Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

22
UJI METABOLISME PADA BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi yang Dibimbing oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas Oleh Kelompok 5/ Off A/ 2012: Elis Yulianingrum 120341400033 Ratna Dewi Istiqomah 110341421579 Tsaniyah Nur Kholifah 120341422003 Yeni Puspitasari 120341400029

description

Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

Transcript of Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

Page 1: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

UJI METABOLISME PADA BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi yang Dibimbing oleh

Ibu Sitoresmi Prabaningtyas

Oleh Kelompok 5/ Off A/ 2012:

Elis Yulianingrum 120341400033

Ratna Dewi Istiqomah 110341421579

Tsaniyah Nur Kholifah 120341422003

Yeni Puspitasari 120341400029

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

September 2014

Page 2: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

A. Dasar Teori

Setiap makhluk hidup memerlukan energi dan komponen bahan sel baru

untuk kegiatan proses hidup. Energi diperlukan untuk mengorganisir materi,

mempertahankan organisasi materi, mempertahankan keadaan hidup dan untuk

keperluan sintesis komponen sel yang baru. Energi diperoleh dari bahan makanan,

baik berupa anorganik maupun dalam bentuk organik yang diserap dari luar.

Bahan makanan yang masuk dalam sel ini akan dapat digunakan setelah melalui

proses pengubahan atau transformasi zat yang disebut metabolisme. Bahan

makanan tersebut akan diubah melalui serentetan reaksi enzim yang bergandengan

dan urut melalui alur proses metabolisme yang spesifik (Darkuni, 2001).

Dalam sebuah sel, rata-rata terdapat ribuan enzim yang berbeda-beda. Semua

enzim beserta kegiatannya harus terkoordinasi sehingga produk-produk yang

sesuai dapat terbentuk dan tersedia pada tempat yang tepat, jumlah yang tepat,

waktu yang tepat dan penggunaan enzim seminimal mungkin. Koordinasi tersebut

dimungkinkan adanya pengendalian enzim (Volk, 1988). Enzim merupakan unit

fungsional dalam metabolisme sel. Hal ini disebabkan fungsi enzim yang

meliputi:

1. Perombakan senyawa kimia dalam sel atau katabolisme yang disertai

dengan pembebasan energi.

2. Proses pembentukan komponen sel atau anabolisme yang berupa

biosintesis yang memerlukan energi.

Kedua proses di atas merupakan reaksi-reaksi biokimia yang kompleks dan

dibantu oleh enzim (Ristianti, 2000). Enzim disebut sebagai katalis hayati atau

sarana katalitik yang berupa senyawa organik yang dihasilkan oleh sel-sel hidup.

Katalis menunjukkan suatu kekhususan, artinya suatu katalis tertentu akan

berfungsi hanya pada satu jenis reaksi tertentu (Volk, 1988). Proses perubahan

atau transformasi zat yang dilakukan oleh sederetan reaksi enzim yang berurutan

akan menghasilkan nutrien sederhana seperti glukosa, asam lemak berantai

panjang atau senyawa-senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan untuk proses

neosintetik bahan sel (Darkuni, 2001).

Kegiatan kimiawi yang dilakukan sel dengan rumit, karena beragamnya

bahan yang digunakan sebagai nutrien oleh sel di satu pihak dan berbagai macam

Page 3: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

substansi yang disintesis menjadi komponen-komponen sel di lain pihak (Pelczar,

1986). Untuk mempelajari sifat-sifat biokimia dalam pertumbuhan bakteri, dapat

dilakukan dengan pengujian sifat-sifat biokimia tersebut. Terdapat beberapa

macam pengujian sifat biokimia, diantaranya uji hidrolisis amilum, uji hidrolisis

protein dan uji hidrolisis lemak (Hastuti, 2007).

