Laporan Praktikum Farmakologi

28
Laporan Praktikum Farmakologi Blok 19 “Obat Vasodilator dan Digitalis” Kelompok F12 Che Wan Nur Hajar bt Saimi 102010368 Nurhafizah Binti Kamal 102010371 Nur atikah Binti Aminudin 102010372 Nor Ain Syafiqah Binti Sholehudin 102010378 Komalah Ravendran 102010388 Ain Nabila Zulkufli 102010389 Eswary Maniraj 102010390 Malvin Wiraldo 102010399 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta 2012

description

tugas

Transcript of Laporan Praktikum Farmakologi

Page 1: Laporan Praktikum Farmakologi

Laporan Praktikum Farmakologi

Blok 19

“Obat Vasodilator dan Digitalis”

Kelompok F12

Che Wan Nur Hajar bt Saimi 102010368

Nurhafizah Binti Kamal 102010371

Nur atikah Binti Aminudin 102010372

Nor Ain Syafiqah Binti Sholehudin 102010378

Komalah Ravendran 102010388

Ain Nabila Zulkufli 102010389

Eswary Maniraj 102010390

Malvin Wiraldo 102010399

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta 2012

Page 2: Laporan Praktikum Farmakologi

Latar belakang

Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya

dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung

mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama

ginjal dan otak, karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang

memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi

kelangsungan hidup.

Gagal jantung terjadi jika curah jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan

O2. Kondisi ini sangat letal, dengan mortalitas berkisar antara 15-50% per tahun, bergantung

pada keparahan penyakit. Mortalitas meningkat sebanding dengan usia, dan risiko pada laki-

laki lebih besar dari perempuan. Banyak kelainan pada jantung yang sering dijumpai dalam

masyarakat, maka sebagai seorang dokter, haruslah dilakukan pengobatan yang tepat.

Pelbagai jenis obat dipakai untuk mengurangi kesakitan pasien antaranya ialah golongan obat

antiaritmia, antiangina, antihipertensi serta obat-obat seperti vasodilator dan digitalis.

Obat vasodilator merupakan salah satu obat yang sering dipakai untuk menanggulangi

penyakit kardiovaskuler seperti angina pectoris, infark miocard dan hipertensi. Isosorbide

Dinitrat, obat yang berasal dari turunan Nitrat, merupakan vasodilator untuk membuka atau

memperlebar pembuluh darah. Pada penderita serangan jantung, pembuluh darah mengalami

vasokonstriksi atau penyempitan, sehingga dibutuhkan obat yang dapat bekerja cepat untuk

memperlebar dinding pembuluh darah sehingga aliran darah dari dan menuju jantung dapat

mengalir lancar.

Digitalis merupakan golongan obat yang diekstrak dari tanaman foxglove disebut digitalin.

Penggunaan  Digitalis purpurea sebagai obat diperkenalkan pertama kali oleh William

Withering. Sebagai obat, glikosida dari tanaman ini digunakan untuk memperkuat

kerja jantung (positif inotrop) yang mempertingkatkan kontraktilitas miokard. Ekstrak dari

digitalis biasanya diambil dari daun-daun tanaman yang tumbuh pada tahun kedua. Bagian-

bagian yang murni dari tanaman ini juga dikenal dengan nama digoksin atau digitoksin.

Digoksin adalah glikosida jantung yang paling banyak digunakan. Digitalis bekerja di tubuh

dengan cara menghalangi fungsi enzim natrium-kalium ATPase sehingga meningkatkan

kadar kalsium di dalam sel-sel otot jantung. Meningkatnya kadar kalsium di dalam otot sel-

sel jantung inilah yang menjadi sebab meningkatnya kekuatan kontraksi jantung.

Page 3: Laporan Praktikum Farmakologi

Dalam praktikum blok kardiovaskuler kali ini, diperhatikan efek dua jenis golongan obat

yaitu vasodilator dan digitalis. Obat yang digunakan adalah isosorbid dinitrat oral dan

sublingual serta larutan tinktura digitalis, untuk melihat efek farmakodinamiknya,

farmakokinetik, indikasi, kontraindikasi dan efek sampingnya.

Clinical Trial merupakan metode yang digunakan dalam praktikum kali ini. Percobaan ini

adalah prosedur yang dilakukan pada orang normal untuk melihat efek samping obat dan

sekiranya ada intervensi dalam pengobatan.

