Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage
description
Transcript of Laporan Praktek Lapangan @ Pasar Wage
LAPORAN
PRAKTIK LAPANGAN
BLOK COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE-1
Pembimbing: drg. Fanni Kusuma Djati
Disusun Oleh:
Oktalia Ika Puspita (G1G009003)
Arif Rachman (G1G009005)
Pradiptana Unggul (G1G009008)
Tsar Nabilakanesar (G1G009011)
Nurina Habsah (G1G009014)
Gelar S. Ramdhani (G1G009020)
Vetria Merdiyana (G1G009035)
Advaitha Visnu Manitis (G1G009037)
Oshada Dewi Herdifa (G1G009040)
Fadhlia Nur Aini (G1G009056)
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2010
KATA PENGANTAR
Terima kasih atas kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan hidayah,
inayah, dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
mengenai praktik lapangan yang telah diadakan di Pasar Wage Purwokerto.
Laporan ini akan menjelaskan mengenai higiene dan sanitasi lingkungan Pasar
Wage; ciri-ciri bahan makanan kadaluarsa, mengandung formalin, pewarna
berbahaya, melamin, pemutih, daging gelonggongan, tiren dan sebagainya yang
terdapat dan dijual di Pasar Wage; cara pembuangan sampah di Pasar Wage; dan
agen – agen berbahaya yang membahayakan kesehatan manusia.
Selain itu, penulis berharap dengan laporan ini, pembaca dapat mengetahui
higiene dan sanitasi lingkungan pasar; mengetahui ciri-ciri bahan makanan
kadaluarsa, mengandung formalin, pewarna berbahaya, melamin, pemutih, daging
gelonggongan, tiren dan sebagainya yang terdapat dan dijual di pasar; mengetahui
cara pembuangan sampah pasar; mengetahui agen – agen berbahaya yang
membahayakan kesehatan manusia; dan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan/wawasan pembaca.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga
laporan ini dapat terselesaikan. Tetapi penulis menyadari, bahwa laporan ini
masih memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan laporan
berikutnya. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Aamin. Ya Robal Alamin.
Purwokerto, Februari 2010
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iv
Daftar Tabel v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Gambaran Umum Pasar Wage 2
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 4
1.5 Hambatan Pelaksanaan 4
1.6 Metodologi 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasar 6
2.2 Pengelompokkan Pasar 6
2.2.1 Menurut Segi Fisiknya 6
2.2.1 Berdasarkan Jenis Barang yang Dijual 6
2.3 Persyaratan Pasar yang Baik 7
2.4. Hasil Observasi 8
2.4.1 MCK yang Bergabung Dengan Mushola 8
2.4.2 Penjualan Makanan yang Kadaluarsa dan Berjamur 11
2.4.3 Penjualan Ikan Busuk yang Ada Luka dan Sudah Berjamur 14
2.4.4 Air Keruh 16
2.4.5 Warung Minuman yang Dekat
Dengan Tempat Penampungan Sampah 18
2.4.6 Buang Air Kecil Di Sudut Tangga 18
2.4.7 Perebusan Bakso Di Dekat Tumpukan Sampah 19
2.4.8 Penjualan Tembakau yang Mengganggu Sistem Pernapasan 21
2.4.9 Sampah 22
2.4.10 Daging 24
2.4.11 Karat Dalam Alat Makanan 25
3
2.4.12 Polusi 27
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 30
DAFTAR PUSTAKA 32
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Situasi Di Luar Pasar 3
Gambar 2 Toilet Bergabung Dengan Mushola 9
Gambar 3 Air yang Keruh Pada WC 9
Gambar 4 Jamur Kembang Kol 12
Gambar 5 Apel Busuk 13
Gambar 6 Jamur Pada Ikan Patin 14
Gambar 7 Penggunaan Air Keruh Untuk Mencuci 16
Gambar 8 Minuman yang Tidak Higienis 18
Gambar 9 Peringatan Dilarang Buang Air Kecil 19
Gambar 10 Perebusan Bakso Dekat Tempat Sampah 21
Gambar 11 Perebusan Bakso Di Lantai 21
Gambar 12 Tembakau Kering 22
Gambar 13 Penumpukkan Sampah Pada Atap Kios 22
Gambar 14 Genangan Air Pada Sampah 22
Gambar 15 Daging yang Terdapat Lalat 24
Gambar 16 Lalat Pada Hati Ayam 24
Gambar 17 Alat Penggiling Cabai Berkarat 25
Gambar 18 Polusi Kendaraan Bermotor 27
5
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Fasilitas Pasar 2
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada blok CHEM (Community Health and Environmental Medicine) I
mahasiswa diberi pembekalan berupa materi tentang kesehatan masyarakat
dan lingkungan. Dalam blok CHEM I, selain mahasiswa mengikuti kegiatan
kuliah dan melakukan diskusi, mahasiswa juga melakukan praktek lapangan
untuk melatih keterampilan mahasiswa. Praktek lapangan dalam blok CHEM I
bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi sumber-sumber agen
lingkungan yang terdapat pada lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan sehari-hari. Lingkungan merupakan tempat untuk
kehidupan berbagai macam organisme yang terdapat di alam ini. Dari
lingkunganlah organisme – organisme tersebut mendapat suply makanan
untuk memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupannya. Dan
berawal dari lingkungan pula akibat ketidakseimbangannya dapat
menyebabkan kematian terhadap organisme – organisme yang hidup di
dalamnya. Meskipun tujuan utamanya adalah mengidentifikasi agen-agen
lingkungan, mahasiswa diharapkan dapat pula mengidentifikasi dan
menjelaskan secara ringkas dan sederhana tentang media transmisi agen
lingkungan, rute pemajanan atau pintu masuk (port de entry) agen lingkungan
tersebut ke dalam tubuh manusia serta akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
agen lingkungan tersebut dalam tubuh manusia.
Dalam kenyataannya masih banyak penyakit yang disebabkan oleh
tercemarnya lingkungan akibat ulah manusia itu sendiri sehingga
menimbulkan kerugian yang imbas dampaknya kembali ke masyarakat yang
bersangkutan. Hal ini terjadi akibat minimnya kepedulian masyarakat terhadap
keadaan lingkungan sekitarnya dan berbagai oknum-oknum tak bertanggung
jawab yang tambah memperburuk keadaan dengan alasan himpitan ekonomi.
