Laporan Praktikum Geologi
-
Upload
zulfa-cipehh -
Category
Documents
-
view
115 -
download
4
description
Transcript of Laporan Praktikum Geologi
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
(STT MIGAS)
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI FISIK DASAR 1
Disusun Oleh :ZULFA ROZIFAH
09.01.027
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN BALIKPAPAN
JANUARI 2010KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nyalah saya dapat melaksanakan praktek geologi fisik dasar 1 serta menyelesaikan laoparan akhir yang dituangkan dalam Laporan Praktikum Geologi Fisik Dasar 1.Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah agar penyusun atau praktikan dapat mengetahui, memahami serta mempraktekkan ilmu teori yang didapat secara nyata.Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Norma Adriyani, S.T, dosen geologi fisik dasar 1, yang telah membantu dalam pemberian materi dan membimbing secara langsung dalam pelaksanaan praktikum. Dan tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.Saya mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam penulisan nama dan istilah geologi.Masih banyak sekali kekeliruan dan kekurangan dalam laporan praktikum ini karena segala kesalahan datangnya agar dari manusia dan segala kebenaran datangnya pasti dari Allah. Penyusun sangat mengharapkan saran dari teman-teman agar membantu memperbaiki laporan praktikum ini.
Balikpapan, 1 Januari 2010
Penyusun
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR
iDAFTAR ISI
...ii
PENDAHULUAN
..iii
BAB I MINERAL
..
BAB II BATUAN BEKU
BAB III BATUAN SEDIMEN
BAB IV BATUAN METAMORF..
PENUTUP
..DAFTAR PUSTAKA
..
PENDAHULUAN
Geologi berasal dari bahasa yunani Geo yang artinya bumi dan logos yang artinya pengetahuan. Maka dapat didefinisikan geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik cara terjadinya, struktur, gaya bekerja (eksogen dan endogen), material pembentuk kerak bumi, relief permukaan bumi dan proses pembentukannya.Bidang cakupan geologi meliputi beberapa cabang ilmu geologi:
1. Mineralogi, ilmu yang mempelajari sifat fisik dan kimia mineral cara terjadinya dan kegunaannya.
2. Pleontologi, cabang ilmu geologi yang mempelajari kehidupan masa lalu yang didasarkan atas fosil baik tumbuhan maupun hewan.
3. Petrologi, cabang ilmu geologi yang mempelajari batuan sebagai pembentuk kerak bumi.4. Stratigrafi, cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang urutan pelapisan batuan.
5. Geologi struktur, cabang ilmu geologi yang mempelajari struktur geologi yang terbentuk akibat gaya tektonik.
6. Geomorfologi, cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang relief (bentuk-bentuk permukaan) bumi.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
MINYAK DAN GAS BUMI
(STT MIGAS)
MINERAL
Disusun Oleh :
ZULFA ROZIFAH
09.01.027
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN BALIKPAPANJANUARI 2010BAB I
MINERALMineral adalah suatu zat padat homogen yang terjadi di alam, terjadi secara alamiah dengan komposisi kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur, biasanya terbentuk secara proses anorganik.
Sifat fisik mineral ditentukan oleh struktur kristal dan komposisi kimianya.
Adapun sifat-sifat fisik mineral adalah :
2. Sifat Kohesi
Adalah kekuatan atau kelekatan atom penyusun mineral tersebut
a. Belahan
Suatu mineral dikatakan memiliki belahan apabila mineral tersebut memiliki kecendrungan untuk pecah melalui bidang tertentu. Belahan terdiri atas :
Bentuk bidang
Jumlah dan arah belahan
Belahan yang mempunyai hubungan dengan sistem kristal
Macam-macam belahan :
Belahan sempurna : apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya.
Belahan baik : apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya akan tetapi kadang-kadang dapat terbelah memotong atau tidak memotong melalui arah belahannya. Belahan jelas : apabila arah belahan mineral dapat terlihat jelas tetapi mineral tersebut sukar untuk membelah melaui bidang belahannya.
Belahan tidak jelas : apabila arah belahan mineral masih dapat dilihat tetapi kemungkinan terbelah melalui arah belahannya.