Page 4: Laporan Praktikum Farmakologi

Percobaaan obat vasodilator oral

Persiapan

1. 1 orang percobaan yang siap puasa 4 jam sebelum praktikum dimulai.

2. Alat-alatan yang diperlukan : tensimeter, stetoskop, thermometer kulit, arloji dan sapu

tangan.

3. Obat-obat vasodilator (isosorbid dinitrat)

Cara Kerja

Prosedur

1. Seorang dari kelompok telah mempersiapkan diri, tidak makan 4 jam sebelum

praktikum, berbaring di atas meja laboratorium dengan tenang.

2. Pengukuran parameter basal, tekanan darah, denyut jantung/nadi, frekuensi nafas dan

suhu kulit telah dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval 5 menit dengan hitung rata-

ratanya.

3. Obat vasodilator diminta pada instruktur setelah pengamatan parameter telah selesai.

4. Harus juga diperhatikan cara penggunaannya apakah harus ditaruh dibawah di bawah

lidah (sublingual) atau ditelan dengan segelas air. Jangan tertukar.

5. Pengamatan parameter diatas untuk orang percobaan :

Yang mendapat obat oral, dilakukan tiap 15 menit selama 1 jam atau bila

parameter telah kembali ke nilai basal.

6. Gejala-gejala apa yang dirasakan oleh orang percobaan itu harus ditanyakan selama

percobaan dan 24 jam seterusnya. Data-data yang diperoleh kelompok lain harus

dibandingkan, apakah ada beda mula kerja, lama kerja dari masing-masing obat

vasodilator yang diberikan.

Landasan teori

1. Isosorbid dinitrat adalah obat sediaan dari nitrat organic yang sering dipakai sebagai

obat anti-angina. Nitrat organik menyebabkan relaksasi otot sehingga terjadinya

vasodilatasi arteri dan vena dan menurunkan tekanan diastolic pada ventrikel kanan

dan kiri..

2. Pada pemberian cepat dengan dosis yang tinggi,nitrat organik dapat menyebabkan

vasodilatasi arteriol perifer yang menurunkan tekanan diastolic dan sistolik. Ini

Page 5: Laporan Praktikum Farmakologi

memicu penurunan curah jantung sehingga menyebabkan takikardi dan risiko

terjadinya hipertensi ortostatik.

3. Isosorbid dinitrat yang diberikan oral adalah nitrat kerja panjang dengan lama kerja 4-

6 jam.

4. Nitrat organik dapat menimbulkan vasodilatasi dan efek anti-agregasi trombosit

melalui 2 mekanisme yaitu :

Non-endothelium-dependent : Nitrat organik adalah satu pro-drug yang setelah

dimetabolisme akan mengeluarkan nitrogen oksida (NO) dan endothelial

derived relaxing factor (EDRF). NO akan membentuk kompleks nitrosdoheme

dengan enzim guanilat siklase dan menstimulasi enzim ini sehingga terjadi

peningkatan cGMP. cGMP akan menyebakan defosforilasi myosin dan

timbulnya relaksasi otot polos.

Endothelium-dependent : Nitrat organik akan menyebabkan lepasnya

prostasiklin dari endothelium yang bersifat vasodilator. Tetapi jika endotel ini

mengalami kerusakan misalnya pada infark miokard, efek vasodilatasi ini akan

hilang.

5. Nitrat organik menurunkan kebutuhan oksigen dan meningkatkan suplai oksigen

dengan cara mempengaruhi tonus vaskuler dan member efek kardiovaskuler yaitu :

a. Vasodilatasi pada seluruh sistem vaskuler.

b. Penurunan tekanan vaskuler

c. Peningkatan kapasitas vena

d. Dilatasi arteriol

6. Sediaan obat seperti nitrogliserin dan isosorbid dinitrat mengalami metabolism lintas

pertama di hati jadi bioavailibilitasnya menurun sebanyak 20% sehinggakan pada

serangan angina akut harus diberi secara sublingual.

7. Preparat dari nitrat organik diindikasikan untuk pasien dengan angina pectoris,infark

jantung dan gagal jantung kongestif.

Page 6: Laporan Praktikum Farmakologi

8. Efek samping yang sering muncul adalah sakit kepala dan flushing karena vasodilatasi

dan dapat diatasi dengan pemberian parasetamol. Hipotensi postural juga bisa timbul

dan jika efek lebih berat mungkin disertai bersama refleks takikardi.

