LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

31
1 KETELITIAN PENGGAMBARAN A. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menggambar berbagai kenampakan yang terdapat dalam peta. 2. Melatih ketelitian penggambaran. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang harus disediakan oleh para praktikan dalam praktikum ini adalah: 1. Guide map (peta acuan) 2. Kertas kalkir 3. Raphidograph atau rotring 4. Mistar sablon, dan pensil 5. Tinta rotring 6. Papan pengalas atau penjepit C. Dasar Teori Peta merupakan penyajian grafik dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara perwujudan yang diwakili dalam ilmu geodesi peta merupakan gambaran dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan di ataa bidang datar melalui sistem proyeksi. Peta mengandung arti komunikasi, artinya merupakan suatu signal atau saluran antara si pengirim pesan (pembuat peta) dan si penerima pesan (pemakai peta (Halim Yusron: 1996). Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional yang dimaksud peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,

description

ini adalah laporan yang saya buat dengan sepenuh jiwa dan raga, mohon jangan disalah gunakan ya.

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

1

KETELITIAN PENGGAMBARAN

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menggambar berbagai kenampakan

yang terdapat dalam peta.

2. Melatih ketelitian penggambaran.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang harus disediakan oleh para praktikan dalam praktikum

ini adalah:

1. Guide map (peta acuan)

2. Kertas kalkir

3. Raphidograph atau rotring

4. Mistar sablon, dan pensil

5. Tinta rotring

6. Papan pengalas atau penjepit

C. Dasar Teori

Peta merupakan penyajian grafik dari bentuk ruang dan hubungan keruangan

antara perwujudan yang diwakili dalam ilmu geodesi peta merupakan gambaran dari

permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan di ataa bidang datar melalui

sistem proyeksi. Peta mengandung arti komunikasi, artinya merupakan suatu signal

atau saluran antara si pengirim pesan (pembuat peta) dan si penerima pesan (pemakai

peta (Halim Yusron: 1996).

Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional yang dimaksud

peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

2

merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada

tahapan dan tingkatan pembangunan (www.bakorsutanal.go.id).

Menurut Erwin Raiz, peta merupakan gambaran konvensional permukaan

bumi yang terpencil dan kenampakannya terlihat dari atas dan ditambah tulisan-

tulisan sebagai penjelasannya. Gambaran konvensional adalah gambaran yang sudah

umum dan sudah diatur dengan aturan tertentu yang diakui umum.

Ketelitian penggambaran merupakan ketepatan dalam menggambarkan dan

mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menggambar suatu peta sehingga

sesuai dengan aslinya.

Proses pemetaan memerlukan ketelitian yang sangat tinggi, hal tersebut

menggambarkan segala hal dalam pemetaan baik itu perhitungannya, proses foto,

penggambaran, semua demi idealnya sebuah peta untuk digunakan.

Dari definisi diatas dapat di mengerti bahwa tugas seorang kartograf adalah

membuat peta, yaitu merancang (map design) yang meliputi desain symbol (symbol

design), tata letak peta (map lay out), isi peta (map contect) dan

generalisasi (generalization. Peta adalah suatu komunikasi grafis yang berarti

informasi yang diberikan dalam peta berupa suatu gambar atau symbol.

Untuk memudahkan pelaksanaan simbolisasi dari banyak variasi data maka

diadakan klasifikai simbol.

1. Simbol titik

Simbol titik digunakan untuk meyajikan tempat atau data posisional seperti suatu

kota, titik tringulasi dan sebagainya. Simbol tersebut bisa berupa dot, segitiga,

segiempat, lingkaran, dan sebagainya.

2. Simbol Garis

Digunakan untuk menyajikan data-data geografis misalnya sungai, batas wilayah,

jalan dan sebagainya.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

3

D. Cara Kerja

Cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan (alat gambar dan tulis)

termaksuk peta dan gambar yang akan disalin.

2. meletakkan terlebih dahulu peta acuan (guide map) atau gambar yang akan

disalin diatas landasan yang dengan menggunakan penjepit kertas, kemudian

meletakkan diatasnya kertas kalkir yang akan digunakan untuk menyalin peta

atau gambar.

3. Memeriksa dengan teliti bentuk kenampakan yang ada pada peta atau gambar

tersebut. Apabila di amati atau cermati, kenampakan tersebut dapat dibedakan

menjadi tiga macam yaitu kenampakan titik, kenampakan garis dan

kenampakan area atau bidang.

4. Menyalin peta dengan teliti, terutama penggambaran kenampakan titik, garis

dan area dengan memperhatikan rapidograph berukuran apa saja yang akan

dipergunakan, dibedakan menurut peta acuan yang akan disalin.

5. Kemudian, mencantumkan nama hasil praktikum, nama dan nomor stambuk

praktikan.

E. Hasil

Hasil yang didapatkan dalam praktikum ini adalah salinan gambar peta

ketelitian penggambaran pada kertas kalkir yang merupakan hasil gambar tangan dari

praktikan.

