Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

19
LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN “SISTEM PANCA INDRA” Kelompok :1 1. Ai Kholisoh (P17335113001) 2. Beni Maulana Habib (P17335113013) 3. Fitrianna Khaerunisa A (P17335113028) 4. Viqi Aini Chaerani (P17335113039) 5. Indah Nur Oktaviani (P17335113045) 6. Kartika Puspitaningrum (P17335113047) Kelas : 1A

description

tentang panca indra dan pembahsan

Transcript of Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

Page 1: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN

“SISTEM PANCA INDRA”

Kelompok :1

1. Ai Kholisoh (P17335113001)

2. Beni Maulana Habib (P17335113013)

3. Fitrianna Khaerunisa A (P17335113028)

4. Viqi Aini Chaerani (P17335113039)

5. Indah Nur Oktaviani (P17335113045)

6. Kartika Puspitaningrum (P17335113047)

Kelas : 1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

JURASAN FARMASI

2014

Page 2: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

DASAR TEORI

Pancaindera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis

rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa

kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak, dimana perasaan itu ditafsirkan.

1. Indera Pengecapan

Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus

pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik lidah melakukan

semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya

serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan

menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi, dan akhirnya

mendorong masuk ke dalam faring.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan

keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi bawah, sementara

dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke

belakang maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur

ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah

bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar

mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.

Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna

merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil, yang terdiri atas tiga

jenis.

Page 3: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

a. Pappilae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak

pada bagian dasar lidah. Pappilae sirkumvalata adalah jenis pappilae terbesar, dan

masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit-parit. Papillae ini tersusun

berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.

b. Pappilae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk

jamur.

c. Papillae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah.

Organ ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak

terdapat dalam dinding-dinding papillae sirkumvalata dan fungiforum. Papillae filiform

lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh, dari pada rasa pengecapan yang sebenarnya.

Selaput lendir langit-langit dan faring juga bermuatan puting-puting pengecap.

Ada empat macam rasa kecapan, yaitu manis, pahit, asam, dan asin. Kebanyakan

makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman,

dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi

cairan atau larut dalam saliva, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan unjung saraf

yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda

menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Kuncup pengecap yang sensitif terhadap rasa

manis terletak di ujung lidah. Substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah.

Substansi asin dapat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul di

bagian samping lidah. Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian belakang

lidah.

Impuls dari kuncup pengecap pada bagian depan lidah menjalar pada serabut yang

melewati tiga saraf yang berbeda pada perjalanannya mencapai batang otak. Impuls-impuls dari

pucuk pengecapan pada bagian belakang lidah berjalan pada serat-serat di saraf glosofaringeal ke

batang otak. Selanjutnya serabut saraf membawa sensori pengecap dari batang otak ke lobus

parietal.

2. Indera Peraba

Page 4: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

Indera peraba manusia adalah kulit. Pada kulit terdapat reseptor yang sensitif terhadap

sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri. Reseptor ini dapat berupa ujung saraf yang bebas

ataupun ujung saraf yang diselubungi kapsul jaringan ikat.

Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama

sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini

terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-

menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu

tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit

dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap

tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar.

Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2 m2 dengan berat 10 kg (dihitung dengan lemak).

Kulit terbagi atas dua lapis utama, yaitu epidermis (kulit ari) sebagai lapisan paling luar, dan

dermis (kulit jangat). Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit.

a. Epidermis

Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena

kosmetik dipakai pada lapisan ini. Meskipun ada beberapa jenis kosmetik yang

digunakan sampai ke dermis, namun tetap penampilan epidermis yang menjadi

tujuan utama. Dengan kemajuan teknologi, dermis menjadi tujuan dalam

kosmetik medik. Sel-sel epidermis disebut juga sebagai sel keratinosit.

