Laporan Suhu Tubuh Denny

26
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Suhu menunjukkan derajat panas benda, dimana semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara tidak kasat mata suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Dalam hal ini adalah tubuh, berarti suhu menunjukkan derajat panas tubuh. Manusia termasuk mahluk hidup yang homoiotherm yaitu yang suhunya dapat diatur konstan meskipun suhu lingkungan yang berubah-ubah. Anggota tubuh dan kulit seperti sebagai poikilotherm atau keadaan suhu tbuh yang bergantung pada suhu lingkungan. Kestabilan suhu

Transcript of Laporan Suhu Tubuh Denny

Page 1: Laporan Suhu Tubuh Denny

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Suhu menunjukkan derajat panas benda, dimana semakin tinggi

suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara tidak kasat

mata suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap

atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk

perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya

energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Dalam hal ini adalah tubuh, berarti suhu menunjukkan derajat panas

tubuh.

Manusia termasuk mahluk hidup yang homoiotherm yaitu yang

suhunya dapat diatur konstan meskipun suhu lingkungan yang berubah-

ubah. Anggota tubuh dan kulit seperti sebagai poikilotherm atau keadaan

suhu tbuh yang bergantung pada suhu lingkungan. Kestabilan suhu tubuh

hanya mungkin diperoleh jika oroduksi panas dapat dibuat seimbang

dengan pengambilan nafas.

Dalam dunia farmasi, suhu tubuh sangat penting untuk dipelajari

dimana suhu tubuh sangat berkaitan dengan obat yang akan diberikan,

misalnya apabila suhu tubuh tinggi/demam maka akan diberi obat

penurun panas/demam (antipiretikum).

Page 2: Laporan Suhu Tubuh Denny

I. 2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud percobaan

Untuk mengetahui suhu tubuh pada bagian tubuh tertentu, yaitu

ketiak dan mulut serta mengetahui perubahan suhu tubuh hewan

coba setelah diberi sediaan seperti pepton, antalgin dan

paracetamol.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Mengenal mekanisme pengaturan suhu tubuh dan factor-faktor

yang mempengaruhinya.

I.3 Prinsip Percobaan

Pada Manusia

Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer

yang dilakukan oleh pria dan wanita, dimana pada pria diukur suhu

tubuhnya dibagian bawah ketiak dan pada wanita diukur suhu

tubuhnya dibagian bawah mulut dan dilakukan pembacaan suhu pada

menit ke-5.

Pada hewan coba

Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer

rektal, dimana suhu tubuh mencit (Mus musculus) diukur suhu

tubuhnya terlebih dahulu, kemudian diberikan pepton, kemudian diukur

kembali suhu tubuh mencit (Mus musculus).

Page 3: Laporan Suhu Tubuh Denny

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak

yang membantu suhu tubuh yang konstan antara 36.5C dan 37.5C. Suhu

tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur,

maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang

bangun atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yang diambil dengan

berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda.

Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37 C,

sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5 C sedang di rectum (anus)

sekitar 37.5 C.

Suhu tubuh pada saat keadaan dingin (kurang dari 36oC), panas

(lebih dari 40oC), dan normal (36 – 37,5 oC)

(1)

Yang mempengaruhi suhu tubuh adalah

a) Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini

memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi

berbeda pula.

Page 4: Laporan Suhu Tubuh Denny

b) Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan

metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan

saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam

jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak

coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis

ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan

produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

c) Hormon pertumbuhan

Hormon pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan

peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya,

produksi panas tubuh juga meningkat.

d) Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi

kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat

mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.

e) Hormon kelamin

Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme

basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan

produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari

pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa

Page 5: Laporan Suhu Tubuh Denny

ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu

basal.

f) Demam ( peradangan )

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan

metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

g) Status gizi.

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan

metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat

makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan

demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami

penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan

lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena

lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak

menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan

yang lain.

h) Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,

mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang

menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan

suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

Page 6: Laporan Suhu Tubuh Denny

i) Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus,

dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami

gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi

infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit

berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan

mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

j) Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya

panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih

dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu

tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan

terjadi sebagian besar melalui kulit. (2)

Mengukur suhu tubuh menggunakan 2 cara, yaitu: Secara kualitatif,

kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya

sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita

dapat kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan thermometer. (3)

Pusat pengaturan suhu tubuh terdapat di hipotalamus. Hipotalamus

merupakan sekelompok saraf pada area preoptik dan hipotalamus posterior

yang berfungsi sebagai termostat yaitu memelihara suhu tubuh antara 35 dan

41 C. Termostat hipotalamus memiliki semacam titik kontrol yang disesuaikan

untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu tubuh turun atau naik sampai

Page 7: Laporan Suhu Tubuh Denny

diatas titik ini ,pusat akan memulai impuls untuk menahan panas atau

meningkatkan pengeluran panas. Hipotalamus mempertahankan pengaturan

suhu dengan menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas untuk

menjaga suhu tubuh.(4)

Proses pengeluaran panas secara fisik, yaitu

a. Radiasi

Kehilangan panas dengan cara radiasi dalam bentuk sinar panas

infra merah, suatu jenis gelombang elektromaknetik yang beradiasi dari

tubuh ke kelilingnya, yang lebih dingin dari pada tubuhnya sendiri.

