Laporan PL
-
Upload
novia-mentari -
Category
Documents
-
view
81 -
download
0
description
Transcript of Laporan PL
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN BLOK CHEM IV
PUSKESMAS SOKARAJA I
“Upaya Mengurangi Angka Kejadian Diare di Desa Karang Nanas”
Tutor:
TUTOR : dr. Vitasari Indriani
KELOMPOK XI
1. Wienda Dida P. G1A008010
2. Andhita Chairunnisa G1A008115
3. Dyah Isnani Fitriana G1A008046
4. Syifa’u Rakhmi G1A008037
5. Tini Rohmantini G1A008027
6. Fani Adhikara G1A008125
7. Laras Puspa Nirmala G1A008122
8. Benedicta Arum B. G1A008126
9. Dimas Bagus C. P. G1A008110
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2010
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN CHEM IV
PUSKESMAS SOKARAJA I
Oleh
Kelompok XI
Wienda Dida P. G1A008010
Andhita Chairunnisa G1A008115
Dyah Isnani Fitriana G1A008046
Syifa’u Rakhmi G1A008037
Tini Rohmantini G1A008027
Fani Adhikara G1A008125
Laras Puspa Nirmala G1A008122
Benedicta Arum B. G1A008126
Dimas Bagus C. P. G1A008110
Disusun untuk memenuhi tugas praktek lapangan pada
BLOK CHEM IV Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jendral Soedirman
Purwokerto
Disetujui dan Disahkan,
Pada ......, ... Maret 2010
Dosen Pembimbing Fakultas Dosen Pembimbing Lapangan
dr. Vitasari Indriani dr. Sugeng Rahadi
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun laporan praktek lapangan ini. Yang
terhormat pihak Puskesmas Sokaraja 1, yang kami hormati pihak Desa Karang
Nanas dan tutor kelompok 11 Praktek Lapangan.
Terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek lapangan kami yang berisi
tentang program – program yang ada di puskesmas mengenai permasalahan
penyakit yang di prioritaskan.
Semoga laporan ini bisa memeberikan suatu manfaat bagi para pembaca
laporan praktek lapangan kami.
Kami sadar dalam penyusunan laporan praktek lapangan ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang dapat membangun dan
menjadikan kami lebih baik untuk kedepannya sangat kami harapkan.
Purwokerto, 18 Maret 2010
Kelompok 11
DAFTAR ISI
A. BAGIAN AWAL
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
B. BAGIAN INTI
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
II. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Geografi
2. Keadaan Demografi
3. Keadaan Sosial Ekonomi
III. PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN
1. Derajat Kesehatan Mayarakat
2. Perilaku Masyarakat
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pelayanan Kesehatan
IV. ANALISIS MASALAH
1. Analisis Potensi dan Kebutuhan
2. Perumusan Masalah
3. Prioritas Masalah
4. Analisis Penyebab Masalah
5. Pemecahan Masalah
V. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (PLAN OF ACTION)
1. Nama Kegiatan
2. Latar Belakang Kegiatan
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Pelaksanaan
6. Pokok Kegiatan
7. Alat dan Sarana
8. Pelaksanaan
9. Rencana Anggaran
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
C. BAGIAN AKHIR
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran-lampiran.
DAFTAR TABEL
PENDIDIKANtidak lulus SD -lulus SD 3lulus SMP 8lulus SMA 1akademi/PT 1
SKALA PENGETAHUAN<10 RENDAH
10_19 SEDANG20-29 TINGGI
Hasil penghitunganRESPONDEN 1 9 RENDAHRESPONDEN 2 6 RENDAHRESPONDEN 3 14 SEDANGRESPONDEN 4 14 SEDANGRESPONDEN 5 5 RENDAHRESPONDEN 6 5 RENDAHRESPONDEN 7 6 RENDAHRESPONDEN 8 5 RENDAHRESPONDEN 9 4 RENDAH
RESPONDEN 10 6 RENDAHRESPONDEN 11 8 RENDAHRESPONDEN 12 6 RENDAHRESPONDEN 13 9 RENDAHRESPONDEN 14 11 SEDANGRESPONDEN 15 12 SEDANG
PERILAKU SEHAT GIZI SIKAP PENANGANAN12_17 TINGGI 5-6 tinggi 12_17 TINGGI6_11 SEDANG 3-4 sedang 6_11 SEDANG
<6 RENDAH <3 rendah <6 RENDAHHasil
penghitunganHasil penghitungan Hasil penghitungan
12 TINGGI 4 SEDANG 6 SEDANG13 TINGGI 2 RENDAH 10 SEDANG12 TINGGI 4 SEDANG 12 TINGGI10 SEDANG 5 TINGGI 11 SEDANG9 SEDANG 4 SEDANG 7 SEDANG
10 SEDANG 4 SEDANG 6 SEDANG13 TINGGI 4 SEDANG 10 SEDANG10 SEDANG 4 SEDANG 6 SEDANG10 SEDANG 4 SEDANG 7 SEDANG10 SEDANG 4 SEDANG 7 SEDANG11 SEDANG 4 SEDANG 8 SEDANG10 SEDANG 4 SEDANG 11 SEDANG11 SEDANG 3 SEDANG 8 SEDANG6 RENDAH 3 SEDANG 8 SEDANG9 SEDANG 3 SEDANG 9 SEDANG
LINGKUNGAN SARANA PENDUKUNG8-12 TINGGI 23 BAIK3-7 SEDANG <22 BURUK<3 RENDAH
Hasil penghitunganHasil penghitungan 2 RENDAH 0 BURUK5 SEDANG 0 BURUK6 SEDANG 2 BURUK6 SEDANG 0 BURUK1 RENDAH 0 BURUK3 SEDANG 0 BURUK3 SEDANG 0 BURUK1 RENDAH 0 BURUK1 RENDAH 0 BURUK1 RENDAH 0 BURUK5 SEDANG 0 BURUK6 SEDANG 1 BURUK4 SEDANG 4 BURUK2 RENDAH 2 BURUK2 RENDAH 1 BURUK
PENGETAHUAN TENTANG DIARE
SKALAYA TIDAK8 7
BAB >3 5 10TINJA CAIR 5 10NYERI PERUT 4 11MUNTAH 3 12LAIN 7 8
AIR YANG TERCEMAR 1 14MAKANAN 11 4LALAT 2 13LAINNYA UDARA 1 14 ASI 1 14 TANGAN KOTOR 1 14
PENYEBAB
bakteri 2 13virus 1 14jamur 0 15cacing 1 14LAINNYA 2 13 masuk angin 1 14
YANG PERTAMA DILAKUKAN SAAT KEJADIAN DIAREminum air putih sebanyak-banyaknya 0minum air garam dan gula 4datang ke puskesmas/ balai pengobatan 1lainnya OBAT WARUNG
8
DIARE BERBAHAYA KARENAKematian 7kecacatan 2lainnya dehidrasi 4 muntaber 1
DAFTAR GAMBAR
SKALA
< 10 : RENDAH
10 – 19 :SEDANG
20 – 29 :TINGGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2009 lalu terdapat banyak kasus diare di Desa Karang
Nanas Kecamatan Sokaraja. Tidak hanya menyerang anak-anak dan balita,
tapi juga menyerang warga remaja dan dewasa. Setelah kami meninjau
beberapa warga di Desa Karang Nanas ini, ternyata masih banyak warga
desa yang kurang pengetahuanya tentang diare, faktor penyebabnya,
bagaimana penyebarannya, dan cara untuk mencegah serta mengobati
penyakit diare.
Pengetahuan yang kurang menyebabkan masih terdapat banyak warga
desa yang belum mengetahui bahwa salah satu faktor yang berperan penting
dengan kejadian diare adalah kebersihan lingkungan. Masih banyak di
antara mereka yang kurang memperhatikan lingkungan tempat tinggalnya
dan lingkungan sekitar rumah mereka.
Selain pengetahuan, faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap
kejadian diare. Setelah ditinjau, ternyata hanya beberapa warga desa yang
memiliki jamban di rumah mereka. Hal ini dikarenakan banyak warga desa
yang merasa kurang mampu untuk membangun jamban di setiap rumah.
Sedangkan pemerintah menyalurkan bantuan dalam bentuk “pembagian satu
jamban untuk tiga sampai empat kepala keluarga”, tetapi belum bisa
terlaksana karena banyak warga yang merasa enggan tanah mereka
digunakan untuk pembangunan jamban tersebut. Sebagain besar warga takut
sumber airnya akan tercemar oleh kotoran dari jamban tersebut dan
dikhawatirkan jamban tersebut juga akan menimbulkan bau yang tidak
sedap.
Perilaku warga juga mempengaruhi tingkat penyebaran penyakit diare
di Desa Karang Nanas. Sedikit warga yang memiliki jamban, dan mereka
lebih memilih menggunakan jamban tetengga atau sanak saudara di lain
rumah untuk buang air besar (BAB). Pola hidup yang kurang sehat seperti
kebiasaan mencuci tangan dengan air mengalir sebelum makan dan kurang
memperhatikan hygiene sanitasi makanannya. Oleh karena beberapa faktor
tersebut di atas, maka kelompok kami akan menganalisis lebih lanjut
tentang kasus penyakit diare di Desa Karang Nanas Sokaraja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis kasus diare di Desa Karang Nanas Kecamatan Sokaraja
khususnya pada balita.
2. Tujuan Khusus
a. Menginformasikan tentang penyakit diare dan faktor penyebahnya.
b. Menginformasikan tentang cara pencegahan dan pengobatan diare
c. Menginformasikan tentang program-program pelayanan kesehatan
d. Mengarahkan perilaku warga ke arah yang lebih baik.
C. Manfaat
1. Diharapkan warga dapat mengetahui dan memahami segala sesuatu
yang berhubungan tentang penyakit diare
2. Warga dapat menerapkan cara-cara pencegahan diare dalam
kehidupannya.
3. Warga dapat melakukan pertolongan pertama pada penderita diare
4. Warga dapat berperan serta dalam program-program pelayanan
kesehatan
5. Warga menjadi peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar mereka
6. Warga bisa mengubah perilakunya menjadi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan geografi
Puskesmas I Sokaraja berada di wilayah Kecamatan Sokaraja.
Wilayah Puskesmas I Sokaraja meliputi 10 desa dari 18 desa yang ada di
Kecamatan Sokaraja. Luas wilayah Kecamatan Sokaraja 29,92 km2 dengan
ketinggian dari permukaan laut berkisar antara 140 – 600 M.
Sedangkan Wilayah Kecamatan Sokaraja dibatasi oleh :
Di sebelah Utara : Desa Kembaran
Di sebelah Selatan : Kecamatan Kalibagor
Di sebelah Timur : Kabupaten Purbalingga
Di sebelah Barat : Kecamatan Purwokerto Timur
Penggunaan lahan di Wilayah Kecamatan Sokaraja dapat dirinci
sebagai berikut:
Tanah sawah : 3.129,871 Ha
Tanah pekarangan : 1.317,227 Ha
Tanah perkebunan : 733.752 Ha
Kolam : 28.484 Ha
Lain-lain : 73 Ha
B. Wilayah kerja
Desa-desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas adalah :
1. Desa Kalikidang
2. Desa Karang Kedawung
3. Desa Karang Nanas
4. Desa Karangrau
5. Desa Pamijen
6. Desa Sokaraja Kidul
7. Desa Sokaraja Kulon
8. Desa Sokaraja Tengah
9. Desa Sokaraja Wetan
10. Desa Wiradadi
C. Keadaan demografi
1. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dari Kecamatan Sokaraja pada akhir tahun 2009,
jumlah penduduk di wilayah Puskesmas I Sokaraja sebesar 49.918 jiwa
yang terdiri dari 24.801 laki-laki (49,68 %) dan 25.117 perempuan
(50,32 %) tergabung dalam 14.189 rumah tangga / KK. Jumlah
penduduk tertinggi di desa Karang nanas sebesar 7.825 jiwa sedangkan
terendah di desa Karang Kedawung sebesar 2.525 jiwa.
a. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas I Sokaraja berdasarkan
golongan umur dan jenis kelamin pada tahun 2009 dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
NoGolongan
umur (th)Laki – laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
`17
<1
1 – 4
5 – 9
10 – 14
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75+
550
1.445
1.794
1.828
1.914
1.883
1.950
2.000
1.976
1.892
1.877
1.744
1.550
1.027
667
465
239
558
1.519
1.827
1.904
1.901
1.946
1.933
2.065
2.001
1.899
1.939
1.786
1.540
980
628
463
228
1.108
2.964
3.621
3.732
3.815
3.829
3.883
4.065
3.977
3.791
3.816
3.530
3.090
2.007
1.295
928
467
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut
golongan umur 30 - 34 tahun adalah jumlah penduduk tertinggi
yaitu sebesar 4.065 jiwa atau sebesar 8,14 %.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas I Sokaraja adalah
bervariasi. Desa terpadat penduduknya adalah desa Wiradadi
dengan tingkat kepadatan sebesar 6.524 jiwa setiap kilometer
persegi, sedangkan tingkat kepadatan paling rendah adalah desa
Karang Kedawung yaitu sebesar 1.558 jiwa setiap kilometer
persegi.
