LAPORAN tebu

25

Click here to load reader

Transcript of LAPORAN tebu

Page 1: LAPORAN tebu

Laporan PraktikumBudidaya Tanaman Perkebunan & Industri

PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TEBU DENGAN METODE BUDCHIP

NAMA : ANDI ALFIANINIM : G111 14 307KELAS : CKELOMPOK : 08ASISTEN : SITI HAJRAWATI

RISMAN ARISANDI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: LAPORAN tebu

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan semusim.

Tebu termasuk ke dalam famili poaceae atau lebih dikenal sebagai

kelompok rumput- rumputan. Tebu tumbuh di dataran rendah daerah tropika dan

dapat tumbuh juga di sebagian daerah subtropika. Manfaat utama tebu adalah

sebagai bahan baku pembuatan gula pasir. Ampas tebu atau lazimnya

disebut bagasse adalah hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu yang

berasal dari bagian batang tanaman tebu. Dari satu pabrik dihasilkan ampas

tebu sekitar 35-40% dari berat tebu yang digiling (Zultiniar dkk., 2011).

Produksi gula Indonesia tidak mengalami perkembangan yang berarti

semenjak tahun 1995 hingga tahun 2010. Hal ini dapat dilihat pada data yang

dirilis oleh Badan Pusat Statistik tahun 2012 yang menunjukkan bahwa produksi

gula tebu di Indonesia pada tahun 1995 sebesar 2,1 juta ton sedangkan produksi

tahun 2010 hanya 2,3 juta ton. Hal ini menyebabkan pemerintah harus melakukan

impor gula sebesar 240.000 ton untuk mencukupi kebutuhan gula (BPS, 2012).

Gula adalah salah satu kebutuhan pokok yang di konsumsi dalam kehidupan

sehari-hari masyarakat, pabrik-pabrik manisan, pabrik roti dan lain-lain, baik di

skala nasional dan internasional. Sehingga permintaan terhadap gula setiap

tahunya terus meningkat namun kondisi yang demikian membuat pabrik-pabrik

gula tidak mampu untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan nasional maupun

internasional akan permintaan terhadap gula, karena jumlah pabrik yang

Page 3: LAPORAN tebu

memproduksi gula masih cukup terbatas sedangkan permintaan terhadap gula

terus meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbatasnya produksi gula ini di sebabkan

oleh kurangnya lahan dalam penanaman tebu meskipun terus di perluas lahan tebu

yang ada namun belum mampu dalam memenuhi permintaan gula nasional dan

internasional. Selain itu juga faktor –faktor lain yang mempengaruhi terbatasnya

produksi gula karena terbatasnya teknologi-teknologi yang di gunakan dalam

proses pembuatan atau produksi gula tebu sehingga tidak dapat memproduksi gula

secara maksimal dengan waktu yang cepat.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi tebu

adalah metode budchip. Budchip ialah teknik pembibitan tebu secara vegetatif

menggunakan satu mata tunas tebu yang diperoleh dengan menggunakan mesin

bor. Bibit yang digunakan untuk budchip adalah bibit umur 5–6 bulan, murni,

bebas dari hama 7 penyakit dan tidak mengalami kerusakan fisik. Budchip harus

melalui tahap sortasi bibit (mata tunas) dan Hot Water Treatment (HWT)

(Ningrum dkk, 2014).

Berdasarkan pemaparan tersebut maka perlu dilakukan praktikum tentang

tanaman kapas agar mahasiswa dapat mengetahui cara membudidayakan tanaman

tebu dengan metode budchip agar kedepannya dapat menjadi bekal untuk

meningkatkan produksi tanaman tebu.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Page 4: LAPORAN tebu

Tujuan dari pratikum budidaya tanaman tebu adalah untuk mengetahui cara

budidaya tanaman tebu menggunakan metode budchip dan manfaat tanaman tebu

bagi perkebunan dan industri.

Kegunaan dari pratikum budidaya tanaman tebu adalah sebagai pembelajaran

untuk mahasiswa lain tentang bagaimana cara pembudidayan tanaman tebu

menggunakan metode budchip.

Page 5: LAPORAN tebu

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Tebu

Menurut (Tarigan dan Sinulingga, 2006), klasifikasi tanaman tebu adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledone

Ordo : Glumiflorae

Famili : Graminae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum L.