Kehilangan ini meningkat bila suhu sekeklilingnya menurun. Sebagai

contoh, seseorang yang telanjang dalam ruangan dengan suhu kamar

normal kehilangan 60& panas totalnya secara radiasi.

b. Konduksi

Kehilangan panas secara dengan cara konduksi ke udara

merupakan bagian kehilangan panas tubuh yang dapat diukur, bahkan

dalam keadaan normal.

c. Konveksi

Pergerakan udara dikenal sebagai konveksi, dan pembuangan

panas dari tubuh dengan cara panas udara konveksi sering dinamakan

kehilangan panas dengan cara konveksi.

Page 8: Laporan Suhu Tubuh Denny

d. Evaporasi

Bila air menguap dari permukaan tubuh, 0,58 kalori panas hilang

untuk mg air yang menguap. Air menguap secara insesibel dari kulit

dan paru dengan kecepatan sekitar 50 ml per hari. Hal ini

menyebabkan kehilangan panas secara continue dengan kecepatan

12 sampai 16 kalori per jam. (5)

II.2 Uraian Bahan

a. NaCMC (6:401)

Nama resmi : NATRII CARBOXY

METHYLCELLULOSUM

Sinonim : Natrium karboksimetilselulosa

Pemerian : Serbuk atau butiran; putih kuning

gading, tidak atau hampir tidak

berbau, higroskopik

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air,

membentuk suspensi koloidal, tidak

larut dalam etanol (95%) P, dalam

eter P dan dalam perlarut organik lain

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

b. Antalgin (6:390)

Page 9: Laporan Suhu Tubuh Denny

Nama Resmi : METHAMPYRONUM

Sinonim : Metampiron

RM/BM : C13H16N3NaO4S.H2O/351,37 g/mol

Pemerian : Serbuk hablur putih atau putih kekuningan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunanaan : Sebagai antipiretikum dan analgetikum

c. PCT (6:37)

Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM

Sinonim : Asetaminofen/ paracetamol

RM/BM : C8H9NO2/151,16 g/mol

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau,

rasa pahit

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya

Kegunanaan : Sebagai antipiretikum dan analgetikum

d. Pepton (6:721)

Sinonim : Pepton

Pemerian : Kuning kemerahan sampai coklat, bau khas

tidak busuk

Kelarutan : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna

Page 10: Laporan Suhu Tubuh Denny

coklat kekuningan yang berasksi agak asam,

praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan

dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya

matahari.

Kegunaan : Sebagai penginduksi panas

e. Air suling (6:96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Sinonim : Aquadest

RM/BM : H2O/ 18,02 g/mol

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna,tidak

berbau,tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

f. Alcohol (6:65)

Nama resmi : AETHANOLUM

Sinonim : Etanol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas.

Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru

Page 11: Laporan Suhu Tubuh Denny

yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform P dan

dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Page 12: Laporan Suhu Tubuh Denny

BAB III

METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini,yaitu:

thermometer tubuh, thermometer rektal, spoit dan kanula

III.1.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini,

yaitu: air es, alcohol, kapas, pepton, NaCMC, antalgin, PCT dan

hewan coba (mencit).

III.2 Cara Kerja

III.2.1 Pada Manusia

a. Laki-laki

Disiapkan alat dan bahan

Duduk dengan tegak dan rileks

Mulut ditutup, bernafas hanya melalui hidung

Keringkan ketiak dan tempatkan thermometer dibawah ketiak,

lengan membujur pada sisi bagian

Lakukan pembacaan selama 5 menit

b. Perempuan

Disiapkan alat dan bahan

Page 13: Laporan Suhu Tubuh Denny

Duduk dengan tegak dan rileks

Tempatkan thermometer yang telah dibersihkan dengan air di

bawah lidah, kemudian mulut ditutup.

Setelah menit ke-5, lakukan pembacaan thermometer

Kemudian bernafas selama 2 menit melalui mulut terbuka, lalu

lakukan lagi pembacaan setelah menit ke-5.

Berkumur dengan air es selama 1 menit

Setelah itu tempatkan kembali thermometer dibawah lidah, dan

lakukan pembacaan suhu setelah menit ke-5.