Amilum merupakan polisakarida yang berupa cadangan makanan utama pada

tanaman. Amilum dapat dihidrolisis oleh enzim amilase manjadi glukosa. Bakteri

dapat memecah senyawa organik umum diantaranya adalah protein, asam nukleat

dan lemak. Protein dapat dipecah bakteri melalui proses disimilasi protein, protein

diuraikan menjadi asam amino dengan adanya sekresi enzim protease dari bakteri

sehingga enzim ini dapat menghidrolisis ikatan peptide hingga dapat melepas

masing-masing asam aminonya. Kemudian asam amino diserap ke dalam sel

untuk dipakai dalam sintesis protein atau dipecah lagi untuk menghasilkan energi

atau bahan untuk reaksi anabolisme. Lemak dapat diuraikan bakteri melalui proses

disimilasi lemak, pemecahan lemak secara hidrolisis terjadi karena adanya emzim

lipase. Lipase menguraikan lemak sederhana menjadi gliserol dan asam-asam

lemak. Gliserol yang dibebaskan kemudian dapat dimetabilisasi melalui jalur

Embden-Meyerhof dan asam lemaknya dapat diuraikan melaui asetat pada daur

asam sitrat (Volk, 1988).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah:

Mahasiswa dapat mempelajari sifat-sifat biokimiawi mikroba melalui uji

hidrolisis amilum, hidrolisis protein dan uji hidrolisis lemak.

Mahasiswa dapat mengidentifikasi sifat biokimia bakteri biakan.

C. Alat Dan Bahan

Alat:

Cawan petri

Lampu spiritus

Lap

Jarum Ose

Page 4: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

Tabung reaksi

Bahan:

Medium miring NA yang berisi bakteri tangkapan

Medium lempeng NAL (Nutrient Agar Lemak)

Medium lempeng AA ( Amilum Agar)

Medium lempeng SMA (Skim Milk Agar)

Aqua steril

Korek api

Larutan Iodium

Alcohol 70%

D. Cara Kerja

Metabolisme bakteri dalam Menghidrolisis Protein

Setelah 2 X24 Jam, dilakukan pengamatan.

Reaksi positif hidrolisis protein yiatu ditunjukkan dengan adanya bagian bening atau terang disekitar goresan bakteri

Menyiapkan alat dan bahan: medium lempeng SMA, medium miring yang berisi bakteri tangkapan, lampu spirtus, dan jarum ose, alcohol.

Melakukan penanaman bakteri pada medium lempeng SMA di LAF:

Membakar jarum ose hingga membara (menghindari kontaminan)

Membuka penutup medium miring yang berisi bakteri tangkapan, dan memfiksasi bibir medium diatas pembakar spirtus

Mengambil satu ose bakteri dari koloni bakteri tangkapan.

Memfiksasi kembali medium miring dan menutupnya lagi.

Memfiksasi tepi medium lempeng SMA sebelum dibuka.

membuka medium lempeng SMA dan menggoreskan bakteri yang ada pada jarum ose ke medium lempeng SMA secara zigzag

Menutup medium lempeng SMA dan Memfiksasi kembali medium lempeng SMA.

Menyimpan medium lempeng SMA di dalam incubator selama 2 X 24 Jam dengan posisi terbalik

Page 5: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

Metabolisme bakteri dalam Menghidrolisis Lemak

Mencatat Hasil pengamatan dalam tabel pengamatan

Setelah 1 X 24 Jam, dilakukan pengamatan.

Reaksi positif hidrolisis lemak yaitu ditunjukkan dengan adanya warna merah pekat pada goresan kolonibakteri tersebut disekitar goresan bakteri

Mencatat Hasil pengamatan dalam tabel pengamatan

Menyiapkan alat dan bahan: medium lempeng NAL (Nutrien Agar Lemak) plus Neutral REd, medium miring yang berisi bakteri tangkapan, lampu

spirtus, dan jarum ose, alcohol.

Melakukan penanaman bakteri pada medium lempeng NAL di LAF:

Membakar jarum ose hingga membara (menghindari kontaminan)

Membuka penutup medium miring yang berisi bakteri tangkapan, dan memfiksasi bibir medium diatas pembakar spirtus

Mengambil satu ose bakteri dari koloni bakteri tangkapan.

Memfiksasi kembali medium miring dan menutupnya lagi.

Memfiksasi tepi medium lempeng NALsebelum dibuka

membuka medium lempeng NAL dan menggoreskan bakteri yang ada pada jarum ose ke medium lempeng NAL secara zigzag

Menutup medium lempeng NAL dan Memfiksasi kembali medium lempeng NAL

Menyimpan medium lempeng NAL di dalam incubator selama 1 X 24 Jam dengan posisi terbalik

Page 6: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

Metabolisme bakteri dalam Menghidrolisis Amilum

Setelah 1 X 24 Jam, dilakukan pengamatan. Pada pengamatan amilum medium lempeng AA ditambahkan iodin (sebagai indicator keberadaan

amilum) hingga menutupi seluruh permukaan AA

Reaksi positif hidrolisis lemak yaitu ditunjukkan dengan adanya warna bening atau cerah pada tepi goresan koloni bakteri yang telah dibuat

Mencatat Hasil pengamatan dalam tabel pengamatan

Menyiapkan alat dan bahan: medium lempeng AA (Amilum Agar), medium miring yang berisi bakteri tangkapan, lampu spirtus, dan jarum ose, alcohol.