Seperti yang kita ketahui, bahwa maraknya kejadian mencampur bahan
makanan dengan bahan-bahan kimia berbahaya yang terjadi di berbagai pasar,
menjadi salah satu objek pengamatan dari kunjungan penulis ke Pasar Wage.
7
1.2 Gambaran Umum Pasar Wage
Praktek Lapangan hari kedua pada tanggal 13 Januari 2010
berlangsung di Pasar Wage, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas.
Kabupaten Banyumas memiliki 21 pasar yang tersebar di seluruh daerahnya
dan terbagi menjadi 4 Unit Pasar Terpadu (UPT). Pasar Wage adalah pasar
terbesar yang terdapat di Kabupaten Banyumas. Pasar Wage ini terletak di
Jalan Brigjen Katamso Nomor 1, Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan
Purwokerto Timur. Pasar Wage memiliki luas 10.305,44 meter persegi
sehingga tidak heran bila Pasar Wage adalah tempat pertukaran barang dan
jasa yang terbesar di Banyumas. Pasar Wage dilengkapi dengan 14 buah blok
yang tersebar di lantai atas dan lantai bawah. Lantai bawah terdiri dari blok A,
B, C, los daging, dan los ikan tawar. Lantai atas terdapat blok campuran yang
terdiri dari kios sembako, sayur-mayur, dan pakaian. Pasar Wage juga
dilengkapi dengan 6 buah WC/lavatori, 2 pos keamanan, 1 pos kesehatan, dan
2 kantor. Sedangkan sarana prasarana kebersihan dan keamanan dilengkapi
dengan 95 buah tabung pemadam, 6 buah tabung hidrant, 1 buah Tempat
Pembuangan Sementara (TPS), 15 buah gerobag sampah, 1 unit truk sampah,
dan 2 buah senter. Berikut ini adalah rincian fasilitas pasar :
NO FASILITAS UNIT LUAS
(m2)
KONSTRUKSI
1 Los 2.330 5.683 Dinding papan / tong
2 Kios / toko 267 3.887 Tembok/beton permanen
3 WC / Lavatori 6 28 Tembok beton
4 Kantor 2 47 Tembok beton
5 Pos kesehatan 1 12 Tembok beton
6 Pos keamanan 2 24 Tembok beton
Tabel 1. Fasilitas pasar
8
Banyak hal yang dapat diamati di lingkungan sekitar pasar.
Diantaranya adalah banyak ruko yang tidak digunakan dan dibiarkan berdebu
dan kotor, banyak ditemukan sampah-sampah yang menumpuk di sudut-sudut
tangga pasar, banyak kendaraan yang lalu lalang di lorong pasar, penjual dan
pembeli yang merokok, dan hiegenitas pada barang dagangan terutama
makanan, ikan, daging, dan lain sebagainya yang kurang diperhatikan. Selain
itu juga, TPS yang ada, keadaannya tidak tertutup sehingga banyak sampah
yang berserakan di sekitar TPS dan letaknya berdekatan dengan kios-kios
pedagang yang menjual makanan, ayam potong, dan bahkan warung makan
yang berada di dalam pasar.
Gambar 1. Situasi di luar pasar
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mengetahui hubungan antara agen, penjamu,
dan lingkungan melalui sumber-sumbernya, transmisi, rute pemajanan serta
akibat dan dampak dari kontaminasi atau penularan dari agen tersebut.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan mengidentifikasi
macam-macam agen yang terdapat di Pasar Wage serta pengaruhnya terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.
9
1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Mahasiswa mengetahui hubungan antara agen, penjamu, dan
lingkungan melalui sumber-sumbernya, transmisi, rute pemajanan serta akibat
dan dampak dari kontaminasi atau penularan dari agen tersebut.
b. Manfaat Praktis
Mahasiswa mengidentifikasi macam-macam agen yang terdapat di
Pasar Wage serta pengaruhnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
sekitar. Selanjutnya mahasiswa memberikan solusi terhadap upaya
pencegahan dan penanggulangan akibat dan dampak tersebut.
1.5 Hambatan Pelaksanaan
Hambatan yang penulis temui selama melaksanakan praktek lapangan
di Pasar Wage diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Praktek lapangan yang dilakanakan di Pasar Wage berlangsung
mulai pukul 08.00 yaitu pada waktu dimana pasar ramai oleh pembeli dan
penjual.
2. Banyak pedagang yang tidak bersedia untuk diwawancarai
ataupun barang dagangannya di foto sebagai dokumentasi.
3. Kesibukan yang terjadi di pasar membuat penulis sedikit
kesulitan untuk melakukan observasi karena hal tersebut dimungkinkan
akan mengganggu kegiatan dari penjual maupun pembeli.
1.6 Metodologi
a. Studi Pustaka
Metode yang dilakukan dengan mencari sumber belajar dari referensi
buku, jurnal, atau karya ilmiah.
10
b. Browsing Internet
Metode yang dilakukan dengan mencari sumber belajar dari situs-
situs internet yang terpercaya.
c. Wawancara
Metode yang dilakukan dengan mencari sumber belajar dari hasil
tanya jawab dengan narasumber secara langsung.
11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pasar
Menurut kajian Ilmu Ekonomi memiliki pengertian, pasar adalah
suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan
penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat
menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang
diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli
dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli
dan penjual.
2.2 Pengelompokkan Pasar
2.2.1 Menurut segi fisiknya
Pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di antaranya:
a. Pasar tradisional
b. Pasar raya
c. Pasar abstrak
d. Pasar konkrit
e. Toko swalayan
f. Toko serba ada
2.2.1 Berdasarkan jenis barang yang dijual
Pasar dibedakan menjadi beberapa macam di antaranya:
a. Pasar ikan
b. Pasar sayuran
c. Pasar buah-buahan
d. Pasar barang elektronik
e. Pasar barang perhiasan
f. Pasar bahan bangunan
g. Bursa efek dan saham
12
2.3 Persyaratan Pasar yang Baik
Ada beberapa syarat-syarat sanitasi pasar yang baik, yaitu sebagai
berikut :
a. Pembagian Tata Ruang
Untuk menjamin sanitasi pasar, faktor yang penting adalah pembagian tata
ruang yang sesuai dengan peruntukkannya. Hal ini sangat perlu, sebab
tempat berjualan ikan atau daging tidak boleh berdekatan dengan rumah
makan ataupun kios pakaian. Yang paling menonjol dalam hal pembagian
tata ruang pasar adalah faktor estetika.
