Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
Transcript of Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
1/51
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PENGARUH CARA PEMBERIAN OBAT TERHADAP
ABSORPSI OBAT
OLEH
KELOMPOK I
NAMA NIM
Afrita Dwi A. Bosoin CrolantIaltonP!lo"olin
H!ll!na M. Karti#a
H!nri#aT$a%rin
&%arni A'%'a#ar
S%sana A. Ki$!
Maria F. Ito
Rosalia M!#til(is
Fan) S%silawati
T$!r!sia S. Min(in*
Sa'ina E. M!li
F!'l!a H!n%#
PO. +,-,,,/,012PO. +,-,,,/,03+
PO. +,-,,,/,02,
PO. +,-,,,/,024
PO. +,-,,,/,023
PO. +,-,,,/,1/0
PO. +,-,,,/,1-,
PO. +,-,,,/,1/,
PO. +,-,,,/,032
PO. +,-,,,/,1/1
PO. +,-,,,/,1/4
PO. +,-,,,/,02-
LABORATORIUM FARMASI
&URUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES
KUPANG
-/4
BAB I
PENDAHULUAN
A. TU&UAN
Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan cara-cara pemberian obat
Subkutan dengan cara pemberian lainnya terhadap kecepatan absorbsinya,
menggunakan data farmakologi sebagai tolak ukur.
B. TIN&AUAN PUSTAKA
1
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
2/51
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara untuk tujuan mencapai efek
farmakologis (efeksistemik) diantaranya melalui oral, subkutan,
intramuskular, intraperitoneal, rektal dan intravena. Masing masing cara
pemberian ini memiliki keuntungan dan menfaat tertentu yang dipengaruhi
oleh karakteristik anatomi, fisiologi, biokimia pada daerah dimana terjadi
kontak obat dengan tubuh, termasuk perbedaan suplai darah dan en!im
en!im yang terdapat pada setiap tempat. Suatu obat mungkin efektif jika
diberikan melalui salah satu cara pemberian, tetapi kurang atau tidak efektif
jika diberikan melalui cara lain.
"erbedaan ini salah satunya disebabkan oleh adanya perbedaan dalam
hal kecepatan absorbs dari berbagai cara tersebut, yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap efek atau aktivitas farmakologinya, onset (mulai kerja
obat) dan durasi (lama kerja obat) menjadi berbeda antara cara pemberian
yang satu dengan yang lainnya. "ada percobaan ini akan mengkaji pengaruh
berbagai cara pemberian terhadap efek farmakologi suatu obat yaitu obat
golongan barbital dengan efek sedatif hipnotik.
/. R%t!P!'!rian
a. R%t!P!roral
Obat sering digunakan secara oral. #ebanyakan obat ini
ditelan dan jarang yang larut dalam mulut. $ujuan penggunaan obat
melalui oral adalah untuk memperoleh efek sistemik yaitu obat
masuk kepembuluh darah dan beredar keseluruh tubuh setelah terjadi
absorbsi obat pada bermacam macam permukaan sepanjang saluran
pencernaan. %kan tetapi, ada obat yang ditelan dengan tujuan
memperoleh efek lokal karena tidak larut atau tidak di absorbsi pada
rute ini misalnya obat obat cacing dan obat antasida untuk
menetralkan kelebihan asam lambung. &entuk sediaan oral dapat juga
dibuat untuk memberikan pengobatan yang lama, seperti sustained
2
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
3/51
release, repeat action dan prolonged action yang berbeda dalam
pelepasan !at aktif dan absorbsinya.
'ika dibandingkan dengan rute lain, rute oral lebih
menyenangkan, murah serta aman bila digunakan alaupun
responnya lebih lambat dan absorbsinya tidak teratur karena
tergantung pada beberapa faktor antara lain
/5 'umlah dan jenis makanan yang ada didalam lambung.
5 #emungkinan obat dapat dirusak oleh reaksi asam lambung atau
en!im en!im pencernaan misalnya insulin
,5 #eadaan penderita muntah muntah atau koma.
45 #erjaaal yang cepat dikehendaki sehingga tidakmemungkinkan pemberian secara oral.
#ecepatan absorbsi obat secara oral tergantung pada sediaan
obat terhadap cairan biologis yang disebut bioavibility atau
ketersediaan hayati. #etersediaan hayati adalah persentase obat yang
diabsorbsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan tersedia untuk
menghasilkan efek terapeutiknya* dinyatakan dalam mg +. rutan
besarnya ketersediaan hayati bentukbentuk sediaan obat adalah
larutan suspensi oral emulsi kapsul tablet bersalut. Semakin
cepat obat diabsorbsi maka akan semakin cepat juga obat itu
dimetabolisme dan diekskresi. &entuk bentuk sediaan obat yang
digunakan dalam rute oral yaitu tablet, kapsul, serbuk bagi (pulveres)
serta sediaan cair termasuk larutan eliir, sirop dan suspensi atau
emulsi oral.
'. R%t! Inta6!na
3
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
4/51
"emberian obat dilakukan dengan cara intravena yaitu dengan
menyuntikkan obat pada daerah ekor (terdapat vena lateralis yang
mudah dilihat dan dapat membuat obat langsung masuk ke pembuluh
darah). "emberian dengan cara intravena, umumnya menggunakan
larutan yang dapat mengandung cairan non iritan yang dapat
bercampur dengan air, volume ml sampai / ml. 'ika volume dosis
tunggal lebih dari 0 ml, injeksi intravena tidak boleh mengandung
bakterisida dan jika lebih dari / ml, harus bebas pirogen.