F. Pembahasan

Berdasarkan dasar teori yang telah dipaparkan sebelumnya, semua praktikum

bermaksud untuk melatih mahasiswa agar tahu dan mendapatkan pelajaran dari

pengalamanny tersebut. Praktikum ketelitian gambar ini sendiri bermaksud melatih

para praktikan agar teliti dalam melakukan penggambaran suatu peta sehingga

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

4

nampak seperti aslinya karena pengertian ketelitian penggambaran sendiri adalah

ketepatan dalam menggambar dan menepatkan informasi yang dibutuhkan sehingga

sesuai dengan aslinya. Proses penggambarannya praktikum lebih dahulu menggambar

kelompok-kelompok yang ukurannya besar lalu garis lalu titik-titik yang kecil yang

ada di luar kelompok gambar yang besar. Sebagai hasil, praktikan sudah mampu

menyalin peta dari gambar acuan ke peta kalkir yang ternyata tidak mudah seperti

yang dibayangkan.

Dalam melaksanakan segala kegiatan dalam usahanya selalu terdapat

kesulitan-kesulitan baik dari segi pribadi maupun penunjang lainnya. Oleh itu

merupakan suatu pertanda ketidaksempurnaan manusia, namun dalam hal ini

praktikan terus berupaya untuk menyempurnakan segala hal yang dikerjakan

sehingga menghasilkan sesuatu yang memuaskan.

Kesulitan praktikan dalam melaksanakan praktikum ini adalah:

1. Praktikan melakukan penggambaran dengan usaha ketelitian sehingga

membutuhkan waktu lama agar mendapat hasil gambar yang rapi.

2. Simbol-simbol peta dengan ukuran kecil sulit untuk digambarkan.

3. Harga dari alat yang praktik cukup mahal.

G. Kesimpulan

Dalam melakukan praktek ini ada beberapa hal yang praktikan simpulkan,

yaitu:

1. Ketelitian penggambaran adalah ketepatan dalam manggambar, dan

menepatkan simbol-simbol yang diperlukan sehingga peta mirip dengan

aslinya.

2. Praktikum ini dapat menambah pengetahuan serta melatih keterampilan dalam

menggambar berbagai kenampakan atau fenomena.

3. Praktikan dapat menambah pengetahuan dan melatih ketelitian

penggambaran.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

5

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Yusron. 1996. Kartografi Dasar. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Widyastuti. Materi Pengayaan Kuliah dan Materi Praktikum.

Wijanarko Dwi. Praktikum Kartografi. Fakultas Geografi UMS. Semarang.

Pengertian peta, http://www.bakorsutanal.go.id/peta.html,

Diakses tanggal 18/11/2011.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

6

SKALA PETA

A. Tujuan

Tujuan dari Praktikum ini adalah bagaimana mahasiswa mampu memahami

apa yang dimaksud dengan skala dan mampu merubah (mengkonversi) skala.

B. Alat dan Bahan:

Alat dan bahan yang akan di gunakan oleh praktikan dalam praktikum ini

yaitu:

1. Alat konversi

2. Alat hitung

3. Kertas A4

4. Alat tulis

C. Dasar Teori

Skala Peta adalah perbandingan antara jarak dipeta dengan jarak sebenarnya

dipermukaan bumi. Contoh pada peta tertulis skala 1 : 100.000 ini berarti tiap jarak 1

bagian dipeta sama dengan jarak 100.000 bagian dipermukaan bumi. Jadi kalau di

peta 1 bagian =1 cm dimuka bumi=1 km. Skala dapat dibedakan menjadi 3 jenis,

yaitu:

1. Skala numeric atau angka adalah skala yang di nyatakan dengan angka dan

pecahannya.misalnya 1 : 1.000.000.

2. Skala verbal (skala yang dinyatakan dengan kalimat), skala ini berlaku pada

peta-peta yang tidak menggunakan satuan pengukuran metrik. Misalnya 1

inchi to one mile 1: 63.660.

3. Skala grafis adalah skala yang ditunjukan dalam bentuk grafis lurus.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

7

D. Cara Kerja

Cara kerja yang perlu di lakukan praktikan dalam praktikum ini adalah

sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.

2. Megubah skala 1 : 250.000 dan 1 : 450.000 kedalam skala grafis dan skala

verbal.

3. Mengubah skala 1 inchi to 4.5 mile dan 8.3 mile kedalam skala grafis dan

skala numeric.

E. Hasil

Hasil yang telah dicapai setelah melakukan praktikum yaitu, berupa catatan

pengubahan skala peta kedalam skala grafis dan verbal.