b. Klasifikasi Barang Dagangan
Agar memudahkan pengumpulan sampah di pasar, maka klasifikasi barang
dagangan sangat penting. Dagangan yang banyak mengeluarkan sampah
(buah-buahan) sebaiknya diklasifikan dagangan yang mengeluarkan
sampah, seperti halnya dengan kelapa dan sayuran. Meletakkan warung
yang memakai kompor atau api berjauhan dengan dagangan-dagangan
yang mudah terbakar (flameable substance), misalnya kain dan barang
kelontong. Dengan alasan-alasan tersebut di atas, maka pembagian tata
ruang dan klasifikasi barang dagangan sangat perlu.
c. Tempat Sampah Sementara
Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah dengan cukup
mudah tanpa meninggalkan terlalu jauh barang dagangannya. Jadi tidak
ada alasan para pedagang membuang sampah di sembarang tempat karena
tidak ada tempat sampah sementara. Tempat sampah sementara tersebut
sangat vital, karena berfungsi untuk menampung sampah sebelum dibuang
atau diproses di tempat pembuangan akhir.
d. Saluran Untuk Limbah Cair
Saluran di pasar sangat penting untuk estetika, kebersihan, dan
kenyamanan. Saluran berfungsi untuk pembuangan benda cair yang
terutama berasal dari kios daging, ikan, dan warung. Saluran di dalam
pasar harus dikontrol agar para pedagang tidak membuang sampah
seenaknya saja di got/saluran air. Dengan demikian para pedagang akan
menggunakan semua fasilitas seperti sebagaimana mestinya. Hal ini dapat
13
dicapai dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada para pedagang.
Pentingnya pendidikan kesehatan tersebut antara lain :
1. Pedagang menggunakan fasilitas kesehatan di pasar seperti
sebagaimana seharusnya.
2. Pedagang mengerti akibat dari tidak dilakukannya aturan-aturan
tentang kebersihan/kesehatan.
3. Pedagang mengerti bahwa beberapa penyakit dapat disebabkan
oleh vektor (tikus, kecoa, lalat, nyamuk).
4. Para pedagang agar menyadari bahwa membuang sampah
(khususnya puntung rokok) yang apinya masih hidup sangat
berbahaya.
e. Fasilitas Umum MCK (mandi, cuci, kakus)
Di dalam lingkungan pasar seharusnya ada fasilitas umum seperti tersebut
di atas. Kebersihan fasilitas umum tersebut sangat penting, sebab berkaitan
dengan sumber vektor.
f. Tempat Parkir Kendaraan Bermotor
Hal ini kelihatannya tidak ada hubungannya dengan sanitasi dan
kesehatan. Tetapi tempat parkir tersebut, selain berhubungan dengan
kesehatan juga berhubungan dengan keselamatan. Tempat parkir
berhubungan dengan kesehatan karena asap mobil yang keluar dari
knalpot. Apabila tempat parkir terlalu dekat dengan pedagang, maka akan
terpapar terus dengan asap yang mengandung bahan-bahana kimia
berbahaya misalnya CO, HC, Pb. Bahan kimia tersebut akan bisa
terakumulasi di tubuh manusia dan akan bisa menyebabkan gangguan
fungsi dari tubuh manusia.
2.4. Hasil Observasi
Berikut ini ada beberapa pengamatan penulis tentang pengabaian
persyaratan diatas, yaitu :
2.4.1 MCK yang bergabung dengan Mushola
Menurut persyaratan sanitasi pasar, MCK haruslah bersih dan
terawat dan tidak boleh menjadi satu dengan ruangan lain. Tetapi di Pasar
14
Wage ini, MCK menjadi satu dengan Mushola. Di sana terdapat beberapa
alat sholat yang dijemur sembarangan sehingga bila diamati akan menjadi
tempat bersarangnya nyamuk dan dikhawatirkan dapat menyebabkan
terjadinya penyakit Demam Berdarah akibat penyebaran agen yang pesat
karena kondisi yang mendukung.
Gambar 2. Toilet bergabung dengan mushola
Gambar 3. Air yang keruh pada WC
a. Jenis Aktivitas
Fasilitas MCK di Pasar Wage letaknya menjadi satu dengan
mushola, dan pada tahun 2007 di muka salah satu MCK dari keenam
WC yang ada terdapat warung makanan. Hal ini yang menjadikan
individu yang berada di lingkungan tersebut dapat terpapar dengan
aktivitas agen berbahaya.
15
b. Agen Berbahaya
1. Agen biologi dari jenis mikroorganisme dalam kandungan feses
manusia dapat menjadi agen yang paling berbahaya terhadap
lingkungan sekitar. Misalnya bakteri E. coli dan bakteri tifoid yang
terdapat pada feses. Sedangkan bakteri yang terdapat pada urine
antara lain Klebsiella atau Enterobacter, Proteus, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Enterococci, Candida
albicans dan Staphylococcus aureus (Ruller,1990). MCK yang
kotor juga mengundang beranekaragam virus yang terdapat dalam
tinja manusia, Enterovirus diketahui menyebar melalui rute fecal-
oral sebagai contoh virus polio (dapat menyebabkan gangguan
pencernaan, demam dan kelumpuhan). Bau yang sangat tidak
sedap di kawasan ini juga menjadi salah satu parameter
pencemaran yang terdapat dalam kawasan MCK ini.
2. Agen fisik yang terdapat disini adalah kondisi kelembaban ruangan
yang mendukung timbulnya berbagai jenis jamur yang terdapat
dalam WC seperti jamur Candida albicans, dari urine yang dapat
menyebabkan penyakit Candidias (keputihan) pada saluran
kelamin manusia.
3. Agen kimia berbahaya juga dapat tumbuh dalam lingkungan ini.
Limbah organik jelas bisa menimbulkan gas metana CH4, karena
limbah ini biasanya belum terurai secara biokimia dengan
sempurna (misalnya kotoran manusia di WC, kotoran hewan
dikandang yang tertutup, tumpukan sampah yang sangat
banyak/tinggi).
4. Agen mekanik dalam hal ukuran serta model kakus juga turut
mempengaruhi terhadap terjadinya pemaparan agen patogen
terhadap manusia. Luas tempat kakus yang hanya berukuran
sekitar 2x2 m tanpa adanya ventilasi dan penggunaan air yang
sangat keruh untuk membilas jelas menyebabkan berbagai
ancaman penyakit didalamnya dan fasilitas penyediaan air bilas
yang sangat keruh tanpa disertai adanya sabun.