D. Keadaan Sosial Ekonomi
1. Tingkat Pendidikan
Data pendidikan penduduk di wilayah Puskesmas I Sokaraja dapat
dilihat pada tabel berikut :
Table 2. Data Pendidikan Penduduk Puskesmas I Sokaraja tahun 2009 (10 tahun ke atas)
No.Jenis
Pendidikan
Desa
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
1Tidak
sekolah58 80 68 45 51 55 68 67 58 48
2Belum
tamat SD418 2623 1716 2084 660 1252 1409 820 1135 987
3Tamat
SD/MI757 1927 1257 1428 873 1547 1716 1341 1317 915
4Tamat
SMP/MTS504 906 505 430 311 1064 1175 733 696 502
5Tamat
SMU/SLTA645 713 524 218 296 1155 1148 966 640 259
6 Diploma 98 59 61 23 40 142 184 112 10 82
7 Universitas 73 38 48 14 30 112 123 80 89 72
Berdasarkan data yang ada di Kecamatan Sokaraja, jumlah
penduduk yang berusia 10 tahun ke atas mengikuti pendidikan di
Wilayah Kecamatan Sokaraja yang termasuk wilayah kerja Puskesmas I
Sokaraja sebanyak 41.156. orang atau 98,56% dari 41.754 orang yang
berusia 10 tahun ke atas; meliputi penduduk yang tamat SD sebanyak
13.078 (31,27%), yang tamat SMP sebanyak 6.826 (16,36%) sedangkan
yang tamat SMU sebanyak 6.564 (15,74%) tingkat perguruan tinggi
sebanyak 1.584 (3,81%) sedangkan yang tidak atau belum pernah
sekolah sebanyak 598 orang (1,44%), dan tidak atau belum tamat SD
adalah 13.104 (31,38%)
BAB III
PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyumas pada umumnya dan di
wilayah Puskesmas I Sokaraja khususnya diarahkan pada masih rendahnya
derajat kesehatan, status gizi dan kesejahteraan sosial. Maka pembangunan
kesehatan diarahkan dalam upaya perbaikan kesehatan masyarakat melalui
perbaikan gizi, kebersihan lingkungan ,pemberantasan penyakit menular,
penyediaan air bersih serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Pembangunan kesehatan di wilayah Puskesmas I Sokaraja yang telah
dilaksanakan sampai saat kapan sebagian besar dapat dikatakan berhasil yang
ditandai dengan menurunya angka kematian bayi, angka kematian ibu serta makin
sadarnya masyarakat Sokaraja akan arti pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat.(PHBS).
Hasil-hasil yang dicapai pada pembangunan kesehatan di wilayah
Puskesmas I Sokaraja dapat dilihat dari indikator-indikator di bidang derajat
kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan.
A. Derajat kesehatan masyarakat
1. Angka kesakitan
a) Penyakit Menular yang Diamati
1) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah kasus DBD yang ditemukan di wilayah Puskesmas I
Sokaraja sebanyak 73 kasus atau sebesar 146,24 per 100.000
penduduk sedangkan pada tahun 2008 kasus DBD yang
ditemukan di wilayah Puskesmas I Sokaraja adalah sebanyak 35
kasus, dengan demikian maka terjadi kenaikan sebesar 74,37 per
100.000 penduduk.
(a) Penderita DBD yang Ditangani
Jumlah penderita DBD yang ditangani di wilayah
Puskesmas I Sokaraja adalah sebanyak 73 kasus atau
sebesar 100 %. Target Indonesia Sehat 2010 adalah 100%.
(b) Angka Kematian DBD
Kematian karena DBD di wilayah Puskesmas I Sokaraja
adalah 0 %.Sedangakan target Indonesia Sehat 2010 adalah
< l%.
3) Malaria
a) Malaria Positif
Jumlah kasus malaria positif yang ditemukan di
wilayah Puskesmas I Sokaraja tahun 2009 sebanyak 1
kasus. Sedangkan kasus malaria positif tahun 2008 adalah
sebanyak 0 kasus. Dengan demikian terjadi peningkatan
kasus.
b) Malaria Klinis
Jumlah kasus malaria klinis yang ditemukan di
wilayah Puskesmas Sokaraja I pada tahun 2009 sebanyak 8
kasus atau sebesar 16 per 100.000 penduduk. Sedangkan
pada tahun 2008 adalah sebanyak 6 kasus. Dengan
demikian terjadi peningkatan kasus.
c) Penderita Malaria yang Diobati
Pada tahun 2007 kasus malaria positif yang diobati
sebanyak 1 kasus dan kasus malaria klinis yang diobati
adalah sebanyak 8 kasus atau 100%.
4) Tuberkulosis (TB) Paru
a) TB Paru Positif
Jumlah kasus penderita TB Paru Positif di
Puskesmas Sokaraja I pada tahun 2007 sebanyak 39 kasus
atau sebesar 78,12 Per 100.000 penduduk. Sedangkan pada
tahun 2008 kasus TB Paru positif adalah 24 kasus atau
49,28 per 100.000 penduduk. Dengan demikian terjadi
kenaikan cakupan 15 penderita.
Adapun target penemuan pendeita baru TB Paru
dengan Bakteri Tahan Asam (BTA) positif adalah 80 %
dari perkiraan jumlah Penderita TB Paru BTA positif
yaitu sebanyak (115/100.000 x 49.918) = 57 kasus. Dengan
demikian bila dibandingkan dengan target Indonesia Sehat
2008 maka Crude Death Rate (CDR) dari data Puskesmas
Sokaraja I = 78 % masih belum memenuhi target
penemuan, hal ini terjadi karena masih belum maksimalnya
pelaksanaan program Pengendalian Penyakit (P2) TB Paru,
khususnya karena belum dioptimalkannya jejaring P2 TB
untuk dapat meningkatkan jangkauan penemuan penderita
baru TB Paru positif khususnya dengan bidan desa, kader
kesehatan desa, dan petugas kesehatan yang lain
Untuk itu dalam waktu dekat perlu segera
dioptimalkan jejaring program P2 TB Paru dengan
melibatkan seluruh bidan desa yang ada dan balai
pengobatan serta dokter praktek swasta dalam wilayah
Puskesmas I Sokaraja.
5) Hepatitis
Kasus hepatitis tidak ditemukan di wilayah Puskesmas I
Sokaraja pada tahun 2009.
2. Angka Kematian
a. Angka Kematian Bayi
Jumlah bayi lahir mati di wilayah Puskesmas I Sokaraja pada
tahun 2009 adalah 6 orang, sedangkan jumlah lahir mati pada tahun
2008, 5 orang, ini berarti terjadi kenaikan, sedangkan target
Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Jumlah bayi lahir hidup pada tahun 2009 sebanyak 1.108 bayi.
Sedangkan jumlah lahir hidup pada tahun 2008 sebanyak 958 bayi
ini berati terjadi kenaikan angka kelahiran sebanyak 150 bayi.
b. Angka Kematian Ibu Melahirkan Maternal
Jumlah angka kematian ibu melahirkan di wilayah Puskesmas I
Sokaraja Tahun 2009 Sebanyak 1 orang atau sebesar 0,09 % dari
jumlah ibu yang melahirkan sedangkan pada tahun 2008 tidak ada
kematian ibu melahirkan, ini berarti ada kenaikan angka kematian
ibu melahirkan disebabkan karena kehamilan resiko tinggi.
3. Status Gizi
a. Status Gizi Bayi Baru Lahir
Dari jumlah bayi yang lahir hidup pada tahun 2009 sebanyak 1.108
dan ditemukan bayi lahir hidup dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) 42 bayi. Sedangkan bayi lahir hidup dengan BBLR pada
tahun 2008 sebanyak 28 bayi, ini berati ada peningkatan yang
cukup signifikan. Ini disebabkan karena Resti apa kepanjangannya,
Gizi Buruk, KEK (Kekurangan Energi Kronis).
b. Status Gizi Balita
Pada tahun 2009 jumlah balita yang ada di wilayah Puskesmas I
Sokaraja sebanyak 4.128 balita dengan perincian sebagai berikut:
1) Balita Datang Ditimbang
Di wilayah Puskesmas I Sokaraja pada tahun 2009 balita yang
datang ditimbang adalah sebanyak 3.153 orang atau sebesar
76,40 %. Adapun target IS 2010 adalah 80 %.
2) Balita yang Naik Berat Badannya atau N/D
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja balita yang
Naik Berat Badannya adalah sebanyak 2.310 orang sebesar
73,26 % dari Balita yang ditimbang. Sedangkan target IS 2010
adalah 80%.
3) Balita Bawah Garis Merah/BGM
Di wilayah Puskesmas I Sokaraja pada tahun 2009 balita yang
status gizinya di bawah garis merah adalah sebanyak 0 orang
atau sebesar 0 %.Sedangkan target IS 2010 adalah < 15%.
B. Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat ditekankan pada peran serta masyarakat di bidang
kesehatan melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik
di masyarakat maupun di institusi dalam rangka penurunan angka kematian
bayi, balita dan ibu serta berbagai upaya mewujudkan derajat kesehatan
yang tinggi.
1. Desa yang Melaksanakan PHBS
Dari jumlah 14.189 rumah tangga yang ada, rumah tangga yang
dipantau pada tahun 2009 sebanyak 1.963 rumah tangga yang ber
PHBS strata pratama adalah sebanyak 2 rumah tangga (1%), srata
madya sebanyak 283 rumah tangga (14,42%), strata utama sebanyak
1.643 (83,24%), dan strata paripurna sebanyak 44 rumah tangga
(2,24%).
a. Posyandu
Di wilayah Puskesmas I Sokaraja terdapat 96 buah Posyandu ,
adapun menurut tingkat perkembangan Posyandu dapat dirinci
sebagai berikut :
1) Posyandu Pratama
Dari 96 Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas I
Sokaraja tedapat 31 Posyandu Pratama atau sebesar 32,29
% Sedangkan pada tahun 2008 sebanyak 20 Posyandu, ini
berarti terjadi kenaikan posyandu Pratama sebanyak 11
posyandu.
2) Posyandu Madya
Dari 96 Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Sokaraja
I terdapat 40 Posyandu Madya atau sebesar
41,67% .Sedangkan pada tahun 2008 Posyandu Madya
sebesar 27 Posyandu .