9. Pada OP dapat dilihat sedikit peningkatan suhu kulit muka dan warna kulit muka yang

agak kemerahan karena dilatasi arteriol temporal dan meningeal.

10. Penghentian obat ini secara mendadak dapat menimbulkan rebound angina.

Hasil

Orang percobaan : Eswary Maniraj

Parameter dasar/menit

0 15 30 45 60

Tekanan darah (mm/Hg)

90/60 90/60 90/63 95/70 95/70

Frekuensi nafas

15 10 11 10 10

Frekuensi nadi

81 80 74 75 75

Suhu kulit (°c) 32.0 32.0 35.0 34.9 32.1

Tabel 1: Hasil pengamatan parameter untuk obat oral, yang dilakukan tiap 15 menit selama 1

jam atau bila parameter telah kembali ke nilai basal.

Pembahasan

1. Pada percobaan ini tekanan darah orang percobaan sebelum minum obat juga rendah,

karena itu kami tidak bias mendeteksi pengurangan tekanan darah dengan baik. Malah

frequency nafas dan frequency nadi berkurang karena efek obat isosorbit dinitrat

terhadap pembuluh darah dan jantung. Berlakunya vasodilatasi dan penurunan

tekanan. Suhu kulit orang percobaan telah meningkat karena vasodilatasi vena dan

arteri dalam tubuh menyebabkkan panas tubuh meningkat.

2. Berdasarkan kelompok lain dan apabila dibanding dengan kelompok kami, tekanan

darah tidak menjadi faktor yang dapat diukur karena hanya segelintir kelompok bisa

Page 7: Laporan Praktikum Farmakologi

mendeteksi adanya penurunan tekanan darah seperti kelompok 4, 7 dan 11. Orang

percobaan kelompok kami pada mulanya sudah mempunyai tekanan darah yang

rendah. Oleh itu, kami tidak bisa mendeteksi adanya penurunan tekanan darah dengan

baik. Ada juga orang percobaan kelompok lain yang mempunyai data peningkatan

tekanan darah pada masa percobaan ini dilakukan. Faktor external seperti duduk dan

tidak berehat bisa menyebabkan pengukuran tekanan darah terganggu.

3. Secara keseluruhannya, kami bisa bandingkan data kami dengan kelompok lain

dengan adanya pengurangan tekanan nadi yang teraba. Orang percobaan kelompok

4,5,6,7,10,11 dan kelompok kami 12 mempunyai tekanan nadi yang semakin menurun

pada menit ke-15, ke-30 dan ke-45. Adanya peningkatan nadi setelah menit ke-60

karena efek obatnya mulai berkurang. Penurunan tekanan nadi bisa teraba karena

adanya vasodilatasi pembuluh darah akibat efek vasodilator dari obat isonitrat yang

diberikan.

4. Suhu yang meningkat secara mendadak dalam pemeriksaan ini dapat menunjukkan

adanya efek vasodilator pada arteriol dan venuol yang melebar pada permukaan kulit

yang bisa terlihat atas orang percobaan kulit cerah, mukanya menjadi merah. Terdapat

peningkatan suhu dalam kelompok 1,2,4,5,9,10 dan 12. Walaupun beberapa orang

percobaan tidak memperlihatkan peningkatan suhu tubuh yang jelas, kita bisa melihat

adanya peningkatan dengan 0.10C.

5. Nitrat organik menurunkan kebutuhan oksigen dan meningkatkan suplai oksigen

dengan cara mempengaruhi tonus vaskuler dan member efek system kardiovaskuler.

Adanya penurunan frekuensi nafas membuktikan fakta ini. Orang percobaan dalam

kelompok 1,3,6,10,11 dan 12 memperlihatkan adanya penurunan frekuensi nafas

akibat obat isosorbid dinitrat.

6. Berdasarkan laporan semua kelompok, orang percobaan mengeluh pusing, lelah,

dingin dan sakit kepala. Orang percobaan mengeluh pusing dan sakit kepala karena

adanya efek penurunan tekanan darah dan menyebabkan suplai darah ke otak tidak

cukup malah kebutuhannya meningkat terus. Keadaan ini dapat menyebabkan adanya

keluhan sakit kepala dan pusing pada orang percobaan. Bila orang percobaan

mengeluh pusing dan penglihatan gelap, segera letakkan kepalanya lebih rendah dari

badan dan diminta untuk bernafas dalam. Adanya keluhan lelah dan dingin pada akral

karena efek hipotensi obat isosorbid dinitrat.