Belahan tidak sempurna : apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya tetapi mineral akan pecah dengan permukaan yang rata.
b. Pecahan
Suatu cara mineral pecah jika tidak mengikuti bidang belahannyaPecahan terdiri atas :
Chonchoidal : pecahan mineral bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan seperti pecahan botol atau kulit bawang. Hackly : pecahan mineral dengan permukaan bidang pecahan besi runcing-runcing, tajam serta kasar tak beraturan atau permukaannya bergerigi. Even : pecahan mineral dengan permukaan bidang pecahan kecil-kecil dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar sehingga mempunyai kenampakan agak teratur. Contoh : lempung.
Uneven : pecahan mineral apabila bidang pecahannya kasar dan tidak teratur.
Splintery : pecahan mineral hancur menjadi tajam-tajam kecil seperti benang atau berserabut. Earthy : apabila mineral yang dipecah hancur seperti tanah.
c. KekerasanAdalah ketahanan suatu mineral terhadap gaya gores. Macam-macam kekerasan :
Kekerasan secara mutlak : derajat kekerasan yang distandarkan dengan mineral atau dengan skala Mosh.
MineralKekerasan
Talk 1
Gypsum 2
Kalsit 3
Fluorit 4
Apatit5
Ortoklas6
Kuarsa 7
Topaz8
Korundum9
Intan (diamond)10
Kekerasan secara relative : diberi symbol H.
AlatKekerasan (H)
Kuku jari2,5
Uang logam3
Kaca jendela 5,5
Jarum baja6,5
Intan 10
d. Daya Tahan Terhadap PukulanAdalah ketahanan suatu mineral terhadap pemataan, penggerusan, pembongkaran atau pengirisan. Istilah berikut ini dipergunakan untuk menyatakan ketahanan : Britel, suatu mineral yang mudah pecah menjadi bubuk.
Maleabel, suatu mineral yang dapat ditempa / dipukul. Contoh : besi / tembaga. Sektil : suatu mineral yang dapat diiris tipis-tipis. Contoh : asbes / gypsum. Daktil, suatu mineral yang dapat dibentuk saeperti kawat. Contoh : olivine. Fleksibel, suatu mineral yang dapat dibengkokkan tetapi tidak dapat kembali ke bentuk semula. Contoh : talk, gypsum. Elastis, suatu mineral yang dapat dibengkokkan dan akan kembali ke bentuk semula. Contoh : muscovite.3. Reaksi terhadap Sinara. Warna Adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Penyebab munculnya yaitu :
Cahaya
Komposisi kimia
Struktur kristal dan ikatan kimia
Pengotoran dari mineral
Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya, seperti galena, magnetit, dan pyrite.
Alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kwarsa dan kalsit.
b. Gores (Cerat / Streak)
Adalah warna mineral yang berbentuk bubuk halus. Warna cerah atau dominan mengikuti warna mineral. Goresan didapat dengan menggoreskan mineral pada batu kwarsa.c. Kilap
Adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu :
Kilap logam : memberikan kilap seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pyrite, kalkopyrit. Kilap Sub Metalik : memberikan kilap antara logam dan non logam (dominan = logam)
Kilap Non Logam : tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
Kilap kaca (vitreous luster), memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya : kalsit, kwarsa, halit.
Kilap intan (adamantine luster), memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan.
Kilap sutera (silky luster), memberikan kesan seperti sutera umunya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gypsum. Kilap dammar (resinous luster), memberikan kesan seperti dammar, contohnya : sfalerit dan resin. Kilap mutiara (pearly luster), memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomite, muscovite, dan tremolit.
Kilap lemak (greasy luster), menyerupai lemak atau sabun, contohnya talk, serpentin.
Kilap tanah, kenampakannya buram seperti tanah, misalnya : kaolin, limonit, bentonit.d. Derajat Ketransparanan
Transparan, bila mineral ditempelkan hingga menutupi objek, dan ternyata objek tersebut terlihat jelas.
Translucent, bila mineral ditempelkan hingga menutupi objek, dan ternyata objek itu masih kelihatan samara-samar / tidak begitu jelas.
Opaque, bila mineral ditempelkan hingga menutupi objek, dan ternyata objek itu tidak kelihatan sama sekali.e. Pertukaran Warna Asterism : bila mineral dikenai cahaya dan dilihat mengeluarkan cahaya yang memancarkan seperti bintang. Contoh : intan.
Chatoyancy : bila mineral dikenai cahaya dan dilihat mengeluarkan cahaya yang memancar seperti cahaya pada mata kucing atau harimau.