3) Posyandu Purnama
Dari 96 Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Sokaraja
I terdapat 12 Posyandu Purnama atau sebesar 12,50 %
Sedangkan pada tahun 2008 Posyandu Purnama sebanyak
14 buah. Dengan demikian ada penurunan sebanyak 2 buah
posyandu atau sebesar 14,28 %
4) Posyandu Mandiri
Dari 96 posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Sokaraja
I terdapat 13 posyandu mandiri atau sebesar 13,54%.
Sedangkan pada tahun 2008 posyandu Purnama sebanyak
10 buah. Dengan demikian ada kenaikan sebanyak 3 buah
posyandu atau sebesar 23%.
2. Penduduk yang menggunakan sarana kesehatan
Dari jumlah penduduk sebanyak 49.918 orang yang menggunakan
sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas pada tahun 2009 adalah
yang berobat Rawat Jalan sebanyak 16.971 orang (35,53%)
kunjungan baru, sedangkan kunjungan lama adalah 25.456 orang
(53,29%) dari total kunjungan sebesar 47.762 orang. Sedangkan target
IS 2010 adalah 15 % penduduk yang menggunakan pelayanan
kesehatan.
Jumlah pasien Rawat Inap pada Tahun 2009 adalah 1.679 orang
dengan hari perawatan 5.335 hari atau 3,36 % sedangkan target IS
2010 adalah 1 %.
3. Kesehatan Lingkungan
Keadaan lingkungan sangat berperan dalam penentuan derajat
kesehatan di samping perilaku dari masyarakat itu sendiri sebagai
upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat.
Beberapa indicator penting yang dapat memperngaruhi kesehatan
lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Rumah dan sarana pendidikan
1) Rumah sehat
Dari 10.468 buah rumah, yang diperiksa sebanyak 4.871
buah rumah (46,53%), ternyata yang memenuhi syarata
kesehatan sebanyak 2.856 buah rumah atau sebesar 58,63%.
Sedangkan target IS 2010 adalah 65%.
2) Sekolah sehat
Jumlah sekolah yang ada di wilayah Puskesmas I Sokaraja
sebanyak 22 buah sekolah dasar. Dari jumlah sekolah
tersebut sebanyak 22 buah sekolah adalah sekolah sehat
atau sebesar 100%. Dan terdapat 4 buah SLTP serta 5 buah
SLTA yang semuanya termasuk dalam kategori sekolah
sehat atau memenuhi syarat kesehatan.
b. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat (TUPM)
1) Hotel
Jumlah hotel yang ada di wilayah Puskersmas I Sokaraja
sebanyak 2 buah .
2) Restoran/Rumah Makan
Jumlah Restauran atau Rumah Makan yang ada di wilayah
Puskesmas I Sokaraja sebanyak 4 buah , sedangkan yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 4 buah atau 100 %.
c. Pasar
Jumlah pasar yang ada di wilayah Puskesmas I Sokaraja
sebanyak 2 buah dan diperiksa 2 buah adapun yang memenuhi
sarat kesehatan sebanyak 2 buah atau 100%.
d. TUPM lainnya.
Jumlah TUPM lainnya yang ada di wilayah Puskesmas I
Sokaraja sebanyak 3 buah dan diperiksa 3 buah adapun yang
memenuhi sarat kesehatan sebanyak 3 buah atau sebesar 100 %.
4. Keluarga yang Memiliki Akses Air Bersih
Pembuangan air limbah dan tinja yang tidak memenuhi sarat kesehatan
dapat menyebabkan rendahnya kualitas air dan dapat menimbulkan
penyakit di lingkungan masyarakat. Dari 14.189 rumah tangga yang
ada di wilayah Puskesmas I Sokaraja dan dari 4.943 buah rumah yang
diperiksa diperoleh jumlah keluarga yang memiliki akses air bersih
sebagai berikut:
a. Ledeng
Dari 4.943 buah rumah yang diperiksa yang memiliki ledeng
sebanyak 286 rumah atau sebsar 5,79 %.
b. Sumur gali
Dari jumlah 4.943 rumah yang diperiksa yang memiliki sumur
gali/sgl sebanyak 3.147 atau sebesar 91,67 %.
c. Kemasan.
Dari jumlah 4.943 rumah yang diperiksa tidak ditemukan rumah
yang memiliki Air kemasan.
d. Lainnya
Dari jumlah 4.943 rumah yang diperiksa akses air bersih lainnya
sebanyak 0.
5. Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
a. Persediaan Air Bersih
Pada Tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja jumlah yang
diperiksa sebanyak 4.943 Kepala Keluarga (KK) dari 14.189
KK yang ada dan yang mempunyai persediaan air bersih
sebanyak 3.433 KK atau sebesar 69,45 %.
b. Jamban
Pada Tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja jumlah KK
yang diperiksa sebanyak 4.943 dan yang mempunyai jamban
sebanyak 2.199 KK atau sebesar 44,48 %
c. Tempat Sampah
Pada Tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja jumlah KK
yang diperiksa sebanyak 4.943 dan yang memiliki tempat
sampah sebanyak 4.461 KK atau sebesar 90,25 %.
d. Pengelolaan Air Limbah
Pada Tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja jumlah KK
yang diperiksa sebanyak 4.943 dan yang memiliki Pengelolaan
Air Limbah sebanyak 1.619 KK atau sebesar 32,75 %
6. Pelayanan kesehatan
a. Pelayanan persalinan
Perkiraan jumlah persalinan yang ada di wilayah Puskesmas I
Sokaraja sebanyak 1.075 persalinan, adapun persalinan pada
tahun 2009 sebanyak 1.096 persalinan yang semuanya ditolong
oleh tenaga kesehatan (100%). Sedangkan target IS 2010 adalah
77%.
b. Bayi yang telah diimunisasi
1) BCG
Bayi yang diimunisasi BCG yang dilayani posyandu
sebanyak 1.144 bayi dari bayi yang ada sebanyak 1.075 atau
sebesar 106,42%.
2) DPT 1
Bayi yang diimunisasi DPT 1 pada tahun 2009 sebanyak
1.201 bayi atau sebesar 111,72%
3) DPT 3
Bayi yang diimunisasi DPT 3 sebanyak 1.164 bayi atau
sebesar 108,28%.
4) Polio 4
Bayi yang diimunisasi Polio 4 di wilayah Puskesmas
Sokaraja I pada tahun 2009 sebanyak 1.164 bayi atau
sebesar 108,28%.
5) Campak
Bayi yang diimunisasi campak di wilayah Puskesmas I
Sokaraja pada tahun 2009 sebanyak 1.124 bayi atau sebesar
104,56%
6) Hepatitis B
Bayi yang diimunisasi hepatitis B di wilayah Puskesmas I
Sokaraja pada tahun 2009 sebanyak 1.004 bayi atau sebesar
93,40%.
7. Peserta KB terhadap PUS
Jumlah PUS berdasarkan data dari BPPKB Kecamatan Sokaraja,
untuk wilayah Puskesmas I Sokaraja adalah sebanyak 8.950 PUS,
sedangkan jumlah peserta KB baru sebanyak 1.405 orang atau 15,70%
dari PUS dan jumlah peserta KB aktif sebanyak 6.635 atau sebesar
74,13% dari PUS.
8. Cakupan desa UCI
Pada tahun 2007 wilayah Puskesmas I Sokaraja pencapaian Desa UCI
adalah 100% secara keseluruhan.
9. Desa terkena KLB yang ditangani -24 jam
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja terdapat 2 KLB dan
ditangani seluruhnya atau 100%
Adapun kasus KLB meliputi :
Kasus diare di desa Pamijen dan desa Wiradadi, ditangani < 24 jam
sebesar 100%. Sedangkan target IS 2010 adalah 100%.
10. Penderita dan kematian, CFR KLB menurut jenis KLB dan desa yang
terserang
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I sokaraja terdapat KLB
sebanyak 60 Kasus diare. Desa yang terserang adalah 2 desa.
Dengan jumlah penderita sebanyak 60 orang dan kematian adalah 5
orang atau 8,83%
11. Ibu hamil yang mendapat pelayanan Fe1, Fe3, imunisasi TT4 dan TT5
menurut desa
Pada tahun 2009 di Wilayah Puskesmas I Sokaraja terdapat ibu hamil
sebanyak 2.362 orang dan yang mendapatkan pelayanan Fe1 sebanyak
1.159 orang atau sebesar 100% dari 1.159 orang ibu hamil yang
datang pada kunjungan pertama (K1) dan ibu hamil yang mendapat
pelayanan TT 4 sebanyak 1.358 atau sebesar 12,74%. Sedangkan
jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan Fe3 sebanyak 1203
orang atau sebesar 50,93% dari 2.362 ibu hamil yang datang pada
kunjungan ke empat (K4) dan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
TT5 sebanyak 1.140 orang atau sebesar 10,69%.
12. Bayi yang diberi ASI eksklusif
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja terdapat bayi yang
lahir sebanyak 448 bayi dan yang mendapat ASI ekslusif sebanyak
273 bayi atau sebesar 60,94%.
13. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
a. Pelayanan dasar gigi
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja jumlah
penderita dengan tumpatan gigi tetap sebanyak 285 orang dan
pencabutan gigi tetap sebanyak 265 dengan demikian rasio
tambal/cabut sebesar 1,08
b. UKGS (PROM-PREV)
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja terdapat
jumlah murid SD sebanyak 5.367 orang, sedangkan murid SD
yang diperiksa adalah sebanyak 1.383 orang atau sebesar
25,77%, murid SD yang perlu perawatan sebanyak 734 orang
dan yang mendapat perawatan sebanyak 734 atau 100%.
14. KK miskin mendapat pelayanan kesehatan
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja jumlah KK miskin
sebanyak 20.002 orang dan keluarga yang mendapat pelayanan
kesehatan sebanyak 17.353 orang atau sebesar 86,75%.
15. Penduduk peserta jaminan pemeliharaan kesehatan
Pada tahun 2009 jumlah penduduk yang menjadi peserta Jaminan
pemeliharaan Kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Peserta ASKES sebanyak 2.191 orang atau sebesar 7,32%
b. Peserta Kart Sehat sebanyak 725 orang atau 2,42%
16. Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi
a. Jumlah peserta KB aktif
1) MKJP
a) IUD
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB IUD sebanyak 818 orang atau sebesar
12,33%.
b) MOP/MOW
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB MOP/MOW sebanyak 324 orang atau
sebesar 4,88%.
c) IMPLANT
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
sebanyak 422 orang atau sebesar 6,36%.
2) NON MKJP
a) Suntik
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB suntik sebanyak 4.004 orang atau sebesar
60,35%
b) Obat vagina
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB obat vagina adalah 0 orang/ nihil
c) Pil
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB pil sebanyak 878 orang atau sebesar
13,23%
d) Kondom
Pada tahun 2009 peserta KB kondom di wilayah
Puskesmas I Sokaraja sebanyak 146 orang atau sebesar
2,20%.
e) Lainnya
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB lainnya adalah nihil/0 orang atau sebesar
0%.
b. Jumlah peserta KB baru
1) MKJP
a) IUD
Pada tahun 2009 peserta KB Baru dengan kontrasepsi
IUD sebanyak 100 orang atau sebesar 7,12%.
b) MOP/MOW
Pada tahun 2007 di wilayah puskesmas I Sokaraja
peserta KB baru dengan kontrasepsi MOP/MOW
sebanyak 10 orang atau 0,71%.
c) IMPLANT
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB baru dengan kontrasepsi implant sebanyak
130 orang atau sebesar 9,25%.
2) NON MKJP
a) Suntik
Pada Tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB baru suntik sebanyak 909 orang atau
sebesar 64,70%
b) Pil
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB baru Pil sebanyak 179 orang atau sebesar
12,74%
c) Kondom
Pada tahun 2009 di wilayah puskesmas I Sokaraja
peserta KB baru kondom sebanyak 77 orang atau
5,48%.
d) Obat Vagina
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB baru obat vagina sebanyak adalah 0 orang
atau 0%.
e) Lainnya
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas I Sokaraja
peserta KB baru lainnya adalah 0 orang atau 0%.