Kesimpulan

Page 8: Laporan Praktikum Farmakologi

Secara kesimpulannya, isosorbid dinitrat mempunyai efek vasodilator dan pengurangan

tekanan vaskuler. Isosorbit dinitrat dapat digunakan sebagai antiangina pada penyakit angina

pectoris dan gagal jantung kongestif karena efeknya terhadap pengurangan preload.

Percobaan Obat Vasodilator Sublingual

Page 9: Laporan Praktikum Farmakologi

Tujuan

Praktikum A: Obat vasodilator Iso-sorbid nitrat

1. Menjelaskan perbedaan mula kerja dan lama kerja berbagai obat vasodilator

2. Menjelaskan dan mengamati efek vasodilator kerja sedang (isosorbid dinitrat, secara

sublingual) yang diberikan pada orang percobaan.

3. Menjelaskan farmakodinamik obat-obat vasodilator.

4. Membangun kerjasama yang dinamis dalam kelompok selama pengamatan.

Persiapan

Praktikum A

1. Tiap kelompok menyiapkan 2 orang percobaan yang siap puasa 4 jam sebelum

praktikum dimulai.

2. Sebaiknya orang percobaan berkulit warna putih/kuning agar efek vasodilatasi kulit

jelas terlihat.

3. Alat-alat yang dibutuhkan: tensimeter, stetoskop, thermometer kulit.

Prosedur

Percobaan obat vasodilator iso-sorbid nitrat sublingual

1. Dua orang percobaan dari masing-masing kelompok yang telah mempersiapkan diri

tidak makan 4 jam sebelum percobaan, berbaring di atas meja laboratorium dengan

tenang. Pengukuran parameter basal dilakukan, tekanan darah, denyut jantung/nadi,

frekuensi nafas dan suhu kulit sebanyak 2 kali dengan interval 5 menit dan rata-

ratanya dihitung.

2. Setelah pengamatan parameter selesai, obat vasodilator diminta pada instruktur, serta

cara penggunaannya diperhatikan baik-baik apakah harus ditaruh dibawah lidah

(sublingual).

3. Pengamatan parameter basal diatas dilakukan untuk orang percobaan:

Yang mendapatkan obat sublingual, dilakukan tiap 3 menit selama ½ jam

4. Ditanyakan gejala-gejala apa yang dirasakan oleh orang percobaan selama percobaan

dan 24 jam setelahnya.

5. Data-data yang diperoleh dibandingkan dengan kelompok lain, apakah ada beda mula

kerja, lama kerja dari masing-masing obat vasodilator yang diberikan.

Page 10: Laporan Praktikum Farmakologi

Hasil

Parameter yang

diukur

I II Rata-rata

Tekanan darah

(mmHg)

124/90 124/90 124/90

Denyut nadi 66x/min 67x/min 66,5x/min

Frequensi napas 17x 19x 18x

Suhu kulit ( 0C ) 36,28 36,01 36,15

Tabel 2: Parameter basal

Parameter

diukur

menit

Rata-

rata

3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Tekanan

darah

124/90 110/88 116/90 110/88 110/88 112/90 100/80 110/80 110/80 118/80 112/80

Denyut

nadi (per

min)

66 80 76 80 81 80 80 73 74 68 67

Denyut

napas

18 17 14 14 17 19 19 16 16 17 18

Suhu kulit

( 0C )

36,15 36,18 36,14 36,38 36,29 36,46 36,12 35,50 35,1 35,1 35,1

Tabel 3: Parameter setelah makan obat

Pembahasan

Page 11: Laporan Praktikum Farmakologi

Sebelum melakukan percobaan diukur parameter dasar seperti tekanan darah, denyut nadi dan

napas per min untuk memastikan OP tidak ada kelainan yang dapat mempengaruhi efek obat.

Selain itu adalah untuk membedakan jika terdapat perubahan sebelum dan selepas minum

obat. Setelah minum obat parameter yang sama diukur pada setiap 3 menit. Pada OP

didapatkan penurunan tekanan darah yang fluktuasi dengan nilai yang tidak terlalu signifikan.