Melakukan penanaman bakteri pada medium lempeng AA di LAF:

Membakar jarum ose hingga membara (menghindari kontaminan)

Membuka penutup medium miring yang berisi bakteri tangkapan, dan memfiksasi bibir medium diatas pembakar spirtus

Mengambil satu ose bakteri dari koloni bakteri tangkapan.

Memfiksasi kembali medium miring dan menutupnya lagi.

Memfiksasi tepi medium lempeng AA sebelum dibuka

membuka medium lempeng AA dan menggoreskan bakteri yang ada pada jarum ose ke medium lempeng AA secara zigzag

Menutup medium lempeng AA dan Memfiksasi kembali medium lempeng AA

Menyimpan medium lempeng AA di dalam incubator selama 1 X 24 Jam dengan posisi terbalik.

Page 7: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

E. DATA PENGAMATAN

Pada pengamatan metabolisme yang terjadi pada bakteri didapatkan data

sebagai berikut :

Jenis Bakteri Protein (SMA) Lemak (NAL) Amilum (AA)

Bakteri yang

ditangkap di Jalan

Graha Cakrawala

(sejajar hidung)

Negatif (-)

Tidak terdapat

warna bening

disekitar bakteri

yang ditanam

pada medium

Positif (+)

Terdapat warna

merah pada

bakteri yang

ditanam pada

medium

Negatif (-)

Tidak terdapat

warna bening

disekitar bakteri

yang ditanam

pada medium

setelah ditetesi

iodin

Bakteri yang

ditangkap di Jalan

Graha Cakrawala

(sejajar lantai)

Negatif (-)

Tidak terdapat

warna bening

disekitar bakteri

yang ditanam

pada medium

Negatif (-)

Tidak terdapat

warna merah

pada bakteri

yang ditanam

pada medium

Positif (+)

Terdapat warna

bening disekitar

bakteri yang

ditanam pada

medium setelah

ditetesi iodin

F. ANALISIS DATA

a) Uji Adanya Kemampuan Bakteri dalam Menghidrolisis Protein

Pada pengamatan yang telah dilakukan, yakni mengamati kemampuan

bakteri dalam menghidrolisis protein digunakan medium SMA (Skim Milk Agar)

karena pada kandungan susu terdapat protein sehingga dimungkinkan untuk uji

hidrolisis protein. Pada pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa baik

pada bakteri yang ditangkap di Jalan Graha Cakrawala (sejajar hidung) maupun

bakteri yang ditangkap di Jalan Graha Cakrawala (sejajar lantai) menunjukkan

hasil yang negatif. Hasil ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya warna bening

disekitar bakteri yang telah ditanam pada medium SMA (Skim Milk Agar). Warna

bening disekitar bakteri menunjukkan hasil yang positif karena merupakan

indikator bahwa bakteri telah melakukan suatu metabolisme untuk menghidrolisis

Page 8: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

protein yang ada disekitar tempat bakteri ditanam. Namun pada pengamatan kali

ini, tidak ditemukannya warna bening disekitar bakteri sehingga dapat diartikan

baik bakteri yang ditangkap pada Jalan Graha Cakrawala (sejajar hidung) maupun

yang ditangkap pada Jalan Graha Cakrawala (sejajar lantai) tidak dapat

menghidrolisis protein.

b) Uji Adanya Kemampuan Bakteri dalam Menghidrolisis Lemak

Pada pengamatan metabolisme bakteri yang kedua yakni menguji

kemampuan bakteri dalam menghidrolisis lemak digunakan medium NAL

(Nutrient Agar Lemak). Penggunaan dari medium NAL ini karena di dalamnya

terdapat kandungan lemak sehingga dimungkinkan untuk uji coba hidrolisis lemak

oleh aktivitas metabolisme bakteri. Pada pengamatan yang telah dilakukan

didapatkan data yakni pada bakteri yang ditangkap di Jalan Graha Cakrawala

(sejajar hidung) menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya warna merah pada dasar koloni bakteri yang telah ditanam dalam medium

