Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

47
LAPORAN PROGRAM UNIT KESEHATAN KERJA (UKK) DI HOME INDUSTRI “FASILA KONVEKSI” DINOYO WILAYAH DINOYO MALANG OLEH : 1. ANINDYA UMAMI (201320461011034) 2. SRI AYUNI LESTARI (201320461011036) 3. YUDI IRAWAN (201320461011040) 4. ANDRI SUHARSONO (201320461011041) 5. GUSTAN ARIADI (201320461011042) 6. MUHAMMAD RISQONI (201320461011043) 7. DIAN SARI R. USEMAHU (201320461011060) 8. FITRIANTI S. DG BADJO (201320461011086) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

description

Laporan UKK

Transcript of Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Page 1: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

LAPORAN PROGRAM

UNIT KESEHATAN KERJA (UKK)

DI HOME INDUSTRI “FASILA KONVEKSI” DINOYO

WILAYAH DINOYO MALANG

OLEH :

1. ANINDYA UMAMI (201320461011034)2. SRI AYUNI LESTARI (201320461011036)3. YUDI IRAWAN (201320461011040)4. ANDRI SUHARSONO (201320461011041)5. GUSTAN ARIADI (201320461011042)6. MUHAMMAD RISQONI (201320461011043)7. DIAN SARI R. USEMAHU (201320461011060)8. FITRIANTI S. DG BADJO (201320461011086)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 2: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sector industri saat ini merupakan

salah satu andalan dalam pembangunan Nasional Indonesia

yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja,

peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan.

Disisi lain kegiatan industri dalam proses produksinya

selalu disertai faktor-faktor yang mengandung resiko

bahaya dengan terjadinya kecelakaan maupun penyakit

akibat kerja.

Setiap ancaman terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja harus di cegah. Karena ancaman seperti itu

akan membawa kerugian baik material, moril maupun

waktu terutama terhadap kesejehteraan tenaga kerja dan

keluarganya. Terlebih lagi perlu disadari bahwa

pencegahan bahaya tersebut jauh lebih baik daripada

menunggu sampai kecelakaan terjadi yang biasanya

memerlukan biaya yang lebih besar untuk penganan dan

pemberian kompensasinya. Mengingat kegiatan struktur

industri tidak terlepas dengan penggunaan tekhnologi maju

yang dapat berdampak terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja terutam masalah penyakit akibat kerja.

Selain itu masih banyak perusahaan yang belum

melaksanakan ketentuan-ketentuan yang mengarah ke

pencegahan akibat kerja, hal ini disebabkan karena

kurangnya perhatian, dan waktu memerlukan biaya yang

tinggi dari pihak pekerja sendiri di samping pengertian dan

pengetahuan masih terbatas, ada sebagian dari mereka

yang masih segan menggunakan alat pelindung atau

Page 3: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

mematuhi aturan yang sebenarnya. Oleh karena itu masalah

keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dilakukan

sendiri-sendiri tetapi harus di lakukan secara terpadu yang

melibatkan pemilik dan pekerja serta organisasi lainnya.

Keselamatan kesehatan kerja (K3) di filosofikan

sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin

keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani

tenaga kerja pada khususnya dan manusai pada umumnya,

hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan

sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah

suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya

tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya

kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis

kecelakaan. Sejalan dengan itu, perkembangan

pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah

UU No.14 Tahun 1969 tentang pokok-poko mengenai tenaga

kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU

No.12 Tahun 2003 tentang kerjaan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek keperawatan industri,

mahasiswa akan dapat meningkatkan kemampuan

komunitas dalam mengenali masalah kesehatan,

mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki

untuk mengatasi maslah kesehatan yang dihadapinya.

Menyebarluaskan pengetahuan tentang keselamatan

kesehatan kerja dan mengatasi masalah-

masalahkesehatan yang terjadi di lingkungan industri.

Page 4: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan

komunitas di home Industri “Fasila Konveksi” Dinoyo

Malang, mahasiswa mampu :

a. Membina hubungan baik dengan komunitas industri

dengan mengenal pemilik dan para pekerja

b. Memberikan informasi dan pengetahuan pada pekerja

industri tentang macam-macam alata pelindung diri

(APD) dan masing-masing kegunaannya.

c. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang

macam-macam resiko yang mungkin terjadi selama di

wilayah kerja industri.

d. Mengenali masalah-masalah kesehatan dan

keselamatan kerja yang terjadi di wilayah kerja

industri.

e. Memberikan solusi terhadap masalah-masalah

kesehatan dan keselamatan kerja yang terjadi di

wilayah kerja industri

f. Mengevaluasi setiap kegiatan

g. Mendokumentasikan kegiatan dan temuan masalah

dengan benar dan tepat.