Pada menit 30 tekanan darah kekal lebih rendah dari parameter asal yaitu 112/80mmHg. Ini

karena efek obat Isosobid nitrat sebagai obat vasodilator menyebabkan pembuluh darah

dilatasi dan tekanan menurun.

Pada denyut nadi berlaku peningkatan sehingga menit kedua belas dan kemudian menurun

kembali sehingga menit terakhir. Denyut napas mencapai nilai maksimum dengan 19kali per

menit pada menit ke 15 dan kekal pada menit ke 18 sebelum menurun kembali. Suhu tubuh

berkurang dari awal percobaan sehingga akhir namun masih dalam batas normal. Sepanjang

dan selepas percobaan dilakukan OP merasakan pening dan pusing berat selama 24jam.

Selain itu, OP turut merasakan jantungnya berdegup kencang.

Isosorbid dinitrat

Untuk mengatasi serangan angina akut, maka digunakan nitrat organic dalam formula kerja

cepat seperti preparat sublingual. Pemberian sublingual akan didapat bioavailabilitas 45-59%.

Bioavailabilitas bentuk lepas terkendali sekitar 75%. Onset isosorbid mulai 7.5-45 menit

setelah pemberian dan lebih lama pada bentuk lepas lambat. Durasi pada pemberian

sublingual adalah 45 menit hingga 2 jam, sementara bentuk konvensional sekitar 2-6 jam, dan

tablet lepas lambat 10-14 jam.

Gunakan dosis terkecil yang masih efektif. Pasien seharusnya menghubungi dokter atau

rumah sakit bila serangan angina tidak menghilang setelah mendapat 3 tablet dalam 15 menit,

karena ada kemungkinan mengalami infark jantung atau nyeri sebab lain. Tablet sublingual

mungkin juga digunakan sebagai profilaksis jangka pendek, yaitu misalnya sebelum

melakukan aktivitas fisik.

- Sifat Fisikokimia : Isosorbid berbentuk kristal roset berwarna putih, sedikit

larut dalam air dan mudah larut dalam alkohol

- Keterangan : Isosorbid dinitrat merupakan nitrat organik yang mudah

meledak, diperlukan penambahan suatu bahan inert (mis, laktosa) agar bersifat non

eksplosif.

Page 12: Laporan Praktikum Farmakologi

Nitrat organic merupakan pro drug dan mengeluarkan nitrogen monoksida yang turut

merupakan endothelial derived relaxing factor. Nitrat monoksida yang dilepaskan ini akan

membentuk kompleks nitrosoheme dengan guanilat siklase dan menstimulasi enzim ini

sehingga kadar cGMP meningkat dan akan menyebabkan defosforilasi myosin sekaligus

relaksasi otot polos.

Mekanisme kedua , nitrat organic akan melepaskan prostasiklin dari endothelium yang

bersifat vasodilator dan atas mekanisme ini, nitrat organic mempunyai efek vasodilatasi dan

antiagregasi trombosit. Hipersensitivitas terhadap isosorbid dinitrat atau komponen lain

dalam formulasi; hipersensitif terhadap nitrat organik; penggunaan bersama penghambat

phosphodiesterase-5 (PDE-5) (sildenafil, tadalafil, or vardenafil); glaukoma angle-

closure( peningkatan tekanan intraocular); trauma kepala atau perdarahan serebral

(peningkatan tekanan intrakranial); anemia berat.

Efek samping isosorbit dinitrat

Kardiovaskuler: Hipotensi, hipotensi postural, pallor, kolaps kardiovaskuler,

takikardi, syok, kemerahan, edema perifer. SSP: sakit kepala (paling sering), pusing

(karena perubahan tekanan darah), tidak bisa tidur.

Gastrointestinal: Mual, muntah, diare.

Genitourinari: inkontinensia urin.

Hematologi: Methemoglobinemia (jarang, bila overdosis).

Neuromuskuler & skelet: Lemah/letih. Mata: Pandangan kabur.

Insiden hipotensi dan efek yang tidak diharapkan akan meningkat bila digunakan

bersama sildenafil (Viagra®).

Nitrogliserin dengan cara pengambilan oral tergolong dalam sediaan nitrat kerja lama

Nitrogliserin dengan pemberian dosis 6.5-13mg mempunyai masa interval dan lama

kerja 6-8 jam.

