Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

download Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

of 45

Transcript of Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    1/45

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI INDUSTRI

    Pengenalan Alat dan Pengenalan Media

    Oleh :

    Deddy Setiadi Kadir Madjid

    0711205027

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS UDAYANA2008

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    2/45

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. TUJUAN1. Mengenal peralatan-peralatan yang digunakaan dalam praktikum mikrobiologi

    industry dan mengetahui fungsi serta cara penggunaannya.

    2. Mengenal media-media yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi in-dustry dan mengetahui cara pembuatannya

    3. Memperkenalkan cara sterilisasi alat dan media dengan autoclave

    II. DASAR TEORI1. Pengenalan alat-alat mikrobiologi

    Pengetahuan mengenai cara-cara penggunaan peralatan yang akan dipakai

    merupakan hal yang sangat penting guna memperlancar dalam melakukan prak-

    tikum. Selain itu jua utnuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat kesalahan

    penggunaan atau menghindari terjadinya kerusakan alat-alat tersebut.

    Peralatan-peralatan yang digunakan untuk praktikum mikrobiologi industry

    adalah:

    Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi alat dan media Incubator merupakan alat yang digunakan utuk inkubasi mikroba agar dapat

    mencapai pertumbuhan optimal. Suhu/tempratur pada alat ini dapat dis-

    esuaikan dengan suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba tertentu.

    Laminar flow cabinet merupakan alat/tempat untuk pemindahan mikroba agardapat dilakukan secara aseptis.

    Pipet volume digunakan untuk mengambil atau memindahkan sejumlah

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    3/45

    Pipet mikro digunakan untuk memindahkan sejumlah volume tertentu bahanyang memerlukan ketelitian tinggi. Pipet ini mempunyai skala atau ukuran ter-

    tentu

    Pipet tetes. Pipet ini tidak mempunyai skala volume, sehingga hanya dapatdigunakan untuk memindahkan larutan/bahan yang tidak memerlukan keteli-

    tian yang tinggi

    Tabung reaksi merupakan tempat berlangsungnya proses pengenceran danatau untuk membiakkan mikroba.

    Rak tabung reaski digunakan sebagai tempat tabung reaksi. Cawan petri merupakan alat yang digunakan sebagai tempat untuk membiak-

    kan mikroba.

    Batang glass bengkok digunakan untuk membantu agar pekerjaan mikrobiolo-gi berlangsung aseptis.

    Jarum ose merupakan alat yang digunkan untuk memin-dahkan/menginokulasikan mikroba.

    Erlenmeyer digunakan sebagai tempat untuk membuat media Batang pengaduk kaca dugunankan untuk mengaduk larutan/media pada saat

    pemanasan.

    Vortex digunakan sebagai alat pengaduk atau pengocok suatu sus-pense/larutan

    Sentrifugase digunakan untuk memisahkan larutan dengan endapannya Evaporator digunakan utnuk memekatkan larutan dalam kondisi vakum. Water bath digunakan untuk memanaskan media agar suhunya tetap konstan. Shaker water bath seperti water bath, tetapi dilengkapi dengan alat pengaduk. Hot plate merupakan alat pemanas yang digunakan utnuk membuat media.

    Biasanya dilengkapi dengan magnetic stirrer untuk mengaduk supaya homog-

    eny.

    Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat mikroba. Gelas benda dan gelas penutup digunakan dalam membuat preparat untuk

    pengamatan di mikroskop.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    4/45

    Timbangan digunakan utnuk mengukur berat bahan Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume bahan cair dalam jumlah ter-

    tentu dengan tingkat ketelitian yang tidak terlalu tinggi.

    Lemari pendingin digunakan untuk menyimpan mikroba maupun bahan lainpada suhu 5-10 derajad celcius

    Freezer digunakan sebagai tempat untuk menyimpan mikroba maupun bahanlain pada suhu beku -18 sampai -20 derajad celcius

    PH-meter digunakan utnuk mengukur derajad keasaman suatu larutan Thermometer digunakan untuk mengukur suhu bahan Fermentor berfungsi untuk menyediakan lingkungan yang terkendali untuk

    pertumbuhan mikroba/campuran mikroba sehingga menghasilkan produk

    yang diinginkan

    Oven merupakan alat pengering peralatan dan bahan. Selain itu, jika suhunyadapat mencapai 180 derajad celcius dapat juaga digunakan sebagai alat steri-

    lisasi kering untuk mensterilkan peraalatan gelas

    Spektrofotometer dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan mikroba da-lam media cair dengan memperhitungkan tingkat kekeruhannya. Semakin

    keruh semakin tinggi konsentrasinya.

    Dalam praktikum mikrobiologi, pengerjaannya harus berlangsung secara

    aseptis untuk mencegah kontaminasi mikroba lain atau material lain yang tidak

    diinginkan. Sehingga peralatan, media, tempat kerja dan semua yang kerja aseptis

    antara lain :

    Alcohol 70% digunakan untuk mensanitasi tangan dan meja kerja sebelumdan sesudah bekerja.

    Spirtus sebagai bahan bakar lampu Bunsen untuk membakar jarum ose, muluttabung reaksi, petri dan alat-alat gelas lainnya

    Klorin digunakan untuk mensanisasi peralatan maupun rangan kerja.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    5/45

    2. Pengenalan dan pembuatan mediaMedia kultur dapat berupa atau terdiri dari bahan dimana secra uumum

    mikroba itu dapat tumbuh, misalnya dara, susu dan ikstrak tanah. Yang ter-

    penting, media kultur harus mengandung semua zat-zat yang diperlukan untuk

    pertumbuhan mikroba tersebut.

    Media yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba berisi zat hara serta ling-

    kungan pertumbuhan yang sesuai. Media untuk pertumbuhan mikroba dibedakan menjadi

    tiga macam, yaitu :

    Media cari biasa disebut broth, berupa nutrient yang dilarutkan dalam air.Media ini dapat digunakan untuk menumbuhkan atau membiakkan mikroba,

    misalnya nutrient broth, lactose broth dan lain-lain. Adanya pertumbuhan

    mikroba ditunjukkan dengan adanya kekeruhan.

    Media padat, dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada per-mukaannya sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung dan

    diisolasi. Media padat terdiri dari bahan nutrient yang dilarukan dalam air dit-

    ambah dengan agar untuk memadatkan media

    Media setengah padat (semisolid) yang mempunyai konsistensi diantara mediacair dan media padat (seperti jeli), karena konsentrasi agarnya lebih rendah

    dari media padat.

    Pada umumnya media mengandung air, sumber energy, zat hara sebagai

    sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hydrogen dan factor pertum-

    buhan seperti vitamin dan asam amino.selain itu juga Mikroba mempunyai pH

    minimum, maksimum dan optimum untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu da-lam persiapan media perlu dilakukan pengaturan pH, sehingga tercapai pH opti-

    mum untuk pertumbuhan mikroba yang diinginkan.

    Media lain yang mengandung beberaapa bahan dengan komposisi yang

    tidak tetap disebut media non sintetik. Contoh media non sintetik yaitu potato

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    6/45

    dextrose gar (PDA) yang mengantung kentang, glukosa, agar, air, dimana kom-

    posisinya tidak tetap.

    Pembuatan media dapat dilakukan dengan cara menimbang masing-masing

    komponen bahan kimia secara teliti kemudian mencampur, melarutkannya dalam

    air, mengatur pH, memasukkannya ke dalam tabung reaksi/Erlenmeyer dan

    mensterilkannya menggunakan autoclave pada suhu 121 derajad celcus dengan

    tekanan 15 lb selama 15 menit.

    Berbagai jenis media telah diperdagangkan dalam bentuk campuran

    lengkap dan dalam keadaan kering, sehingga dalam penggunaannya tinggal mel-

    arutkan dalam air dan mensterilisasi. Air yang digunakan untuk membuat media

    adalah air destilat.

