Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

download Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

of 36

Transcript of Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    1/36

    LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

    DIURETIK 

    Dosen Pengampu :

    Dr. Azrifitria, M.Si., Apt.

    .Dr. Nurmeilis, M.Si, Apt.

    Yardi, M.Si., Ph.D., Apt.

    Eka Putri, M.Si, Apt.

    Dimas Agung Waskito W, S.ar.

    Disusun !leh "elompok #D :

    Saif Ahmad Al$Muta%ali &&&'&()(((((#&

    Puspitasari &&&'&()(((((#*

    +aela Wulandari &&&'&()(((((*(

     Nada Nursetianti &&&'&()(((((*#

    Sri Sumartini- &&&'&()(((((*

    Philia Permais/ari Prati/i &&&&&()(((((0

    P1!21AM S34D5 A1MAS5

    A"4+3AS "ED!"3E1AN DAN 5+M4 "ESE6A3AN

    4N57E1S53AS 5S+AM NE2E15 SYA15 65DAYA34++A6 8A"A13A

    )(

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    2/36

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    3/36

     =antung, diuretik akan mengurangi atau ;ahkan menghilangkan 9airan

    ang terakumulasi di =aringan dan paru paru . di samping ituh ;erkurang

    na olume darah akan mengurangi ker=a =antung. !;at$o;at ini

    merupakan pengham;at transpor ion ang menurunkan rea;sor;si Na dan

    ion lain seperti Bl memasuki urine dalam =umlah le;ih ;anak 

    di;andingkan dalam keadaan normal ;ersama$sama air, ang mengangkut

    se9ara pasif untuk mempertahankan keseim;angan osmoti9. Peru;ahan

    !smotik dimana dalam tu;ulus men=adi men=adi meningkat karena

     Natrium le;ih ;anak dalam urine, dan mengikat air le;ih ;anak didalam

    tu;ulus gin=al. Dan produksi urine men=adi le;ih ;anak. Dengan

    demikian diureti9 meningkatkan olume urine dan sering mengu;ah P6$

    na serta komposisi ion didalam urine dan darah !;at$o;at ini merupakan

     pengham;at transpor ion ang menurunkan rea;sor;si Na dan ion lain

    seperti Bl memasuki urine dalam =umlah le;ih ;anak di;andingkan

    dalam keadaan normal ;ersama$sama air, ang mengangkut se9ara pasif 

    untuk mempertahankan keseim;angan osmoti9. Peru;ahan !smotik 

    dimana dalam tu;ulus men=adi men=adi meningkat karena Natrium le;ih

     ;anak dalam urine, dan mengikat air le;ih ;anak didalam tu;ulus gin=al.

    Dan produksi urine men=adi le;ih ;anak. Dengan demikian diureti9

    meningkatkan olume urine dan sering mengu;ah P6$na serta komposisi

    ion didalam urine dan darah

    ungsi utama diuretikadalah untuk memo;alisasi 9airan udem

    ang ;erarti mengu;ah keseim;angan 9airan sedemikian rupa sehingga

    olume 9airan ekstrasel kem;ali men=adi normal. Pengaruh diuretik 

    terhadap sekresi zat terlarut penting artina untuk menentukan tempatker=a diuretik dan sekaligus untuk meramalkan aki;at penggunaan suatu

    diuretik. Ada ;e;erapa =enis Diuretik, ang sudah dikenal dan sering

    digunakan dalam pengo;atan klien dengan masalah gangguan 9airan dan

    elektrolit. 8enis$=enis terse;ut adalah Pengham;at "ar;onik Anhidrase,

    Diuretik "uat ?loop Diuretik@, Diuretik 3iazid, Diuretik 6emat "alium,

    Antagonis AD6 dan Diuretik !smotik.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    4/36

    II.1. Fak%'r(&ak%'r )an* mempen*aru"i resp'n +iure%ik 

    Ada tiga faktor utama ang mempengaruhi respon diuretik.

    &. Pertama, tempat ker=a diuretik di gin=al. Diuretik ang ;eker=a pada

    daerah ang rea;sor;si natrium sedikit, akan mem;eri efek ang

    le;ih ke9il ;ila di;andingkan dengan diuretik ang ;eker=a pada

    daerah ang rea;sor;si natrium ;anak.

    ). Status fisiologi dari organ. Misalna dekompensasi =antung, sirosis

    hati, gagal gin=al. Dalam keadaan ini akan mem;erikan respon

    ang ;er;eda terhadap diuretik.

    C. 5nteraksi antara o;at dengan reseptor ."e;anakan ;eker=a dengan

    mengurangi rea;sorpsi natrium, sehingga pengeluaranna le/at

    kemih dan =uga air diper;anak.

    II.1., Mekanisme kerja +iure%ika

    "e;anakan diuretika ;eker=a dengan mengurangi rea;sorpsi

    natrium, sehingga pengeluaranna le/at kemih dan demikian =uga dari air$

    diper;anak. !;at$o;at ini ;eker=a khusus terhadap tu;uli, tetapi =uga

    ditempat lain, akni:

    &. 3u;uli proksimal.

    4ltrafiltrat mengandung se=umlah ;esar garam ang di sini

    direa;sorpsi se9era aktif untuk *(, antara lain ion Na  dan air,

     ;egitu pula glukosa dan ureum. "arena rea;sopsi ;elangsung se9ara

     proporsional, maka susunan filtrat tidak ;eru;ah dan tetap isotonis

    terhap plama. Diuretik osmosis ;eker=a di tu;ulus proksimal dengan

    merintangi ra;sorpsi air dan natrium.

    ). +engkungan 6enle.

    Di ;agian menaikna 9a ) dari semua ion Bl $  ang telah

    difiltrasi direa;sorpsi se9ara aktif, disusul dengan ra;orpsi pasif dari

     Na  dan " , tetapi tanpa air, hingga filtrat men=adi hipotonis.

    Diuretika lengkungan ;eker=a terutama di sini dengan merintangi

    transpor Bl$  ;egitupula rea;sorpsi Na, pengeluaran air dan

    " diper;anak .

    C. 3u;uli distal.

    Di;agian pertmana, Na  dira;sorpsi se9ara aktif tanpa air 

    hingga filtrat men=adi le;i 9air dan le;ih hipotonis. Sena/a tiazida

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    5/36

    dan klortalidon ;eker=a di tempat ini dengan memper;anak eksresi

     Na  dan Bl$  se;esar $&(. Pada ;agian keduana, ion Na

    ditukarkan dengan ion "   atau N6' proses ini dikendalikan oleh

    hormon anak gin=al aldosteron. Antagonis aldosteron dan zat$zat

     penghemat kalium ;eker=a di sini dengan mengekskresi Na  dan

    retensi "  .