Metabolisme dari nitrogliserin dilakukan oleh nitrat reduktase dalam hepar yang

mengubah nitrat organik larut lemak menjadi metabolitnya larut air yang mempunyai

efek vasodilatasi lemah

Efek lintas pertama dalam hepar ini menyebabkan bioavailibilitas nitrogliserin yang

diambil secara oral sangat kecil dan lebih baik diambil dengan cara sublingual

Kesimpulan

Page 13: Laporan Praktikum Farmakologi

Bagi percobaan obat vasodilator dapat disimpulkan bahwa pemberian obat secara sublingual

bekerja lebih cepat berbanding secara oral. Obat vasodilator dapat menimbulkan venous

pooling yang menyebabkan penurunan tekanan preload. Jadi, kebutuhan oksigen miokard

juga akan menurun. Obat ini juga dapat menyebabkan dilatasi arteriol temporal dan

meningeal yang menimbulkan kemerahan di muka (flushing) dan sakit kepala berdenyut.

Percobaan Efek Obat Digitalis Terhadap Jantung Melalui Pengamatan

Pada Jantung Kodok

Tujuan

Page 14: Laporan Praktikum Farmakologi

1. Menjelaskan efek farmakodinamik digitalis terhadap frekuensi denyut atrium dan

ventrikel, interval denyut atrium dan ventrikel dan kekuatan kontraksi atrium dan

ventrikel. (efek kronotropik, inotropik dan dromotropik), dan mengamatinya pada

jantung kodok.

2. Menjelaskan dan memperhatikan dan mengamati efek toksik dan letal digitalis.

3. Memahami pengertian kecilnya margin of safety (perbedaan antara dosis terapeutik

dan dosis letal) digitalis dan implikasi klinisnya.

CARA KERJA

Persiapan

1. Hewan coba: kodok(Rana), berukuran agak besar

2. Alat-alat: tempat fiksasi kodok, jarum pentul, gunting anatomis dan chirurgis, pinset,

semprit Tuberculin.

3. Bahan/zat: larutan uretan 10% dan larutan ringer.

Obat: larutan tinktura digitalis 10%

Tatalaksana

1. Pilih satu kodok untuk satu kelompok, suntikan ke dalam saccus lymphaticus

dorsalisnya larutan uretan 10% sebanyak 2ml.

2. Bila sudah terjadi anestesi pada kodok, fiksasilah kodok pada papan fiksasi dengan

posisi terlentang, dengan telapak tangan dan kaki terfiksasi dengan jarum pentul

3. Bukalah toraks kodok dimulai dengan kulit, dilanjutkan dengan lapisan dibawahnya,

dengan irisan berbentuk V, dimulai dari bawah processus ensiformis ke lateral,

sampai jantung terlihat jelas dan hindari tindakan yang menyebabkan banyak

perdarahan.

4. Bila jantung telah tampak singkirkan jaringan yang menutupinya, dan bukalah secara

hati-hati perikard jantung kodok yang tampak sebagai selubung jantung berwarna

perak.

5. Sekarang jantung tampak utuh, teteskan segera setetes larutan ringer laktat untuk

membasahi jantung, lalu perhatikan dengan teliti siklus jantung antara sistol dan

diastole, terutama dengan memperhatikan bentuk dan warna ventrikel.

6. Tetapkan frekuensi denyut jantung per-menit sebanyak 3kali, dan ambil rata-ratanya.

Page 15: Laporan Praktikum Farmakologi

7. Teteskan larutan tinktura digitalis 10% dengan tetesan kecil melalui semprit

tuberculin yang dilepas jarumnya, langsung pada permukaan jantung, tiap 2 menit,

dan hitung frekuensi denyut jantungnya tiap selesai meneteskan digitalis.

8. Pelajarilah perubahan-perubahan yang terjadi pada siklus jantung(sistol-diastol) dan

perubahan warna jantung. Pemberian digitalis akan menyebabkan penurunan

frekuensi jantung, ventrikel akan lebih merah saat diastole dan menjadi lebih putih

saat sistol, serta amati juga interval A-V yang makin besar.Hal-hal tadi sesuai dengan

efek terapi digitalis pada manusia. Penetesan digitalis diteruskan tiap 2 menit, sampai

terjadi keadaan keracunan yang teramati sebagai hambatan jantung parsial, disusuli

terjadinya hambatan mutlak dan berakhir dengan berhenti denyut ventrikel, biasanya

dalam keadaan sistol (asistole).

