LBM 3 SGD 7

9
MUQSITHA FITRI NUGRAHANI 31101300364 Akibat dari celah bibir Trauma dan Kecelakaan Gigi sulung non vital akibat trauma menyebabkan pola resorbsi abnormal dan dapat mempengaruhi gigi geligi penggantinya. Gigi non vital harus diperiksa secara radiogravi pada interval waktu tertentu untuk mengetahui resorbsi akar dan kemungkinan terjadinya resorbsi apikal. - Faktor lokal 1. Anomali Jumlah Gigi a. Kelebihan Jumlah Gigi Kelebihan Jumlah gigi pada lengkung rahang biasanya dapat menyebabkan suatu kadaan crowded atau berdesakan. Belum dapat dipastikan kapan mulai terjadinya kelebihan jumlah gigi. Beberapa sarjana mengatakan kelebihan jumlah gigi terjadi sejak postnatal atau paling lambat pada saat usia 10 samapai 12 tahun. b. Kekurangan jumlah gigi Kekurangan jumlah gigi atau hippodonsia adalah tidak tumbuhnya satu atau lebih elemen gigi yang secara normal dijumpai pada gigi geligi akibat agenesis yaitu tidak terbentuknya benih gigi. 2. Anomali Ukuran Gigi a. Makrodonsi Istilah makrodonsi dapat diartikan gigi yang ukurannya melebihi ukuran normal. Kelainan ini menyebabkan kekurangan tempet pada lengkung rahang sehingga elemenelemen pengganti terakhir tidak dapat tumbuh atau tumbuh pada tempat yang salah. b. Mikrodonsi Merupakan kebalikan dari makrodonsi. Gigi-gigi yang mengalami mikrodonsi adalah gigi-gigi yang ukurannya lebih kecil dari normal. c. Anomali bentuk gigi Kelainan ini sangat erat hubungannya dengan kelainan ukuran gigi. Frekuensi paling sering terjadi adalah insisivus sentral

description

fkg

Transcript of LBM 3 SGD 7

Page 1: LBM 3 SGD 7

MUQSITHA FITRI NUGRAHANI 31101300364

Akibat dari celah bibir Trauma dan KecelakaanGigi sulung non vital akibat trauma menyebabkan pola resorbsiabnormal dan dapat mempengaruhi gigi geligi penggantinya. Gigi nonvital harus diperiksa secara radiogravi pada interval waktu tertentuuntuk mengetahui resorbsi akar dan kemungkinan terjadinya resorbsiapikal.- Faktor lokal1. Anomali Jumlah Gigia. Kelebihan Jumlah GigiKelebihan Jumlah gigi pada lengkung rahang biasanya dapatmenyebabkan suatu kadaan crowded atau berdesakan. Belumdapat dipastikan kapan mulai terjadinya kelebihan jumlahgigi. Beberapa sarjana mengatakan kelebihan jumlah gigiterjadi sejak postnatal atau paling lambat pada saat usia 10samapai 12 tahun.b. Kekurangan jumlah gigiKekurangan jumlah gigi atau hippodonsia adalah tidaktumbuhnya satu atau lebih elemen gigi yang secara normaldijumpai pada gigi geligi akibat agenesis yaitu tidakterbentuknya benih gigi.2. Anomali Ukuran Gigia. MakrodonsiIstilah makrodonsi dapat diartikan gigi yang ukurannyamelebihi ukuran normal. Kelainan ini menyebabkankekurangan tempet pada lengkung rahang sehingga elemenelemenpengganti terakhir tidak dapat tumbuh atau tumbuhpada tempat yang salah.b. MikrodonsiMerupakan kebalikan dari makrodonsi. Gigi-gigi yangmengalami mikrodonsi adalah gigi-gigi yang ukurannya lebihkecil dari normal.c. Anomali bentuk gigiKelainan ini sangat erat hubungannya dengan kelainan ukurangigi. Frekuensi paling sering terjadi adalah insisivus sentralrahang atas, insisivus lateral rahang atas, dan premolar keduarahang bawah biasanya terdapat extra lingual cups.d. Frenulum labial yang tinggiFrenulum labial yang tinggi pada rahang atas terkadang dapatmenyebabkan malposisi dari gigi, terutama pada kedua gigiinsisivus sentral. Frenulum labial pada masa bayi, normalnyamempunyai daerah perlekatan yang rendah di dekat puncakprosesus alveolaris di atas garis tengah.

