LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER IP · PDF filea. Mampu melakukan konfiguasi IP Address di...

25
LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER IP Address dan Pengkabelan Disusun untuk memenuhi laporan Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer Disusun Oleh : Baiq Syafira Noor Z 11520249004 Aditya Jantra Madana 11520249005 Muhtadi Hairi 11520249006 Oni Saputra Pratama 11520249007 Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2011

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER IP · PDF filea. Mampu melakukan konfiguasi IP Address di...

LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

IP Address dan Pengkabelan Disusun untuk memenuhi laporan Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer

Disusun Oleh :

Baiq Syafira Noor Z 11520249004 Aditya Jantra Madana 11520249005 Muhtadi Hairi 11520249006 Oni Saputra Pratama 11520249007

Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta 2011

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 2

1. TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mampu melakukan konfiguasi IP Address di komputer jaringan

b. Memahami konsep alokasi IP Publik dengan metode Classless Addressing (CIDR)

c. Memahami konsep subnetting

d. Memahami konsep teknik penggunaan subnet mask

e. Dapat melakukan teknik subnetting menggunakan metode VLSM

2. SKENARIO PRAKTIKUM

Uji coba teknik subnetting dengan konsep CIDR

3. DASAR TEORI

Pengertian Subnetting

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Subneting kenapa hal tersebut harus

dilakukan? Kita bisa menjawab hal tersebut dengan menganalogikan hal tersebut pada

suatu Jalan Misalnya Jalan Gejayan, terdiri dari beberapa rumah dan rumah, sebanyak 1-

10 rumah dengan ketua RT no 10 yang mempunyai tugas memberikan informasi pada

masing – masing rumah perkara itu informasi apapun digang Bayu Jalan Gejayan.

Semakin banyaknya rumah disuatu jalan menimbulkan permasalahan keruwetan dan

kemacetan bila kita ingin masuk kedalamnya. Maka dari pada itu kita harus membagi

rumah – rumah yang banyak tadi menjadi gang – gang kecil yang terdiri dari beberapa

rumah agar tidak terjadi keruwetan atau kemacetan dalam mengakses gang- gang

tersebut sehingga terjadi pengaturan lagi, rumah – rumah yang banyak tadi di beri nomor

– nomor baru dan setiap gang mempunyai ketua RT masing – masing. Jadilah denah

wilayah baru. Itu lah yang disebut konsep subneting secara analogi.

Subneting adalah suatu metode yang digunakan untuk memperbanyak ID

Network yang telah dimiliki atau dibuat. Jadi dari pengertian diatas kita dapat

mengetahui fungsi subneting adalah memecah satu buah networ menjadi sub – sub

network kecil. Contoh bahwa kenapa subneting itu sangat diperlukan adalah sebagai

berikut.

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 3

Contoh kasus sebuah perusahaan besar mempunyai IP kelas C 192.168.0.0.

Dengan IP tersebut maka akan didapatkan 254 (28 -2) IP address yang dapat kita pasang

yang terhubung kejaringan diperusahaan tersebut. Terdapat suatu masalah pada

perusahaan tersebut adalah bagaimana mengelola sebuah jaringan yang terdiri lebih dari

254 komputer. Tentunya tidak kita menempatkan komputer sebanyak itu pada satu

tempat atau lokasi tertentu. Jika pada perusahaan tadi menggunakan 100 komputer maka

akan tersisa 154 IP address tidak terpakai bagaimana agar IP address yang tidak terpakai

tadi tidak sia maka hal tersebut dapat disiasati dengan konsep subneting tadi. Oleh karena

itu konsep sangat berguna jika terjadi hal – hal tersebut pada sebuh instansi yang terkait

dengan kebutuhan jaringan komputer saat ini.

Cara perhitungan subneting:

Perhitungan IP address umumnya 192.168.1.2 namun ada kalanya juga ditulis

sebagai seperti contoh berikut 192.168.1.2/24. Kenapa bisa seperti itu? Itu apa artinya?

Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0 maksudnya

/24 itu adalah perhitungan bahwa 24 bit diselubung biner 1. Atau dengan kata lain

subnet masknya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000.

Subnet mask yang biasa dipakai untuk subnetting.

Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0.0 /9 255.192.0.0 /10 255.224.0.0 /11 255.240.0.0 /12 255.248.0.0 /13 255.252.0.0 /14 255.254.0.0 /15 255.255.0.0 /16 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19

Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23 255.255.255.0 /24 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30

Contoh Subneting pada IP addres kelas C sebagai berikut:

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 4

Network Address 192.168.1.0/26 ?

