Laporan Volcano 1

download Laporan Volcano 1

of 31

Transcript of Laporan Volcano 1

Laboratorium Vulkanologi 2014

Laboratorium Vulkanologi 2014

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangVulkanologi merupakan studi tentanggunung berapi,lava,magma, dan fenomenageologiyang berhubungan. Seorang ahli vulkanologi adalah orang yang melakukan studi pada bidang ini. Istilahvulkanologiberasal dariBahasa LatinVulcan, dewa apiRomawi.Para ahli vulkanologi sering mengunjungi gunung berapi, terutama yang masih aktif, untuk mengamati letusan gunung berapi, mengumpulkan produk letusan termasuk contohtephra(sepertiabu,ashataubatu apung,pumice),batuan, danlava. Tujuan utama dari penyelidikan adalah perkiraan letusan; pada saat ini belum ada cara yang akurat untuk melakukan hal ini, tetapi memperkirakan letusan, seperti halnya memperkirakangempa bumi, dapat menyelamatkan banyak jiwa. Seorang ahli vulkanologi mempelajari pembentukan gunung berapi dan letusannya saat ini serta sejarah letusannya.

Gunung berapiataugunung apisecara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluranfluidapanas (batuan dalam wujud cair ataulava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10kmdi bawahpermukaan bumisampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukanice volcanoesatau gunung api es danmud volcanoesatau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkangunung api lumpurdapat kita lihat di daerahKuwu,Grobogan,Jawa Tengahyang populer sebagaiBledug Kuwu.

Gunung berapi terdapat di seluruhdunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busurCincin Api Pasifik(Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dualempengan tektonik.Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yangaktifmungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

I.2.Maksud Dan Tujuan Agar Setiap praktikan atau pembaca dapat memahami tentang perkembangan tektonik di permukaan Bumi Agar Setiap praktikan atau pembaca dapat memahami mengenai lingkungan magmatic gunung api Agar Setiap praktikan atau pembaca dapat mengetahui tentang Ring Of Fire Agar Setiap praktikan atau pembaca adapt mengetau tentang sejarah gunungapi Merapi baik dari pertumbuhan, morfologi puncak dan jenis-jenis pemantauannya. Agar Setiap praktikan atau pembaca dapat memahami mengenai material yang terbentuk akibat dari letusan gunung api.

BAB II.ISIII.1.Sejarah Bumi Berdasarkan TektoniknyaTeka-teki Jigsaw itulah yang terpikir oleh orang kalau mereka melihat peta dunia. Doronglah peta Eropa dan Afrika melewati peta Atkantik, maka sesuailah dan benar-benar sesuai letak garis pantai kedua benua itu dengan garis pantai benua Amerika. Putarlah letak India, Australia dan Antartika, maka akan kita dapati bahwa garis pantainya cocok. Benua-benua itu seperti bagian-bagian teka-teki mozaik gambar (jigsaw) raksasa. Para ahli mengemukakan bahwa, di dalam sejarah bumi pada jaman dahulu, benua-benua saling berhubungan dan kemudian terpecah-pecah dengan dahsyat. Pada abad 19 ide ini di dukung oleh penelaahan geologi dan bentuk kehidupan yang terdapat di kedua sisi Atlantik, yang menunjukkan banyak kesamaan.1.Teori Apung BenuaAlfred Lothar Wegener berpendapat bahwa celah yang terjadi di Atlantik, Samudra Hindia dan lautan di sebelah selatan bukanlah disebabkan suatu bencana, tetapi terjadi dengan perlahan-lahan dan bertahap, dalam cakupan masa geologi. Pendapat yang diakui mengenai adanya kesamaan bentuk, kesamaan geologi, dan kesamaan beberapa makhluk yang hidup di pantai seberang sebenarnya didukung Wegener dengan suatu argumentasi hasil survai yang menyatakan bahwaGreenlandbergerak ke arah daratan Eropa dengan kecepatan yang dapat di ukur. Lebih jauh, Wegener menambahkan bahwa karena bumi merupakan suatu bola yang berputar, maka terjadilah kekuatan yang mendorong benua-benua ke arah katulistiwa.

