LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

24
LAPORAN TUTORIAL MODUL 1 BLOK 16 ENDODONTIK Disusun oleh: KELOMPOK 4 TUTOR: Drg. Yona Ladyventini Ketua : Miftahul Jannah 1210341001 Sekre. Meja : Ainul Mardiah 1210342039 Sekre Papan: Chindy Septia Nningsih 1210342004 Dishe Hidayani 120341008 Femy Witrihezly Azalea 1210342001 Micitra Nurfahli 1210342012 Ummu Hnifah Amri 1210342019 Fairuza Muaharammy 1210342028 Putri Ovieza Maizar 1210343002 Tanti Apriani 1210343012 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS

Transcript of LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

Page 1: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

LAPORAN TUTORIAL MODUL 1 BLOK 16

ENDODONTIK

Disusun oleh:

KELOMPOK 4

TUTOR:

Drg. Yona Ladyventini

Ketua : Miftahul Jannah 1210341001

Sekre. Meja : Ainul Mardiah 1210342039

Sekre Papan: Chindy Septia Nningsih 1210342004

Dishe Hidayani 120341008

Femy Witrihezly Azalea 1210342001

Micitra Nurfahli 1210342012

Ummu Hnifah Amri 1210342019

Fairuza Muaharammy 1210342028

Putri Ovieza Maizar 1210343002

Tanti Apriani 1210343012

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

2015

Page 2: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

MODUL 1

ENDODONTIK

SKENARIO 1

Giginya harus steril ya..

Qaira (25 tahun) datang ke prakter dokter gigi dengan keluhan gigi depan atas berlubang dan terasa

sakit bila ditekan, gigi berubah warna menjadi keabu-abuan sejak setahun yang lalu. Hasil

pemeriksaan diketahui gigi 21 karies profunda, perkusi +, tidak ada kelainan sistemik, tapi beberapa

gigi anterior berwarna kecoklatan. Pasien meminta dilakukan penambalan karena mengganggu

penampilan dan pengunyahannya.

Dokter gigi menjelaskan harus dilakukan perawatan saluran akar sebelum penambalan. Perawatan

membutuhkan sekitar3-4 kali kunjungan. Sebelum dilakukan perawatan dilakukan rontgen foto.

Saluran akar harus disterilkan dahulu dengan bahan medikamen gigi kemudian dilakukan obturasi

saluran akar. Kemudian dirontgen kembali untuk melihat keberhasilan pengisian saluran akar. Qaira

agak bingung mendengar penjelasan drg, tapi ia ingin sekali giginya sehat kembali.

Bagaimana saudara membantu Qaira menjelaskan mengenai perawatan endodontik?

Page 3: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

A. TERMINOLOGI

- Bahan medikamen : bahan yang diletakkan pada saluran akar yang bersifat sementara

untuk memperoleh aktivitas antimikroba, desinfektan dan mencegah nyeri pasca rawat.

- Obturasi : pengisian saluran akar secara permanen dengan bahan pengisi.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit pulpa dan periapikal?

2. Apakah indikasi dan kontraindikasi dilakukannya perawatan saluran akar?

3. Bagaiamna prosedur perawatan saluran akar?

4. Bagaiaman syarat bahan medikamen dan obturasi dikatakan ideal?

5. Apasajakah yang termasuk bahan medikamen?

6. Apasajakah yang termasuk bahan obturasi?

7. Apasajakah alat-alat yang digunakan untuk perawatan saluran akar?

8. Apakah yang akan terjadi bila gigi Qaira pada kasus di skenario lansung dilakukan

penambalan tanpa didahului perawatan saluran akar?

9. Apakah yang menyebabkan gigi anterior Qaira berwarna abu-abu dan kecoklatan?

10. Apakah tujuan dilakukannya rontgen foto sebelum dan sesudah perawatan saluran

akar?

11. Apasajakah faktor-faktor yang menyebabkan perawatan saluran akar gagal?

C. ANALISA MASALAH

1. Diagnosa penyakit pulpa dan periapikal

Diagnosa dapat ditegakkan melalui beberapa tahap, yaitu: anamnesa, pemeriksaan klinis

dan pemeriksaan radiograph.