Analisa : 192.168.1.2/26 berarti kelas C dengan subnet mask/26 berarti

11111111.11111111.11111111.110000000 (255.255.255.192).

Pada perhitungan ini kita akan fokus pada 4 hal yaitu :

1) Jumlah subnet

2) Jumlah host persubnet

3) Block subnet

4) Alamat host dan broadcast yang valid

Jawaban :

1. Jumlah subnet

Jumlah subnet = 2x .

x berarti bahwa banyaknya binari 1 pada pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet

terakhir untuk kelas B dan 3 oktet terakhir untuk kelas C)

Jumlah subnet 22 = 4 subnet

2. Jumlah host persubnet

Rumusnya adalah = 2y – 2

y disini berarti y adalah kebalikan dari x maksudnya banyaknya binari 0 pada oktet

terakhir subnet . Jadi jumlah host persubnetnya adalah : 26 - 2 = 64 host

3. Block subnet

Rumusnya = 256 – 192 (nilai oktet terakhir pada subnet mask) = 64.

Subnet berikutnya yaitu 64+64=128, 128+64=192 jadi jumlah lengkapnya adalah

0,128,192.

4. Alamat host dan broadcast yang valid

Agar menghitungnya dapat lebih mudah efesien kita dapat membuat tabel

perhitunganya sebagai berikut :

Sebagai catatan host pertama adalah 1 angka setelah subnet dan angka dan broadcast

adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 5

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Langkah diatas adalah bagaimana cara kita memahami bagaimana konsep perhitungan IP

address kelas C. dan untuk menyelesaikan perhitungan Kelas B dan A dapat dilakukan

dengan teknik yang sama.

Teknik Penggunaan Subnet Mask

Subnet Mask adalah istilah dalam teknik jaringan yang mengacu pada angka

biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID,

menunjukan letak suatu host, apakah berada dijaringan lokal atau luar. Penggunaan

sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah

address mask nilai 32 bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host

identifier didalam sebuah IP address.

Semua bit yang akan dituju oleh network identifier diset ke nilai 1.

Semua bit yang akan di tuju agar dapat digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0

Ada 2 metode yang dapat digunakan untuk mempresentasikan subnet mask yaitu:

Metode desimal bertitik

Metode panjang prefix jaringan

Metode Desimal bertitik

Suatu metode yang menggunakan subnet mask yang biasanya diekspresikan

didalam notasi desimal bertitik (doted deciamal notation). Setelah semua bit diset sebagai

bagian dari network identifier dan host identifier, hasil nilai 32 bit tadi akan

dikonversikan kenotasi desimal bertitik.catatan: meskipun dipresenetasikan dengan

notasi bertitik perlu diketahui bahwa subnet mask bukanlah sebuah alamat IP. Subnet

mask default dibuat berdasarkan kelas – kelas IP address dan digunakan didalam jaringan

TCP/IP yang tidak lagi dibagi ke dalam beberapa subnet.

Metode Panjang prefix jaringan

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 6

Biasanya kita menemui kasus untuk memilih bit – bit network identifier

didalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit – bit ordo tinggi, maka ada cara yang

digunakan untuk mempresentasikan sebuah subnet mask yaitu dengan menggunakan bit

yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan

menggunakan notasi identifier sebagai sebuah network prefix. Notasi network prefix

juga dikenal dengan sebutan notasi Classes inter Domain Routing(CIDR).

Contoh:

Network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask

255.255.255.0 dapat notasikan kedalam prefix length 138.96.0.0/16.Karena semua host

yang berada dalam jaringan sama – sama menggunakkan network identifier yang sama,

maka semua host didalam harus menggunakaan network identifier yang sama pula.

Sebagai contoh permisalan notasi 138.23.0.0/16 tidak sama dengan notasi 138.23.0.0/24

dan kedua jaringan tersebut tidak sama alamat Ipnya. Sehingga kedua notasi tadi

terkoneksi. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP valid dari

138.23.0.1. hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24; hanya

memiliki range alamat IP valid mulai dari 138.23.0.1 – 138.23.0.254.

Virtual Length Subnet Mask

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang

berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika

menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja,

perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian

blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah

diberikan kepadanya atau dengan kata lainsebagai IP address local dan IP Address ini

tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam

jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IP

Address berkelas.

Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat

berkomunikasi kedalam jaringan Internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat

memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 7

informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcast-nya (routing protocol: RIP,

IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing: CNAP 1-2),

semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode

VLSM yang menggunakan algoritma penerus paket informasi.

Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihit ung menggunakan

CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh:

130.20.0.0/20

Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat

11111111.11111111. 11110000.00000000 = /20

Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir

subnet adalah 4 maka

Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16

Maka blok tiap subnet-nya adalah :

Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20

Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20

Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20

Dst … sampai dengan

Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari

hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :

Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan

subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16

Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita

gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok

lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu: Blok subnet VLSM 1-1=130.20.32.0/24

Blok subnet VLSM 1=130.20.33.0/24 Blok subnet VLSM 1-3=130.20.34.0/24 Blok

subnet VLSM 14=130.20.35.0/24 Dst … sampai dengan Blok subnet VLSM 1-

16=130.20.47/24

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 8

Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu

130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4

pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :

B. subnet VLSM 2-1=130.20.32.0/27

B. subnet VLSM 2-2=130.20.32.32/27

B. subnet VLSM 2-3=130.20.33.64/27

B. subnet VLSM 2-4=130.20.34.96/27

B. s. VLSM 2-5=130.20.35.128/27

B. s. VLSM 2-6=130.20.36.160/27

B. s. VLSM 2-1=130.20.37.192/27

B. s. VLSM 2-1=130.20.38.224/27

Metode VLSM hampir serupa dengan CIDR hanya blok subnet hasil daro

CIDR dapat kita bagi lagi menjadi sejumlah Blok subnet dan blok IP address yang lebih

banyak dan lebih kecil lagi. Variable Length Subnet Mask (VLSM) juga dapat diartikan

sebagai teknologi kunci pada jaringan skala besar. Mastering konsep VLSM tidak

mudah, namun VLSM adalah sangat penting dan bermanfaat untuk merancang jaringan.

Manfaat dari VLSM adalah

Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan

kebutuhan ruang host setiap subnet.

VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif

mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.

Yang terakhir dapat berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai

jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24,

192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi

192.168.8.0/21.

4. ALAT DAN BAHAN

a. Software simulasi jaringan Cisco Packet Tracer 5.3

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 9

5. LANGKAH KERJA

1) Buatlah sebuah jaringan lokal minimal 10 buah komputer yang tersambung pada

sebuah switch. Kemudian setting IP Address 5 buah komputer dengan network

192.168.1.0 dan 5 buah komputer yang lain dengan network 192.168.1.128.

bagaimana hasilnya? Buatlah simulasi pada packet tracert dimana per subnetwork-nya

diwakili oleh 5 buah komputer!

Perhitungan Subnetting :

Jumlah Subnet : 21 = 2

Jumlah Host per-subnet : 27 – 2 = 128

Blok Subnet : 256 – 128 = 128

Alamat host dan broadcast yang valid :

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129

Host Terakhir 192.168.1.126 192.168.1.255

Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.256

Langkah Kerja :

Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracert 5.3

Pada pojok kiri bawah kita akan menemukan berbagai icon untuk membuat

simulasi jaringan pada Packet Tracert, klik Icon End Device.

Akan muncul beberapa pilihan devices yang dapat kita gunakan, klik icon PC-PT

kemudian drag and drop pada lembar kerja.

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 10

Buatlah sebanyak 10 buah PC dan pisahkan menjadi 2 kelompok yang masing-

masing terdiri dari 5 buah PC. Disini kita akan membuat 2 buah kelompok

network.

Kemudian kita beralih kembali ke menu icon pada pojok kiri bawah dan pilihlah

Switches untuk membuat sebuah switch yang nantinya berfungsi untuk

menghubungkan tiap devices PC.

Pilihlah model switch yang akan digunakan, disini kita akan memilih model

switch 2950-24. Klik kemudian drag and drop ke lembar kerja.

Hubungkan tiap PC dengan Switch agar masing-masing PC dapat saling

terkoneksi dengan menggunakan kabel straight. Pada menu icon pilih

Connections dan pilih kabel Copper Straight-Through. Pada saat akan

menghubungkan gunakan port fastEthernet pada PC dan Switch.