Dia menyimpulkan bahwa semua benua masa sekarang, pada jaman dahulu pernah bergabung menjadi sebuah benua besar yang disebut Pangea.Pangea, yang sebagian besar terbentuk dari batuan granit, terapung pada batuan basalt yang mengelilinginya (granit lebih ringan dari pada basalt) seperti es terapung. Kemudian Pangea terpecah-pecah, kepingannya hanyut kemana-mana.Adapun titik tolak teori Wegener tersebut adalah:a.Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai Timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.Kedua garis yang sama tersebut dahulu adalah daratan yang berimpitan.Itulah sebabnya formasi geologi di bagian yang bertemu itu sama.Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya.Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai tanjung Afrika Selatan sama denganapa yang ada di Pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.b.Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36meter/tahun, sedangkan kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun.Menurut Weneger, benua-benua yang sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut dengan benua Pangea.Benua tunggal itu mulai memecah karena gerakan benua besar di selatan baik kearah barat maupun ke utara menuju Khatulistiwa.Dengan peristiwa tersebut maka terjadilan hal-hal sebagai berikut:1)Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua menggapung sendiri-sendiri.2)Samudera atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus melangsungkan gerakannya ke arah barat.Dengandemikian terjadi lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan yang terdapat di depanjang pantai Amerika Utara Selatan.3)Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St, Andreas dekat pantai Barat Amerika Serikat.4)Batas samudera Hindia makin mendesak ke Utara. Anak Banua India semual di duga agak panjang tatapi karena gerakannya ke utara maka india makin menyempit dan makin mendekat ke Benua Eurasia.Proses tersebut menimbulkan lipatan pegununganHimalaya.Benua-benua sekarang ini pun masih terus bergerak.Gerakan itu dapat dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur dalam samudera.

2.DescartesIa mengemukakan teori kontraksi yang kemudian diteruskan oleh Suess.Menurut Rene Descartes (1696-1650), bumi kita makinsusut dan mengkerut karena pendinginan.Karena itu, terjadilah gunung-gunung dan lembah-lembah.Teori ini mendapat dukungan para ahli geologi.

3.Edward SuessEdward Suess (1831-1914) melanjutkan teori Descartes. Akan tetapi, Suess menyatakan bahwa persamaan geologi yang terdapat diAmerika Selatan,India,Australia, dan Antartika disebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada awal mulanya yang merupakan satu benua dan disebutBenua Gondwana.Benua yang besar itu sekarang tinggal sisa-sisanya saja, karena bagian lain sudah tenggelam di bawah permukaan laut.\Gambar 2.1. Menurut Teori Pergeseran Benua, Superbenua Pangaea Mulai Terpecah Sekitar 225-220 Juta Tahun Yang Lalu, dan Pada Akhirnya Terpecah Menjadi Benua-Benua Yang Kita Kenal seperti yang kita pelajari Sekarang. (Sumber:http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig2-5globes.gif)II.2 Lingkungan Magmatik gunung apiLingkungan ini mempunyai karakter yang sangat khas, yaitu memiliki tekanan dan temperatur yang sangat tinggi, dan tentunya sangat berhubungan dengan aktivitas magma. Berdasarkan keterjadiannya, lingkungan magmatik ini dibagi menjadi empat tipe, yaituBatuan beku, Pegmatit, Urat hidrotermal,danDeposit mata air panas.1.Batuan BekuTersusun atas mineral-mineral yang sederhana. Terdapat 7 kelompok mineral yang terdapat pada batuan beku, yaitu : kelompokkuarsa, feldspar, feldspatoid, piroksen, hornblende, biotit, dan olivin. Kisaran jumlah dari mineral-mineral penting yang terdapat dalam batuan beku sangat lebar. Ada juga batuan beku yang mengandung hampir 100% mineral yang sama, contohnya sepertiDunityang hampir seluruhnya batuan tersebut tersusun oleh atas mineral olivine.

Berdasarkan warnanya, mineral batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok, yaituLeucocratic(terang),Mesocratic(sedang),danMelanocratic(gelap).Pengelompokkan ini didasarkan pada kandungan dari mineral fero-magnesium. Semakin banyak kandungan mineral tersebut, maka warna nya akan semakin gelap.

Lingkungan geologi tertentu akan memberikan pengaruh tertentu yang tercermin terhadap ukuran butir mineralnya. Selain itu tekstur pada batuan beku juga mencerminkan kondisi pembekuannya, urutan kristalisasi, komposisi, viskositas magma, kecepatan pembekuan, dan pertumbuhan kristalnya.

Pembekuan kristal yang cepat akan menghasilkan kristal yang kecil. Hal ini disebabkan karena tidak tersedia waktu yang cukup untuk membentuk kristal yang sempurna. Biasanya terjadi di permukaan saat kontak langsung dengan air ataupun udara saat magma keluar. Tekstur yang dihasilkan adalahafanitik(halus). Sedangkan, pembekuan yang lambat akan menghasilkan membentuk kristal yang besar, karena masih memiliki waktu yang cukup untuk membentuk itu. Pembekuan yang lambat ini terjadi di dalam perut bumi, dan menghasilkan batuan beku dengan teksturfaneritik(kasar).