1.3Metode

1.3.1 Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan pendekatan community as partner meliputi

delapan aspek inti pengkajian, yaitu : riwayat kesehatan,

demografi, etnik, nilai dan kepercayaan, lingkungan fisik,

pendidikan, layanan kesehatan dan social, komunikasi,

politik dan pemerintahan, ekonomi dan rekreasi. Untuk

memperoleh data-data tersebut dilakukan dengan

Page 5: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

menggunakan berbagai metode pengkajian komunitas

yang mencakup : wawancara key informan, serta

pembagian angket sebagai bentuk focus group yang

dilakukan pada para pekerja.

1.3.2 Analisis Dan Diagnosa

Data yang terkumpul pada saat pengkajian kemudian di

analisa untuk menentukan data-data yang nantinya

dijadikan sebagai data focus. Dari data-data tersebut

kemudian ditentukan masalah-masalah yang terjadi pada

home industri ”Fasila Konveksi” sebagai bentuk diagnosa

keperawatan tentang permasalahan yang terjadi di

wilayah tersebut.

1.3.3 Musyawarah Warga Home Industri

Setelah didapatkan diagnosa kemudian masalah-

masalah kesehatan yang terjadi diajukan kepada pemilik

dan karyawan dalam bentuk musyawarah. Kegiatan

tersebut bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan

bersama tentang metode penanganan masalah yang akan

dilakukan. Termasuk menentukan metode pelaksanaan,

jadwal pelaksanaan dan menentukan tempat pelaksanaan.

1.4Manfaat

1.4.1 Pekerja Industri

Diharapkan dapat membantu para pekerja lebih mengerti

tentang alat pelindung diri (APD) serta dapat

mengidentifikasi masalah kesehatannya sehingga dapat

menentukan metode untuk menangani permasalahn

tersebut.

1.4.2 Mahasiswa

Mahasiswa mampu untuk peka dalam mengenali masalah

kesehatan kerja serta dapat memberikan pengetahuan

tentang metode pemecahan masalah kesehatan yang

Page 6: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

terjadi pada lingkup komunitas khususnya pada unit

kesehatan kerja.

1.4.3 Puskesmas

Dapat memberikan sumbangan / masuka berupa informasi

tentang kondisi kesehatan kerja di wilayah industri yang

termasuk dalam wilayah puskesmas guna menentukan

program untuk meningkatkan derajat kesehatan kerja

pada unit UKK.

BAB II

Page 7: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

TINJAUAN TEORI

2.1 Kesehatan Keselamatan Kerja

A. Definisi

Menurut Sumakmur (1998) kesehatan kerja adalah

spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran serta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat

pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya baik fisik atau mental maupun social dengan

usaha-usaha preventif dan kurantif terhadap penyakit atau

gangguan kesehatan.

Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:

a. Sasaran adalah manusia

b. Bersifat madis

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian

dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses

pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya

serta cara melakukan pekerjaannya. ( Sumakmur 1993)

Keselamatan kerja mamiliki sifat sebagai berikut:

a. Sasarannya adalah lingkungan kerja

b. Bersifat teknik

Pengistilahan keselamatan dan kesehatan kerja ( atau

sebaliknya) bermacam-macam: ada yang menyebutkan

higyen perusahaan dan kesehatan kerja (hyperkes) dan ada

yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal

Occupational Safety and Health.

B. Tujuan K3

Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja

yang sehat dan produktif.

Page 8: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut:

a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada ditempat kerja

selalu dalam keadaan sehat dan selamat.

b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara

lancer tanpa adanya hambatan.

C. Ruang Lingkup K3

a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua

tempat kerja yang didalamnya melibatkan aspek manusia

sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang

dikerjakan.

b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi:

1. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian.

2. Peralatan dan bahan baku yang digunakan.

3. Factor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun social

4. Proses produksi

5. Karakteristik dan sifat pekerjaan.

6. Teknologi dan metode kerja

c. Penerapannya dilaksanakan secara holistic sejak

perrencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan

industri barang maupun jasa.

d. Semua pihak yang terlibat proses industri/perusahaan

ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha

hyperkes

2.2 Kecelakaan Kerja

A. Definisi

Menurut pengertian mentri tenaga kerja RI nomer:

03/MEN/ 1998 tentang cara pelaporan dan pemeriksaan

kecelakaan bahwa yang dimaksud kecelakaan adalah

suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga

Page 9: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau

harta benda.