1ara intravena merupakan cara pemberian obat yang
reaksinya paling cepat karena obat langsung masuk ke pembuluh
darah sehingga cara ini tentu saja lebih cepat memberikan efek
karena tidak melalui proses absorbsi dulu untuk masuk ke
sistemsistemik.
7. R%t! S!7ara Intra"!riton!al"ada rute ini, obat disuntikan ke dalam selaput perut atau melalui
rongga perut. 2amun pada saat penyuntikan, harus dilakukan secara
hati hati dimana larutan obat disuntikan ke dalam abdomen baah
disebelah garis midsagital agar tidak melukai organ tubuh lain yang
ada seperti lambung. #euntungan dari cara pemberian ini adalah
penyerapannya cepat karena obat langsung masuk ke pembuluh darah
sehingga memberikan efek yang cepat. 3njeksi dengan cara ini
memiliki bahaya infeksi yang besar sehingga jarang digunakan.
(. R%t! S!7ara S%'#%tan
1ara pemberian pada rute ini dengan menyuntikan obat pada
jaringan di baah kulit ke dalam alveolar. 3njeksi dengan cara ini
menggunakan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam
air atau minyak. 4fek dengan cara pemberian ini tidak secepat injeksi
intramuskular atau intravena karena terdapat lapisan lemak yang
4
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
5/51
paling banyak. 2amun mudah dilakukan sendiri, misalnya insulin
pada pasien penyakit gula. %bsorbsi obat di subkutan tergantung dari
aliran darah, permeabilitas kapiler darah, kepadatan jaringan di
daerah penyuntikkan, laju pelepasan !at aktif.
BAB II
CARA PERCOBAAN
"ercobaan ini terdiri dari 5 bagian yaitu
&agian 3 Mahasisa mempresentasikan macam-macam rute
pemberian obat dan mendiskusikannya.
&agian 33 "ara mahasisa mengerjakan sendiri percobaan yang
sama.
&agian 333 "ara mahasisa mempresentasikan hasil praktikun dan
didiskusikan.
A. R%t! "!'!rian o'at s!7ara oral
/. Ba$an (an Alat
a. Obat 6uminal 2a dengan dosis 50 mg7kg &&, konsentrasi larutan
obat 5,0+. 8olume maksimal yang bisa diberikan 0 m67//g &&.
b. 9ean coba $ikus putih, jenis kelamin jantan.
c. %lat 'arum oral
5
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
6/51
. Cara P!r7o'aan
a. $ikus dipegang pada tengkuknya, jarum oral yang telah berisi larutan
obat dimasukkan kemulut tikus melalui langit-langit masuk esophagus
'. :orong larutan obat tersebut ke dalam esophagus
,. P!n*aatan
a. 1atat aktu pemberian obat, mulai timbulnya efek (onset) dan
hilangnya efek.
'. 4fek yang diamati antara lain
/5 %ktivitas spontan dari respon terhadap rangsangan7stimulus pada
keadaaan normal.
5 "erubahan aktivitas baik spontan maupun distimulasi
,5 saha untuk menegakan diri tidak berhasil
;) :iam, tidak bergerak, usaha untuk menegakkan diri tidak lagi
dicoba.
6
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
7/51
B. R%t! "!'!rian o'at s!7ara intra 6!na
/. Ba$an (an Alat
a. Obat 6uminal 2a dengan dosis 50 mg7kg &&,
konsentrasi larutan obat 5,0+8olume maksimal yang bisa diberikan
m67//g &&.
'. 9ean coba tikus putih, jenis kelamin jantan.
7. %lat jarum suntik )
. Cara P!r7o'aan
a. 4kor tikus direndam dalm air hangat atau dioles aseton atau eter (untuk
tujuan dilatasi).
'. 1arilah vena lateralis dan suntikkan larutan obat, bila terasa ada
tahanan artinya jarum tersebut tidak memasuki vena dan bila piston
ditarik tidak ada darah yang keluar.
7. &ila harus dilakukan penyuntikan ulang maka lakukan pengulangan
dimulai dari bagian distal ekor
,. P!n*aatan
6akukan pengamatan seperti pada pemberian secara oral
C. R%t! "!'!rian o'at s!7ara intra "!riton!al/. Ba$an (an Alat
a. Obat 6uminal 2a dengan dosis 50 mg7kg &&, konsentrasi
larutan obat 5,0+8olume maksimal yang bisa diberikan 5 m67//g
&&.
'. 9ean coba tikus putih, jenis kelamin jantan.
7. %lat jarum suntik )
d.
. Cara "!r7o'aan
a. $ikus dipegang pada tengkuknya sedemikian hingga posisi abdomen
lebih tinggi dari kepala.
7
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
8/51
'. 6arutan obat disuntikkan ke dalam abdomen baah dari tikus di
sebelah garis midsagital
,. P!n*aatan
6akukan pengamatan seperti pemberian secara oral.
D. R%t! "!'!rian o'at s!7ara s%' #%tan
Masukkan sampai di baah kulit pada tengkuk hean uji dengan jarum
injeksi.
?
