Laporan Praktikum Sol Liofil

12
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II SOL LIOFIL Disusun oleh: Nama : Edi Siswanto NIM : H13112071 Kelompok : 5 (Lima) Tgl Praktikum : 28 April 2014 Prodi : Kimia Anggota kelompok : 1. Alpius Suriadi 2. Gloria Sindora 3. Indri Puspa Ningrum 4. Mai Nurhayati 5. Muhammad Arief 6. Susi Linda Sari 7. Tiara Handayani PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

description

LAPORAN PRAKTIKUM SOL LIOFIL "KIMIA FISIKA"

Transcript of Laporan Praktikum Sol Liofil

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA FISIKA II

    SOL LIOFIL

    Disusun oleh:

    Nama : Edi Siswanto

    NIM : H13112071

    Kelompok : 5 (Lima)

    Tgl Praktikum : 28 April 2014

    Prodi : Kimia

    Anggota kelompok : 1. Alpius Suriadi

    2. Gloria Sindora

    3. Indri Puspa Ningrum

    4. Mai Nurhayati

    5. Muhammad Arief

    6. Susi Linda Sari

    7. Tiara Handayani

    PROGRAM STUDI KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS TANJUNGPURA

    PONTIANAK

    2013

  • ABSTRAK

    Telah dilakukan percobaan tentang sol liofil dengan tujuan untuk

    mempelajari sifat sol liofil dan menentukan titik isoelektrik melalui pengamatan

    viskositas. Proses mempelajari tentang sifat sol liofil dan menentukan titik

    isoelektrik dapat dilakukan dengan memperhatikan sistem koloid yang terbentuk

    dari percampuran gelatin yang merupakan sol liofil ke dalam suatu lantan

    Na2HPO4 dengan pH yang berbeda-beda, dimana suatu gelatin tersebut akan

    bersifat ampoter yaitu dalam suasana asam bermuatan positif dan dalam suasana

    basa bermuatan negatif. Kondisi PH saat rmuatan negatif molekul protein

    setimbang dengan muatan negatifnya dikenal sebagai titik isoelektrik.

    Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, didapat bahwa nilai viskositas

    pada pH 3,04 adalah sebesar , pH 3,92 adalah sebesar 0,919

    , pH 4,62 adalah sebesar , pH 5,67 adalah sebesar

    , pH 6,45 adalah sebesar 0,947 dan pH 7,27 adalah sebesar

    .

    Kata kunci : Sol liofil, Titik isoelektrik, Viskositas

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Berdasarkan fakta yang terjadi pada lingkungan kita, bahwa materi banyak

    sekali terdapat di sekitar kehidupan kita. Sol secara umum merupakan dispersi

    koloid zat padat dalam padatan, cairan atau gas. Sol dibagi menjadi dua bagian

    sesuai dengan sifat-sifatnya, yaitu sol liofil yang merupakan sol yang partikel-

    partikelnya akan menyerap molekul cair (suka larut) dan Sol liofob merupakan

    jenis sol yang partikel-partikelnya tidak menyerap molekul cairan.

    Mempelajari hal tersebut memang terasa penting karena ada menyangkut

    dengan viskositas suatu larutan, larutan memiliki berbagai jenis viskositas.

    Pengaruh pH dalam larutan juga mempengaruhi viskositas dari larutan tersebut

    dan sol liofil dapat menyerap larutan yang berbagai jenis tersrbut. Percobaan

    tentang sol liofil membahas semua tentang sol liofil dan viskositas terhadap

    pengaruh pH. Oleh karena itu, percobaan sol liofil sangat penting dilakukan.

    1.2 Tujuan Percobaan

    Mempelajari sifat sol liofil dan menentukan titik isoelektrik melelui

    pengamatan viskositas

    1.3 Prinsip Percobaan

    proses mempelajari sifat sol liofil dan menentukan titik isoelektrik

    dilakukan dengan memperhatikan sistem koloid yang terbentuk dari percampuran

    glatin yang merupakan sol liofil kedalam lantan Na2HPO4 dengan PH yang

    berbeda-beda, dimana suatu glatin tersebut akan bersifat ampoter yaitu dalam

    suasana asam bermuatan positif dan dalam suasana basa bermuatan negatif.

    Kondisi PH saat rmuatan negatif molekul protein setimbang dengan muatan

    negatifnya dikenal sebagai titik isoelektrik.

    Asam : HOOC-R-NH2+H+ HOOC-R-NH3

    +

    Basa : HOOC-R-NH2+OH- - OOC-R-NH2+H2O

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Koloid dan Klasifikasi Sistem Koloid

    Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih yang salah satu

    fasenya tersuspensi sebagai jumlah besar partikel yang sangat kecil dalam fase

    kedua selama pross pertumbuhan endapan. Partikel-partikel koloid bermuatan

    listrik karena adsorpsi ion-ion ke permukaan partikelnya. Berdasarkan interaksi

    antara fase terdispersi dengan fase pendispersi, koloid dapat dibagi beberapa jenis,

    yaitu (Day dan Underwood, 2002):

    a. Koloid Liokil yaitu koloid yang sulit dipisahkan (stabil)

    b. Koloid Liofob yaitu koloid yang cendrung memisah (tidak stabil)

    c. Koloid Gabungan yaitu koloid yang memiliki dua permukaan ( zat aditif)

    Sistem koloid dibagi berdasarkan fase dispersi dan medium dispersinya.