2.2 Morfologi Tanaman Tebu

Tanaman tebu mempunyai sosok yang tinggi, kurus, tidak bercabang dan

tumbuh tegak. Tinggi batangnya dapat mencapai lebih kurang 3-5 m. Kulit batang

keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua atau kombinasinya. Pada

batang terdapat lapisan lilin yang berwarna putih ke abu-abuan dan

umumnya terdapat pada tanaman tebu yang masih muda (Tarigan dan Sinulingga

2006).

Page 6: LAPORAN tebu

Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah

dan helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang dengan

kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit.

Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun (Sinaga, 2011).

Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat mencapai satu meter.

Sewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada 2 macam akar yaitu

akar setek dan akar tunas. Akar setek/bibit berasal dari setek batangnya, tidak

berumur panjang, dan berfungsi sewaktu tanaman masih muda (Sinaga, 2011).

Akar tunas berasal dari tunas, berumur panjang, dan tetap ada selama

tanaman masih tumbuh. Bunga tebu merupakan bunga majemuk yang tersusun

atas mulai dengan pertumbuhan terbatas. Panjang bunga majemuk 70-90 cm.

Setiap bunga pada tanaman tebu mempunyai tiga daun kelopak, satu daun

mahkota, tiga benang sari dan dengan dua kepala putik (Sinaga, 2011).

Pada tanah yang cocok akar tebu dapat tumbuh panjang mencapai 0,5—1,0

meter. Tanaman tebu berakar serabut maka hanya pada ujung akar-akar muda

terdapat akar rambut yang berperan mengabsorpsi unsur-unsur hara. Tanaman

tebu memiliki akar setek yang disebut juga akar bibit, tidak berumur panjang, dan

hanya berfungsi pada saat tanaman masih muda. Akar ini berasal dari cincin akar

dari setek batang, disebut akar primer. Kemudian pada tanaman tebu muda akan

tumbuh akar tunas. Akar ini merupakan pengganti akar bibit, berasal dari tunas,

berumur panjang, dan tetap ada selama tanaman tebu tumbuh (James, 2004).

Bunga yang terdapat pada tanaman tebu merupakan jenis bunga majemuk.

Bunga tanaman tebu terdiri atas malai dengan pertumbuhan yang terbatas.

Page 7: LAPORAN tebu

Panjang dari bunga majemuk berkisar antara 70 hingga 90 cm. Masing – masing

bunga pada tanaman tebu memiliki tiga daun kelopak, tiga benang sari, dua kepala

putik dan satu daun mahkota (James, 2004).

2.3 Budidaya Tanaman Tebu

Menurut Effendi (2001), budidaya tanaman tebu adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan Kebun

Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh

dari jalan utama atau lori pabrik. Ukuran got standar ; Got keliling/mujur lebar 60

cm; dalam 70 cm, Got malang/palang lebar 50 cm; dalam 60 cm. Buangan tanah

got diletakkan di sebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi setelah tanam,

maka tanah buangannya diletakkan di sebelah kanan got supaya masih ada jalan

mengontrol tanaman.

Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got – got

malang mencapai kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran

standar juringan adalah lebar 50 cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm

untuk tanah kering. Pembuatan juringan harus dilakukan dua kali, yaitu stek

pertama dan stek kedua serta rapi. Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur

dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat jalan kontrol sepanjang got malang

dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28, guludan diratakan untuk jalan

kontrol (jalan tikus).

2. Persiapan Tanam

Page 8: LAPORAN tebu

Lakukan seleksi bibit di luar kebun Bibit stek harus ditanam berhimpitan agar

mendapatkan jumlah anakan semaksimal mungkin. Bibit stek + 70.000 per ha.

Sebelum ditanam, permukaan potongan direndam dahulu dengan POC NAS dosis

2 tutup + Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air. Sebelum tanam, juringan harus

diari untuk membasahi kasuran, sehingga kasuran hancur dan halus. Cara

tanamnya sebagai berikut :

1. Bibit Bagal/Debbeltop/Generasi. Tanah kasuran harus diratakan dahulu,

kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing dengan kedalaman + 5-

10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata bibit

menghadap ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah.

2. Bibit Rayungan (bibit yang telah tumbuh di kebun bibit). Jika bermata

(tunas) satu: batang bibit terpendam dan tunasnya menghadap ke samping

dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua; batang

bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan kedalaman + 1

cm. Sebaiknya, bibit bagal (stek) dan rayungan ditanam secara terpisah di

dalam petak-petak tersendiri supaya pertumbuhan tanaman merata.