17. Kejadian kecelakaan lalu lintas
a. Jumlah kecelakaan
Pada tahun 2009 di wilayah puskesmas I Sokaraja kecelakaan
yang ada sebanyak 19 orang
b. Jumlah korban
1) Mati
Pada Tahun 2009 di Puskesmas I Sokaraja korban
meninggal karena kecelakaan sebanyak 0 orang atau sebesar
0%
2) Luka Berat
Pada tahun 2009 di Puskesmas I Sokaraja korban
kecelakaan dengan luka berat sebanyak 0 orang atau sebesar
0%.
3) Luka Ringan
Pada tahun 2009 di puskesmas I Sokaraja korban
kecelakaan dengan luka ringan sebanyak 19 orang atau
sebesar 100%.
18. Kebutuhan, pengadaan, dan keteersediaan obat esensial
Pada tahun 2009 di Puskesmas I Sokaraja kebutuhan, pengadaan dan
ketersediaan obat hanya terpenuhi sebesar 20,79%
BAB IV
ANALISIS MASALAH
A. Analisis Potensi dan Kebutuhan
1. Kesehatan Lingkungan (Kesling)
Program Kesehatan Lingkungan ini bertujuan untuk menanggulangi
dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor
lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko timbulnya
penyakit menular di masyarakat.
Program-programnya berhubungan dengan upaya mencapai rumah
sehat bagi masyarakat sekitar dan memantau akses air bersih.
Indikator yang digunakan untuk kesehatan lingkungan antara lain:
a. Rumah dan Sarana Pendidikan
1) Rumah sehat
2) Sekolah Sehat
b. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
1) Hotel
2) Restoran/Rumah Makan
3) Pasar
4) TUPM lainnya
c. Keluarga yang Memiliki Akses Air Bersih
1) Ledeng
2) SGL (Sumur Gali)
3) Kemasan
4) Lainnya
d. Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
1) Persediaan Air Bersih
2) Jamban
3) Tempat Sampah
4) Pengelolaan Air Limbah
PRESENTASE RUMAH SEHAT MENURUT DESAPUSKESMAS SOKARAJA 1
TAHUN 2009
No Kecamatan Desa/KelurahanRumah
Jumlah seluruhnya
Jumlah Diperiksa
% Diperiksa
Jumlah Sehat
% sehat
1 2 3 4 5 6 7 81 Sokaraja Karang Rau 716 317 44.27 270 85.17
Karang Nanas 1446 620 42.88 390 62.90Kalikidang 818 490 59.90 270 55.10Wiradadi 884 391 44.23 210 53.71
Karang Kedawung 618 290 46.93 174 60Sokaraja Tengah 1398 701 50.14 395 56.35Sokaraja Kulon 1774 812 45,77 497 61,21Sokaraja Kidul 1165 583 50,04 290 49,74Sokaraja Wetan 967 365 37.75 190 52,05Pamijen 682 302 44.28 170 56,29
JUMLAH (KAB/KOTA) 10468 4871 46.53 2856 58,63
2. Balai Pengobatan
Waktu praktek buka jam 07. 00 sampai 14. 00. Pengelola Ada 4
personil terdiri dari 3 perawat dan 1 non perawat. Lulusan D3 ada 2
orangdan tenaga SPA ada 1 orang. Kegiatan yang pernah dilakukan
yaitu Sunatan masal ( 1 tahun sekali )
a. Macam – macam pelayanan ( umum, jamkesmas,
askes )
Untuk jamkesmas dan askes sama seperti pelayanan umum, tetapi
tidak di pungut biaya karena program pemerintah.
Untuk rawat inap hanya memfotocopy 5 buah kartu askes /
jamkesmas
b. Kendala penangan stock obat habis
Ada obat namun sudah kadaluarsa
Kurang koordinasi dari masyarakat
c. 10 besar penyakit
1. Penyakit pada usus (164)
2. ISPA (164)
3. Penyakit pada otot, sendi, dan jaringan lain (140)
4. Laringitis dan trangitis (130)
5. Typus (96)
6. Diare (93)
7. Infeksi kulit (82)
8. Kulit alergi (64)
9. Penyakit susunan syaraf (63)
10. Penyakit lain sistem pencernaan (60)
3. Balai Pengobatan Gigi dan Mulut
Penyakit gigi yang paling banyak menyerang masyarakat Sokaraja
adalah Periodentitis akut dan kronik, Gangrene Pulpae dan Caries.
Ketiga penyakit ini merupakan yang paling banyak membawa
masyarakat untuk berobat ke Puskesmas Sokaraja. Berikut akan
ditampilkan 5 penyakit terbesar balai pengobatan gigi dan mulut
Puskesmas Sokaraja, pada tahun 2009 :
Periodentitis akut dan kronik : 121 kasus
Gangrene Pulpae : 40 kasus
Caries : 32 kasus
Menihasis : 25 kasus
Kelainan Dentofasial : 5 kasus
-------------------------------------------------------------------------------------
+
Jumlah : 223 kasus
Balai Pengobatan Gigi dan Mulut Puskesmas Sokaraja memiliki
seorang dokter gigi lulusan S1 serta seorang perawat gigi lulusan S1.
balai Pengobatan Gigi dan Mulut Puskesmas Sokaraja memiliki
beberapa program, diantaranya adalah pelayanan langsung setiap hari
kerja di puskesmas Sokaraja serta beberapa program Outwall yang
dilaksanakan setiap hari kamis. Program outwall tersebut, antara lain :
a. UKGMD (Unit Kesehatan Gigi Masyarakat Desa), program ini
bertujuan untuk membantu peningkatan kesehatan gigi dan mulut
pada masyarakat pedesaan. Dokter gigi ataupun perawat gigi dari
Puskesmas Sokaraja akan turun langsung ke desa – desa untuk
mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut serta
melakukan pengobatan bagi masyarakat desa yang membutuhkan.
b. UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah), program ini bertujuan
untuk membantu peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada anak
– anak sekolah, terutama pada tingkat Sekolah Dasar. Dokter gigi
ataupun perawat gigi dari puskesmas Sokaraja akan turun
langsung ke sekolah – sekolah untuk memberikan edukasi kepada
para murid mengenai kesehatan gigi dan mulut serta melakukan
pengobatan bagi para murid yang membutuhkan. Target program
ini dilaksanakan dua kali dalam satu tahun untuk masing – masing
sekolah dasar.
c. UKGTK (Unit Kegiatan Gigi Taman Kanak – Kanak), program
ini bertujuan untuk membantu peningkatan kesehatan gigi dan
mulut pada anak – anak usia prasekolah. Dokter gigi ataupun
perawat gigi dari puskesmas Sokaraja akan turun langsung ke
taman kanak – kanak untuk memberikan edukasi mengenai
kesehatan gigi dan mulut serta melakukan pengobatan bagi para
murid yang membutuhkan. Target program ini dilaksanakan dua
kali dalam satu tahun untuk masing – masing taman kanak –
kanak.
4. KIA dan KB
a. Sasaran : ibu hamil, Ibu menyusui, Calon pengantin, Pasangan
usia subur (PUS), Lansia dan Balita.
b. Kegiatan
1) Pemeriksaan ibu hamil, Anak- anak dan KB Suntik,
Pelayanan KB (IUD, Imunisasi (BCG, Hepatitis, Combo,
Polio)
2) Posyandu Balita
a) Pemberian makanan tambahan
b) Pemantauan BB
c) Imunisasi
d) Penyuluhan ASI eksklusif
e) Penanganan Diare (Pemberian oralit)
3) Posyandu Lansia
a) Pemeriksaan dan pengobatan
b) Penyuluhan
c) Senam sehat
d) Rujukan untuk pelaksanaan perawatan lanjut
e) Pemberian makanan tambahan
4) Pelayanan dan penyuluhan KB
a) Pemantauan gizi ibu hamil dan anak- anak
b) Penyuluhan kepada bidan desa (13 bidan)
c. Tugas Operasional KIA- KB
1) Melaksanaan KIA- KB
2) Memeriksa ibu hamil, ibu menyusui dan anak- anak di
puskesmas maupun posyandu.
3) Menyampaikan cara pemberian makanan tambahan bagi
yang membutuhkan dan penyuluhan dalam bidang KIA/
KB/ Gizi
4) Melakukan imunisasi
5) Melatih dukun bayi
6) Mengamati perkembangan mental bayi dan anak
7) Koordinator bidan desa
8) Membantu surveillance penyakit menular
9) Pencatatan dan pelaporan
10) Kunjungan ke rumah- rumah
11) Membantu dokter melaksanakan fungsi manajemen
12) Ikut serta dalam perkembangan PKMD di wilyah kerjanya
d. Jenis KB yang disediakan:
1) KB Suntik
a) 1 bulan (Cyklofem)
b) 3 bulan (Depo Progestin)
2) KB Pil
3) KB Spiral
4) Implant/ Susuk
5) Kondom
6) Kondom wanita
e. Pengadaan Alat
Alat- alat kontrasepsi yang tersedia di puskesmas ini disalurkan
oleh BKCKB (Badan Kependudukan dan Catatan Keluarga
Berencana) setiap bulan.
Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk membayar
penggunaan alat kontrasepsi.
Jumlah peserta KB aktif
Dasa/kelurahanMKPJ NON MKJP
MKJP+NONMKJPIUD MOP/MOW
IMP LANT
SUNTIK PIL KONDOMOBAT
VAGINALAINNYA
karang Rau 68 43 31 312 51 4 - - 509
karang Nanas 139 56 86 704 129 20 - - 1134
kalikidang 74 51 56 487 74 22 - - 764
wiradadi 32 33 62 488 72 11 - - 698
karang kedawung 29 18 12 209 101 2 - - 371
sokaraj tengah 106 26 28 452 124 22 - - 758
sokaraja kulon 133 55 50 527 136 20 - - 921
sokaraja kidul 111 31 41 308 70 24 - - 585
sokaraja wetan 74 29 27 285 58 6 - - 479
pamijen 52 25 29 232 63 15 - - 416
jumlah 818 324 422 4004 878 146 - - 6635
Jumlah peserta tidak aktif
Desa/kelurahanMKPJ NON MKJP
MKJP+NONMKJPIUD MOP/MOW
IMP LANT
SUNTIK PIL KONDOMOBAT
VAGINALAINNYA
karang Rau 7 1 9 75 18 4 - - 114
karang Nanas 24 3 15 128 32 9 - - 211
kalikidang 3 1 20 94 11 10 - - 139
wiradadi 1 2 23 99 6 5 - - 136
karang kedawung 6 2 9 55 17 4 - - 93
sokaraj tengah 18 - 12 108 24 8 - - 170
sokaraja kulon 9 - 14 119 20 11 - - 173
sokaraja kidul 10 - 9 80 16 11 - - 126
sokaraja wetan 9 - 8 84 18 11 - - 130
pamijen 13 1 11 67 17 4 - - 113
jumlah 100 10 130 909 179 77 - - 1405
4. Pemberantasan Penyakit Menular
a. Diare
1) Penderita Diare yang Ditangani
Jumlah penderita Diare yang ditangani di wilayah Puskesmas
I Sokaraja adalah sebanyak 1.368 kasus.
2) Angka Kematian Diare
Kematian karena Diare di wilayah Puskesmas I Sokaraja
sebanyak 6 kasus.
b. Demam Berdarah Dengue (DBD)
1) Penderita DBD yang Ditangani
Jumlah penderita DBD yang ditangani di wilayah Puskesmas
I Sokaraja adalah sebanyak 73 kasus atau sebesar 100 %.
2) Angka Kematian DBD
Kematian karena DBD di wilayah Puskesmas I Sokaraja
adalah 0 %.
c. Malaria
1) Malaria Positif
Jumlah kasus malaria positif yang ditemukan di wilayah
Puskesmas I Sokaraja tahun 2009 sebanyak 1 kasus.