    Media dapat dibuat dengan cara menambahkan agar. Agar berasal dari

    ganggang merah yang telah diperdagangkan dalam bentuk murni dan kering. Bi-

    asanya gar dicampurkan ke dalam media sebelum sterilisasi. Dan didinginkan

    kembali, agar akan memadat pada suhu kira-kira 42 derajad celcius. Media yang

    disimpan dalam keadaan padat. Dapat dicairkan kembali dengan cara memanas-

    kan wadah yang berisi media di dalam wasah yang berisi air mendidih selama

    beberapa menit. Media padat yang akan diinokulasikan dengan mikroba tertentu,

    harus ditunggu sampai media memadat dan harus dalam keadaan dingin. Jika

    media akan digunakan terlalu panas, maka sebagaian atau semua mikroba yang

    akan ditumbuhkan akan mati.

    3. Sterilisasi alat dan mediaMedia dan semua peralatan yang akan digunakan harus disteilisasi terlebih

    dahulu. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121 derajad celcius (15 lb) selama 15

    menit.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    7/45

    III. BAHAN DAN ALATBahan :

    1. Kapas2. Aluminium foil3. Aquades4. AlcoholAlat :

    1. Autoclave2. Timbangan3. Erlenmeyer4. Hot plate5. Magnetic strirer

    IV. CARA KERJAPengenalan alat

    Tugas : Perhatikan semua peralatan Mikrobiologi yang ada di laboratorium, kemudi-

    an catat nama alat, jelaskan fungsi dan cara kerja masing-masing alat tersebut.

    Pembuatan media

    1. Media ditimbang (sesuai petunjuk), dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dit-ambahkan aquades

    2. Dihomogenkan sambil dipanaskan dengan cara meletakkan pada hot plate danmasukkan magnetic stirrer. Setelah larutan homogeny, maka media siap untuk

    disterilisasi dan digunakan sesuai keperluan.

    a. Pembuatan agar miring Kurang lebih 5 ml media yang masih panas dimasukkan ke dalam ta-

    bung reaksi.

    Tabung reaksi disumbat dengan kapas dan kemudian disterilisasi.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    8/45

    Seterlah sterilisasi, tabung reaksi dikeluarkan dari autoclave dan dile-takkan dalam posisi miring, dibiarkan sampai semua media menjadi

    beku.

    b. Pembuatan agar tegak Kurang lebih 10 ml medium yang masih panas dimasukkan ke dalam

    tabung reaksi.

    Tabung raksi disumbat dengan kapas dan kemudian disterilisasi. Setelah sterilisasi, tabung reaksi dikeluarkan dari autoclave dan diletak-

    kan dalam posisi tegak, dibiarkan sampai semua media menjadi beku.

    c. Pembuatan media cair Kurang lebih 10 ml medium yang masih panas dimasukkan ke dalam

    tabung reaksi

    Tabung reaksi disumbat dengan kapas dan kemudian disterilisasi. Setelah sterilisasi. Tabung reaksi dikeluarkan dari autoclave dan dibiar-

    kan dingin.

    d. Pembuatan media agar dalam cawan petri Elenmeyer yang berisi media disumbat dengan kapas, kemudian disteri-

    lisasi.

    Erlenmeyer dikerluarkan dari autoclave dan digoyang-goyangkan.Biarkan sampai kurang lebih 45 derajad celcius

    Media dituan ke dalam petri secara aseptisCaranya:

    Leher Erlenmeyer dipegang dengan tangan kanan. Kapas penyumbat dicabut dan mulut tabung reaksi dibakar.

    Dengan tangan kiri tutup cawan petri steril dibuka dan dituan media kedalamnya sebanyak 15-20 ml dengan ketebalan 2-3 mm. tutup cawan

    petri dipegang sehingga menutupi sebagian cawan yang sedang diisi,

    untuk menghindari terjadinya kontaminasi.

    Cawan ditutup dengan segera.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    9/45

    Mulut Erlenmeyer dibakar kembali dan dituangkan medium sisanya kedalam cawan petri yang lain.

    Mulut Erlenmeyer dibakar kembali dan dituangkan medum sisanya kedalam cawan petri yang lain.

    Cawan-cawan yang berisi medium tidak boleh terganggu sampaii suhumencapai suhu ruang dan mediumnya membeku

    Semua media tersebut dapat langsung digunakan atau disimpan pada suhu

    4 derajad celcius. Ddalam keadaan ini media dapat disimpan sampai satu

    minggu. Tiga jenis media agar tersebut dapat dilihat pada gambar 1.

    (A) (B)

    (C)

    Gambar 1. Tiga jenis media agar padat : (A) agar tegak ; (B) Agar miring ;(C) Agar cawan.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    10/45

    Sterilisasi alat dan media

    1. Sebelum melakukan sterilisasi, periksa terlebih dahulu banyaknya air dalam auto-clave

    2. Maukkan media (dalam Erlenmeyer atau tabung reaksi yang sudah ditutup dengankapas) dan semua peralatan (sudah dibungkus dengan aluminium foil/kertas bu-

    ram) yang akan disterilkan ke dalam autoclave,, kemudian tutup dan kencangkan

    ulir penutupnya.

    3. Nyalakan api dan biarkan katup udara tetap terbuka sehingga semua udara di da-lam autoclave diganti oleh uap. Setelah semua udara di dalam autoclave diganti

    oleh uap, tutup katup uap atau udara.

    4. Pergantian udara dengan uap ini diikuti oelh peningkatan tekanan dan suhu. Padasaat tekanan mencapai 15 lb dan suhu meningkat 121 derajad celcius proses steri-

    lisasi dimulai. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan media dan alat sekitar

    15 menit.

    5. Setelah proses sterilisasi, api dimatikan dan tekanan dibiarkan turun, sehinggamencapai 0. Autoclave tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0, karena

    cairan di dalam tabung/labu dapat tumpah keluar disebabkan penurunan suhu

    yang mendadak.

    6. Buka tutup autoclave, kemudian media dan semua peralatan laboratorium dik-erluarkan dari autoclave. Perhatikan bahwa peralatan dan media yang baru dik-

    erluarkan dari autoclave bersuhu tinggi, sehingga dapat menimbulkan luka bakar.

    7. Seterlah suhu media dan peralatan menurun, maka media dan alat-alat tersebutsedah siap untuk digunakan.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    11/45

    V. HASIL DAN PENGAMATANDalam proses pembuatan media, dilakukan sebuah proses sterilisasi pada

    alat maupun media karena proses ini dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari

    luar, sehingga setiap melakukan penanaman mikroba setiap saat sebelum dan

    sesudah harus melakukan sterilisasi, karena jika terjadi kontaminasi maka proses

    penelitian dapat gagal. Yang tadinya ingin menumbuhkan mikroba akhirnya

    mikroba tersebut tidak tumbuh atau ada mikroba lain yang tidak dibutuhkan itu

    lebih mendominasi.

    Pergantian udara dengan uap ini diikuti oleh peningkatan tekanan dan su-

    hu. Pada saat tekanan mencapai 15 lb dan suhu meningkat 121 derajad celcius

    proses sterilisasi dimulai. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan media dan

    alat sekitar 15 menit.

    VI. KESIMPULANJadi dalam proses pembuatan media ini saya dapat menyimpulkan, dalam

    melakukan suatu kegiatan di laboratorium kita harus selalu melakukan sterilisasi

    dan membutuhkan ketelitian karena kesalahan kecil saja dapat mengkontaminasi

    penelitian yang kita buat. Dalam artian, Media dan semua peralatan yang akan

    digunakan harus disteilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi dilakukan pada suhu 121

    derajad celcius (15 lb) selama 15 menit, agar proses pembuatan media dapat

    berhasil.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    12/45

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI INDUSTRI

    Penanaman, Perhitungan, dan Isolasi Mikroba

    Oleh :

    Deddy Setiadi Kadir Madjid

    0711205027

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS UDAYANA2008

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    13/45

    II. PENANAMAN, PERHITUNGAN DAN ISOLASI MIKROBA

    A. TUJUAN1. Mempelajari cara penanaman mikroba.2. Menghitung jumlah mikroba (bakteri, kapang dan khamir) pada sampel.3. Melatih ketrampilan dalam mengisolasi mikroba.