F. Pembahasan

Skala peta adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya

dipermukaan bumi. Skala peta adalah angka perbandingan antara jarak dua titik di

atas peta dengan jarak tersebut di permukaan bumi (Bakorsutanal). Skala verbal

(skala yang dinyatakan dengan kalimat), skala ini berlaku pada peta-peta yang tidak

menggunakan satuan pengukuran metrik. Misalnya 1 inchi to one mile 1: 63.660.

Skala grafis adalah skala yang ditunjukan dalam bentuk grafis lurus yang terbagi

dalam beberapa bagian sama besarnya.

Dalam pengubahan skala grafis dan verbal diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Skala 1: 250.000 diubah ke skala garfis dan verbal:

1 cm to 250.000 cm

1 cm to 2.500 m

1 cm to 2.5 km

2. Skala 1: 450.00 diubah kedalam skala grafis dan verbal:

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

8

1 cm to 450.000 cm

1 cm to 4.500 m

1 cm 4.5 km

Dalam pengubahan skala grafis dan numeric diperoleh hasil sebagai berikut:

3. Skala 1 inch to 4.5 mile :

1 mile = 63.360 inch

1 mile = 4.5 x 63.360 = 285.120

Jadi, pengubahan skala verbal ke skala numeric adalah 1 : 285.120 inch

4. Skala 1 inch to 8.3 mile :

1 mile = 63.360 inch

1 mile = 8.3 x 63.360 inch = 525.888

Jadi, pengubahan skala verbal ke skala numeric adalah 1 : 525.888 inch

Dalam menyelesaikan tugas ini dibutuhkan ketelitian dan kesabaran pratikan.

Disini pratikan merubah skala-skala yang ada kedalam skala grafis dan verbal.

Kesulitan dalam pratikum adalah kurangnya pemahaman dalam merubah skala-skala

yang telah ditentutkan. Kemudahan dalam pratikum adalah perhitungan skala

menggunakan alat bantu hitung serta alat bantu konversi.

Manfaat dalam praktikum ini yaitu dapat memberikan pemahaman kepada

praktikan tentang bagaimana cara-cara dalam menghitung dan mengubah skala ke

dalam skala grafis dan verbal, juga skala angka dan skala grafis.

G. Kesimpulan

Melakukan praktek ini ada beberapa hal yang praktikan simpulkan, yaitu:

1. Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya.

2. Skala peta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: skala numerik, skala verbal,

dan skala grafis.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

9

3. Penggunaan converter harus sesuai dengan ukuran jarak yang telah

ditentukan.

4. Peta harus menggunakan dua macam skala untuk memberi kemudahan.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

10

DAFTAR PUSTAKA

Skala, http://muftysaid.wordpress.com/2009/11/22/garis-kontur/,

Diakses tanggal 25/11/2011

Panduan membaca peta, http.bakorsutanal.go.id/panduan-membaca-peta.pdf,

Diakses tanggal 03/12/2011

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

11

REPRESENTASI RELIEF

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah melatih mahasiswa atau praktikan untuk

terampil dalam menggambar bentuk relief dengan metode garis kontur dan

menyajikan kesan 3 dimensi.

B. Alat dan Bahan:

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Peta dasar atau gambar acuan

2. Kertas kalkir

3. Kertas millimeter blok

4. Rapidograph

5. Mistar sablon

6. Alat tulis dan gambar

C. Dasar Teori

Peta topografi adalah suatu representase diatas bidang datar tentang seluruh

atau sebagian permukaan bumi yang terihat dari atas dapat diperkecil dengan

membandingkan ukuran tertentu. Peta topografi mengganbarkan secara proyeksi dari

sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan

bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis-garis

kontur.

Relief secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu konfigurasi nyata dari

permukaan bumi, yaitu perbedaan-perbedaan dalam ketinggian dan kemiringan

permukaan bumi. Relief merupkan gambaran permukaan bumi di bidang datar yang

menjabarkan ketinggian dan kemiringan suatu tempat. Relief dipresentasikan dengan

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

12

cara membuat garis yang menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai

ketinggian yang sama yang disebut garis kontur.

Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang

berketinggian sama dari permukaan laut. Ada beberapa cara dalam melukiskan kontur

yaitu cara hachures, cara kontur, dan shading.

D. Cara Kerja

Cara kerja yang perlu diperhatikan praktikan dalam praktikum ini adalah

sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.

2. Meletakkan guide map (peta acuan) pada bidang yang kuat dan direkatkan

agar tidak berubah posisi.

3. Meletakkan kertas kalikir dan menyalin peta dengan teliti dengan

memperhatikan ukuran rapidograph.

4. Kemudian membuat kesan tiga dimensi dengan cara hill shading, layer

shading dan blok diagram.

5. Hasil penggambaran disertai dengan judul praktikum, sumber yang disalin,

nama dan nomor stambuk menggunakan mistar sablon.

E. Hasil

Hasil dari pratikum ini adalah kenampakan relief(kontur) menggunakan metode

hill shading,layershading, dan block diagram.