NAL, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi aktivitas metabolisme dari bakteri

dalam menghidrolisis lemak. Sedangkan pada pengamatan yang kedua yakni

mengamati perubahan yang terjadi pada medium NAL yang sebelumnya telah

ditanam bakteri yang ditangkap dari Jalan Graha Cakrawala (sejajar lantai)

menunjukkan hasil negatif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya warna

merah pada dasar koloni bakteri yang telah ditanam pada medium NAL. Bakteri

yang kedua ini (ditangkap sejajar lantai) tidak melakukan aktivitas metabolisme

dalam menghidrolisis lemak. Namun pada bakteri yang pertama (ditangkap

sejajar hidung) mampu menghidrolisis lemak namun dalam jumlah yang sedikit,

hal ini ditunjukkan dengan warna merah yang terbentuk pada dasar koloni bakteri

di medium tidak begitu banyak. Proses terbentuknya warna merah pada dasar

koloni bakteri yang mampu menghidrolisis lemak ini akan dijelaskan pada bab

pembahasan.

Page 9: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

c) Uji Adanya Kemampuan Bakteri dalam Menghidrolisis Amilum

Pada pengujian yang ketiga yakni menguji tentang kemampuan bakteri

dalam menghidrolisis amilum dalam aktivitas metabolismenya. Pada pengamatan

yang ketiga ini digunakan medium AA (Amilum Agar) karena di dalamnya

mengandung kandungan amilum sehingga dimungkinkan untuk uji hidrolisis

amilum oleh bakteri. Pada pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa

pada bakteri yang ditangkap di Jalan Graha Cakrawala (sejajar hidung)

menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya

warna bening disekitar bakteri yang telah ditanam pada medium AA setelah

ditetesi iodin. Bakteri pertama ini tidak melakukan aktivitas metabolisme untuk

menghidrolisis amilum. Sedangkan pada bakteri yang kedua yang ditangkap pada

Jalan Graha Cakrawala (sejajar lantai) menunjukkan hasil yang positif. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya warna bening yang terbentuk disekitar bakteri yang

ditanam pada media AA setelah ditetesi oleh iodin. Hasil ini menandakan bahwa

bakteri yang kedua melakukan aktivitas metabolisme dalam menghidrolisis

amilum. Meskipun bakteri yang kedua ini mampu menghidrolisis amilum, namun

hanya dalam jumlah yang sedikit, hal ini ditunjukkan dengan adanya sedikit

warna bening disekitar bakteri setelah ditetesi dengan iodin. Proses terbentuknya

warna bening setelah ditetesi iodin pada bakteri yang ditanam pada media AA ini

akan dijelaskan lebih lanjut pada bab pembahasan. Selain itu kegunaan dari iodin

juga akan dijelaskan lebih detail pada poin pembahasan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa bakteri

yang pertama yang ditangkap di Jalan Graha Cakrawala (sejajar hidung) tidak

dapat menghidrolisis protein dan amilum namun dalam aktivitas metabolismenya

dapat menghidrolisis lemak. Sedangkan pada bakteri yang kedua yang ditangkap

pada Jalan Graha Cakrawala (sejajar lantai) tidak dapat menghidrolisis protein dan

lemak namun dalam aktivitas metabolismenya dapat menghidrolisis amilum.

Kedua jenis bakteri ini sama-sama tidak mempunyai kemampuan dalam aktivitas

metabolismenya dalam menghidrolisis protein.

Page 10: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

G. PEMBAHASAN

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah melakukan metabolisme.

Penyusunan dan mengambilan zat makanan disebut anabolisme, dan sedangkan

penggunaan atau pembongkaran zat makanan disesbut sebagai katabolisme. Tidak

Bakteri yang melakukan metabolisme, membutuhkan makanan. Umumnya bakteri

membutuhkan zat-zat anorganik seperti NA, K, Ca, Mg, Fe, Cl, S, dan P, dan

beberapa spesies masih membutuhkan beberapa mineral seperti Mn, Mo, vitamin

B-kompleks. Dan yang paling penting unsur penyusun tubuh seperti C, H, O, N.

Unsur-unsur tersebut dapat diambil dalam bentuk elemen, namun ada juga yang

hanya bisa menggambilnya dari senyawa karbohidrat, lemat, protein, dsb. Tidak

semua bakteri memiliki jenis makanan yang sama, sehingga perbedaan jenis

makanan dapat dijadikan ciri penggolongan bakteri (Dwijoseputro, 1984).