    B. DASAR TEORIB.1. PENANAMAN MIKROBA

    Pada suatu mikroba perlu diperhatikan faktor nutrisi serta kebutuhan oksigen.cara me-

    numbuhkan mikroba yang anaerob selain itu cara penanaman mikroba yang tergantung dari

    tujuannya.

    B.2. PENGHITUNGAN JUMLAH MIKROBA

    Proses perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan cara langsung maupun tidak lang-

    sung. Perhitungan dengan cara langsung di lakukan dengan cara menghitung jumlah mikroba

    yang tampak pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop (direct microscopic count)

    atau dapat juga menggunakan alat menghitung partikel elektronik (coulter counter). Dengan

    cara ini diperoleh tambahan informasi mengenai ukuran dan morfologi mikroba yang dihi-

    tung. Jumlah sel yang diperoleh dengan cara ini merupakan jumlah sel yang hidup dan yang

    mati.

    Cara ini di pakai untuk menentukan mikroba yang hidup. Mikroba di katakana hidup jika

    dari satu sel mikroba dapat membentuk satu koloni pada media padat. Pada cara perhitungan

    ini di asumsikan bahwa setiap satu sel bakteri akan menghasilkan satu koloni. Dengan

    demikian jumlah sel yang tumbuh merupakan jumlah sel yang hidup yang ada dalam suatu

    sampel. Pelaksanaan cara inidi awali dengan melakukan suatu seri pengenceran dengan

    kelipatan 10 dari sampel yang akan di periksa, kemudian dari masing-masing pengenceran di

    ambil 0,1 ml atau 1 ml dan di inokulasikan kecawan petri yang berisi media agar yang sesuai.

    Untuk memperkecil kesalahan, inokulasi ke media agar dilakukan dengan duplo atau triplo

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    14/45

    untuk setiap mengenceran, sehingga diperoleh jumlah rata-rata koloni setiap pengenceran.

    Untuk mempermudah perhitungan di gunakan alat Quebec colony counter. Koloni dapat di

    hitung jika jumlahnya berkisar antara 30-300 koloni. Dari jumlah rata-rata koloni tiap pen-

    genceran tersebut dapat ditentukan jumlah mikroba tiap ml atau gram sampel setelah

    dikalikan factor pengencerannya. Ada beberapa metode yang dikenal untuk melakukan

    penghitungan dengan cara ini, yaitu:

    Plate Count (Spread Plates atau Metode Sebar) atau dikenal dengan Angka LempengTotal, disini sampel/bahan sebanyak 0,1 ml dituang pada permukaan media agar yang

    sudah memadat dalam cawan petri, kemudian sampel di ratakan di atas permukaan

    media tersebut dengan menggunakan batang glass bengkok.

    Total Count (Pour Plates atau Metoda Tuang), sampel di pipet lalu di taruh dalamcawing petri kosong steril, kemudian dituangi dengan media agar yang mencair ( su-

    hu 45c) dan selanjutnya di goyang-goyangkan agar tercampur merata dengan

    kemudian di biarkan memadat. Cara ini dapat dipergunakan untuk bakteri aerob mau-

    pun anaerob.

    Thin-layer Plates, sejumlah sampel dimasukkan ke dalam tabung berisi medium agaryang mencair (jumlah medium 2,5 - 3,5 ml dengan kadar agar 0.6 0.7 %) ; setelah

    di homogenkan kemudian di tuang kedalam cawan petri yang sudah berisi medium

    agar yabg memadat dan biarkan lapisan tipis ini memadat.

    Layered Plates; pada prinsipnya sama seperti Thin-layer Plate hanya pada cara ini ditambahkan lagi 1 lapis agar steril.

    Cara lain untuk menghitung jumlah sel adalah denga cara menyaring contoh yang

    akan diperiksa melalui suatu membran, kemudian mebran tersebut ditempelkan

    pada permukaan kultur dan inkubasikan. Mikroba yang tertahan pada membrane

    akan tumbuh menghasilkan koloni-koloni.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    15/45

    B.3. ISOLASI MIKROBA

    Isolasi merupakan sebuah proses pemisahan satu spesies mikroba dari kelompok mikroba

    atau spesies lainnya tujuan dari pemisahan ini adalah untuk mempelajari sifar-sifat, pertum-

    buhan dan aktifitas mikroba. Hasil dari proses isolasi adalah suatu spesies mikroba yang

    disebut isolate. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang mikroba (isolate) tersebut, ,aka diper-

    lukan suatu populasi dari isolate (di sebut kultur/biakan). Untuk mendapatkan populasi ini

    dilakukan proses kultivasi, yaitu proses untuk menumbuhkan/membiakan mikroba dalam

    lingkungan buatan (menggunakan media kultur) di dalam kondisi laboratorium. Isolate yang

    di gunakan untuk memperbanyak mikroba tersebut inokulum.

    Kultur murni adalah biakan (kultur) yang mengandung 1 spesies mikroba sedangkan kul-

    tur campurtan adalah biakan yang mengandung lebih dari 1 spesies mikroba. Ada juga yang

    di sebut dengan kultur 2 campuran (two membered culture) yaitu 2 spesies mikroba yang

    sengaja di tumbuhkan/dibiakkan dan pelihara sedemikian rupa, sehingga saling terkait satu

    sama lainnya.

    Untuk mempertahankan kultur murni, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

    1. Seluruh material dengan berhubungan langsung denga mikroba harus steril2. Seluruh media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba harus steril.3. Tidak ada kontamina yang masuk dan tumbuh.

    Metoda yang digunakan untuk memelihara kultur murni di sebut metoda aseptis. Hal-hal

    yang perlu diperhatikan dalam metoda ini adalah:

    1. Jangan menggunakan ose yang belum steril untuk mengambil kultur tujuannyauntuk mencegah terjadi kontaminasi yang di bawa oleh ose.

    2. Mulut tabung harus di panaskan baik pada saat ose akan dimasukkan atau setelahdikeluarkan dari tabung. Pemanasan pertama dimaksudkan untuk mencegah ma-

    suknya udara luar yang membawa partikel debu ke tabung. Sedangkan pemanasan

    ke dua adalah untuk membakar sel-sel yang jatuh atau menempel pada mulut ta-

    bung saat ose di masukkan atau di keluarkan.

    3. Tabung terbuka harus dalam waktu sesingkat-singkatnya.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    16/45

    4. Jangan menempatkan tutup tabung pada permukaan area pekerjaan atau menyen-tuhnya. Tutup tabung dijaga agar tidak bersentuhan tempat-tempat sumber kon-

    tanminan.

    5. Ose yang sudah digunakan harus disterilkan untuk mencegah kontaminasi mejapekerja.

    Dengan cara ini setiap sel akan tumbuh membentuk koloni, sehingga akan mudah

    memisahkannya. Secara umum setiap mikroba yang berbeda sifat geneticnya akan memben-

    tuk koloni dengan karakter yang berbeda, baik ukuran, bentuk, warna dan bau koloninya. Hal

    yang penting dalam melakukan isolasi adalah bahwa koloni yang akan diambil harus terpisah

    dengan koloni lainnya. Jadi goresan yang dibuat harus dapat menghasilkan koloni yang

    terpisah-pisah sehingga akan mudah untuk diisolasi dan diidentifikasi.

    Ada beberapa teknik goresan untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu:

    Streak Culture, pada teknik ini dibuat beberapa goresan terputus dengan ose padapermukaan agar (Gambar 2.A).

    Streak Dilution Technique, sangat baik untuk mendapatkan koloni tunggalterpisah. Pada teknik ini goresan tidak di buat terputus pada kira-kira dari per-

    mukaan agar cawan petri, selanjutnya ose dinakar kembali, di biarkan dingin dan

    kemudian di buat goresan kedua dengan menyentuh goresan akhir dari goresan

    pertama.dengan seterusnya sampai goresan keepat (Gambar 2.B). Spot Inoculation, Teknik ini biasanya dilakukan pada media padat dalam tabung

    reaksi, yaitu dengan melakukan ose yang lurus dan di tusukkan ke dalam media

    (Gambar 2.C).