3. Waktu Tanam

Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing

masa giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli.

4. Penyiraman

Penyiraman tidak boleh berlebihan supaya tidak merusak struktur tanah.

Setelah satu hari tidak ada hujan, harus segera dilakukan penyiraman.

5) Penyulaman

Page 9: LAPORAN tebu

Sulam sisipan, dikerjakan 5 – 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman

rayungan bermata satu. Sulaman ke – 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan

berdaun 3 – 4 helai. Bibit dari rayungan bermata dua atau pembibitan.

Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman

berumur + 1 bulan.

Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan

pemberian air ke – 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan. Penyulaman ekstra

bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2.

6) Pembumbunan Tanah

Pembumbunan ke-1 dilakukan pada umur 3-4 minggu, yaitu berdaun 3 – 4

helai. Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan rumput-rumputan,

membalik guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu tambahkan tanah ke

tanaman sehingga tertimbun tanah.

Pembumbunan ke – 2 dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup

besar + 20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu ditimbun

tanah atau + 2 bulan. Pembumbunan ke-3 atau bacar dilakukan pada umur 3

bulan, semua got harus diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got malang 60

cm.

7) Pemupukan

Sebelum tanam diberi TSP 1 kuintal/ha. Siramkan pupuk SUPER NASA yang

telah dicampur air secara merata di atas juringan dosis ± 1 – 2 botol/1000 m²

dengan cara; 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan

induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram

Page 10: LAPORAN tebu

juringan. Dan setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan

SUPERNASA untuk menyiram 5 – 10 meter juringan.

Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha.

Pemupukan ditaburkan di samping kanan rumpun tebu. Umur 1,5 bulan setelah

tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 – 1 kw/ha dan KCl sebanyak 1-2 kw/ha.

Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu. Untuk mendapatkan

rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4 – 6 tutup

dicampur HORMONIK 1 – 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3 bulan.

8) Hama Penyakit Tebu dan Penanganannya

     Hama penyakit dan penyakit tebu dan penanganannya adalah sebagai berikut:

1. Hama Penggerek Pucuk dan batang. Biasanya menyerang mulai umur 3 – 5

bulan. Kendalikan dengan musuh alami Tricogramma sp dan lalat Jatiroto,

semprot PESTONA / Natural BVR. Selanjutnya, hama tikus yang dapat

dikendalikan dengan gropyokan, musuh alami yaitu : ular, anjing atau burung

hantu.

2. Penyakit Fusarium Pokkahbung. Penyebab jamur Gibbrella moniliformis.

Tandanya daun klorosis, pelepah daun tidak sempurna dan pertumbuhan

terhambat, ruas-ruas bengkok dan sedikit gepeng serta terjadi pembusukan dari

daun ke batang.

Penyakit dongkelan, penyebab jamur Marasnius sacchari, yang bias

mempengaruhi berat dan rendemen tebu. Gejala, tanaman tua sakit tiba-tiba,

daun mengering dari luar ke dalam. Pengendalian dengan cara penjemuran dan

pengeringan tanah, harus dijaga, sebarkan Natural GLIO sejak awal.

Page 11: LAPORAN tebu

Penyakit nanas yang disebabkan jamur Ceratocytis paradoxa. Menyerang

bibit yang telah dipotong. Pada tapak (potongan) pangkas, terdapat warna

merah yang bercampur dengan warna hitam dan menyebarkan bau seperti

nanas. Bibit tebu direndam dengan POC NASA dan Natural GLIO.

Penyakit blendok yang disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas albilincans

Mula-mula muncul pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam. Daun-daun klorotis

akan mengering, biasanya pada pucuk daun dan umumnya daun-daun akan

melipat sepanjang garis-garis tadi. Jika daun terserang hebat, seluruh daun

bergaris-garis hijau dan putih. Rendam bibit dengan air panas dan POC NASA

selama 50 menit kemudian dijemur sinar matahari. Gunakan Natural GLIO

sejak awal sebelum tanam untuk melokalisir serangan.

2.4 Metode Budchip

Budchip ialah teknik pembibitan tebu secara vegetatif menggunakan satu mata

tunas tebu yang diperoleh dengan menggunakan mesin bor. Bibit yang digunakan

untuk budchip adalah bibit yang berumur 5 – 6 bulan, murni, bebas dari hama 7

penyakit dan tidak mengalami kerusakan fisik. Budchip harus melalui tahap

sortasi bibit (mata tunas) dan Hot Water Treatment (HWT) (Ningrum dkk, 2014).