16
c. Transmisi agen
Tansmisi masuknya agen melalui udara, air, arthropoda dengan
lalat dan nyamuk sebagai vektor.
d. Rute Pemajanan
Mekanisme masuknya agen lewat transmisi udara dari bakteri
Enterovirus yang selanjutnya dihirup manusia (inhalasi). Fecal-oral
melalui sisa feses dalam kloset menyebabkan timbulnya bakteri
penyebab diare atau bisa juga melalui kandungan air yang tercemar
bakteri tersebut yang digunakan untuk minum ataupun mencuci
peralatan makan ( ingesti). Kontak kulit dengan percikkan air dalam
kloset, yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis B. Lalat sebagai
vektor yang berada dalam kloset dapat menyebabkan penyakit tifus
pada manusia.
2.4.2 Penjualan makanan yang kadaluarsa dan berjamur
Di pasar ini penulis juga menemukan roti yang berjamur dan
kembang kol yang berjamur. Hal ini sangat membahayakan konsumen
yang membeli bahan makanan dan makanan instan tersebut. Penulis juga
menemukan sejumlah kembang kol yang sudah berjamur di salah satu kios
sayuran.
a. Jenis Aktivitas
Perdagangan untuk konsumsi dari makanan dan sayuran serta
buah – buahan busuk masih terdapat di Pasar Wage. Pada dasarnya
sayur yang ditumbuhi jamur merupakan parameter bahwa kondisi
sayur tesebut tidak baik dan telah busuk. Namun, hal seperti ini masih
saja dijual belikan oleh pedagang seperti misalnya brokoli yang busuk.
Di sisi lain buah yang telah mengalami kebusukan juga masih
diperjualbelikan dengan tanda berwarna kecokelatan dan daging
buahnya sudah sangat lembek. Makanan seperti itu, dapat mengganggu
kesehatan dengan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh.
Dalam perdagangan bahan makanan yang dijual di dalam pasar,
penulis melihat penjualan roti – roti kadaluarsa tanpa label masa
17
expired. Hal ini menjadikan sebuah pemikiran bahwa penjualan roti
kadaluarsa yang sudah ditumbuhi jamur masih bebas diperjualbelikan
untuk kepentingan konsumsi umum.
b. Agen Berbahaya
Menurut Prof. Roostita L. Balia, agen biologi yang
menyebabkan rusaknya (busuknya) sayur dan buah dapat disebabkan
oleh berbagai sebab, diantaranya adalah dilihat dari kerusakan dan
penyebabnya. Kapang yang biasanya tumbuh dalam roti kadaluarsa
adalah Aspergillus dan Penicilium. Spesies yang umumnya dijumpai
adalah A. niger, A. galucus dan A. flavus (Hutkins,2006). Sedangkan
kapang penicilium yang umumnya dijumpai dalam roti kadaluarsa
adalah Paecilomyces variotii, Eurotium Amstelodami, Moniliella
suaveolans, Neuruspora stophila, Cladosphorium sp, Rhizopus
nugricans, dan Mucor sp ( ICMFS,2005 ; Hutkins,2006 ; Cauvani and
Young,2007). Selain kapang, khamir juga tumbuh dalam roti yang
kadaluarsa Endomyces fibuliger, Zygosaccharomyces bailli,
Hypophicia butoni, Saccharomyces serevisiae (ICMFS,2005)
1. Organisme pada kembang kol yang menyebabkan Busuk Hitam
(Black Rot)
Jenis bakteri : Alternaria, Ceratostomella, Physalospora
Menyebabkan keracunan saluran pencernaan.
Gambar 4. Jamur kembang kol
2. Pada apel yang busuk terdapat mikotoksin Patulin yang berasal
dari kapang penghasil A. clavatus, P.Patulum, P. expansum.
18
Menyebabkan kecokelatan pada kulit apel, hingga bonyok berair.
Pada manusia mengakibatkan kerusakan dan kanker hati.
Gambar 5. Apel busuk
a) Agen fisik kelembaban yang tinggi menyebabkan pertumbuhan
jamur, kapang, semakin cepat begitu pula dengan mikroorganisme
di dalamnya. Kelembaban dan suhu yang tinggi menyebabkan
pertumbuhan jamur pada roti lebih cepat dari kelembaban normal.
Kondisi lembab di kawasan pasar memungkinkan pertumbuhan
bakteri tersebut lebih besar lagi.
b) Agen kimia pada penyemprotan pestisida pada sayur dan buah,
kandungan zat toksiknya masih menempel dan membahayakan
manusia. Pada buah dan sayur yang busuk tidak terdapat ulat,
sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam sayur dan buah terdapat
pestisida. Karena pestisida tidak menimbulkan ulat, karena bersifat
sebagai toksik hama namun berakibat karsinogen bagi manusia.
c. Transmisi Agen
Transmisi masuknya mikroorganisme patogen kedalam tubuh
manusia disebabkan oleh makanan dan lalat pada sayur dan buah yang
busuk serta kontak langsung dari kulit manusia ke buah.
d. Rute Pemajanan
Bakteri penyebab busuknya sayur dan buah tadi dapat masuk
melalui saluran percernaan tubuh manusia setelah memakan berbagai
makanan yang tercemar oleh bakteri tersebut (ingesti). Memang tidak
semua bakteri itu bersifat patogen, namun beberapa lainnya dapat
19
mengganggu kesehatan individu yang mengonsumsinya seperti
Pseudomonas, Clostridium, Bacillus sp.
Pada sayur dan buah berpestisida juga dapat mencemari
manusia melalui kontak langsung pada tangan penjual maupun
pembeli, karena tidak menggunakan sarung tangan. Apabila orang
tersebut tidak mencuci tangannya lagi, maka akan terpapar pestisida
yang menyebabkan karsinogen.
2.4.3 Penjualan ikan busuk yang ada luka dan sudah berjamur
Selanjutnya kunjungan penulis adalah los ikan Pasar Wage, disini
penulis menemukan kejanggalan, yaitu ada seorang penjual ikan yang
menjual ikan patin (Pangasius sp)yang terdapat luka di permukaan
tubuhnya dan sepertinya ikan itu sudah mati dan membusuk.
a. Jenis Aktivitas
Penjualan ikan yang tidak segar sampai busuk masih terdapat
dalam pasar ini. Dan anehnya, penjualan ikan laut yang masih segar
dan telah busuk dijadikan satu dalam wadah yang besar untuk
kemudian di jual belikan. Pembeli yang tidak berhati – hati dalam
memilih dapat salah mengambil ikan yang telah busuk.