PERHITUNGAN
#elompok 3 (Secara subkutan)
:ik
a. &obot tikus % @5,;0 g
b. &obot tikus & 5A,;B g
c. &obot maksimal tikus /,= kg
d. :osis 50 mg7kg &&
'aab
:osis 50 mg7kg && /,= kg C > mg
$ikus % 7mg
200 g X
83,45g
C =,A= mg
m6 terdapat 0/ mg luminal jadi, volume obat yang dapat diberikan pada
tikus %2,92mg
50mg m6 C /,/0 m6
8
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
9/51
$ikus & 7mg
200 g X
39,46 g C ,5@ mg
'adi, volume yang dapat diberikan pada tikus &
1,38mg
50mg m6 C /,/= m6
#elompok 33 (Secara oral)
&erat badan tikus >5 gram
#onversi dosis manusia (>/ kg) ke tikus (=// g) C /,/@
:osis terapi 6uminal tikus C /,/@ 50 mg
C /,B5 mg7=// g && tikus73 g
200 g /,B5 C /,=5 mg7kg &&
0,23
73 g /// C 5,0 mg7kg &&
#onsentrasi larutan 5,0+
3,5
73 g /,/@ 50 C /,/5 mg7kg &&
0,03
10 C /,//5 mg7kg &&
9
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
10/51
&obot yang ditimbang >0 mg 6uminal diencerkan dengan aDuades 0 m6
lalu ambil /,/5 m6.
#elompok 333 (Secara 3ntravena)
. &erat tikus
a. $ikus 5>,/= g
b. $ikus = 5A,@A g
=. "erhitungan bahan yang disuntikan
a. Misalkan berat tikus =// g, konversi ke manusia >/ kg
b. Sediaan = m6 ampul (6uminal) menjadi // mg7= m6
Eumus Berattikuscoba
Berattikuspadatabelkonversi factor konversi dosis
normal
ntuk tikus C37,02 g
200 g /,/@ // mg C /,555 mg7kg &&
10
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
11/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
12/51
&obot tikus =// g 35
100 200
x C > mg
maka dosis untuk tikus 7mg
200 g X
73,52 C =,0> mg
$iap m6 "henobarbital 0/ mg maka,
2,38mg
50mg m6 C /,/;> m6 .
12
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
13/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
14/51
&. SUBKUTAN
/. TIKUS /
K!t!ran*an 9a#t%
:!nit #!5
R!s"on
O
2
S
4
$
//.// $ikus disuntik
B.// Spontan menggaruk kepala
=B.// Mulai malas bergerak, lemas
;/.// $idak ada pergerakan, mata masih terbuka
:
E
%S
3
0/.// $ertidur dan tidak bergerak
BA.// $idak bergerak, membuka mata
>A.// &angun , aktif bergerak
. TIKUS
K!t!ran*an 9a#t% R!s"on
O
2
S
4
$
//.// $ikus disuntik
/0.// Spontan menggaruk kepala
/.// Mulai malas bergerak
=/.// $idak ada pergerakan, mata masih terbuka
:
E
%
S
3
;/.// $idak bergerak dan tertidur
B/.// $idak bergerak tetapi membuka mata
>/.// &angun dan bergerak aktif
C. INTRAPERITONEAL
/. TIKUS /
K!t!ran*an 9a#t%
:!nit #!;5
R!s"on
14
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
15/51
O 2S4$
//.// $imbul gatal gatal
/0.// &ergerak sedikit, mulai tenang
/A.// Mulai tenang, mengangkat kepala/.// :iberi rangsangan dan tetap tertidur
:
E %S3
B.// $enang tetap tertidur
=.// =A= :iberi rangsangan dan tetap tertidur
=A5 =A@ :iberi rangsangnan, bangun dan bergerak
bebas
. TIKUS
K!t!ran*an 9a#t% :!nit#!;5
R!s"on
O 2S
4$
//.// Masih aktif bergerak
/5.// $imbul gatal gatal
/0.// Mulai tenang
/>.// #embali bergerak
/@.// #embali tenang
=.// Mulai mengantuk
0.// :iam tenang
:
E %S
3
>.// $ertidur
@.// @.// :iberi rangsangan tapi tetap tertidur
@=.// >.// &angun tapi tetap tenang
@.// &ergerak bebas
D. PERORAL
/. TIKUS /
K!t!ran*an 9a#t% R!s"on
O 2S
4$
/.55 Mulai menggeleng dan menggaruk kepala
dan ekor
/.5A Menggaruk seluruh badan, pergerakan
berkurang
/.;> Mulai tenang, badan lemah, dan berusaha
menegakkan kepala
/.0 Mulai mengedipkan mata, mata sayup,
15
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
16/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
17/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
18/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
19/51
DAFTAR PUSTAKA
%nonim., =/=. Penuntun Praktikum Farmakologi #upang9oan, $.'., dan Eahardja,#., =//>. Obat – Obat Penting edisi VI . 4le media
komputindo 'akarta
Mutschler, 4., AAA. Dinamika Obat edisi V . "enerbit 3$& &andung
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
ANALGETIKA
19
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
20/51
OLEH
KELOMPOK I
NAMA NIM
Afrita Dwi A. Bosoin Crolant
IaltonP!lo"olin
H!ll!na M. Karti#a
H!nri#aT$a%rin
&%arni A'%'a#ar
S%sana A. Ki$!
