaCl 79 74

    FENOL + CH3OH 64 62

    V. PENGOLAHAN DATA

    1.

    Penentuan Volume Piknometer

    VPIKNO=[ (Wpikno+air)-Wpikno kosong] / [massa jenis air pada Truang]

    =[51,87gram-26,85gram]/[1gram/ml]

    =25,02 ml

    2. Penentuan massa jenis zat

    a. Massa jenis NaCl

    Massa jenis NaCl =[ (Wpikno+NaCl)-Wpikno kosong] / [VPIKNO]

    =[52,04gram-26,85gram] / 25,02ml

    = 1,0067 gram/ml

    b. Massa jenis metanol

    Massa jenis metanol =[ (Wpikno+metanol)-Wpikno kosong] / [VPIKNO]

    =[51,84gram-26,85gram] / 25,02 ml

    = 0,9988 gram/ml

    c. Massa jenis air

    Massa jenis air =[ (Wpikno+air)-Wpikno kosong] / [VPIKNO]

    =[51,87gram-26,85gram] / 25,02 ml

    = 1gram/ml

    3. Penentuan Trata-rata

    TRata-rata=[TKERUH+TBENING] / 2

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    6/9

    6

    LARUTAN (mL) TBENING

    (OC)

    TKERUH

    (OC)

    TRATA-RATA

    (OC)

    AIR FENOL

    4 4 66 64,5 62,5

    5 4 65 63 64

    6 4 67 65 66

    8 4 67,5 64 65,75

    10 5 68 66,5 67,25

    6,5 6 65 64 64,5

    8,5 7 64 62,5 63,25

    10,5 8 67 66 66,5

    FENOL + NaCl 79 74 76,5

    FENOL + CH3OH 64 62 63

    4. Penentuan fraksi mol dalam sistem fenol : air

    Mol fenol =

    = 0,0425 mol

    Mol air =[ ] = 0,2222 mol

    Xf enol= = 0,1605

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    7/9

    7

    Xa ir= 1 0,16 = 0,8395

    Dengan cara yang sama maka akan didapatkan nilai fraksi

    mol air dan fenol seperti dalam tabel di bawah ini:

    FRAKSI MOL

    FENOL

    (Xf)

    AIR

    (Xa)

    0,1605 0,8345

    0,1327 0,8673

    0,1130 0,8870

    0,0873 0,9127

    0,0872

    0,9128

    0,1499 0,8501

    0,1361 0,8639

    0,1272 0,8728

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    8/9

    8

    5. Penentuan fraksi mol fenol (sistem fenol-air-NaCl)

    WNaCl=[ 1 gram / 100 ml larutan] x 6ml NaCl 1%

    =0,06gram

    Mol NaCl= [WNaCl/ Mr NaCl]

    = [0,06gram / 58,44gram mol-1]

    =0,001026mol

    Mol fenol = [gram/Mr fenol]

    =[6gram / 94,11gram mol-1

    = 0,0637

    VNaCl=[WNaCl/Massa jenis NaCl]

    =[0,06gram / 1,0067gram/ml]

    =0,0596 ml

    Vair=VNaCl1%-VNaCl

    = 6 ml 0,0596

    = 5,9404 ml

    Jadi, mol air adalah:

    nair=[Vair x massa jenis air] / Mr air

    =[5,9404ml x 1g/ml] / 18gram/mol

    = 0,33 mol

    sehingga fraksi mol fenol nya:

    Xfenol=[nfenol] / [nfenol+nair+nNaCl]

    =[0,0637mol] / [0,0637mol+0,33mol+0,001026mol]=0,16137

    Xair= 1-0,16137

    = 0,83863

    6. Penentuan fraksi mol fenol (sistem fenol air-metanol)

    VMETANOL={[1ml metanol]/100ml larutan} x Vmetanol1%

    =0,06 ml

  • 5/19/2018 Laporan Percobaan E-2 (Kelarutan Timbal Balik)

    9/9

    9

    Massa metanol=Vmetanol x massa jenis metanol

    =0,06mlx0,9988gram/ml

    =0,059928gram

    Mol metanol = [gram/Mr metanol]

    =[0,059928gram ]/ [32gram/mol]

    =1,87275 x 10-3 mol

    Mol fenol = [gram/Mr fenol]

    =[4gram] / [94,11gram/mol]

    =0,0425mol

    Vair = Vmetanol 1% - Vmetanol

    = 6ml 0,06ml

    = 5,94 ml

    Jadi, mol air adalah:

    nair=[Vair x massa jenis air] / Mr air

    =[5,94ml x 1g/ml] / [18gram/mol]

    = 0,33 mol

    sehingga fraksi fenol nya:

    Xfenol=[nfenol] / [nfenol+nair+nmetanol]

    =[0,0425mol] / [0,0425mol+0,33mol+0,00187275mol]

    =0,1135

    Xair=1-0,1135

    = 0,8865