F. Pembahasan

Relief dipresentasikan dengan cara membuat garis yang menghubungkan titik

dipermukaan bumi yang mempunyai ketinggian yang sama yang disebut garis kontur.

Pembuatan garis kontur pada prinsipnya dilakukan secara logika, yaitu dengan cara

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

13

interpolasi terhadap titik-titik hasil pengukuran lapangan. Interpolasi dibagi menjadi

dua yaitu:

1. Interpolasi linier, yaitu dengan cara interpolasi garis kontur mempergunakan

perhitungan pada garis.

2. Interpolasi grafis yaitu dengan cara membagi garis menggunakan garis lain

dengan ukuran lebih mudah lalu digaris dengan mempergunakan prinsip garis

sejajar untuk mendapatkan ukuran yang sebanding.

Garis bantu dibagi menjadi dua bagian yaitu:

A (64 m)

B (32 m)

Kegunaan dari garis kontur yakni untuk mengetahui bentuk lereng, besarnya

kemiringan lereng dan menunjukan bentuk relief. Garis kontur yang rapat

menunjukan bentuk lereng yang terjal sedangkan garis kontur yang renggang

menunjukan bentuk lereng yang datar.

Hill shading, layer shading dan blok diagram dipakai agar kesan tiga dimensi

muncul dalam merepresentasikan relief suatu kenampakan. Pada prinsipnya,

pembuatan hill shading adalah pemberi bayangan pada suatu gambar relief pada garis

kontur, sedangkan layer shading menggunakan prinsip skala warna untuk

mencerminkan ketinggian. Pada peta dasar, relief ini digunakan sebagai orientasi

untuk pembuatan peta tematik yang digunakan untuk keperluan bidang teknik sipil,

seperti misalnya pembuatan irigasi, jalan dan lain-lain.

Kesulitan dan kemudahan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. Hill shading

Pada praktikum hiil shading kesulitan yang dialami yaitu kurang memahami

dalam menentukan batas bayangan gunung yang dipantulkan oleh sinar dating. pada

saat menggambar (menjiplak) peta acuan yang menggunakan kertas A4

membutuhkan cahaya agar dalam menyalin peta tersebut dapat terlihat dengan jelas.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

14

Sedangkan kemudahannya yaitu peta acuan telah tersedia dan praktikan dapat

menyalin peta acuan tersebut tanpa harus merubahnya lagi.

b. Layer shading

Kesulitan yang dialami pada praktikum layer shadingadalah pada saat

menyalin peta acuan yang yang menggunakan kertas HVS. Sedangkan

kemudahannya adalah dapat diberi warna bervariasi sesuai dengan yang diinginkan

berdasarkan interval kontur yang telah ditentukan.

c. Blok diagram

Pada praktikum blok diagram kesulitan yang dialami seperti pada hill shading

dan layer shading. Blok diagram pun dalam menyalin peta acuan menggunakan kertas

milimeterblok, yaitu pada saat menyalin peta acuan mmbutuhkan cahaya agar peta

terlihat jelas. Sedangkan kesulitannya adalah menentukan titik puncak gunung.

Kemudahannya ialah praktikan dapat menyalin peta tanpa harus merubahnya lagi.

G. Kesimpulan

Melakukan praktek ini ada beberapa hal yang praktikan simpulkan, yaitu:

1. Secara sederhana relief dapat diartikan sebagai suatu konfigurasi nyata dari

permukaan bumi, yaitu perbedaan-perbedaan dalam ketinggian dan

kemiringan permukaan bumi.

2. Representasi relief dengan metode layar shading dengan teknik

penggambaran dengan menampakkan perbedaan tinggi rendahnya beberapa

tempat dengan teknik pewarnaan.

3. Representasi relief dengan metode hill shading adalah teknik penggambaran

yang bertujuan untuk menentukan daerah-daerah lereng dari peta yang

digambar oleh praktikan.

4. Representasi relief dengan metode blok diagram adalah teknik penggambaran

yang bertujuan untuk menampakkan bentuk asli atau suatu peta dipermukaan

bumi.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

15

DAFTAR PUSTAKA

Garis kontur, http://muftysaid.wordpress.com/2009/11/22/garis-kontur/,

Diakses tanggal 25/11/2011

Panduan membaca peta, http.bakorsutanal.co.id/panduan-membaca-peta.pdf,

Diakses tanggal 03/12/2011

Reprsentasi relief, http://www.google.co.id/hl=iddan q=representasirelief,

Diakses tanggal 25/11/2011

Imhof, E. 1982. Cartographic Relief Representation. New York: W de Gruyler

Widyastuti.2008.”Bahan Praktikum”

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

16

PERHITUNGAN LUAS

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah melatih mahasiswa atau praktikan untuk

terampil dalam menghitung luas pada suatu daerah.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. Peta dasar atau gambar acuan