    '. Saluran Pengumpul.

    6ormon antidiuretik ?AD6@ dan hipofise ;eker=a di sini

    dengan mempengaruhi permea;ilitas ;agi air dari sel$sel saluran ini.

    II.1.- Frekuensi +an '!ume urin n'rma! +an se%e!a" pen**unaan

    '/a% +iure%ik 

    II.. O/a% Diure%ik 

    II..1. Pen**'!'n*an

    A. Diure%ik kua%

    Diureti9 kuat ?high$9elling diureti9s@ men9akup sekelompok 

    diureti9 ang efekna sangat kuat di;andingkan dengan diureti9

    lain. 3empat ker=a utamana di;agian epitel te;al ansa henle ;agian

    asenden, karena itu kelompok ini dise;ut =uga se;agai loop

    diureti9s. 3ermasuk dalam kelompok ini adalah furosemid,

    torsemid, asam etakrinat, dan ;umetanid. urosemid atau asam '$

    kloro$N$furfuril $sulfomoil antranilat masih tergolong deriate

    sulfonamid. !;a ini merupakan slah satu o;at standard untuk 

     pengo;atan gagal =antung dan edema paru.

    armakodinamik

    Diureti9 kuat terutama ;eker=a dengan 9ara mengham;at rea;sorpsi

    elektrolit NaF"F)Bl$ di ansa henle asendens ;agian epitel te;alG

    tempat ker=ana dipermukaan sel epitel ;agian luminal. ?ang

    menghadap ke lumen tu;uli@. Pada pem;erian se9ara 57 o;at ini

    9enderung meningkatkan aliran darah gin=al tanpa disertai

     peningkatan filtrasi glomerulus. Peru;ahan hemodinamik gin=al ini

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    6/36

    mengaki;atkan menurunna rea;sorpsi 9airan dan elektrolit di

    tu;uli proksimal serta meningkatna efek elektrolit di tu;uli

     proksimal serta meningkatna efek a/al dieresis.

    Diureti9 kuat =uga mene;a;kan meningkatna eksresi " dan

    kadar asam urat plasma, mekanismena kemungkinan ;esar sama

    dengan tiazid. Eksresi Ba) dan Mg =uga ditingkatkan se;anding

    dengan peningkatan eksresi $Na.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    7/36

    armakodinamik

    Diureti9 tiazid ;eker=a mengham;at simporter $Na,$Bl$, di hulu

    tu;ulus distal. Sstem transpor ini dalam keadaan normal ;erfungsi

    mem;a/a $Nadan HBl$ dari lumen ke dalam sel epitel tu;ulus.

    $Na selan=utna dipompakan ke luar tu;ulus dan ditukar dengan

    " sedangkan $Bl$ dikeluarkan melaluikanal klorida. Efek 

    farmakodinamik tiazid ang utama ialah meningkatkan eksresi

    natrium, klorida dan se=umlah air. Efek natriuresis dan kloruresis

    ini dise;a;kan oleh pengham;atan mekanisme rea;sorpsi elektrolit

     pada hulu tu;uli distal ?earl distal tu;ule@. +a=u eksresi $Na

    maksimal tiazid relatie le;ih rendah di;andingkan diureti9 lain,

    hal ini dise;a;kan ( $Na dalam 9airan filtrate telah direa;sorpsi

    le;ih dahulu se;elum ia men9apai tempat ker=a tiazid.

    Pada pasien hipertensi tiazid menurunkan tekanan darah ;ukan sa=a

    karena efek diuretikna, tetapi =uga karena efek langsung terhadap

    arteriol sehingga ter=adi asodilatasi.

    3iazid dapat mengurangi ke9epatan filtrasi glomerulus, terutama

     ;ila di;erikan se9ara intraena. Namun ;erkurangna filtrasi ini

    sedikit sekali pengruhna terhadap efek diureti9 tiazid, dan hanaa

    mempunai arti klinis ;ila fungsi gin=al memang sudah kurang.

    Efek kaliuresis dise;a;kan oleh ;ertam;ahna natriuresis dan

     pertukaran antara $Na dan " ang men=adi le;ih aktif pada

    tu;uli distal.

    3iazid dapat meningkatkan kadar asam urat darah dengan

    kemungkinan ) mekanisme :

    &@ 3iazid meninggikan rea;sorpsi asam urat di tu;uli proksimal.

    )@ 3iazid mungkin sekali mengham;at ekskresi asam urat oleh

    tu;uli.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    8/36

    3iazid menurunkan ekskresi kalsium sampai '( karena tiazid

    tidak dapat mengham;at rea;sorpsi kalsium oleh sel tu;uli distal.

    6al ini dapat meningkatkan kadar kalsium darah dan ter;ukti dapat

    menurunkan insiden fraktur pada osteoporosis.

    . Diure%ik Hema% Ka!ium

    &@Antagonis aldosteron

    Aldosteron antagonis menga9u pada o;at diuretik ang

    menentang tindakan aldosteron pada reseptor  

    mineralokortikoid. "elompok o;at sering digunakan se;agai

    terapi tam;ahan, dalam kom;inasi dengan o;at lain, untuk 

    mana=emen gagal =antung kronis . Spironola9tone , anggota

     pertama kelas, =uga digunakan dalam pengelolaan

    hperaldosteronism ?termasuk Is sindrom Bonn @ dan

     perempuan hirsutisme .Antagonis Aldosteron adalah, seperti

    namana, reseptor antagonis pada reseptor mineralokortikoid.

    Antagonisme reseptor ini mengham;at natrium resorpsi dalam

    saluran pengumpulan dari nefron pada gin=al. 6al ini

    mengganggu natrium F pertukaran kalium, mengurangi ekskresi

    kalium ken9ing dan lemah meningkatkan ekskresi air ?diuresis@.

    Pada gagal =antung kongestif , mereka digunakan di samping

    o;at lain untuk aditif diuretik efek, ang mengurangi edema

    dan =antung ;e;an ker=a.