Maria F. Ito
Rosalia M!#til(is
Fan) S%silawati
T$!r!sia S. Min(in*
Sa'ina E. M!li
F!'l!a H!n%#
PO. +,-,,,/,012
PO. +,-,,,/,03+
PO. +,-,,,/,02,
PO. +,-,,,/,024
PO. +,-,,,/,023
PO. +,-,,,/,1/0
PO. +,-,,,/,1-,
PO. +,-,,,/,1/,
PO. +,-,,,/,032
PO. +,-,,,/,1/1
PO. +,-,,,/,1/4
PO. +,-,,,/,02-
LABORATORIUM FARMASI
&URUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES
KUPANG
-/4
20
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
21/51
BAB II
PENDAHULUAN
A. TU&UAN PERCOBAAN
Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan daya analgetik asetosal dan
parasetamol menggunakan metode Gitkin
B. TIN&AUAN PUSTAKA
/. P!n*!rtian
%nalgetik atau penghalang rasa nyeri adalah !at-!at yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.%nalgetik anti inflamasidi duga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin (mediator
nyeri). Easa nyeri sendiri dapat di bedakan dalam tiga kategori diantaranya
yaitu
a. Anal*!ti# P!rif!r
%nalgetik "erifer yaitu mengenai rasa nyeri dan demam. Easa nyeri
merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi tubuh. :emam juga
adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri. #ini para
ahli berpendapat baha demam adalah suatu reaksi tangkis yang
berguna dari tubuh terhadap infeksi. "ada suhu di atas 5>H1 limfosit dan
mikrofag menjadi lebih aktif. &ila suhu melampaui ;/-;H1, barulah
terjadi situasi krisis yang bisa menjadi fatal, karena tidak terkendalikan
lagi oleh tubuh.
'. Anal*!ti# Antira(an* (an O'at;O'at R!a
%nalgetik antiradang di sebut juga %rthritis, adalah nama gabungan
untuk dari seratus penyakit yang semuanya bercirikan rasa nyeri dan
bengkak, serta kekakuan otot dengan terganggunya fungsi alat-alat
penggerak (sendi dan otot). Iang paling banyak di temukan adalah
artros! ( arthiritis deormansi) (Iun.arthon C sendi,6at!deormare C
cacat bentuk), di sebut juga ost!oartros! atau ost!oart$ritis.&ercirikan
degenerasi tulang raan yang menipis sepanjang progress penyakit,
dengan pembentukan tulang baru, hingga ruang di antara sendi
menyempit.
7. Anal*!ti# Nar#oti#
21
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
22/51
%nalgetik narkotik, kini di sebut juga O"ioi(a (mirip opiat), adalah !at
yang bekerja terhadap reseptor opioid khas di SS", hingga persepsi
nyeri dan respons emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi).
. G!
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
23/51
%nalgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu
menurunkan suhu badan pada saat demam.#hasiatnya
berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di
hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi perifer di kulit
dengan bertambahnya pengeluaran kalor disertai keluarnya
keringat.
&erdasarkan rumus kimianya analgesik perifer di golongkan
terdri dari golongan salisilat, golongan para-aminofenol,
golongan pira!olon, dan golongan antranilat. 1ontohnya
"arasetamol, %setosal, %ntalgin.=) %nalgetik 2S%3:s ( "on #teroid $nti Inlammatory Drugs)
%nti radang sama kuat dengan analgesik di gunakan sebagai
anti nyeri atau rematik contohnya asam mefenamat, ibuprofen.
5) %nalgetik narkotik (analgetik central)
%nalgetik narkotik bekerja di SS", memiliki daya penghalang
nyeri yang hebat sekali yang bersifat depresan umum
(mengurangi kesadaran) dan efek sampingnya dapat
menimbulkan rasa nyaman (euforia).Obat ini khusus di
gunakan untuk penghalau rasa nyeri hebat, seperti pada fractura
dan kanker. 1ontoh obatnya Morfin, 1odein, 9eroin,
Metadon, 2alorfin.
Iang termasuk analgetik narkotik antara lain
a) %gonis Opiat, yang dapat dibagi dalam
b) %lkaloida candu
c) Kat-!at sintetis
1ara kerja obat-obat ini sama dengan morfin, hanya
berlainan mengenai potensi dan lama kerjanya, efek samping, dan risiko akan kebiasaan dengan ketergantungan.
a. %ntagonis Opiat, bila digunakan sebagai analgetika, obat ini
dapat menduduki salah satu reseptor.
c. #ombinasi, !at-!at ini juga mengikat pada reseptor opioid,
tetapi tidak mengaktivasi kerjanya dengan sempurna.
'. O'at;o'at t!rs!n(iri
/5 %ntalgin
a) Mekanisme kerja
23
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
24/51
%minopirin merupakan derivate pira!olon yang mempunyai
efek sebagai analgesik, antipiretik.4fek antipiretik diduga
berdasarkan efek mempengaruhi pusat pengatur suhu di
hipotalamus dan menghabisi biosintesa dari prostaglandin
sedangkan efek analgesiknya mengurangi rasa nyeri cukup
kuat.
b) 4fek Samping
agranulosis, reaksi hipersensitifitas, reaksi pada kulit.
=) %sam Mefenamat
a) Mekanisme kerja
%sam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi nonsteroid, bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin
dalam jaringan tubuh dengan menghambat en!im
siklooksigenase, sehingga mempunyai efek analgesik, anti
inflamasi dan antipiretik.
b) 4fek Samping
Sangat minimal selama dalam dosis yang di anjurkan.
:apat terjadi gangguan saluran cerna antara lain iritasi
lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa
ngantuk,pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo,
dispepsia.