Gambar anatomi kulit

Page 5: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

Epidermis jika dilihat dari luar hingga ke dalam terdiri dari 5 lapisan, yaitu

lapisan tanduk (stratum corneum) sebagai lapisan yang paling atas, lapisan jernih

(stratum lucidum) disebut juga “lapisan barrier”, lapisan berbutir-butir (stratum

granulosum), lapisan malpighi (stratum spinosum) yang selnya seperti berduri,

dan lapisan basal (stratum germinativum). Seluruh lapisan ini dibentuk oleh sel

yang tersusun dari lapisan basal dan berkembang, (proliferate) atau bergerak dari

bawah ke atas. Pada bagian lebih bawah dari epidermis, sel lebih padat tersusun

daripada dalam stratum corneum.

a) Stratum corneum, terdiri atas beberapa lapis sel pipih yang mati, tidak

memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan

sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin,

jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-

bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk melindungi tubuh

dari pengaruh luar. Secara alami, sel-sel yang sudah mati di permukaan kulit

akan melepaskan diri untuk berregenerasi. Permukaan stratum corneum

dilapisi oleh suatu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam disebut

juga dengan mantel asam kulit.

b) Stratum lucidum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin.

Antara stratum lucidum dan stratum granulosum terdapat lapisan keratin tipis

yang disebut rein’s barrier yang bersifat impermeable.

c) Stratum granulosum, tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk

poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.

d) Stratum spinosum, memiliki sel yang berbetuk kubus dan seperti berduri.

Intinya besar dan berbentuk oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang

terdiri atas serabut protein. Lapisan ini merupakan lapisan kulit yang paling

banyak mengandung sel Langerhan’s yang berfungsi sebagai sistem imun

tubuh.

e) Stratum germinativum (membran basalis), merupakan lapisan terbawah

epidermis. Di dalam lapisan ini juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel

yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen

melanin dan memberikannya pada sel-sel keratinosit melalui dendrit-

Page 6: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

dendritnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit. Kesatuan ini

dinamakan unit melanin epidermal.

Berikut ini adalah gambar epidermis kulit:

b. Dermis

Dermis terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin yang berada di

dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin

mukopolisakarida. Di dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel

rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, unjung pembuluh darah dan ujung

saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit

(subkutis/hipodermis).

Kulit berfungsi sebagai organ pengatur panas. Suhu tubuh seseorang adalah tetap

meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal itu dipertahankan karena adanya penyesuaian

antara panas yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas.

Panas dilepas oleh kulit melalui berbagai cara, yaitu dengan penguapan (jumlah keringat yang

dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit), dengan

pemancaran (panas dilepas pada udara sekitarnya), dengan konduksi (panas dialihkan ke benda

yang disentuh, seperti pakaian), dan dengan konveksi (mengalirnya udara yang telah panas,

maka udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin).

Kulit berfungsi sebagai indera peraba. Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan

pada ujung saraf di dalam kulit, berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Perasaan

panas, dingin, sakit, semua ini merupakan perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat

tempat-tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitif (peka) terhadap dingin,

Page 7: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

beberapa terhadap panas, dan beberapa terhadap sakit. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya

menjorok masuk ke daerah epidermis. Resptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang

jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di

epidermis.

Perasaan yang disebabkan tekanan yang dalam, dan perasaan yang memungkinkan

seorang menentukan dan menilai berat suatu benda, timbul pada struktur lebih dalam, misalnya

pada otot dan sendi.

ALAT DAN BAHAN

Gelas beaker

Suntikan tanpa jarum

Cotton bud

Jarum

Air panas

Es batu

Air panas

Krim lidocain & procain

Larutan manis

Larutan pahit

Larutan asam

Larutan asin

PROSEDUR KERJA

Uji indera peraba

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dibuatkan 4 zona pada lengan kanan dan kiri untuk 4 uji yang berbeda

Page 8: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

3. Dipilih zona untuk uji panas,uji dingin, uji nyeri dan uji sentuhan dan beri tanda dengan penomoran

4. Dioleskan krim anestesi lokal pada lengan kiri

5. Dilakukan setiap uji pada zona yang telah ditentukan

Uji indera perasa

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diambil larutan manis dengan menggunakan suntikan tanpa jarum secukupnya

