Laporan Praktikum Pengujian Senyawa Antimikroba
Transcript of Laporan Praktikum Pengujian Senyawa Antimikroba
![Page 1: Laporan Praktikum Pengujian Senyawa Antimikroba](https://reader030.fdokumen.site/reader030/viewer/2022013111/5571f25e49795947648c7d7d/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan Pengujian aktivitas mikroba yang
dilakukan dengan menggunakan metode Kirby Bauer. Media yang digunakan
adalah NA, sedangkan mikroba yang ditumbuhkan adalah bakteri E. coli. Sampel
yang digunakan adalah amoxilin, lengkuas, dan kunyit. Kunyit dan lengkuas
termasuj senyawa antimikroba alami, sedangkan amoxilin adalah senyawa
antimikroba sintetik.
Amoxilin adalah nama dagang dari obat antibiotik golongan penisilin sub
golongan amoksisilin, yaitu amoksisilin trihidrat.. Obat golongan ini bekerja
sebagai broad-spectrum (bisa digunakan untuk membunuh bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif) seperti Salmonella, Shigella, dll. Antibiotik
didefinisikan sebagai obat yang membunuh atau memperlambat pertumbuhan
bakteri.
Kunyit (Curcuma longa Linn.) atau Kunyit (Curcuma domestica Val.)
termasuk salah satu tanaman rempah dan obat. Senyawa utama yang terkandung
dalam rimpang kunyit adalah senyawa kurkuminoid yang memberi warna kuning
pada kunyit. Kurkuminoid ini (kebanyakan berupa kurkumin) mempunyai sifat
antioksidan, antiinflamasi.
Tumbuhan lengkuas mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol dan
terpenoid. Golongan senyawa-senyawa ini sering dipergunakan sebagai bahan
dasar obat-obatan modern. Sebagai contoh, senyawa terpenoid ase-toksicavikol
asetat, merupakan senyawa yang bersifat antitumor dari tumbuhan lengkuas.
Dari hasil pengamatan, terdapat zona bening dari masing-masing sampel
bahan antimikroba yang menunjukkan diameter daerah hambatan (DDH). Pada
sampel lengkuas dapat menghambat pertumbuhan E. coli dengan DDH 1 mm.
Pada sampel kunyit, rata-rata DDH yang diperoleh adalah 2 mm. Pada amoxilin,
rata-rata DDH yang diperoleh adalah 0,5 mm, sehingga dapat dikatakan bahwa
amoxilin termasuk antibiotik yang resistant (R) terhadap E.coli. Dari hasil
pengamatan, dapat diketahui bahwa senyawa antimikroba yang terdapat pada
bahan alami (lengkuas dan kunyit) lebih aktif dibandingkan pada bahan sintetik
![Page 2: Laporan Praktikum Pengujian Senyawa Antimikroba](https://reader030.fdokumen.site/reader030/viewer/2022013111/5571f25e49795947648c7d7d/html5/thumbnails/2.jpg)
(amoxilin). Sampel kunyit lebih aktif daripada lengkuas sebagai senyawa
antimikroba yang ditunjukkan dengan DDH yang lebih besar. Secara keseluruhan,
sampel senyawa antimikroba yang digunakan dapat dikatakan aktivitas
antimikrobanya rendah terhadap E. coli yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai
DDH yang didapat. Amoxilin sebernarnya mempunyai antivitas antimikroba yang
cukup besar, tetapi hasil yang didapat berbeda. Hal ini kemungkinan terjadi
karena konsentrasi amoxilin yang digunakan cukup kecil, sehingga daya
antimikrobanya tidak maksimal.
![Page 3: Laporan Praktikum Pengujian Senyawa Antimikroba](https://reader030.fdokumen.site/reader030/viewer/2022013111/5571f25e49795947648c7d7d/html5/thumbnails/3.jpg)
KESIMPULAN
Pengujian aktivitas mikroba yang dilakukan menggunakan metode Kirby
Bauer.
Media yang digunakan adalah NA, sedangkan mikroba yang ditumbuhkan
adalah bakteri E. coli.
Sampel yang digunakan adalah amoxilin, lengkuas, dan kunyit.
Terdapat zona bening dari masing-masing sampel bahan antimikroba yang
menunjukkan diameter daerah hambatan (DDH).
Sampel lengkuas dapat menghambat pertumbuhan E. coli dengan DDH 1
mm.
Pada sampel kunyit, rata-rata DDH yang diperoleh adalah 2 mm.
Pada amoxilin, rata-rata DDH yang diperoleh adalah 0,5 mm.
Amoxilin termasuk antibiotik yang resistant (R) terhadap E.coli.
Sampel senyawa antimikroba yang digunakan dapat dikatakan aktivitas
antimikrobanya rendah terhadap E. coli.
![Page 4: Laporan Praktikum Pengujian Senyawa Antimikroba](https://reader030.fdokumen.site/reader030/viewer/2022013111/5571f25e49795947648c7d7d/html5/thumbnails/4.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Atjung. 1990. Tanaman Obat dan Minuman Segar. Penerbit Yasaguna. Jakarta
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rahayu, W. P. 2000. Aktivitas Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional Hasil
Olahan Industri Terhadap Bakteri Patogen Dan Perusak. (Available at
www.iptek.net.id (diakses 30 Desember 2008)).