Laporan Praktikum Jominy Test

11
LAPORAN PRAKTIKUM JOMINY TEST MATA KULIAH : PERLAKUAN PANAS DISUSUN OLEH: 1. Augustino Tri Widyantoro 2709100035 2. Taufik Akbar 2709100037 3. Putu Gitarani Cahaya P.W. 2709100039 4. Risa Nurin Baiti 2709100042 5. Ara Gradiniar Rizkyta 2709100046 6. Dwi Jingga Dharmakusuma 2709100050 7. Jane Ester Debora A.T. 2709100055 8. Mohammad Badrus Sholeh 2709100062 9. Salmon Paskalis Sihombing 2709100068 10. Imah Luluk Kusminah 2709100077 11. Arisela Distyawan 2709100084 I. PENDAHULUAN Kekerasan baja setelah dikeraskan terutama tergantung pada banyaknya martensit yang terjadi dan kekerasan martensitnya sendiri. Kekerasan martensit tergantung pada kadar karbon dalam martensit dan kadar karbon dalam martensit tergantung pada kadar karbon yang larut dalam austenit. Hardenability adalah kemampuan baja untuk dapat dikeraskan dengan membentuk martensit. Hardenability menggambarkan dalamnya pengerasan yang diperoleh dengan pengerasan, biasanya dinyatakan dengan jarak suatu

Transcript of Laporan Praktikum Jominy Test

Page 1: Laporan Praktikum Jominy Test

LAPORAN PRAKTIKUM JOMINY TEST

MATA KULIAH : PERLAKUAN PANAS

DISUSUN OLEH:

1. Augustino Tri Widyantoro 2709100035

2. Taufik Akbar 2709100037

3. Putu Gitarani Cahaya P.W. 2709100039

4. Risa Nurin Baiti 2709100042

5. Ara Gradiniar Rizkyta 2709100046

6. Dwi Jingga Dharmakusuma 2709100050

7. Jane Ester Debora A.T. 2709100055

8. Mohammad Badrus Sholeh 2709100062

9. Salmon Paskalis Sihombing 2709100068

10. Imah Luluk Kusminah 2709100077

11. Arisela Distyawan 2709100084

I. PENDAHULUAN

Kekerasan baja setelah dikeraskan terutama tergantung pada banyaknya

martensit yang terjadi dan kekerasan martensitnya sendiri. Kekerasan martensit

tergantung pada kadar karbon dalam martensit dan kadar karbon dalam martensit

tergantung pada kadar karbon yang larut dalam austenit.

Hardenability adalah kemampuan baja untuk dapat dikeraskan dengan

membentuk martensit. Hardenability menggambarkan dalamnya pengerasan yang

diperoleh dengan pengerasan, biasanya dinyatakan dengan jarak suatu titik di

bawah permukaan dimana strukturnya terdiri dari 50% martensit.

Pengujian hardenability jominy disebut juga end quench hardenability test

karena pada pengujian ini digunakan spesimen berbentuk batang silindrik yang

didinginkan pada salah satu ujungnya.

Baja karbon AISI 1045 merupakan salah satu jenis baja karbon rendah (0,43 –

0,50 %C berat) yang banyak digunakan dipasaran karena memiliki banyak

keunggulan. Baja ini memiliki karakteristik : sifat mampu mesin yang baik, wear

resistance-nya baik, dan sifat mekaniknya menengah. Dengan bantuan diagram

fasa yang merupakan landasan untuk perlakuan panas bagi logam, dan diagram

fasa besi-karbon diberlakukan untuk baja. Memahami diagram fasa menjadi

Page 2: Laporan Praktikum Jominy Test

sebuah tuntutan karena terdapatnya hubungan antara struktur mikro dengan sifat-

sifat mekanis suatu material, yang semuanya berhubungan dengan karakteristik

diagram fasanya. Diagram fasa juga memberikan informasi penting tentang titik

leleh, titik kristalisasi, dan fenomena lainnya.

II. TUJUAN

Uji Kekerasan

Mengetahui kekerasan logam (bahan) sebagai ukuran ketahanan logam tersebut

terhadap deformasi plastis. Kekerasan ini dinyatakan dengan angka kekerasan

Brinnel, Vickers atau skala Rockwell.

Jominy Test

Mengetahui kemampuan pengerasan  logam (baja) dengan menentukan ketebalan

dan distribusi kekerasan yang dicapai bila diberikan perlakuan panas tertentu.