B. Penyebab Kecelakaan Kerja

Secara umum terdapat dua penyebab terjadinya

kecelakaan kerja, yaitu penyebab langsung dan penyebab

dasar

a. Penyebab Dasar

1. Factor manusiaataupribadi, antara lainkarena:

Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologis

Kurangnya atau lemahnya pengetahuan dan

ketrampilan atau keahlian

Stress

Motivasi yang tidak cukup

2. Factor kerja/lingkungan, antara lain karena:

Tidak cukup kepemimpinan atau penguasaan

Tidak cukup rekayasa

Tidak cukup pemberian barang

Tidak cukup perawatan

Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-

barang

Tidak cukup standar kerja

Penyalahgunaan

b. Penyebab langsung

1. Kondisi berbahaya yaitu tindakan yang akan

menyebabkan kecelakaan, misalnya :

Peralayan pengaman atau pelindung yang tidak

memadai atau tidak memenuhi syarat

Bahan, alat-alat yang sudah rusak

Terlalu sesak/ sempit

System/ tanda peringatan yang kurang memadai

Page 10: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Bahaya kebakaran dan ledakan

Tata letak yang buruk

Lingkungan berbahaya

Kebisingan

Paparan radiasi

Ventilasi dan penerangan yang kurang

2. Tindakan berbahaya merupakan tingkah laku yang akan

menyebabkan kecelakaan, misalnya:

Mengoperasikan alat tanpa wewenang

Gagal untuk memberikan peringatan

Gagal untuk mengamankan

Bekerja dengan kecepatan yang salah

Menyebabkan alat-alat keselamatan kerja tidak

berfungsi

Memindahkan alat-alat keselamatan

Menggunakan alat yang rusak.

Menggunakan alat dengan cara yang salah

Kegagalan memakai alat pelindung dengan benar.

C. Jenis Kecelakaan Kerja

ILO meyusun daftar berbagai tipe kecelakaan,

klasifikasi berbagai kecelakaan adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut tipe kecelakaan :

Orang jatuh

Kejatuhan benda

Terbentur benda yang tidak bergerak

Terjepit diantara dua benda

Gerakkan yang dipaksakan

Tekena suhu yang ekstrim

Tersengat arus listrik

Terkena bahan-bahan berbahaya atau radiasi

2. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut jenis luka

Page 11: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Fraktur/retak

Dislokasi

Terkilir

Gegar otak

Amputasi

Luka-luka ringan

Memar dan remuk

Terbakar

Keracunan akut

Sesak nafas

Akibat arus listrik

Akibat radiasi

3. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut lokasi luka pada

bagian :

Kepala

Leher

Badan

Tangan

Tungkai

Aneka lokasi

Luka-luka umum

D. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan

pencegahanini menurut Bennet (1995) merupakan

tanggung jawab manager lini, penyedia, mandor, dan juga

kepala urusan. Tetapi menurut Sulaksomo (1997) dan yang

tersirat dalam undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 10

”bahwa tanggung jawab pencegahan kecelakaan kerja ,

selain pihak perusahaan juga karyawaan atau tenaga kerja

dan pemerintah”.

Page 12: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Pencegahan kecelakaan kerja menurut Bennet (1995)

dilakukan melalui dua aspek pendekatan yaitu :

1. Aspek perangkat keras (hardwer) seperti peralatan ,

perlengkapan mesin, tata letak.

2. Aspek perangkat lunak (software) seperti manusia dan

segala unsur yang berkaitan.

Suatu pencegahan kecelakaan yang efektif

memerlukan pelaksanaan pekerjaan dengan baik oleh setiap

orang di tempat kerja. Semua pekerja harus mengetahui

bahaya dari bahan dan peralatan yang mereka tangani,

semua bahaya dari operasi perusahaan serta cara

pengendaliannya (Sahab, 1997).

Menurut Suma’ur (1994), upaya pengendalian atau

pencegahan kecelakaan kerja adalah :

1. Pengendalian secara mekanik

Mengendalikan potensi bahaya langsung pada

sumbernya (engineering control), yang meliputi :

Substitusi , yaitu mengganti bahan yang berbahaya

dengan bahan yang kurang berbahaya atau tidak

berbahaya sama sekali .

Ventilasi, yaitu pengaliran udara bersih untuk

menggantikan udara kotor dari lingkungan kerja

Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahaya

disendirikan / diisolir

Mekanisasi, yaitu penggunaan tombol-tombol secara

otomatis dalam pengoperasian mesin

Lubrikasi , yaitu penggunaan pelumas pada mesin

Peredam, yaitu penggunaan alat peredam pada mesin

2. Pengendalian secara administratif keselamatan kerja

Banyak situasi yang berbahaya dalam industri yang

tak dapat dikenda;ikan dengan menghilangkan,

penggantian, atau engineering . bilamana metode-

Page 13: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

metode diatas tidaklah praktis, maka harus diadopsi

pengenalan policy atau kebijakan, prosedur dan sistem

safety.