Pada pemeriksaan klinis, dimulai dari vital sign, ekstra oral dan intraoral. Pada gigi yang

dikeluhkan pasien dilakukan beberapa perlakuan, seperti palpasi untuk memeriksa

kelainan periapikal, perkusi untuk memeriksa kelainan periodontal, tes termal untuk

memeriksa vitalitas.

2. Indikasi dan kontraindikasi dilakukannya perawatan saluran akar

Indikasi

- infeksi pada kamar pulpa - instrumen dapat dimasukkan

- email yang tidak didukukung dentin - pembuatan mahkota pasak

Page 4: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

- keinginan pasien - eliminasi bakteri

-kemampuan sosial dan ekonomi pasien

Kontraindikasi

- foramen apikal terbuka lebar - resorpsi akar internal/eksternal

- perforasi permukaan akar - jarak interoklusal pendek

- OH mulut (-) - dukungan periodontal (-)

3. Prosedur perawatan saluran akar

- Preparasi akses kavitas

- Preparasi saluran akar

- Pembersihan kavitas

- Pensisian saluran akar

4. Syarat bahan medikamen dan obturasi dikatakan ideal

Bahan medikamen Bahan obturasi

- bersifat desinfektan - mudah dimasukkan

- menetralisir debris - menutup dengan baik

- biokompatibilitas - tidak shrinkage

- bersifat bakteriostatik

- mudah dibongkar jika diperlukan

- terlihat saat rontgen (radiopaq)

- dapat mengeras bila bersifat pasta / cair

5. Contoh bahan medikamen

Bahan medikamen berasal dari golongan formaldehid, fenol, kalida, khlorhexidin,

senyawa iodin dan antibiotik.

6. Contoh bahan obturasi

Semi padat : pasta (jarang digunakan)

Padat : metal : Ag, Au

Gutta percha

7. Alat-alat yang digunakan untuk perawatan saluran akar

- barbed broach

- file

Page 5: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

- reamer

- round dan silindris bur

8. Yang akan terjadi bila gigi Qaira pada kasus di skenario lansung dilakukan penambalan

tanpa didahului perawatan saluran akar

- Terjadinya infeksi karena kuman/bakteri tidak dimusnahkan.

9. Yang menyebabkan gigi anterior Qaira berwarna abu-abu dan kecoklatan

- Pada gigi yang nekrosis akan menghasilkan ion sulfida yang berwarna kehitaman.

- Peredaran darah terhambat karena trauma

10. Tujuan dilakukannya rontgen foto sebelum dan sesudah perawatan saluran akar

Sebelum : mendukung diagnosa, membantu menentukan perawatan yang akan

dilakukan, mengukur panjang kerja, melihat ada tidaknya resorbsi tulang

Sesudah : memantau hasil perawatan

11. Faktor-faktor yang menyebabkan perawatan saluran akar gagal

- salah dalam melakukan perawatan

- keadaan patologis yang tidak diketahui dari periodontl/periapikal

Page 6: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

D. SKEMA

Qaira (25 tahun)

Keluhan

Gigi depan atas berlubang, sakit bila ditekan, berubah warna menjadi keabu-abuan sejak setahun yang lalu

Pemeriksaan klinis

Gigi 21 karies profunda, perkusi +, tidak ada kelainan sistemik, gigi anterior atas kecoklatan

Perawatan Saluran Akar

Rontgen foto

Kelainan priodontal periapikal (kronis)

Bleaching

Nekrosis

Diskolorisasi

Bleaching

Prinsip dasar endodonti

Indikasi dan kontraindikasi

Prosedur

Alat dan bahan

Kegagalan dan penanggulangan

Page 7: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

E. LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang prinsip dasar endodontik

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang indikasi dan kontra indikasi

perawatan saluran akar

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang prosedur perawatan saluran

akar

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan

dalam perawatan saluran akar

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kegagalan dan

penanggulangan dalam perawatan saluran akar

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang blaching

F. MENGUMPULKAN INFORMASI

G. UJI INFORMASI

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang prinsip dasar perawatan

endodontik

Pengertian perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang

menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan

periapikal.

Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar

dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga gigi dapat

dipertahankan selama mungkin didalam mulut. Hal ini berarti gigi tersebut tidak

menimbulkan keluhan dan dapat berfungsi baik.

Indikasi umum perawatan endodontik :

- Gigi dengan kelainan yang telah mengenai jaringan pulpa dan periapikal

- Sebagai pencegahan untuk menghindari infeksi jaringan periapikal

- Untuk rencana pembuatan mahkota pasak

Page 8: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

- Sebagai penyangga / abutment gigi tiruan

- Kesehatan umum pasien baik

- Oral hygiene pasien baik

- Masih didukung jaringan penyangga gigi yang baik

- Pasien bersedia untuk dilakukan perawatan

- Operator mampu.

Kontraindikasi perawatan endodonsia :

- Gigi yang tidak dapat direstorasi lagi

- Tidak didukung jaringan penyangga gigi yang cukup

- Gigi yang tidak strategis, tidak mempunyai nilai estetik dan fungsional. Misalnya gigi

yang lokasinya jauh di luar lengkung.

- Fraktur vertikal

- Resorpsi yang luas baik internal maupun eksternal

- Gigi dengan saluran akar yang tidak dapat dipreparasi; akar terlalu bengkok, saluran akar

banyak dan berbelit-belit.

- Jarak interoklusal terlalu pendek sehingga akan menyulitkan dalam instrumentasi.

- Kesehatan umum pasien buruk

- Pasien tidak bersedia untuk dilakukan perawatan

- Operator tidak mampu.

Perawatan endodontik terdiri dari perawatan non bedah/konvensional yaitu pulp

capping, pulpotomi, pulpektomi, perawatan saluran akar dan apeksifikasi dan perawatan

endodontik bedah yaitu kuretase apeks, reseksi apeks, intentional replant, hemiseksi,

implan endodontik. Perawatan saluran akar adalah perawatan yang paling banyak

dilakukan dalam kasus perawatan endodontik.

Page 9: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

Pulp Capping

Pulp Capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau beberapa lapis bahan

pelindung di atas pulpa vital yang terbuka. Bahan yang biasa digunakan untuk pulp

capping ini adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukan dentin

sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain. Tujuan pulp capping adalah untuk

menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa

dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat

terhindarkan. Teknik pulp capping ini ada dua yaitu indirect pulp capping dan direct pulp

capping.

Pulpotomi

Pulpotomi adalah pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa kemudian diikuti oleh

penempatan obat di atas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan atau

memumifikasikan sisa jaringan pulpa vital di akar gigi. Pulpotomi disebut juga

pengangkatan sebagian jaringan pulpa. Biasanya jaringan pulpa di bagian korona yang

cedera atau mengalami infeksi dibuang untuk mempertahankan vitalitas jaringan pulpa

dalam saluran akar. Pulpotomi dapat dipilih sebagai perawatan pada kasus yang

melibatkan kerusakan pulpa yang cukup serius namun belum saatnya gigi tersebut untuk

dicabut, pulpotomi juga berguna untuk mempertahankan gigi tanpa menimbulkan

simtom-simtom khususnya pada anak-anak

Pulpektomi

Pulpektomi adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. Pulpektomi merupakan

perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat

irreversibel atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Meskipun

perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih sukar daripada pulp capping atau

pulpotomi namun lebih disukai karena hasil perawatannya dapat diprediksi dengan baik.

Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik

akan diperoleh hasil perawatan yang baik pula.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang indikasi dan kontra indikasi

perawatan saluran akar

Indikasi

-Gigi yang dipersiapkan untuk pembuatan restorasi atau protesa dan menghindari

cedera jaringan pulpa

Page 10: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

Kontraindikasi

-gigi yang tidak di dukung jaringan periodontal yang sehat

-gigi yang tidak dapat direstorasi karena jaringan gigi tidak cukup

-gigi dengan saluran akar yang tidak dapat dipreparasi

-gigi dengan resorbsi yang luas

-gigi dengan fraktur vertikal

-posisi gigi yang tidak strategis

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang prosedur perawatan saluran

a. Preparasi Akses :

- Fase yang paling penting dari aspek teknik perawatan akar.