3. Diteteskan larutan yang telah diambil ke bagian ujung lidah, rasakan yang terjadi

4. Dimabil larutan Diambil larutan pahit dengan menggunakan suntikan tanpa jarum secukupnya

5. Diteteskan larutan yang telah diambil ke bagian pangkal lidah, rasakan yang terjadi

6. Diambil larutan asam dengan menggunakan suntikan tanpa jarum secukupnya

7. Diteteskan larutan yang telah diambil ke bagian samping dekat pangkal lidah, rasakan yang terjadi

8. Diambil larutan asin dengan menggunakan suntikan tanpa jarum secukupnya

9. Diteteskan larutan yang telah diambil ke bagian samping dekat ujung lidah, rasakan yang terjadi

HASIL PENGAMATAN

1. Skala 1 sampai 5 (Alat indera pengecap)Jernis

Percobaan(alat indera pengecap)

Direseptor Bukan reseptorLidah yang dikeringkan

Manis 4 2 1Asam 5 5 1Asin 5 1 1Pahit 5 2 1

2. Skala 1 sampai 5 (alat indera peraba)Jernis

Percobaan(alat indera pengecap)

kontrol Anestesi lokal

Panas 3 1Dingin 4 3

Nyeri (jarum) 5 2Sentuhan halus (bulu) 4 1

Page 9: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

PEMBAHASAN

Lidah atau alat indera pengecap adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rasa

dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut

papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai

kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Lidah dapat merespon berbagai

jenis dan macam rasa.

Pada paratikum alat indera pengecap ini, lokasi pemberian larutan bahan sangat

berpengaruh. Menurut teori umumnya ada 4 pengecap dasar yang digunakan untuk mengetahui

lokasi reseptor. Dimana pada bagian ujung lidah lebih sensitif terhadap rasa manis, pada bagian

tepi depan lidah lebih sensitif terhadap rasa asin, bagian tepi belakang lidah lebih sensitif

terhadap rasa asam dan pada baian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.

Dalam praktikum ini, langkah kerja yang kami lakukan adalah menganalisa sensasi

dengan tujuan untuk membedakan sensasi antara lidah yang basah oleh air liur (air saliva) dan

lidah yang kering.

Pada lidah yang basah oleh air saliva (air liur) adalah sebagai berikut: membersihkan

rongga mulut denga berkumur air tawar. Meletakkan larutan bahan manis, asam, asin, dan pahit

pada ujung lidah, tepi lidah, tepi depan, tepi belakang dan pangkal lidah tengah dibagian yang

merupakan reseptornya yang dimana pada bagian ujung lidah lebih sensitif terhadap rasa manis,

pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif terhadap rasa asin, bagian tepi belakang lidah lebih

sensitif terhadap rasa asam dan pada bagian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.

Kemudian pemberian bahan lagi (larutan manis, asam, asin, dan pahit) yang dileletakkan dengan

acak atau dibagian yang bukan merupakan reseptor pada lidah kemudian selanjutnya dicatat dan

dibuat tabel skala rasa dari 1 sampai 5.

Adapun langkah kerja yang kami lakukan untuk mencari sensasi pada lidah yang kering

yang pada dasarnya sama langkah kerjanya dengan lidah yang masih terbasahi oleh air liur

Page 10: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

namun yang membedakannya adalah permukaan lidahnya dikeringkan dengan kertas tissue dan

mempertahankan lidah diluar mulut.

Berdasarkan langkah kerja yang dilakukan dipapatkan hasil yaitu rasa manis di bagian

direseptor adalah skala 4, kemudian di bagian yang bukan reseptor adalah skala 2 dan pada lidah

yang dikeringkan adalah skala 1. Pada rasa asam pada di bagian direseptor adalah skala 5,

kemudian bagian yang bukan reseptor adalah skala 5 dan pada lidah yang dikeringkan adalah

skala 1. Pada rasa asin di bagian direseptor adalah skala 5, kemudian di bagian yang bukan

reseptor adalah skala 1 dan pada lidah yang dikeringkan adalah skala 1. Pada rasa pahit di bagian

direseptor adalah skala 5, kemudian di bagian yang bukan reseptor adalah skala 2 dan pada lidah

yang dikeringkan adalah skala 1.

