Laporan Uni
-
Upload
yunitaparer -
Category
Documents
-
view
20 -
download
3
description
Transcript of Laporan Uni
LAPORAN PRAKTIKUMPRAKTIKUM KIMIA FISIKA
PERCOBAAN VIIIPERHITUNGAN ORBITAL MOLEKUL
NAMA : YUNITA PARE ROMBENIM : H311 12 012KELOMPOK : III (TIGA)HARI, TANGGAL PERCOBAAN : SELASA, 11 NOVEMBER 2014ASISTEN : HIKMAWATI
LABORATORIUM KIMIA FISIKAJURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini ada dua teori mekanika kuantum yang membahas struktur
elektronik molekul. Teori tersebut adalah teori ikatan valensi dan teori orbital
molekul. Teori ikatan valensi berangkat dari konsep pembagian pasangan elektron
dalam ikatan. Setiap pasangan elektron dalam suatu molekul digambarkan oleh
fungsi gelombang yang memungkinkan setiap elektron dapat dilacak pada kedua
atom yang digabungkan oleh ikatan kimia. Teori orbital molekul dianggap bahwa
elektron tidak dimiliki oleh atom tertentu tetapi tersebar dalam keseluruhan sistem
molekul. Konsep orbital atom pada teori ini diperluas menjadi orbital molekul,
yaitu suatu fungsi gelombang yang melingkupi keseluruhan atom di dalam
molekul.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga tercipta
aplikasi software Hyperchem Release 7, maka dapat diketahui struktur, stabilitas,
dan sifat molekul melalui perhitungan mekanika molekular maupun mekanika
kuantum.
Dalam percobaan ini, akan dipelajari cara menggunakan aplikasi software
Hyperchem untuk menghitung fungsi gelombang H2O, menentukan bentuk orbital
molekul H2O, dan menggunakan penjajaran struktur sehingga lebih memahami
penggunaan Hyperchem. Hal ini yang melatarbelakangi sehingga percobaan ini
dilakukan.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Mempelajari aplikasi software Hyperchem.
2. Mempelajari cara menghitung fungsi gelombang molekul.
3. Mempelajari cara menghitung orbital molekul.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Menghitung fungsi gelombang H2O.
2. Menentukan bentuk orbital molekul H2O.
3. Menghitung muatan atomik.
4. Menggunakan penjajaran struktur (structure alignment).
1.3 Prinsip Percobaan
Membuat orbital molekul H2O dengan menggunakan software Hyperchem
Release 7, kemudian menghitung fungsi gelombang molekul dan orbital molekul
dan membandingkannya dengan teori.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori orbital molekul menganggap bahwa elektron dalam atom-atom yang
berikatan adalah secara keseluruhan. Orbital atom diganti dengan orbital molekul
yang meliputi semua inti atom dalam molekul, maka pada pengisian elektron dalam
orbital molekul diisi satu elektron sesuaidengan kenaikanenergi, dan tiap orbital
molekul hanya dapat diisi 2 elektron yang spinnya berlawanan (Sukardjo, 1990).
Orbital molekul dapat terbentuk dari orbital atom selain 1s. Berdasarkan
prinsip Pauli, maka n orbital atom akan membentuk n orbital molekul. Orbital
molekul dapat dibagi berdasarkan simetrisnya terhadap poros intinya dan disebut
σ. Orbital 2s membentuk orbital yaitu bonding dan anti bonding (Sukardjo, 1990).
Suatu elektron dalam orbital σ melmiliki suatu probabilitas yang meningkat
untuk ditemukan ditempat kedua orbital atom bertumpang-tindih, karenanya σ
merupakan sutatu orbital penikatan. Sebaliknya sutatu elektron dalam orbital anti
bonding memiliki suatu probabilitas yang mengecil untuk ditemukan diantara
nukleus, dengan demikian orbital anti bonding merupakan suatu orbital anti
pengikatan. Orbital anti pengikatan memiliki energi potensial yang lebih tinggi
karena orbital ini memiliki suatu simpul, dan karenanya pada keadaan dasar H2,
elektron akan orbital molekul σ1s (Oxtoby, 2003).