Page 2: LBM 3 SGD 7

e. Tanggal premature gigi sulungSalah satu fungsi dari gigi sulung adalah menyediakan tempatbagi gigi permanen penggantinya, dan secara tidak langsungjuga mempertahankan panjang lengkung gigi. Apabila terjadiloss prematur maka akan terjadi pula perubahan panjanglengkung geligi hal ini disebabkan karena tempat gigi sulungyang tanggal akan ditempatioleh gigi-gigi sebelahnya sehinggaapabila benih gigi permanen penggantinya akan erupsi akankekurangan tempat sehingga gigi geligi menjadi salng tumpangtindih.f. Letak Salah BenihPada umumnya letak salah benih menyebabkan erupsi gigiyang bersangkutan tidak pada lengkung yang benar. Secaraklinis letak salah benih biasanya ditandai dengan adanay rotasiatau versi, dimana rotasi merupakan perputaran sumbu gigipada arah vertical sedangkan versi merupakan perputaransumbu gigi dalam arah horizontal.g. PersistensiPersistensi dapat didefinisikan sebagai gigi sulung yang tidaktanggal dimana gigi permanen penggantinya sudah mulaierupsi, jadi jelas bahwa kelainan ini hanya terjadi pada gigisulung saja. Kelainan ini berhubungan erat dengan kelainanletak salah benih dimana gigi permanen pengganti yangmengalami kelainan salah benih tidak akan meresorbsi gigisulungnya.h. Karies ProksimalPada pasien fase geligi pergantian dengan indeks karies tinggidapat dipastikan bahwa nantinya akan terjadi berdesakan bilaia telah memasuki fase geligi tetap.i. Pekerjaan Tumpatan Yang Kurang BaikUmumnya yang sangat berpengaruh adalah tumpatan padadaerah proksimal, apabila terdapat kontak yang berat padadaerah proksimal pada saat gigi beroklusi dengan gigi lawanakan terjadi tekanan yang berlebihan pada daerah oklusal,beban ini akan disalurkan ke lateral sehingga akan terdapattekanan yang berlebihan pula pada gigi sebelah menyebelahdari gigi yang ditumpat. Bila hal ini terjadi akan menyebabkanperpanjangan lengkung rahang sehingga menyebabkandiastema

Page 3: LBM 3 SGD 7

PATOGENESISPertumbuhan dan perkembangan wajah serta rongga mulut merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Bila terdapat gangguan pada waktu pertumbuhan dan perkembangan wajah serta mulut embrio, akan timbul kelainan bawaan (congenital). Kelainan bawaan adalas suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Salah satunya adalah celah bibir dan langit-langit. Kelainan wajah ini terjadi karena ada gangguan pada organogenesis antara minggu keempat sampai minggu kedelapan masa embrio. Gangguan pertumbuhan ini tidak saja menyulitkan penderita, tetapi juga menimbulkan kesulitan pada orangtua, terutama ibu. Tidak saja dalam hal pemberian makan, tetapi juga efek psikologis karena mempunyai anak yang “tidak sempurna”.Beberapa teori yang menggambarkan terjadinya celah bibir :A. Teori Fusi

Disebut juga teori kalsik. Pada akhir minggu keenam dan awal minggu ketujuh masa kehamilan, processus maxillaries berkembang kea rah depan menuju garis median, mendekati processus nasomedialis dan kemudian bersatu. Bila terjadi kegagalan fusi antara processus maxillaries dengan processus nasomedialis maka celah bibir akan terjadi.B. Teori Penyusupan Mesodermal