2.Pegmatit dan Urat-Urat HidrotermalPegmatit ini terbentuk dari cairan silikat sisa proses kristalisasi fraksional yang kaya akan kandungan alkali, alumunium, mengandung air, dan zat volatil. Cairannya tidak selalu berbentuk cair disebabkan karena konsentrasi volatil. Apabila mencukupi, tekanan volatil akan menginjeksi cairan di sepanjang permukaan lemah pada batuan yang merupakan bagian dari batuan beku intrusi yang sama.

Kebanyakan pegmatit yang dijumpai berasosiasi dengan batuan plutonik, umumnya granit. Pegmatit granit terutama tersusun oleh kuarsa dan feldspar alkali, serta sejumlah muskovit dan biotit. Dengan demikian, komposisinya mirip dengan granit, namun berbeda dalam tekstur. Pegmatit bertekstur khusus, yaitu berbutir sangat kasar, dan berbentuk tabular.

3.Deposit HidrotermalMerupakan pengembangan dari pegmatit. Ciri-cirinya adalah urat-urat yang mengandung sulfida, yang mengisi rekahan pada batuan semula. Namun juga dapat berupa suatu massa tak teratur, yang mengganti seluruh atau sebagian batuan. Proses hidrotermal ini merupakan suatu proses yang penting dalam pembentukan mineral-mineral bijih. Berdasarkan tingkat kedalaman dan suhunya, deposit hidrotermal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : Deposit hidrotermal : suhu antara 300-500 derajat C, dan terbentuk di kedalaman yang sangat dalam. Dicirikan oleh mineralMolibdenit[MoS2], Kasiterit[SnO2],Skhelit[CaWO4]. Deposit mesotermal : suhu antara 200-300 derajat C, dengan kedalaman yang menengah. Mineral yang mecirikannya adalah mineral-mineral sulfida sepertiPirit[FeS2], Galena[PbS]. Urat kuarsa mengandung emas yang merupakan suatu deposit penting, mungkin adalah deposit mesotermal. Deposit epitemal : terbentuk pada temperatur rendah, antara 50-200 derajat C. Mineral pencirinya adalahPerak native[Ag],Emas native[Au],Silvanit[(Au,Ag)Te2].

4.Deposit Air Panas dan FumarolDeposit air panasmerupakan hidrotermal yang sampai ke permukaan. Mineral yang dijumpai adalah silika opal, sejumlah kecil sulfur, dan sulfida. Sedangkan,deposit fumarolterdapat pada gunungapi yang masih aktif. Gas-gas panasnya mengendapkan mineral-mineral seperti sulfur, dan khlorida, terutamaKhlorida Amonium[NH3Cl]. Selain itu, mungkin juga terdapatMagnetit[Fe3O4],Hematite[Fe2O3],danRealgar.

Gambar 2.2.Beberapa Lingkungan Magmatik Beserta Mineral Yang Terbentuk ( Sumber : tolulima.blogspot.com)

II.3. Ring Of FireCincin Api PasifikatauLingkaran Api Pasifik(bahasa Inggris:Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalamigempa bumidan letusangunung berapiyang mengelilingi cekunganSamudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000km. Daerah ini juga sering disebut sebagaisabuk gempa Pasifik.

Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (56% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalahsabuk Alpideyang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalahMid-Atlantic Ridge.[1][2]

Gambar 3. Keterangan Ring Of Fire Di Permukaan Bumi (Sumber:pubs.usgs.gov)

II.4. Jalur Gunung Api Di IndonesiaDengan adanya jalur pegunungan dunia, maka Indonesia terdapat tiga ystem gunung api yang terdiri dari:3) Gunung api di Indonesia yang termasuk jalur pegunungan (sirkum) Medeterania.Jalur pegunungan Medeterania yang melintasi Indonesia terbagi dua rangkaian yang meliputi: a ) Jalur gunung api busur dalam (inner arc) yang bersifat vulkanik / aktif.Yang meliputi sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar , Damar sampai laut banda. b ) Jalur gunung api busur luar (outer arc) yang bersifat nonvulkanik / tidak aktif.Yang meliputi mulai dari Simeulue (sebelah barat Sumatera), Nias, Batu, Mentawai,Enggano, pegunungan yang tenggelam di selatan pulau jawa kemudian muncul kembali lagi Di Pulau Sawu, Rote, Timor, Leti, Sermata, Buru, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.2) Gunung api di Indonesia yang termasuk jalur pegunungan (sirkum) Pasifik, yang meliputi:Jalur gunung api tersebut melalui Sulawesi Utara, yakni Gunung Lokon, Soputan, Klabat bersambung ke Kepulauan Sangir, Talaud, Tidore, Ternate, serta Lampobatang (Sulawesi Selatan).3) Gunung api di Indonesia yang termasuk jalur pegunungan lingkar AustraliaYang meliputi: Jalur gunung api tersebut berderet di bagian ekor Pulau Irian sampai kepala burung Irian dan berakhir di Pulau Halmahera dan sekitarnya.