Di antara senyawa organik umum yang dapat dipecahkan oleh bakteri

adalah protein, asam nukleat, dan lemak. Pemecahan senyawa-senyawa tersebut

tak luput dari peranan enzim yang dihasilkan oleh bakteri. Enzim itu disebut

hidrolase karena enzim ini menghidrolisis molekul-molekul besar menjadi

komponen-komponen kecil yang dapat digunakan. Pada bakteri enzim-enzim ini

disekresi sel ke lingkungan luarnya, jadi senyawa besar yang tak larut dapat

dipecah menjadi molekul yang larut sehingga dapat memasuki sel bakteri dan

menjadi bahan makanan (Volk&Wheeler, 1988).

Pada praktikum kali ini, digunakan tiga macam medium sebagai bahan

untuk menguji sifat biokimiawi bakteri yaitu medium AA (Amilum Agar), SMA

(Skin Milk Agar), dan NAL (NA+lemak+indikator neutral red). Dengan koloni

bakteri yang diamati berasal dari pembiakan murni bakteri yang diambil dari

udara di sejajar hidung dan sejajar kaki di jalan Graha Cakrawala, UM.

Uji Hidrolisis Protein Pada Bakteri

Protein adalah molekul yang sangat besar tersusun dari asam amino yang

dikaitkan dengan ikatan peptida (Volk&Wheeler, 1988: 106). Uji hidrolisis

menggunakan medium SMA (Skim Milk Agar). Medium ini berasal dari susu,

dan salah satu komponen yang paling besar dalam susu adalah protein. Bakteri

ditanam dengan mengguankan jarum lurus yang digoreskan zig-zag. Menurut

Page 11: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

Wahyu (2010), jika protein dihidrolisis oleh bakteri akan tampak daerah jernih di

sekitar tumbuh koloni. Jika tidak mampu dihidrolisis maka medium tetap

berwarna putih. Di dalam susu terdapat kandungan protein, hidrolisis kasein

secara bertahap akan menghasilkan monomernya berupa asam amino. Proses ini

dinamakan peptonisasi atau proteolisis. Aktivitas proteolitik ditunjukkan oleh

terbentuknya daerah jernih di sekeliling koloni.

a) b)

Gambar hasil pengamatan uji hidrolisis protein pada a) koloni bakteri A, dan b) koloni bakteri B

(Sumber : dokumentasi pribadi, 2014)

Dari analisis data diketahui baik pada koloni bakteri A maupun koloni

bakteri B, tidak dapat menghidrolisis protein. Kedua koloni bakteri tidak

mempunyai enzim untuk menghidrolisis protein. Penguraian protein menjadi

asam amino-asam amino dilakukan dengan menggunakan enzim protease yang

dapat menghidrolisis ikatan peptida hingga dapat melepas masing-masing asam

amino sehingga asam amino dapat diserap ke dalam sel (Volk&Wheeler).

Menurut Wahyu (2010), enzim protease merupakan enzim penghidrolisis protein,

yaitu enzim yang memutus ikatan peptida pada rantai protein sehingga dihasilkan

asam amino atau peptida berantai pendek. Menurut Dwijoseputro (1984), contoh

golongan enzin protease adalah Peptidase (mengubah peptida menjadi asam

amino), Gelatinase (enzim pengurai gelatin), dan Renin (enzim pengurai kasein

dari susu).

Uji Hidrolisis Lemak Pada Bakteri

Pada pengamatan metabolisme bakteri yang kedua yakni menguji

kemampuan bakteri dalam menghidrolisis lemak digunakan medium NAL

Page 12: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

(Nutrient Agar Lemak). Hasil positif ditunjukkan apabila pada bagian dasar

koloni bakteri yang tumbuh berwarna merah sedangkan bagian media di sekeliling

pertumbuhan koloni bakteri berwarna kekuningan (Tim Pengampu Matakuliah

Mikrobiologi, 2011). Pengujian ini menggunakan indikator neutral red yang

mampu mendeteksi keberadaan asam lemak yang terbentuk akibat hidrolisis

lemak. Jadi apabila terdapat warna merah di bawah bakteri dapat diartikan bahwa

terdapat asam lemak yang dihasilkan dari aktivitas hidrolisis lemak oleh bakteri.

a) b)

Gambar hasil pengamatan uji hidrolisis lemak pada a) koloni bakteri A, dan b) koloni bakteri B