    Anggota kelas ini digunakan se9ara klinis termasuk:

    a. Spironola9tone Spironola9tone

     ;. Eplerenone Eplerenone

    9. Banrenone ?9anrenoate potassium@

    d. Prorenone ?prorenoate potassium@e. MeJrenone ?meJrenoate potassium@

    )@ 3iamin dan amilorid

    "edua o;at ini terutama memper;esar ekskresi natrium dan

    klorida, sedangkan eksresi kalium ;erkurang dan ekskresi

     ;ikar;onat tidak mengalami peru;ahan. 3riamteren

    menurunkan ekskresi " dengan mengham;at sekresi kalium

    di sel tu;uli distal. Di;andingkan dengan triamteren, amilorid

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    9/36

     =auh le;ih mudah larut dalam air sehingga le;ih mudah larut

    dalam air sehingga le;ih ;anak diteliti. A;sorpsi triamteren

    melalui saluran 9erna ;aik sekali, o;at ini hana di;erikan oral.

    Efek diuresisna ;iasana mulai tampak setelah & =am.

    Amilorid dan triameteren per oral diserap kira$kira ( dan

    efek diuresisna terlihat dalam # =am dan ;erkahir sesudah )'

     =am. 3riamteren tersedia se;agai kapsul dari &((mg. Dosisna

    &(($C((mg sehari. 4ntuk tiap penderita harus ditetapkan dosis

     penun=ang tersendiri. Amilorid terdapat dalam ;entuk ta;let

    mg. Dosis sehari se;esar $&(mg. Sediaan kom;inasi tetap

    antara amilorid mg dan hidroklortiazid ( mg terdapat dalam

     ;entuk ta;let dengan dosis sehari antara &$) ta;let.

    D. Diure%ik Osm'%ik 

    !;at$o;at ini hana dia;sorpsi sedikit oleh tu;uli, hingga

    rea;sorpsi air =uga ter;atas. Efekna adalah diuresis osmotis

    dengan ekskresi air kuat dan relatif sedikit eskresi Na. terutama

    manitol, ang hana =arang digunakan se;agai infus intraena

    untuk mengeluarkan 9airan dan menurunkan tekanan intraokuler 

    ?pada glau9om@, =uga untuk menurunkan olume BBS ?9airan

    9ere;rospinal@ dan tekanan intra9ranial ?dalam tengkorak@. Diuretik 

    !smosis dipakai untuk zat ;ukan elektrolit ang mudah dan dan

    9epat diekskresi oleh gin=al.

    Suatu zat dapat ;ertindak se;agai diuretik osmosis apa;ila

    mempunai ' sarat:

    &. Difiltrasi se9ara ;e;as oleh glomerulus

    ). 3idak atau hana sedikit direa;sorpsi sel tu;uli gin=al

    C. Se9ara farmakologis merupakan zat ang inert.

    '. 4mumna resisten terhadap peru;ahan meta;olik.

    Dengan sifat$sifat ini, maka diuretik osmotik dapat di;erikan

    dalam =umah 9ukup ;esar sehingga turut menentukan dera=at

    osmolaritas plasma filtrate glomerulus dan 9airan tu;uli. Bontoh

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    10/36

    golongan o;at ini adalah manitol, urea, gliserin, isosor;id. Manitol

     paling sering digunakan diantara o;at ini, karena manitol tidak 

    mengalami meta;olisme dalam ;adan dan hana sedikit sekali

    direa;sorpsi tu;uli ;ahkan praktis dianggap tidak direa;sorpsi.

    Manitol harus di;erikan se9ara 57, =adi o;at ini tidak praktis untuk 

     pengo;atan udem kronik. Pada penderita paah =antung pem;erian

    manitol ;er;ahaa, kerana olume darah ang ;eredar meningkat

    sehingga memper;erat ker=a =antung ang telah gagal.

    Diuretik osmotik terutama ;ermanfaat pada pasien oliguria akut

    aki;at sok hipoolemik ang telah dikoreksi, reaksi transfusi atau

    se;a; lain ang menim;ulkan nekrosis tu;uli, karena dalam

    keadaan ini o;at ang ker=ana mempengaruhi fungsi tu;uli tidak 

    efektif.

    Manitol digunakan misalna untuk :

    &. Profilaksis gagal gin=al akut, suatu keadaan ang dapat tim;ul

    aki;at operasi =antung, luka traumatik ;erat, atau tindakan

    operatif dengan penderita ang =uga menderita ikterus ;erat.). Menurunkan tekanan maupun olume 9airan intraokuler atau

    9airan sere;rospinal.

    Diuretik osmotik mempunai tempat ker=a :

    &. 3u;uli proksimal

    Diuretik osmotik ini ;eker=a pada tu;uli proksimal dengan 9ara

    mengham;at rea;sorpsi natrium dan air melalui daa

    osmotikna.). Ansa 6enle

    Diuretik osmotik ini ;eker=a pada ansa henle dengan 9ara

    mengham;at rea;sorpsi natrium dan air oleh karena

    hipertonisitas daerah medulla menurun.

    C. Duktus "oligentes

    Diuretik osmotik ini ;eker=a pada Duktus "oligentes dengan

    9ara mengham;at rea;sorpsi natrium dan air aki;at adana

     papillar /ash out, ke9epatan aliran filtrat ang tinggi, atau

    adana faktor lain. 5stilah diuretik osmotik ;iasana

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    11/36

    dipakaiuntuk zat ;ukan elektrolit ang mudah dan 9epat

    diekskresi oeh gin=al. Bontoh dari diuretik osmoti9 adalah G

    manitol, urea, gliserin dan isisor;id.

    E. In"i/i%'r Kar/'nik An"i+rase

    Diuretik ini ;eker=a pada tu;uli Proksimal dengan 9ara

    mengham;at rea;sorpsi ;ikar;onat. Yang termasuk golongan

    diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.

    "ar;onik anhidrase adalah enzim ang mengkatalis reaksi B!)

    6)! 6)B!C. Enzim ini terdapat antara lain dalam sel korteks

    renalis, pankreas, mukosa lam;ung, mata, eritrosit dan SSP, tetapi

    tidak terdapat dalam plasma.

    5nhi;itor kar;onik anhidrase adalah o;at ang digunakan untuk 

    menurunkan tekanan intraokular pada glaukoma dengan mem;atasi

     produksi humor aKueus, ;ukan se;agai diuretik ?misalna,

    asetazolamid@. !;at ini ;eker=a pada tu;ulus proksimal ?nefron@

    dengan men9egah rea;sorpsi ;ikar;onat ?hidrogen kar;onat@,

    natrium, kalium, dan air semua zat ini meningkatkan produksi

    urine. Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid,

    diklorofenamid dan meatzolamid.