Sedangkan kasus malaria positif tahun 2008 adalah sebanyak
0 kasus.
2) Malaria Klinis
Jumlah kasus malaria klinis yang ditemukan di wilayah
Puskesmas Sokaraja I pada tahun 2009 sebanyak 8 kasus
atau sebesar 16 per 100.000 penduduk. Sedangkan pada
tahun 2008 adalah sebanyak 6 kasus. Dengan demikian
terjadi peningkatan kasus.
3) Penderita Malaria yang Diobati
Pada tahun 2009 kasus malaria positif yang diobati adalah
sebanyak 8 kasus atau 100%.
d. Tuberkulosis (TB) Paru
1) TB Paru Positif
Pada tahun 2009 kasus TB Paru positif adalah 24 kasus atau
49,28 per 100.000 penduduk.
5. Gizi
Bagian yang menangani Gizi bayi dan balita di embankan oleh
seorang bidan di Puskesmas Sokaraja I. Program-program yang
dijalankan selama tahun 2009 antara lain :
a. Pembagian Vitamin A Merah dan Pembagian Vitamin A Biru
Pembagian Vitamin A Merah dan Vitamin A Biru dilakukan
setiap bulan di masing-masing Posyandu di setiap desanya.
Vitamin ini diberikan 1 dan 2 kali dalam setiap bulan.Sasaran
pemberian vitamin ini adalah bayi usia 6-11 bulan, balita 12-60
bulan, dan ibu nifas. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang dapat
mencapai target, yaitu 100 %.
1) KMS/Buku KIA
KMS/Buku KIA merupakan buku panduan untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan janin. Buku ini diberikan
ketika seorang wanita usia subur didiagnosa hamil. Buku ini
dipakai sampai anak berusia 5 tahun. Buku ini memuat
KMS,Panduan mengenali tanda-tanda Kelahiran, panduan
makanan sehat, jadwal imunisasi bayi dan lain-lain.
Pemantauan ini dilakukan oleh posyandu, bidan setempat dan
puskesmas. Dari 10 desa, semua ibu hamil sudah
mendapatkan Buku KMS/KIA ini.
2) Tablet Fe
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah mengandung zat
besi yang ditujukan bagi ibu hamil. Program ini merupakan
program nasional yang diwajibkan oleh pemerintah. Tablet
ini dikonsumsi selama kehamilan antara 30 tablet sampai 90
tablet. Tablet Fe mulai diberikan ketika seorang wanita
didiagnosa hamil. Tablet ini diberikan di bidan setempat,
puskesmas dan Rumah Sakit. Bulan Januari tercatat 1183 ibu
hamil dan hanya sebanyak 245 ibu hamil menndapat tablet Fe
Dari data pada 10 desa pada akhir tahun terdapat 1146 ibu
hamil dan hanya 284 ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe.
3) Penggalakkan ASI Ekslusif
Program yang dilaksanakan di Puskesmas Sokaraja I ini
merupakan program nasional dalam rangka meningkatkan
kualitas generasi penerus. Penggalakkan ASI Ekslusif
meliputi sosialisasi dan manfaat dari pemberian ASI Ekslusif.
ASI Ekslusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan pada saat
bayi berusia 0-6 bulan tanpa tambahan makanan yang
lainnya. Kegiatan ini mulai diterima di terima di kalangan
masyarakat,terbukti dengan banyaknya ibu yang memberikan
ASI Ekslusif kepada bayinya. Pada bulan Januari terdapat
107 ibu yang melakukan ASI Ekslusif, sedangkan di akhir
tahun didapatkan 75 ibu dari 10 desa.
4) Pemantauan Gizi Buruk
Kegiatan ini dipantau dari buku KMS/KIA. Dari kegiatan
penimbangan berat badan bayi-balita yang dilakukan di
posyandu,bidan setempat atau puskesmas, kemudian di
pindahkan ke buku KMS. Hasil tersebut kemudian
diinterpretasikan. Garis hijau merupakan tanda bahwa berat
badan sesuai dengan umur atau gizi baik. Garis kuning
merupakan tanda ibu harus waspada tentang keadaan gizi
bayi-balita nya. Garis Merah atau Bawah Garis Merah
(BGM) harus segera ditindaklanjuti dengan datang ke Rumah
Sakit dengan perawatan segera. Pada bulan Januari 2009
terdapat 0,09 % atau 3 balita yang menderita BGM dari 10
desa dibawah cakupan Puskesmas Sokaraja I. Sedangkan
pada bulan Desember 2009 terdapat 0,25% atau 8 balita yang
menderita BGM.
5) Pendistribusian PMT Balita Gizi Buruk
Kegiatan Pendistribusian PMT Balita Gizi Buruk dari catatab
Puskesmas Sokaraja I dilakukan 3 kali di tahun 2009. Pada
bulan Maret dilakukan pendistribusian kepada 9 balita. Bulan
Agustus dan September PMT Balita Gizi Buruk diberikan
kepada 4 balita.Dari data diatas ditemukan 3 balita menderita
flek dan 1 menderita Down Sindrom. Pemberian PMT ini
selama 90 hari.
6) Pemantauan KADARZI
Hasil Pemantauan KADARZI atau Keluarga Sadar Gizi yang
didapat dari Puskesmas Sokaraja I adalah dari 10
desa,masing-masing desa diambil sampel yaitu 7 KK. Dari 10
desa, 5 desa diantaranya 100% sudah melakukan Kadarzi,
sedangkan 2 desa lainnya masing-masing 6 KK (14,28%), 3
desa lainnya masing-masing 5 KK(28,57%) atau Jumlah total
dari 70 KK, didapat 62 KK (88,57%)sudah Kadarzi
sedangkan 8 KK (11,42%) belum Kadarzi.
7) Pemberian MP-ASI/PMT GAKIN
MP-ASI diberikan kepada 12 balita berusia antara 12-23
bulan. Sasarannya pada keluarga miskin(Gakin) dan status T2
atau hasil penimbangan tidak naik 2 bulan berturut-turut.
Lama pemberian nya 90 hari. Setelah dilakukan makanan
pendamping ASI, terjadi kenaikan 1-2 kg dari berat badan
semula.
PMT Gakin diberikan pada balita usia 12-24 bulan dari 10
desa diberikan kepada 2 desa yang masing-masing
mempunyai 1 balita yang berasal dari keluarga miskin.
Pemberian PMT ini dilakukan masing-masing selama 30 hari
dan diberikan masing-masing 30 kotal PMT.
8) Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil
Prinsip program pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu
Hamil sama dengan pemberian MP-ASI/PMT GAKIN, hanya
saja berbeda sasarannya. Program ini ditujukan untuk ibu
hamil keluarga miskin. Data Puskesmas Sokarja I
menyebutkan terdapat 9 Ibu hamil dari 6 desa di bawah
cakupan puskesmas. Lama pemberian selama 90 hari.
Penambahan berat badan antara 3-13 kg.
b. Sarana – Prasarana
Kegiatan pemantauan status gizi pada bayi balita pada masyarakat
dibawah lingkup Puskesmas Sokaraja dibantu oleh beberapa
Posyandu pada beberapa desa. Posyandu tersebut antara lain :
a. Desa Karangrau = 6 Posyandu (23 kader aktif)
b. Desa Karangnanas = 10 Posyandu (35 kader aktif)
c. Desa Kalikidang = 8 Posyandu (26 kader aktif)
d. Desa Wiradadi = 7 Posyandu (27 kader aktif)
e. Desa Kedaung = 4 Posyandu (12 kader aktif)
f. Desa Sokaraja Tengah= 7 Posyandu (27 kader aktif)
g. Desa Sokaraja Kulon = 9 Posyandu (39 kader aktif)
h. Desa Sokaraja Kidul = 7 Posyandu (25 kader aktif)
i. Desa Sokaraja Wetan = 8 Posyandu (31 kader aktif)
j. Desa Pamijen = 5 Posyandu (25 kader aktif)
B. Perumusan Masalah
1. Kesehatan Lingkungan (Kesling)
Permasalahan yang ada:
a. Masih banyak warga yang belum memiliki rumah sehat.
b. Banyak warga yang belum mempunyai jamban sendiri.
c. Kurangnya perhatian, baik dari pihak pemerintah dan pihak
terkait terhadap kesehatan lingkungan.
Pemeecahan Masalah
a. Mengadakan Sosialisasi tentang bagaimana rumah yang sehat.
b. Pengadaan jamban atau MCK.
c. Lebih memperhatikan lagi keadaan masyarakatnya dengan
pembinaan kader-kader yang baik tentang kesehatan lingkungan.
2. Pemberantasan Penyakit Menular
a. Diare
Permasalahan yang ada:
a) Banyaknya orang tua yang membiarkan anak mereka jajan
sembarangan.
b) Banyak warga yang masih jarang mencuci tangan sebelum
makan.
c) Kurangnya perhatian, baik dari pihak pemerintah dan pihak
terkait terhadap kesehatan lingkungan.
Pemecahan Masalah
a) Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksi
(1) Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang
tua dan pengunjung
(2) Segera bersihkan dan angkat bekas baung air besar dan
tempatkan pada tempat yang khusus
(3) Gunakan standar pencegahan universal (seperi;
gunakan sarung tangan dan lain-lain)
(4) Tempatkan pada ruangan yang khusus
(5) Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formula
yang rendah laktosa
b) Meningkatkan pengetahuan orang tua
(1) Kaji tingkat pemahaman orang tua
(2) Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare
(3) Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan
untuk menghindari kontaminasi
(4) Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
(5) Jelaskan pentingnya kebersihan
Perencanaan Pemulangan
a) Jelaskan penyebab diare
b) Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare
c) Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan;
ajarkan tentang standar mencegahan
d) Ajarkan perawatan anak; pemberian makanan dan minuman
(misalnya;oralit)
e) Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan
mata cekung, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa
kering
f) Jelaskan obat-obatan yang diberikan; efek samping dan
kegunaannya
b. DBDPermasalahan yang ada:
1) Kurangnya merawat dan menjaga lingkungan.
2) Kurangnya pengetahuan tentang DBD.
3) Kurangnya perhatian petugas kesehatan terhadap warga.
Pemecahan masalah:
1. Memberikan penyuluhan tentang DBD, pencegahan dan
pengobatannya.
2. Fogging
3. Membersihkan dan menjaga lingkungan.
c. Malaria
Permasalahan yang ada:
1) Kurangnya merawat dan menjaga lingkungan.
2) Kurangnya pengetahuan tentang Malaria.
3) Kurangnya perhatian petugas kesehatan terhadap warga.
Pemecahan masalah:
1) Memberikan penyuluhan tentang malaria, pencegahan dan
pengobatannya.
2) Fogging
3) Membersihkan dan menjaga lingkungan.
d. TB
Permasalahan yang ada:
1) Kurangnya kepatuhan terhadap meminum obat.
2) Pola makan tidak teratur beserta jenis makanannya yang
kurang lengkap → untuk pencegahan terkenanya penyebaran
virus.
3) Kurangnya perhatian petugas kesehatan terhadap warga.
Pemecahan masalah:
1) Memberikan penyuluhan tentang TB, pencegahan dan
pengobatannya.
2) Diadakannya petugas pengawar minum obat.
3) Membersihkan dan menjaga lingkungan.
4) Adanya pemeriksaan dan pengobatan gratis.
C. Prioritas Masalah
Kelompok kami menggunakan metode Hanlon.