Gambar 6. Jamur pada ikan patin
Namun pada dasarnya, ikan yang sudah busuk dan masih segar
dapat dibedakan dengan melihat tanda-tanda kerusakan yang
disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pada ikan yang belum diolah
yaitu : (sumber data ITB,2005)
20
1. Pembentukan lendir pada permukaan ikan.
2. Bau busuk karena terbentuknya amonia, H2S dan senyawa-senyawa
berbau busuk lainnya. Perubahan bau busuk (anyir) ini lebih cepat
terjadi pada ikan laut dibandingkan dengan ikan air tawar.
3. Perubahan warna, yaitu warna kulit dan daging ikan menjadi kusam
atau pucat.
4. Peruhahan tekstur, yaitu daging ikan akan berkurang
kekenyalannya.
5. Ketengikan karena terjadi pemecahan dan oksidasi lemak ikan.
b. Agen Berbahaya
1. Agen Biologis sangat banyak terdapat dalam ikan yang sudah
busuk, seperti bakteri patogen (penyebab penyakit), seperti
Salmonella, Vibrio, dan Clostridium. Vibrio parahaemolyticus
adalah kontaminan yang umum terdapat pada ikan dan makanan
laut lainnya. Agen biologis lain seperti pertumbuhan jamur pada
ikan laut yang dijajakan di pasar – pasar biasanya telah
terkontaminasi oleh jamur Scopulariopsis yang berhabitat di tanah.
Jamur ini mengkontaminasi bersama debu dan kertas bekas
pembungkus belanjaan. Tidak hanya itu masih terdapat jamur –
jamur yang berada pada ikan yakni A. niger, Khamir, A. ochraceus,
Rhizopus sp, dan Moniliella sp, Penicillium, Scopulariopsis
(sumber data ITB,2005).
2. Agen nutrisi terdapat pada pengkonsumsian ikan laut dengan kadar
protein histamine tinggi. Pada dasarnya ikan air laut memiliki
kandungan histamin lebih besar dari ikan air tawar khusunya ikan
tongkol dan ikan kembung. Histamin merupakan senyawa turunan
dari asam amino histidin yang banyak terdapat pada ikan. Ikan
dengan jumlah histamin diatas nilai ambang batas > 100 ppm akan
menyebabkan penyakit pada manusia. Menurut FDA (Food and
Drug Administration) di Amerika Serikat, keracunan histamin akan
berbahaya jika seseorang mengkonsumsi ikan dengan kandungan
histamin 50 mg/100 gr ikan. Sedangkan kandungan histamin
21
sebesar 20 mg/ 100 gr ikan, terjadi karena penanganan ikan yang
tidak hiegenis. Penyakit ini mengakibatkan efek keracunan
makanan pada manusia seperti mual, pusing, dan muntah.
c. Transmisi agen
Transmisi agen yang menjadi jalan masuk patogen ke dalam
tubuh melalui makanan, serta dapat pula melalui tanah dengan
mengontaminasi bersama debu terhadap ikan. Vektor lalat juga
berperan dalam transmisi agen.
d. Rute Pemajanan
Ikan yang sudah busuk mengandung berbagai mikroorganisme
berbahaya yang sangat membahayakan kesehatan individu apabila
mengkonsumsinya. Jamur dan berbagai jenis bakteri patogen akan
masuk kedalam tubuh melalui saluran pencernaan (ingesti). Vektor
lalat yang mengerumuni juga dapat menyebabkan penyakit lain pada
manusia.
2.4.4 Air Keruh
Gambar 7. Penggunaan air keruh untuk mencuci
a. Jenis Aktivitas
Air keruh yang terdapat dalam lingkungan pasar berasal dari sumur
bawah tanah yang dialirkan melalui ledeng ke para pedagang makanan
khususnya untuk mencuci peralatan mereka. Penggunaan air mengalir
yang ditampung dalam sebuah baskom besar untuk mencuci serta merebus
air yang selanjutnya digunakan untuk memasak walau setelah dilihat lebih
22
jauh air yang ditampung berada pada kondisi yang keruh dan berwarna
kecokelatan.
b. Agen Berbahaya
Agen Biologis yang menyebabkan gangguan kesehatan terhadap
manusia yaitu bakteri Chlamydia trachomatis di tempat-tempat yang
kualitas sanitasinya buruk dan kualitas air yang tidak adekuat. Tidak hanya
itu, terdapat pula virus dalam air (Salmonella sp. dan virus Dengue), jamur
(Candida albicans), dan plasmodium berada dalam air yang tidak terjaga
kondisi higienisnya. Di lain pihak terdapat pula Leptospira dan juga
Shigella yang dapat menyebarkan penyakit melalui air apabila mereka
masuk ke sumber pembuangan, kemudian mencemari air konsumsi
manusia. Sejumlah bakteri lain yang dapat hidup dalam air dan yang dapat
menyebabkan penyakit perut dan diare serius adalah Dyspepsi coli dan
sejumlah jenis Pseudomonas, mereka ini khususnya berbahaya bagi bayi
dan anak-anak.
c. Transmisi agen
Transmisi dalam pencemaran air keruh tentunya mengenai
lingkungan airnya, namun udara juga dapat menyebabkan jalan masuk
bagi agen pencemar. Dan arthropoda, seperti lalat dan nyamuk yang
membawa agen penyakit dari air sampai ke manusia. Peralatan makan dan
minum juga menjadi transmisi sementara mikroorganisme patogen
sebelum masuk ke pencernaan manusia.
d. Rute pemajanan
Agen berbahaya dan mikroorganisme berbahaya yang terdapat
dalam air dapat masuk melalui pencernaan manusia ketika kita
meminumnya (ingesti). Kontak langsung pada air yang tercemar yang
mengandung telur cacing pada saat mencuci sehingga telur cacing berada
dalam kuku manusia dan menyebabkan penyakit cacingan pada manusia
(kontak kulit).
23
Warung minuman yang dekat dengan tempat penampungan sampah
Menurut persyaratan sanitasi pasar semestinya para pedagang yang
berjualan tidak berjualan di tempat yang membahayakan konsumen. Disini
penulis menemukan ada satu kios minuman yang berjualan dekat tempat
penampungan akhir sampah pasar. Mungkin pedagang dan pembeli ini
tidak menyadari bahwa banyak penyakit yang mengancam bila meminum
minuman yang tidak higienis tersebut. Salah satunya yang sering terjadi
adalah penyakit diare yang bisebabkan oleh Rotavirus dengan lalat sebagai
vektornya.