Iridescence : bila suatu mineral menunjukkan kecerahan warna dalam sayatan tipis atau gelap, tetapi bening seperti film pada bagian permukaannnya seperti cahaya film.
Tarmish : bila suatu mineral telah berhubungan dengan udara bebas, maka akan memberikan warna yang berbeda jelas dengan warna mineral yang segar.
4. Gambar MiDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
MINYAK DAN GAS BUMI
(STT MIGAS)
BATUAN BEKU
Disusun Oleh :
ZULFA ROZIFAH
09.01.027
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN BALIKPAPANJANUARI 2010BAB II
BATUAN BEKUBatuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silka cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma.
Batuan beku yang terjadi dibangun oleh mineral-mineral tertentu ataupun oleh suatu matrik dari silica. Mineral tersebut ukurannya berbeda-beda tergantung dari kecepatan pembekuannya. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur tertentu juga. Urutan kristalisasi tersebut digambarkan dalam Bowen Reaktion Series. Batuan beku hasil pembekuan lava dipermukaan baik di daratan maupun di bawah permukaan laut. Batuan ini mempunyai ukuran kristal yang harus sampai glassy, karena hasil pembekuan yang cepat de sebuah batuan ekstrusi atau batuan vulkanik.Batuan beku hasil pembekuan di bawah permukaan, dimana sifatnya batuan ini menerobos batuan yang sebelumnya telah terbentuk disebut batuan intrusi atau batuan plutonik.
Berdasarkan prinsip penerobosannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Konkordan : Sill, Lakolit, Lapolit
Diskordan : Stok, Batolit, Dike, Volcanic Neck
Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral dan mineral menyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidasi, seperti SiO2, TiO2, Al2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O, P2O5. Dari presentasi setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral.
Pembagian batuan beku berdasarkan kandungan silikanya (SiO2):
Nama BatuanKandungan Silika
Batuan Beku Asam> 66%
Batuan Beku Intermediate52 66%
Batuan Beku Basa45 52%
Batuan Beku Ultrabasa< 45%
1. Struktur Batuan BekuStruktur batuan beku adalah benyuk batuan beku dalam sekala besar.
Pillow structure, struktur yang ditandai masa bentuk bantal khas pada batuan ekstrusi bawah laut.
Vasikuler, struktur batuan beku yang ditandai dengan lubang gas dengan arah teratur.
Scoria, seperti vesicular tetapi tidak menunjukkan arah yang teratur.
Amigdalodal, struktur dimana lubang-lubang keluarnya gas terisi oleh mineral-mineral sekunder seperti zeolit, karbonat dan silica.
Xenolith, struktur yang memperlihatkan ada fragmen batuan yang masuk atau tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos. Massif, apabila tidak menujukkan adanya sifat aliran atau jejak gas atau tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.
Autobrecia, struktur yang terlihat pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.2. Tekstur Batuan Beku
Tekstur batuan beku adalah antara masa kristal dan masa gelas yang membentuk masa yang merata dari batuan, tekstur meliputi :
Derajat kristalisasi, kalau terdiri dari kristal semua disebut holokristalin, kalau terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas disebut hypokristalin atau merokristalin dan apabila terdiri dari gelas semua disebut holohyalin.
Granularitas adalah ukuran kristal, apabila kristalnya sangat halus disebut Afanitik dan apabila kristalnya dapat diamati dengan mata disebut fanerik, dan apabila terdiri dari masa gelas semuanya disebut glassy. Bentuk kristal, apabila mineral dibatasi bidang kristal yang sempurna disebut Euhedral dan apabila sebagian bidang kristal yang tidak sempurna disebut Anhedral.
Hubungan antar kristal / relasi adalah keseragaman ukuran kristal dalam batuan. Relasi disebut Equigranular / granular apabila butirnya seragam. Dan Inequigranular apabila butirnya tidak seragam.
3. Gambar Batuan Beku
Gambar 1 : Dacite Gambar 2 : Basalt
Gambar 3 : Andecite Gambar 4 : Granite
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
MINYAK DAN GAS BUMI
(STT MIGAS)
BATUAN SEDIMEN
Disusun Oleh :
ZULFA ROZIFAH
09.01.027
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN BALIKPAPANJANUARI 2010BAB III
BATUAN SEDIMEN1. Klasifikasi
Batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu : Batuan Sedimen Detritius Klastik
Batuan ini diendapkan dengan proses mekanisme, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut pembagian ini berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk di lingkungan darat atau di lingkungan air laut.