- Merupakan kunci untuk membuka pintu bagi keberhasilan tahap pembersihan,

pembentukan dan obturasi saluran akarnya.

- Tujuan:

o Membuat akses yang lurus.

o Menghemat preparasi jaringan gigi.

o Membuka atap ruang pulpa

b. Penentuan Panjang Kerja

Panjang Kerja : Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada

waktu melakukan preparasi saluran akar.

Menentukan panjang kerja dikurangi 1 mm panjang gigi sebenarnya, untuk

menghindari :

o Rusaknya apical constriction (penyempitan saluran akar di apical).

o Perforasi ke apical.

Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo)

Masukkan jarum miller atau file nomor kecil yang diberi stopper dengan guttap perca

pada batas panjang gigi rata-rata dikurangi 1-2 mm lalu dilakukan foto Rö. Dari hasil foto

dilakukan pengukuran dengan menggunakan rumus :

PGS = PGF x PAS

PAF

Page 11: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

Keterangan :

PGS = panjang gigi sebenarnya

PGF = panjang gigi foto

PAS = panjang alat sebenarnya

PAF = panjang alat foto

c. Pembersihan dan Pembentukan Saluran Akar

- Pembersihan debridement : pembuangan iritan dari sistem saluran akar.

- Tujuan : Membasmi habis iritan tersebut walaupun dalam kenyataan praktisnya

hanyalah sebatas pengurangan yang signifikan saja.

- Iritan: bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris organik, darah dan

kontaminan lain.

Teknik Step Back

- Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran akar yang bengkok dan

sempit pada 1/3 apikal.

-Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok sehingga preparasi

saluran akar harus dengan pull and push motion, dan tidak dapat dengan gerakan

berputar.

-Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih fleksibel atau lentur.

-Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomer terkecil :

No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerja

File No. 25 = Master Apical File (MAF)

No. 30 = panjang kerja – 1 mm MAF

No. 35 = panjang kerja – 2 mm MAF

No. 40 = panjang kerja – 3 mm MAF

No. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dst

e. Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja dengan file

no. 25, untuk mencegah terjadinya penyumbatan saluran akar karena serbuk dentin

yang terasah.

f. Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil dan saluran akar

cukup lebar untuk dilakukan pengisian.

Preparasi saluran akar teknik step back

Page 12: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

d. Pembentukan Saluran Akar

- Membentuk saluran akar melebar secar kontinyu dari apeks ke arah korona.

- Pelebaran

Saluran akar harus cukup besar untuk melakukan debridement yang baik dan dapat

memanipulasi serta mengendalikan instrumen dan meterial obturasi dengan baik tapi

tidak sampai melemahkan gigi serta meningkatkan peluang terjadinya kesalahan

prosedur.

- Ketirusan

Ketirusan hasil preparasi harus cukup sehingga instrumen penguak dan pemampat gutta

perca dapat berpenetrasi cukup dalam.

- Kriteria

Saluran akar siap menerima obturasi baik dengan kondensasi lateral maupun vertikal,

saluran akar harus berbentuk corong ke arah korona dan dalam ukuran cukup besar

sehingga instrument pemampat dan penguak dapar masuk cukup dalam.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang alat dan bahan yang

digunakan dalam perawatan saluran akar

Alat

- Sonde endodontik

- Eskavator endodontik

- Penggaris Endodontik

-Pinset Endodontik

- Jarum Ekstirpasi

- File

- Jarum Miller

- Reamer

Bahan

Bahan irigasi: Irigasi saluran akar dan antiseptic

Page 13: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

Ada 3 macam irigasi saluran akar yang digunakan yaitu :

- Larutan H2O2 3 %.

- Larutan NaOCl 1 %,2% dan 5%.

- Providon iodine seperti septadine, isodine, ataupun betadine gargie.