    Lawn Culture, suspense mikroba diambil dengan menggunakan pipet, kemudiandi tuang ke media padat dan disebar dengan batang gelas bengkok (Gambar 2.D).

    C. Alat Dan Bahan

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    17/45

    Bahan : sampel makanan/minuman (yakult, tempe dan tape), aquades. Alat : - Pipet volume ukuran 1 ml sebanyak 7 buah untuk setiap kelompok.

    - Lima tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril (untuk sampel air), diberitanda sesuai dengan pengencerannya yaitu : 10

    -1, 10

    -2, 10

    -3, 10

    4dan 10

    5.

    - Delapan cawan petri steril. Setiap dua cawan petri di beri nama ke-lompok, nama sampel, tanggal sampel, tanggal, nomor ulangan dan pen-

    gencerannya, yaitu 10-4

    , 10-5

    , 10-6

    dan control.

    - Batang glass bengkok steril, jarum ose, Bunsen, autoclave, incubator,Quebec colony counter.

    Gambar 2. Teknik penggoresan pada permukaan media padat : (A) streak culture; (B) Streak

    Dilution Technique; (C) Spot Inoculation; (D) Lawn culture dengan Swab.

    D. Cara KerjaD.1. Penanaman dan perhitungan jumlah mikroba

    Metode ; Plate Count (Spread Plate)1. Dibuat media Nutrient agar (NA) untuk sampel yakult dan patato Dextrosa agar

    (PDA) untuk sampel tape dan tempe. Pembuatan media sebaiknya di lakukan sehari

    sebelum media di gunakan, untuk meyakinkan ada tidaknya kontaminasi pada media

    sebelum di gunakan.

    2. Secara aseptis di timbang 10 gram sampel padan dan di masuukan ke dalam 90 mlaquades steril. Bila sampelnya cair, maka secara aseptis pipet 1 ml sampel (dengan

    pipet pertama) dan di masukkan ke dalam 9 ml aquades steril. Di kocok hingga ho-

    mogeny. Dengan demikian telah di peroleh pengenceran 10-1. Pipet pertama di sing-

    kirkan.

    3. Dengan menggunakan pipet kedua di ambil 1 ml suspense 10-1, kemudian di tuang ketabung pengenceran 10

    -2, di kocok hingga homogeny. Pipet kedua disingkirkan.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    18/45

    4. Dengan menggunakan pipet ketiga di ambil 1ml suspense 10 -2, kemudian di tuang ketabung pengenceran 10

    -3, di kocok hingga homogeny. Pipet ketiga di singkirkan.

    5. Dengan menggunakan pipet keempat di ambil 1 ml suspense 10 -3, kemudian di tuangke tabung pengenceran 10

    -4, di kocok hingga homogen. Selanjutnya masih dengan pi-

    pet yang sama. Di ambil 0,1 ml suspense 10-3

    dan di tuangkan pada media padat da-

    lam cawan perti pertama yang bertanda pengenceran 10-4

    . Dan masih dengan pipet

    yang sama, di ambil 0,1 ml suspense 10-3

    dan di tuangkan pada media padat dan ca-

    wan petri kedua yang bertanda pengenceran 10-4

    (sebagai ulangan). Pipet keempat di

    singkirkan. Ambil batang glass bengkok steril, gunakan untuk menyebar-

    kan/meratakan suspense pada media padat. Cawan petri di tutup dan di biarkan sela-

    ma 5 menit agar cairan suspense terserap seluruhnya oleh medium dan permukaan

    medium tampak kering.

    6. Dengan menggunakan pipet kelima diambil 1 ml suspense 10-4, kemudian di tu-angkan ketabung pengenceran 10

    -5, dikocok hingga homogen. Selanjutnya masih

    dengan pipet yang sama, diambil 0,1 ml suspense 10-4

    dan di tuangkan pada media

    padat dalam cawan petri pertama yang bertanda pengenceran 10-5

    . Dan masih dengan

    pipet yang sama, di ambil 0.1 ml suspense 10-4

    dan di tuangkan pada media padat da-

    lam cawan petri kedua yang bertanda pengenceran 10-5

    (sebagai ulangan). Pipet

    kelima di singkirkan. Ambil batang glass bengkok steril, gunakan untuk menyebar-

    kan/meratakan suspense pada media padat. Cawan petri di tutup dan di biarkan sela-

    ma 5 menit agar cairan suspense terserap selurunya oleh medium dan permukaan me-

    dium tampak kering.

    7. Dengan menggunakan pipet keenam diambil 0,1 ml suspense 10-5, kemudian di tu-angkan pada media padat dalam cawan pertama yang bertanda pengenceran 10

    -6.

    Dikocok hingga homogen. Selanjutnya masih dengan pipet yang sama, diambil 0,1 ml

    suspense 10-5

    dan di tuangkan pada media padat dalam cawan petri pertama yang ber-

    tanda pengenceran 10-6 (sebagai ulangan). Pipet keenam di singkirkan. Ambil batang

    glass bengkok steril, gunakan untuk menyebarkan/meratakan suspense pada media

    padat. Cawan petri di tutup dan di biarkan selama 5 menit agar cairan suspense

    terserap selurunya oleh medium dan permukaan medium tampak kering.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    19/45

    8. Untuk control, diinokulasikan 0,1 ml larutan pengenceran pada media padat denganmenggunakan pipet ketujuh. Ambil batang glass bengkok steril, gunakan untuk me-

    nyebarkan/meratakan suspense pada media padat. Cawan petri di tutup dan di biarkan

    selama 5 menit agar cairan suspense terserap selurunya oleh medium dan permukaan

    medium tampak kering.

    9. Setelah semua selesai, cawan petri di inkubasi pada suhu 37c selama 24 jam denganposisi terbalik.

    10.Setelah inkubasi, lakukan pengamatan dan jumlah pada masing-masing cawan petri dihitung dengan di bantu alat Quebec colony counter. Hitung rata-rata jumlah koloni

    setiap pengenceran dan hasilnya di perhitungkan untuk setiap ml suspense sampel.

    Jumlah mikroba ml per ml atau per gram sampel rata-rata jumlah koloni pada cawan

    yang pengencerannya sama (ulangannya) dikalikan factor pengencerannya (harga ke-

    balikan dari pengenceran yang di gunakan).

    Rumus Perhitungan :

    Jumlah sel per-ml atau per-gram sampel (cfu/g atau cfu/ml) =

    Jumlah koloni X Faktor Pengenceran

    Keterangan :

    Cfu ; coloni forming unit

    Tahap-tahap penanaman dan penghitungan mikroba dengan menggunakan metode plate

    count (spread plate) dapat dilihat pada gambar 3.

    1ml 1ml 1ml 1ml

    10-1

    10-2

    10-3

    10-4

    10-5

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    20/45

    0,1 ml 0,1 ml 0,1 ml

    10-4

    10-5

    10-6

    10-4

    10-5

    10-6

    Didiamkan selama 5 menit,

    Kemudian diinkubasi pada

    Suhu 37oc selama 24 jam

    Dengan posisi terbalik

    Gambar 3. Tahap-tahap penanaman dan penghitungan mikroba dengan menggunakan metode

    plate count (spread plate).

    Metode : Total count (Pour plates)

    1. Secara aseptis di timbang 10 gram sampel padan dan di masuukan ke dalam 90 mlaquades steril. Bila sampelnya cair, maka secara aseptis pipet 1 ml sampel

    (dengan pipet pertama) dan di masukkan ke dalam 9 ml aquades steril. Di kocok

    hingga homogeny. Dengan demikian telah di peroleh pengenceran 10-1

    . Pipet per-

    tama di singkirkan.