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 11

Untuk mengkonfigurasi ip address, klik pada PC kemudian pilih tab menu

Desktop dan pilih IP Configuration

Untuk mengkonfigurasi IP Address secara manual pilihlah Static kemudian

inputkan IP address dan Subnet Mask sesuai dengan hasil perhitungan subnetting

yang telah kita lakukan sebelumnya. Dimana untuk PC0 – PC4 kita akan

memberikan IP Address dengan rentang 192.168.1.1 – 192.168.1.126 dengan

subnet mask 255.255.255.128 sedangkan IP address PC5 – PC9 adalah

192.168.1.129 – 192.168.1.255 dengan subnet mask 255.255.255.128

Pengecekan Koneksi Jaringan :

Pengecekan koneksi jaringan dengan perintah PING dari PC0 ke PC1 dalam

subnetwork yang sama.

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 12

Klik pada PC0 kemudian pilih tab menu Desktop dan pilih Command Prompt

Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC4. Terlihat bahwa antara PC0

dan PC4 telah saling terkoneksi dengan baik ditandai dengan hasil tampilan

Reply.

Setelah itu, kita akan melakukan pengecekan koneksi dari PC0 ke PC9 yaitu

jaringan dalam subnetwork yang berbeda

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 13

Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC9. Terlihat bahwa antara PC0

dan PC5 tidak saling terkoneksi yang ditandai dengan hasil tampilan RTO.

2) Jika pada point a subnet class C dibagi menjadi 2 subnetwork maka sekarang

diskusikan jika subnet class C dibagi menjadi 32 subnetwok. Hitunglah berapa subnet,

host pertama, host terakhir, dan broadcast id dari network berikut ini 192.168.200.0.

Buatlah simulasi pada packet tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah

komputer!

Perhitungan Subnetting :

Jumlah Subnet : 25 = 32

Jumlah Host per-subnet : 23 – 2 = 6

Blok Subnet : 256 – 248 = 8

Alamat host dan broadcast yang valid :

Subnet 192.168.200.0 192.168.200.8 192.168.200.16

Host Pertama 192.168.200.1 192.168.200.9 192.168.200.17

Host Terakhir 192.168.200.6 192.168.200.14 192.168.200.22

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 14

Broadcast 192.168.200.7 192.168.200.15 192.168.200.23

Subnet 192.168.200.24 .... 192.168.200.248

Host Pertama 192.168.200.25 .... 192.168.200.249

Host Terakhir 192.168.200.30 .... 192.168.200.255

Broadcast 192.168.200.31 .... 192.168.200.256

Langkah Kerja :

Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracert 5.3

Pada pojok kiri bawah kita akan menemukan berbagai icon untuk membuat

simulasi jaringan pada Packet Tracert, klik Icon End Device.

Akan muncul beberapa pilihan devices yang dapat kita gunakan, klik icon PC-PT

kemudian drag and drop pada lembar kerja.

Buatlah sebanyak 20 buah PC dan pisahkan menjadi 4 kelompok yang masing-

masing terdiri dari 5 buah PC. Disini kita akan membuat 4 buah kelompok

network.

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 15

Kemudian kita beralih kembali ke menu icon pada pojok kiri bawah dan

pilihlah Switches untuk membuat sebuah switch yang nantinya berfungsi untuk

menghubungkan tiap devices PC.

Pilihlah model switch yang akan digunakan, disini kita akan memilih model

switch 2950-24. Klik kemudian drag and drop ke lembar kerja.

Hubungkan tiap PC dengan Switch agar masing-masing PC dapat saling

terkoneksi dengan menggunakan kabel straight. Pada menu icon pilih

Connections dan pilih kabel Copper Straight-Through. Pada saat akan

menghubungkan gunakan port fastEthernet pada PC dan Switch.

Untuk mengkonfigurasi ip address, klik pada PC kemudian pilih tab menu

Desktop dan pilih IP Configuration

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 16

Untuk mengkonfigurasi IP Address secara manual pilihlah Static kemudian

inputkan IP address dan Subnet Mask sesuai dengan hasil perhitungan

subnetting yang telah kita lakukan sebelumnya. Dimana untuk PC0 – PC4 kita

akan memberikan IP Address dengan rentang 192.168.200.1 – 192.168.1.6

dengan subnet mask 255.255.255.248, untuk PC5 – PC9 adalah 192.168.200.9

– 192.168.200.14 dengan subnet mask 255.255.255.248, untuk PC10 – PC14

adalah 192.168.200.17 – 192.168.200.22 subnet mask 255.255.255.248, dan

kelompok terakhir PC15 - PC19 adalah 192.168.200.25 – 192.168.200.30

subnet mask 255.255.255.248

Pengecekan Koneksi Jaringan :

Pengecekan koneksi jaringan dengan perintah PING dari PC0 ke PC1 dalam

subnetwork yang sama.