Gambar 2.4.Keterangan Gunung Api Di Indonesia Beserta Struktur Geologi ( Sumber: edwardpgultom.blogspot.com)

II.5 Tipe-Tipe Letusan Gunung ApiBerdasarkan dapur magma, kekentalan magma dan tekanan gas Berdasarkan dapur magma, kekentalan magma dan tekanan gas, gunung api dapat kita bedakan menjadi beberapa jenis yaitu: a. Letusan Tipe Hawaii Letusan tipe hawaii terjadi dikarenakan lava yang keluar ke permukaan bumi bersifat cair sehingga mudah mengalir. Misalnya: Gunung Mauna Loa, Mauna Kea dan Kilauea di Hawaii. b. Letusan Tipe Stromboli Gunung api bertipe ini akan meletus dengan interval waktu tertentu. Misalnya gunung api stromboli di Kepulauan Lipari dimana tenggang waktu letusannya 12 menit, jadi setiap 12 menit akan terjadi letusan dengan memuntahkan material-material, abu vulkanik, bom dan lapili. Contoh yang lain adalah Gunung Vesuvius di Italia dan Gunung Raung di Jawa. c. Letusan Tipe Vulkano Litusan Gunung api bertipe vulkano akan mengeluarkan material padat seperti bom, lapili, abu serta material cair seperti lava. Kekuatan gunung api tipe ini tergantung pada kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magma. Contohnya Gunung Vesuvius dan Etna di Italia serta Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur. d. Letusan Tipe Merapi Gunung api bertipe ini akan mengeluarkan lava kental sehingga jika lavanya mendingin, maka dapat menyumbat lubang kepundan. Tersumbatnya lubang kepundan menyebabkan tekanan di bawah bumi menumpuk semakin besar sehingga ketika sampai di batas kritis, maka sumbatan lava tersebut akan pecah dan pecahannya akan terdorong keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu juga akan muncul awan panas atau wedhus gembel. e. Letusan Tipe Perret atau Plinian Gunung api tipe ini sangat berbahaya karena mampu mengeluarkan material letusan sampai ketinggian 80 km bahkan bisa menghancurkan lubang kepundan dan puncak gunung. Contoh gunung bertipe perret adalah gunung krakatau dan gunung St. Helens. f. Letusan Tipe Pelee Gunung bertipe pelee dapat meledak karena terjadi penyumbatan pada lubang kepundan seperti berbentuk jarum. Hal ini menyebabkan tekanan dari dalam bumi yang seharusnya dikeluarkan menjadi tertumpuk sehingga lama-kelamaan gunung akan meletus. g. Letusan Tipe Sint Vincent Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh gunung dengan tipe ini antara lain Gunung dan Gunung Sint Vincent.

Gambar 2.5. Tipe-tipe Letusan Atau Erupsi Gunung Api (Sumber: Amandarisanti.blogspot.com) II.6. Morfologi Dan Genesa Terbentuknya Gunung ApiGunung api merupakan salah satu fenomena yang banyak terdapat di bumi. Gunung api terbentuk akibat proses naiknya magma dari dalam bumi menuju permukaan bumi akibat tenaga endogen. Aktivitas gunung api menghasilkan beberapa morfologi (bentuk) yang berbeda-beda di setiap jenis gunung api. Beberapa morfologi hasil aktivitas gunug api diantaranya

1. Volcanic Landform (Morfologi gunung api)Morfologi gunung api adalah bentangalam yang dihasilkan dari aktivitas vulkanisme. Endapan morfologi gunung api diklasifikasikan berdasarkan tipe magma dan jenis material yang dikeluarkan. Morfologi gunung api strato adalah gunung api yang berbentuk kerucut dan dibentuk dari perselingan endapan lava dan endapan piroklastik. Jenis magma yang menyusun gunung api strato didominasi lava intermediet. Morfologi gunung api shield (perisai) adalah bentangalam gunung api yang berbentuk seperti perisai yang dihasilkan dari lava yang bersusun basalt. Karena sifatnya yang encer, magma basalt akan keluar ke segala arah dari pusat erupsi dan akan membentuk morfologi seperti perisai.

Gambar 2.6.Shield Volcano (Sumber :http://www.my-world-travelguides.com/pics/erta-ale-shield-volcano-ethiopia.jpg)

Gambar 2.7. Strato Volcano ( Sumber:https://outpostmagazine.s3)2. Volcanic Footslope Landform (Morfologi kaki gunungapi)Morfologi kaki gunung api adalah bentangalam gunungapi yang merupakan bagian kaki dari sebuah gunungapi.

Gambar 2.8.Foot Slope (Sumber :s/cms/Article/feature/Andrew)

3.Crater Landform (Kawah gunungapi)Morfologi kawah adalah bentangalam gunung api berupa lubang tempat keluarnya material gunungapi ketika erupsi.