III.2.2 Pada hewan coba

Disiapkan alat dan bahan

Diukur terlebih dahulu suhu tubuh normal mencit (Mus

musculus)

Diberi sediaan pepton secara intra peritoneal

Diukur kembali suhu mencit (Mus musculus)

Page 14: Laporan Suhu Tubuh Denny

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data Pengamatan

a. Pada manusia

Nama prondus Umu

r

Suhu awal Suhu akhir

Denny 18 37oC 37oCYayuk 19 37,5oC 37,5oC

b. Pada hewan coba

Mencit BB mencit Suhu awal (sebelum pemberian pepton)

Suhu setelah pemberian pepton

I 29 g 36,3oC 35oCII 25 g 36,3oC 36,3oCIII 23 g 36,3oC 35,4oCIV 28 g 37oC 36,4oCV 23 g 37oC 36,4oC

Page 15: Laporan Suhu Tubuh Denny

BAB V

PEMBAHASAN

Suhu tubuh manusia dapat diatur konstan pada suhu lingkungan yang

berubah-ubah, dimana suhu tubuh normal yaitu 37oC. jika suhu tubuh

meningkat diatas ukuran normal, pengangkutan panas dari rongga tubuh

menuju kulit meningkat, disini volume darah tidak hanya mengangkut lebih

banyak panas , tetapi juga menurunkan pertukaran aliran balik panas antara

arteri dan vena. Selain itu aliraan balik vena dari vena yang yang lebih dalam

dialihkan ke vena permukaan. Selain itu sekresi keringat ditingkatkan, yang

mendinginkan permukaan kulit sehingga mengahasilkan gradient

temperature yang penting untuk pembebasan panas. Jika suhu tubuh

menurun diatas ukuran normal, maka tidak hanya pemberian panas yang

dihambat tetapi juga produksi panas dinaikkan, mekanisme utamanya adalah

pergerakan tubuh dan tubuh yang gemetar.

Pada percobaan ini, pengukuran suhu yang dilakukan pada manusia,

di dapatkan hasil dimana pada laki-laki dan perempuan suhu tubuhnya 37oC

dan 37,5oC, suhu tubuh perempuan lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh laki-

laki, hal ini dikarenakan suhu pada mulut seseorang berubah-ubah karena

adanya udara yang masuk dan keluar dari mulut. Sedangkan pada laki-laki

suhu tubuhnya berada pada ukuran yang normal, hal ini dikarenakan suhu

Page 16: Laporan Suhu Tubuh Denny

tubuh pada ketiak tidak berubah-ubah dan berada pada suhu yang normal,

karena tidak dipengaruhi oleh factor luar atau lingkungan.

Pada percobaan ini, mencit digunakan sebagai hewan coba untuk

melihat perubahan suhu tubuh yang terjadi ketika diberikan sediaan. Pada

percobaan ini pertama, ditimbang dahulu mencit kemudian diukur suhu tubuh

normalnya, setelah itu diberikan sediaan pepton secara intra peritonial.

Setelah diberikan pepton, diukur kembali suhu tubuhnya. Pada saat diberikan

sebelum diberikan sediaan pepton suhu tubuh normal mencit berkisar antara

36oC – 37oC dan pada saat sesudah diberikan pepton, suhu tubuh mencit

tidak naik, hal ini tidak sesuai dengan literature yang ada dimana pepton

berfungsi untuk menginduksi panas yang artinya pepton dapat menaikkan

suhu tubuh, tetapi hasil pengamatan tidak sama seperti literature yang ada,

sehingga mencit tidak diberi sediaan paracetamol dan antalgin karena suhu

tubuh mencit tidak meningkat atau mencit tidak demam.

Terjadinya kesalahan pada praktikum ini, dikarenakan kemungkinan

ada factor kesalahan seperti, pepton yang digunakan sudah kadaluarsa,

kesalahan dalam mengamati waktu yang ditentukan untuk mengukur suhu

tubuh mencit, dan kesalahan dalam metode pemberiaan sediaan, dimana

sediaan diberi secara intra peritonial dan mungkin seharusnya diberikan

secara peroral.

Page 17: Laporan Suhu Tubuh Denny

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a) Suhu tubuh pada ketiak dan mulut berbeda-beda, hal ini dikarenakan

factor dari luar, seperti pada mulut adanya udara yang keluar masuk,

sehingga suhu tubuh tidak stabil.

b) tidak ada hasil yang didapat dari percobaan suhu tubuh pada hewan

coba mencit, hal ini dikarenakan tidak ada yang dapat diamati.

VI. 2 Saran

Diharapkan bimbingan dari asisten dan arahan tentang praktikum

ini agar praktikum ini berjalan dengan lancar sesuai dengan yang

diinginkan.

Page 18: Laporan Suhu Tubuh Denny

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. suhu tubuh. http://forum.kompas.com/kesehatan/28971-suhu tubuh.html/ diakses 07 mei 2012

2. Irwan Lisal, dr. Jhon. Buku ajar anatomi umum. Makassar: UNHAS. 2010.

3. Mariapoppy. Suhu tubuh. http:// anfis-mariapoppy.blogspot.com/suhu-tubuh/ diakses 07 mei 2012

4. Tim Penyusun. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. UNHAS: Makassar. 2010

5. Guyton, Arthur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme penyakit. Jakarta: ECG.1990.

6. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi ke-III. Jakarta: DEPDIKNAS. 1979

7. Malole, MBM. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan Uji di Laboratorium. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1989