Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

download Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

of 13

Transcript of Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    1/13

    LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN

    PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN AEROB DAN SPORA BAKTERI

    KELOMPOK A3 GIZI NONREGULER

    ANGGOTA KELOMPOK:

    1. DIAN EKA KURNIA

    2. DEVI MELIANTI

    3. INDAH SEPTIA

    4. RIA SEPTIANA

    POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

    JURUSAN GIZI

    2013/2014

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    2/13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu di bentuk oleh

    mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan

    menyebabkan penyakit. Seteril dari bakteri untuk maknan terutama minuman,

    sangat perlu di ketahui demi menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat

    memepunyai jenis-jenis bakteri yang tidak sama untuk air minum hasilpenyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri.

    Menghitung atau menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan

    (makanan, minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa

    jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka

    dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut. Bahan yang dapat

    dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih

    di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lambaga. Kandungan

    mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta

    dapat ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.

    Uji angka lempeng total merupakan metode yang umum digunakan untuk

    menghitung adanya bakteri yang terdapat dalam sediaan yang diperiksa. Uji angka

    lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik cawan tuang (pour

    plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya dilakukan pengenceran

    terhadap sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media

    lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung

    setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan dilakukan

    terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Angka lempeng total

    dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor

    pengencer.

    Angka kapang/khamir menunjukkan adanya cemaran kapang/khamir dalam

    sediaan yang diperiksa. Setiap sediaan mensyaratkan batas angka kapang/khamir

    tertentu yang masih dianggap aman. Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    3/13

    jumlah koloni 40-50 buah. Angka kapang/khamir dinyatakan sebagai jumlah

    koloni kapang/khamir hasil perhitungan dikalikan faktor pengenceran.

    1.2

    Tujuan

    Menghitung koloni pada pengenceran media plate count agar(PCA) dengan

    sampel tempe.

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    4/13

    BAB II

    METODOLOGI

    2.1 Waktu dan Tempat

    Hari, Tanggal : Selasa, 19 November 2013

    Waktu : Pukul 08.00 s.d Selesai

    Tempat : Laboratorium Terpadu

    2.2 Alat dan Bahan2.2.1 Alat

    Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : timabangan (kemampuan

    sampai 300 gram), labu Erlenmeyer yang berskala, pipet takar, petridish, lampu

    spiritus, dot karet (bulbl/spin), inkubator 37 0C dan 55 0C.

    2.2.2 Bahan,

    Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : plate count agar/

    glucose yeast axtract agar, quarter strength ringer solution, air garam 0,85%, dan

    tempe.

    2.3. Cara Kerja

    2.3.1 Pengenceran Sampel Padat

    Ditimbang labu Erlenmeyer steril yang berskala.

    Diambil sampel secara steril, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer steril

    tersebut, dan ditimbang sebanyak 1 gram sampel.

    Lakukan pengenceran dengan menanmbahkan 9 ml aquades ke dalam tabung

    reaksi lalu homogenkan.

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    5/13

    Diambil 1 ml dari hasil penceran masukkan ke dalam tabung ke 2, lalu

    ditambahkan 9 ml aquades, lalu homogenkan.

    Demikian seterusnya hingga pengenceran ke 6.

    2.3.2 Penuangan Plate Count Agar

    Diambil 1 cc dari pengenceran ke empat, lima, dan enam, lalu dimasukkan

    masing-masing ke dalam petridish steril yang sudah diberi nomer sampel,

    penenceran, dan tanggal pelaksanaan pemeriksaan.

    Dibuat plate control (Petridish diisi pelarut sebanyak 1 cc), tujuanya untuk

    mengetest sterilisasi alat, reagensia, ruangan, dan cara kerjanya.

    Dituangi plate count agar suhu 45-50 0C sebanyak 15-20cc pada masing-masing

    petridish yang sudah berisi sampel.

    Diamkan diatas meja sampai agar-agar membeku.

    Kumpulkan, dibalik, dan diinkubasi 37 0C selama 48 jam.

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    6/13

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil Pengamatan

    Tabel 1 Perhitungan koloni pada plate

    Plate

    Nomer

    Pengenceran Gambar

    1. 10 -

    2. 10 -

    3. 10 -6

    Control 1x

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    7/13

    3.2 Pembahasan

    Pada praktikum pemeriksaan angka kuman aerob dan bakteri (total plate

    count) dengan sampel tempe bertujuan untuk menghitung koloni pada

    pengenceran media plate count agar(PCA).

    Langkah pertama yang dilakukan adalah mensterilisasi alat-alat yang akan

    digunakan, kemudian melakukan pengenceran sampel padat, yakni dengan

    mengambil sampel secara steril sebanyak 1 gram, lalu menambahkan 9 ml

    aquades, dan dihomogenkan. Selanjutnya, penuangan plate count agar ke dalam

    petridish , yakni 1 cc sampel dan 15-20 cc plate count agar, diamkan hingga

    membeku dan diinkubasi selama 48 jam.