Gambar 2.8.Volcano Crater (Sumber : http://i.gonoma.net/i/gallery/us-highway-89/us-highway-89-images)

4. Caldera Landform (Morfologi kaldera gunungapi)Morfologi kaldera adalah bentangalam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api tipe eksplosif yang menyebabkan kepundan gunung api runtuh sehingga membentuk kawah yang sangat luas. Contoh kaldera di Indonesia adalah kaldera Bromo.

Gambar 2.9. Bromo Caldera (sumber :http://images.volcanodiscovery.com)

5. Volcanic Neck Landform (Morfologi leher gunungapi)Morfologi gunungapi adalah bentangalam seperti leher atau tiang yang merupakan sisa dari proses denudasi (erosi) gunung api.

Gambar 2.10.Volcanic Neck ( Sumber :http://geotripperimages.com)6. Parasit Cone Landform (Morfologi gunungapi parasit)Morfologi gunungapi parasit adalah bentangalam yang berbentuk kerucut yang menumpang di tubuh gunungapi induknya.

Gambar 11.Parasit Cone (Sumber : http://cheifaqua2.wikispaces.com//)

7. Lava Plug Landform (Morfologi sumbat lava)Morfologi sumbat lava adalah bentangalam yang terbentuk pipa atau bantal yang terbentuk dari lava yang membeku pada kepundan gunung api.

Gambar 12.Lava Plug (Sumber :http://lh3.ggpht.com/_hrjG3GT7hbQ/0)8. Morfologi MaarMorfologi maar adalah bentangalam berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi hasil erupsi freatomagmatik. Letusannya disebabkan oleh kontak antara air bawah tanah dengan magma.

Gambar 13.Maar (Sumber : http://www.uclm.es/p/egcardenas/acebuche.JPG)

9. Volcanic Remnant Landform (Morfologi sisa gunungapi)Morfologi sisa gunungapi adalah bentukkan yang berasal dari tubuh gunung api yang mengalami proses denudasi (erosi).

Gambar 2.14.Volcanic Remnant ( Sumber :http://farm9.staticflickr.com )

II.7. Sejarah Pertumbuhan Gunung MerapiGunung Merapi adalah gunung termuda dalam rangkaiangunung berapiyang mengarah ke selatan dariGunung Ungaran. Gunung ini terbentuk karena aktivitas dizona subduksiLempeng Indo-Australiayang bergerak ke bawahLempeng Eurasiamenyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhivegetasikarena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak 1989 dan seterusnya.Berthomier, seorang sarjana Prancis, membagi perkembangan Merapi dalam empat tahap.Tahap pertama adalah Pra-Merapi (sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang bagiannya masih dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua terjadi ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 - 8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik. Selanjutnya adalah Merapi Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur dan Batulawang, yang tersusun dari lava andesit. Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Kawah Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada masa ini. Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui terjadi beberapa kali letusan eksplosif denganVEI4 berdasarkan pengamatan lapisantefra.Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncakkawahdisertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pembentukanawan panas(nue ardente) yang dapat meluncur di lereng gunung atau vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969.Pakar geologi pada tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi material seperti lumpur yang secara "signifikan menghambat gelombang getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah magma.Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk akibat menghunjamnyaLempeng Indo-Australiake bawahLempeng EurasiaLetusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar tercatat pada tahun1006(dugaan),1786,1822,1872, dan1930. Letusan pada tahun1006membuat seluruh bagian tengahPulau Jawadiselubungi abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik.Ahli geologi Belanda, van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebut menyebabkan pusatKerajaan Medang(Mataram Kuno) harus berpindah keJawa Timur. Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi modern dengan skalaVEImencapai 3 sampai 4. Letusan terbaru, 2010, diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan tahun1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400 orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.Letusan bulan November 1994 menyebabkan luncuranawan panaske bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus. Pada tahun 2006 Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena terjangan awan panas. Rangkaian letusan pada bulan Oktober dan November 2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872[8]dan memakan korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010), meskipun telah diberlakukan pengamatan yang intensif dan persiapan manajemen pengungsian. Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20-30 km.

Gambar 2.15.Merapi Tahun 1930 (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/ )

II.8. Sejarah Pemantauan Gunung Api Merapi

Sejarah pemantauan Merapi tentu saja tidak lepas dari sejarah pemantauan kegunungapian Indonesia seperti yang telah disebutkan di atas. Namun demikian Merapi unik karena merupakan satu-satunya gunungapi Indonesia yang mempunyai 6 pos pengamatan dengan lima diantaranya masih berfungsi aktif. Aktivitas Merapi yang tinggi dengan selang erupsi yang pendek hanya beberapa tahun saja menarik minat penelitian sejak jaman penjajahan sampai saat ini.