    2. Dengan menggunakan pipet kedua di ambil 1 ml suspense 10-1, kemudian di tu-ang ke tabung pengenceran 10

    -2, di kocok hingga homogeny. Pipet kedua dising-

    kirkan.

    3. Dengan menggunakan pipet ketiga di ambil 1ml suspense 10-2, kemudian di tuangke tabung pengenceran 10

    -3, di kocok hingga homogeny. Pipet ketiga di singkir-

    kan.

    Disebar

    menggunakan ba-tang glass bengkok

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    21/45

    4. Dengan menggunakan pipet keempat di ambil 1 ml suspense 10 -3, kemudian dituang ke tabung pengenceran 10

    -4, di kocok hingga homogen. Selanjutnya masih

    dengan pipet yang sama. Di ambil 1 ml suspense 10-3

    dan di tuangkan pada cawan

    perti pertama yang bertanda pengenceran 10-3

    . Dan masih dengan pipet yang sa-

    ma, di ambil 1 ml suspense 10-3

    dan di tuangkan pada cawan petri kedua yang

    bertanda pengenceran 10-3

    (sebagai ulangan). Pipet keempat di singkirkan.

    5. Dengan menggunakan pipet kelima diambil 1 ml suspense 10-4, kemudian di tu-angkan ketabung pengenceran 10

    -5, dikocok hingga homogen. Selanjutnya masih

    dengan pipet yang sama, diambil 1 ml suspense 10-4

    dan di tuangkan pada cawan

    petri pertama yang bertanda pengenceran 10-4

    . Dan masih dengan pipet yang sa-

    ma, di ambil 1 ml suspense 10-4

    dan di tuangkan pada media padat dalam cawan

    petri kedua yang bertanda pengenceran 10-4 (sebagai ulangan). Pipet kelima di

    singkirkan.

    6. Dengan menggunakan pipet keenam diambil 1 ml suspense 10-5, kemudian di tu-angkan pada cawan pertama yang bertanda pengenceran 10

    -5. Dikocok hingga

    homogen. Selanjutnya masih dengan pipet yang sama, diambil 1 ml suspense 10-5

    dan di tuangkan pada media padat dalam cawan petri pertama yang bertanda pen-

    genceran 10-5

    (sebagai ulangan). Pipet keenam di singkirkan.

    7. Untuk control, inokulasikan 1ml larutan pengenceran pada media padat denganmenggunakan pipet ketujuh.

    8. Kemudian dituang media nutrient agar untuk sampel yakult dan potato dextroseagar untuk sampel tape dan tempe yang steril dan suhunya sudah mencapai 45-50

    oc ke dalam semua cawan petri sebanyak 15-20 ml (ketebalan 2-3 mm). agar sus-

    pense campuran homogen, cawan petri diputar-putar membentuk angka delapan

    di atas meja. Dan dibiarkan sampai media menjadi padat.

    9. Setelah semua selesai, cawan petri di inkubasi pada suhu 37c selama 24 jamdengan posisi terbalik.

    10.Setelah inkubasi, lakukan pengamatan dan jumlah pada masing-masing cawan pe-tri di hitung dengan di bantu alat Quebec colony counter. Hitung rata-rata jumlah

    koloni setiap pengenceran dan hasilnya di perhitungkan untuk setiap ml suspense

    sampel. Jumlah mikroba ml per ml atau per gram sampel rata-rata jumlah koloni

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    22/45

    pada cawan yang pengencerannya sama (ulangannya) dikalikan satu per volume

    inokulum di kali pengencerannya.

    Rumus Perhitungan :

    Jumlah sel per-ml atau per-gram sampel (cfu/g atau cfu/ml)=

    1

    Jumlah koloni x

    Volume inolulum z pengenceran

    Keterangan :

    Cfu : koloni forming unit

    Tahap-tahap penanaman dan perhitungan mikroba dengan menggunakan metode total

    count dapat dilihat pada gambar 4.

    1 ml 1 ml 1 ml 1 ml

    10-1

    10-2

    10-3

    10-4

    10-5

    1 ml 1 ml 1 ml

    10-3

    10-4

    10-5

    10-3

    10-4

    10-5

    Di goyang-goyangkan di atas meja dan kemudan dibiarkan media memadat

    Disebar

    menggunakan ba-

    tang glass bengkok

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    23/45

    Pada tahap terakhir media di simpan dalam inkubasi dengan posisi terbalik selama 24 jam

    dengan suhu 37oc

    Gambar 4. Tahap-tahap penanaman dan penghitungan mikroba dengan menggunakan metode

    total count

    D.2. Isolasi Mikroba

    Metode : Teknik goresan

    1. Disiapkan kultur mikroba (hasil penanaman 2 hari sebelumnya).2. Ose di pijarkan di atas Bunsen dan di tunggu sampai dingin, kemudian di

    ambil satu ose suspense mikroba.

    3. Ose di goreskan pada permukaan Nutrien agar untuk bakteri (sampel ya-kult) dan pada potato Dextrosa agar untuk kapang dan khamir (tempe an

    tape), di mulai dari bagian pinggir cawan petri, secara tidak terputus di

    gerakkan ke kiri dank e kanan sampai seluas luas permukaan media.

    4. Ose dipijarkan lagi, didinginkan sambil posisi cawan di putar sedikit kearah kiri (lawan jarum jam). Kemudian di goreskan dengan awal goresan-

    menyentuh akhir dari goresan pertama (arah goresan kedua menyilang dari

    goresan pertama). Lakukan demikian seterusnya untuk goresan ketiga dan

    keempat ose harus selalu di bakara sebelum di gunakakan menggores.

    Selama melakukan penggoresan, petri harus dekat dengan api dan tutup

    cawan di buka seperlunya saja.

    5. Diinkubasi pada suhu 37C, selama 24 jam.6. Amati pertumbuhan mikroba.Tahap-tahap isolasi mikroba dengan menggunakan metode cawan gores dapat

    di liha pada gambar 5.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    24/45

    Berasal dari goresan

    pertama

    Jarum ose dibakar,

    (A) kemudian (B)dipanaskan

    goresan pertama

    jarum ose dibakar,

    (D) Kemudian (C)

    dipanaskan

    gambar 5. Tahap-tahap isolasi mikroba dengan menggunakan metode cawan gores (A) goresan

    pertama ; (B) goresan kedua yang berasal dari goresan pertama; (C) goresan ketiga yang berasal

    dari goresan kedua; (D) goresan ketiga yang berasal dari goresan ketiga.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    25/45

    E. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penanaman dan perhitungan jumlah mikroba

    Pada proses pembuatan media menggunakan agar(NA) harus sebaiknya dilakukan sehari

    sebelum media diguanakan, karena untuk meyakinkan ada tidaknya kontaminasi pada media

    sebelum digunakan. Pada saat penimbangan harus dilakukan secara aseptis dan menggunakan

    aquades karena pada aquades kandungan bahannya aman. Saat sespense dituan ke tabung pen-

    genceran harus dikocok hingga homogen supaya suspense merata. pada saat suspense di sebar-

    kan di media padat cawan petri harus ditutup selama 5 menit agar semua cairan suspense terserap

    seluruhnya dan permukaan medium menjadi kering. Setelah cairan suspense selesai terserap dan

    kering, cawan petri diinkubasi pada suhu 37oselama 24 jam dengan posisi terbalik. Cawan petri

    disimpan pada suhu 37o karena mikroba dapat tumbuh pada suhu itu. Dan jika lebih maka

    mikroba dapat mati.

    Rumus Perhitungan :

    Jumlah sel per-ml atau per-gram sampel (cfu/g atau cfu/ml) =

    Jumlah koloni X Faktor Pengenceran

    Keterangan :

    Cfu ; coloni forming unit

    Jumlah mikroba ml per ml atau per gram sampel rata-rata jumlah koloni pada ca-

    wan yang pengencerannya sama (ulangannya) dikalikan satu per volume inoku-

    lum di kali pengencerannya.

