laporan praktikum biosis 2
-
Upload
arty-wahyu-utami -
Category
Documents
-
view
245 -
download
0
Transcript of laporan praktikum biosis 2
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
1/13
Studi Kemotaksonomi dengan Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis
A. Tujuan
Mengetahui hubungan kekerbatan beberapa spesies tumbuhan berdasarkan kandungan zatkimianya dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
B. Landasan Teori
Kemotaksonomi merupakan klasifikasi berdasarkan taksonomi ditentukan atas
hubungan kekerabatan dan filogen yaitu berdasarkan pada pengkajian, morfologi kompratif,
pada tumbuhan atau hewan. Tanaman dapat bersal dari satu suku mempunyai sifat
karateristik tertentu, misalnya simplisia yang terdiri dari batang batang bersegi empat dengan
daun duduk berhadapan dan mempunyai bunga yang berbibir adalah dari suku Libiateae.
pengelompokan simplisia berdasarkan kandungan kimia yang dikandungnya dengan
hubungan kekerabatan atau flogeninya adalah pendekatan yang sistematis dalam mengenal
suatu bahan alam (!min,"##$). %ada prinsipnya kemotaksonomi merupakan kegiatan
mengklasifikasikan, men&irikan serta memberi nama organisme berdasarkan kandungan
kimia yang dimiliki. tujuanya untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar organisme
berdasarkan senyawa kimianya.
Tumbuh tumbuhan dari takson yang sama punya hubungan kekerabatan yang sangaterat, terutama pada tingkat takson' familia, genus, dan spe&ies. ari hubungan yang erat
tersebut dimungkinkan adanya persamaan zat kandungan (konstituen). Kemotaksonomi
berkembang mengikuti kemajuan isolasi kandungan kimia tumbuhan.
Kemotaksonomi dapat dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi.
Kromatografi adalah suatu metode untuk pemisahan tertentu. ara ini telah ditemukan oleh
Tswett pada tahun *$#+, ia menggunakannya untuk pemisahan senyawa senyawa berwarna
dan nama kromatografi diambil dari senyawa berwarna tersebut. ekarang kromatografi tidak
hanya untuk pemisahan senyawa berwarna saja tetapi untuk senyawa yang tidak berwarna,
termasuk gas.
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
2/13
%ada dasarnya semua &ara kromatografi menggunakan dua fasa, yaitu fasa tetap
( stationary ) dan fasa bergerak ( mobile ). %emisahan tergantung dari gerakan kedua fasa ini.
-ika fasa tetap berupa zat padat dan fasa bergerak berupa zat &air maka &ara tersebut dikenal
dengan kromatografi serapan ( absorption chromatography ). -ika fasa tetap berupa zat &air
dan fasa bergerak berupa zat &air maka &ara tersebut dikenal dengan kromatografi partisi
( partition chromatography ). emua pemisahan dengan kromatografi terdistribusi sendiri di
antara fasa fasa bergerak dan dalam perbandingan yang berbeda.
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan &ara pemisahan &uran senyawa
menjadi senyawa murni dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan kromatografi, juga
merupakan analisis &epat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik menyerap maupun
merupakan &uplikan KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yangsifatnya hidrofilik seperti lipida lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan
kromatografi kertas. KLT juga dapat digunakan untuk kromatografi kolom, identifikasi
senyawa se&ara kromotografi dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalis. ahan lapis tipis
seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi pereaksi yang lebih
reaktif seperti asam sulfat (/essenden, "##+).
Kromatografi lapis tipis, murah dan mudah dilakukan. elain itu, proses
kromatografi ini membutuhkan waktu analisis &epat, beberapa jam saja dan daya pisahnya
&ukup baik. Media pemisahannya adalah lapisan dengan ketebalan sekitar #,* #,+ mm zat
padat adsorben pada lempeng ka&a, plastik, atau alumunium. 0at padat yang umumnya
digunakan adalah alumina, gel sili&a, dan selulosa. erajat retensi pada kromatografi
lempeng biasanya dinyatakan sebagai faktor retensi atau Rf (1nderwood'"##",
udjadi'*$22).
%elarut akan bergerak lambat dalam lempeng3plat, komponen komponen yang berbeda dari
&uran pewarna akan bergerak pada ke&epatan yang berbeda dan akan tampak perbedaan
warna berbentuk ber&ak ber&ak. eringkali pengukuran diperoleh dari lempengan untuk
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
3/13
memudahkan identifikasi senyawa senyawa yang mun&ul. %engukuran ini berdasarkan pada
jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang ditempuh oleh ber&ak warna masing masing
komponen. Ketika pelarut telah men&apai batas atas maka lempeng dipindahkan dan dapat
diamati di bawah sinar 14.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
%eralatan yang digunakan dalam pratikum ini meliputi alat alat untuk ekstraksi dan
analisis kromatografi lapis tipis (KLT).
a) 5kstraksi komponen kandungan zat kimia metabolit sekunder
!lat yang digunakan untuk proses ekstraksi komponen kandungan kimia metabolik
sekunder meliputi seperangkat alat meserasi yaitu botol jam, gelas ukur, pengaduk,
&orong, elemeyer, alumunium foil, plastik, karet gelang, kertas kering, dan &awan porselen.
b) !nalisis kromatografi lapis tipis (KLT)
!lat6alat yang di gunakan untuk analisis KLT adalah plat sili&a gel 7/ bejana
pengembang dan pipa kapiler.