5) 3buprofen
a) Mekanisme kerja
3buprofen merupakan derivat asam fenil propionate dari
kelompok obat anti inflamasi non steroid.Senyaa ini
bekerja melalui penghambatan en!im siklo-oksigenase pada
biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam
arakidonat menjadi "J-J= terganggu."rostaglandin
berperan pada pathogenesis inflamasi, analgesik dan
damam.:engan demikian maka ibuprofen mempunyai efek
anti inflamasi dan analgetik-antipiretik.#hasiat ibuprofen
sebanding, bahkan lebih besar dari pada asetosal (aspirin)
dengan efek samping lebih ringan terhadap lambung. "ada
pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat,
berikatan dengan protein plasma dan kadar puncak dalam
24
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
25/51
plasma tercapai -= jam setelah pemberian. %danya
makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak
mengurangi jumlah yang di absorbsi. Metabolisme terjadi
di hati dengan aktu paruh ,@-= jam. 4kskresi bersama
urin dalam bentuk utuh dan metabolit inaktif, sempurna
dalam =; jam.
b) 4fek Samping
4fek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa
mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung, ruam kulit,
pruritus, sakit kepala, pusing, dan heart burn.;) "arasetamol
a) Mekanisme kerja
"arasetamol adalah derivate p-aminofenol yang mempunyai
sifat antipiretik7analgesik.Sifat antipiretik di sebabkan oleh
gugus aminoben!en dan mekanismenya diduga berdasarkan
efek sentral.Sifat analgesik parasetamol dapat
menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.Sifat
antiinflamasinya sangat lemah hingga tidak digunakan
sebagai anti rematik."ada penggunaan per oral parasetamol
di serap dengan cepat melalui saluran cerna.#adar
maksimum dalam plasma di capai dalam aktu 5/ menit
sampai B/ menit setelah pemberian."arsetamol
dieksekresikan melalui ginjal, kurang dari 0 + tanpa
mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk
terkonjugasi.
b) 4fek Samping:osis besar menyebabkan kerusakan fungsi hati.
&erdasarkan rangsangan nyeri yang dipergunakan, maka terdapat berbagai
metode penetapan daya analgetik suatu obat.
No M!to(! T!"at
In(%#si
&!nis R!s"on Golon*an
&ianchi L
ranceschini
#ulit ekor dan
jaringan dasar
pada mencit
#lip arteri
mekanik
saha
menggigit
klip
%nalgetik
narkotik
= 'ansen L #ulit kaki pada 9ot plate Meloncat %nalgetik
25
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
26/51
'ageneau mencit 00-B/ 1⁰ narkotik
5 Siegmund,
Gitkin
"eritoneum
pada mencit
enil
kuinolon,
asam asetat
#ontraksi
abdominal
%nalgetik
non narkotik
; Jibson Mukosa rektum
pada tikus
elektrik Mencicit %nalgetik
non narkotik
26
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
27/51
BAB II
ACARA PERCOBAAN
A. ALAT DAN BAHAN
/. Ba$an
a) Suspensi asetosal + sebagai kontrol posistif7pembanding
b) %Duades sebagai kontrol negatif
c) Suspensi parasetamol + sebagai analgetik
d) 6arutan asam asetat + sebagai penginduksi nyeri
. Alat
a) 'arum suntik m6
b) 'arum oral (ujung tumpul)c) &eker gelas
d) 4rlenmeyer
e) Stopatch
,. HE9AN U&I
Mencit (satu jenis kelamin), umur ;/-B/ hari, berat =/-5/ g
B. CARA KER&A
/. Cara P!r7o'aan
) Mencit @ ekor, dibagi ; kelompok, tiap kelompok mendapat = ekor
mencit
=) ekor mencit dari tiap kelompok, diberi aDuades melalui oral dengan
volume yang sama dengan larutan obat
5) Mencit kelompok dan 5 diberi suspensi parasetamol dengan dosis 0=
mg7kg &&
;) Mencit kelompok = dan ; diberi suspensi asetosal dengan dosis 0=
mg7kg &&.
27
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
28/51
. P!n*%"%lan Data
Setelah hean uji mendapat perlakuan, 0 menit kemudian, seluruh hean
uji disuntikkan larutan asam asetat + sebagai penginduksi nyeri.
&eberapa menit kemudian, mencit akan menggeliat (perut kejang dan kaki
ditarik ke belakang).1atat jumlah kumulatif geliat yang timbul setiap
selang aktu 0 menit selama B/ menit. 9itung persen daya analgetik
dengan rumus
+ daya analgetik C // ("7# //)
:imana,
" C jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi obat analgetika
# C jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi
aDuades (kontrol negatif)
,. Analisis Hasil
&andingkan daya analgetik asetosal dan parasetamol, dengan uji taraf
kepercayaan A0+.
