Laporan Pratikum Fisiologi f8
-
Upload
siscahilda -
Category
Documents
-
view
223 -
download
3
description
Transcript of Laporan Pratikum Fisiologi f8
LAPORAN PRATIKUM FISIOLOGI
Kesanggupan Kardiovaskuler
Kelompok F8
Ketua Paraf
Fransisca Hilda Carolina P ( 102011008 )
Anggota
Hendri Wijaya ( 102011049 )
Fitry Hardiyanti ( 102011059 )
Vanya Genevieve Orapau ( 102011142 )
Agustina ( 102011217 )
Maria F Kelo ( 102011322 )
Adrianus Nyoman S M ( 102011355 )
Alda Olivia Patadungan ( 102011357 )
Cindy Claudya Von Bulow ( 102011409 )
Alat yang diperlukan 1
1. Sfigmomanometer dan stetoskop
2. Ember kecil berisi air es dan termometer kimia
3. Pengukuran waktu ( arloji atau stopwatch )
4. Bangky setinggi 19 inci
5. Metronom ( frekuensi 120/menit )
Cara Kerja:
I. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold-presor Test)
1. Orang percobaan (o.p.) disuruh berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit.
2. Selama menunggu manset sfigomanometer dipasang pada lengan kanan atas orang percobaan.
3. Setelah o.p. berbaring 20 menit, tekanan darahnya diperiksa setiap 5 menit sekali sampai
terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal).
4. Tanpa membuka manset o.p. diminta untuk memasukkan tangan kirinya ke dalam air es (4°C)
sampai pergelangan tangan.
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, ditetapkan tekanan sistolik dan diastolik o.p.
6. Hasil pengukuran tekanan darah o.p. selama pendinginan dicatat.
Bila pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 15mmHg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan hiperreaktor . bila kenaikan
tekanan darah OP masih dibawah angka-angka tersebut di atas, maka OP termasuk golongan
hiporeaktor.
7. O.p. diminta untuk segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tekanan sistolik dan
diastoliknya ditetapkan setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basalnya.
8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada detik ke 30
dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali.
Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan
detik ke 60 pendinginan.
Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik
dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
2
Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukanlah percoban yang kedua untuk
menetapkan tekanan diastolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.
II. Percobaan Naik Turun Bangku (Harvard Step Test)
1. Orang percobaan (o.p.) disuruh berdiri menghadap bangku setinggi 19 inchi sambil
mendengarkan detakan sebuah metronom dengan frekueni 120 kali per menit.
2. Suruhlah orang percobaan menempatkan salah satu kekinya di bangku, tepat pada suatu
detakan metronom.
3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan ke bangku
sehingga orang percobaan berdiri tegak di atas bangku.
4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakan ke empat, kaki yang masih di atas bangku diturunkan pula sehingga orang
percobaan berdiri tegak lagi di depan bangku
6. Siklus tersebut diulang terus-menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5
menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan sebuah
stopwatch.
7. Segera setelah itu OP disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut nadinya selama
30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 0”-30” , dari 1’-30” dan dari 2’-30”.
8. Hitunglah Indeks kesanggupan orang percobaan serta berikan penilaiannya menurut 2 cara
berikut ini :
Hasil Percobaan:
I. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold-presor Test)
3
Tekanan darah setelah 3 kali pengukuran dengan
hasil yang sama
Tekanan darah setelah melakukan pendinginan Setiap
2 menit Detik ke 30 Detik ke 60
120/60
110/60
110/60
130/90 140/100
II. Percobaan Naik Turun Bangku (Harvard Step Test)
Waktu Percobaan
( detik )
Frekuensi denyut nadi selama 30 detik pada menit ke-
Indeks Kesanggupan Orang
Keterangan Indeks Kesanggupan Orang
0”-30” 1’-1’30” 2’-2’30” Cara Lambat
Cara Cepat
Cara Lambat
Cara Cepat
300 38 56 56 89 97 Baik Baik
Cara menghitung Indeks Kesanggupan Badan (IKB) :
1. Cara lambat :
Indeks Kesanggupan Badan : lama naik turun dalam detik x 10 k
2 x jumlah ketiga denyut nadi per 30”
Penilaiannya :
< 55 = keanggupan kurang
55-64 = kesanggupan sedang
65-79 = kesanggupan cukup
80-89 = kesanggupan baik
> 90 = kesanggupan amat baik
4
2. Cara cepat :
Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik x 100 f
a. x harga denyut nadi per 30’’pertama
Penilaiannya :
< 50 = kurang
50-80 = sedang
>80 = baik
Pembahasan:
I. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold-presor Test)
Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara umum bahwa tekanan darah basal sistol dan
diastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini sesuai dengan
mekanisme homeostatis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur yang relatif
lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi), terutama pembuluh
darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar.
Vasokonstriksi tersebut berdampak pada naiknya tekanan darah sistol dan diastol.
Kemungkinan lain yang menyebabkan tekanan darah o.p naik adalah sebelum o.p memasukkan
tangan kirinya ke dalam air es atau sebelum menjalani percobaan, o.p merasa takut atau grogi
akan dinginnya es yang akan melingkupi tangannya sehingga tekanan darah o.p meningkat.
Di samping itu, adanya respon stress yang ditimbulkan tubuh saat tangan o.p dimasukkan dalam
es yang bersuhu 4oC juga mungkin menjadi alasan naiknya tekanan darah o.p. Suhu yang sangat
dingin ini akan menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis, sehingga
menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu disekresikannya hormon adrenalin
yang memacu peningkatan aktivitas kardiovaskuler termasuk peningkatan tekanan darah.
Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan distolik lebih
dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka o.p. termasuk golongan hiperreaktor yang dapat
diprediksi memiliki potensi hipertensi. Bila kenaikan tekanan darah o.p. masih dibawah angka-
angka tersebut diatas, maka o.p. termasuk golongan hiporeaktor. Contohnya pada o.p fransisca
5
dimana tekanan darah sistolnya naik sebesar 10 mmHg dan tekanan darah diastolnya naik sebesar
20 mmHg sehingga dapat disimpulkan o.p fransisca termasuk golongan hiporeaktor.
II. Percobaan Naik Turun Bangku (Harvard Step Test)
Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan indeks kesanggupan badan seseorang
dalam melakukan aktivitas otot. Melalui cara perhitungan yang telah dijelaskan diatas, terlihat
dengan jelas bahwa indeks kesanggupan badan sangat bergantung dari lama orang tersebut
mampu terus menerus naik-turun bangku dan frekuensi denyut nadinya segera setelah ia
melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama ia mampu bertahan naik-turun bangku dan semakin
cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik pula
kesanggupannya.
Pada prinsipnya olahraga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fungsional individu dan
menurunkan kebutuhan oksigen otot jantungyang diperlukan pada tingkatan latihan fisik, baik
pada orang sehat maupun orang sakit. Pada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada sistem
kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran darah dari organ yang
kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung dilakukan dengan meningkatan isi
sekuncup dan denyut jantung.
Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB) yang dapat
dihitung dengan menggunakan rumus di atas. Semakin besar nilai dari IKB seseorang maka
kesanggupan badannya semakin baik.
Kesimpulan:
1. Efek pendinginan menyebabkan tekanan darah seseorang meningkat disebabkan karena terjadinya
vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah.
6
2. Kesanggupan badan seseorang dapat dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB).
Semakin besar nilai IKB, semakin baik kesanggupan badan seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Andrajati, Retnosari dkk. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok: Departemen
Farmasi FMIPA UI, 2008.
7