- Spuit 2,5 cc dengan jarum yg dibengkokan dan ujungnya ditumpulkan

- Alat irigasi yang dipakai harus diberi tanda untuk membedakan isi cairan irigasi yang

dipakai

- Alat irigasi disimpan dalam botol tertutup berisi alkohol 70% agar tetap terjaga

sterilisasinya

Bahan dan Obat-obatan Sterilisasi

- Sebagai desinfektan antibakteri dengan spektrum luas : ChKM ( Chlorophenol Kamfer

Menthol ), Cresophene, Cresatin, Formokresol, TKF ( Tri Kresol Formalin ), Eugenol

(sebagai sedative, digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang dikombinasikan pada

saat dilakukan devitalisasi.)

Preparat poliantibiotik :

Grossman :

- Penisilin ( efektif terhadap gram (+)

- Streptomysin ( efektif terhadap gram (–)

- Sodium kapsilat ( efektif terhadap jamur )

Kombinasi antibiotik kortikosteroid :

- Kortikosteroid ( mengurangi keradangan periapikal .)

- Antibiotik ( membunuh bakteri ex : septomixine dan ledermix .)

Bahan devitalisasi

- Arsen ( As2O3 ) ( digunakan pada gigi permanen.)

- Caustinerf Pedodontique / forte ( digunakan pada gigi sulung.)

- TKF ( Tri Kresol Formalin )

Medikamen Intrakanal yang biasa digunakan :

1 Golongan Fenol :

- Eugenol

- CMCP ( Camphorated Monoparachlorophenol )

Page 14: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

- Parachlorophenol ( PCP )

- Camphorated parachlorophenol ( CPC )

- Metakresilasetat ( cresatin )

- Kresol

- Creosote ( beechwood )

- Timol

2. Aldehid :

- Formokresol

- Glutaraldehid

3. Halida :

- Natrium hipoklorit

- Iodine kalium iodida

4. Steroid

5. Hidroksida kalsium

• Bukan antiseptik konvensional

• Dapat menghambat pertumbuhan bakteri

• Bekerja lambat

• Harus berkontak langsung

• Dapat digunakan sebagai antiseptik antar kunjungan (terutama pada gigi nekrotik)

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kegagalan dan

penanggulangan dalam perawatan saluran akar

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan perawatan saluran akar

adalah faktor patologi, factor penderita, faktor anatomi, faktor perawatan dan

kecelakaan prosedur perawatan (Ingle, 1985; Cohen & Burn, 1994; Walton &

Torabinejab, 1996).

a. Faktor Patologis

Page 15: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

Keberadaan lesi di jaringan pulpa dan lesi di periapikal mempengaruhi tingkat

keberhasilan perawatan saluran akar. Beberapa penelitian menunjukan bahwa tidak

mungkin menentukan secara klinis besarnya jaringan vital yang tersisa dalam saluran

akar dan derajat keterlibatan jaringan peripikal. Faktor patologi yang dapat

mempengaruhi hasil perawatan saluran akar adalah (Ingle, 1985; Walton & Torabinejad,

1996) :

-Keadaan patologis jaringan pulpa.

Beberapa peneliti melaporkan tidak ada perbedaan yang berarti dalam keberhasilan

atau kegagalan perawatan saluran akar yang melibatkan jaringan pulpa vital dengan

pulpa nekrosis. Peneliti lain menemukan bahwa kasus dengan pulpa nekrosis memiliki

prognosis yang lebih baik bila tidak terdapat lesi periapikal.

-Keadaan patologis periapikal

Adanya granuloma atau kista di periapikal dapat mempengaruhi hasil perawatan saluran

akar. Secara umum dipercaya bahwa kista apikalis menghasilkan prognosis yang lebih

buruk dibandingkan dengan lesi granulomatosa. Teori ini belum dapat dibuktikan karena

secara radiografis belum dapat dibedakan dengan jelas ke dua lesi ini dan pemeriksaan

histologi kista periapikal sulit dilakukan.

-Keadaan periodontal

Kerusakan jaringan periodontal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prognosis

perawatan saluran akar. Bila ada hubungan antara rongga mulut dengan daerah

periapikal melalui suatu poket periodontal, akan mencegah terjadinya proses

penyembuhan jaringan lunak di periapikal. Toksin yang dihasilkan oleh plak

dentobakterial dapat menambah bertahannya reaksi inflamasi.