C. PERHITUNGAN DOSIS
28
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
29/51
/. Asa as!tat /= :,-- *>#* BB5
a. &obot mencit 3 C /,/5=0> kg
#onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
asetat + yang diberikan untuk mencit dengan bobot /,/5=0> kg C
/,/5=0> kg /,//=B C /,////@;B@= kg
8olume pemberian asam asetat + C 5// mL /kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/5=0> kg dengan konversi /,//=B
C 5// mL /kgBB /,////@;B@= kg C /,/=0 m6 N /,/= ml
'. &obot mencit 33 C /,/=A@@ kg
#onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
asetat + yang diberikan untuk mencit dengan bobot /./=A@@ kg C
/,/=A@@ kg /,//=B C /,////>>B@@ kg
8olume pemberian asam asetat + C 5// mL /kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/=A@@ kg dengan konversi /,//=B
C 5// mL /kgBB /,////>>B@@ kg C /./=5 m6 N /,/= ml
7. &obot mencit 333 C /,/5/B; kg
#onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
asetat + yang diberikan untuk mencit dengan bobot /./5/B; kg C
/,/5/B; kg /,//=B C /,////>ABB; kg
8olume pemberian asam asetat + C 5// mL /kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/5/B; kg dengan konversi /,//=B
C 5// mL /kgBB /,////>ABB; kg C /./=5@m6 N /,/= ml
(. &obot mencit 38 C /,/5/5B kg
#onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
asetat + yang diberikan untuk mencit dengan bobot /./5/5B kg C
/,/5/5B kg /,//=B C /,////>@A5B kg
29
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
30/51
8olume pemberian asam asetat + C 5// mL /kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/5/5B kg dengan konversi /,//=B
C 5// mL /kgBB /,////>@A5B kg C /./=5 m6 N /,/= ml
!. &obot mencit 8 C /,/=AA0 kg
#onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
asetat + yang diberikan untuk mencit dengan bobot /./=AA0 kg C
/,/=AA0 kg /,//=B C /,////>>@> kg
8olume pemberian asam asetat + C 5// mL /kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/=AA0 kg dengan konversi /,//=B
C 5// mL /kgBB /,////>>@> kg C /./=5 m6 N /,/= ml
f. &obot mencit 83 C /,/5=/0 kg
#onversi perhitungan manusia terhadap mencit C /,//=B maka dosis asam
asetat + yang diberikan untuk mencit dengan bobot /./5=/0 kg C
/,/5=/0 kg /,//=B C /,////@5555 kg
8olume pemberian asam asetat + C 5// mL /kgBB . Maka untuk
mencit dengan bobot /,/5=/0 kg dengan konversi /,//=B
C 5// mL /kgBB /,////@5555 kg C /./=; m6 N /,/= ml
. Dosis "aras!taol
6arutan stok parasetamol + b7v (0= mg7 kg &&)
a. &obot mencit 3 C /,/5=0> kg
:osis parasetamol untuk mencit C 0= mg/kgBB
'adi dosis parasetamol untuk mencit dengan bobot /./5=0> kg
C 0= mg/kgBB /,/5=0> kg C ,BA5B; mg
8olume yang diambil
30
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
31/51
C1,69364mg
1000mg x100mL=0,169mL 0,17ml
'. &obot mencit 33 C /,/=A@@ kg
:osis parasetamol untuk mencit C 0= mg/kgBB
'adi dosis parasetamol untuk mencit dengan bobot /./=A@@ kg
C 0= mg/kgBB /,/=A@@ kg C ,005>B mg
8olume yang diambil
C1,55376mg
1000mg x 100mL=0,155mL
N /,0 m6
7. &obot mencit 333 C /,/5/B; kg
:osis parasetamol untuk mencit C 0= mg/kgBB
'adi dosis parasetamol untuk mencit dengan bobot /./5/B; kg
C 0= mg/kgBB /,/5/B; kg C ,0A5=@ mg
8olume yang diambil
C1,59328mg
1000mg x 100mL=0,159mL 0,15ml
,. Dosis As!tosal
a. &obot mencit 38 C /,/5/5B kg
:osis %setosal untuk mencit C 0= mg/kgBB
'adi dosis asetosal untuk mencit dengan bobot /./5/5B kg
C 0= mg/kgBB /,/5/5B kg C , 0>@>= mg
8olume yang diambil
C1,57872mg
1000mg x100mL=0,157872mL 0,15
b. &obot mencit 38 C /,/=AA0 kg
:osis %setosal untuk mencit C 0=mg/kgBB
31
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
32/51
'adi dosis asetosal untuk mencit dengan bobot /./=AA0 kg
C 0= mg/kgBB /,/=AA0 kg C , 00>; mg
8olume yang diambil
C1,5574 mg
1000mg x100mL=0,15574mL
c. &obot mencit 38 C /,/5=/0 kg
:osis %setosal untuk mencit C 0= mg/kgBB
'adi dosis asetosal untuk mencit dengan bobot /./5=/0 kg
C 0= mg/kgBB /,/5=/0 kg C ,BBBB mg
8olume yang diambil
C1,6666mg1000mg
x 100mL=0,16666mL 0,16ml
d. Mencit 833 kontrol negatif ( bobot /,/=B== kg)
"enginduksi asam asetat + (5// mg7kg &&)
:osis /,/=B== / ,//=B C /,////B@>= kg
8olume asam asetat 5// ml7kg && /,////B@>= kg C/,/=/;0B
mlN/,/= ml
BAB III
HASIL PERCOBAAN
Cara P!n*aatan
. 1atat aktu mulai timbulnya efek geliat yang terjadi pada mencit
=. 4fek yang diamati pada mencit antara lain menarik kaki
kebelakang, penarikan abdomen, dan kejang tetani atau kekakuan
otot
BAB III
HASIL PERCOBAAN
A. Data P!n*aatan
Waktu(Selang5 Menit)
Jumlah Geliat MencitAet!al( Mencit)
"a#acetam!l
(Mencit)
a$ua%e( Mencit)
& && &&& & && &&& & && &&&0 ' 5 32 56 43 30 69 59 61 71 56
32
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
33/51
5 ' 10 35 4 9 45 33 76 41 78 70 6410 ' 15 26 36 53 3 60 12 91 70 67
15 ' 20 24 33 32 7 60 2 98 80 6920 ' 25 19 25 17 5 72 2 107 83 7025 ' 30 15 21 11 2 69 1 114 89 7930 ' 35 10 17 9 1 15 117 88 8435 ' 40 8 1 4 8 2 118 79 8940 ' 45 5 10 5 109 69 7045 ' 50 1 8 3 94 56 6750 ' 55 5 1 81 51 5555 ' 60 3 72 45 41Total 175 277 227 84 423 117 115
0
853 811
B. P!r$it%n*an
+ daya analgetik C // ("7# //)
. %setosal
Eata rata asetosal175+277+227
3=226,3
Eata rata dengan aDuadest1150+853+811
3=938
Maka,dayaanalgetik =100−( pk x 100 )
daya analgetik =100−( 226,3938 x100 )
C 100−(24,12)
C >0,@@ +
33
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
34/51
34
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
35/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
36/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
37/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
38/51
BAB I8
PENUTUP
A. KESIMPULAN
. %nalgetik adalah obat atau senyaa yang digunakan untuk mengurangi
rasa sakit atau nyeri.