Kriteria A: Besarnya Masalah
Masalah Kesahatan Besaran Nilai
Prevalensi Demam Berdarah 0,15 % 3
Prevalensi TB 0.08 % 2
Prevalensi Berat Bayi Lahir Rendah 3,8 % 5
Prevalensi Diare Pada Balita 15,1 % 7
Prevalensi Pneumonia pada balita 6,7 % 6
Angka Rawat Inap 3.36 % 5
Kriteria B: Keseriusan Masalah
Urgency Severity Cost Score
Very Urgent Very severe Very costly 10
Urgent Severe Costly 8
Some urgency Moderate Moderate cost 6
Little urgency Minimal Minimal cost 4
No urgency None No cost 2
Masalah Kesahatan Urgency Severity Cost Rata-rata
Prevalensi Demam Berdarah 8 8 6 7,3
Prevalensi TB 8 6 8 7,3
Prevalensi Berat Bayi Lahir
Rendah6 6 6 6
Prevalensi Diare 8 10 8 8,7
Prevalensi Pneumonia pada
balita8 8 8 8
Angka Rawat Inap 8 6 8 7,3
Kriteria C : Keefektifan Solusi
Masalah Kesahatan Nilai
Prevalensi Demam Berdarah 6
Prevalensi TB 4
Prevalensi Berat Bayi Lahir Rendah 6
Prevalensi Diare 6
Prevalensi Pneumonia pada balita 6
Angka Rawat Inap 6
Kriteria D
P : Propiety : kesesuaian program dengan masalah
E : Economic : apakah secara ekonomi bermanfaat
A : Acceptability: apakah bisa diterima masyarakat
R : Resources: Adakah sumber daya untuk menyelesaikan masalah
L: Legality: Tidak bertentangan dengan aturan hukum yang ada
Masalah Kesehatan P E A R L NILAI
Prevalensi Demam Berdarah 1 1 1 1 1 1
Prevalensi TB 1 1 1 1 1 1
Prevalensi Berat Bayi Lahir
Rendah1 1 1 1 1 1
Prevalensi Diare 1 1 1 1 1 1
Prevalensi Pneumonia pada
balita1 1 1 1 1 1
Angka Rawat Inap 1 1 1 1 1 0
Nilai Prioritas Dasar = (A+B)C
Nilai Prioritas Total = (A+B)C X D
Masalah Kesehatan NPD NPT
Prevalensi Demam
Berdarah(3+7,3)6= 61,8 61,8
Prevalensi TB (2+7,3)4= 37,2 37,2
Prevalensi Berat Bayi
Lahir Rendah(5+6)6= 66 66
Prevalensi Diare (7 +8,7)6 = 94,2 94,2
Prevalensi Pneumonia
pada balita(6+8)6 = 84 84
Angka rawat inap (5+7,3)6 =73,8 73,8
Prioritas Masalah:
Prevalensi Diare pada Balita I
Prevalensi Pneumonia pada Balita II
Angka Rawat Inap III
Prevalensi Berat Bayi Lahir Rendah IV
Prevalensi Demam Berdarah V
Prevalensi TB VI
D. Analisis Penyebab Masalah
Analisa penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengkaitkan
masalah dengan factor-faktor penyebabnya. Masalah merupakan variable
terikat yang dipengaruhi oleh variable bebas yang merupakan penyebab
masalah. Analisa penyebab masalah menggunakan risk factor, direct, dan
indirect contributing factor. Sebelumnya analisis penyebab masalah
diperoleh dari data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan. Data
primer diambil langsung dari responden dengan mengisi kuesioner yang
telah dibuat.
Diare Personal hygiene kurang
Direct contributing factor:
1. Diet
2. Lingkungan
3. Habit
Indirect contributing factor
1. Makan makanan sembarangan
2. Tidak mengecek tanggal kadaluarsa kemasa
3. Kurangnya penggunaan air bersih yang mengalir
4. Kurangnya ketersediaan jamban yang standar
5. Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, beraktifas dan
buang air besar
6. Tidak buang air besar di jamban
Dari data kuisioner didapatkan bahwa tingkat pengetahuan warga desa
karang nanas mengenai diare sebanyak 27% berada di tingkat sedang,
sedangkan mayoritas warga berada di tingkat yang rendah dalam
pengetahuan mengenai diare. Kurangnya pengetahuan di desa ini
dikarenakan tingkat pendidikan orang tua balita sebagian besar merupakan
lulusan SD.
Selain itu, kurangnya sosialisasi mengenai penyebab timbulnya diare,
gejala penyakit diare, cara penyebaran dan penanganan diare dari pihak
kesehatan di daerah tersebut.
SKALA
< 10 : RENDAH
10 – 19 :SEDANG
20 – 29 :TINGGI
Mayoritas warga dari desa karang nanas mempunyai perilaku sehat di
tingkat yang sedang, yakni 67%. Sedangkan 27% warga mempunyai tingkat
kesadaran akan perilaku sehat yang tinggi. Sisanya yakni 6% masih kurang
mempunyai kesadaran akan perilaku sehat. Walaupun presentasi jumlah
warga kearah sedang dan tinggi, masih banyak warga yang membuang tinja
di kolam. Meski demikian, kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan
sabunpada saat sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar dan
saat setelah beraktivitas sudah mereka lakukan walaupun bukan di air
mengalir.
Kebiasaan yang lain seperti mencuci bahan makanan, mereka lakukan
bukan dengan menggunakan air mengalir, hanya direndam dalam baskom.
Disisi lain mereka juga melihat tanggal kadaluarsa di setiap kemasan yang
mereka beli dan menyimpan makanan dalam keadaan tertutup.
Pada pengambilan data responden dengan kuisioner, semua responden
adalah orang tua balita. Mayoritas balita mendapatkan gizi yang baik/tinggi.
Hal ini didapatkan dari data kuisioner yang semua orang tua memberikan ASI
eksklusif kepada bayi mereka. Selain itu, mereka juga memberkian MP ASI
yang berupa biskuit bayi, susu formula,dan bubur bayi. Sedangkan, beberapa
dari orangtua bayi, memberikan MP ASI yang kurang sesuai dengan umur
bayi mereka, antara lain dengan memberikan pisang, daging dan makanan
yang sama dengan orang dewasa disaat usia bayi mereka kurang dari 1 tahun.
Dari data, sikap penanganan yang dilakukan oleh warga desa Karang
Nanas, sebanyak 6% berada di tingkat yang tinggi, 67% di tingkat sedang
dan27% di tingkat rendah. Hal ini dikarenakan warga di daerah tersebut jika
ada yang mengalami diare maka tindakan yang dilakukan adalah segera
memeriksakan ke puskesmas ataupun ke praktek dokter. Adapun sedikit dari
warga yang melakukan tindakan pencegahan adalah menjaga kebersihan
lingkungan.
Sebanyak 53% warga Karang nanas mempunyai kesadaran kebersihan
mengenai lingkungan. Sedangkan sebanyak 47% mempunyai tingkat
kesadaran yang masih kurang terhadap lingkungannya. Kurangnya
ketersediaan jamban merupakan salah satu faktor rendahnya kesadaran akan
lingkungan. mereka lebih banyak membuang air besar di kolam ikan
sehingga mencemari lingkungan. Selain itu, beberapa jarak sungai atau
septitank kurang dari 10 m. Sebagian besar air yang merupakan sumber
kebutuhan sehari-hari masih mencukupi kebutuhan. Fasilitas pembuangan
masih kurang dari stendar tempat sampah yang ideal.
100% sarana pendukung warga desa Karang Nanas berada di tingkat
yang buruk. Sarana pendukung ini dari 9 aspek, diantaranya kunjungan
petugas jika terjadi masalah kesehatan di desa tersebut untuk
menindaklanjuti dari masalah kesehatan, peyuluhan mengenai kejadian akan
diare yang mana menurut warga belum pernah dilakukan, pemeriksaan
mengenai sumber air bersih dan sosialisasi pengamanan sungai.
Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa rendahnya
pengetahuan penduduk desa Karang Nanas yang menyebabkan tingginya
angka kejadian penyakit diare.
E. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa penyebab masalah
diare pada balita di Desa Karang Nanas adalah rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang diare sehingga mereka tidak dapat melakukan upaya
pencegahan.
Oleh karena itu, kami membuat alternative pemecahan masalah
sebagai berikut:
1. Penyuluhan tentang Diare.
2. Kerja bakti dan cuci tangan masal.
3. Pembuatan jamban umum (MCK).
Penentuan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MIV/C. Point tertinggi digunakan sebagai prioritas pemecahan masalah.
M (Magnitude) : Seberapa luas program tersebut dapat menjangkau suatu
populasi.
I (Intensity) : Seberapa lama program tersebut bertahan.
V (Sensitivitas) : Seberapa besar masyarakat dapat memberikan respon.
C (Cost) : Seberapa banyak biaya yang dikeluarkan.
No Kegiatan M I V C MIV/C
1. Penyuluhan tentang diare 8 8 8 4 128
2. Kerja bakti dan cuci tangan masal 8 6 8 4 96
3. Pembuatan Jamban umum (MCK) 6 6 6 8 27
Point tertinggi adalah penyuluhan tentang diare.
BAB V
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (PLAN OF ACTION)
A. Nama Kegiatan
Penyuluhan Tentang Diare Guna Menurunkan Angka Kejadian Diare
Khususnya Untuk Balita di Desa Karang Nanas.
B. Metode
Drama, penyuluhan dengan tanya jawab, dan door prize
C. Latar Belakang Kegiatan
Berdasarkan profil Puskesmas Sokaraja I tahun 2009, Desa Karang Nanas
merupakan desa yang mempunyai angka kejadian penyakit diare tertinggi,
khususnya pada balita. Kami melakukan survey di Desa Karang Nanas RW
3. Dari hasil survey menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan penduduk
Desa Karang Nanas RW 3 mengenai diare masih rendah. Hal ini
mengakibatkan penduduk setempat tidak dapat melakukan upaya
pencegahan terhadap penyakit tersebut, sehingga dari tahun ke tahun, angka
kejadian diare di desa Karang Nanas tetap tinggi. Oleh karena itu, kami akan
melakukan penyuluhan tentang penyakit diare untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran penduduk setempat sehingga diharapkan dapat
melakukan upaya pencegahannya. Penyuluhan dilakukan dengan
menggunakan metode yang mudah dipahami, menarik, tidak membosankan,
dan berkesan di hati masyarakat. Dimana pesan esensial yang akan
disampaikan pada promosi kesehatan tersebut dapat diterima oleh
masyarakat dengan baik.
D. Tujuan
Tujuan umum :
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan
penyakit diare, khusunya balita di Desa Karang Nanas.
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan partisipasi terhadap upaya pencegahan penyakit diare
khususnya bagi balita.
2. Menjelaskan diare dan cara pencegahannya.
3. Menjelaskan tentang Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS).
4. Meningkatkan kesadaran para orangtua balita untuk melaksanakan
hidup bersih dan sehat dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
E. Sasaran
Sasaran umum: Balita RW 3 Desa Karang Nanas, Kecamatan Sokaraja
Sasaran khusus: Penduduk RW 3 Desa Karang Nanas, Kecamatan Sokaraja
F. Pelaksana
SUSUNAN PANITIA ACARA
Ketua Panitia : Dimas Bagus C.P.
Wakil Panitia : Dyah Isnani I.
Sekertaris : Wienda Dida P.
Bendahara : Tini Rohmantini
Seksi Acara : Andhita Chairunnisa
Seksi Perlengkapan : Fani Adhikara
Seksi Dokumentasi : Benedicta Arum B.
Seksi Konsumsi : Syifa’u Rakhmi dan Laras Puspa N.
G. Pokok Kegiatan
Kegiatan ini merupakan serangkaian acara yang terdiri atas drama,
penyuluhan dengan tanya jawab dan door prize.
H. Alat dan Sarana
1. LCD
2. Sound system
I. Pelaksanaan
a. Hari, Tanggal: Senin, 22 Maret 2010
b. Waktu: 09.00-11.00 WIB
c. Tempat: Aula Balai Desa Karang Nanas
Promosi kesehatan dengan penyuluhan, metode yang digunakan antara lain :
a) Penyuluhan
Durasi : 15 menit.