Pengendalian administratif merupakan prosedur yang

membatasi atau mengurangi melalui pengaturan atau

perencanaan kerja yang baik, antara lain:

a. Pendidikan dan pelatihan

Diperlukan pelatihan untuk meningkatkan

pengetahuan pekerja mengenai keselamatan dan

kesehatan kerja dijadikan satu dengan pelatihan lain

(Sahab, 1997).

Penyedia atau manager mempunyai peran besar

dalam upaya pencegahann kecelakaan kerja, untuk itu

perlu diperhatikan khusus terhadap pelatihan

keselamatan kerja bagi penyedia atau manager.

Pendidikan dan pelatihan pada dasarnya merupakan

upaya untuk meningkatkan berbagai pengetahuan dan

keterampilan , serta usaha untuk memberikan

kemungkinan perubahan sikap yang dilandasi oleh

motivasi untuk berprestasi (Sukomo,1984)

b. Pemberian label

c. Pengadaan MSDS (material safety data sheet)

d. Ketata rumah tanggaan yang baik, terutama kebersihan

tempat kerja

e. Rotasi pekerjaan.

Merupakan strategi pemberdayaan tenaga kerja

dimana tenaga kerja menempati posisi yang berbeda-

beda dalam interval dan durasi waktu tertentu secara

rotatif dengan tujuan untuk meratakan paparan pada

peran dan fungsi

Yang berbeda (Smiths, 2009).

Page 14: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Mencegah tenaga kerja mengalami kebosanan ,

kelelahan , ataupun melakukan kecerobohan akibat

keduanya.

Memberikan kepuasaan pribadi bagi tenaga kerja,

karena dengan memberikan suasana kerja yang

berbeda maka tenaga kerja dapat menganalisa dengan

sendirinya kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

Meningkatkan motivasi kerja, tenaga kerja yang diberi

kesempatan untuk merasakan pekerjaan yang berbeda

dapat meningkatkan kemampuan (skill) dan

kompetensi yang dimilikinya sehingga memberikan

tantangan bagi tenaga kerja.

f. Hygiene perseorangan

g. Monitor untuk memantau efektivitas pengalihan yang

telah dilakukan

h. Pemeriksaan kesehatan.

Tolak ukur pengendalian administratif sering

diperlukan untuk mendukung strategi pengendalian

lainnya untuk menjamin pengendalian dapat tercapai.

2.3 Alat Pelindung Diri (APD)

APD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang

berfungsi untuk mengisolasi tenaga kerja dari faktor bahaya

di sekitarnya.

Ada beberapa kelemahan dari penggunaan APD yaitu

kemampuan perlindungan yang tidak memenuhi

persyaratan dan sering APD tidak digunakan karena tidak

enak, atau kurang nyaman (Nedved, 1991).

Adapun APD dapat digolongkan menurut bagian-

bagian tubuh yang dilindunginya yaitu, APD mata , kepala,

nafas, tangan, kaki, dan telinga.

Page 15: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Alat pelindung diri harus digunakan sebagai upaya

terakhir dalam melindungi tenaga kerja, atau dalam

kaitannya dalam strategi pengendalian lainnya. Alat

pelindung diri menjadi tolok ukur pengendalian efektif

bilamana (Suma’ur, 1994).

a. Diseleksi dengan benar

b. Dipelihara secara berkala

c. Dipakai dengan benar

d. Digunakan bila dikehendaki

e. Disimpan dangan aman

Sementara itu syarat-syarat APD menurut Rasjid (1992)

adalah :

a. Memberikan perlindungan yang adekuat pada pekerja

b. Ringan dan nyaman

c. Dapat dipakai secra fleksibel

d. Mudah dikenali

e. Awet dan tidak mudah rusak

f. Tidak menimbulkan bahaya tambahan

g. Memenuhi standart

h. Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensori pemakai

i. Suku cadand mudah didapat

Adapun jenis-jenis APD menurut terget yang dilindungi

adalah (Rasjid, 1992)

a. Alat pelindung kepala

Safety helmet (helm keselamatan)

Hood (tudung kepala )

Hair cap ( topi)

b. Alat pelindung mata

Kacamata (spectacles) dengan atau tanpa pelindung

samping

Goggles

Page 16: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Tameng wajah

c. Alat pelindung telinga

Ear plug (sumbat telinga)

Ear muff (tutup telinga)

Helm peredam

d. Alat pelindung pernafasan

Canister gas mask

Mechanical filter respiratory

Air supplied respiratory

Hose mask

Self contained breathing appartus

e. Alat pelindung tangan

Sarung tangan kulit

Sarung tangan karet

Gauntlets ( dengan lapisan plat logam)

Mitts ( 4 jari jadi 1, kecuali ibu jari)

f.Alat pelindung kaki

Faundry legging ( pada pengecoran baja dari kulit dan

dilapisi krom atau asbes)

Sepatu karet elektrostatis ( melindungi dari bahaya

listrik dan hubungan pendek.)