Gambar 8. Minuman yang tidak higienis
Buang air kecil di sudut tangga
Satu hal ini merupakan pencemaran fisik dengan udara sebagai
transmisi agennya adalah udara, bahan pencemarnya adalah aroma yang
tidak sedap. Ada satu alasan mengapa oknum yang tidak bertanggung
jawab melakukan hal ini, yaitu karena letak WC yang berjauhan. Selain
itu, hal ini juga berbahaya pada bahan makanan yang dijual di dekat
tangga tersebut karena lalat yang hinggap di kotoran itu bisa hinggap juga
di bahan makanan maupun minuman. Salah satu yang menjadi bukti
bahwa ada oknum tertentu yang buang air kecil sembarangan adalah
gambar di bawah ini, bahwa ada tulisan berbunyi ”aja pada nguyuh nang
kene ya.”
24
Gambar 9. Peringatan dilarang buang air kecil
Perebusan bakso di dekat tumpukan sampah
Pada los daging di Pasar Wage ini juga menjual bakso siap beli,
para penjual biasanya membuat baksonya secara manual di los itu juga.
Tapi, ada salah satu yang kurang sedap dipandang, yaitu para penjual
merebus baksonya memakai kompor gas lantai dan posisinya begitu dekat
dengan tempat sampah. Berbagai agen pencemar bisa masuk ke dalamnya
salah satunya adalah debu sandal dari para pengunjung, mikroba sampah,
dan berbagai agen pencemar lainnya.
a. Jenis aktivitas
Proses perebusan bakso dalam pasar ini dilakukan di tempat
penjualan daging dengan kondisi berlalat, dan di sekitarnya terdapat
tumpukkan sampah – sampah. Tidak hanya itu yang menjadikan proses
perebusan bakso ini penuh dengan agen penyakit, namun juga karena
peletakkan panci kompor dan peralatan lainnya di lantai. Perlu
diketahui, bahwa pada lantai tempat penjualan daging terdapat banyak
sekali ceceran – ceceran darah segar yang menetes dan mengakibatkan
genangan pada lantai dengan ceruk sebelum darah tersebut mengering,
dalam prosesnya panci untuk merebus juga tidak menggunakan tutup
dan bakso yang telah matang diletakkan disampingnya dengan wadah
terbuka pula. Sehingga dapat dibayangkan bahwa betapa tidak
higienisnya proses dan lingkungan pembuatan bakso ini.
25
b. Agen Berbahaya
Agen biologi berbahaya yang terdapat dalam aktivitas ini
adalah mikroorganisme yang terdapat dalam sampah. Bakteri patogen
yang berada dalam sampah bisa dengan mudahnya mencemari bakso
walau sampah yang ditumpuk merupakan sampah kering dengan bau
yang sangat tidak sedap. Mengenai ceceran darah hewan yang terdapat
diceruk – ceruk lantai, kemungkinan patogen didalamnya dapat
menginfeksi dimana makanan berfungsi sebagai medium kultur untuk
pertumbuhan patogen hingga mencapai jumah yang memadai untuk
menimbulkan infeksi bagi pengkonsumsi makanan tersebut. Infeksi ini
disebabkan oleh Salmonela sp, Listeria, Vibrio parahaemolyticus, dan
Escherichia coli, enteropatogenik.
c. Transmisi agen
Dalam menyebarkan patogen, transmisi lingkungan dapat
melalui udara dan makanan
d. Rute Pemajanan
Masuknya patogen kedalam tubuh dapat melalui dua cara yakni
melaui pencernaan dengan menempelnya mikroorganisme patogen
kedalam makanan (ingesti) dan patogen dalam darah serta sampah
dapat pula masuk menuju tubuh melalui hirupan udara yang
mengandung mikroorganisme (inhalasi).
26
Gambar 10. Perebusan bakso dekat tempat sampah
Gambar 11. Perebusan bakso di lantai
2.4.8 Penjualan Tembakau yang Mengganggu Sistem Pernapasan
Penjualan tembakau dapat mengganggu sistem pernapasan
manusia, karena didalam tembakau terkandung bahan-bahan berbahaya
seperti tar, nikotin, dan karbon monoksida, serta bau. Bahan berbahaya
tersebut diinhalasi oleh manusia melalui transmisi udara. Bahan
berbahaya tersebut termasuk ke dalam agen kimia.
27
Gambar 12. Tembakau kering
2.4.9 Sampah
Gambar 13. Gambar 14.
Penumpukkan sampah pada atap kios Genangan air pada sampah
a. Jenis Aktivitas
Penumpukan sampah di sudut – sudut pasar dan di tempat yang
terbuka sehingga penumpukkan menimbulkan genangan air yang mengalir
memasuki kawasan pedagang yang menjajakan dagangannya. Tidak hanya
itu, penumpukkan sampah pun terjadi pada atap kios lantas satu yang
berasal dari pembuangan sampah pedagang - pedagang dari lantai dua.
Meskipun biasanya sampah – sampah yang ditumpuk merupakan sampah
organik. Di muka salah satu tempat penumpukkan sampah yang paling
besar terdapat tempat penjualan minuman.
28
b. Agen Berbahaya
1. Agen biologis menjadi sumber pencemar yang terbesar dari aktivitas
ini. Dalam kegiatan penumpukan sampah menimbulkan lalat – lalat
yang berterbangan, apalagi penumpukan sampah biasanya dilakukan
dekat dengan kawasan perdagangan. Hal ini menjadi ancaman
tersendiri bagi kesehatan. Tidak hanya lalat, namun dalam sampah
terdapat ratusan mikroorganisme lain penyebab penyakit. Khususnya
mikroba dalam genangan air sampah seperti virus dalam air
(Salmonella sp. dan virus Dengue) dan plasmodium. Pada sampah
organik terdapat mikroba jenis bakteri Selulotik, bakteri Proteolitik,
jamur Rhizobium dan Candida albicans, Azospirilum, Mikoriza,
Actinomycetes dan larva cacing Taenia sp. Pada sampah anorganik
terdapat mikroba bakteri Sphingomonas dan Pseudomonas.
2. Agen kimia juga menduduki peranannya dalam aktivitas ini. Dalam
penumpukan sampah biasanya terdapat kehadiran zat metan hasil dari
penumpukan sampah selama beberapa lama (antara 5 jam – 10 jam).