Pembicara:
b) Drama
Durasi : 10 menit
Judul Skenario : “Jajan Terus”
c) Doorprize
Waktu: Tanya jawab setelah penyuluhan dan drama
Durasi: 5 menit
J. Rencana Anggaran
A. PEMASUKAN
Dana Kelompok @40.000 x 9 Rp 360.000,00
B. PENGELUARAN
a. konsumsi peserta @3000 x 60 Rp 180.000,00
b. Konsumsi pegawai @5000 x 20 Rp 100.000,00
c. Doorprize @10000 x 3 Rp 30.000,00
d. Biaya tak terduga Rp 40.000,00
Total Rp 350.000,00
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Dari kuisioner yang kami sebar di desa Karang Nanas Kec. Sokaraja, dapat
di simpulkan bahwa masyarakat di desa tersebut masih memiliki
pengetahuan yang kurang tentang diare.
2. Masih banyak masyarakat di desa Karang Nanas yang belum memiliki
jamban pribadi.
3. Pola asuh dari orang tua belum cukup baik, hal ini dapat di lihat dari angka
kejadian penyakit diare yang banyak terkena adalah anak – anak dan balita
4. Lingkungan di sekitar desa Karang Nanas juga masih ada yang kurang
sehat.
5. Sebagian besar warga masih mengkonsumsi jajanan di luar rumah.
6. Pengolahan bahan makanan yang kurang higienis.
SARAN
1. Sebaiknya setiap warga memiliki jamban pribadi di rumah masing –
masing.
2. Penyuluhan di lakukan minimal 1 tahun sekali agar pengetahuan
masyarakat Karang Nanas bisa bertambah.
3. Para orangtua sebaiknya lebih mengontrol anak –anak untuk berperilaku
sehat dimanapun mereka berada.
4. Dilakukan kerja bakti minimal 1 minggu sekali.
5. Sebaiknya warga memasak makanan sendiri di rumah masing – masing
untuk di konsumsi seluruh anggota keluarga.
6. Pengolahan bahan makanan secara higienis sebelum di masak yaitu
dengan cara di cuci dengan air mengalir dan atau menggunakan air hangat.
Lampiran-lampiran.
DAFTAR PERTANYAAN
Pewawancara :
Hari/tgl wawancara :
Lama wawancara :
IDENTITAS RESPONDEN
No. responden :
Alamat :
Kelurahan/RT/RW :
Tempat, tanggal lahir :
Pendidikan :
1. Tidak lulus SD
2. Lulus SD/sederajat
3. Lulus SMP/sederajat
4. Lulus SMA/sederajat
5. Akademi/PT
Status perkawinan
1. Kawin
2. Tidak kawin
3. Cerai
4. Janda/duda
Pekerjaan :
Antropometri
Tinggi Badan :
Berat Badan :
PENGETAHUAN DASAR PENYAKIT
1. Apakah bapak/ibu tahu mengenai diare?
Ya 1
Tidak 0
2. Menurut bapak/ibu, bagaimana gejala penyakit diare?
Ya Tidak
BAB lebih dari 3x sehari 1 0
Tinja cair 1 0
Nyeri perut 1 0
Muntah 1 0
Lainnya… 1 0
3. Menurut bapak/ibu, bagaimana cara penyebaran penyakit diare?
Ya Tidak
Air yang tercemar 1 0
Makanan 1 0
Lalat 1 0
Lainnya… 1 0
4. Menurut bapak/ibu, apakah penyebab timbulnya penyakit diare?
Ya Tidak
Bakteri 1 0
Virus 1 0
Jamur 1 0
Cacing 1 0
Lainnya… 1 0
5. Perlukah bapak/ibu memeriksakan diri jika mengalami BAB lebih dari 3x?
Ya 1
Tidak 0
5.1. Jika tidak, apa yang akan dilakukan?
Ya Tidak
banyak minum dan makan 1 0
membeli obat di warung 1 0
meminum cairan gula dan garam 1 0
Lainnya 1 0
6. Jika anda atau keluarga anda mengalami gejala diare, apa yang harus
dilakukan pertama kali?
Ya Tidak
minum air putih sebanyak-banyaknya 1 0
minum air garam dan gula 1 0
datang ke puskesmas/balai kesehatan 1 0
lainnya ……………. 1 0
7. Menurut bapak/ibu, apakah diare dapat dicegah?
Ya 1
Tidak 0
8. Menurut bapak/ibu, apakah diare termasuk penyakit berbahaya?
Ya 1
Tidak 0
8.1. Jika ya, mengapa?
Ya Tidak
Menyebabkan kematian 1 0
Menyebabkan kecacatan 1 0
Lainnya… 1 0
PERILAKU SEHAT
1. Apakah anda buang air besar di jamban ?
Ya 1
Tidak 0
2. Jika tidak, dimana tempat anda untuk buang air besar ?
Ya Tidak
Sungai 1 0
Kebun 1 0
Lain-lain…….. 1 0
4. Apakah anda selalu membersihkan jamban ?
Ya 1
Tidak 0
4.1 Jika ya, berapa kali anda mambersihkan jamban?
Ya Tidak
2 x minggu 1 0
Lainnya…….
5. Apakah anda mencuci tangan setelah buang air besar ?
Ya 1
Tidak 0
6. Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ?
Ya 1
Tidak 0
7. Apakah anda mencuci tangan setelah beraktivitas ( setelah bekerja ) ?
Ya 1
Tidak 0
8. Apakah anda mencuci tangan dengan menggunakan air mengalir ?
Ya 1
Tidak 0
9. Apakah anda mencuci tangan dengan menggunakan sabun ?
Ya 1
Tidak 0
10. Apakah anda mencuci bahan makanan ( misal : sayuran, buah-buahan, dsb. )
dengan air mengalir ?
Ya 1
Tidak 0
11. Dimana anda mencuci bahan makanan ?
Ya Tidak
Keran air (di rumah) 1 0
Lain-lain….
12. Apakah anda sering membeli makanan di pinggir jalan ?
Ya 1
Tidak 0
13. Apakah anda selalu melihat tanggal kadaluwarsa ketika anda membeli
makanan instan/kaleng ?
Ya 1
Tidak 0
14. Apakah anda menggunakan peralatan makan (sendok, garpu) setiap makan ?
Ya 1
Tidak 0
15. Dimana anda menyimpan makanan dalam keadaan tertutup ?
Ya 1
Tidak 0
GIZI
Jika responden bayi:
1. Apakah anak bapak/ ibu di beri ASI ekslusif?
Ya 1
Tidak 0
2. Apakah setelah ASI Ekslusif, diberi MP ASI?
Ya 1
Tidak 0
3. Makanan pengganti apa yang bapak/ ibu berikan kepada anak?
Ya Tidak
Biskuit bayi 1 0
Susu formula 1 0
Bubur bayi 1 0
Lainnya…..
Jika responden orang dewasa :
4. Makanan bergizi dapat mempercepat penyembuhan penyakit diare,
bagaimana pendapat anda?
sangat setuju 4
setuju 3
Ragu-ragu 2
Tidak Setuju 1
Sangat tidak setuju 0
5. Apabila salah satu dari keluarga anda ada yang terkena diare, makanan
seperti apa yang akan anda berikan?
Makanan lengkap ( empat sehat lima sempurna) 4
Nasi, lauk, sayur tanpa buah 3
Nasi, lauk, sayur, buah 2
Nasi dan lauk 1
Nasi saja 0
SIKAP MENANGANAN
1. Pencegahan lebih baik daripada mengobati diare, bagaimana menurut anda
tentang pernyataan tersebut?
sangat setuju 4
setuju 3
Ragu-ragu 2
Tidak Setuju 1
Sangat tidak setuju 0
2. Apa yang anda lakukan apabila anda atau keluarga anda terkena diare?
Ya Tidak
Bidan 1 0
Puskesmas Pembantu 1 0
Tenaga Medis (dokter) 1 0
Lainnya….. 1 0
3. Tindakan pencegahan apa yang ibu ketahui untuk mencegah diare?
Ya Tidak
Makan makanan yang bersih 1 0
Menjaga kebersihan lingkungan 1 0
Mencuci tangan sebelum makan 1 0
Penggunaan jamban 1 0
Penggunaan air bersih 1 0
Lainnya.....
4. Jika seseorang menderita diare, penyakit tersebut perlu diobati, bagaimana
pendapat anda?
sangat setuju 4
setuju 3
Ragu-ragu 2
Tidak Setuju 1
Sangat tidak setuju 0
LINGKUNGAN
1. Apakah terdapat jamban di rumah anda ?
Ya 1
Tidak 0
2. Jika punya, bentuk jamban bagaimana?
Ya Tidak
Kloset leher angsa 1 0
Cemplung 1 0
Kloset duduk 1 0
3. Apa sumber air minum yang digunakan?
Ya Tidak
Sumur gali 1 0
Air sungai 1 0
Air ledeng 1 0
PDAM 1 0
Lainnya…… 1 0
4. Jika menggunakan sumur atau air ledeng, berapakah jarak dari sungai atau
septitank?
> 10 m 1
< 10 m 0
5. Apakah sumber air bersih yang digunakan sudah mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Ya 1
Tidak 0
6. Apakah tersedia fasilitas tempat pembuangan sampah yang ideal?
Ya 1
Tidak 0
SARANA PENDUKUNG/PELAYANAN KESEHATAN
1. Apakah petugas berikut pernah melakukan kunjungan untuk
menindaklanjuti kasus Diare?
Ya Tidak Setahun terakhir
Petugas Puskesmas 1 0 ………………
Petugas Kecamatan 1 0 ………………
Petugas Dinkes 1 0 ………………
Pamong setempat 1 0 ………………
Kader PHBS 1 0 ………………
Kader Posyandu 1 0 ………………
Kader Dasawisma 1 0 ………………
Kader PKK 1 0 ………………
Lainnya,………… 1 0 ………………
2 Apakah Anda pernah mendapatkan penyuluhan tentang diare ?
Ya 1
Tidak 0
3. Apakah materi yang diinformasikan ketika penyuluhan ?
Ya Tidak
Mencuci tangan 1 0
Oralit gratis 1 0
Pemakaian jamban 1 0
4. Apakah Anda mengetahui tentang pemeriksaan bakteri pada sumber air
rumah tangga?
Ya 1
Tidak 0
5. Apakah petugas kesehatan setempat pernah melakukan pemeriksaan bakteri
pada Sumber air minum di desa ini?
Ya 1
Tidak 0
6. Apakah pernah terjadi Kejadian Luar Biasa di desa ini?
Ya 1
Tidak 0
7. Jika ya, apa yang dilakukan petugas kesehatan?
Ya Tidak
Memberikan pengobatan gratis 1 0
Pembagian oralit 1 0
Klorinasi 1 0
Pemeriksaan bakteri pada Sumber air 1 0
Penyuluhan PHBS 1 0
8. Apakah ada sosialisasi mengenai pengamanan Sungai dari limbah (Sabun,
Kotoran, BAB, Sampah) ?
Ya 1
Tidak 0
JAJAN TERUUUS..!!
Disuatu siang, 3 orang anak sedang bermain kelereng di lapangan. Mereka sedang
bermain dengan serunya.
Jono : Heiii.. minggir kalian, sekarang giliran aku.. awas.. awas.. Haha..
aku embat kelereng kalian..
Senni : Huuuuu… ngomong doang.. belum tentu koe menang.. buktikan
dulu, baru ngomong.
Endang : Sudah2.. heiii Jono, cepetan mulai!! Abis ini giliran aku tau..
Jono kemudian mulai memainkan kelerengnya, tidak disangka – sangka, ternyata
banyak kelereng yg keluar lingkaran. Jono panen kelereng.
Jono : Haha.. apa kubilang, aku berhasil kan? Kelereng aku bertambah
deh.. asik..asik..
Endang : iya, punya kamu nambah, punya aku nih yang berkurang!
Sekarang giliran aku kan? Awas aja, aku bales kamu..