Seapatu pengaman kerja bangunan ( safety shoes dan

kulit dilapisi baja pada ujung depan spatu

g. Pakaian pelindung

Appron : menutupi dada sampai lutut

Overalls : menutupi seluruh tubuh

h. Tali dan sabuk pengamanan

Safety belt, untuk pekerjaan pada ketinggian < 2

meter , pada pekerjaan mengoperasikan kendaraan /

alat berat.

Body harness untuk pekerjaan mendaki, memanjat,

menolong korban , memasuki palka, atau sumur dan

Page 17: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

lubang dengan kedalaman atau ketinggian di atas 2

meter.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. CORE (INTI)

1. Riwayat

Berdasarkan penuturan pak Hadi (pemilik) berdirinya

Home Industri ”Fasila Konveksi” ini adalah pada tahun

1990 atas inisiatif keluarga sendiri yaitu keluarga bapak

Hadi.

2. Riwayat Penyakit

Berdasarkan penuturan pak Hadi karyawannya tidak

memiliki jenis penyakit yang dianggap berat, penyakit yang

sering menyerang karyawannya berupa batuk pilek dan

pegal-pegal.

Berdasarkan hasil wawancara para pekerja dalam 1

bulan ini ada beberapa pekerja yang menderita penyakit

sebagai berikut :

Gatal-gatal : 3 orang.

Sakit pinggang : 5 orang.

Batuk pilek : 10 orang.

Para pekerja bekerja dengan posisi yang kurang baik

sehingga memungkinkan terjadi kelainan postur tubuh

serta para pekerja malas menggunakan masker dengan

Page 18: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

alasan panas serta risih, dan mereka tetap merasa sehat

meskipun tidak memakai masker dan alas kaki.

3. Demografi

Jumlah karyawan ± 20 orang ditambah dengan pemilik

industry yang ikut juga bekerja, namun sebagian ada

yang cuti dan sakit.

Laki-

laki

Perempu

an

3

orang

17 orang

Usia karyawan rata-rata 21- 45 tahun

20-44

thn

≥ 45

tahun

≤ 60

thn

11

orang

1 orang -

Status karyawan pada Home Industri “FasilaKonveksi”

rata-rata sudah berumah tangga.

Angka kesakitan (morbiditas ) karyawan saat bekerja

sering terjadi batuk pilek dan sakit pinggang

Angka kematian ( mortalitas ) karyawan saat sedang

bekerja tidak pernah terjadi

4. Etnik

Semua karyawan bersuku jawa dengan penggunaan

bahasa sehari-hari bahasa jawa

5. Nilai Dan Kepercayaan

Karyawan home industri “FasilaKonveksi” memiliki

kebiasaan ramah dengan setiap orang yang datang ke

tempatnya bekerja , hal ini merupakan salah satu cara

mereka untuk menarik pelanggan agar nantinya bisa

menjadi pembeli.

Page 19: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Setiap bulan para karyawan serta pemilik memiliki

kebiasaan rutinitas yaitu makansama-sama (tsukuran),

mereka meyakini dengan melakukan kegiatan ini akan

menumbuhkan keakraban yang semakin kuat diantara

karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya.

B. SUBSISTEM

1. Lingkungan Fisik

- Keadaan

Home industry terlihat tampak gelap tanpa di bantu

dengan alat penerangan, juga pengaturan ruangan yang

kurang kondusif antara tempat kerja, tempat menaruh

kain yang sudah dipotong maupun hasil dari jahitan

kurang ditata dengan rapi.

- Air :

Sumber air diperoleh dari PDAM, untuk pembuangan

limbah biasanya karyawan menempatkan pada suatu

tempat tersendiri guna dijual kembali (didaur ulang).

- Tanah

Bangunan industry telah mengalami betonisasi termasuk

lantai dan pelataran yang keseluruhannya sudah di

semen.

- Polusi

Ada beberapa sumber polusi yang ada di industry “Fasila

Konveksi” yakni polusi suara dari suara mesin jahit,

kemudian ada polusi udara dari sisa-sisa dan serat

benang maupun kain percahnya.

- Perlu digaris bawahi bahwa limbah kain yang dihasilkan

Home industry “Fasila Konveksi” tidak dibuang tetapi

dikumpulkan kemudian di jual kembali.