    Asetazolamid

    armakodinamika

    Efek farmakodinamika ang utama dari asetazolamid adalah

     pengham;atan kar;onik anhidrase se9ara nonkompetitif. Aki;atnater=adi peru;ahan sistemik dan pearu;ahan ter;atas pada organ

    tempat enzim terse;ut ;erada.

    Asetazolamid memper;esar ekskresi ", tetapi efek ini hana

    nata pada permulaan terapi sa=a, sehingga pengaruhna terhadap

    keseim;angan kalium tidak se;esar pengaruh tiazid.

    armakokinetik 

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    12/36

    Asetazolamid di;erikan per oral.Asetozalamid mudah diserap

    melalui saluran 9erna, kadar maksimal dalam darah di9apai dalam )

     =am dan ekskresi melalui gin=al sudah sempurna dalam )' =am.

    !;at ini mengalami proses sekresi aktif oleh tu;uli dan se;agian

    direa;sorpsi se9ara pasif. Asetazolamid terikat kuat pada kar;onik 

    anhidrase, sehingga terakumulasi dalam sel ang ;anak 

    mengandung enzim ini, terutama sel eritrosit dan korteks gin=al.

    Distri;usi pengham;at kar;onik anhidrase dalam tu;uh ditentukan

    oleh ada tidakna enzim kar;onik anhidrase dalam sel ang

     ;ersangkutan dan dapat tidakna o;at itu masuk ke dalam sel.

    Asetazolamid tidak dimeta;olisme dan diekskresi dalam ;entuk 

    utuh melalui urin.

    A. Ana!*e%ik Nark'%ik 

    Sena/a$sena/a golongan ini memiliki daa analgetik ang kuat

    sekali dengan titik ker=a di susunan saraf pusat. Analgetik =enis ini

    umumna mengurangi kesadaran ?sifat ang meredakan dan

    menidurkan@ dan menim;ulkan perasaan naman ?euforia@,

    mengaki;atkan toleransi dan ha;ituasi, ketergantungan fisik dan

     psikis dengan ge=ala$ge=ala a;stinensi ;ila penggunaan dihentikan

    ?3=a dan 1ahard=a, )(()@.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    13/36

    sintesis : morfin dan kodein, heroin dan hidromorfin, hidrokodon

    dan dionin )@ Pengganti$pengganti petidin dan turunanna

    ?fentanl dan sulfetanil@, metadon dan turunanna

    ?dekstromoramida, ;ezitramida, piritramida, dan d$propoksifen@,

    serta fenatren dan turunanna ?leoranol@.

    Di dalam sistem saraf pusat terdapat lima =enis reseptor 

    opioid dan adana ;er;agai =enis reseptor opioid terse;ut dapat

    men=elaskan adana ;er;agai efek opioid ?"oda$"im;le and

    Young, )((&@, antara lain:

    &@ 1eseptor L Pada reseptor L terdapat dua su;tipe aitu :

    reseptor L& ;ertanggung=a/a; pada analgesia supraspinal.

    1eseptor L) dihu;ungkan dengan efek$efek ang tidak 

    diinginkan seperti depress pernapasan, euphoria, konstipasi,

    dan ketergantungan fisik.

    )@ 1eseptor Memperantarai produksi analgesia angƘ

    ditim;ulkan pentazosin dan ;utorphanol ?9ampuran antara

    dua agonisFantagonis@.

    C@ 1eseptor

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    14/36

    reseptor 31P7& agonis, dan M& dan MC mus9arini9 antagonis

    reseptor a9etl9holine.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    15/36

    demetilasi dimediasi oleh BYPCA' dan BYP)

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    16/36

    &@ 2olongan salisilat : natrium salisilat, asetosal, salisilamid, dan

     ;enorilat

    )@ 3urunan p$aminofenol : fenasetin, parasetamol

    C@ 3urunan pirazolon : antipirin, aminofenazon, dipiron dan asam

    difluminat

    '@ 3urunan antranilat : glafenin, asam mefenamat, dan asam difluminat

    ?3=a dan 1ahard=a, )(()@.

    Adapun 9ontoh o;at golongan NSA5D adalah se;agai ;erikut :

    &.@ N'a!*in

    a. Farmak'+inamik 

     Noalgin meruapakan o;at golongan Anti 5nflamasi

     Nonsteroidal ?A5NS@ ang ;eker=a di perifer dengan 9aramengham;at pelepasan mediator sehingga aktifitas enzim

    siklooksigenase terham;at dan sintesa prostaglandin tidak ter=adi.

    /. Farmak'kine%ik 

    !;at dia;sorpsi dalam saluran 9erna dengan 9epat dalam

    saluran 9erna dan 9epat termeta;olisme di hati.

    3. 4ak%u paru" 5T 162

    &$' =am

    +. In+ikasi

     Neri he;at ang ;erhu;ungan dg sakit kepala, sakit gigi, post

    op, neri akut dan kronik karena spasme otot polos.

    e. D'sis7

    3a;let de/asa rema=a

    $noalgin in=eksi : (( mgFml

    $noalgin oral drops: ((mgFml

    $noalgin srup: (mgFml

    $noalgin ta; : (( mg

    & . Pem/erian '/a%5a%uran pakai@

    Se;aikna di;erikan ;ersama makanan atau sesudah makan.

    *. K'n%rain+ikasi7 

    Alergi pirazolon, porfiria hepatik atau defisensi 2#PD

    konginetal, hamil dan laktasi. 2angguan fungsi tulang atau

     penakit sistem hematopoletik. Pasien ang diketahui mengalami

     ;rankospasme atau reaksi anafilaksis lain terhadap analgesik.

    Porifiria hepatik intermiten akut. Pada ;ai ;erusia antara C$&&

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    17/36

     ;ulan noalgin tidak ;oleh diin=eksikan se9ara i. 3idak ;oleh

    di;erikan se9ara parenteral ;ila pasien dalam kondisi hipotensi atau

    hemodinamik tak sta;il.