9. Tentukan apakah jantung yang telah berhenti berdenyut tadi masih bisa di rangsang

dengan rangsangan mekanis, yaitu dengan menyentuh permukaannya dengan pinset.

10. Buatlah catatan dari seluruh pengamatan tadi, dan buatlah kurva yang

menggambarkan hubungan antara frekuensi denyut jantung dengan jumlah tetesan

digitalis yang dipakai.

Landasan Teori

Sediaan inotropik positif

Page 16: Laporan Praktikum Farmakologi

Sediaan inotropik positif sepertis agonis β dan penghambat fosfodiesterase secara umum

tidak digunakan untuk pengobatan gagal jantung diastolik isolated, karena fungsi ejeksi

ventrikel kiri yang masih baik dan tidak tampak keuntungan efek. Sediaan ini malah member

potensi memperburuk gagal jantung diastolik karena menginduksi iskemia, meningkatkan

denyut jantung dan menimbulkan aritmia.

Derivat digitalis

Digoksin menghambat pompa Na, K, ATP-ase, menambah kalsium intraseluler dengan

demikian menambah kekuatan kontraksi otot jantung. Data dari studi Digitalis

Investigational Group dan studi lainnya memperlihatkan efektivitas yang sangat terbatas dati

penggunaan digitalis pada manjemen terapi penderita gagal jantung diastolik dengan irama

sinus normal.

Digoksin adalah glikosida jantung yang paling banyak digunakan, terutama dengan alasan

farmakokinetiknya. Digoksin bila dibanding dengan digitoksin: Digitoksin mempunyai waktu

paruh lebih lama, diabsorpsi lebih banyak di saluran cerna. Digitoksin, lebih terikat protein

dibanding digoksin. Digitoksin mengalami metabolisme ekstensif sebelum dieksresi,

sedangkan digoksin tidak dimetabolisme sama sekali.

Intoksikasi digoksin/ digitoksin

Pertiumbangan khusus sebelum pemberian digitalis, pastikan denyut jantung pasien antara

60-100x per menit. Intoksikasi digoksin, digitoksin: tanda-tanda intoksikasi terjadi antara 10-

25% pasien yang mendapat glikosida digitalis. Efek toksik ini dapat bersifat fatal, dan timbul

lebih sering pada pasien yang mendapat tiazid atau diuretic lainnya, kecuali diuretic hemat

kalium.

Tanda-tanda intoksikasi:

Pada jantung terjadi aritmia karena meningkatnya otomatisitas (mungkin akibat depolarisasi

spontan), serta blockade jantung partial atau lokal akibat efeknya pada nodus A-V. Pada

saluran cerna timbul anoreksia, mual, muntaj, diare. Terhadap sistem saraf: mengantuk dan

lelah. Dapat juga terjadi gangguan penglihatan dengan gejala penglihatan kabur, penglihatan

ganda, terlihat halo sekeliling benda, terlihat hanya satu warna (biasanya berwarna kuning

atau hijau), terlihat bintik-bintik yang berbinat atau kialuan cahaya. Tanda-tanda lain, pusing

atau dapat juga pingsan karena turunnya tekanan darah, ginekomastia,. Keracunan dicegah

Page 17: Laporan Praktikum Farmakologi

dengan melakukan observasi teliti dan penyesuaian dosis pada setipa pasien, gunakan dosis

beban (loading dosis) sedang, perbaiki kadar kalium pada pasien hipomagnesemia dan

hipokalsemia menjadi normal. Intoksikasi yang spesifik untuk digoksin dan digitoksin. Fabs

akan berikatan dengan glikosida, dan ikatan ini akan dieskresi melalui urin.

Digoksin

Mekanisme kerja: digoksin menghambat Na-K-ATPase (pompa natrium) dan meningkatkan

masuknya Ca2+. Kontraksi akan meningkat karena meningkatnya arus masuk Ca2+. Curah

jantung juga meningkat dan disertai dengan menurunnya ukuran jantung, venous return dan

volume darah. Diuresis terjadi karena meningkatnya perfusi ginjal,

Indikasi: Digoksin diindikasikan pada payah jantung dengan fibrilasi atrium, takikardia

paroxysmal, juga untuk hiperventilasi, syok kardiogenik dan syok tirotoksik. Dosis beban

(loading dose) diperlukan pada pemberian pertama untuk mendapatkan kadar terapi dengan

cepat.