2. Kertas karkir

3. Kertas millimeter blok

4. Rapidograph

5. Mistar sablon

6. Alat tulis dan gambar

C. Dasar Teori

Luas adalah faktor penting dalam penentuan PBB. Salah satu cara untuk

melakukan penetuan luas adalah dengan identifikasi luas objek PBB melalui citra

satelit. Dalam pengukuran luas, apabila terdapat bentuk wilayah yang akan diukur

tidak teratur maka luas wilayah dapat diukur dengan cara:

1. Pembuatan isi atau kotak atau bujur sangkar atau square

Daerah yang akan diukur luasnya dibuat kotak-kotak petak yang sama luasnya.,

misalnya 1 cm. kemudian pada batas-batas tepi kotak yang luasnya lebih dari

setengah petak dibulatkan menjadi satu kotak, yang kurang dari setengah dihilangkan

kemudian dhitung ada berapa kotak, x kotak. Maka luas bangun = X x 1 cm x Skala.

2. Pembatasan metode strip

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

17

Daerah yang diukur luasnya dicros dalam kotak yang luasnya sama 1 cm yang

kurang dari setengah dihilangkan kemudian dihitung beberapa kotak yang dicross X

skala.

3. Pembatasan segitiga

Daerah yang dibagi atas segitiga yang luasnya = jumlah luas segitiga + jumlah

luas offsetnya.

Luas offset = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑜𝑓𝑓𝑠𝑒𝑡

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑓𝑓𝑠𝑒𝑡

D. Cara Kerja

Cara kerja yang perlu di lakukan praktikan oleh praktikum ini adalah sebagai

berikut:

a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum

b. Meletakkan guide map (peta acuan) pada bidang yang kuat dan direkatkan

agar tidak berubah posisi.

c. Meletakkan kertas kalikir dan menyalin peta dengan teliti dengan

memperhatikan ukuran rapidograph.

d. Menghitung luas yang ditentukan berdasarkan kontur tertentu dengan

menggunakan metode segitiga, metode strip, dan metode square.

e. Hasil penggambaran disertai dengan judul praktikum, sumber yang disalin,

nama dan nomor stambuk di tulis dengan menggunakan mistar sablon.

E. Hasil

Hasil yang di dapat praktikan dalam praktikum ini berupa peta kontur yang

digambarkan dikertas kalkir dan peta yang digambarkan dimilimeter blok beserta cara

perhitungannya.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

18

F. Pembahasan

Daerah pengukuran luas, apabila terdapat bentuk wilayah yang akan diukur

tidak teratur maka luas wilayah dapat diukur dengan cara:

1. Pembuatan isi atau kotak atau bujur sangkar atau square

Daerah yang akan diukur luasnya dibuat kotak-kotak petak yang sama luasnya.,

misalnya 1 cm. kemudian pada batas-batas tepi kotak yang luasnya lebih dari

setengah petak dibulatkan menjadi satu kotak, yang kurang dari setengah

dihilangkan kemudian dihitung ada berapa kotak, x kotak. Maka luas bangun = X x 1

cm x Skala.

2. Pembatasan metode strip

Daerah yang diukur luasnya dicros dalam kotak yang luasnya sama 1 cm yang

kurang dari setengah dihilangkan kemudian dihitung beberapa kotak yang dicross X

skala batasan segitiga.

Daerah yang dibagi atas segitiga yang luasnya = luas jumlah segitiga + jumlah

luas offsetnya.

Luas offset = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑜𝑓𝑓𝑠𝑒𝑡

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑓𝑓𝑠𝑒𝑡

Kesulitan dan kemudahan yang di alami praktikan dalam praktikum ini yaitu

sebagai berikut:

a. Metode segitiga

Menentukan perhitungan atau pembagian area peta pada masing-masing

offset.

Membuat segitiga yang tepat sehingga area dapat maksimal tertutup oleh

segitiga.

Kemudahannya ialah dapat menghitung hasil sesuai dengan rumus yang

telah ditentukan.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

19

b. Metode Square

Kesulitan yang di alami yaitu, pencarian jumlah kotak yang masih dianggap

memiliki luasan. Sedangkan kemudahannya yaitu mudah menghitung kotak-kotak

yang telah diberi tanda

c. Metode Strip

Kesulitan yang dialami yaitu:

Pembuatan garis-garis jalur

Perhitungan luas seluruhnya dalam metode ini memiliki banyak garis jalur

yang menyebabkan kekeliruan dalam perhitungan.

G. Kesimpulan

Melakukan praktek ini ada beberapa hal yang praktikan simpulkan, yaitu:

1. Perhitungan luas dengan metode segitiga adalah perhitungan luas dengan

menggunakan bidang segitiga sebagai bidang pembantu perhitungan.

2. Perhitungan metode segitiga lebih akurat karena menjumlahkan seluruh luas

segitiga ditambah luas offset yang memungkinkan pratikan harus lebih teliti

dalam mencari luasnnya.

