laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
-
Upload
alfian-nopara-saifudin -
Category
Science
-
view
320 -
download
3
Transcript of laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR - DASAR ILMU TANAH
ACARA IV
PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA
Oleh:
Nama : Alfian Nopara Saifudin
NIM : A1D015033
Rombongan : 2
Asisten : Anissa Puspitasari
Ratna Purwanti
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat
dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan
dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang
begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang
tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu.
Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap
waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah
lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah.
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling
kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu, pasir, dan kerikil. Selain itu, ada
juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila
komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini
disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir
liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah
yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut
basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air
sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng
erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak
dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada
tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara.
Fungsi pertama tanah bagi tetanaman adalah sebagai media tumbuh adalah
sebagai tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara)
masih tersedia di dalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar muda,
kemudian bersamaan dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan
ini menipis, untuk melengkapi kebutuhannya mak akar-akar ini mulai pula
menyerap nutrisi baik berupa ion-ion anorganik seperti N, P, K dan lain-lain,
senyawa organik sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh seperti vitamin, hormon
dan asam-asam organik (sifat fisik, kimia dan biologis tana). Kebutuhan suplai
hara dari tanah ini makin meningkat selaras dengan menipisnya cadangandari
benih, hingga 100% tergantung pada tanah(juga dari air hujan) pada saat habisnya
cadangan ini. Bahkan untuk tanaman yang ditanam berupa bibit/anakan,
ketergantungan ini mutlak sejak penanaman. Indikator kecukupan air dan nutrisi
yang dapat disediakan tanah dicerminkan oleh kualitas pertumbuhan trubus dan
priduksi tanaman yang tumbuh diatasnya. Sifat-sifat fisik, kimia dan biologis
tanah memppengaruhi kualitas tanah sebgai media tumbuh.
B. Tujuan
Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan
buku Munsell Soil Color Chart.
Mengetahui tekstur tanah denngan metode pipet.
Menetapkan kosistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah,
lembab dan kering.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu
yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup,
bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan(Bale, 2001)
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet
bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam
keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Berdasar definisi
tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah, yaitu :
1. Iklim
2. Kehidupan
3. Bahan induk
4. Topografi
5. Waktu.
Dari kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena
itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara
garis besar proses pembentukan tanah dibagi dalam dua tahap, yaitu proses
pelapukan dan proses perkembangan tanah (Hardjowigeno, 1992).
Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan
untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung
terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya
terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih,
merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau
kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi
campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk
spot-spot, disebut karatan(Tan, 1995).
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah yang baik
dan valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang laboratorium
elatif sukar terutama dalam mempertahankan keasliannya dari bentuk
agregatnya (Hardjowigeno, 1992)
Proses pelapukan adalah berubahnya bahan penyusun didalam tanah dari
bahan penyusun batuan. Sedangkan proses perkembangan tanah adalah
terbentuknya lapisan tanah yang menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas
dari masing – masing jenis tanah. Contoh proses pelapukan adalah hancurnya
batuan secara fisik, sedangkan contoh untuk peristiwa perkembangan tanah
adalah terbentuknya horison tanah, latosolisasi (Islami, 1995).
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan
memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan
halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat,
dengan cara sebagai berikut:
1. Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak
dapat dibentuk bola dan gulungan.
2. Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat
dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
3. Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat
bola tetapi mudah hancur.
4. Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan
dengan permukaan mengkilat.
5. Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak
teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
6. Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
7. Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola
agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah
hancur.
8. Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak
melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk
gulungan mudah hancur.
9. Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat
dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan
permukaan mengkilat.
10. Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat
dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
11. Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat
dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
12. Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik,
dan mudah dibuat gulungan (Hardjowigeno, 1992).
Tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab
perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan
kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah
makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik
umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya
senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu
tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam
kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak
pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam
senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit)
yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah
dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang
tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-
tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat
tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih
terang (Hardjowigeno, 1992)
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-
butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi
adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada
saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya
gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel
dan air) dengan berbagai kelembaban tanah. Konsistensi tanah adalah suatu sifat
tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel
tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan
oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk tanah (Kohnke, ,
1968)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah contoh tanah dan air. Alat yang digunakan
adalah buku Munsell Soil Color Chart.