    Berikut ada beberapa sistem koloid (Soekardjo, 2002):

    Fase dispersi Medium dispersi Nama Contoh

    Padat Cair Sol Au, As2s3,S dan H2O

    Cair Cair Emulsi Air dalam benzen

    Gas Cair Busa Buih sabun

    Padat Padat Sol padat Zat warna dalam gelas

    Cair Padat Emulsi padat Aspal, kuarsa

    Gas Padat Busa padat Batu apung, laua

    padat gas Aerosol padat Asap, uap NH4Cl

    2.2 Sol dan Sifat-sifatnya

    Sol merupakan biofilik bila partikel-partikenya menarik pelarut. Sol juga

    merupakan liofilik saat kondisi partikel-partikelnya tidak ada menarik pelarut. Sol

    secara umum merupakan dispersi koloid zat padat dalam padatan, cairan atau gas.

    Sol dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan sifat-sifatnya. Sol liofil merupakan

  • sol yang menyerap molekul cairan dan stabil. Sol liofob merupakan jenis sol yang

    tidak menyerap molekul cairan dan tidak stabil (Soekardjo, 2002; Giles, 1984).

    Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan

    atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan

    hambatan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, maka larutan tersebut

    semakin susah mengalir. Viskometer Oswold yang diukur adalah waktu yang

    dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler

    dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Viskositas dapat

    dihitung dari persamaan yang disebut poiseville berikut (Giles,1984).

    2.3. Analisis Bahan

    2.3.1. Akuades (H2O)

    Akuades merupakan pelarut yang baik dengan konstanta dielektrik yang

    tinggi. H2O memiliki titik didih pada suhu 100 dan titik beku 0,0 . Akuades

    tidak bewarna dan tidak berbahaya (Kusuma,1983).

    2.3.2. Asam Sitrat ( COOHCH2COOH)

    Asam sitrat merupakan padatan kristalin putih dalam bentuk serbuk. Asam

    sitrat memiliki berat molekul sebesar 18,0 gr

    /mol. COOHCH2COOH memilki titik

    lebur 426 k dan titik didih 175 (Basri, 2003).

    2.3.3. Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4)

    Dinatrium hidrogen fosfat merupakan padatan kristalin bersifat polar.

    Na2HPO4) memiliki molekul relatif sebesar 141,96 gr

    /mol. Na2HPO4 memiliki titik

    lebur sebesar 250 dan massa jenis 1,29 gr/cm3 (Daintith, 1994).

    2.3.4. Gelatin

    Gelatin merupakan suatu padatan putih kristalin. Gelatin dapat larut dalam

    air panas dengan massa jenis 1,2 gr

    /mol. Gelatin memiliki titik didih sekitar 100

    atau 121 (Daintith,1994).

    = 4

    8

  • BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan sol liofil adalah batang

    pengaduk, botol semprot, buld, gelas beaker, klem viskometer, labu ukur, neraca

    analitis, penangas air, pH meter, pipet ukur, pipet volume, piknometer dan

    viskometer oswald.

    3.1.2 Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan sol liofil adalah akuades,

    asam sitrat, dinatrium hidrogen fosfat dan gelatin.

    3.2 Prosedur kerja

    Pertama-tama dibuat larutan dengan pH berturut-turut 3,04; 3,92; 4,62;

    5,67; 6,45 dan 7,27 masing-masing sebanyak 50 mL. Kemudian ke dalam tiap

    larutan tersebut dilarutkan 0,5 gram gelatin, lalu panaskan untuk melarutkan

    gelatin tersebut. Setelah dipanaskan larutan dipindahkan ke dalam labu takar 50

    mL dan volumenya dijadikan tepat 50 mL dengan penambahan air suling.

    Selanjutnya ditentukan pH larutan dengan pH meter dan juga tentukan viskositas

    larutan-larutan gelatin tersebut dengan menggunakan air sebagai standar dengan

    viscometer Ostwald serta tentukan pula rapat massa larutan-larutan tersebut

    dengan menggunakan piknometer.

    3.3 Rangkaian Alat

    Gambar 3.3.1 Viskometer Oswald Gambar 3.3.2 Piknometer

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    No pH t (detik) Massa piknometer +

    larutan (gram) t1 t2 t3

    1 Air 28,86 29,16 28,73 25,9021

    2 3,04 41,96 40,65 40,69 25,9326

    3 3,92 32,92 33,30 33,35 25,9358

    4 4,62 32,65 33,73 32,75 25,9466

    5 5,67 33,55 33,77 33,79 25,9565

    6 6,45 34,04 34,11 34,31 25,9500

    7 7,27 37,76 38,29 38,28 25,9665

    Massa piknometer kosong : 16,3738 gram

    4.2 Pembahasan

    Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di

    mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)

    tersebar secara merata di dalam zat lain. Dimana di antara campuran homogen dan

    heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk

    (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran homogen adalah

    campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut.

    Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat

    tidak sama pada setiap bagian campuran (Giles, 1984).

    Sol merupakan biofilik bila partikel-partikenya menarik pelarut. Sol secara

    umum merupakan dispersi koloid zat padat dalam padatan, cairan atau gas. Sol

    dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan sifat-sifatnya, yaitu sol liofil yang

    merupakan jenis sol yang menyerap molekul cairan dan bersifat stabil.

    Sedangkan, sol liofob merupakan jenis sol yang tidak menyerap molekul cairan

    dan bersifat tidak stabil (Soekardjo, 2002; Giles, 1984).

  • Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan

    atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan

    hambatan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, maka larutan tersebut

    semakin susah mengalir (Giles, 1984).

    4.2.1 Analisa Prosedur

    Pertama-tama dibuat larutan Na2HPO4 dengan pH berturut-turut 3,04;

    3,92; 4,62; 5,67; 6,45 dan 7,27 masing-masing sebanyak 50 mL sebagai fasa

    pendispersi. Kemudian ke dalam tiap larutan tersebut dilarutkan 0,5 gram gelatin

    sebagai takaran fasa terdispersi yang digunakan, lalu dipanaskan untuk

    melarutkan gelatin tersebut karena gelatin dapat larut dalam akuades yang panas.

    Setelah dipanaskan, larutan dipindahkan ke dalam labu takar 50 mL dan

    ditepatkan guna untuk pengenceran konsentrasinya dengan penambahan air

    suling. Selanjutnya ditentukan pH larutan dengan pH meter yang berfungsi

    sebagai alat pengukur pH dan juga tentukan viskositas larutan-larutan gelatin

    tersebut dengan menggunakan air sebagai standar dengan viskometer Oswald

    sebagai alat pengukur viskositas larutan. Serta tentukan pula rapat massa larutan-

    larutan tersebut dengan menggunakan piknometer.

    Gambar 4.2.1 Struktur Gelatin

    4.2.2 Analisa Hasil

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapat nilai massa jenis

    pada pH 3,04 adalah sebesar , pH 3,92 adalah sebesar

    , pH 4,62 adalah sebesar , pH 5,67 adalah sebesar

    , pH 6,45 adalah sebesar dan pH 7,27 adalah

  • sebesar . Sedangkan untuk nilai viskositas pada pH 3,04 adalah

    sebesar , pH 3,92 adalah sebesar 0,919 , pH 4,62 adalah

    sebesar , pH 5,67 adalah sebesar , pH 6,45 adalah

    sebesar 0,947 dan pH 7,27 adalah sebesar .

    Titik isoelektrik merupakan titik yang terjadi saat kondisi pH untuk

    muatan positif dengan muatan negatifnya seimbang. Berdasarkan grafik diperoleh

    persamaan y = -0.0204x + 1.1018 dan titik isoelektrik yang dihasilkan adalah

    berada pada titik bawah viskositas 1 dan pada pH di atas 4.

  • BAB V. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Setelah melakukan percobaan tentang sol liofil dan berdasarkan data yang

    diperoleh dari percobaan, maka disimpulkan bahwa sol liofil memiliki sifat yang

    stabil dan sangat mudah untuk menyerap cairan (suka cairan). Titik isoelektrik

    yang dihasilkan berada pada posisi

    5.2 Saran

    Saran yang dapat diberikan untuk percobaan sol liofil berikutnya adalah

    coba lakukan variasi pH larutan dan konsentrasi larutan dengan skala berjauhan

    untuk melihat perbandingan hasil dari beberapa percobaan yang sudah dilakukan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Basri, S. 2003. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta.

    Daintith, J. 1993. Kamus Lengkap Kimia: Oxpord. Erlangga. Jakarta.

    Day, R. A dan Underwood, A. L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.

    Jakarta.

    Giles, R. V. 1984. Mekanisme Fluida dan Hidrolika. Erlangga. Jakarta.

    Kusuma, S. 1983. Pengetahuan Bahan-Bahan Kimia. Erlangga. Jakarta.

    Soekardjo, 2002. Kimia Dasar. UGM Press. Yogyakarta.

  • PERTAYAAN

    1. Sifat khusus dispersi koloid adalah berubah wujud dalam bentuk ciran,

    dipengaruhi suhu dan memiliki fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Sedangkan

    larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetabilan sol liofob karena adanya lapisan

    rangkap listrik pada antar muka partikel dan medium pendipersinya. Sedangkan

    kesetabilan sol liofil adalah karena partikel zat padat tersolvasi atau mempunyai

    selubung molekul zat terlarut pada permukaannya.

    3. Zwitter ion merupakan molekul yang memiliki dua muatan (positif dan negatif)

    sekaligus pada protein gugus hidroksilnya cendrung membentuk ion negatif,

    sedangkan pada gugus aminanya akan membentuk ion positif.

    4. Viskosital liofob lebih besar dibandingkan viskositas liofil, karena liofob yang

    memiliki sifat membenci larutan membuat kekentalanya meningkat dan hal

    tersebut berbanding lurus terhadap viskositas.