Page 20: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

2. Layanan Kesehatan Dan Sosial

Pelayanan kesehatan di industri “Fasila Konveksi”

sudah berjalan dengan baik dengan adanya kerjasama

antara pihak home industri dengan Puskesmas. “Fasila

Konveksi pernah mendapat bantuan dari pihak Puskesmas

dengan bentuk kotak P3K, namun bukan kotak khusus

untuk P3K tetapi kotak yang berisi obat-obatan yang setiap

6 bulan sekali dilakukan kunjungan ke industri guna

mengganti atau memberikan pasokan obat ke pihak

industri.

3. Ekonomi (Informal)

Gaji karyawan dalam home industry “FasilaKonveksi’

dibedakan antara karyawan yang satu dengan karyawan

yang lainnya, berdasarkan kecekatan dan lamanya bekerja,

sehingga karyawan yang satu dengan karyawan yang

lainnya dalam satu bulan ada yang menerima gaji ≤

500.000 per bula, ada yang ≥ 1.000.000

4. Transportasi Dan Keselamatan

- Transportasi

Sebagian besar karyawan menggunakan sepeda motor

untuk datang ke tempat kerja, sebagian dari mereka ada

yang berjalan kaki karena jarak yang dekat, dan hanya 1-

2 orang ada yang tinggal di tempat bekerja guna menjaga

home industri.

5. Politik Dan Pemerintahan

- Kebijakan home industry “FasilaKonveksi”

Page 21: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

Tidak ada kebijakan yang begitu berarti kerena system

dari home industry “FasilaKonveksi” adalah menerapkan

sistim kekeluargaan sehingga semua karyawan dianggap

keluarga sendiri.

- Peran manager / pemilik home industry

Manager bertugas untuk mengawasi dan membina kerja

para karyawan , metode yang digunakan oleh pemilik

home industry “FasilaKonveksi” adalah dengan metode

kekeluargaan.

- Peraturan yang berlaku

Peraturan yang berlaku di home industry

“FasilaKonveksi” adalah para karyawan diberikan waktu

ISHOMA dari jam 12.00 s/d jam 13.00. karyawan yang

datang terlambat tidak diberikan sanksi apapun

begitupula karyawan yang tidak masuk hanya saja tidak

mendapakan gaji , hal ini terjadi karena sistim

kekeluargaan dan tidak terikat.

6. Komunikasi

- Formal 100% pegawai memiliki alat komunikasi. Media Elektronik Telkom (handphone)

- Informal: Informasi karyawan yang diperoleh dari mulut ke mulut.

7. Pendidikan - SD = 1 orang

- SMP = 5 orang

- SMA = 6 orang

8. Rekreasi

Libur yang disediakan oleh pemilik home industry

“FasilaKonveksi” adalah sekali dalam seminggu yaitu hari

minggu. Pada hari libur itu para karyawan memiliki aktifitas

Page 22: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

berbeda, rata-rata para karyawan berkumpul dengan

keluarga masing-masing.

ANALISA DATA

N

o

Variabl

eData Masalah Etiologi

1 Core

variable

Sub

Sistem:

Pendidik

an

Dari 20 orang

yang bekerja

pada home

industri.

Para pekerja

mengatakan tidak

tahu manfaat

APD dan bahaya

dari tidak

memakai APD

(masker

Tamat SD : 1

orang

Tamat SMP : 5

orang

Tamat SMA : 6

orang

Kurang

pengetahu

an

pengguna

an APD

dan

tindakan

pertolonga

n pertama

Kurang

kesadaran

tentang

pentingnya

APD

Tidak

terpaparnya

pekerja

dengan

informasi

tentang APD

2 Core

variable

Sub

Sistem:

lingkung

an fisik

Di lokasi kerja

tidak terdapat

wastafel,

Anggota

umumnya

menggunakan

Resiko

infeksi

Perilaku

hidup bersih

dan sehat

yang tidak

adekuat

Page 23: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

air PDAM untuk

keperluan

sehari-hari

Pekerja belum

tahu cara cuci

tangan yang

benar (6

langkah)

Diagnosa Keperawatannya antara lain;

1. Kurang pengetahuan penggunaan APD berhubungan dengan

kurang kesadaran tentang pentingnya APD, tidak terpaparnya

pekerja dengan informasi tentang APD.

2. Resiko infeksi saluran pencernaan berhubungan dengan

perilaku hidup bersih dan sehat yang tiadak adekuat.

Page 24: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

POA

No Tujuan Rencana kegiatan Sasaran Tempat Waktu Dana Penanggun

g jawab

1 Para pekerja

home industri

mengerti dan

memahami

tentang

pentingnya

penggunaan

APD

Para pekerja

menerapkan

penggunaan

APD saat

bekerja

1. Membina

hubungan

saling percaya

dengan pemilik

dan kariyawan.