Keadaan dua atom hidrogen yang pada mulanya berjauhan. Keadaan ini di
anggap mempunyai energi nol. Jika keduanya mendekati dan perubahan energinya
digambarkan sebagai fungsi jarak antara kedua inti atom maka semakin kecil jarak
antara inti dan semakin banyak energi yang dilepaskan. Energi maksimum yang
dilepaskan adalah 435 kJ/mol. Jika kedua atom lebih didekatkan lagi maka
diperlukan penyerapan energi (Petrucci dan Harwood, 1993).
Orbital molekul ikatan mempunyai energi yang lebih rendah dibandingkan
energi dari orbital atom yang terpisah, sedangkan orbital meolekul anti ikatan
mempunyai energi yang lebih tinggi. Rapatan muatan elektron yang terkonsentasi
di daerah antar inti mengurangi gaya tolak di antara inti-inti yang bernuatan positif.
Hal ini menyebabkan ikatan di antara atom-atom, atau dikenal dengan istilah
orbital molekul ikatan. Dalam orbital anti ikatan, peluang elektron atau rapatan
elektron antar-inti sangat rendah (Petrucci dan Harwood, 1993).
Menurut Petrucci dan Harwood 1993, untuk menggunakan teori orbital
molekul dalam ikatan kimia perlu diketahui beberapa aturan. Aturan-aturan ini
menyangkut orbital molekul tertentu yang terjdi jika orbital atom bergabung dan
cara-cara perlambangan elektron dalam otrbital molekul yaitu:
1. Jumlah orbital molekul yang dihasilkan sama dengan jumlah orbital
atom yang bergabung
2. Dari dua orbital molekul yang terjadi apabila dua orbital atom
bergabung satu di antaranya adalah orbital molekul ikatan yang
energinya lebih rendah dibandingkan orbital atom asalnya.
3. Elektron umumnya mencari orbital molekul yang energinya paling
rendah.
Untuk menggambarkan orbital molekul, salah satu cara yang dipakai adalah
cara LCAO (Linear Combination of Atomic Orbital). bila ѱA dan ѱB adalah fungsi
gelombang orbital atom hidrogen, maka fungsi gelombang orbital ѱ adalah:
(Sukardjo, 1990).
ѱ = N (CA ѱ A + CB ѱ B)
Perhitungan energi kuantum, geometri dan gelombang getaran dari
3-bromoacetophenone dilakukan pada tingkat DFT lengkap dengan relaksasi di
permukaan energi potensial. Penelitian ini diperluas untuk menghitung
HOMO - LUMO energi kesenjangan, potensi ionisasi, elektron afinitas, global
kekerasan, kimia potensial (Udhayakala dkk., 2011).
Salah satu metode untuk menurunkan orbital molekul adalah penggabungan
yang sesuai dari orbital-orbital atom dari atom-atom yang bergabung menjadi
molekul. Menurut mekanika gelombang satu kombinasi dari dua orbital 1s
menghasilkan orbital molekul ikatan. Kombinasi lain menghasilkan orbital anti
ikatan. Tetapi energi interaksi yang diramalkan oleh teori klasik jauh lebih kecil
dibandingkan nilai yang terukur. Keberhasilan teori klasik adalah karena adanya
teori mekanika gelombang (Petrucci dan Harwood, 1993).
Posisi energik dan tumpang tindih fungsi gelombang elektronik pada bagian
antarmuka antara lapisan organik molekul dan logam adalah kepentingan mendasar
untuk desain perangkat semikonduktor organik dan untuk aplikasi masa depan
elektronik molekuler. baik secara eksperimental dan secara teoritis, berkonsentrasi
pada salah satu hasil dari bagian elektronik yang langsung dari ikatan kimia pada
penghubung atau dari pergeseran dan perluasan dari orbital molekul lokal pada
interaksi dengan substrat logam (Marks dkk., 2011).