Batuan Sedimen Evaporit
Proses terbentuknya adalah pada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya terbentuk di danau atau larutan tertutup.
Batuan Sedimen Batubara
Batuan sediment ini terbentuknya dari unsure-unsur organic yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan.
Batuan Sedimen SilikaBatuan ini terdiri rijang (chert), radiolaria dan tanah diatom. Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organic seperti radiolaria atau diatom dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya.
Batuan Sedimen KarbonatBatuan ini sudah umum sekali terbentuknya dari kumpulan cangkang moluska alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Atau proses pengendapan yang merupakan rombakan batuan yang tebentuk lebih dulu dan endapan disuatu tempat.
Berdasarkan genetisnya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi dua golongan (Pettijohn, 1975).
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf, dan sediment. Fragmentasi dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.
b. Batuan Sedimen Non KlastikBatuan sediment yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bias juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik.
2. Pemerian Batu Sedimen Klastik
Pemerian batuan sediment klastik terutama didasarkan pada tekstur, komposisi mineral dan struktur.
Tekstur
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya (Pettijohn, 1975). Pembahasan tekstur meliputi :
Ukuran Butir
Pemerian ukuran butir didasarkan pada skala Wenthworth, 1922 adalah sebagai berikut.
Nama ButirBesar Butir (mm)
Bongkahan (Boulder)> 256
Brangkal (Couble)256 64
Kerakal (Pebble)64 4
Kerikil (Granule)4 2
Pasir Sangat Kasar (Very Coarse Sand)2 1
Pasir Kasar (Coarse Sand)1
Pasir Sedang (Medium Sand) -
Pasir Halus (Fine Sand) - 1/8
Pasir Sangat Halus (Very Fine Sand)1/8 1/16
Lanau (Silt)1/16 1/256
Lempung(Clay)< 1/256
PemilahanPemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.Dalam pemilahan dipakai batasan-batasan sebagai berikut:
Pemilahan baik (well sorted)
Pemilahan sedang (moderate sorted)
Pemilahan buruk (poorly sorted)
KebundaranKebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya bias diamati pada batuan sediment klastik kasar. Kebundaran dapat dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dalam batuan tersebut. Tentunya terdapat banyak sekali variasi dari bentuk batuan, akan tetapi untuk mudahnya dipakai perbandingan berikut.
Sangat membundar (well rounded) Membundar (rounded)
Membundar tanggung (subrounded)
Menyudut tanggung (subangular)
Menyudut (angular)
KemasDi dalam batuan sediment klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
Kemas terbuka, apabila butiran tidak saling bersentuhan
Kemas tertutup, apabila butiran saling bersentuhan
StrukturStruktur sediment diantaranya adalah perlapisan.
Macam-macam perlapisan :
Massif, bila tidak menunjukkan struktur dalam
Perlapisan sejajar, bila perlapisan saling sejajar
Laminasi, perlapisan serjajar ukarannya lebih tipis dari lem Perlapisan pilihan, bila perlapisan disusun oleh butiran yang berubah dari kasar ke halus ke arah vertical
Perlapisan silang siur. Perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang perlapisan.
Komposisi MineralKomposisi mineral dari batuan sediment klastik terdiri dari:
Fragmen, adalah butiran yang berukuran paling besar dapat berupa pecahan batuan, mineral dan cangkang fosil.
Matrik, butiran yang lebih kecil dari fragmen dan terletak diantara fragmen sebagai masa dasar. Matrik dapat juga berupa batuan, mineral atau fosil.
Semen, adalah bahan pengikat antar butiran / fragmen dan matrik, bahan yang umum adalah : Semen karbonat : jika ditetesi HCl, tidak berbuih dan warna putih.
Semen silica : jika ditetsi HCl, berbuih dan warna tetap putih.
Semen oksida besi : jika ditetesi HCl, akan berwarna coklat atau merah
3. Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik Tekstur
Tekstur dibedakan menjadi :
Kristalin, terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, kristal saling mengunci satu sama lain. Amorf, terdiri dari mineral yang tidak mempunyai system kristal.
StrukturStruktur yang penting antara lain ;
Fosiliferous, struktur yang ditunjukkan oleh fosil atau komposisi organic.
Geode, rongga yang terisi kristal dengan pertumbuhan konsentirs.
Stylolit, merupakan struktur bergerigi akibat pelarutan.