    ". In%eraksi '/a%7 

    Dapat menurunkan kadar siklosporin dalam plasma. Dapat

    meningkatkan efek alkohol. Nosiseptor adalah reseptor neri ang

    ada di seluruh tu;uh, letakna terutama pada permukaan kulit,

    kapsula sendi, di dalam periosteum, serta di sekitar dinding

     pem;uluh darah. Nosiseptor sangat sensitif terhadap suhu ang

    sangat ekstrem, kerusakan mekanik, ;ahan$;ahan kimia terutama

    ang keluar aki;at kerusakan sel.

    II.,. Me%'+e +an Pene%apan Da)a Ana!*e%ik 

    Skrining untuk menetapkan aktiitas analgetik suatu sena/a ;aru

    sangat  penting dilakukan, tidak hana untuk mengetahui se;erapa ;esar 

    aktiitassena/a terse;ut tetapi =uga memungkinkan ditemukanna

    aktiitas lain sehingga metode ang digunakan sangat mempengaruhi

    hasil dan dapat mem;antu menentukan =enis analgetika pada sena/a

    terse;ut, apakah termasuk  golongan narkotik atau non$narkotik.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    18/36

    1angsangan neri ang digunakan dalam metode ini ;erupa air 

     panas dengan suhu (oB. dimana ekor men9it dimasukkan ke dalam

    air panas, maka nanti men9it akan merasakan neri panas ang

    ditandai dengan men9it men=entikkan ?mengangkat@ ekor keluar dari

    air panas terse;ut.

    9. Metode 1angsang "imia

    Metode ini merupakan metode pengu=ian daa analgetik ang

    dise;a;kan oleh rangsang kimia. Pada metode ini rangsang kimia

    akan mem;erikan rasa neri ang dise;a;kan karena adana

     pem;erian zat kimia. Vat kimia ang sering digunakan untuk 

    menginduksi respon neri adalah sena/a asam, misalna asam

    asetat. glasial. Metode ini 9ukup peka untuk pengu=ian analgetika

    menggunakan sena/a dengan daa analgetik lemah.

    II. Hu/un*an +'sis resp'n

    6u;ungan dosis$respon ang ;aik ditun=ukkan seperti kura ;erikut ini:

    "ura &. 6u;ungan dosis$respon

    Sum;er: http:FFfarmasi.unud.a9.idF

    !;at ang diin=eksikan se9ara intraperitoneal dan intramuskular akan

    mengalami proses a;sorpsi dan meta;olisme. Sehingga pada /aktu a/al akan

    menun=ukan /aktu respon ang ke9il dikarenakan o;at sedang mengalami

     proses a;sor;si dan meta;olisme. Sementara pada /aktu pertengahan akan

    menun=ukkan /aktu respon ang paling tinggi dikarenakan pada saat itu

    Waktu respon

    Waktu pengamatan

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    19/36

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    20/36

    o "osentrasi larutan o;at : tramadol ( mgFml dan Noalgin

    ((mgFml

    o Alat ang diperlukan : Alat suntik, tim;angan he/an,

    stop/at9h, alat untuk 

     pengu=ian

    III.-. Pr'se+ur Kerja

    .-.1 Me%'+e #en%ik Ek'r 5Tai! F!i3k2

    1angsang neri ang digunakan dalam metode ini ;erupa

    air panas dengan suhu oB. Ekor men9it dimasukan kedalam

    air panas dan men9it akan merasakan neri panas dan ekor 

    di=entikan keluar dari air panas terse;ut.

    &. Ditim;ang masing$masing men9it, di;eri nomor atau tanda dan

    di9atat

    ). Se;elum pem;erian o;at, di9atat dengan menggunakan

    stop/at9h /aktu ang diperlukan men9it untuk men=entikan

    ekorna keluar dari air panas. ?3iap rangkaian pengamatan

    dilakukan C kali selang ) menit. Pengamatan pertama

    dia;aikan, hasil pengamatan terakhir dirata$ratakan dan

    di9atat se;agai respon normal masing$masing tikusC. Disuntikan o;at se9ara intramus9ular kepada masing$

    masing men9it dengan dosis ang telah dikonersikan ke

    dosis men9it.

    '. Pengamatan dilakukan pada menit ke , &, C( dan '

    . Di;uat ta;el hasil pengamatan dengan data lengkap

    #. Digam;arkan suatu kura hu;ungan antara dosis ang di;erikan

    terhadap respon men9it untuk stimulus neri.

    .-. METODE PELAT PANA$ 5HOT PLATE2

    1angsang Neri digunakan ;erupa hot plate atau lantai

    kandang ang panas ?oB$#oB@. 1asa neri panas pada kaki

    men9it mene;a;kan respon mengangkat kaki depan dan di=ilat.

    1ata$rata he/an men9it akan meme;erikan respon dengan metode

    ini dalam /aktu C$# detik.

    &. Ditim;ang masing$masing men9it, di;eri nomor atau tanda dan

    di9atat

    ). Se;elum pem;erian o;at, di9atat dengan menggunakan

    stop/at9h /aktu ang diperlukan men9it untuk mengangkat

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    21/36

    dan men=ilat kaki depanna se;agai /aktu respon, di9atat

    se;agai respon normal atau respon se;elum perlakuan.

    C. Disuntikan o;at se9ara intramus9ular kepada masing$masing

    men9it dengan dosis ang telah dikonersikan ke dosis men9it'. Pengamatan dilakukan pada menit ke , &, C( dan '

    . Di;uat ta;el hasil pengamatan dengan data lengkap

    #. Digam;arkan suatu kura hu;ungan antara dosis ang

    di;erikan terhadap respon men9it untuk stimulus neri.

    BAB I9

    HA$IL DAN PEMBAHA$ANI9.1. Hasi! Pen*ama%an

    A. Per"i%un*an +'sis

      : jan%an s%rip mera" Trama+'!

    Dosis manusia )(( mgF#(kg

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    22/36

    7A!

    dosishewan(mgkg ) x BB hewan(kg)konsentrasiobat (

    mg

    mL)

    7A!