Pendekatan orbit adalah dasar dari kimia kuantum, tetapi konstruksi orbital
matematika tidak memiliki fisik yang independen. Menurut mekanika kuantum
empat nomor kuantum untuk elektron pada atom masing-masing elektron, yang
merupakan cara lain dari orbital. Selain itu, elektron dalam orbital tertentu, dengan
jumlah tertentu seperti 1S, 2p, atau 3d orbital (Scerri, 2000).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat Percobaan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah laptop yang memiliki
aplikasi software Hyperchem release 7.
3.3 Prosedur percobaan
1. Membuat molekul air
- Dibuka software Hyperchem Release 7
- Dari menu display, dipastikan perintah Show Hydrogen aktif dan perintah
Perspective tidak aktif pada kotak dialog Rendering.
- Pada kotak dialog Default Element. dinon aktifkan Explicit Hydrogen, lalu
dipilih Oksigen dan dittup.
- Digambar atom oksigen dengan mengklik kiri pada daerah kerja dengan kursor
gambar.
- Diklik ganda tool Selection untuk menginvoke Model Builder.
- Diberikan label molekul dengan simbol dengan mengklik display, kemudian
klik label, pada atom pilih symbol kemudian Ok
2. Menggunakan structure alignment
- Dipilih perintah Align Molecule pada menu Edit.
- Dari kotak Align dipilih Secondary, dan dari kotak With dipilih Y axis.
- Perintah Minor dipastikan tidak aktif.
- Diklik OK.
3. Menghitung fungsi gelombang
- Dipilih perintah Semi-emperical dari menu Setup
- Dipilih CNDO (Complete Neglect of Differential Overlap) sebagai metode
kalkulasi, lalu dipilih Options.
- Pada kotak dialog Semi-emperical Option, digunakan nilai 0,0001 pada kotak
Converege limit, nilai 50 pada kotak Iteration limit, 0 pada Total charge dan 1
pada kotak Spin multiplicity. Pada pilihan Spin Pairing dipilih RHF, dan pada
pilihan State dipilih Lowest.
- Diklik OK untuk menutup kotak dialog Semi-emperical Options dan kotak
dialog Semi-emperical Method.
- Dipilih Single-point pada menu Compute.
4. Membuat orbital molekul individual
- Dibuka kotak dialog Orbital dengan memilih Orbitals pada menu Compute.
- Dipilih HOMO-, lalu diklik kiri pada kotak teks untuk orbital off-set dan diset
nilai 3.
- Dipilih perintah 3D Isosurface.
- Dinon aktifkan perintah Orbital squared.
- Diklik OK.
- Dibuka kotak dialog Isosurface option dengan dipilih Isosurface pada menu
Display.
- Dipilih Wire mesh sebagai opsi Rendering, digunakan Orbital contour value
0,05, lalu diklik OK.
- Dibuka kembali kotak dialog orbital dan dimasukkan nilai 1 untuk HOMO-
offset. Diklik Options dan digunakan nilai yang sama seperti langkah ke tujuh
dan delapan di atas, tetapi rendering diubah menjadi Jorgensen-Salem.
- Diulangi kalkulasi dengan menggunakan nilai 2 untuk HOMO- offset dan
dipilih Lines sebagai opsi Rendering pada kotak dialog Options.
- Dibuka kotak dialog Orbital dan digunakan nilai 0 untuk HOMO-offset.
Dipilih Flat surface, dimasukkan nilai 0,05 dan diklik OK.
- Diklik kiri pada LUMO+ dan digunakan nilai offset 0 dan 1.
- Warna positif dan negatif diubah menjadi merah dan biru.