Budchip adalah bibit tebu dalam bentuk mata tebu yang diambil dari batang

tebu dengan mengikut sertakan sebagian dari primordia akar. Metode yang disebut

budchip, dimana tebu di tanam terlebih dahulu di dalam tray atau media tanam

khusus kemudian setelah berumur 2-3 bulan, baru di tanam di areal dengan jarak

tanam tertentu. sistem ini merupakan adopsi sistem yang digunakan di pembibitan

kelapa sawit. Tapi tidak ada salahnya jika memang memberikan efisiensi dan

Page 12: LAPORAN tebu

kemudahan dalam bercocok tanam ( SKC,2013).

Jika kita sedang membutuhkan bibit dalam jumlah banyak, sedangkan anda

hanya memiliki kebun bibit yang sedikit, maka inilah pemecahannya. Menurut

litbang pertanian, penggunaan benih unggul tebu bud chips dalam 1 hektar kebun

Bibit Datar ( KBD) menghasilkan benih 50-60 ton setara 350.000- 420.000 mata

tunas budchips. Kebutuhan bibit budchips dalam satu hektar pertanaman baru

plant cane diperlukan 12000-18000 batang bibit setara 2-2,5 ton bagal. Sehingga

dalam 1 ha luasan kebun bibit datar (KBD) mampu memenuhi kebutuhan areal

tanam baru ( plant cane) mencapai 29 – 35 ha. Pembuatan kebun bibit datar

memerlukan biaya besar dengan penggunaan bibit tebu bud chips ini lebih efisien

dan mampu menekan luas areal Kebun Bibit Datar ( KBD) mencapai 75-80%

( SKC,2013).

Keungulannya metode ini dibandingkan dengan metode sebelumnya yaitu

jumlah anakan tiap bibit yang ditanam yaitu mencapai 8 s/d 12 anakan.

Pembibitan pada tanaman tebu dengan metode bud chip masih mengunakan cara

yang manual yaitu untuk memisahkan bagian baku dari ruasnya dengan

mengunakan gergaji kayu. Hal tersebut berdampak pada jumlah mata tunas yang

terpotong sulit di prediksi jumlahnya pada tiap hari. Selain dari jumlah yang tidak

teratur, ukuran dari mata tunas tersebut tidak teratur dan waktu yang di butuhkan

juga terlalu lama terutama untuk pekerja pemula (Siswoyo, 2012).

2.5 Manfaat Tanaman Tebu dalam Bidang Industri dan Perkebunan

Menurut Zahara (2014), manfaat tanaman tebu dalam bidang industri dan

perkebunan adalah sebagai berikut:

Page 13: LAPORAN tebu

a) Manfaat Tebu Dari Segi Industri

Tebu dapat dijadikan sebagai bahan pokok pembuatan gula. Seperti yang

sudah diketahui, tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah.

Pertama-tama bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan

disaring, cairan yang terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya

menggunakan kalsium oksida) untuk menghilangkan ketidakmurnian, campuran

tersebut kemudian diputihkan dengan belerang dioksida. Campuran yang

terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang

kemudian dapat dipisahkan.

Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan dikristalkan (biasanya sambil

diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin

sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi. Tidak hanya gula dalam

bentuk kristal, akan tetapi juga dalam bentuk gula batu. Gula batu adalah gula

tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula kotak/blok adalah gula kristal

lembut yang dipres dalam bentuk dadu.

Selain bahan pembuat gula, tebu juga bisa digunakan sebagai bahan pembuat

kertas. Proses pembuatan tebu menjadi gula menghasilkan cukup banyak ampas.

Dan ketika ampas tersebut dibakar, bagian dari tebu tersebut menjadi tidak

berguna. Saat ini, telah ditemukan berbagai solusi pemanfaatan ampas tebu. Salah

satu contohnya adalah membuat kertas dari ampas tebu. Selama ini sisa ampas

batang tebu di Indonesia hanya dijadikan bahan bakar pabrik gula. Tapi sekarang

ada teknologi menjadikan ampas tebu tadi sebagai bahan baku membuat kertas

waterproof yang setelah tidak berguna dapat hancur melalui proses pembusukan.