Hanya beberapa saat setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk di Yogyakarta dibangun sebuah kantor Urusan Gunungapi yang selanjutnya disebut sebagai Pos Penjagaan Merapi. Pada 8 Agustus 1973, PPM berubah nama menjadi Cabang Sub Direktorat Vulkanologi. Namun hanya bertahan 2 tahun namanya dirubah lagi menjadi Dinas Vulkanologi Cabang Yogyakarta. Tahun 1978 menjadi Seksi Geokimia Gunungapi sebagai bagian dari Direktrorat Vulkanologi. Memasuki tahun 1984 dengan pertimbangan pentingnya penanganan Merapi secara lebih dalam maka dibentuk Seksi Penyelidikan Gunung Merapi (PGM) dengan tugas dan fungsi utama pemantauan aktivitas vulkanik Merapi. BPPTK dibentuk pada 28 Oktober 1997 dengan demikian fungsi kantor ini diperluas dengan mitigasi bencana geologi lainnya.

Secara garis besar ada tiga tugas yang diemban BPPTK yaitu melaksanakan mitigasi Gunung Merapi, pengembangan metoda dan analisis, teknologi dan instrumentasi serta pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium kegunungapian dan mitigasi bencana geologi di samping tugas umum ketata-usahaan yang mencakup administrasi, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan untuk mendukung pelaksanaan tugas fungsi tersebut.

Gambar 2.16.Infografis Perkembangan Lembaga Pemantauan Gunung Merapi Setelah Kemerdekaan Indonesia. (Sumber:http://merapi.bgl.esdm.go.id/)

II.9. Morfologi Puncak Gunung Api MerapiKerucut puncak Merapi, sering disebut sebagai Gunung Anyar merupakan bagian Merapi yang paling muda. Disebut anyar karena keberadaannya yang baru, dalam bahasa jawaAnyarberarti baru. Baru karena menurut sejarah gunung ini gunung baru itu berusia 2000 tahun yang lalu hingga saat ini. Semua aktivitas Merapi terpusat pada puncak kerucut ini. Kawah utama Merapi saat ini berupa bukaan berbentuk tapal kuda yang mengarah ke barat-baratdaya. Morfologi kawah ini terbentuk sesudah letusan tahun 1961. Secara umum, dataran puncak Merapi tersusun dari kubah-kubah lava yang tidak terlongsorkan. Beberapa area di dataran puncak Merapi di luar kawah utama mengeluarkan banyak uap vulkanik yaitu di area Gendol dan Woro, bagian tenggara dataran puncak. Kemiringan lereng sangat curam : mencapai > 25 Elevasi : 2960 1800 m dpi.

Gambar 2.17.Morfologi Puncak Gunung Merapi ( Sumber :zwipha.blogdetik.com)

II.10. Jenis-jenis Pemantauan Gunung Api Pengamatan SeismisitasPengamatan seismisitas gunung api pertama sekali diperkenalkan pada akhir tahun 1970-an melalui publikasi Aki et.al pada tahun 1977. Ketika sebuah gunung api akan meletus maka akan ada aktifitas seismisitas berupa tremor/getaran-getaran kecil/gempa vulkanik yang biasanya dirasakan oleh masyarakat yang dekat dengan gunung api. Aktifitas seismisitas ini meningkat karena peningkatan aktifitas dan tekanan di dapur magma. Peningkatan ini menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan yang menjadi sumber gempa vulkanik.Sebelum pengamatan seismisitas ini bisa dilakukan, hal pertama yang harus dilakukan adalah pemasangan seismometer di sekitar gunung api yang akan diamati. Untuk pengamatan lebih akurat, harus dipasang lebih dari satu seismometer di setiap gunung api. Di Indonesia, dari 129 gunung api aktif saat ini sudah dilakukan pengamatan sebanyak 69 gunung api sisanya mudah-mudahan bisa disegera dilakukan pengamatan(PVMBG). Pengamatan seismisitas akan menyelamatkan banyak jiwa seperti ketika gunung api Pinatubo di Philipina erupsi pada tahun 1991.

Gambar 2.18.Tekanan di dapur magma menyebabkan gunung api mengembang (Sumber: USGS-Volcano)Pengamatan Gas dan ThermalSelain peningkatan seismisitas, peningkatan gas dan thermal (suhu) juga terjadi apabila sebuah gunung api akan erupsi. Beberapa gas keluar ketika gunung api mau dan sedang erupsi antara lain; Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2). Peningkatan suhu juga bisa teramati dari mulai mengeringnya sungai dan danau serta perpohonan yang mulai mati di sekitar gunung api.Pengukuran untuk gas dan thermal bisa dilakukan secara langsung, namun pengukuran secara langsung sangat berisiko bagi pengukur. Solusi lain adalah dengan cara memasang alat pengukuran gas dan thermal di lapangan fumaroel dan datanya terekam secara terus-menerus dan bisa dikirim secara automatis ke pusat pengamatan. Untuk saat ini pengukuran kandungan gas juga sudah bisa dilakukan melalui pesawat terbang seperti gambar (USGS) disamping tulisan ini.