    41,09mg

    kg  x 0,041 kg

    50 mg

    mL

     

    7A! (,(CC# ml

    (,(C' ml

    : jan%an s%rip mera" 1 N'a!*in

    Dosis manusia &((( mgF#(kg

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    23/36

    O/a% k ;< < -<

    5M

    #

     =antan strip

    merah )

    (.('& 5. detik ) detik ).& detik ).( detik  

     =antan strip

    merah &

    (.(C' &.C detik &. detik ).) detik ).( detik  

    '

    Men9it

    merah

    gendut

    (.(C C detik C detik ).&0

    detik 

    ).*)# detik 

    Men9it

    Putih

    (.(CC &.)0

    detik 

    &.' detik &.' detik &.C# detik  

    Men9it &

    (.(C) & detik ) detik ) detik &.C*

    Men9it )(.() & detik & detik ) detik &.C0

    . Ta/e! Pen*ama%an k'n%r'! Me%'+e H'% P!a%e

    Ke!'mp'k Men3i% BB 5K*2Pen*ama%an

    Ra%a(Ra%a;< < -<

    &

    3idak 

     ;ertanda

    merah

    (.(CC $ $ $ (.*0 detik  

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    24/36

    Men9it

     =antan

    0,033 X )X )(X

    &&X dirata$rata kan

    dua hasil

     pengamatan terakhir 

    A. Ta/e! Pen*ama%an Me%'+e #en%ik Ek'r +an H'% P!a%e

    #enis

    '/a%

    Ru%e

    O/a%Men3i%

    BB

    5K*2

    D'sis

    59AO2

    Pen*ama%an

    =< 1=< ,;< -=<

    3ramadol

    5M

    # =antan

    strip

    merah )

    ?3@

    (.('& (.(C' ml & detik C detik ) detik ' d

    C 8antan

    ?6P@

    )0 mg (.() * detik & menit

    )*detik 

    )detik &

    5P

    ' Men9it

    Putih ?6P@

    (.(CC  (,(& ml &,0 detik C detik C detik &%

    ) Men9it

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    25/36

    gendut

    ?3@

    )D men9it

    8antan

    ?6P@

    0,033 (,()*

    m+

    )X C(X X &(X

    &D men9it

    tidak 

     ;ertanda

    merah

    ?6P@

    (.(CC (,(& ml (&.#( ().C( (&.#) (

    D men9it

    ) ?3@

    (.) & detik  ) detik C detik ) d

    B. Kura Hu/un*an D'sis(Resp'n Me%'+e #en%ik Ek'r a%au Tai! &!i3k 

    ke!'mp'k :

    1. Trama+'!

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    26/36

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    27/36

    I9. Pem/a"asan

    Pada praktikum ini, dilakukan pengu=ian efek analgetik dari

    tramadol dan noalgin pada dua metode, aitu metode hot plate dan =entik 

    ekor. Pada metode hot plate, penetapan efek ker=a dari analgetik ang

    digunakan aitu dengan mengamati se;erapa lama /aktu latensi aitu /aktu

    ang diperlukan se=ak men9it diletakkan diatas hot-plate sampai

    menggetarkan, men=ilati, atau sampai melompat. 5nduksi atau faktor 

     panasFkalor dapat mempengaruhi rangsang neri, oleh se;a; itu, metode ini

    9o9ok untuk mengu=i efek analgetik suatu o;at.

    Pada metode hot plate dengan o;at tramadol, didapatkan hasil efek 

    analgetik pada kelompok &, aitu kontrol dengan durasi (, detik, efek 

    ter9epat pada pengamatan menit ke$ menit dengan durasi &,0 detik, dan

    efek terlama pada pengamatan menit ke$' dengan durasi C,( detik. Pada

    kelompok ), kontrol dengan durasi # detik, efek ter9epat pada pengamatan

    menit ke$ dengan durasi ## detik, dan efek terlama pada pengamatan

    menit ke$& dengan durasi C detik. Pada kelompok C, efek ter9epat pada

     pengamatan menit ke$' dengan durasi &' detik, dan efek terlama pada

     pengamatan menit ke$& dengan durasi * detik.

    Pada metode hot plate dengan o;at noalgin, didapatkan hasil efek analgetik pada kelompok &, aitu kontrol dengan durasi dengan durasi (,*0

    detik, efek ter9epat pada pengamatan menit ke$' dengan durasi &,''

    detik, dan efek terlama pada pengamatan menit ke$& dengan durasi ),C(

    detik. Pada kelompok ), kontrol dengan durasi && detik, efek ter9epat pada

     pengamatan menit ke$ dengan durasi ) detik, dan efek terlama pada

     pengamatan menit ke$& dengan durasi C( detik. Pada kelompok C, efek 

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    28/36

    ter9epat pada pengamatan menit ke$' menit dengan durasi ) detik., dan

    efek terlama pada pengamatan menit ke$& dengan durasi '' detik.

    Pengaruh metode hot plate terhadap efek analgetik ang

    ditim;ulkan aitu le;ih tinggi daripada metode =entik ekor. 3etapi ada

     per;edaan /aktu pun9ak men9it ang menggunakan o;at tramadol metode

    hot plate kelompok & aitu pada menit ke '. Sedangkan per;edaan /aktu

     pun9ak pada metode =entik ekor dengan menggunakan o;at noalgin dan

    tramadol =uga terlihat. "etidaksamaan /aktu ang diperoleh dise;a;kan

    oleh ;e;erapa faktor antara lain air ang digunakan pada metode =entik 

    ekor tidak tepat pada suhu (B ?;isa kurang atau ;isa le;ih dari (B@

    sehingga men9it le;ih 9epat atau le;ih lam;at menerima respon dari ang

    seharusna, selain itu untuk metode hot plate kemungkinan pemegang

    men9it tidak menempelkan kaki men9it pas di atas hot plate sehingga

    men9it le;ih lama merasakan neri dari /aktu ang seharusna. aktor 

    ang lainna adalah kekurang telitian dari praktikan dalam proses

     pengamatan gerak men9it ketika menerima respon ang di;erikan,

     praktikan tidak mengetahui dengan pasti apakah men9it men=entikkan

    ekorna karena rasa panas dari air atau karena karekteristik men9it ang

    memiliki kesensitiitasan ang tinggi pada ekorna sehingga

    mengaki;atkan ekor aktif ;ergerak 

    Pengaruh o;at tramadol terhadap efek analgetik ang diu=i melalui

    metode hot plate, mem;erikan hasil ang le;ih potensial daripada

    noalgin. 6al ini dikarenakan tramadol merupakan o;at golongan

    analgetik narkotik, ang mana memiliki daa analgetik ang kuat sekali

    dengan titik ker=a di susunan saraf pusat. 3ramadol merupakan agonisopiat, ang dapat menghilangkan rasa neri dengan 9ara mengikat reseptor 

    opioid pada sistem saraf.