    Dan dari tabel 1 diatas, didapatkan jumlah koloni yang sangat banyak (tak

    terhingga), hal ini dapat dilihat dari banyaknya koloni pada control, yakni lebih

    dari 5 koloni, karena jumlah maksimal control 5 koloni. Dan untuk pengenceran

    ke 10 -6 didapatkan hasil lebih banyak dibandingkan dengan 10 -5dan 10 -4, hal

    ini sesuai dengan Tingkat pengenceran yang lebih tinggi menghasilkan jumlah

    koloni yang lebih banyak (Fatmarina, 2000). Dan apabila dilakukan

    pensuspensian pada pengenceran rendah, seperti 10 -1, maka mikroorganisme

    menjadi sangat banyak dan sulit untuk dihitung. (Fardiaz, 1989)

    Dan hasil praktikum tersebut dinyatakan galat, karena banyaknya jumlah koloni

    pada control lebih dari 5 dan ketidaksterilan alat yang digunakan, serta adanya

    kontaminan dari sumber lainnya, yakni udara,sampel (tempe), alumunium foil

    (digunakan saat menutup erlenmeyer setelah pemanasan PCA).

    Perhitungan diatas dengan asumsi bahwa satu koloni berasal dari satu sel

    mikroorganisme. Sehingga pemahaman lebih lanjut pada penelitian berikutnya

    tidak menyimpang dari asumsi sebelumnya, yakni koloni bakteri pada suspensipengenceran kecil lebih banyak dibandingkan suspensi pengenceran tinggi. Faktor

    lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang optimal diantaranya

    adalah suhu, udara, pH, kelembaban. (Fatmarina, 2000)

    Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut: satu

    koloni dihitung 1 koloni, dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni, beberapa

    koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni, dua koloni yang berhimpitan dan

    masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni, koloni yang terlalu besar (lebih besar)

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    8/13

    Penghitungan jumlah mikroorganisme dengan cara viable count atau

    disebut juga sebagai standard plate count (SPC) didasarkan pada asumsi bahwa

    setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni

    setelah diinkubasi dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa

    inkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau

    dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Berdasarkan hal

    tersebut digunakan istilah colony forming units (CFU/ ml). Koloni yang tumbuh

    berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari

    sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah mikrobanya. 18 dari setengah luas

    cawan) tidak dihitung, koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan

    dihitung 1 koloni. Penghitungan jumlah mikroorganisme hidup (viable count)

    adalah jumlah minimum mikroorganisme. Hal ini disebabkan koloni yang tumbuh

    pada lempengan agar merupakan gambaran mikroorganisme yang didapat.

    (Fardiaz, 1989).

    Seperti gambar disamping perhitungan

    koloninya, lihat koloni (bentuk lingkaran) yang

    besar di hitung satu koloni, dan yang kecil

    dihitung satu koloni, bahkan yang nampak

    seperti titikpun dihitung satu koloni. Dan untuk

    mempermudahkan menghitung dengan cara

    manual beri titik dengan spidol pada setiap

    koloni yang telah dihitung, atau buat area, lalu hitung salah satunya, dan kalikan

    dengan banyaknya area tersebut.

    Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat

    digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metodehitungan cawan (TPC) merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam

    analisa, karena koloni dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan

    mikroskop. (Fardiaz, 1989)

    Perhitungan jumlah koloni dilakukan dengan hitungan cawan

    (Total Plate Counts) berdasarkan pertumbuhan dapat dilihat langsung tanpa

    mikroskop (Fardiaz, 1989).

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    9/13

    Metode hitungan cawan cukup sensitif untuk menentukan jumlah

    mikroorganisme yang masih hidup dengan menghitung beberapa jenis

    mikroorgaisme sekaligus mengisolasi dan mengidentifikasi yang berasal dari

    suatu mikroorganisme yang mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik.

    Dengan metode TPC jumlah koloni dalam contoh dihitung sebagai berikut :

    Koloni per ml atau per gram = jumlah koloni per cawan x 1/FP (faktor

    pengenceran) Selanjutnya cawan petri yang dipilih dan dihitung mengandung

    jumlah koloni antara 30-300 (Permana dan Kusmiati, 2007).

    Pengkuran pertumbuhan mikroorganisme dilakukan dengan metoda

    cawan. Prinsip dari metode ini adalah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan

    pada medium sedemikian sehingga mikroba tersebut akan berkembang biak dan

    membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa menggunakan

    mikroskop. Jumlah koloni mikroorganisme dihitung berdasarkan Standard Plate

    Count (SPC). Metode ini cukup sensitif karena hanya sel mikroorganisme yang

    hidup yang dapat dihitung. Selain itu beberapa sel yang berdekatan dapat dihitung

    sekaligus sebagai suatu koloni (Hanafi, et al., 2006)

    Metode hitungan cawan merupakan metode yang paling sensitif untuk

    menentukan jasad renik, dengan prinsip jika sel jasad renik yang masih hidup

    ditumbuhkan pada medium agar maka sel jasad renik tersebut akan berkembang

    biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa

    menggunakan mikroskop (Fardiaz, 1992).