- Pada kotak dialog Options, dipilih Shaded surface sebagai opsi Rendering dan
digunakan nilai 0,05. Selanjutnya, dipilih Transculent surface untuk isosurface
rendering, diubah molekul rendering menjadi Balls and Cylinders. Dibuka
kotak dialog File/Preferences dan dipilih Isosurface Colours.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Molekul H2O
4.1.2 Molekul H2O dengan Struktur Alignment
4.1.3 Fungsi Gelombang
4.1.4 Bentuk Orbital HOMO+3, Wire mesh
4.1.4 Bentuk Orbital HOMO+1, Jorgensen-salem
4.1.5 Bentuk Orbital HOMO+2, lines
4.1.6 Bentuk Orbital HOMO +0, flat surface
4.1.7 Bentuk Orbital LUMO 0, shaded surface
4.1.8 Bentuk Orbital LUMO 1, translucent surface
4.1.9 Bentuk Orbital LUMO-1, Transculent Surface
4.2 Nilai Orbital H2O
No. Orbital MolekulEnergi Orbital
(eV)1. HOMO +3 -40,284111
2. HOMO +2 -21,634296
3. HOMO +1 -19,132719
4. HOMO 0 -17,777170
5. LUMO -0 -17,777170
6 LUMO 1 8,857152
7. LUMO -1 9,775139
4.3 Pembahasan
Molekul dapat didefinisikan sebagai kelompok disket atom yang diikat
secara kimia. Molekul dibentuk oleh kombinasi atom-atom yang berbeda. Atom-
atom ini dalam molekul terikat bersama oleh jenis-jenis interaksi yang berbeda.
Ikatan kovalen dapat ditinjau dengan dua cara, yaitu teori ikatan valensi dan teori
orbital molekul. Orbital molekul terbentuk dari hasil interaksi antara dua atau lebih
orbital atom. Distribusi elektron dalam molekul dilokalisir pada daerah tumpang
tindih yang dikenal sebagai orbital molekul (OM).
Perhitungan orbital molekul pada percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan software Hyperchem Release 7. Program ini merupakan program
yang sangat teliti yang digunakan untuk mengetahui struktur, stabilitas, dan sifat
suatu molekul. Adapun molekul yang digunakan pada percobaan ini yaitu molekul
air (H2O). Setelah molekul air dibuat, akan dihitung fungsi gelombangnya. Namun,
sebelum menghitung fungsi gelombang, molekul harus dibuat dalam orientasi
standar yaitu dengan menggunakan struktur alignment.
Pada percobaan ini, fungsi gelombang dihitung dengan menggunakan
Semi-empirical. Dalam Semi-empirical digunakan CNDO (Complete Neglect of
Differential Overlap) sebagai metode kalkulasi. CNDO adalah metode yang paling
sederhana untuk menghitung sifat elektron pada keadaan dasar, optimisasi
geometri, dan energi total.
Pada menu Compute dipilih Single point sebagai metode kalkulasi, yang
akan memberikan data statistik molekul, seperti energi potensial, potensial
elektrostatik, energi orbital molekul, dan koefisien orbital molekul pada keadaan
dasar atau tereksitasi. Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu
molekul H2O memiliki energi sebesar -320,414131, gradiennya adalah
124,385770, dan simetri C2V.
Selanjutnya, pada percobaan ini dibuat orbital molekul individual H2O.
Orbital-orbital dispesifikasikan relatif terhadap HOMO dan LUMO. HOMO adalah
orbital molekul terisi dan berenergi tinggi. HOMO-3 menunjukkan orbital dengan
3 tingkat energi lebih rendah dari HOMO. HOMO-1 menunjukkan orbital dengan
1 tingkat energi lebih rendah dari HOMO. HOMO-2 menunjukkan orbital dengan
2 tingkat energi lebih rendah dari HOMO dan HOMO-0 menunjukkan orbital
HOMO itu sendiri.
Sedangkan LUMO adalah orbital molekul kosong berenergi rendah.