Endang mulai memainkan kelerengnya, tetapi kelereng yang dia dapatkan tidak
sebanyak yang didapatka oleh Jono. Akhirnya : (Endang dengan sengaja
menggeser beberapa kelereng keluar dari lingkaran tanpa sepengetahuan kedua
temannya).
Jono : (tanpa sengaja melihat kelakuan Endang). Hei, Endang! Kamu
jangan main curang.
Endang : Yeee.. enak saja kamu.! Curang darimananya? memang cuma
kamu saja yang bias? Dasar kamu tidak mau kalah.
Jono : Huuu.. aku lihat kok tadi! Kaki kamu sengaja nyenggol ngeluarin
kelereng - kelereng tadi! Dasar curang, kamu..!!
Endang : Tidak! Aku tidak curang! Kamu itu yang tidak mau kalah.
Jono : Kamu curang! Weee..
Endang : Kamu..
Jono : Kamu..
(mereka saling menunjuk satu sama lain).
Senni : STOOOOPPPP…!! Stop..!! stop..!! kalian ini, kok malah
berantem sih? Udah panas kayak gini, makin panas deh dengerin
kalian berantem. Endang kamu jangan main curang dong! Jono
juga, kamu jangan manas – manasin Endang dong!
Aduh, panas – panas kaya gini, enaknya minum es tau. Kok
penjual esnya belum datang ya? Biasanya jam segini kan udah ada
disini.
Kemudian :
Penjual Es : Es.. Es.. Es.. ayo yang mau beli es..
Senni : Nah.. tuh, akhirnya penjual esnya datang juga. Ayo, dripada
berantem disini, mending kita makan es dulu. Kalian mau yang
rasa apa?
Jono : Hmmmm.. aku mau yang rasa nanas deh. Nanasnya satu ya Pak.
Senni : Aku yang rasa sirsak satu ya, Pak.
Endang : Aku rasa nanas juga deh. Pak, es nanasnya satu lagi ya!
Senni : Eh, Bapak jual gorengan juga ya? Aku mau 2 deh Pak. Kebetulan
aku lagi lapar.
Jono : Wah, saya juga satu deh Pak kalo begitu.
Endang : Hmmm.. aku beli juga ngga ya? Beli aja ah.. Ngiler liat kalian
soalnya. Hehe.. Pak, saya juga satu ya Pak!
Penjual Es : Iya De! Sabar.. sabar.. Semua bakalan dapat kok.
Setelah selesai memilih rasa, mereka akhirnya memilih duduk dibawah pohon,
sambil menikmati jajanan yang baru saja mereka beli.
Jono : Wah, sudah sore nih, teman – teman. Aku balik duluan ya. Ibuku
suka marah soalnya kalau aku belum pulang jam segini.
Endang : iya, ibu aku juga suka marah kok. Aku juga mau pulang setelah
selesai menghabiskan ini.
Senni : Sama. Ya Sudah. Kita udahan ya main hari ini. Besok kita main
bareng – bareng lagi ya.
Keesokan harinya di sekolah, saat Ibu Guru sedang menerangkan pelajaran :
Ibu Guru : jadi, penjumlahan bilangan puluhan itu dimulai dari bilangan
satuan dulu, baru kalian menjumlahkan bilangan puluhannya.
Bagaimana? Kalian mengerti kan? Kalau begitu, coba kerjakan
latihan di buku kalian ya.
Ibu Guru : Senni, kamu kenapa? Kamu sakit perut ya?
Senni : I.. Iya Bu..
Ibu Guru : Kok bisa?
Senni : Saya juga ngga tau Bu. Dari pagi perut saya sudah terasa sakit
seperti ini.
Ibu Guru : Ya Sudah, ayo kita ke puskesmas sebelah kalo begitu.
Di Puskesmas, sesaat kemudian.
Ibu Guru : Dok, murid saya mengeluh sakit perut sejak pagi ini. Kira – kira
dia kenapa ya?
Dokter : Tunggu sebentar ya, Bu.. coba saya periksa dulu. Ade Senni ya?
Bagaimana Dek? Apa yang kamu rasakan?
Senni : Sakit perut Dok.
Dokter : Sejak kapan kamu merasa sakit perut?
Senni : dari kemarin sih, Dok. Tapi terasa sakit sekaliii, hari ini Dok.
Dokter : Ade, BABnya bagaimana?
Senni : Seperti biasa kok Dok. Tapi tadi pagi yang keluar hanya air – air
gitu Dok.
Dokter : apa yang adek makan selama 3 hari ini? (sembari melakukan
physical examination).
Senni : biasanya cuma makan masakan ibu aku Dok. Kecuali kemarin.
Aku makan gorengan sama minum es Sirsak bareng Jono dan
Endang Dok.
Dokter : sebelum makan, Adek suka cuci tangan dulu ngga?
Senni : Kadang - kadang Dok, kalau aku lagi ingat. Kalau ngga, ya ngga.
Dokter : Kalo kemarin, pas makan jajanan. Kamu cuci tangan dulu ngga
De?
Senni : Ngga Dok. Soalnya aku sama teman – temanku lagi asik main
kelereng sebelumnya, makanya aku langsung saja Dok. Biasanya
juga aku langsung makan seperti itu kok Dok.
Dokter : Wah.. itu kebiasaan yang buruk Dek. Usahakan supaya kamu
selalu mencuci tangan sebelum kamu makan. Apalagi setelah
kamu bermain. Kuman dan bakteri ada di mana – mana lho Dek.
Dari lapangan tempat Ade bermain sampai ke jajanan pinggir
jalan yang Ade beli. Semua itu tidak luput dari kuman De.
Makanya kamu harus membiasakan diri untuk mencuci tangan.
Dan mulai sekarang kamu harus mengurangi jajan di pinggir
jalan. Kamu kan tidak tahu bagaimana makanan – makanan
tersebut dibuat. Belum lagi kuman dan bakteri yang melekat pada
jajanan tersebut, saat makanan tersebut dijaja keliling. Lebih baik
Ade makan masakan Ibu di rumah saja. Lebih aman kan? Ada
yang mau kamu tanyakan lagi?
Senni : Kok bisa sakit perut Dok?
Dokter : iya, kuman – kuman yang ada di sekitar kamu akan lebih mudah
masuk kedalam tubuh seseorang, saat orang tersebut tidak
menjalankan pola hidup bersih sehat. Saat masuk, mereka
mengganggu sistem pencernaan kamu. Makanya, kamu akan
merasa sakit perut. Tapi, itu hanya awalnya, setelah itu sistem
pembuangan kamu akan terganggu. Karna itu, kamu akan
mengalami keadaan kekeringan yang amat sangat. Jika hal ini
dibiarkan, akan menyebabkan kematian lho.
Ibu Guru : tuh, kan.. Ibu kan sudah mengingatkan kalian, untuk tidak jajan
sembarangan. Soal cuci tangan dengan sabun sebelum makan
juga sudah ibu ingatkan. Ya ampun, kalian ini.. ngga ada yang
menuruti nasihat ibu ya? Hmmmm... jadi bagaimana Dokter?
Dokter : iya Bu, keadaan Senni tidak terlalu parah, saya akan memberikan
beberapa obat untuk Senni. Oh iya, jangan lupa untuk
memberikan Senni makanan yang bergizi untuk mempercepat
masa penyembuhannya.
Ibu Guru : Oh iya Dokter. Terima kasih ya Dok.
Beberapa saat kemudian di kelas.
Ibu Purwo : Bu Guru, bagaimana keadaan Senni..? Apa kata dokter?
Ibu Guru : Tenang saja Bu Purwo, keadaan Senni tidak terlalu parah kok.
Dokter mengatakan jika Senni terkena Diare.
Ibu Purwo : haaa.. diare? Bagaimana bisa Senni kena diare, Bu?
Ibu Guru : iya, itu akibat kesukaan Senni untuk jajan sembarangan, belum
lagi kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang terkadang
dilupakannya.
Ibu Purwo : Ya ampun.. kamu ini, gimana toh Ndok? Sudah ibu bilangin kan,
jangan jajan sembarangan. Ya ampun, Gusti.. Gusti..
Ibu Guru : Iya Bu Purwo. Memang sangat susah untuk mengontrol kebiasaan
jajan mereka. Sayapun sudah sering mengingatkan mereka untuk
tidak jajan sembarangan. Tapi tetap saja.
Ibu Purwo : Iya, ya Bu.. Senni, kamu kalo jajan diluar, senangnya beli apa?
Nanti ibu bikinin di rumah saja ya. Daripada kamu jajan diluar,
kan lebih aman kalau kamu makan buatan ibu saja. Dan ibu
jamin, rasanya pasti tidak kalah dengan yang sering kamu beli
diluar.
Senni : Senni sukanya Donat Bu, terus es nanas yang kemarin juga enak.
Belum lagi gorengan yang di lapangan. Itu juga enak.
Ibu Purwo : Ya ampun. Kalau hanya seperti itu, kamu bisa meminta ibu untuk
membuatkannya. Lain kali, kalau kamu mau makan seperti itu,
minta sama ibu saja ya. Hukuman kamu karena tidak mau
mendengarkan perkataan ibu, kamu tidak akan ibu kasih uang
jajan. Sebagai gantinya kamu harus membawa bekal dari rumah.
Kamu mengerti Senni?
Senni : Iya Bu. Senni ngerti.
Ibu Guru : Bagus Bu Purwo, setidaknya Senni tidak akan jajan sembarangan
lagi.
Ibu Purwo : Iya Bu Guru. Lebih baik dia makan makanan buatan saya saja.
Kalau behitu, kami permisi balik dulu ya Bu. Barang – barang
Senni hanya ini kan Bu?
Ibu Guru : Oh, iya. Ini ada beberapa obat yang diberikan oleh dokter. Harus
diberikan sesuai aturannya ya Bu. Lalu, jangan lupa memebeikan
Senni makanan yang bergizi. Karena makanan yang bergizi, akan
membantu mempercepat penyembuhannya. Dan jika dalam 3 hari
keadaannya tidak membaik, mungkin Ibu Purwo bisa membawa
Senni kembali ke Dokter.
Ibu Purwo : Iya Bu Guru. Terima kasih ya Bu, atas bantuan ibu. Kami pamit
dulu ya Bu. Assalamualaikum.
Ibu Guru : Waalaikumsalam.
Ibu Guru : anak-anak. Sebelum kita pulang, ada beberapa hal yang mau ibu
sampaikan. Siapa yang masih suka jajan sembarangan di kelas ini?
Kelas diam. Tidak ada seorangpun yang mengangkat tangan.
Ibu Guru : Hmmm.. tidak ada yang mengacung? Tapi ibu yakin, kalau
diantara kalian masih ada yang suka jajan sembarangan. Bahkan
mungkin semuanya. Kalian tau, kenapa Senni bisa sakit?
Anak - anak : Tidak. Bu guru.
Ibu Guru : Senni sakit diare akibat jajan sembarangan. Kalian tau kan betapa
tidak enaknya ketika kita sakit? Kalian tidak bisa ke sekolah,
kalian akan ketinggalan pelajaran, kalian tidak akan bertemu
dengan teman – teman yang lain, juga tidak bisa bermain bersama
yang lain. Lihat! Sangat tidak enak kan? Jadi, adakah diantara
kalian yang ingin sakit?
Anak – anak : Tidak Bu Guruuu..
Ibu Guru : Kalau begitu, kalian tidak boleh jajan sembarangan lagi. Mulai
besok, kalian harus membawa bekal masing – masing dari rumah
ya. Kalian boleh membawa makanan kesukaan kalian sendiri.
Jangan lupa untuk memberi tahu ibu kalian, ya anak – anak.
Anak – anak : iya Bu guru.
Ibu Guru : bagus kalau begitu. Ayo kalian beres – beres. Sebelum pulang,
kita berdoa dulu ya.