2. Bahan
ahan yang di gunakan dalam pratikum ini sebagai berikut.
a) ampel pratikum
ampel yang di gunakan dalam pratikum ini berupa tumbuhan berpotensi obat yang
terdapat di kota urakarta.
b) 5kstraksi zat kimia
ahan kimia yang digunakan untuk mengekstraksi komponen kandungan kimia
metabolit sekunder adalah kloroform dan batu gamping.
&) !nalisis KLT
ahan kimia yang digunakan untuk menganalisis KLT adalah n heksana dan
etilasetat
D. Cara Kerja
*. %enyiapan sampel
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
4/13
Masing masing tumbuhan yang masih segar kemudian dikeringkan dengan diletakan di
bawah sinar matahari se&ara tidak langsung, kemudian masing masing simlisia
ditimbang *## g sampai diperoleh berat yang konstan.
". 5kstraksi senyawa mentabolit sekunder
Masing masing simplisia dimaserasi menggunakan kloroform dengan 8olume +## ml
sebanyak dua kali selama "9 jam dan selanjutnya diuapkan sampai di peroleh ekstra
kering (:ahyuningsih'"##2). etelah hasil merasi disaring selanjutnya dilakukan proses
e8aporasi pada suhu ;# o sehingga diperoleh ekstra kloroform. 5kstra kloroform
kemudian dikeringkan sampai tidak berbau. ekstra kloroform disimpan dalam &awan
perselin dan dimasukan kedalam wadah yang di dalamnya berisi batu gamping ( untuk
menyerap sisa kloroform ekstrak).
+. !nalisis komposisi kandungan kimia mentabolit sekunder enyawa kimia hasil ekstraksi dianalisis dengan metode kromotografi lapis tipis
(:ahyuningsih, "##2). Masing masing ekstrak ditotolkan pada lempeng KLT dengan
fase diam berupa sili&a gel 7/ ";9 dan dielusi dengan mengunakan fase gerak berupa n
heksana dan etilasetat dan bejana pengembang.
-enis senyawa kimia penyusun diidentifikasi berdsarkan pada nilai
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
5/13
7ambar Kromatogram KLT ekstrak Plentago
7ambar Kromatogram KLT ekstrak Debregeasia
Rf =0,93
A
B (n.heksana:etil
Rf =0
Rf =0
A B (n.heksana:etil
A B (n.heksana:etil
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
6/13
7ambar Kromatogram KLT ekstrak Mayor
7ambar Kromatogram KLT ekstrak Bryonia
Rf
Rf =0
Rf = 0
A(n.heksana:kloroform)
B (n.heksana:etilasetat)
Rf = 0,64
Rf = 0,79
Rf = 0,96
Rf = 0,93
Rf = 0,96
A B (n.heksana:etil
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
7/13
7ambar Kromatogram KLT ekstrak Rubus lineatus
#,?9 #,@$ #,2? > #,$+ > #,$? #,$$
Rf
Rf
Rf
Rf
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
8/13
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
9/13
Tabel AA. Tabel A. Retandation Factor (
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
10/13
s.p.debregesia *## *## *##s.briyonia ;;,? ;;,? ;;,? *##rubus lineatus @@,2 ;;,? @@,2 ;;,? *##
Tabel A4. Casil indeks similaritas dari eluen n heBana ' etil a&etat
7rafik similaritas dari eluen ! (n heBana ' kloroform)
Keterangan '
a. %lantago lan&eolata mempunyai kekerabatan dekat dengan debregeosia longifolia dan
brionia sp.
b. ebregeosia longifolia mempunyai kekerabatan dekat dengan brionia sp
&. %lantago mayor mempuntai kekerabatan jauh dengan plantego lan&eolata, debregeosia
longifolia dan brionia sp
d.
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
11/13
e.
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
12/13
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen komponen dari sutau senyawa, berdasarkan perbedaan adsorpsi
atau partisi fase diam (adsorben) dengan pelarut pengembang (fase gerak). %emilihan
pelarut pengembang dipengaruhi oleh jenis dan polaritas komponen komponen kimia
dipisahkan.
alam Kromatografi Lapis Tipis (KLT), pemisahan yang baik adalah berupa ber&ak yang
bundar yang merupakan tiap tiap komponen terpisah dari suatu senyawa. %engekoran
dapat terjadi disebabkan oleh hal hal sebagai berikut '
a) %emisahan yang tidak baik
b) Terlalu tingginya konsentrasi komponen yang ditutulkan.
&) Tidak jenuhnya wadah3 chamber oleh uap fasa gerak (larutan pengembang) sehingga
fasa gerak yang mengelusi plat KLT segera menguap.d) Ketidaktepatan pemilihan fasa gerak terhadap jenis fasa diam (absorben) dan sampel
yang digunakan.
$. Kesimpulan
ari hasil praktikum Dstudi Kemotaksonomi engan Menggunakan Kromatografi Lapis
TipisE dari sampel E. Plentago, E. Debregesia, E. Plentago mayor, E. Bryonia sp dan E.
Rubus lineatus yang di uji mengunakan eluen n heBana ' kloroform ("'*) dan n heBana ' etil
a&etat ("'*) memperlihatkan adanya similaritas dari ; sampel tersebut. Cal ini menunjukan
uji similaritas dengan &ara kemotaksonomi adalah berhasil.
-
7/22/2019 laporan praktikum biosis 2
13/13
%. Daftar "ustaka
!min, !. "##$. Buku A ar Farmakognosi !ni"ersitas Muslim #ndonesia . Makassar.
/essenden. "##+. $imia %rganik . 5rlangga' -akarta.
Asnha. "#*". $emotaksonomi &ediaan Fitofarmasi . iakses darihttp'33isnha.wordpress.&om .
1nderwood, !.L, ay, -.