KomposisiKomposisi batuan sediment non klastik umumnya menominera (satu macam mineral), contoh :
Batu gamping kristalin: kalsit
Chert : Kalsedon
Gipsum: Mineral gypsum
4. Ganbar Batuan Sedimen
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
MINYAK DAN GAS BUMI
(STT MIGAS)
BATUAN METAMORF
Disusun Oleh :
ZULFA ROZIFAH
09.01.027
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN BALIKPAPAN
JANUARI 2010
BAB IV
BATUAN METAMORFBatuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk, bisa batuan sediment, maupun metamorf sendiri yang mengalami metamorfosa.
Menurut HGF. Winkler, 1967, metamorfosa adalah proses-proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fasa padat karena pengaruh atau response terhadap kodisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi fisika dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa1. Tipe-Tipe Metamorfosa
Tipe Metamorfosa Lokal
Disebut local karena penyebarannya sangat terbatas meliputi :
Metamorfosa Kontak atau Termal
Metamorfosa kontak disebabkan oleh adanya kenaikan temperature pada batuan tertentu. Panas tubuh batuan intrusi yang diteruskan pada batuan sekitarnya mengakibatkan metamorfosa kontak disekitar tubuh batuan tesebut dinamakan daerah kontak yang efeknya terlihat pada batuan sekitarnya. Pada metamorfosa kontak batuan sekitarnya berubah menjadi hornfels (batu tanduk) yang susunannya tergantung pada batuan sediment asal. Metamorfosa Dislokasi / Kataklistik / DinamoBatuan metamorf ini di jumpai pada daerah yang mengalami dislokasi misalnya pada batuan ini mengalami proses penggerusan secara mekanik yang disebabkan oleh factor penekanan secara kompresional baik tegak maupun mendatar.
Batuan metamorf katalistik adalah khusus dijumpai di jalur-jalur orogenesa dimana proses pengangkatan diikuti oleh fase perlipatan dan pematangan batuan.
Tipe Metamorfosa RegionalTipe ini meliputi :
Metamorfosa Regional / Dinamo Termal
Metamorfosa ini terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan factor yang berpengaruh adalah temperature dan tekanan yang sangat tinggi. Secara geografis dan genetic penyebaran batuan metamorf ini sangat erat kaitannya dengan aktifitas orogenesa atau proses terbentuknya gunung api, meliputi daerah yang luas. Erat hubungannya dengan jalur tumbukan lempengan benua dan samudra (subduction zone). Batuan ini dicirikan dengan struktur foliasi (penjajaran mineral pipih). Metamorfosa Beban / Burial
Batuan metamorfosa ini terbentuk oleh proses pembekuan ole suatu masa sedimentasi yang sangat tebal pada suatu cekungan yang sangat luas atau dikenal dengan sebutan cekungan geonsinkli.
2. Struktur Batuan MetamorfStruktur batuan metamorf terbagi dalam dua golongan, yaitu : Struktur Foliasi
Yaitu struktur pada batuan metamorf yang ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini meliputi :
Struktur Slatycleavage, peralihan dari sediment ke metamorf, merupakan batu lempung yang mengalami metamorfosa derajat rendah, foliasi halus, mulai terdapat daun-daun mika halus.
Struktur Phylitic, struktur ini hamper mirip dengan struktur Slatycleavage hanya mineral dan kesejajaranya sudah mulai agak kasar. Derajat metamorfosa lebih tinggi dari pada slate (batu asbak), dimana daun-daun mika dan klorit sudah cukup besar, berkilap sutera pada pecah-pecahannya. Struktur Skistosa, adalah suatu struktur dimana mineral pipih (biotit, muscovite, feldspar) lebih dominant dibanding mineral butiran. Struktur ini biasanya dihasilkan oleh proses metamorfosa regional, sangat khas adalah kepingan-kepingan yang jelas dari mineral pipih seperti mika, talk, klorit dan mineral-mineral yang berserabut derajat metamorfosa lebih tinggi dari philit, karena mulai adanya mineral-mineral lain disamping mika.
Struktur Gneisik, dimana jumlah yang granular relative lebih banyak dari mineral pipih, mempunyai sifat bendit dan mewakili metamorfosa regional derajat tinggi. Terdiri dari mineral-mineral seperti kwarsa, felsfar dan mineral mafik.