Pembentukan gas metan sangat dipengaruhi oleh aktivitas bakteri
metan. Dalam aktivitasnya bakteri metan juga memerlukan kondisi
lingkungan yang optimum.
c. Transmisi agen
Transmisi jalan masuk bagi agen berbahaya lewat udara dan tanah.
d. Rute Pemajanan
Mekanisme masuknya agen penyakit terhadap manusia dalam
masalah penumpukan sampah ini adalah lewat hirupan udara yang telah
tercemar oleh patogen dalam penumpukan sampah, dapat pula melalui
kontak kulit apabila terdapat orang yang tidak sengaja menyentuh sampah
yang didalamnya terdapat mikroorganisme sehingga pada akhirnya dapat
masuk kedalam tubuh kita melalu ingesti.
29
2.4.10 Daging
a. Jenis Aktivitas
Penjualan daging ayam dan jeroan didalam pasar ini tidak
memenuhi standar hiegene yang cukup baik. Masih sangat banyak lalat
berkerumun menghinggapi dagangan yang dijajakan. Tidak jarang
dikawasan penjualan daging tersebut terjadi penumpukan sampah yang
menyebabkan semakin banyaknya lalat yang terbang mengelilingi sampah
dan dagangan yang dijajaki tersebut.
Gambar 15. Daging yang terdapat lalat Gambar 16. Lalat pada hati ayam
b. Agen Berbahaya
Agen Biologis terdapat dalam aktivitas ini. Berbagai
mikroorganisme yang terdapat dalam tubuh lalat dapat terbawa dan
menempel pada bahan makanan yang dijajakan tersebut. Mikroorganisme
yang terdapat pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan
mungkin bertahan selama proses pengolahan. Banyak hewan-hewan yang
disembelih membawa mikroorganisme seperti Salmonella dan
Campylobacter, selain mikroorganisme yang secara alami terdapat pada
saluran pencernaan seperti Clostridium perfringens, Escherichia coli,
Yersinia entercolitica dan Listeria monocytogenes. Selain itu daging yang
telah tercemar sebelumnya memungkinkan terdapat berbagai parasit
penyebab penyakit yang masih berada dalam daging berupa larva dari
Taenia saginata, Diphyllobothrium latum, Taenia solium,
Trichinellaspiralis yang menyebabkan penyakit cacingan pada manusia.
30
c. Transmisi Agen
Transmisi agen pencemaran dalam hal ini adalah lalat sebagai
vektor penyakit, makanan dan air yang tercemar.
d. Rute Pemajanan
Masuknya mikroorganisme patogen yang dibawa oleh vektor yaitu
lalat dari tumpukan sampah ke dalam bahan makanan yang dijajakan
seperti daging, ayam dan jeroan. Sehingga apabila bahan – bahan tersebut
pada saat dimasak tidak dilakukan proses pengolahan yang sempurna,
kandungannya masih terdapat dalam makanan sehingga akan
menyebabkan penyakit pada manusia.
2.4.11 Karat dalam Alat makanan
Gambar 17. Alat penggiling cabai berkarat
a. Jenis aktivitas
Penggunaan alat parutan kelapa dan alat pengiling cabe yang sudah
sangat lama dipakai memang selalu berdampak pada timbulnya karat besi
di bagian alat pemarut tersebut. Tidak hanya itu pisau yang telah berkarat
masih digunakan para pedagang untuk memotong bahan dagangannya
seperti daging dan ikan. Hal inilah yang menyebabkan individu terinfeksi
penyakit berbahaya akibat penggunaan alat pengolah makanan yang tidak
memenuhi standar kebersihan yang seharusnya.
31
b. Agen Berbahaya
1. Agen mekanik menjadi dasar penyebab penyakit dalam hal ini.
Penggunaan peralatan besi tanpa mengindahkan kebersihan dan
perawatan pergantiannya menyebabkan dampak yang berbahaya bagi
kesehatan, apalagi bila individu pengguna tidak berhati – hati dengan
penggunaan alat tersebut, maka individu tersebut dapat mengalami
kecelakaan dalam kerja.
2. Agen biologi terdapat dalam mikroorganisme yang timbul akibat
perkaratan besi di dalam penggunaan alat parut tersebut. Bakteri yang
biasanya timbul dalam kondisi seperti ini adalah Clostridium tetani.
Bakteri ini sangat patogen apabila telah menginfeksi manusia,
sehingga manusia yang terpapar dapat terkena penyakit tetanus yang
dapat menyebabkan penyakit serius yang berujung kematian.
3. Agen kimia yang terdapat dalam proses pemarutan kelapa dapat timbul
akibat persenyawaan yang terjadi dalam kondisi karat dalam besi
sehingga pada akhirnya muncur infektifitas oleh logam seperti Fe.
Karat dengan rumus kimia Fe2O3.xH2O dapat timbul pada peralatan
dari besi yang merupakan hasil dari korosi. Korosi timbul karena
reaksi kimia yang permukaannya terkena langsung pada air dan
oksigen (oksidasi). Dan karat ini sangat mudah larut dalam makanan.
Agen kimia lain berupa gas yang ditimbulkan dalam proses
penggilingan kelapa, pada saat melakukan proses penggilingan mesin
mengeluarkan gas mengepul yang dapat memenuhi ruangan.
Kandungan CO (karbon monoksida) dalam asap tersebut sangat
membahayakan kesehatan saluran pernafasan individu yang
menghirupnya.
c. Transmisi agen
Masuknya penyakit ke dalam tubuh manusia dapat melalui
transmisi udara, air, makanan dan kontak langsung.
d. Rute Pemajanan
Rute pemajanan agen terhadap tubuh manusia dapat melalui kontak
secara langsung yaitu terhadap peralatan berkarat yang dapat melukai
32
individu secara langsung, dengan cara kandungan Fe mikroorganisme lain
langsung masuk kedalam tubuh melalui peredaran darah pada kulit dengan
luka terbuka (kontak kulit). Rute lainnya yang sangat memungkinkan
untuk masuknya agen penyakit melalui makanan yang diproses di dalam
peralatan yang telah berkarat dapat masuk ke dalam tubuh individu
melalui saluran pencernaan ( ingesti). Dan rute melalui hirupan individu
yang berada dalam lingkungan tersebut saat mesin penggiling beroperasi,
sehingga asap yang mengandung karbon monoksida dapat masuk ke dalam
tubuh melalui saluran pernafasan (inhalasi).