Page 14: LAPORAN tebu

Sekarang karton yang dipakai perusahaan movers dilapisi dengan lilin

berbasis produk minyak atau berlapis plastik sehingga karton tidak dapat didaur

ulang. Les Edye dan Bill Doherty pimpinan tim mendapat penemuan itu di

Cooperative Research Centre for Sugarcane Innovation through Biotechnology

disingkat CRB SIIB yang bertempat di University of Queensland di St. Lucia.

Tebu juga bisa digunakan sebagai bahan pembuat alkohol. Tetes tebu

(molase) adalah salah satu hasil samping pabrik gula tebu yang masih mempunyai

nilai ekonomi yang cukup disebabkan kandungan gulanya yang tinggi sekitar 52%

sehingga memungkinkan dijadikan bahan baku berbagai industri. Industri yang

memanfaatkan tetes diantaranya adalah industri yang menghasilkan produk

distilasi seperti rum, alkohol, industri fermentasi seperti monosodium glutamat,

lisin, asam sitrat, vinegar, protein sel tunggal, aseton-butanol, gum xanthan dan

sebagainya.

b) Manfaat Tebu Dari Segi Perkebunan

Ampas tebu merupakan Iimbah pabrik gula yang banyak ditemukan di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan sangat mengganggu apabila tidak dimanfaatkan.

Saat ini belum banyak peternak menggunakan ampas tebu tersebut untuk bahan

pakan ternak, hal ini karena ampas tebu mentiliki serat kasar dengan kandungan

lignin sangat tinggi (19,7%) dengan kadar protein kasar rendah (2,8%). Namun

limbah ini sangat potensi sebagai bahan pakan ternak. Melalui fermentasi

Page 15: LAPORAN tebu

menggunakan probiotik, kualitas dan tingkat kecernaan ampas tebu diperbaiki

sehingga dapat digunakan sebagai bahan pakan.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Institut Pertanian Bogor menyebutkan bahwa kompos bagase

(kompos yang dibuat dari ampas tebu) yang diaplikasikan pada tanaman tebu

(Saccharum officinarum L) meningkatkan penyerapan nitrogen secara signifikan

setelah tiga bulan pengaplikasian dibandingkan dengan yang tanpa kompos,

namun tidak ada peningkatan yang berarti terhadap penyerapan fosfor, kalium,

dan sulfur.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Page 16: LAPORAN tebu

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Page 17: LAPORAN tebu

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2012. Tanaman Pangan. Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta. 2 hlm.Effendi, H., 2001. Budidaya Tebu Populasi Tinggi (Hight Density Planting)

untuk Meningkatkan Produktivitas. Buletin Ilmiah INS Rasjid, A. dan Atik Suryani, 1993. Kajian Jarak Juringan (PKP) Tebu Lahan Sawah Alluvial di Pasuruan. Pros.Pertemuan Teknis Tahunan I/1993. P3GI Pasuruan. pp :1-8 

James Glyn.2004. Sugarcane. Second Edition. Blackwell Publishing Company, IOWA.

Mita Kartika Ningrum, Titin Sumarni dan Sudiarso . 2014. Pengaruh Naungan Pada Teknik Pembibitan Bud Chip Tiga Varietas Tebu (Saccharum Officinarum L.). Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya

Sinaga, S. 2011. Identifikasi Kesesuaian Lahan Tebu Di Pt. Perkebunan Nusantara Ii Kebun Helvetia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan

SKC.2013.bibit tebu sebagai kunci keberhasilan produksi,(online).http://sugar.lpp.ac.id/bibit-tebu-sebagai-kunci-keberhasilan-produksi/ Diakses pada rabu 11 Mei 2016

Siswoyo TA, Oktavianawati I, Sugiharto B, Murdiyanto U. 2012. Perubahan Kandungan Sukrosa dan Aktivitas Invertase pada Batang Tebu selama Pemanenan. J. Zuriat 17(2):132-138

Tarigan, B. Y. dan J. N. Sinulingga, 2006. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Pabrik Gula Sei Semayang PTPN II Sumatera Utara. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Zahara, A. 2014. Tebu (Si Manis Beribu Manfaat). (http://ameliazaharasyafruddin.blogspot.co.id/2014/07/tebu-si-manis-beribu-manfaat.html). Diakses pada tanggal 11 Mei 2016.

Zultiniar. 2011. Iodometri dan Iodimetri. (http://chemtutorial.blogspot.com. Diakses pada tanggal 11 Mei 2016.