3. Perhitungan metode strip lebih mudah karena hanya menggunakan rumus luas

bujur sangkar namun metode ini banyak daerah yang tidak dihitung luasnya

karena tidak masuk dalam kategori yang harus dihitung luasnya.

4. Perhitungan luas dengan metode strip adalah perhitungan luas dengan

menggunakangaris-garis jalur sebagai media pembantu perhitungan.

5. Perhitungan luas dengan metode square adalah perhitungan luas dengan

menghitung jumlah crosnya.

6. Manfaat dalam praktikum ini, selain bisa menggambar peta dengan teliti dan

terampil setiap praktikum juga bisa menghitung luas pada peta dengan

menggunakan tiga metode yang ada.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

20

DAFTAR PUSTAKA

Kartografi digital, http://digilib.itb.ac.id/gdt.php?mod,

Diakses tanggal 10/12/2011

Panduan membaca peta, http.bakorsutanal.co.id/panduan-membaca-peta.pdf,

Diakses tanggal 03/12/2011

Widyastuti.2008. “bahan praktikum”

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

21

DESAIN PETA

A. Tujuan

Melatih mahasiswa/praktikum untuk terampil dalam mendisain suatu peta.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang harus disiapkan oleh praktikan sebelum mengerjakan

praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Peta dasar/gambar acuan

2. Kertas kalkir

3. Rapidograph

4. Sablon

5. Alat tulis dan gambar

C. Dasar Teori

Desain peta dapat dilihat dari lima komponen yaitu kondisi peta, data spasial,

persepsi visual, seni grafis, dan teknologi yang digunakan, sedangkan aspek internal

dari desain peta itu sendiri adalah: perencanaan produksi peta, isi peta, generalisasi,

desain simbol, dan lay out peta. Desain grafis merupakan bagian vital dari kartografi,

karena dibutuhkan komunikasi yang efektif dari simbol-simbol yang didesain.

Terdapat tiga komponen dari aspek kartografi: warna, pola dan tipografi (seni cetak,

tata huruf). Ada banyak cara memetakan data ruang (spasial) yang kesemuanya harus

disajikan dengan simbol.

Desain peta harus memenuhi standar desain peta yang ber-georeferensi dan

menyajikan data geospasial secara jelas, yang artinya mampu menyajikan informasi

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

22

tentang posisi dan lokasi geografik beserta karakteristiknya dari unsur-unsur alamiah

maupun buatan yang ada di permukaan bumi.

Kartografi peta merupakan bagian dimana peta-peta dengan tema yang sama

diturunkan seperti perencanaan kota, peta cuaca, peta geologi, peta penduduk, peta

bahasa dan lain-lain. Dari sudut pandang desain peta atau penggunaan peta tidak ada

gunanya untuk mendiskusikan kategori peta ini secara terpisah karena perbedaan

tema, desain serupa, permasalahan dalam penyajian, dan interpretasi mungkin terjadi.

Ketelitian pada peta sangat menentukan tingkat ketelitian peta tematik yang di

hasilkan. Ketelitian suatu peta tergantung pada metode pemetaan, skala peta, sistem

proyeksi peta, bahan/ material peta, serta tujuan pemetaan. Mengingat pentingnya

informasi tersebut, maka perlu diketahui oleh setiap pengguna peta sehingga dapat

menggunakan informasi tersebut sesuai dengan keperluannya. Untuk keperluan

tersebut, informasi ini disajikan dibagian batas dan tepi peta sehinnga disebut atas

informasi tepi peta dan bertujuan untuk memberikan informasi atas keterangan

mengenai isi muka peta.

D. Cara Kerja

Proses pengerjaan dari praktikum yang kelima ini yaitu :

1. Menyiapaka alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum

2. Meletakan guide map (peta acuan) pada bidang yang kuat dan di rekatkan

agar tidak berubah posisi

3. Meletakan kertas kalkir dan menyalin peta dengan teliti dengan

memperhatikan ukuran rapidograph

4. Hasil penggambaran disertai dengan judul praktikum,sumber yang di

salin,nama dan nomor stambuk.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

23

E. Hasil

Praktikum ini memperoleh hasil berupa peta propinsi Bengkulu yang

digambarkan ke dalam kertas kalkir.

F. Pembahasan

Tugas kelima adalah desain peta. Pengerjaan tugas ini hampir sama dengan

peraktikum pertama yaitu ketelitian penggambaran. Kunci utama dalam penyelesaian

tugas ini yaitu terletak pada ketelitian dan kesabaran praktikan. Namun aspek-aspek

pada tugas ini lebih luas dari pada tugas pertama. Disini praktikan menggambar

(menjiplak) provinsi Banten dari atlas kemudian dipindahkan ke kertas kalkir.

Hasilnya diharapkan dapat sesuai dengan objek yang ada di atlas (simbol-simbolnya

harus jelas) dan penempatan legenda harus di bawah atau sebelah kanan peta jika di

lihat dari atas peta, di sesuaikan dengan model peta.