Klik pada PC0 kemudian pilih tab menu Desktop dan pilih Command Prompt

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 17

Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC1. Terlihat bahwa antara PC0

dan PC1 telah saling terkoneksi dengan baik ditandai dengan hasil tampilan

Reply.

Setelah itu, kita akan melakukan pengecekan koneksi dari PC0 ke PC5 yaitu

jaringan dalam subnetwork yang berbeda

Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC5. Terlihat bahwa antara PC0

dan PC5 tidak saling terkoneksi yang ditandai dengan hasil tampilan RTO.

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 18

3) Buatlah contoh teknik subnetting pada ip address class A dimana jumlah maksimum

host-nya adalah 1022 dan subnetting pada ip address class B dimana maksimum host-

nya adalah 510 host lengkap dengan perhitungan subnet, host perama, host terakhir,

dan broadcast-id. Buatlah simulasi pada packet tracert dimana per subnetwork-nya

diwakili oleh 5 buah komputer!

Perhitungan Subnetting :

Kelas A dengan maksimum host 1022

Network : 10.0.0.0 / 22

Subnet Mask : 255.255.252.0

Jumlah Subnet : 214 = 16384 subnet

Jumlah Host per-subnet : 210 – 2 = 1022 hosts

Blok Subnet : 256 – 252 = 4

Alamat host dan broadcast yang valid

Subnet 10.0.0.0 10.4.0.0 10.8.0.0

Host Pertama 10.0.0.1 10.4.0.1 10.8.0.1

Host Terakhir 10.0.255.254 10.4.255.254 10.8.255.254

Broadcast 10.0.255.255 10.4.255.255 10.8.255.255

Subnet 10.244.0.0 10.248.0.0 10.252.0.0

Host Pertama 10.244.0.1 10.248.0.1 10.252.0.1

Host Terakhir 10.244.255.254 10.248.255.254 10.255.255.254

Broadcast 10.244.255.255 10.248.255.255 10.255.255.255

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 19

Kelas B dengan maksimum host 510

Network : 172.16.0.0 / 23

Subnet Mask : 255.255.254.0

Jumlah Subnet : 27 = 128 subnet

Jumlah Host per-subnet : 29 – 2 = 510 hosts

Blok Subnet : 256 – 254 = 2

Alamat host dan broadcast yang valid

Subnet 172.16.0.0 172.16.2.1 172.16.4.1

Host Pertama 172.16.0.1 172.16.2.1 172.16.4.1

Host Terakhir 172.16.1.254 172.16.3.254 172.16.5.254

Broadcast 172.16.1.255 172.16.3.255 172.16.5.255

Subnet 172.16.6.0 .... 172.16.254.1

Host Pertama 172.16.6.1 .... 172.16.254.1

Host Terakhir 172.16.7.254 .... 172.16.255.254

Broadcast 172.16.7.255 .... 172.16.255.255

Langkah Kerja :

Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracert 5.3

Pada pojok kiri bawah kita akan menemukan berbagai icon untuk membuat

simulasi jaringan pada Packet Tracert, klik Icon End Device.

Akan muncul beberapa pilihan devices yang dapat kita gunakan, klik icon PC-PT

kemudian drag and drop pada lembar kerja.

Buatlah sebanyak 10 buah PC dan pisahkan menjadi 2 kelompok yang masing-

masing terdiri dari 5 buah PC. Disini kita akan membuat 2 buah kelompok

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 20

network.dengan kelompok pertama menggunakan ip kelas A dan kelompok 2

menggunakan ip kelas B.

Kemudian kita beralih kembali ke menu icon pada pojok kiri bawah dan pilihlah

Switches untuk membuat sebuah switch yang nantinya berfungsi untuk

menghubungkan tiap devices PC.

Pilihlah model switch yang akan digunakan, disini kita akan memilih model

switch 2950-24. Klik kemudian drag and drop ke lembar kerja.

Hubungkan tiap PC dengan Switch agar masing-masing PC dapat saling

terkoneksi dengan menggunakan kabel straight. Pada menu icon pilih

Connections dan pilih kabel Copper Straight-Through. Pada saat akan

menghubungkan gunakan port fastEthernet pada PC dan Switch.