LUMO+1 menunjukkan orbital dengan 1 tingkat energi lebih tinggi dibanding
LUMO.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, orbital molekul HOMO-3
energinya -40,283592 eV, simetri 1 A1, orbital molekul HOMO-1 energinya
- 19,133091 eV, simetri 2 A1, orbital molekul HOMO-2 energinya -21,633736 eV,
simetri 1 B2, dan orbital molekul HOMO-0 energinya -17,776798 eV, simetri 1
B1. Jadi, semakin besar perbedaan tingkat energinya dari HOMO, akan semakin
kecil pula energinya.
Orbital molekul LUMO+0 energinya 8,856927 eV, simetri 3 A1, dan orbital
molekul LUMO+1 energinya 9,775634 eV, simetri 2 B2. Jadi, orbital molekul
LUMO+1 memiliki energi yang lebig besar dari orbital molekul LUMO+0.
Dalam percobaan ini, digunakan beberapa macam opsi rendering, yaitu
Wire mesh, Jorgensen-Salem, Lines, Flat surface, Shaded surface, dan Translucent
surface. Pada Wire mesh, isosurface tergambar sebagai pola transparan garis
melintang. Jorgensen-Salem, isosurface tergambar sebagai garis, dengan molekul
struktur tidak tersembunyi. Lines merupakan isosurface yang tergambar sebagai
pola garis melintang, dengan molekul struktur tersembunyi. Pada Flat surface,
isosurface tergambar sebagai permukaan solid, tanpa bayangan. Shaded surface
merupakan isosurface yang tergambar sebagai permukaan solid dengan bayangan
untuk mempertinggi tampilan tiga dimensinya. Sedangkan Translucent surface
isosurface digambarkan dengan halus, permukaan semi transparan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Fungsi gelombang H2O memiliki nilai energi sebesar -320,414152 kkal/mol.
2. Gradient sebesar 124,402926. Molekul H2O memiliki bentuk orbital yang
menyerupai huruf V atau sudut, dan memiliki simetri C2V.
3. Muatan atomik dapat dihitung berdasarkan HOMO dan LUMO.
a. HOMO-3 memiliki energi sebesar -40,284111 eV
b. HOMO-1 memiliki energi sebesar -19,132719 eV
c. HOMO-2 memiliki energi sebesar -21,634296 eV
d. HOMO-0 memiliki energi sebesar -17,777170 eV
e. LUMO+1 memiliki energi sebesar 9,775139 eV
f. LUMO+0 memiliki energi sebesar 8,857152 eV
4. Penjajaran struktur (structure alignment) dapat digunakan untuk menghitung
fungsi gelombang.
1.2 Saran
Saran untuk laboratorium diharapkan agar menyediakan beberapa komputer
yang dapat digunakan dilaboratorium. Diharapkan pada percobaan selanjutnya
tidak hanya molekul H2O yang digunakan, tetapi juga molekul lainnya agar dapat
dilihat perbandingannya. Saran untuk asisten tetap semangat dalam mengawasi dan
mendidik praktikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, E. J., 1999, Kimia Universitas Azas & Struktur, edisi kelima, jilid pertama, Binurupa Aksara, Jakarta.
Marks, M., Zaitsev, L. N., Schmidt, B., Scholl, A., Nechaev, A. I., Echenique, M. P., Chulkov, V. E., Hofer, U., 2011, Energy Shift and Wave Function Overlap of Metal-Organic Interface states (Online), (http://arxiv.org/pdf/1107.3698.pdf, diakses pada tanggal 17 November 2014 pukul 22.00 WITA),
Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2003, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Erlangga, Jakarta
Petrucci, R. H., dan Harwood, W. S., 1993, General Chemistry Principles and Modern Aplications, edisi keenam, Macmillan Publishing Company, New York.