    Keuntungan menggunakan metode hitungan cawan dalam menghitung

    jumlah koloni pada medium agar adalah sebagai berikut:

    Hanya sel yang masih hidup yang dihitung

    Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung secara langsung Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni

    yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai

    penampakan pertumbuhan spesifik.

    Selain keuntungan yang dimiliki seperti tersebut di atas, metode hitungan cawan

    juga memiliki kelemahan seperti yang termuat dalam (Dwidjoseputro, 1989)

    yaitu:

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    10/13

    Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena

    beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni

    Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai

    yang berbeda.

    Jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat

    dan membentuk koloni yang nampak dan jelas, tidak menyebar.

    Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga

    pertumbuhan koloni dapat dihitung.

    PCA Media Mikrobiology Plate Count Agar direkomendasikan untuk

    menghitung angka lempeng total ( plate count ) mikroorganisme dalam makanan,

    air bersih dan air limbah.

    Plate Count Agar dengan Tween 80 dan Lecithin (Standar Methods Agar

    with Tween 80 and Lecithin ) dapat digunakan untuk menganalisa kualitas

    kebersihan dari permukaan. Plate Count Agar Spesial dapat digunakan untuk

    menghitung perkiraan jumlah bakteri pada raw milk dan produk susu lainnya,

    sesuai Netherlands Dairy Association. Plate Count Agar dengan BCP digunakan

    untuk menganalisa kultur Lactobacillus pada susu, yoghurt dan sour creams.

    (Anonim 1, 2009).

    Sampel yang digunakan pada saat praktikum ini adalah tempe, jamur

    tempe adalah salah satu mikroorganisme semi anaerob dan organism saprofit. Hal

    ini dapat dilihat akan kebutuhan jamur tempe akan udaradan summber

    makanannya. Jamur tempe merupakan organism yang membutuhkan sedikit sekali

    udara dan sumber makanan yang berasal dari jasad mati, oleh karena itu jamur

    tempe dapat diissolasi pada media PCA (Plate Count Agar).

    Jamur tempe (Rhizopus oryzae) termasuk ke dalam genus Rhizopus dan

    Famili Mucoraceae. Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan

    mikroskop dapat dilihat bahwa misellium dari jamur tempe ini tidak bersekat.

    Misellium yang tidak bersekat merupakan cirri utama dari family Mucoraceae.

    Jamur tempe ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu misellium atau yang

    sering disebut stolon jamur, sporongiophore,sporangium dan spora yang menjadi

    organ perkembangbiakannya. (Jordy, 2011).

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    11/13

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Dari hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:

    Hasil praktikum yang didapatkan galat, karena jumlah koloni pada control

    lebih dari 5.

    Faktor penyebab galat adalah ketidaksterilan alat yang digunakan, adanya

    kontaminan yang berasal dari udara, dan alumunium foil yang digunakan

    untuk menutup Erlenmeyer saat praktikum.

    Penghitungan total plate count di mulai dari 10 -4, karena pengsuspensian

    rendah bakteri yang didapat sangat banyak dan sulit di hitung.

  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    12/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim 1. 2009. Terdapat di http://bhajaboounu.blogspot.com/2013. Diakses

    tanggal 23 November 2013.

    Dwidjoseputro, D.1989.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.

    Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Penerbit PT. Gramedia

    Pustaka Utama, Jakarta.

    Fatmarina, 2000. Diakses dihttp://rizqanjb.blogspot.com.Pada tanggal 23

    November 2013.

    Hanafi, et al., 2006. Di akses dihttp://digilib.unimus.ac.id.Pada tanggal 24

    November 2013

    Jordy, 2011. Diakses dihttp://jordyanalcaff.blogspot.com.Pada tanggal 23

    November 2013.

    Permana dan Kusmiati, 2007. Di akses dihttp://repository.usu.ac.id.Pada tanggal

    24 November 2013.

    http://bhajaboounu.blogspot.com/2013http://bhajaboounu.blogspot.com/2013http://rizqanjb.blogspot.com/http://digilib.unimus.ac.id/http://jordyanalcaff.blogspot.com/http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://jordyanalcaff.blogspot.com/http://digilib.unimus.ac.id/http://rizqanjb.blogspot.com/http://bhajaboounu.blogspot.com/2013
  • 7/26/2019 Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan III

    13/13

    LAMPIRAN GAMBAR

    Gb. 1 Pemanasan PCA Gb. 2 Pendinginan PCA

    Gb. 3 Hasil Koloni 10-4

    Gb. 4 Hasil Koloni 10-5

    Gb.5 Hasil Koloni 10-6

    Gb. 6 Hasil Koloni Control Plate