    Rumus Perhitungan :

    Jumlah sel per-ml atau per-gram sampel (cfu/g atau cfu/ml)=

    1

    Jumlah koloni x

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    26/45

    Volume inolulum z pengenceran

    Keterangan :

    Cfu : koloni forming unit

    Metode : Teknik goresan

    Pada saat melakukan kultur mikroba, jarum ose yang digunakan harus dipijarkan

    dulu di atas bunsen dan tunggu sampai dingin, ini dilakukan agar nutrien yang diambil tidak ter-

    kontaminasi. Pada saat melakukan penggoresan petri harus tetap dekat dengan api dan tutup ca-

    wan dibuka seperlunya saja. Agar pada saat penggoresan tidak ada yang mengkontaminasi baik

    dari alat itu sendiri ataupun dari udara.

    F. KESIMPULANJumlah mikroba ml per ml atau per gram sampel rata-rata jumlah koloni pada ca-

    wan yang pengencerannya sama (ulangannya) dikalikan factor pengencerannya (harga

    kebalikan dari pengenceran yang di gunakan).

    Rumus Perhitungan :

    Jumlah sel per-ml atau per-gram sampel (cfu/g atau cfu/ml)=

    1

    Jumlah koloni x

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    27/45

    Volume inolulum z pengenceran

    Keterangan :

    Cfu : koloni forming unit

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI INDUSTRI

    Pengenalan Mikroba

    Oleh :

    Deddy Setiadi Kadir Madjid

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    28/45

    0711205027

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2008

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. TUJUAN1. Melatih keterampilan membuat preparat untuk pengamatan mikroba di mikroskop2. Dapat membedakan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif dengan pewarnaan

    gram.

    3. Mengetahui bentuk morfologi kapan dan khamir.

    II. DASAR TEORI1. Pewarnaan gram

    Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikro-

    ba dengan sekelilingnya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan

    pengamatan sruktur sel seperti spora, flagella dan bahan inklusi yang mengan-

    dung zat pati dan granula fostat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah

    satu struktur sel disebut pewarnaan khusus, sedangkan pewarnaan yang

    diggunakan untuk memilahkaan mikroba disebut pewarnaan diferensial. Contoh

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    29/45

    pewarnaan diferensial adalah pewarnaan gram dan pewarnaan ziehl-neelsen.

    Dalam praktikum ini akan dibahas cara pewarnaan.

    Pewarnaan gram mula-mula dikembangkan oleh ahli histology Christian

    gram (1984) dan kemudian disempurnakan oleh ahli-ahli lain. Pewarnaan gram

    meliputi empat tingkatan, yaitu ;

    Pemberian cat utama(larutan cat Kristal violet, warna untu).Pengintensifan car utama dengan menambahkan larutan mordan (larutan

    iodine).

    Pencucian (dekolorisasi) dengan larutan alcohol.Pemberian car penutup (cat lawan, counterstain) larutan cat safranin yangberwaarna merah.

    Bakteri gram-positif adalah bakteri yang mengikat cat utama dengan kuat,

    sehingga tidak dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak lagi diwarnai lagi oleh

    cat lawan. Pada pengamatan mokroskopik sel-sel bakteri ini tampak berwarna

    biru ungu (violet). Sedangkan bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak

    dapat mengikat cat utama dengan kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur

    dan dapat diwarnai oleh cat lawan. Pada pengamatan mikroskopik sel-sel bak-

    teri tampak berwarna merah. Selain itu ada pula bakteri-bakteri yang bersifat

    gram variable. Bakteri-bakteri ini mempunyai sifat intermediet antara gram-

    positif dan gram-nnegatif.

    Perbedaan sifat bakteri gram-positif dan gram-negatif tidak mulak tegas

    dan spesifik, tapi masih tergantung pada beberapa factor yang dapat menyebab-

    kan variasi dalam pewarnaan gram. Factor-faktor tersebut antara lain:

    Perubahan keasamanApabila pH turun kemungkinan bakteri Gram-positif dapat berubah men-

    jadi Gram-negatif, sebaliknya apabila pH naik ada kemungkinan bakteri

    Gram-negatif dapat berubah menjadi gram-positif.

    Penyimpanan cara pewarnaan

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    30/45

    Misalnya pencucian yang terlalu lama dengan alcohol dapat menyebabkan

    bakteri gram-positif memberikan hasil seperti graam-negatif

    Faktor mediumMedium misalnya bakteri gram-positif yang lemah apabila terlalu lama di-

    tumbuhkan di dalam medum yang mengandung bahan yang mudah direr-

    mentasi dapat berubah menjadi gram-negatif.

    Umur bakteriBakteri gram-positif yang telah tua atau kekurangan makan akan dapat

    berubah menjadi gram-negatif

    Perlakuan khususBakteri gram-positif yang bagian sel-selnya (macam-macam lemak, kar-

    bohidrat dan protein) dihilangkan dengan melarutkan dalam air panans,

    eter atau larutan ribonuklease dapat berubah menjadi gram-negatif bakteri

    gram-negatif apabila ditambah dengan larutan pekat DNA dapat berubah

    menjadi gram-positif

    Mekanisme pewarnaan gram

    Dinding sel dan membrane sitoplasma bakteri gram-positif mempunyai

    afinitas yang besar terhadap kompleks cat Kristal violet dan iodium, sedangkanpada bakteri gram-negatif afinitasnya sangat kecil. Perbedaan sifat fisik dan

    kimia dinding sel dan membrane sitoplasma ini memegang perannan penting

    dalam menentukan sifat gram, tetapi sampai sejauh mana pengaruh tersebut be-

    lum diketahui dengan jelas.

    larutan Kristal violet dan iodium menembus sel-sel bakteri gram-positif

    maupun sel-sel bakteri gram-negatif. Pada sel bakteri gram-positif zatzat ini

    membentuk suatu senyawa yang sukar larut dalam peluntur (alcohol). Hal initidak terjadi pada sel bakteri gram-negatif, akibatnya cat dapat dilunturkan. Pa-

    da pemberian cat penutup (cat lawan), sel bakteri gram-positif tidak diwarnai

    sehingga warnanya kontras terhadap cat pertama.

    2. Kapang dan Khamir

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    31/45

    Perbedaan utama adalah bahwa khamir merupakan sel tunggal sedangkan

    kapan bersel ganda. Kapang membentuk filament panjang yang disebut hifa

    dan merupakan cirri utama fungi. Koloni fungi yang merupakan masa hifa

    disebut miselium. Hifa mempunyai 2 struktur yaitu bersepta dan tidak bersepta.

    Menurut fungsinya ada 2 tipe hifa, yaitu :

    Hifa fertile, yaitu hifa yang dapat membentuk sel-sel produktif atau badanbuah (spora-spora). Biasanya arah tumbuhnya ke atas sebagai hifa udara.

    Hifa begetatif, yaitu hifa yang berfungsi mencari makanan ke dalam sub-strat.

    Hifa dapat membentuk struktur reproduksi yang disebut spora. Konidia

    merupakan contoh spora aseksual. Dinding sel fungi mengandung khitin yang

    merupakan komponen utama dinding sel.

    Khamir merupakan uniseluler yang mikroskopik dan bereproduksi melalui

    pertunasan pembelahan sel. Bentuk koloni khamir sering kali mirip dengan

    bakteri. Ukuran khamir 4-20 kali lebih besar dari pada ukuran bakteri, yaitu

    berkisar antara1-9 *2-20 um, tergantung pada spesiesnya. Bentuk khamir ber-

    macam-macam, yaitu bulat, bulat telor, silindris, seperti sosis dan sebagainya.

    Beberapa khamir dapat mengalami dimorfisme, yaitu dapat membentuk fase Y

    (yeast/kamir, bentuk sel tunggal) dan fase F (filament, bentuk benang). Khamirtidak mempunyai flagella sehingga tidak dapat bergerak aktif.