2. Melakukan

pengkajian

terhadap

pengetahuan

para kariawan

tentang APD,

ditemukan

pengetahuan

tentang APD

cukup, namun

Semua

kariawan

home

industri

“Fasila

Konveksi”

kelurahan

Dinoyo.

Home

Industri “

Fasila

Konveksi

Jumat, 13

Februari

2015

Masker 1

box : Rp.

30.000

Mahasiswa

profesi

ners

Page 25: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

kesadaran

akan

penggunaa

APD masih

kurang

3. Melakukan

observasi

penggunaan

APD saat

bekerja.

4. Melakukan

penyuluhan

tentang

pentingnya

penggunaan

APD kepada

para

kariyawan.

Page 26: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

5. Memberikan

bantuan APD

berupa masker

2 Kariyawan

dapat

melakukan

pertolongan

pertama pada

kecelakaan

kerja.

Karyawan

dapat

mengetahui

langkah-

langkah

mencuci

tangan.

Kariawan

terhindar dari

1. Memberikan

edukasi

tentang P3K

dan

pertolongan

P3K

Semua

kariawan

fasila

konveksi.

Home

Industri

‘Fasila

Konveksi’

Jumat, 13

Februari

2015

1. Kotak

P3K

2. Kassa

Gulung 2

bh

3. Kassa

Kotak

4. Betadine

5. Plester

6. NS

7. Gunting

Rp. 90.000

Mahasiswa

profesi

ners

Page 27: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

penyakit

infeksi

Kariawan

melakukan

pola hidup

sehat sehari

Rencana Asuhan Asuhan Keperawatan Komunitas

Page 28: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan

umum

Tujuan

khusus

Strategi

intervens

i

Rencana

kegiatan

Evaluasi Sumb

er

Tempa

t

Penangg

ung

jawab

Kriteria S

tandart

1 Kurang

pengetahuan

penggunaan

APD

berhubungan

dengan

kurang

kesadaran

tentang

pentingnya

APD, tidak

terpaparnya

pekerja

dengan

informasi

tentang APD

Kariawan

dapat

mengetah

ui tentang

pengguna

an APD

Kariawa

n

mengerti

dan

memaha

mi

tentang

pentingn

ya

penggun

aan APD

Kariawa

n

menerap

kan

penggun

Penyuluha

n dan

demonstra

si bersama

kariawan

fasila

konveksi.

1.Membina

hubungan

saling

percaya

dengan

pemilik dan

kariawan.

2. Melakukan

pengkajian

terhadap

pengetahua

n para

pekerja

tentang

APD,

ditemukan

1. Karia

wan

mamp

u

menye

butka

n APD

yang

diguna

kan

saat

bekerj

a

2. Karia

wan

dapat

80 %

para

kariaw

an

mampu

menye

butkan

APD

yang

diguka

n saat

bekerja

dan

manfaa

t

penggu

Mahasi

swa

profesi

Home

Industr

i

“Fasila

Industr

i”

Mahasis

wa

profesi

ners

Page 29: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

aan APD

saat

bekerja

pengetahua

n tentang

APD cukup,

namun

kesadaran

akan

penggunaa

APD masih

kurang

3. Melakuka

n

observasi

pengguna

an APD

saat

bekerja.

4. Melakuka

n

penyuluha

menye

butka

n

manfa

at

dalam

pengg

unaan

APD

3. Tukan

g ojek

karan

g

taruna

tlogo

mas

dampa

k dari

tidak

naan

APD

dan

dampa

k

ketika

tidak

mengg

unakan

APD

saat

bekerja

Page 30: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

n tentang

pentingny

a

pengguna

an APD

kepada

kariawan

fasila

konveksi.