B. Prosedur Kerja
1. Warna tanah
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya (permukaan tidak
mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart.
Dicatat notasi warna (Hue, Value, Chroma) dannama warna. Pengamatan warna
tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
2. Tekstur tanah
Merasakan atau meremas tanah antara ibujari dan jari telunjuk.Diambil
sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air sehingga tanah
dapat ditekan.Contoh tanah dipijat kemudian dibuat benang dan sambil dirasakkan
kasar halusnya tanah
.
3. Struktur tanah
Sebongkah tanah diambil dari horizon tanah, kemudian dipecah dengan cara
menekan dengan jari atau dijatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga bongkah
tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped)
yang merupakan kelas struktur tanah.
4. Konsistensi
Contoh tanah dalam berbagai kandungan air diamati dengan cara
dipijit dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai pada kondisi
kering, lembab dan basah dengan cara menambah air dengan contoh
tanahnya.
IV. HASIL & PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Warna dan Tekstur Tanah
No
.Jenis tanah
Warna tanahTtekstur tanah
Notasi warna Nama warna
1 Entisol 10 YR¾Dark Yellowish
BrownLempung Berpasir
2 Vertisol 5 Y 3/2 Black Liat berdebu
3 Inseptisol 5 YR 3/2Dark Redish
BrownLiat
4 Andisol 2,5 YR 2,5/3 Very Disky Red Lempung berdebu
5 Ultisol 10 R ¾ Disky Red Lempung berpasir
2. Struktur Tanah
No. Jenis TanahStruktur Tanah
Tipe Kelas Derajat
1. Entisol Remah Kasar Lemah
2 Vertisol Lempung Halus Kuat
3 Inseptisol Remah SangatHalus Lemah
4. Andisol Remah Sangathalus Cukupan
5. Ultisol Gumpal Sedang Cukupan
3. Konsistensi
No.Jenis
Tanah
Konsistensi basah Konsistensi
lembab
Konsistensi
keringKelekatan Keliatan
1. EntisolTidak
Lekat
Tidak
PlastisGembur Keras
2. VertisolAgak
Lekat
Tidak
PlastisSangatTeguh Keras
3.Inseptiso
l
Agak
LekatPlastis Teguh Keras
4. AndisolAgak
Lekat
Tidak
PlastisGembur Agak Keras
5. Ultisol Lekat Plastis Teguh Keras
B. Pembahsan
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun
tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total
campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat
ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik
masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan
makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah
(koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik
yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah.
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab
perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan
kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah
makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik
umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya
senyawa Fe dalam tanah. (Hardjowigeno,1992).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk
agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di
mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah
dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada
agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong
yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga
akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan
ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman.
Idealnya bahwa struktur disebut granular.
Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju
pertumbuhan tanaman dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada
tanaman yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan
dengan akar tanaman yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini
disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat
per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat
mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia
banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas
secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat.
Sebaliknya bagi tanaman yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti
tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar
untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami
kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak
berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan
salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.
Tekstur merupakan perbandingan partikel-partikel tanah. Dimana partikel-
partikel tanah ini terdiri dari sand (pasir), silt (debu), clay (liat). Tekstur tanah
juga satu sifat fisik tanah yang secara praktis yang dapat dipakai sebagai alat
evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan tanah.
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran
lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock
fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu).Bahan-bahan yanah yang lebih
halus (< 2mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction) (Sarwono.2003).
Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karena berpengaruh terhadap
sifat-sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan halus. Dan tekstur kasar dan
halus inipun bisa diklasifikasikan menjadi beberapa bagian lagi sesuai dengan
kandungan liat, pasir dan debu.