Efek samping: Pada intoksikasi digitalis dapat timbul brakikardia, blockade nodus A-V dan

S-A., aritmia disertai anoreksia, mual, muntah, dan diare, sakit kepala, lemah, lelah,

gangguan penglihatan dan ginekomastia. Meningkatnya resistensi perifer dapat

menungkatkan kerja jantung dan memperburuk kerusakan iskemik.

Farmakokinetik: digoksin diberikan per oral atau intravena. Waktu paruh 36jam, 25% terikat

protein, 75% diabsorpsi melalui saluran cerna, distribusi lambat oleh karena volum distribusi

(Vd) besar dan ekskresi dalam bentuk untuh melalui urin.

Kontraindikasi: fibrilasi ventrikel, brakikardia berat, alergi.

Interaksi: digoksin dapat meningkatkan reaksi toksik obat yang mempengaruhi elektrolit

serum, keluarnya K+ karena pemberian diuretic, kortikosteroid, tiazid dan diuretic kuat,

amfoterisin B, kuinidin dan amiodaron. Penghambat reseptor beta-adrenergik, kanal kalsium

atau asetilkolinesterase meningkatkan arisiko blokade A-V total.

Digitoksin

Mekanisme kerja sama seperti digoksin.

Page 18: Laporan Praktikum Farmakologi

Indikasi: obat ini jarang digunakan karena t½ panjang tetapi berguna pada pasien dengan

gagal ginjal karena tidak bisa mengeksresi digoksin.

Efek samping sama seperti digoksin.

Farmakokinetik: diberikan per oral, intramuskuler, intravena, t½: 6 hari. Absorpsi melalui

saluran cerna, 97% terikat protein. Distribusi sama dengan digoksin, dimetabolisme di hati

dan eksresi melalui urin.

Kontraindikasi dan interaksinya sama seperti digoksin.

Hasil

Sebelum dititiskan obat digitalis ,denyut jantung kodok/menit adalah sebanyak 52 kali

Berikut merupakan tabel hasil titisan obat digitalis secara langsung ke permukaan jantung

kodok.

Tabel 4: Hasil

denyutan jantung kodok setelah dititiskan digitalis.

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 280

5

10

15

20

25

30Denyut Jantung Kodok /Menit

Denyut Jantung Kodok /Menit

Mas

a

2 4 6 8 1

0

1

2

1

4

1

6

1

8

2

0

2

2

2

4

2

6

2

8

DJ 2

5

2

4

2

3

2

0

2

0

1

9

1

8

1

1

1

0

8 8 8 4 0

Page 19: Laporan Praktikum Farmakologi

Hambatan jantung partial – menit ke-20

Hambatan jantung total – menit ke-28

Pembahasan

Setelah dilakukan pembedahan sehingga terlihat jantung kodok, dilakukan observasi terhadap

jantung kodok tersebut.

Yang terlihat adalah:

Siklus sistol, ventrikel pada kodok menjadi pucat, atrium menjadi merah

Siklus diastol, ventrikel menjadi merah, atrium menjadi pucat

Berdasarkan hasil data yang dikumpulkan, dapat dilihat dengan jelas kerja digitalis terhadap

jantung kodok. Pada awal percobaan, sebelum diteteskan tinktura digitalis 10%, frekuensi

denyut jantung kodok tersebut adalah 52x/min. Setelah penetesan tersebut, terjadi penurunan

secara berkala, dengan jelas sehingga akhirnya terjadi gagal jantung pada menit ke-28.

Selain itu, pada menit ke-10 terjadi perpanjangan masa daripada A-V. Ini adalah efek kerja

daripada digitalis itu sendiri di mana ia bisa menyebabkan blokade pada AV node. Pada

perpanjangan waktu A-V, sebenarnya blokade nodus AV masih belum sempurna (parsial).

Tetapi setelah terjadinya asystole (jantung berhenti berdenyut pada siklus sistol) nodus AV

telah diblok secara total, mengakibatkan distrupsi kerja miogenik jantung.

Kesimpulan

Digitalis/Digoxin dapat digunakan sebagai obat payah jantung dan banyak dipakai sekarang

namun mempunyai margin of safety yang sempit, jadi penggunaannya harus lebih berhati-

hati.

Page 20: Laporan Praktikum Farmakologi