(Sumber : dokumentasi pribadi, 2014)

Dari analisis data menunjukkan koloni bakteri A dapat sedikit

menghidrolisis lemak. Dan koloni bakteri B tidak menghidrolisis lemak. Menurut

Dwijoseputro (1984), enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam

lemak disebut lipase. Jadi koloni bakteri A memiliki enzim penghidrolisis lemak

yaitu enzim lipase, sementara koloni bakteri B tidak memiliki enzim

penghidrolisis lemak. Menurut Gaman, dkk (1981) lemak merupakan campuran

trigleserida yang terdiri atas 1 molekul gliserol yang berikatan dengan 3 molekul

asam lemak. Enzim lipase mampu menghidrolisis lemak dan memecahkan

menjadi 3 molekul asam lemak dan 1 molekul gliserol.

Uji Hidrolisis Amilum Pada Bakteri

Uji kemampuan bakteri dalam menghidrolisis amilum dalam aktivitas

metabolismenya menggunakan medium AA (Amilum Agar). Hal ini ditunjukkan

dengan daerah disekitar koloni bakteri akan berwarna bening sedang yang lainnya

berubah warna menjadi biru kehitaman. Menurut Hadioetomo (1993), larutan

Page 13: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

iodium gram adalah indikator amilum. Bila medium yang mengandung amilum

diberi larutan iodium, maka akan tampak warna biru kehitaman. Bila amilum telah

terhidrolisis, maka tempat-tempat yang tidak mengandung amilum lagi akan

tampak jernih.

a) b)

Gambar hasil pengamatan uji hidrolisis amilum pada a) koloni bakteri A, dan b) koloni bakteri B

(Sumber : dokumentasi pribadi, 2014)

Dari analisis data menunjukkan koloni bakteri A tidak melakukan aktivitas

metabolisme menghidrolisis amilum. Dan koloni bakteri B sedikit menghidrolisis

amilum. Molekul amilum berukuran besar dan terdiri dari dua komponen: amilosa

yaitu suatu polimer berantai lurus yang terdiri dari 200-300 unit glukosa, dan

amilopektin yaitu polimer yang lebih besar serta bercabang dan mempunyai gugus

fosfat. Bakteri penghasil enzim amilase dapat menghidrolisis amilum menjadi

molekul-molekul maltosa, glukosa, dan dekstrin (Hadioetomo, 1993). Jadi, hanya

koloni bakteri B yang dapat menghidrolisis amilum

H. KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bakteri melakukan metabolisme, dapat berupa anabolisme maupun

katabolisme. Setiap jenis bakteri memiliki kebutuhan makanan berbeda,

sehingga dapat digunakan sebagai dasar penggolongan bakteri.

2. Uji hidrolisis protein dapat menggunakan medium SMA, uji hidrolisis

lemak menggunakan medium NAL, dan uji hidrolisis amilum

menggunakan medium AA.

Page 14: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

3. Koloni bakteri A memiliki enzim lipase, sementara koloni bakteri B

memiliki enzim amilase.

DAFTAR RUJUKAN

Dwijoseputro. 1984. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang : Penerbit Djambatan

Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi. Malang: Universitas Negeri Malang

Gaman, P. M, dan Sherrington, K. B.. 1981. The science of food: An introduction to food science, nutrition, and microbiology. (Online), (http://books.google.com/books?id=TRrNrzsi1HsC&printsec=frontcover&dq=The+science+of+food:+An+introduction+to+food+science,+nutrition,+and+microbiology&hl=en&ei=9UmHTuStEMfnrAeu3-HlDA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCwQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false), diakses pada tanggal 15 September 2014.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi dasar dalam praktek (Teknik dan prosedur dasar laboratorium). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Depdiknas

Tim Pengampu Matakuliah Mikrobiologi. 2011. Petunjuk praktikum Mikrobiologi. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UM.

Volk, Wesley A., dan Wheeler, Margaret F.. 1988. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Wahyu, Febi. 2010. Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum Identifikasi Bakteri Melalui Uji Biokomia. (Online), (http://www.docstoc.com/docs/56903429/mikrobiologi5), diakses pada tanggal 15 September 2014.

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.

Page 15: Laporan praktikum mikrobiologi Metabolisme Bakteri Full

LAMPIRAN

(sejajar hidung) sejajar lantai)Protein (SMA)

- -

Lemak (NAL) + -

Amilum (AA) - +