    Pengaruh o;at noalgin terhadap efek analgetik ang diu=i melalui

    metode hot plate, mem;erikan hasil ang kurang potensial daripada

    tramadol. 6al ini dikarenakan noalgin merupakan o;at golongan Non

    Steroidal Anti$5nflamator Drugs ?NSA5D@, ang ;eker=a pada saraf 

     periferFtepi,  dengan 9ara mengham;at

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    29/36

     pelepasan mediator sehingga aktifitas enzim siklooksigenase terham;at

    dan sintesa prostaglandin tidak ter=adi. Maka hana dapat mengo;ati neri

    ang ringan sampai sedang, tidak sekuat efek tramadol. Stimulus ang

    merangsang neri akan menim;ulkan pengeluaran mediator neri

    ?prostaglandin@ ang memi9u pelepasan mediator neri seperti

     ;irodikinin dan prostaglandin ang akhirna mengaktiasi reseptor neri

    di saraf perifer dan diteruskan ke otak. Selan=utna dari

    thalamus impuls diteruskan ke pusat neri di otak ;esar, diaman impuls

    dirasakan se;agai neri dan tim;ullah respon ;erupa diangkatna kaki

    men9it dari hot plate.

    Per9o;aan kali ini dilakukan dengan menuntikkan sediaan o;at

    tramadol dan noalgin se9ara intraperitoneal dan intramuskular. Bara

     pem;erian o;at dapat mempengaruhi onset dan durasi dimana

    hu;unganna dengan ke9epatan dan kelengkapan a;sor;si o;at. "e9epatan

    a;sor;si o;at di sini ;erpengaruh terhadap onsetna sedangkan

    kelengkapan a;sor;si o;at ;erpengaruh terhadap durasina misalna

    lengkap atau tidakna o;at ang ;erikatan dengan reseptor dan apakah ada

    faktor pengham;atna. Bara pem;erian o;at ang ideal adalah o;at

    dengan onset 9epat dan durasi pan=ang ?Ansel, &0#@.

    !nset adalah /aktu ang di;utuhkan o;at untuk menim;ulkan efek 

    mulai o;at itu di;erikan. Sedangkan durasi adalah /aktu ang diperlukan

    o;at mulai dari o;at ;erefek sampai efek hilang.

    1ute pem;erian o;at menentukan =umlah dan ke9epatan o;at ang

    masuk kedalam tu;uh, menentukan onset dan durasi ker=a o;at, sehingga

    merupakan penentu ke;erhasilan terapi atau kemungkinan tim;ulna efek ang merugikan. 1ute pem;erian o;at di;agi ), aitu enternal dan

     parenteral ?Prianto, )((0@. Pada laporan ini hana dilakukan rute

     pem;erian parenteral, dengan 9ara intraperitoneal dan intramuskular.

    Pada in=eksi intraperitoneal, diperoleh /aktu latensi ?/aktu ang

    diperlukan se=ak men9it diletakkan diatas hot-plate sampai menggetarkan,

    mengangkat dan men=ilati kakina@ le;ih lama daripada /aktu latensi pada

    in=eksi intramuskular. 6al ini sesuai dengan literatur, dimana onset o;at

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    30/36

    ang diin=eksikan se9ara i.p akan le;ih 9epat daripada ang diin=eksikan

    se9ara i.m, karena pada in=eksi i.p, o;at diin=eksikan pada rongga perut. Di

    dalam rongga perut ini, o;at dia;sorpsi se9ara 9epat karena pada

    mesentrium ;anak mengandung pem;uluh darah. Dengan demikian

    a;sorpsina le;ih 9epat di;andingkan intramus9ular. !;at ang di;erikan

    se9ara i.p akan dia;sorpsi pada sirkulasi portal sehingga akan

    dimeta;olisme di dalam hati se;elum men9apai sirkulasi sistemik.

    Sedangkan pada in=eksi i.m, suntikan dalam =aringan otot, umumna pada

    otot pantat dan otot paha ?gluteus maJimus@ di mana tidak terdapat ;anak 

     pem;uluh darah dan saraf sehingga relatif aman untuk digunakan namun

    a;sorpsina relatif le;ih lam;at. Selain itu, terdapat =uga efek samping

     pem;erian o;at melalui i.m, aitu: Neri, peningkatan kreatinfasfokinase

    dalam serum aki;at dari trauma ang kadang$kadang mene;a;kan nerus

    s9iati9a setelah pem;erian intraglutal, sehingga hal ini mungkin dapat

    mene;a;kan o;at ang diin=eksikan i.m le;ih lama onsetna. !leh karena

    itu, pada pengamatan menit ke$, o;at ang diin=eksikan se9ara i.p sudah

    menghasilkan onset atau mula ker=a, sehingga pengamatan /aktu latensi

    le;ih lama.

    Pada metode =entik ekor pada men9it, rangsangan neri ang

    dilakukan dengan 9ara memasukkan ekor men9it ke dalam air panas

    dengan suhu o B. men9it akan merasakan neri panas sehingga akan

    men=entikan ekorna keluar dari air panas. Men9it diusahakan tidak 

     ;ergerak$gerak selama pengamatan. 1espon neri ang tim;ul ;erupa

    sentakan ekor keluar penangas air dan diukur /aktu ang diperlukan

    sampai ekor tersentak ke luar. 4ntuk menghindari kerusakan =aringanselama u=i, se;aikna pemaparan ekor pada peangas air tidak le;ih dari

    & detik.

     Neri permukaan dapat ter=adi apa;ila ada rangsangan se9ara

    kimia/i, fisik, mekanik pada kulit, mukosa, dan akan terasa neri di

    daerah rangsang. Neri pertama ter;entuk setelah tertusuk pada kulit

    dan 9epat hilang setelah ;erakhirna rangsang dengan pem;e;asan

    mediator neri aitu ;radikinin, serotonin, histamin, ion kalium dan

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    31/36

    asetilkolin. Neri kedua ;ersifat mem;akar ang lam;at hilang dengan

     pem;e;asan prostaglandin se;agai mediator ang spesifik untuk neri

    ang ;erlangsung lama. Pada metode =entik ekor men9it ini termasuk 

    kepada metode merangsang neri kedua, seperti ang dise;utkan pada

    literature, ang ;ersifat mem;akar ang lam;at hilang dengan

     pem;e;asan prostaglandin se;agai mediator spesifik unuk neri ang

     ;erlanngsung lama. Pada saat pengu=ian untuk men9it 9ontrol ?se;elum

     pem;erian o;at analgesi9@, kedua men9it ang digunakan tidak ada

    ang ;ertahan le;ih dari & detik ketika ekorna dimasukkan kedalam air 

     panas.