Konsistensi tanah adalah daya kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel
tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanah tersebut terhadap perubahan bentuk
oleh tekanan atau berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi. Konsistensi tanah
ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah (Rahmawati, 2013).
Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah
yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang
bertekstur pasir bersifat tidak lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas.
Sebaliknya tanah bertekstur lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi
sangat lengket, sangat liat dan bila kering bersifat sangat teguh (kuat) dan keras.
Tanah dengan konsistensi baik mudah diolah dan tidak mudah melekat pada
alat pegolah tanah. Sedangkan tanah yang berkonsistensi buruk merupakan
kebalikannya . Konsistensi tanah dapat ditetapkan pada keadaan basah, lembab
dan kering. Konsistensi adalah ketahanan tanah terhadap perubahan bentuk atau
perpecahan. Keadaan ini ditentukan oleh sifat adhesi dan kohesi (Foth, 1998).
Istilah – istilah yang umum digunakan untuk mencirikan konsistensi tanah
pada kandungan air yang berbeda adalah:
Macam – macam Konsistensi Tanah
a. Konsistensi Basah
Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara
butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari
tangan atau benda lain.
2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari
tangan atau benda lain.
3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau
benda lain.
4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari
tangan atau benda lain.
Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk
gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:
1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk
gulungan.
2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk
gulungan tanah kurang dari 1 cm.
3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan
tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk
merusak gulungan tersebut.
4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk
gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar
untuk merusak gulungan tersebut.
b. Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6
kategori sebagai berikut:
1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama
lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah
bertekstur pasir).
2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah
sekali hancur bila diremas.
3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan
saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan
tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat
menghancurkan gumpalan tanah.
5) Sangat Teguh/Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan
diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar
dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu
dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun
sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan
diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan
tanah tersebut.
c. Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini
dibagi 6 kategori sebagai berikut:
1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-
pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah
bertekstur pasir).
2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur
bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga
jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan
hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya
mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu
menghancurkan gumpalan tanah.
4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk
menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk
hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk
dapat menghancurkan gumpalan tanah.
5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan
tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan
gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan
dan sangat sulit untuk hancur.
6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan
dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar
dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah
baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul)
(Sarief, 1986)
Penelitian mengenai sifat tanah bertujuan untuk meneliti sifat-sifat tanah
di lapangan dan mengklasifikasikannya ke dalam suatu ordo, maka kita dapat
melakukan suatu pengamatan melaluiprofil tanah, Dengan mengamati profil
tanah, kita dapat menganalisa tekstur, struktur, konsistensi, warna tanah, bahan
organik, aktivitas fauna, perakaran yang terdapat dalam tanah, dan sebagainya
pada suatu wilayah.tentunya Pengamatan pada profil tanah tidak dapat dilakukan
secara individual. Dikarenakan dalam suatu pengamatan, setiap orang akan
berbeda dalam mengkelaskan (misal tekstur dan struktur), dibutuhkan
sensitivitas/kejelian setiap orang dalam menginterpretasikan suatu sifat tanah
(Partoyo, 2005).
Pengamatan tanah dengan indera memiliki fungsi agar kita dapat
mengetahui dan merasakan struktur tanah, tekstur tanah maupun warna tanah.
Dengan demikian, kita juga dapat membedakan jenis-jenis tanah tersebut. Peranan
untuk kegiatan sehari – hari dapat diaplikasikan di bidang Pertanian, Sipil,
Geologi, Geografi dan segala bidang yang berhubungan dengan tanah(Brever,
1961).
Macam – macam struktur tanah
1. Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya
diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.Kubus
(Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika
sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat
maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat
mencapai 10 cm.
2. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu
vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara
deposisi(deposited).
3. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu
horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6
sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah
berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulatdisebut
kolumner.
Pengamatan yang dilakukan adalah dengan pengamatan tanah dengan indra,
artinya pengamatan yang dilakukan selama praktikum dengan melihat untuk
warna tanah dengan bantuan buku Munsell Soil Color Chart. Tanah juga dapat
ditentukan tekstur, struktur, dan konsistensinya dengan meremas tanah tersebut
dengan tangan kita. Manfaat yang didapat dengan pengamatan tanah dengan indra
adalah praktikan yang melakukannya dapat lebih mengetahui keadaan asli tanah
dibandingkan hanya dengan membaca buku, praktikan dapat mampu
membuktikan teori – teori yang ada dalam buku tersebut.