III. METODOLOGI

Alat dan Bahan :

1. Baja AISI 1045, panjang 110 mm, diameter 24,7 mm

2. Larutan Etsa Nital (98 ml Etanol 96%, 2 ml HNO3 18M)

3. Compound secukupnya

4. Mesin Jominy Test

5. Mesin Hardness Test (Rockwell Test)

6. Furnace

7. Microscope Optic

8. Mesin Polishing

9. Gerinda

10. Amplas

Page 3: Laporan Praktikum Jominy Test

Menyiapkan spesimen uji (baja AISI 1045) panjang = 110 mm, diameter = 24,7 mm

Memanaskan dalam furnace dengan temperatur 900oC selama 50 menit

Holding time di dalam furnace selama 50 menit

Mengeluarkan spesimen dari furnace ke mesin jominy test

Mengatur debit air yang keluar dari jominy test dan menyemprotkannya ke ujung spesimen selama 50 menit

Menandai spesimen menjadi 1/16 bagian mulai dari ujung yang terkena air

Melakukan uji hardness di bagian yang telah ditandai

Memotong spesimen hingga jarak 16/16

Melakukan polishing dengan amplas 120, 220, 300, 420, 500, 600, 800, 1000, 1200, 1500, 2000

Melakukan final polishing dengan compound

Mengamati spesimen di microscope optic untuk mengetahui struktur mikronya

Menganalisa data dan melaporkan hasil praktikum

Page 4: Laporan Praktikum Jominy Test

IV. HASIL

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, diperoleh hasil

Pengujian Jarak dari Ujung

(Inch)

HRC

1 1/16 53

2 2/16 51

3 3/16 50

4 4/16 48

5 5/16 43

6 6/16 40

7 7/16 39

8 8/16 38

9 9/16 35

10 10/16 35

11 11/16 33

12 12/16 30

13 13/16 28

14 14/16 27

15 15/16 26

16 16/16 26

Gambar hasil Metalography

Spesimen dengan jarak 12 mm

Page 5: Laporan Praktikum Jominy Test

Perbesaran 50x Perbesaran 100x

Perbesaran 200x Perbesaran 500x

Perbesaran 1000x

Spesimen dengan jarak 22 mm

Ferrit

Martensit

Perlit

Page 6: Laporan Praktikum Jominy Test

Perbesaran 50x Perbesaran 100x

Perbesaran 200x Perbesaran 500x

Page 7: Laporan Praktikum Jominy Test

Perbesaran 1000x

V. ANALISA

Bainit

Ferrit

Perlit

Page 8: Laporan Praktikum Jominy Test

Analisa Kekerasan Baja (Pakai Rumus dimasukkan ke grafik)

Analisa gambar struktur miko :

a. Jarak 110 mm dekat dengan dengan quenching adalah tampak bahwa struktur

mikro yang dihasilkan adalah perlit dan ferrit tanpa martensit karena berada

pada posisi yang jauh dari bidang quench sehingga tidak muncul martensitnya.

b. Jarak 90 mm dekat dengan quenching adalah tampak bahwa struktur mikro

yang dihasilkan adalah perlit dan ferrit tanpa martensit karena berada pada

posisi yang jauh dari bidang quench sehingga tidak muncul martensitnya.

c. Jarak 12 mm dari ujung quench adalah tampak bahwa struktur mikro yang

dhasilkan adalah perlit, ferrit, dan martensit yang lebih banyak. Martensit ini

lebih banyak dari pada jarak 22 mm dari ujung quench karena telah

mengalami pemanasan dan diberi perlakuan quenching dengan kecepatan

lebih cepat.

d. Jarak 22 mm dari ujung quench adalah tampak bahwa struktur mikro yang

dihasilkan adalah perlit, ferrit, dan sedikit bainit. Bainit timbul karena baja

telah dipanaskan dengan temperatur 900oC kemudian diberi perlakuan

quenching (media pendingin air) dengan mesin jominy test dengan kecepatan

medium.

Kekerasan untuk jarak 0 – 6 mm dapat dihitung :

Jo=60 x √C+20 HRC

Jo=60 x √0,45+(20 xHRC )

Jo=40,249+(20xHRC )

Jarak dari Ujung

(Inch)

Nilai Kekerasan (HRC) Jo (HRC)

1/16 53 1100,249

2/16 51 1060,249

3/16 50 1040,249

Page 9: Laporan Praktikum Jominy Test

4/16 48 1000,249

5/16 43 900,249

6/16 40 840,249

7/16 39 820,249

8/16 38 800,249

9/16 35 740,249

10/16 35 740,249

11/16 33 700,249

12/16 30 640,249

13/16 28 600,249

14/16 27 580,249

15/16 26 560,249

16/16 26 560,249

VI. KESIMPULAN

Martensit muncul pada spesimen yang mengalami quenching karena pendinginan

cepat sehingga austenit yang FCC tidak punya cukup waktu untuk membentuk

perlit BCC sehingga terbentuk struktur kristal BCT yang disebut martensit.