Disebut juga teori hambatan perkembangan. Mesoderm mengadakan penyusunan menyebrangi celah sehingga bibir atas berkembang normal. Bila terjadi kegagalan migrasi mesodermal menyebrangi celah bibir akan terbentuk.C. Teori Mesodermal sebagai Kerangka Membran Brankhial

Pada minggu kedua kehamilan, membran brankhial memrlukan jaringan mesodermal yang bermigrasi melalui puncak kepala dan kedua sisi ke arah muka. Bila mesodermal tidak ada maka dalam pertumbuhan embrio membran brankhial akan pecah sehingga akan terbentuk celah bibir.D. Gabungan Teori Fusi dan Penyusupan Mesodermal

Patten, 1971, pertama kali menggabungkan kemungkinan terjadinya celah bibir, yaitu adanya fusi processus maxillaris dan penggabungan kedua processus nasomedialis yang kelak akan membentuk bibir bagian tengah.

Apa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah bibir terbelah?

Pencegahan celah bibir

1. Menghindari merokok Ibu yang merokok mungkin merupakan faktor risiko lingkungan terbaik yang telah dipelajari untuk terjadinya celah orofacial. Ibu yang menggunakan tembakau selama kehamilan secara konsisten terkait dengan peningkatan resiko terjadinya celah-celah orofacial. Mengingat frekuensi kebiasaan kalangan perempuan di Amerika Serikat, merokok dapat menjelaskan sebanyak 20% dari celah orofacial yang terjadi pada populasi negara itu. 25 Lebih dari satu miliar orang merokok di seluruh dunia dan hampir tiga perempatnya tinggal di negara berkembang, sering kali dengan adanya dukungan publik dan politik tingkat yang relatif rendah untuk upaya pengendalian tembakau. (Aghi et al.,2002). Banyak laporan telah

Page 4: LBM 3 SGD 7

mendokumentasikan bahwa tingkat prevalensi merokok pada kalangan perempuan berusia 15-25 tahun terus meningkat secara global pada dekade terakhir (Windsor, 2002). Diperkirakan bahwa pada tahun 1995, 12-14 juta perempuan di seluruh dunia merokok selama kehamilan mereka dan, ketika merokok secara pasif juga dicatat, 50 juta perempuan hamil, dari total 130 juta terpapar asap tembakau selama kehamilan mereka (Windsor, 2002). 25 2. Menghindari alkohol

Peminum alkohol berat selama kehamilan diketahui dapat mempengaruhi tumbuh kembang embrio, dan langit-langit mulut sumbing telah dijelaskan memiliki hubungan dengan terjadinya defek sebanyak 10% kasus pada sindrom alkohol fetal (fetal alcohol syndrome). Pada tinjauan yang dipresentasikan di Utah Amerika Serikat pada acara pertemuan konsensus WHO (bulan Mei 2001), diketahui bahwa interpretasi hubungan antara alkohol dan celah orofasial dirumitkan oleh biasa yang terjadi di masyarakat. Dalam banyak penelitian tentang merokok, alkohol diketemukan juga sebagai pendamping, namun tidak ada hasil yang benar-benar disebabkan murni karena alkohol.25,30 3. Nutrisi Nutrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester I kehamilan sangat penting bagi tumbuh kembang bibir, palatum dan struktur kraniofasial yang normal dari fetus.30 a. Asam Folat

Peran asupan folat pada ibu dalam kaitannya dengan celah orofasial sulit untuk ditentukan dalam studi kasus-kontrol manusia karena folat dari sumber makanan memiliki bioavaibilitas yang luas dan suplemen asam folat biasanya diambil dengan vitamin, mineral dan elemen-elemen lainnya yang juga mungkin memiliki efek protektif terhadap terjadinya celah orofasial. Folat merupakan bentuk poliglutamat alami dan asam folat ialah bentuk monoglutamat sintetis. Pemberian asam folat pada ibu hamil sangat penting pada setiap tahap kehamilan sejak konsepsi sampai persalinan. Asam folat memiliki dua peran dalam menentukan hasil kehamilan. Satu, ialah dalam proses maturasi janin jangka panjang untuk mencegah anemia pada kehamilan lanjut. Kedua, ialah dalam mencegah defek kongenital selama tumbuh kembang embrionik. Telah disarankan bahwa suplemen asam folat pada ibu hamil memiliki peran dalam mencegah celah orofasial yang non sindromik seperti bibir dan/atau langit-langit sumbing.