Berdasarkan data tersebut dihasilkan bahwa pemberian bahan larutan manis, asin, asam,

dan dan pahit yaitu sensasi dimana pada pemberian di bagian lidah yang merupakan reseptornya

dan masih terbasahi oleh air liur (air saliva) adalah sakalanya lebih tinggi dari pada pemberian di

bagian yang bukan reseptor dan pada pemberian dengan lidah yang sudah dikeringkan. Hal ini

disebabkan karena saliva akan melarutkan dan mengkatalis zat yang masuk ke dalam mulut.

Kuncup pengecap hanya akan dapat terstimulasi bila zat tersebut telah dikatalis oleh saliva

(chemoreseptor), sehingga apabila konsentrasi saliva terlalu rendah maka dibutuhkan waktu yang

lebih lama untuk mengkatalis zat-zat tersebut, dan semakin lambat pula respon rasa tersebut.

Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu reseptor yang

terutama terletak  pada lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup kecapa pada lidah manusia)

dan dalam jumlah yang lebih kecil pada polatum mole dan permukaan laringeal dari epiglottis.

Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari papilla sirkumvalata, papilla foliota, papilla

fungiformis. Bahan kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu lubang kecil menuju ke sel-sel

reseptor. Penyebaran kuncup kecap berada pada seluruh permukaan lidah sehingga setiap lidah

dapat merasakan rasa pada penjuru lidahnya. Tetapi kuncup kecap menunjukkan adanya

penyebaran berkelompok yaitu untuk reseptor rasa manis berada di ujung lidah, reseptor rasa

pahit di pangkal lidah reseptor rasa asin di tepi lidah depan, sedangkan reseptor rasa asam di tepi

lidah belakang.

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang, sebagai

alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan,

Page 11: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

sebagai alat eksresi, serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat

peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya

menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang

jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di

dekat epidermis.

Dalam praktikum ini, kulit pada kedua tangan diberi perlakuan yang sama. Bedanya, ada

yang diperlakukan sebagai kontrol, dan lainnya diberi anestesi terlebih dahulu. Anestesi adalah

pembiusan atau kemampuan tidak merasa atau mematikan indra perasa. Kulit diuji

sensitivitasnya terhadap panas, dingin, nyeri dan sentuhan di bagian kulit yang berbeda-beda.

Lalu bandingkan besar skala rasa sensitivitas dengan kulit sebagai kontrol dengan kulit yang

telah diberi anestesi lokal terlebih dahulu.

Dari percobaan tersebut, didapatkan bahwa kulit yang diberi anestesi lokal respons rasa

panas, dingin, nyeri, dan sentuhan lebih kecil dibandingkan dengan kontrol. Respon dingin,

panas, nyeri dan sentuhan lebih terasa pada kulit yang tidak diberi anestesi lokal. Hal tersebut

dikarenakan anestesi yang diberikan dapat melemahkan atau mematikan indra perasa.

KESIMPULAN

Sistem indera adalah bagian sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi sistem

indera.

1. Indera Pengecap (Lidah)

Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah

memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil.

Pada lidah terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla

pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf

yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada

permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu

suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-

Page 12: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan

cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Hanya terdapat 4 jenis perasa

pada lidah yaitu: manis, asin, asam, dan pahit.

Tabel letak kuncup pada lidah:

Rasa Letak Kuncup Pengecap

Manis Ujung lidah

Asin Samping lidah pada bagian ujung

Asam Samping lidah pada bagian pangkal

Pahit Pangkal lidah

2. Indera Peraba (Kulit)

Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas,

dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf

yang ada pada  kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas

yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf

yang berselaput ada lima macam.

Tabel Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya

Ujung saraf

berselaputRangsangan

Korpuskel pacini Tekanan

Korpuskel ruffini Panas

Korpuskel krause Dingin

Korpuskel Sentuhan

Page 13: Laporan Praktikum Anfisman Panca Indra

meissner

Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut.

Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf

akan terangsang. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung

jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-

daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi Sistem Lokomotor dan

Pengideraan. Jakarta: EGC

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Tranggono, Retno I S. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Diakses dari http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/INDERA-Mekanisme-sensoris-

dan-motoris.pdf pada tanggal 27 mei 2014 jam 20.31.