2.4.12 Polusi
Gambar 18. Polusi kendaraan bermotor
a. Jenis Aktivitas
Polusi yang dimaksud dalam aktivitas ini adalah pada saat lalu -
lalang kendaraan bermotor disepanjang pasar. Sehingga kandungan dari
polusi udara dapat mencemari barang – barang dagangan tersebut.
Biasanya pedagang yang menjajakan bahan makan seperti ayam, ikan,
buah – buahan, sayuran, dan kue - kue tidak memakai tutup untuk
melindungi barang dagangannya dan menghindarinya dari pencemaran
polusi.
33
b. Agen Berbahaya
Agen Kimia berbahaya yang dapat masuk ke dalam tubuh individu
biasanya berupa kandungan logam berat yang terkandung dalam asap
kendaraan bermotor yang dapat berupa unsur-unsur beracun seperti :
1. Karbon monoksida (CO)
2. Karbon dioksida (CO2)
3. Partikulat
4. Ozon
5. Timbel( Pb)
6. Sulfur dioksida ( SO2)
Zat – zat berbahaya tadi pada akhirnya dapat menimbulkan
penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang dapat
menimbulkan penyakit yang berhubungan seperti :
1. Bronchitis kronika.
2. Emphysema pulmonum.
3. Bronchopneumonia.
4. Asthma bronchiale.
5. Cor pulmonale kronikum.
c. Transmisi agen
Transmisi agen yang dapat dijumpai melalui udara dan makan.
d. Rute pemajanan
Masuknya zat berbahaya dalam asap kendaraan bermotor ke dalam
tubuh dapat terjadi saat individu menghidup asap secara langsung tanpa
menutupi mulut atau hidungnya. Dan para pedagang yang biasanya sibuk
menjual dagangannya berada di bawah tanpa menggunakan meja sudah
pasti tidak akan menutup mulut atau hidungnya. Lokasi pedagang yang
hanya menggunakan karung sebagai alas barang dagangannya tanpa
menggunakan meja, memberikan kemudahan dalam penghirupan asap
dari knalpot motor yang kebetulan lewat dihadapannya dan zat toksik tadi
akan memasuki tubuh melewati saluran pernapasan (inhalasi).
Tidak hanya itu agen kimia juga dapat mengendap sebagian
melalui partikelnya di dalam bahan makanan yang dijual tanpa
34
menggunakan pembungkus dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pencernaan (ingesti).
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan merupakan salah satu pengaruh perilaku kesehatan, seperti
dalam konsep perilaku kesehatan H.L Blum, dalam teori John Gordon, lingkungan
juga menjadi salah satu penguat terjadinya penyakit. Pencemaran lingkungan yang
ada di lingkungan sekitar kita yaitu pencemaran udara ambien, pencemaran air,
pencemaran sampah padat, pencemaran pestisida, pencemaran tanah, dan
pencemaran suara. Pencemaran tersebut dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit yang agennya pun beragam. Agen-agen pencemar pun mempunyai 6
jenis yaitu agen biologi, agen fisik, agen kimia, agen mekanik, agen nutrisi, dan
agen sosial. Transmisi agen-agen tersebut dapat melalui 3 cara, yaitu melalui
udara, air, makanan dan tanah. Pemaparan penyakit tersebut dapat melalui
inhalasi, ingesti, dan kontak kulit. Masih banyak pencemaran yang belum bisa
tertangani secara baik.
Interaksi manusia dengan lingkungan merupakan suatu proses yang
wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal. Akan
tetapi, dalam proses interaksi tersebut tidak selalu didapatkan keuntungan,
kadang-kadang bahkan manusia mendapat kerugian. Hal ini berdasarkan
hubungan timbal balik yang dilakukan manusia dengan lingkungannya, apabila
manusia berbuat yang terbaik bagi alam, maka alam pun akan bertindak demikian
bagi manusia. Kebalikannya, apabila manusia melakukan kerusakan, maka alam
pun akan membalasnya. Jadi, di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor yang
dapat menguntungkan manusia (eugenik) dan ada pula yang merugikan manusia
(disgenik). Usaha-usaha di bidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk
meningkatkan daya guna faktor eugenik dan mengurangi peran atau
mengendalikan faktor disgenik. Secara naluriah manusia memang tidak dapat
menerima kehadiran faktor disgenik di dalam lingkungan hidupnya, oleh
karenanya ia selalu berusaha untuk selalu berusaha untuk selalu memperbaiki
keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya. Sehingga untuk mengurangi
pencemaran tersebut harus dimulai dari diri kita sendiri dan pada saat ini juga
36
dengan menjaga lingkungan seperti contoh tidak membuang sampah
sembarangan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih.2004.Kimia Lingkungan.Yogyakarta:ANDI
Cauvain, S.P.A & L.S.Young.2007.Technology of Bread Making.NewYork:Spanger
Chandra, Budiman.2007.Pengantar Kesehatan Lingkungan.Jakarta:EGC
Fardiaz, Srikandi.1992.Polusi Air dan Udara.Yogyakarta:Kanisius
Mukono.2003.Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pencernaan.Surabaya:Airlangga University
Mukono.2005.Toksikologi Lingkungan.Surabaya:Airlangga University
Mukono, H. J.2000.Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan.Surabaya:Airlangga University Press
Palar, Heryando.1994.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta:Rineka Cipta
Sastrawijaya, Tresna.2009.Pencemaran Lingkungan.Jakarta:Rineka Cipta
Soemirat, Juli.1994.Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
Wardhana, Wisnu Arya. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: ANDI
Kompas, Rabu 19 Januari 2005
http://ilmupangan.com/index.php?option=com_content&task=view&id=39&Itemid=44
http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-compatibility-mode.pdf
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-albiner3.pdf
http://sains.kompas.com/read/2009/12/07/07514859/.racun.di.asap.kendaraan
http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/No.02%20paper-skim-Roni1.pdf
http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/gunam070202008(1).pdf
38
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/waspadai-histamin-pada-ikan/
http://www.docstoc.com/docs/21188524/KECEPATAN-DEKOMPOSISI-DAN-KUALITAS-KOMPOS-SAMPAH-ORGANIK-Teguh
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=4&fname=eko105_04.htm
http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelFeatures.php?artikelID=446
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_168Potensiairkelapa.pdf/10_168Potensiairkelapa.html
http://www.who.or.id/ind/contents/aceh/wsh/Pengukuran%20Residu%20Klorin.pd
39