b. Vitamin B-6 Vitamin B-6 diketahui dapat melindungi terhadap induksi terjadinya celah orofasial secara laboratorium pada binatang oleh sifat teratogennya demikian juga kortikosteroid, kelebihan vitamin A, dan siklofosfamid. Deoksipiridin, atau antagonis vitamin B-6, diketahui menginduksi celah orofasial dan defisiensi vitamin B-6 sendiri cukup untuk membuktikan terjadinya langit-langit mulut sumbing dan defek lahir lainnya pada binatang percoban. Namun penelitian pada manusia masih kurang untuk membuktikan peran vitamin B-6 dalam terjadinya celah. 25,30 c. Vitamin A

Asupan vitamn A yang kurang atau berlebih dikaitkan dengan peningkatan resiko terjadinya celah orofasial dan kelainan kraniofasial lainnya. Hale adalah peneliti pertama yang menemukan bahwa defisiensi vitamin A pada ibu menyebabkan defek pada mata, celah

Page 5: LBM 3 SGD 7

orofasial, dan defek kelahiran lainya pada babi. Penelitian klinis manusia menyatakan bahwa paparan fetus terhadap retinoid dan diet tinggi vitamin A juga dapat menghasilkan kelainan kraniofasial yang gawat. Pada penelitian prospektif lebih dari 22.000 kelahiran pada wanita di Amerika Serikat, kelainan kraniofasial dan malformasi lainnya umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi lebih dari 10.000 IU vitamin A pada masa perikonsepsional. 25 4. Modifikasi Pekerjaan

Dari data-data yang ada dan penelitian skala besar menyerankan bahwa ada hubungan antara celah orofasial dengan pekerjaan ibu hamil (pegawai kesehatan, industri reparasi, pegawai agrikulutur). Teratogenesis karena trichloroethylene dan tetrachloroethylene pada air yang diketahui berhubungan dengan pekerjaan bertani mengindikasikan adanya peran dari pestisida, hal ini diketahui dari beberapa penelitian, namun tidak semua. Maka sebaiknya pada wanita hamil lebih baik mengurangi jenis pekerjaan yang terkait. Pekerjaan ayah dalam industri cetak, seperti pabrik cat, operator motor, pemadam kebakaran atau bertani telah diketahui meningkatkan resiko terjadinya celah orofasial. 5. Suplemen Nutrisi

Beberapa usaha telah dilakukan untuk merangsang percobaan pada manusia untuk mengevaluasi suplementasi vitamin pada ibu selama kehamilan yang dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan. Hal ini dimotivasi oleh hasil baik yang dilakukan pada percobaan pada binatang. Usaha pertama dilakukan tahun 1958 di Amerika Serikat namun penelitiannya kecil, metodenya sedikit dan tidak ada analisis statistik yang dilaporkan. Penelitian lainnya dalam usaha memberikan suplemen multivitamin dalam mencegah celah orofasial dilakukan di Eropa dan penelitinya mengklaim bahwa hasil pemberian suplemen nutrisi adalah efektif, namun penelitian tersebut memiliki data yang tidak mencukupi untuk mengevaluasi hasilnya.Salah satu tantangan terbesar dalam penelitian pencegahan terjadinya celah orofasial adalah mengikutsertakan banyak wanita dengan resiko tinggi pada masa produktifnya.

Bagaimana penatalaksanaan yang dapat dilakukan?