Gambar 2.19.Staf USGS Melakukan Pengamatan Gas Menggunakan Pesawat(Sumber: USGS-Volcano)Pengamatan DeformasiKetika gunung api akan meletus (erupsi) akan terjadi peningkatan tekanan di dapur magma. Peningkatan tekanan di dalam dapur magma ini akan menyebabkandeformasi (naik dan turun) permukaan gunung api. Deformasi ini bisa diamati menggunakan GPS, Tiltmeter, dan beberapa peralatan lainnya. Pengamatan deformasi ini akan memberikan informasi apakah gunung api sedang mengembang (mau2 meletus) atau sedang tidak mengembang (tidur). Saat ini, beberapa gunung api di kepulauan Jawa dan Bali sudah dilakukan pengamatan deformasi menggunakan GPS Geodetik L1 & L2.Pengamatan deformasi (perubahan horizontal dan vertikal) terhadap gunung api dilakukan secara berkala. Gunung api yang diamati yaitu Gunung api Guntur, Papandayan, Galunggung, Kelud, Bromo, Semeru, Ijen, Batur dan lain-lain. Untuk Gunung api yang berada di kawasan pulau Sumatra banyak yang belum teramati deformasinya. Pada gambar 2 ditunjukkan beberapa titik pengamatan deformasi gunung api Guntur. Penjelasan detail tentang deformasi ini akan saya jelaskan pada tulisan saya berikutnya.

Gambar 2.20.Beberapa Titik GPS Yang Dipasang Di Gunung Api Guntur Sumber: USGS-Volcano)Pengamatan Graviti dan GeomagnetPengamatan berat jenis (graviti) merupakan salah satu pengamatan menggunakan metode geofisika. Ketika gunung api mau meletus maka akan terjadi perubahan densitas (berat jenis) di bawah permukaan karena adanya magma yang menuju ke permukaan tanah. Untuk mengetahui perubahan magma bawah permukaan ini perlu dilakukan pengukuran metode graviti secara berkala pada sebuah gunung api. Permodelan hasil pengukurangravitiakan bisa memprediksi volume dapur magma suatu gunung api.PengamatanGeomagnetdilakukan untuk mengamati nilai intensitas magnet di atas gunung api, apabila magma mulai naik ke atas permukaan maka nilai intensitas magnet di atas gunung api akan rendah karena pengaruh panas magma. Magma yang naik ke atas permukaan akan memiliki nilai susceptibilitas yang rendah dibandingkan dengan batuan vulkanik pembentuk gunung api. Hasil akhir dari pengukuran Geomagnet juga untuk memodelkan volume daripada dapur magma.

Pengamatan Remote SensingSalah satu tujuan utama penginderaan jauh dalam bidang pemetaan adalah untuk mengetahui atau mendapatkan gambar suatu obyek tanpa harusmendatangi obyek tersebut secara langsung. Metode ini terkait dengan sensor yang bisa mengamati suatu obyek, yang analoginya adalah kamera foto. Jika kamera atau sensor ini terletak di pesawat udara, maka hasilnya adalah foto udara; jika terletak di satelit atau pesawat luar angkasa, maka hasilnya adalah citra satelit. Sensor merekam semua pantulan radiasi yang dipancarkan oleh obyek di permukaan bumi. Radiasi yang umum adalah dari pantulan sinar matahari (gelombang cahaya) yang direkam oleh sensor dan diterjemahkan dalam warna yang berbeda tergantung panjang gelombangnya. Metode ini dikelompokkan menjadi penginderaan jauh pasif, karena sensor hanya menerima pantulan panjang gelombang cahaya. Kelemahannya adalah sangat tergantung kepada sinar matahari, artinya tidak berfungsi di malam hari, dan tidak dapat menembus awan.

Aplikasi remote sensing bisa digunakan dalam pemetaan topografi, pembuatan model permukaan (digital elevation model), pemetaan arus laut, pekerjaan hidrologi, aktivitas terkait dengan seismik, kegiatan terkait dengan deformasi permukaan (penurunan atau kenaikan permukaan tanah), gunung api, perubahan daerah pesisir serta aplikasi kehutanan.