Scerri, E. R., 2000, Have Orbitals Really Been Observed, Journal Of Chemical Educatoin, (online), 77 (22) : 1-5,
Sukardjo, 1990, Kimia Fisika, Bina Aksara, Yogyakarta
Udhayakala, P., Rajendiran, T. V., Seshadri, S., and Gunasekaran S., 2011, Quantum Chemical Vibrational Study, Molecular Property and HOMO-LUMO Energies Of 3-Bromoacetophenone For Pharmaceutical Application, Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 3(3); 610-625, (online), (http://arxiv.org/pdf/1107.3698.pdf, diakses pada tanggal 25 November 2014 pukul 22.00 WITA),
.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 18 November 2014
Asisten Praktikan
HIKMAWATI YUNITA PARE ROMBENIM: H311 11 290 NIM: H311 12 012
Lampiran 1
BAGAN KERJA
1.Membuat molekul air
- Dibuka
- Dari menu display, dipastikan perintah Show Hydrogen aktif
dan perintah Perspective tidak aktif pada kotak dialog
Rendering.
- Pada kotak dialog Default Element. dinon aktifkan Explicit
Hydrogen, lalu dipilih Oksigen dan dittup.
- Digambar atom oksigen dengan mengklik kiri pada daerah
kerja dengan kursor gambar.
- Diklik ganda tool Selection untuk menginvoke Model
Builder.
- Diberikan label molekul dengan simbol.
Hypercham Release 7
Hasil
2. Menggunakan structure alignment
-
- Dipilih perintah Align Molecule pada menu Edit.
- Dari kotak Align dipilih Secondary, dan dari kotak With
dipilih Y axis.
- Perintah Minor dipastikan tidak aktif.
- Diklik OK.
3. Menghitung fungsi gelombang
- Dipilih perintah Semi-emperical dari menu Setup
- Dipilih CNDO (Complete Neglect of Differential Overlap)
sebagai metode kalkulasi, lalu dipilih Options.
- Pada kotak dialog Semi-emperical Option, digunakan nilai
0,0001 pada kotak Converege limit, nilai 50 pada kotak
Iteration limit, 0 pada Total charge dan 1 pada kotak Spin
multiplicity. Pada pilihan Spin Pairing dipilih RHF, dan pada
pilihan State dipilih Lowest.
Hypercham Release 7
Hasil
Hypercham Release 7
- Diklik OK untuk menutup kotak dialog Semi-emperical
Options dan kotak dialog Semi-emperical Method.
- Dipilih Single-point pada menu Compute.
4. Membuat orbital molekul individual
- Dibuka kotak dialog Orbital dengan memilih Orbitals pada
menu Compute.
- Dipilih HOMO-, lalu diklik kiri pada kotak teks untuk
orbital off-set dan diset nilai 3.
- Dipilih perintah 3D Isosurface.
- Dinon aktifkan perintah Orbital squared.
- Diklik OK.
- Dibuka kotak dialog Isosurface option dengan dipilih
Isosurface pada menu Display.
- Dipilih Wire mesh sebagai opsi Rendering, digunakan
Orbital contour value 0,05, lalu diklik OK.
- Dibuka kembali kotak dialog orbital dan dimasukkan nilai 1
untuk HOMO- offset. Diklik Options dan digunakan nilai
yang sama seperti langkah ke tujuh dan delapan di atas,
tetapi rendering diubah menjadi Jorgensen-Salem.
- Diulangi kalkulasi dengan menggunakan nilai 2 untuk
HOMO- offset dan dipilih Lines sebagai opsi Rendering pada
kotak dialog Options.
- Dibuka kotak dialog Orbital dan digunakan nilai 0 untuk
HOMO-offset. Dipilih Flat surface, dimasukkan nilai 0,05
dan diklik OK.
- Diklik kiri pada LUMO+ dan digunakan nilai offset 0 dan 1.
Hasil
Hypercham Release 7
- Pada kotak dialog Options, dipilih Shaded surface sebagai
opsi Rendering dan digunakan nilai 0,05. Selanjutnya,
dipilih Transculent surface untuk isosurface rendering,
diubah molekul rendering menjadi Balls and Cylinders.
Dibuka kotak dialog File/Preferences dan dipilih Isosurface
Colours. Warna positif dan negatif diubah menjadi merah
dan biru.Hasil