5. Memberik

an

bantuan

APD

berupa

masker

mengg

unaka

n APD

saat

bekerj

a

2. Resiko infeksi

saluran

pencernaan

berhubungan

Kariawan

dapat

mengetah

ui tentang

K

ariawan

dapat

melakuk

Demonstra

si tentang

P3K

bersama

1. Me

mberikan

edukasi

tentang

1.Kariawa

n Fasila

Konveksi

mampu

80%

kariaw

an

Fasila

Mahasi

swa

profesi

Home

Industr

i Fasila

Konvek

Mahasis

wa

profesi

Page 31: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

dengan

perilaku

hidup bersih

dan sehat

yang tiadak

adekuat

dampak

polusi dan

dapat

melakukan

pola hidup

sehat

an

pertolon

gan

pertama

pada

kecelaka

an

Kariawa

n

terhinda

r dari

penyakit

infeksi

Kariawa

n

melakuk

an pola

hidup

sehat

kariawan

Fasila

Konveksi

P3K melakuk

an P3K

Konvek

si

mampu

melaku

kan

P3K

si ners

Page 32: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

sehari

EVALUASI

N

O

DX

KEP

TGL

PELAKS

ANAAN

IMPLEMENTASI EVALUASI PENANGGUNG JAWAB

1 1 13-02-

2015

1. Membina hubungan saling

percaya dengan pemilik dan

kariawan Fasila Konveksi

2. Melakukan pengkajian

terhadap pengetahuan para

pekerja tentang APD,

ditemukan pengetahuan

tentang APD cukup, namun

kesadaran akan penggunaa

APD masih kurang

3. Melakukan observasi

penggunaan APD saat

S = peserta penyuluhan

paham dengan apa yang

disampaikan penyuluh

O = peserta dapat

menjawab 75% dari

pertanyaan penyuluh

A = Masalah teratasi

sebagian

P= Kariawan dapat

menggunakan APD pada

saat bekerja

Mahasiswa Profesi

Page 33: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

bekerja

4. Melakukan penyuluhan

tentang pentingnya

penggunaan APD kepada

kariawan Fasila Konveksi.

5. Memberikan bantuan APD

berupa masker dan kotak

P3K (betadine, kassa,

plester, revanol).

2 2 13-02-

2015

1. Melakukan penyuluhan

tentang perawatan luka

2. Mendemonstrasikan BLS

(rawat luka)

S = para kariawan

mengatakan sudah

mengerti tentang P3K

O = para kariawan

antusias memperhatikan

penyuluhan dan

demonstrasi setelah di

praktekan oleh salah satu

Mahasiswa profesi

Page 34: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

mahasiswa profesi

A = Masalah teratasi

sebagian

P = Menggunakan sumber

sistem pendukung

komunitas

Page 35: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Era globalisasi yang semakin canggih, modern, dan

trampil menuntut fisik untuk kerja lebih ekstra hati-hati,

dalam hal ini perlindungan dan kesehatan kerja penting

untuk diperhatikan. Kesadaran dalam diri dalam upaya

perubahan tingkah laku merupakan inti dari terlaksananya

suatu perlindungan terhadap diri pekerja terutama di home

industri ”Fasila Konveksi” kelurahan Dinoyo Malang.

Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi

fisiologis – fisikal dan psikologis tenaga kerja yang

diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh

industri. Jika sebuah industri melaksanakan tindakan-

tindakan keselamatan yang efektif dan tersedianya alat

pelindung diri maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam

pekerja. Hal ini akan lebih mempercepat kesejahteraan

karyawan atau pekerja industri yang nantinya juga

berimbas pada hasil-hasil produksi industri ini.

4.2 Saran

Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang

merupakan bagian dari pekerjaan , untuk itu pekerja

home industri hendaknya mencegah dalam hal ini

melakukan proteksi atau perlindungan berupa

kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik

langsung maupun tidak langsung yang diterapkan oleh

pekerja sendiri.

Kesadaran karyawan home industry berhubungan

langsung dengan pengetahuan yang mereka miliki. Oleh

sebab itu diperlukan pembinaan baik dari pemerintah

Page 36: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

maupun lembaga kesehatan terkait agar pemeliharaan

kesehatan pada komunitas khususnya home industri

dapat terlaksana.

LAMPIRAN

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan

SDSMPSMA

Bagan 1 : Dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu karyawan Fasila Konveksi ditemukan, ada karyawan yang tingkat pendidikan SD berjumlah 1 orang, yang pendidikan SMP ada 5 orang dan yang pendidikan SMA ada 6 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan Fasila Konveksi ada lulusan SMA.

2) Penghasilaan Perbulan

Page 37: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

< 500.0001 juta> 1 juta - 2,5 juta

Bagan 2: Dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu karyawan Fasila Konveksi yang memiliki pendapatan < 500.000 berjumlah 9 orang, yang pendapatan 1 juta berjumlah 2 orang, yang berpendapatan > 1 juta – 2,5 juta berjumlah 1 orang

3) Penggunan APD

MaskerAlas kakiMasker dan Alas kakiTidak sama sekali

Bagan 3 : Dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu karyawan Fasila Konveksi ditemukan karyawan yang menggunakan APD Masker 0, yang mengguakan alas kaki 8 karyawan, serta yang menggunakan masker dan alas kaki 0 karyawan, dan yang tidak menggunakan APD sama sekali ada 4 karyawan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran

Page 38: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx

karyawan di Fasila Konveksi masih kurang dalam penggunaan APD.

DOKUMENTASI

PENGKAJIAN

Page 39: Laporan Program Ukk Fasila Konveksi Fixxx