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 21

Untuk mengkonfigurasi ip address, klik pada PC kemudian pilih tab menu

Desktop dan pilih IP Configuration

Untuk mengkonfigurasi IP Address secara manual pilihlah Static kemudian

inputkan IP address dan Subnet Mask sesuai dengan hasil perhitungan subnetting

yang telah kita lakukan sebelumnya. Dimana untuk PC0 – PC4 kita akan

memberikan IP Address kelas A dengan subnet mask 255.255.252.0 sedangkan

IP address PC5 – PC9 menggunakan kelas B dengan subnet mask 255.255.254.0

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 22

Pengecekan Koneksi Jaringan :

Pengecekan koneksi jaringan dengan perintah PING dari PC0 ke PC1 dalam

network yang sama menggunakan kelas A.

Klik pada PC0 kemudian pilih tab menu Desktop dan pilih Command Prompt

Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC4. Terlihat bahwa antara PC0

dan PC4 telah saling terkoneksi dengan baik ditandai dengan hasil tampilan

Reply.

Setelah itu, kita akan melakukan pengecekan koneksi dari PC5 ke PC9 yaitu

dalam network yang sama dan menggunakan ip kelas B

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 23

Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC5. Terlihat bahwa antara PC5

dan PC9 telah saling terkoneksi dengan baik ditandai dengan hasil tampilan

Reply.

Setelah itu, kita akan melakukan pengecekan koneksi dari PC0 ke PC9 yaitu

dalam jaringan dan kelas yang berbeda.

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 24

Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC9. Terlihat bahwa antara PC0

dan PC5 tidak saling terkoneksi yang ditandai dengan hasil tampilan RTO.

6. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING

Permasalahan :

Pada percobaan pertama saat PC0 melakukan test koneksi dengan perintah PING ke

PC4 yang dalam hal ini adalah satu subnetwork maka hasil yang ditampilkan adalah

reply tetapi saat PC0 melakukan PING ke PC9 maka hasil yang didapat adalah RTO

(Request Time Out), hal ini juga terjadi pada percobaan kedua dan ketiga dimana

pada percobaan ketiga mengkoneksikan 2 kelas yang berbeda.

Troubleshooting :

Setiap host hanya dapat saling berkoneksi dalam subnetwork yang sama tetapi tidak

dapat melakukan hubungan ke luar walaupun masih dalam network yang sama, hal

itu dikarenakan untuk meningkatkan fungsi dari security agar subnetwork lain tidak

akan bisa mengakses. Lalu bagaimana agar suatu subnetwork dapat terkoneksi

dengan subnetwork atau bahkan netwok lain? Maka dibutuhkan sebuah router untuk

menjembatani antar network atau subnetwork tersebut agar dapat saling terkoneksi

karena fungsi dari router itu sendiri adalah menstranmisikan informasi dari satu

jaringan ke jaringan lain.

7. KESIMPULAN

IP address dibuat untuk dapat mempermudah pengaturan dalam pengalamatan pada

perangkat keras jaringan komputer sehingga dari pada itu dari praktek sebelumnya

terdapat keterkaitan tentang pentingnya sebuah alamat IP. Subnet mask terdiri dari 3

kelas yaitu kelas A kelas B kelas C yang masing memiliki konfigurasi masing – masing

dalam pengguanaan teknik menghitung subnet masknya. Jadi dari ketiga kelas tersebut

IP Address dan Pengkabelan | Tugas 3 25

kita dapat menentukan kelas yang mana yang akan kita gunakan jika kita dihadapkan

pada permasalahan dalam efesiensi penggunaan IP address dengan memanfaatkan teknik

subnet mask. Dan dari praktek ini juga kita dapat memahami bagaimana cara

penghitungan dari ketiga kelas tersebut. Dalam trobelshootingnya kita dapat mengambil

garis besar bahasa permasalahan tentang subneting berkisar pada jumlah subnet, jumlah

host persubnet, block subnet dan alamat host – broadcast. Yang terakhir dari praktek ini

kita dapat memahami bahwa VLSM merupakan suatu methode pengembangan dalam

memberikan suatu network address lebih dari satu subnet mask.

8. DAFTAR PUSTAKA http://romisatriawahono.net/2006/02/10/memahami-konsep-subnetting-dengan-mudah/

http://romisatriawahono.net/?p=115

http://www.catatanteknisi.com/2011/05/pengertian-cara-kerja-router.html

http://aco-montoya.blogspot.com/