Mendesain suatu simbol tidaklah mudah. Hal itu dapat di pahami karena ada

dua kelompok yang berkepentingan, yakni kelompok pembuat peta dan kelompok

pengguna peta. Pembuat peta berusaha membuat simbol yang sederhana, mudah di

gambar, tetapi cukup teliti untuk mencerminkan data. Bagi pengguna peta, simbol itu

harus jelas, mudah di baca, dan dapat di interpretasi baik arti maupun nilainya. Selain

itu simbol harus menarik dan kontras antara yang satu dan lainnya.

Saat praktikan mempelajari simbol-simbol peta berarti tidak sebagai

representasi permukaan bumi tetapi sebagai titik-titik, garis dan tanda-tanda, maka

praktikan akan menggetahui bahwa variasi dalam grafik inilah yang mengandung

makna bagi pembaca peta, seperti merasakan variasi besarnya perbedaan-perbedaan

alam.

Ketelitian suatu peta tergantung pada metode pemetaan, skala peta, sistem

proyeksi peta, bahan atau material peta, serta tujuan permetaan. Mengingat

pentingnya informasi tersebut, maka perlu diketahui oleh setiap pengguna peta

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

24

sehingga dapat menggunakan informasi tersebut sesuai keperluannya. Untuk

keperluan tersebut, informasi ini disajikan dibagian batas dan tepi peta sehingga

disebut informasi tepi peta dan bertujuan untuk memberikan informasi atas

keterangan mengenai isi muka peta.

G. Kesimpulan

Dalam melakukan praktek ini ada beberapa hal yang praktikan simpulkan,

yaitu:

a. Sebelum mengadakan praktikum, sebaiknya alat dan bahan yang diperlukan

dalam praktikum sudah lengkap hal ini bertujuan agar praktikum dapat

berjalan dengan lancar.

b. Praktikum mengenai desain peta harus di kerjakan dengan sangat hati-hati

dan teliti, agar diperoleh yang maksimal dan memuaskan.

c. Penggunaan rapidograph juga harus di perhatikan dan harus disesuaikan

dengan ukuran yang ada pada gambar acuan.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

25

DAFTAR PUSTAKA

Bambang nianto. 2004. “Kompetensi dasar Geografi”.Solo: PT Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri.

Panduan membaca peta, http.bakorsutanal.co.id/panduan-membaca-peta.pdf,

Diakses tanggal 03/12/2011

Sutrisno, (2009) ”Laporan Akhir Praktikum Kartografi”

Widyastuti, (2009) ”Modul Praktikum”.

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

26

MEMBACA PETA

A. Tujuan

Melatih praktikan untuk terampil dalam membaca peta dan mengetahui titik

koordinat suatu daerah sehingga dapat menetukkan letak daerah tersebut dalam

suatu peta.

B. Alat dan Bahan

a. Peta rupa bumi

b. Mistar

c. GPS ( Global Positioning System )

d. Mistar sablon

e. Alat tulis

C. Dasar Teori

Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi ke dalam bidang

yang dipilih dengan skala dan system proyeksi. Informasi yang dapat diekstrak dalam

peta: Informasi Geometris berupa posisi/lokasi, keruangan/spasial, Informasi

Semantik atau deskriptif berupa atribut peta dan karakteristik objek.

Sistem Koordinat perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam

koordinat adalah: Koordinat Geografis: Sumbu yang digunakan adalah garis bujur

(BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau kordinat yang

penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan

derajat, menit dan detik. Misalnya Co 120°32′ 12″BT 5°17′ 14″ LS. Untuk Koordinat

Grid: Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid.

Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

27

utara dan barat ke timur dari titik acuan. Untuk Koordinat Lokal: Untuk

memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat

garis-garis faring seperti grid pada peta

Prinsipnya, “menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta

dan menggunakan tehnik orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan”

untuk Titik awal: Kita harus tahu titik keberangkatan kita, baik itu dipeta maupun di

lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat koordinatnya. untuk Tanda Medan:

Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus, aliran sungai, tebing,

dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali tanda medan tersebut

dengan menginterprestasikan peta. Untuk Arah Kompas: Gunakan kompas untuk

melihat arah perjalanan kita. Apakah sesuai dengan arah punggungan atau sungai

yang kita susuri.

Penggunaan GPS (Global Positioning System):

a. Pengertian GPS (Global Positioning System)

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang

memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit

yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini

terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit

sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa

diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8

buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan

ketelitian sangat tinggi.

b. Cara Menggunakan GPS

Perangkat GPS menerima sinyal dari satelit dan kemudian melakukan

perhitungan sehingga pada tampilan umumnya kita dapat mengetahui posisi

(dalam lintang dan bujur), kecepatan, dan waktu. Disamping itu juga

informasi tambahan seperti jarak, dan waktu tempuh. Posisi yang ditampilkan

merupakan sistem referensi geodetik WGS-84 dan waktu merupakan referensi

USNO (U.S. Naval Observatory Time).