-Resorpsi internal dan eksternal

Kesuksesan perawatan saluran akar bergantung pada kemampuan menghentikan

perkembangan resorpsi. Resorpsi internal sebagian besar prognosisnya buruk karena

sulit menentukan gambaran radiografis, apakah resorpsi internal telah menyebabkan

perforasi. Bermacam-macam cara pengisian saluran akar yang teresorpsi agar

mendapatkan pengisian yang hermetis.

b. Faktor Penderita

Faktor penderita yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu

perawatan saluran akar adalah sebagai berikut (Ingle, 1985; Cohen & Burns, 1994;

Walton &Torabinejad, 1996) :

-Motivasi Penderita

Page 16: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

Pasien yang merasa kurang penting memelihara kesehatan mulut dan melalaikannya,

mempunyai risiko perawatan yang buruk. Ketidaksenangan yang mungkin timbul selama

perawatan akan menyebabkan mereka memilih untuk diekstraksi (Sommer, 1961).

-Usia Penderita

Usia penderita tidak merupakan faktor yang berarti bagi kemungkinan keberhasilan atau

kegagalan perawatan saluran akar. Pasien yang lebih tua usianya mengalami

penyembuhan yang sama cepatnya dengan pasien yang muda. Tetapi penting diketahui

bahwa perawatan lebih sulit dilakukan pada orang tua karena giginya telah banyak

mengalami kalsifikasi. Hali ini mengakibatkan prognosis yang buruk, tingkat perawatan

bergantung pada kasusnya (Ingle, 1985).

-Keadaan kesehatan umum

Pasien yang memiliki kesehatan umum buruk secara umum memiliki risiko yang buruk

terhadap perawatan saluran akar, ketahanan terhadap infeksi di bawah normal. Oleh

karena itu keadaan penyakit sistemik, misalnya penyakit jantung, diabetes atau

hepatitis, dapat menjelaskan kegagalan perawatan saluran akar di luar kontrol ahli

endodontis (Sommer, dkk, 1961; Cohen & Burns, 1994).

c. Faktor Perawatan

Faktor perawatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu

perawatan saluran akar bergantung kepada :

-Perbedaan operator

Dalam perawatan saluran akar dibutuhkan pengetahuan dan aplikasi ilmu biologi serta

pelatihan, kecakapan dan kemampuan dalam manipulasi dan menggunakan instrumen-

instrumen yang dirancang khusus. Prosedur-prosedur khusus dalam perawatan saluran

akar digunakan untuk memperoleh keberhasilan perawatan. Menjadi kewajiban bagi

dokter gigi untuk menganalisa pengetahuan serta kemampuan dalam merawat gigi

secara benar dan efektif (Healey, 1960; Walton &Torabinejad, 1996).

-Teknik-teknik perawatan

Banyak teknik instrumentasi dan pengisian saluran akar yang tersedia bagi dokter gigi,

namun keuntungan klinis secara individual dari masing-masing ukuran keberhasilan

secara umum belum dapat ditetapkan. Suatu penelitian menunjukan bahwa teknik yang

menghasilkan penutupan apikal yang buruk, akan menghasilkan prognosis yang buruk

pula (Walton & Torabinejad, 1996).

Page 17: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

-Perluasan preparasi atau pengisian saluran akar.

Belum ada penetapan panjang kerja dan tingkat pengisian saluran akar yang ideal dan

pasti. Tingkat yang disarankan ialah 0,5 mm, 1 mm atau 1-2 mm lebih pendek dari akar

radiografis dan disesuaikan dengan usia penderita. Tingkat keberhasilan yang rendah

biasanya berhubungan dengan pengisian yang berlebih, mungkin disebabkan iritasi oleh

bahan-bahan dan penutupan apikal yang buruk. Dengan tetap melakukan pengisian

saluran akar yang lebih pendek dari apeks radiografis, akan mengurangi kemungkinan

kerusakan jaringan periapikal yang lebih jauh (Walton & Torabinejad, 1996).

d.Faktor Anatomi Gigi

Faktor anatomi gigi dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu perawatan

saluran akar dengan mempertimbangkan :

-Bentuk saluran akar

Adanya pengbengkokan, penyumbatan,saluran akar yang sempit, atau bentuk abnormal

lainnya akan berpengaruh terhadap derajat kesulitan perawatan saluran akar yang

dilakukan yang memberi efek langsung terhadap prognosis (Walton & Torabinejad,

1996).