    III. BAHAN DAN ALAT Bahan : biarkan mikroba yang telah siap dianalisa (pada media padat yang

    sudah berumur 24 jam), larutan cat Kristal violet, larutan iodine, larutan

    pencuci/alcohol, larutan safranin, aquades, larutan cat methylene blue 0,01%

    dan PDA

    Alat : mikroskop, gelas benda dan gelas penutup, bunseen, jarum ose,pipet tetes, cawan petri dan incubator

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    32/45

    IV. CARA KERJApewarnaan gram

    1. Gelas benda dibersihkan dengan alcohol hingga bebas lemak, dipanaskan di atasnyala lampu Bunsen dan kemudian ditetesi dengan aquades 2-3 tetes.

    2. Diambil secara aseptic 1 ose suspense bakteri dan diletakkan pada gelas benda,kemudian disebar dan diratakan seluas kurang lebih 1 cm persegi

    3. Dikeringanginkan dan selanjutnya dilakukan fiksasi di atas nyala lampu Bunsen.4. Setelah dingin dibubuhkan cat utama (cat Kristal violet) sebanyak 2-3 tetes dan

    dibiarkan selama 1 menit.

    5. Dicuci dengan air mengalir kemudian dikeringanginkan.6. Ditetesi dengan larutan iodine dan dibiarkan selama 1 menit, dicuci dengan air

    mengalir dan dikeringanginkan.

    7. Kemudian dicuci dengan larutan pencuci (alcohol) selama kurang lebih 30 detikselanjutnya dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan.

    8. Diberi larutan cat penutup (safranin) selama 2 menit9. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan10.Amati preparat menggunakan mikroskop pembesaran kuat dengan minyak imersi.

    Bakteri gram-positif berwarna violet, gram-negatif berwarna merah dan gram var-

    iable dapat berwarna merah dan atau violet.

    Metode slide culture

    1. Dibuat media PDA pada cawan petri dengan ketebalan 0,1 mm, setelah membekudibagi menjadi petak-petak kecil (1 mm persegi) degnan menggunakan gelas pe-

    nutup yang steril2. Gelas benda dibersihkan dengan alcohol sehingga bebas dari lemak dan debu,

    kemudian disterilkan di atas api Bunsen. Dengan gelas penutup diambil 1 petak

    media PDA dan diletakkan di bagian tengah gelas benda.

    3. Dengan jarum ose diambil 1 ose kultur kapang dan diletakkan dengan hati-hati diatas media PDA (media tidak boleh retak)

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    33/45

    4. Gelas penutup dibersihkan dengan alcohol kemudain dipanaskan di atas api Bun-sen dan setelah dingin diletakkan di atas media yang telah diinokulasi dengan kul-

    tur

    5. Preparat dimasukkan ke dalam cawan petri steril dan untuk menjaga kelemba-bannya diletakkan kapas (steril) yang dibasahi dengan aquades

    6. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan sedang.

    Pengamatan Khamir

    1. Gelas benda dan gelas penutup dibersihkan dengan alcohol sampai bebas lemakdan debu.

    2. Diambil satu tetes larutan cat mehtylene blue dan diletakkan di tengah-tengahgelas benda.

    3. Diambil secara aseptic 1 ose biakan murni khamir, diletakkan di atas gelas bendayang telah diberi methylene blue dan campur sebaik-baiknya

    4. Ditutup dengan kaca penutup. Harus dijaga agar waktu meletakkan gelas penutupjangan sampai terbentuk gelembung-gelembung udara di dalam preparat

    5. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah kemudian dengan pem-besaran sedang. Perlu diperhatikan bahwa pengamatan ini harus dilakukan dengan

    cepat karena semakin lama di dalam larutan mehtylene blue semakin banyak sel-

    sel khamir yang mati. Sel-sel khamir yang hidup tampak berwarna transparan se-

    dangkan sel yang mati berwarna biru.

    V. HASIL DAN PENGAMATANPewarnaan gram

    Dalam proses pewarnaan gram, diambil secara aseptic 1 ose suspence bakteri dan

    diletakkan di atas gelas benda, lalu di sebar dan diratakan kurang lebih 1 cm persegi

    agar bakteri yang ditumbuhkan nanti merata dan tidak berindihan. Sedangkan dalam

    proses sterilisasi digunakan alcohol dan gelas benda ditetesi aquades sebanyak 1-3 te-

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    34/45

    tes. Gelas benda harus ditetesi aquades karena kalau digunakan air proses pewarnaan

    gram bisa terkontaminasi dengan bakteri yang tidak diinginkan.

    Metode slide culture

    Dalam proses ini dilakukan pengambilan kapang 1 ose dan dipindahkan ke media.

    Dan media tidak boleh retak. Karena keretakan bisa mengakibatkan kontaminasi.

    Namun untuk menjaga kelembabannya maka digunakan kapas steril yang sudah di-

    basahi dengan aquades untuk melakukan pengamatan di bawah media.

    Pengamatan khamir

    Dari hasil pengamatan yang dilakukan, telah diamati khamir melalui mikroskop dan

    bentuk kamir tersebut dapat dengan gambar sebagai berikut:

    Namun dalam proses pengamatan di bawah mikroskop perlu diperhatikan bahwa

    pengamatan ini harus dilakukan dengan cepat karena semakin lama di dalam larutan

    methylene blue maka semakin banyak sel-sel khamir yang mati. Sel-sel khamiir yang

    hidup tampak berwarna transparan sedangkan sel yang mati berwarna biru.

    VI. KESIMPULANJadi dalam proses pewarnaan gram, metode slide culture dan pengamatan kha-

    mir dibutuhkan ketelitian dan sterilisasi setiap saat, dan semua dilakukan dengan ce-

    pat, contohnya dalam pengamatan khamir tidak boleh terlalu lama, karena jika terlalu

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    35/45

    lama dalam melakukan pengamatan maka sel-sel khamir akan mati karena khamir

    tidak dapat bertahan lama di dalam larutan mehylene blue.

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI INDUSTRIPembuatan Wine DariUbi Ungu

    Oleh :

    Deddy Setiadi Kadir Madjid

    0711205027

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    36/45

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2008

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. TUJUAN1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan alcohol2. Untuk mengetahui product apa saja yang bisa di fermentasikan

    3. DASAR TEORIPada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam pir-

    uvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alco-

    hol.

    Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2

    molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu

    menghasilkan 38 molekul ATP.

    Reaksinya :

    1. Gula (C6H12O6) > asam piruvat (glikolisis)

    2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

    Asampiruvat > asetaldehid + CO2.

    piruvat dekarboksilase (CH3CHO)

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    37/45

    3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol

    (etanol).

    2 CH3CHO + 2 NADH2 > 2 C2HsOH + 2

    NAD.

    alcohol dehidrogenase

    enzim

    Ringkasan reaksi :

    C6H12O6>2 C2H5OH + 2 CO2+ 2 NADH2+ Energi

    4. ALAT DAN BAHAN3.1Alat

    Parutan Tutup Selang Wax/lilin Timbangan Botol

    3.2Bahan Ubi jalar ungu Gula Khamir Sulfit Air ( yang tidak mengandung klorine)

    5. CARA KERJAa. Ubi jalar ungu diparut hingga halus lalu ditimbang sebanyak 500 gram la-

    lu dicampur dengan air sebanyak 1500 ml (1:3)

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    38/45

    b. Saring air ubi jalar tersebut sehingga didapatkan sari buah dari ubi jalartersebut

    c. Setelah itu timbang fermipan 0.11 (1%) dari 200 gram sari buah.d. Perbandingan (1:5) = 1000 ml yang sudah dingine. Sari buah dipanaskan hingga 95 drajad celcius lalu didinginkanf. Dicampur gula 80 gram dan fermipan 8 ram (1%) lalu dimasukkan ke da-

    lam botol

    6. HASIL DAN PEMBAHASANDari hasil pengamatan yang dilakukan kandungan alkoholnya kurang ka-

    rena kadar gulanya hanya 2.1 bricks setelah fermentasi PHnya 3.5 dan suhunya 27

    derajad celcius. Karena proses pembuatan wine ini difermentasikan hanya 2

    minggu maka kandungan etanolnya pun sedikit hanya berkisar antara 1-3% saja.