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: jenis mineral dan
jumlahnya, kandungan bahan organik tanah, dan kadar air tanah dan tingkat
hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat
menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan
kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna
reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid, 2009).
Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan tinggi (seperti wilayah –
wilayah di Indonesia) umumnya ditemukan struktur remah atau granular di tanah
lapisanatas (top soil) yaitu di horison A dan struktur gumpal di horison B atau
tanah lapisan bawah (sub soil). Hal itu menyebabkan wilayah Indonesia tidak
terdapat struktur tanah lempeng dan tiang (Fitri, 2009)
Dari hasil yang di dapat dari praktikum pengamatan tekstur dan warna tanah,
menunjukan bahwa setiap jenis tanah memiliki tekstur dan warna yang berbeda,
sesuai dengan tampat dan wilayah yang di tempati oleh tanah tersebut. Karna
tekstur dan warna menunjukan proses pelapukan yang berbeda dan kondisi iklim
yang berrbeda.
Dengan mempelajari sifat – sifat tanah seperti halnya warna, struktur, tekstur
dan konsistensi kita dapat mengaplikasikannya pada saat pemupukan tanaman
pada kondisi tanah tertentu, juga kita tahu kapan harus melakukan pemupukan dan
juga kita akan dengan mudah mengetahui kapan kita harus melakukan pengapuran
pada lahan tersebut sehingga akan mempermudah kita dalam melakukan usaha
budidaya tanaman pada lahan tertentu. Selain itu kita juga dapat mengetahui jenis
– jenis tanaman yang akan kita tanam pada jenis tanah tersebut, sehingga dapat
mencapai hasil yang maksimal.
V. KESIMPULAN
A. Keimpulan
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.
Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap
waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah
lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
dimilikinya. Data yang diperlukan untuk klasifikasi tanah adalah data mengenai
sifat-sifat tanah yang terbentuk sebagai akibat proses pembentukan tanah atau
yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Pengambilan contoh tanah
dilakukan untuk menentukan sifat-sifat tanah, Sifat fisik yang paling jelas dan
yang paling mudah ditentukan adalah warna tanah dimana warna tanah dapat
digunakan untuk :
1. Menaksir tingkat kesuburan
2. Menentukan Jenis dan kadar BO
3. Keadaan aerasi dan draenasi
4. Tingkat perkembangan tanah
B. Saran
Ketelitian dalam pengamatan warna, tekstur, struktur dan konsistensi tanah
sangat dibutuhkan agar dapat memperoleh data yang sesuai dengan kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Bale, A. 2001.Ilmu Tanah I. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah
Mada.
Baver, L.D. 1961. Soil Physics.John Wiley & Sons Inc. New york.
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.UGM Press.Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung.
Hardjowigeno, S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.Akapress. Jakarta.
Islami dan Utomo.1995. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lahan
Pasir Pantai SamasYogyakarta. Ilmu Pertanian 12(2): 140-151.
Kohke, H. 1968. Soil Physic. Bombay: Tata Mc Graw-Hill Publishing.
Madjid, Abdul. 2009. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Bahan Kuliah
Online Fakultas Pertanian.
Madjid, Abdul. 2009. Sifat Fisika Tanah. Yogyakarta: Bahan Kuliah Online
Fakultas Pertanian.
Poerwowidodo.1991.Genesa Tanah. ITB Press. Bogor.
Tan, Kim. 1995. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Bandung: Balai Penelitian Teh dan
Kina.
Tolaka W, Wardah, Rahmawati.2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer,
Agroforestri dan Kebun Kakao di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni
Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurnal Warta Rimba. 3
(1): 1-8.
Partoyo.2005. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lahan Pasir Pantai
Samas Yogyakarta. Jurnal Ilmu Pertanian. 12 (2):140-151.