    Pada saat pengu=ian untuk men9it 9ontrol ?se;elumpem;erian o;at

    analgesi9@, kedua men9it ang digunakan tidak ada ang ;ertahan le;ih

    dari & detik ketika ekorna dimasukkan kedalam air panas. Dan setelah

     pem;erian noalgin maupun tramadol, dilakukan pengamatan pada

    menit ke ,,&,C(, dan ', hasilna pada men9it ang di;erikan

    analgesi9 memiliki ketahanan terhadap neri ang ditim;ulkan oleh air 

     panas le;ih lama di;andingkan dengan noalgin.

    Seperti ang telah di=elaskan dia/al ;ah/a tramadol ;eker=a

    langsung ke sstem saraf pusat sedangkan noalgin ;eker=a pada

     =aringan perifer, dimana hal ini mempengaruhi hasil ang ditim;ulkan.

    "arena neri merupakan suatu rangsangan ang pusatna ;erada di

    otak ;esar, maka efek dari tramadol ang ;eker=a langsung ke sstem

    saraf pusat di otak le;ih 9epat ;eker=a di;andingkan dengan noalgin.

    Pengaruh dosis terhadap efek analgesi9 ang diperoleh ai tu untuk 

    dosis ang dipakai pada praktikum ini ;er;eda$;eda. 4ntuk kelompok ang menggunakan metode hot plate kelompok & menggunakan

    tramadol )(( mg sedangkan noalgin &(((mg, untuk kelompok )

    tramadol '((mg, noalgin )((( mg dan untuk kelompok C tramadol

    )((mg, noalgin&((( mg. 4ntuk metode =entik men9it kelompok '

    menggunakan tramadol )((mg, noalgin &(((mg, sedangkan

    kelompok menggunkan tramadol '((mg, noalgin )(((mg dan

    kelompok # menggunakan tramadol )((mg, noalgin &(((mg.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    32/36

    Dari data diketahui metode hot plate dan =entik ekor ang paling

    lama mem;erikan efek analgesik adalah 3ramadol, karena pada o;at ini

    men9it dapat merasakan respon neri le;ih lama dari pada o;at

     Noalgin. Menurut literatur tramadol memiliki efek analgetik ang

    le;ih kuat dari pada noalgin. "arena tramadol memiliki ;ioaai;ilitas

    ang le;ih ;aik dari pada noalgin. Selain itu, /aktu paruh dari

    tramadol le;ih lama dari pada noalgin, pada tramadol /aktu paruhna

    adalah T # =am dan /aktu paruh noalgin hana &$' =am.

    Dari hasil praktikum di dapat /aktu pun9ak men9it ang

    menggunakan o;at noalgin dengan metode hotplate kelompok & pada

    menit ke & aitu ().C(%%, kelompok C pada menit ke & aitu C(%% dan

    kelompok C pada menit ke & aitu ''%%. Sedangkan /aktu pun9ak 

    men9it ang menggunakan o;at tramadol dengan metode hot plate

    kelompok & pada menit ke ' aitu (C.(%%, kelompok ) pada menit ke

    & aitu C%% dan kelompok C pada menit ke & aitu & menit )* detik.

    Sedangkan /aktu pun9ak men9it dengan metode =entik ekor 

    menggunakan o;at noalgin kelompok ' pada menit ke aitu ),((%%,

    kelompok pada menit ke, dan kelompok # pada menit ke C( aitu )%%.

    Sedangkan /aktu pun9ak untuk metode =entik ekor dengan

    menggunakan o;at tramadol kelompok ' pada menit ke ' aitu &&*%%,

    kelompok pada menit ke, dan kelompok # pada menit ke ' aitu

    '%%.

    Selain faktor per;edaan =enis o;at dan metode analgetik ;isa

    dipengaruhi oleh per;edaan pem;eriaan dosis, semakin ;esar dosis

    maka efek menahan nerina =uga semakin lama, ;egitu =ugase;alikna.

    "ura hu;ungan dosis$respon menggam;arkan suatu distri;usi

    frekuensi indiidu ang mem;erikan respons pada rentang dosis

    tertentu. "ura ang diperoleh pada pengamatan tramadol terhadap

    efek analgetik dengKn metode hot plate dan =entik ekor aitu 9ukup ;aik 

     pada garis kura kedua ?merah@ dengan dosis '(( mgF#(kg

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    33/36

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    34/36

    digunakan metode =entik ekor, sehingga menun=ukkan per;edaan pada

    /aktu respon.

    BAB 9

    KE$IMPULAN

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    35/36

    . Bara mengealuasi efek analgesik ;isa dilakukan dengan metode =entik 

    ekor dan metode hot plate.

    #. 3ramadol dan Noalgin, keduana memiliki efek analgesi9.

    Waktu pun9ak Noalgin pada metode hot plate diperoleh

    • "elompok & : menit ke$& aitu ().C(%%

    • "elompok ) : menit ke$& aitu C(%%

    • "elompok C : menit ke$& aitu ''%%

    Waktu pun9ak 3ramadol pada metode hot plate diperoleh

    • "elompok & : menit ke$' aitu (C.(%%

    • "elompok ) : menit ke$& aitu C%%

    • "elompok C : menit ke$& aitu & menit )* detik 

    Waktu pun9ak Noalgin pada metode =entik ekor diperoleh

    •"elompok ' : menit ke$ aitu ),(( dtk 

    • "elompok : menit ke$C( aitu C detik 

    • "elompok # : menit ke$C( aitu )%%

    Waktu pun9ak 3ramadol pada metode =antik ekor diperoleh

    • "elompok ' : menit ke$' aitu &&* detik 

    • "elompok : menit ke$& aitu # detik 

    • "elompok # : menit ke$' aitu ' detik 

    *. Yang merm;erikan efek analgesik terlama aitu tramadol.

  • 8/17/2019 Laporan Praktikum Farmakologi Kel 6D

    36/36

    DAFTAR PU$TAKA

    Anonim. )(&C. Diakses melaui

    http:FFrepositor.usu.a9.idF;itstreamF&)C'#*0FC'*F'FBhapter)(55.pdf 

     pada Selasa, ( April )( ukul &(.(( W5