-Kelompok gigi

Ada yang berpendapat bahwa perawatan saluran akar pada gigi tunggal mempunyai

hasil yang lebih baik dari pada yang berakar jamak. Hal ini disebabkan karena ada

hubungannya dengan interpretasi dan visualisasi daerah apikal pada gambaran

radiografi. Tulang kortikal gigi-gigi anterior lebih tipis dibandingkan dengan gigi-gigi

posterior sehingga lesi resorpsi pada apeks gigi anterior terlihat lebih jelas. Selain itu,

superimposisi struktur radioopak daerah periapikal untuk gigi-gigi anterior terjadi lebih

sedikit, sehingga interpretasi radiografinya mudah dilakukan. Radiografi standar lebih

mudah didapat pada gigi anterior, sehingga perubahan periapikal lebih mudah

diobservasi dibandingkan dengan gambaran radiologi gigi posterior (Walton &

Torabinejad, 1989).

-Saluran lateral atau saluran tambahan

Hubungan pulpa dengan ligamen periodontal tidak terbatas melalui bagian apikal saja,

tetapi juga melalui saluran tambahan yang dapat ditemukan pada setiap permukaan

akar. Sebagian besar ditemukan pada setengah apikal akar dan daerah percabangan akar

gigi molar yang umumnya berjalan langsung dari saluran akar ke ligamen periodontal

(Ingle, 1985).

Page 18: LAPORAN TUTORIAL MODUL 1.doc

Preparasi dan pengisian saluran akar tanpa memperhitungkan adanya saluran

tambahan, sering menimbulkan rasa sakit yang hebat sesudah perawatan dan menjurus

ke arah kegagalan perawatan akhir (Guttman, 1988).

e.Kecelakaan Prosedural

Kecelakaan pada perawatan saluran akar dapat memberi pengaruh pada hasil akhir

perawatan saluran akar, misalnya :

-Terbentuknya ledge (birai) atau perforasi lateral.

Birai adalah suatu daerah artifikasi yang tidak beraturan pada permukaan dinding

saluran akar yang merintangi penempatan instrumen untuk mencapai ujung saluran

(Guttman, et all, 1992). Birai terbentuk karena penggunaan instrumen yang terlalu

besar, tidak sesuai dengan urutan; penempatan instrument yang kurang dari panjang

kerja atau penggunaan instrumen yang lurus serta tidak fleksibel di dalam saluran akar

yang bengkok (Grossman, 1988, Weine, 1996).

Birai dan ferforasi lateral dapat memberikan pengaruh yang merugikan pada prognosis

selama kejadian ini menghalangi pembersihan, pembentukan dan pengisian saluran akar

yang memadai (Walton & Torabinejad, 1966).

-Instrumen patah

Patahnya instrumen yang terjadi pada waktu melakukan perawatan saluran akar akan

mempengaruhi prognosis keberhasilan dan kegagalan perawatan. Prognosisnya

bergantung pada seberapa banyak saluran sebelah apikal patahan yang masih belum

dibersihkan dan belum diobturasi serta seberapa banyak patahannya. Prognosis yang

baik jika patahan instrumen yang besar dan terjadi ditahap akhir preparasi serta

mendekati panjang kerja. Prognosis yang lebih buruk jika saluran akar belum dibersihkan

dan patahannya terjadi dekat apeks atau diluar foramen apikalis pada tahap awal

preparasi (Grossman, 1988; Walton & Torabinejad, 1996).

-Fraktur akar vertikal

Fraktur akar vertikal dapat disebabkan oleh kekuatan kondensasi aplikasi yang

berlebihan pada waktu mengisi saluran akar atau pada waktu penempatan pasak.

Adanya fraktur akar vertikal memiliki prognosis yang buruk terhadap hasil perawatan

karena menyebabkan iritasi terhadap ligamen periodontal (Walton &Torabinejad, 1996).