Struktur Non FoliasiAdalah struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Yang termasuk dalam struktur ini adalah : Struktur Hornfelsik, dicirikan adanya butiran-butiran yang seragam, terbentuk pasda bagian dalam daerah kontak sekitar tubuh batuan beku. Bertekstur halus dan padat.
Struktur Milonitik, struktur yang berkembang oleh adanya penghancuran batuan asal karena proses metamorfosa dynamo, batuan berbutir halus dan mempunyai orientasi mineral. Struktur Granulose, struktur ini hamper sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran yang tidak sama besar.
Struktur liniasi, struktur yang mmperlihatkan oleh adanya kumpulan mineral yang berbentuk seperti jarum (fibrous).
3. Tekstur Batuan MetamorfTekstur batuan metamorf digolongkan menjadi :
Tekstur Kristaloblastik
Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat (tekstur batuan asal tidak nampak lagi) dan bukan mengkristal dalam suasana cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos.
Lepidoblastik, tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar, seperti mineral biotit, muscovite dan sebagainya.
Granoblastik, tekstur pada batuan metamorf yang terdiri dari mineral-mineral yang membentuk butir-butir yang seragam, seperti kwarsa, kalsit, garnet dan lain-lain. Nematoblastik, terdiri dari mineral-mineral berbentuk prismatic menjarum yang memperlihatkan orientasi sejajar, seperti mineral amphibol, silimanit, piroksen, dan lain-lain.
Porfiroblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana kristal besar (fenokris) tertanam dalam massa dasar yang relative halus.
Idioblastik, tekstur batuan metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk euhedral.
Xenoblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk-bentuk mineral penyusunnya berbentuk euhedral.
Tekstur PalimpsestMerupakan tekstur sisa dari batuan asal yang dijumpai pada batuan metamorf.Tekstur ini meliputi :
Blastoforforitik, suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik.
Balstopsefit, suatu tekstur sisa dari batuan sediment yang ukurannya lebih besar dari pasir.
Blastopsamit, tekstur sisa dari batuan sediment yang berukuran pasir.
Blastopelit, tekstur sisa dari batuan sediment yang berukuran lempung.
4. Komposisi Batuan MetamorfPada hakekatnya komposisi batuan metamorf dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :
Mineral Stress
Adalah suatu mineral yang stabil dalam kondisi tekanan dimana mineral ini dapat berbentuk pipih atau tabular, prismatic, maka mineral tersebut akan tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya. Sebagai contoh :
Mika
Zeolit
Tremolit-actinolit
Glaukopan
Hornblende
Klorit
Serpentin
Epidot
Silimanit
Staurolit
Kyanit
Antopolit
Mineral Anti Stress
Adalah suatu mineral yang trebentuk bukan dalam kondisi tekanan dimana biasanya berbentuk equidimensional. Sebagai contoh adalah :
Kwarsa
Kalsit
Feldspar
Koordierit
Garnet
5. Penamaan Batuan MetamorfBerdasarkan struktur
StrukturNama Batuan
SlatycleavageSlate
PhiliticPhilit
SchistositySkiss
GneissicGneiss
Apabila terdapat mineral tertentu dalam jumlah banyak maka dapat diberi nama gabungan.
Skiss
Skiss Mika
Untuk struktur non foliasi, komposisi mineral memegang peranan penting dalam penamaan batuan. Sebagai
Bila dominant kwarsa.......nama batuan kwarsit
Bila dominant kalsit.nama marmer
Bila dominant serpentin..nama serpentinit
6. Gambar Batuan Metamorf
BAB VPENUTUP
Batuan terbentuk dari kombinasi dari satu atau lebih mineral yang biasanya terdiri dari unsur seperti oksigen, karbon dan besi. Saat ini dikenal sekitar 3.000 jenis mineral yang berbeda di bumi. Berdasarkan kandungan mineral yang terdapat didalamnya, tekstur, serta strukturnya, batuan dibedakan menjadi tiga jenis :
1. Batuan beku yang terbentuk dari pembekuan larutan silica cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma.
2. Batuan sedimen yang terbentuk dari proses pengendapan rombakan batuan yang diangkut oleh air (sungai) dan terendapkan padasuatu cekungan seperti , laut, danau, sungai atau rawa.
3. Batuan metamorf yang berasal dari batuan induk, bisa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang mengalami metamorfosa, yang dipengaruhi oleh tekanan dan temperature yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Contoh Praktikum Geofisik, Dosen Geofisik STT Migas, Balikpapan 2009PAGE