Untuk mengatasi keaadaantersebut maka tindakan yang dapat di lakukan adalah dengan edah labioplasty atau palatoplasty perlu dilakukan untuk merekontruksi bibir dan celah langit langit. Syarat pembedahan mengacu pada “ the rule of tens” yaitu berat bayi mencapai 10 pound ( 4,5 kg), jumlah leukosit dibawah 10.000 per milimeter kubik, HB di atas 10 gr%, dan umur di atas 10 minggu. Sedangkan menurut fhisher, merekomendasikan sebaiknya di lakukan sedini mungkin. Karenaa saat masa pertumbuhan perbaikan akan di harapkan bisa kembali dengan normal

Hal hal yang perlu di perhatikan adalah dengan kriteria sebagai berikut:

1. Penyatuan kulit, otot dan memberan mukosa yang cermat 2. Dasar cuping hidung simetris 3. Vermilion border simetris 4. Lubang hidung simetris5. Bibir harus mencuat 6. Jaringan parut minimal

Page 6: LBM 3 SGD 7

Beberapa metode yang di gunakan untuk celah bibir bilateral ; barsky ( dugunakan untuk celah bibir bilateral dengen prolabium yang pendek ), straight line clossure ( digunakan untuk celab bibir bilateraal komlit dengan prolabium yang panjang )oprasinya bertahap , millard ( bisa dugunakan untuk celah bibir komlit atau inkomplit dapat di gunakan untuk memanjangkan prolabium), manchester ( bisa digunakan untuk celah bibir bilateral ringan, sedang sampaiberat ).

Untuk celah bibir unilateral: linear, triangular, quadrangular, rotation.

Untuk celah bibir multipel : von langenbeck, 2-flap,3-flap(v to y) dan doubel z-plasty (furlow ) bedah palatum.

Metode ini berdassarkan dari kondisi kelainan celah bibir pada masing masing pasien.

Gunarto SA, Prihatiningsih Rekontruksi celah bibir bilateral pada pasien pasca oprasi labioplasti, Maj Ked Gi; 2008:15(2):121-4

Evaluasi untuk perawatan gig dapat di lakukan dengan :

Evaluasi awal

biasanya diberikan melalui tim celah bibir dan atau langitan. Perawatan direkomendasikan berdasarkan banyak faktor. Sejumlah anak-anak emerlukan perawatan preventif (sikat gigi, floride topical aplikasi, fissure sealant, OHI, diet untuk anak-anak dan juga orang tuanya perlu untuk mengetahui) dan lainnya memerlukan penambalan atau pencabutan gigi untuk menjaga tempat bekas pencabutan dengan space maintainer. Pencabutan gigi supernumeri jika mengalami kesulitan untuk pembersihaan sehingga menyebabkan progressive dental canes, gingiva inflamasi. Venner dapat di laksanakan untuk gigi yang Hipoplastik.Rekonstruksi celah dapat diatasi dengan pembuatan bone graft yang dilakukan dengan jalan operasi. Retainer biasanya di gunakan setelah bone graft sampai dengan dipakainya braces penuh

Diperlukannya prosthodontic untuk membuat prothesa yang dapat memperbaiki penampilan dari individu dengan celah dan untuk memperbaiki fungsi yang diperlukan untuk makan dan bicara. Prosthodontic dapat membuatkan bridge untuk mengganti gigi yang hilang. Alat seperti Speech bulbs atau palatal lift dapat menolong penutupan hidung dan mulut sehingga fungsi bicara dapat normal kembali. Alat lain dapat berupa prothesa removable yang harus menutupi seluruh palatal ialah obturator. Obturator adalah suatu alat dan arilik keras dan lunak yang akan digunakan untuk menutup celah langitan, membantu dalam hal pemberian makanan, memperbaiki fungsi bicara sehingga dapat menghindari adanya bunyi sengau atau desis, mempertahankan lebar lengkung maksila dan susunan gigi serta memperbaiki pertumbuhan langit-langit. Fungsi lain dan alat ini adalah sebagai alat anti aspiration dan untuk mendapat bentuk palatum yang seperti normal agar lidah terbiasa pada posisi fisiologis. Perawatan lainnya bila pasien tanpa bone graft menggunakan fixed bridge.

Albery, EH, Berkovitz, BKB, dan Harthon, IS, Cleft Lip and palate: a team approach. Wright, Bristol, 1986, 17-19