    Namun untuk meningkatkan kadar etanolnya maka bisa digunakan cara destilasi.

    7. KESIMPULANJadi dalam proses pembuatan wine dari ubi ungu ini kita bisa membuat

    wine dengan kadar etanol yang kita inginkan, dan itu tergantung dari lama fer-

    mentasinya. Makin lama ubi ungu di fermentasiakan maka semakin banyak kan-

    dungan etanol terkandung.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    39/45

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI INDUSTRI

    Pembuatan Wine Dari Singkong

    Oleh :

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    40/45

    Deddy Setiadi Kadir Madjid

    0711205027

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2008

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. TUJUAN1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan alcohol2. Untuk mengetahui product apa saja yang bisa di fermentasikan

    II. DASAR TEORIPembuatan minuman beralkohol

    Minuman beralkohol dibuat dengan cara fermentasi khamir dari bahan baku

    yang mengandung pati atau gula tinggi. Bahan baku yang umum dipakai adalah biji-

    bijian (seperti jagung, beras, gandum dan barley), umbi-umbian (seperti kentang dan

    ubi kayu), buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, cherry), tanaman palem (seperti

    aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula beet, serta molases. Khusus bahanbaku biji-bijian, sebelum proses fermentasi berlangsung, bahan-bahan tersebut di-

    proses terlebih dahulu dengan cara merendamnya sampai menjadi kecambah,

    kemudian dirbus dan diproses menjadi bubur dan dimasak kembali.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    41/45

    Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang

    akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna) yang ber-

    langsung sekitar 1 - 2 minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3

    - 8 %. Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yang lebih pan-

    jang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan sep-

    erti dalam pembuatan wine dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol

    sekitar 7-18 %.

    Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman beralkohol bi-

    asanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnya khamir tidak dapat hidup pada

    lingkungan dengan kandungan etanol di atas 18%. Jadi untuk menghasilkan minuman

    beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan proses distilasi ter-

    hadap produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Kelompok produk yang

    dihasilkan dinamakan distilled beverages. Cara produksi yang lain untuk

    menghasilkan minuman berkadar etanol tinggi adalah dengan cara mencampur

    produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi. Contohnya adalah produk port

    wine dan sherry yang termasuk kelompok fortified wine. Pada produk tertentu, untuk

    menghasilkan cita rasa yang diinginkan, dapat dilakukan penambahan bahan-bahan

    tertentu seperti herba, buah-buahan, ataupun bahan flavoring.

    Kandungan etanol minuman beralkohol

    Kandungan etanol minuman beralkohol dapat dinyatakan dalam persen volume

    per volume (% v/v), persen berat per berat (% b/b) atau dinyatakan dalam proof. Nilai

    proof merupakan rasio 2:1 dibandingkan kandungan etanol dalam persen volume.Contohnya, minuman dengan kandungan etanol 40 % (v/v) sebanding dengan 80

    proof.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77 ten-

    tang minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    42/45

    dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol volume per vol-

    ume pada suhu 20C. Minuman dengan kadar etanol 1 - 5 persen dikategorikan se-

    bagai minuman keras golongan A, minuman dengan kadar etanol lebih dari 5 persen

    sampai dengan 20 persen tergolong minuman keras golongan B sedangkan minuman

    dengan kadar etanol golongan C mengandung etanol lebih dari 20 persen sampai

    dengan 55 persen.

    Jenis-jenis minuman beralkohol

    Secara umum wine dan brandy merupakan minuman beralkohol yang dibuat

    dari buah anggur, jika tidak disebut jenis buahnya secara spesifik seperti plum wine

    (terbuat dari buah plum) atau cherry brandy (terbuat dari buah ceri). Dari jus apel

    dapat dibuat minuman cider. Di Amerika dan Kanada, cider atau sweet cider merupa-

    kan istilah untuk jus apel yang tidak difermentasi, sedangkan jus apel yang difermen-

    tasi disebut hard cider. Di Inggris, istilah cider selalu digunakan untuk minuman be-

    ralkohol. Akan tetapi di Australia, istilah cider dapat digunakan baik untuk produk

    beralkohol aupun tidak. Hasil distilasi cider dengan proses pembekuan menghasilkan

    produk yang dinamakan applejack.

    Bir secara umum terbuat dari barley. Akan tetapi dapat juga terbuat dari cam-

    puran beberapa jenis biji-bijian. Minuman beralkohol yang dibuat dari campuran be-

    berapa jenis biji-bijian dikenal dengan nama whisky. Jenis-jenis whisky seperti

    scotch, rye, dan bourbon menunjukkan jenis biji-bijian utama yang digunakan dengan

    tambahan biji-bijan lain (yang paling sering adalah barley dan kadang-kadang oat).

    Dua jenis distilled beverages yang paling umum adalah vodka dan gin. Vodka

    dapat merupakan hasil distilasi dari hasil fermentasi berbagai jenis bahan dimana biji-bijian dan kentang merupakan sumber yang paling umum. Karakteristik vodka yang

    utama adalah dilakukannya proses distilasi secara tuntas sehingga aroma bahan asal

    sudah tidak tersisa sama sekali. Sedangkan gin merupakan hasil distilat seperti vodka

    yang diberi flavor dengan cara menambahkan herba ataupun jenis-jenis tumbuhan

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    43/45

    lain khususnya juniper berries. Nama gin sendiri berasal dari nama minuman genever

    yang berasal dari Belanda yang berarti juniper.

    III. ALAT DAN BAHAN3.1 ALAT

    1. blender/parutan

    2. tutup

    3. selang

    4. wax/lilin

    5. timbangan

    6. gelas Erlenmeyer

    7. kompor

    3.2 BAHAN

    1. singkong

    2. air yang tidak mengandung klorine

    IV. CARA KERJA1. Potong singkong (dikupas) lalu ditimbang sebanyak 200 gram2. Singkong diparut lalu dicampurkan air sebanyak 800 ml 1:43. Setelah itu dipanasi sampai 70 derajad Celsius4. Lalu didinginkan sampai suhu 30 dejarad Celsius5. Dipindahkkan ke gelas Erlenmeyer 250 ml + air 50 ml lalu ditambahkan kapan

    dan 1//2 tablet

    6. Lalu bahan di seker selama 3 hari untuk mendapatkan kadar gula, dan pHnya.

    V. PEMBAHASANSetelah bahan diseker selama 3 hari jumlah kadar gula menjadi 0,5 bricks

    (1%) dari 0,5 briks (2%), kadar gulanya menjadi 0,17 bricks dan pHnya 4. Kadar gula

    yang terkandung berkurang setelah diseker ini dikarenakan karena Gula berubah men-

    jadi asam piruvat lalu di dekarbeksilasi asam piruvat agar berubah menjadi asetalde-

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    44/45

    hid oleh alcohol lalu dihidrogenase lagi menjadi alcohol. Oleh karena itu untuk mem-

    buat alcohol dengan kadar yang lebih tinggi etanolnya maka dibutuhkan kadar gula

    yang banyak.

    VI. KESIMPULANJadi, kesimpulan yang dapat saya ambil adalah dalam proses pembuatan

    alcohol ialah, dalam proses pembuatan alcohol dapat diperoleh kadar etanol sekitar

    18% saja karena khamir tidak dapat hidup pada kandungan etanol lebih dari 18%.

    Lama proses fermentasi tergantung dari produk apa yang akan kita buat. Karena da-

    lam percobaan ini menggunakan singkong jadi digunakan proses fermentasi tidak

    sempurna yang berlangsung berkisar 1-2 minggu. Dan dari proses ini dapat dihasilkan

    etanol 3-8% saja. Jika dilakukan proses fermentasi sempurna maka proses yang dil-

    akukan lebih lama lagi dan juga kandungan etanolnya bisa mencapai 7-18%.

  • 7/22/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi 1-5

    45/45