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

28

c. Fungsi dan Manfaat GPS

Fungsi dan manfaat GPS adalah sebagai berikut:

1. GPS sebagai Penunjuk Arah Kiblat

2. Militer

3. Navigasi

4. Sistem Informasi Geografis

5. Pemantau gempa

D. Cara kerja

a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum.

b. Meletakkan peta rupa bumi di atas bidang datar, kemudian menentukkan titik

koordinat sesuai dengan titik yang telah ditentukkan.

c. Menggunakan mistar dan alat penghitung untuk menetukkan titik koordinat.

d. Hasil pengukuran disertai dengan judul praktikum, sumber yang disalin, nama

dan nomor stambuk.

E. Hasil

Praktikum ini memperoleh hasil berupa letak daerah UNTAD yang diperoleh

dengan cara menentukkan titik koordinat.

F. Pembahasan

Peta rupabumi dapat berfungsi dengan baik bila seorang pemakai dapat

membaca informasi peta dengan mudah. Membaca peta merupakan suatu kegiatan

tahap awal di dalam menggunakan peta. Kegiatan ini tidak terbatas pada kemampuan

untuk menafsirkan simbol, teks, dan gambar saja namun perlu memahami

sepenuhnya terhadap keadaan lapangan yang digambarkan. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam membaca peta adalah:

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

29

a. Skala peta, erat kaitannya dengan ukuran geometri bumi, misalnya

b. Simbol, merupakan penggambaran dari kenampakan yang ada di permukaan

bumi.

c. Sistem koordinat, berkaitan dengan penentuan posisi obyek yang di lapangan.

d. Arah Utara, panduan arah ke target Utara di peta dan dipakai sebagai

penunjuk arah ke utara bila kita berada di lapangan.

Pada dasarnya dalam sebuah Peta Rupabumi Indonesia akan ditemui 2 (dua)

informasi, yaitu:

a. Muka peta, merupakan bagian pokok peta yang menunjukkan sejumlah obyek

yang ada di daerah tertentu dan termasuk informasi tersebut.

b. Informasi tepi peta, merupakan bagian peta yang berisi penjelasan secara

detil, yang dapat membantu menggunakan peta. perbandingan jarak di

lapangan dengan jarak di peta.

Pada dasarnya membaca peta merupakan cara untuk mengetahui letak atau

titik koordinat suatu tempat, serta unsur-unsur yang terdapat dalam peta sepeti judul,

simbol, skala, indeks peta, insert, legenda, dan sebagainya.

Selain itu, penggunaan GPS (Global Positioning System) sangat berperan

penting dalam menentukkan titik koordinat suatu tempat. Peta rupa bumi juga

dibutuhkan untuk mempraktekkan letak suatu wilyah yang koordinatnya diperoleh

dari GPS sebagai hasil yang paling akurat. Contohnya yaitu posisi wilayah UNTAD

dengan titik koordinat adalah: 119°53'16,4"BT sampai 0°49'49,6"LS, 119°53'514"BT

sampai 0°49'39,6"LS, 119°59'03,3"BT sampai 0°50'36,7"LS, 119°53'27,5"BT sampai

0°50'36,3"LS, dan diperoleh hasil wilayah UNTAD berada pada kelurahan Tondo.

Namun dalam pengerjaan praktikum ini, masih terhambat oleh beberapa kendala

antara lain :

1. Kurangnya GPS (Global Posisi System) yang dapat digunakan, sehingga

hanya diwakili saja.

2. Masih kurangnya pemahaman dalam praktikum ini.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

30

3. Kurangnya fasilitas yang memadai, seperti GPS (Global Posisi Syestem), dan

peta acuan/dasar (peta rupa bumi).

Dengan demikian, hasil yang diperoleh dari praktikum membaca peta, belum

sepenuhnya sempurna. Dikarenakan kurangnya fasilitas serta waktu yang kurang

cukup untuk melakukan pengerjaan praktikum ini. Namun, kemudahannya yaitu lebih

cepat memahami membaca peta. Sehingga dapat menentukkan titik letak suatu

tempat.

G. Kesimpulan

Dalam melakukan praktikum ini ada beberapa yang dapat praktikan

simpulkan, yaitu:

a. Pengetahuan membaca peta sangat penting dan mempunyai kegunaan besar

bagi praktikan.

b. GPS sangat bermanfaat dalam menentukan titik koordinat sehingga praktikan

dapat menentukan lokasi pada sebuah peta RBI.

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

31

DAFTAR PUSTAKA

Membaca peta, http://www.membaca peta./info/kartografi,

Diakses tanggal 20/012012

Global position system, http://www.GPS./peta,

Diakses tanggal 20/01/2012

Panduan membaca peta, http.bakorsutanal.co.id/panduan-membaca-peta.pdf,

Diakses tanggal 03/12/2011