II.11. Material Erupsi Gunung ApiMaterial yang dikeluarkan saat terjadi erupsi atau meletusnya gunung api ada bermacam-macam. Secara umum kita akan menggolongkannya menjadi tiga macam, yakni material cair, padat dan gas. a. Material Cair Magma yang terkandung di dalam dapur magma akan keluar ke permukaan bumi dalam keadaan cair bila saat keluarnya magma tersebut tidak ada hambatan atau tidak tersumbat. Nah, material cair tersebut antara lain. 1. Lava adalah magma yang meleleh keluar dari gunung api. 2. Lahar panas merupakan campuran magma dan air yang kemudian mengalir seperti lumpur panas. 3. Lahar dingin merupakan campuran material padat (Efflata) dan air hujan yang kemudian menjadi lumpur yang mengalir menuruni lereng gunung. b. Material Padat (Efflata) Material padat yang dikeluarkan oleh gunung api saat meletus atau terjadinya erosi antara lain bom (batu besar), terak (batu yang ukurannya tidak beraturan & lebih kecil dari bom), lapili (kerikil), debu, batu apung dan pasir. Nah, material padat itu sendiri berasal dari dua kemungkinan. 1. Efflata allogen, yakni material padat yang berasal dari batu-batuan di sekitar kawah yang ikut terlempar ketika terjadi letusan gunung api. 2. Efflata autogen (Pyroclastica), yaitu material yang terbentuk dari magma yang membeku akibat pendinginan. c. Material Gas (Ekshalasi) Material gas yang dikeluarkan oleh gunung api saat terjadi letusan antara lain: 1. Fumarol, berbentuk uap air (H2O). 2. Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S). 3. Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Mofet merupakan gas beracun. Massa jenis yang lebih berat daripada massa oksigen membuat mofet bisa beredar tak jauh dari permukaan bumi akibatnya memiliki peluang yang besar akan terhirup oleh makhluk hidup.

Gambar 2.21.Salah Satu Material Erupsi Gunung Api Yang Berbentuk Padat(Sumber :geograph88.blogspot.com)

BAB IIIPENUTUPIII.1 Kesimpulan Sejarah Bumi berdasarkan tektoniknya dahulunya telah di teliti oleh beberapa ahli seperti yang di kemukaan oleh pencetus teori apungan benua yaitu Alfred Lothar Wegener berpendapat bahwa celah yang terjadi di Atlantik, Samudra Hindia dan lautan di sebelah selatan bukanlah disebabkan suatu bencana, tetapi terjadi dengan perlahan-lahan dan bertahap, dalam cakupan masa geologi. Pendapat yang diakui mengenai adanya kesamaan bentuk,kemudian disusul juga dengan pendapat dari Rene Descartes (1696-1650), bumi kita makinsusut dan mengkerut karena pendinginan.Karena itu, terjadilah gunung-gunung dan lembah-lembah. Lingkungan magmatic gunung api mempunyai karakter yang sangat khas, yaitu memiliki tekanan dan temperatur yang sangat tinggi, dan tentunya sangat berhubungan dengan aktivitas magma. Berdasarkan keterjadiannya, lingkungan magmatik ini dibagi menjadi empat tipe, yaituBatuan beku, Pegmatit, Urat hidrotermal,danDeposit mata air panas. Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Tipe-tipe letusan gunung yang dapat kita pelajari yaitu seperti letusan tipe Hawaii,Stromboli,vulkano,merapi dan pelee Gunung api terbentuk akibat proses naiknya magma dari dalam bumi menuju permukaan bumi akibat tenaga endogen. Aktivitas gunung api menghasilkan beberapa morfologi (bentuk) yang berbeda-beda di setiap jenis gunung api. Contohnya seperti Volcanic landform Pada 8 Agustus 1973, PPM berubah nama menjadi Cabang Sub Direktorat Vulkanologi. Namun hanya bertahan 2 tahun namanya dirubah lagi menjadi Dinas Vulkanologi Cabang Yogyakarta. Tahun 1978 menjadi Seksi Geokimia Gunungapi sebagai bagian dari Direktrorat Vulkanologi. Memasuki tahun 1984 dengan pertimbangan pentingnya penanganan Merapi secara lebih dalam maka dibentuk Seksi Penyelidikan Gunung Merapi (PGM) dengan tugas dan fungsi utama pemantauan aktivitas vulkanik Merapi. BPPTK dibentuk pada 28 Oktober 1997 dengan demikian fungsi kantor ini diperluas dengan mitigasi bencana geologi lainnya. Terdapat 4 jenis pengamatan gunung api yang telah dilakukan seluruh dunia yaitu berupa pengamatan seismisitas, pengamatan gas dan Thermal,Penagmatan deformasi, dan pengamatan gravity dan geomagnet. Setelah sebuah Gunung api mengalami erupsi gunung tersebut pada saat proses erupsi dapat menghasilkan berupa 3 material yaitu yang kita golongkan sebagai cair, padat dan gas.

Nama : Muhammad RezaNIM : 111.120.013PLUG : 2 29