=. "arasetamol termasuk pada golongan analgetik non narkotik atau
intrgumental analgesics dan sebagai kontrol positif.
5. 4fek yaitu dari obat mulai bekerja, seperti menarik kaki ke belakang.
;. :iberi control negatif berupa aDuades efeknya menghasilkan mencit
menarik kaki ke belakang. Jeliat yang muncul berjumlah lebih banyak dari pada control positif.
B. SARAN
. :alam melakukan praktikum hendaknya praktikan menyiapkan yang
akan digunakan secara steril terlebih dahulu sehingga lebih
mempersingkat aktu dan hasilnya bisa lebih baik .
=. "ada saat , diharapkan praktikan melakukan denganserius dan teliti .
38
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
39/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
40/51
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
ANESTETIKA LOKAL
OLEH
KELOMPOK I8 :EMPAT5
NAMA NIM
Afrita Dwi A. Bosoin
Crolant IaltonP!lo"olin
H!ll!na M. Karti#a
H!nri#aT$a%rin
&%arni A'%'a#ar
S%sana A. Ki$!
Maria F. Ito
Rosalia M!#til(is
Fan) S%silawati
T$!r!sia S. Min(in*
Sa'ina E. M!li
F!'l!a H!n%#
PO. +,-,,,/,012
PO. +,-,,,/,03+
PO. +,-,,,/,02,
PO. +,-,,,/,024
PO. +,-,,,/,023
PO. +,-,,,/,1/0
PO. +,-,,,/,1-,
PO. +,-,,,/,1/,
PO. +,-,,,/,032
PO. +,-,,,/,1/1
PO. +,-,,,/,1/4
PO. +,-,,,/,02-LABORATORIUM FARMASI
&URUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES
KUPANG
-/4
BAB I
40
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
41/51
PENDAHULUAN
A. TU&UAN PRAKTIKUM
Mengenal teknik anastesi pada hean percobaan, memahami faktor-faktor
yang melandasi perbedaan dalam sifat dan potensi anastesi lokal, mengenal
berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anastesi lokal.
B. TIN&AUAN PUSTAKA
/. K!lin7i
a. Kara#t!risti# Utaa K!lin7i
#elinci berkembang biak paling baik didaerah beriklim sedang.
9ean ini jarang bersuara, kecuali dalam keadaan sangat
kesakitan."erlakuan yang kasar dapat membuatnya berontak.
'. Kan(an* Dan P!ralatan P!rawatan K!lin7i
"ersyaratan untuk kandang kelinci antara lain, cukup
kebersihannya, terlindung dari angin, hujan dan sinar maahari
langsung, hean cukup mendapat sinar dan udara segar. &iasanya
satu kandang hanya didisi dengan satu ekor kelinci.
#elinci sangat peka terhadap perubahan suhu
lingkungan.Suhu kandang yang ideal antara 0-=//1.%ir minum
harus disediakan terus-menerus karena dalam sehari kelinci
membutuhkan air minum @/-// ml7#g &&.
Makanan kelinci umumnya sayuran, dan perlu tambahan
protein B-=/+, lemak 0-/+, pati ;/-0/+, vitamin terutama
%,:,4, %sam 2ikotinat, "yridoksin, dan #olin. Makanan tambahan
ini dapat diberikan dalam bentuk pellet atau dedak. "erharinya
kelinci deasa makan sebanyak >0-// gram makanan.
7. Cara M!!*an* K!lin7i
#elinci harus ditangani dengan halus namun sigap agar
tidak berontak. #elinci deasa dipegang dengan cara pegang kulit
bagian tengkuk dengan tangan kanan dan tangan kiri untuk
41
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
42/51
badannya, sedangkan kelinci muda cukup dengan memegang
pingggangnya.
#elinci tidak suka diletakkan dipermukaan yang licin atau
diatas meja sehingga cenderung gelisah atau tidak tenang karena
merasa tidak aman. #ain lap atau diselimuti dengan handuk
merupakan cara untuk mengatasi ketidak nyamanan kelinci
dipermukaan yang licin.
. Anast!si Lo#al
a. P!n*!rtian
%nastesi lokal adalah obat yang dapat menghilangkan sensasi ataurangsangan, karena bekerja mendepresi secara langsung terhadap
syaraf-syaraf sensorik perifer.
Syarat - syarat %nestesi lokal
) #urang 7 tidak merangsang jaringan
=) $idak mengakibatkan kerusakan permanen susunan saraf
5) $oksisitas sistemis yang rendah
;) 4fektif secara penyuntikan atau penggunaan lokal pada
selaput lendir
0) Gaktu dimulai, daya kerjanya sesingkat mungkin L untuk
jangka aktu yang cukup lama
B) :apat larut dalam air dan membentuk larutan yang stabil.
'. M!#anis! K!r
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
43/51
%nestesi lokal digunakan secara parenteral
) %nestesi infiltrasi yang dibius ujung ujung syaraf ( kulit7
gigi)
=) %nestesi penyaluran saraf pada lengan dan kaki
5) %nestesi permukaan untuk melaan rasa nyeri atau gatal.
(. P!n*olon*an
) Senyaa senyaa ester ( "%&%) &en!okain, "rokain,
Oksibuprokain, &utakain, $etrakain
=) Senyaa senyaa amida 6idokain, "rilokain, Mepivakain,
&upivakain, 1inchokain5) 6ain lain #okain, &en!ilalkohol, enol.
43
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
44/51
S!n)awa ? s!n)awa !st!r @ PABA
) "rokain
a) :imetabolisme oleh kolinesterase menjadi
dietilaminoeranol dan "%&%, sehingga menghambat kerja
obat golongan sulfat.
b) $idak menyebabkan adiksi.
=) 6idokain
a) :ibanding prokain, lidokain lebih cepat dan lebih kuat
efeknya, bertahan lebih lama.
b) 'uga digunakan untuk mencegah aritmia setelah infrak
jantung5) Mepivakain
a) Mirip lidokain dalam mulai kerja dan kekuatannya sama
dengan 6idokain, tapi kurang toksik.
b) $idak menyebabkan vasodilatasi
;) 1inhokain
a) #hasiat lebih kuat dari 6idokain, tapi juga toksik,
b) &ersifat vasodilator
c) &anyak digunakan sebagai anestesi lokal (supositoria)
0) &en!ilalkohol
&ersifat bakteriostatik dan anestesi lemah
B) enol
a) &ersifat bakterisid dan fungisid ( pada konsentrasi + untuk
bakterisid dan ,5+ untuk fungisid juga bersifat anestetik.
b) "ada nyeri kuping digunakan enol ;+ dalam Jlisin sebagai
analgetik
44
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
45/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
46/51
/,= ml yang diberikan secara intrakutan, larutan 2a1l fisiologis
dengan dosis /,= ml diberikan secara intrakutan.
b. %lat
) Junting
=) "isau cukur
5) 'arum suntik
;) Spidol dan peniti
c. 9ean coba #elinci
. Pros!(%r #!r
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
47/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
48/51
K%r6a ons!t D%rasi
0
20
40
60
80
100
120
140
i%!kain*a%#enalin
i%!kain +,l
-a,l
Eespon
#elompok
Menit
K!t!ran*an@
. 3nj lidokain 91l
Onset =0 menit
:urasi =0-B/ menit
=. 3nj lidokain 1omb
Onset / menit
:urasi /-A0 menit
48
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
49/51
BAB I8
PEMBAHASAN
:ari praktikum diperoleh hasil baha onset untuk lidokain ialah =0 menit
sedangkan durasinya ialah =0-B/menit .Onset yang di peroleh tidak sesuai dengan
literatur yaitu 0 sampai / menit, sedangkan durasinya tidak sesuai dengan
literatur yaitu = jam. 9al ini disebabkan karena pada saat pemberian obat, ada obat
yg tumpah dan keluar dari kantung konjungtiva sehingga efek anestesi yang
diberikan berlangsung lebih cepat. Sedangkan untuk anestesi infiltrasi diperoleh
hasil yaitu respon yang diberikan oleh obat lidokain lebih tinggi dibandingkan
respon yang diberikan dengan penggunaan 2a1l.
"enggunaan lidokain dikombinasikan dengan adrenalin karena adrenalin
dapat bersifat sebagai vasokonstriktor yaitu !at yang dapat menyempitkan
pembuluh darah sehingga efek anestesi yang diberikan hanya bekerja lokal atau
setempat dan tidak masuk kedalam jaringan sistemik. Sehingga efek kerja obat
lidokain yang dikombinasi dengan adrenalin lebih bertahan lama dibanding
dengan efek kerja lidokain 91l. "enggunaan 2a1l bertujuan sebagai kontrol
negatif, dan karena daerah pengujiannya pada selaput mata dan disuntikkan secara
intravena maka harus digunakan larutan yang isotonis yaitu yang mempunyai
tekanan osmosis yang sesuai dengan cairan tubuh sehingga tidak terjadi iritasi dan
kerusakan jaringan.
"ada percobaan ini , sentuhan yang di berikan menggunakan aplikator
tidak secara terus-menerus, tetapi di lakukan setiap selang aktu 0 menit, hal ini
mempengaruhi efek obat. Sebelum percobaan bulu mata kelinci (hean coba) di
gunting bulu matanya, dengan tujuan untuk mempermudah dalam pemberian
larutan obat.
49
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
50/51
-
8/17/2019 Laporan Praktek Farmakologi Kelmpok 1
51/51
DAFTAR PUSTAKA
%nief, M., AA;. Farmasetika. Jadjah Mada niversity "ress.Iogyakarta.
Joodman and Jilman, =//>, Dasar Farmakologi %erapi, 4disi /, diterjemahkan
oleh %malia, "enerbit &uku #edokteran 4J1. 'akarta
9oan, $.'., danEahardja,#., =//>. Obat – ObatPentingedisi VI . 4le media
komputindo 'akarta
#at!ung, &ertram J. AA@. Farmakologi Dasar dan &linik ."enerbit
&uku#edokteran 4J1. 'akarta
Mutschler, 4., AAA. DinamikaObatedisi V ."enerbit3$& &andung
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/