Letter of Credit
Click here to load reader
-
Upload
liea-bluizh -
Category
Documents
-
view
827 -
download
2
Transcript of Letter of Credit
BAB II
LETTER OF CREDIT
A. Pengertian L/C
Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah
sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima
pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas
dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).
Letter of credit (L/C) muncul dalam mekanisme perdagangan internasional
sebagai manifestasi dari kontrak dagang (sales contract) antara penjual dan
pembeli sebagai kontrak dasar yang disepakati mengenai syarat pembayaran
transaksi mereka. Sales contract sendiri adalah kesepakatan yang dibuat oleh
penjual dan pembeli untuk melakukan jual beli barang atau jasa yang berisi
butir-butir persyaratan yang mereka setujui. Karena penjual (eksportir) dan
pembeli (importir) umumnya terpisahkan oleh jarak dan geografis -ditambah
lagi oleh perbedaan karakter, budaya, dan bahasa-, maka wajar apabila muncul
suatu kondisi saling kurang percaya di antara mereka. Untuk menjembatani hal
itu, L/C menjadi pilihan terbaik. Kesepakatan dalam sales contract dituangkan
ke dalam content L/C. Namun, L/C tidak dapat disangkutpautkan dengan sales
contract. L/C terpisah dari sales contract.
L/C sendiri merupakan perjanjian yang diterbitkan oleh suatu bank (issuing/
opening bank) yang bertindak atas permintaan nasabahnya (importir/ applicant/
accountee) untuk melakukan pembayaran atas dokumen ekspor-impor yang
dikirimkan oleh penerima L/C (eksportir/beneficiary).
Namun syaratnya, dokumen yang dikirimkan eksportir itu harus sesuai dengan
syarat dan kondisi yang sudah ditentukan dalam L/C (complying presentation).
L/C diterbitkan oleh issuing bank sebagai jaminan pembayaran kepada
eksportir. Karena itulah L/C disebut juga Documentary Credit (Kredit
Berdokumen).
L/C dalam negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta rupiah yang
dimaksudkan untuk menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri. Bank
yang menerbitkan L/C akan memberikan jaminan pembayaran kepada cabang
atau bank lain untuk membayar sejumlah uang tertentu yang telah ditentukan
dalam L/C. Bank penerbit merupakan bank nasabah pembeli barang, sedangkan
bank pembayar merupakan bank penjual barang. Maksud dari suatu bank
menerbitkan L/C adalah untuk memberikan jaminan secara tertulis yang
berlandaskan hukum, untuk melakukan pembayaran terhadap pihak penjual
barang, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik oleh si penjual
serta untuk memberikan kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran,
mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel.
B. Pelaku L/C
Applicant atau pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang
mengajukan aplikasi L/C.
Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerima L/C.
Issuing bank atau opening adalah bank pembuka L/C.
Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank
koresponden (agen) yang meneruskan L/C kepada beneficiary. Bank
tidak bertanggung jawab atas isi L/C dan hanya bertindak sebagai
perantara.
Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas
permintaan issuing bank dan menjamin sepenuhnya pembayaran.
Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk
melakukan pembayaran dan beneficiary berkewajiban menyerahkan
dokumen kepada bank tersebut.
Carrier adalah penyimpanan barang yang diperjualbelikan.
C. Skema Pelaksanaan L/C
Bank dari pihak importir mengonfirmasikan dibukannya L/C oleh importir atas
nama eksportir.
Eksportir menyerahkan barang dan mendapatkan bill of lading.
Eksportir menukarkan bill of lading dengan uang, bill of lading kemudian
diteruskan oleh bank kepada importer
Importir menukarkan bill tersebut dengan barang.
D. Tata cara pembayaran dengan L/C
1. Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka suatu
L/C untuk dan atas nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak
sebagai opener. Bila importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku
untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor, maka bank
melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan
pembukaan L/C atas nama importir. Bank dalam hal ini bertindak
sebagai opening/issuing bank. Pembukaan L/C ini dilakukan melalui
salah satu koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank yang
bertindak sebagai perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau
notifiying bank. Advising bank memberitahukan kepada eksportir
mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima L/C
disebut beneficiary.
2. Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir
akan mendapatkan bill of lading.
3. Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan
pembayaran. Paying bank kemudian menyerahkan sejumlah uang
setelah mereka mendapatkan bill of lading tersebut dari eksportir. Bill of
lading tersebut kemudian diberikan kepada Importir.
4. Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan
dengan barang yang dikirimkan oleh eksportir.
E. Jenis-jenis L/C
Revocable L/C
Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak
oleh opener atau oleh issuing bank tanpa memerlukan persetujuan dari
beneficiary.
Irrevocable L/C
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berlaku
(validity) yang ditentukan dalam L/C tersebut dan opening bank tetap menjamin
untuk menerima wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut. Pembatalan
mungkin juga dilakukan, tetapi harus atas persetujuan semua pihak yang
bersangkutan dengan L/C tersebut.
Irrevocable dan Confirmed L/C
L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima L/C
(beneficiary) karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini
dijamin sepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising bank, bila segala
syarat-syarat dipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan karena sifatnya yang
irrevocable.
Clean Letter of Credit
Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu
wesel. Artinya, tidak diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan
pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan penyerahan
kuitansi biasa.
Documentary Letter of Credit
Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi dengan dokumen-
dokumen lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C.
Documentary L/C dengan Red Clause
Jenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik sebagian
dari jumlah L/C yang tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan
penarikan wesel tanpa memerlukan dokumen lainnya, sedangkan sisanya
dilaksanakan seperti dalam hal documentary L/C. L/C ini merupakan kombinasi
open L/C dengan documentary L/C.
Revolving L/C
L/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai ulang tanpa mengadakan
perubahan syarat khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka waktu
enam bulan, kredit tersedia setiap bulannya US$ 1.200, berarti secara otomatis
setiap bulan (selama enam bulan) kredit tersedia sebesar US$ 1.200, tidak
peduli apakah jumlah itu dipakai atau tidak.
Back to Back L/C
Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik barang, tetapi
hanya perantara. Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa meminta bantuan
banknya untuk membuka L/C untuk pemilik barang-barang yang sebenarnya
dengan menjaminkan L/C yang diterimanya dari luar negeri.
F. Alasan Penggunaan L/C dalam transaksi
L/C dipilih oleh eksportir dan importir sebagai instrumen yang menjembatani
transaksi karena :
1. Konflik Kepentingan
Sudah menjadi nature penjual kalau menginginkan pembayaran secepat
mungkin, dan mengirim barang selambat mungkin.Sementara, pembeli pasti
menginginkan sebaliknya. Barang diterima secepat mungkin, tapi pembayaran
dilakukan semolor mungkin.
Untuk menjembatani konflik kepentingan itulah L/C dipilih. Dengan L/C, hak
dan kewajiban eksportir dan importir menjadi jelas. L/C mengatur kapan barang
harus dikirim oleh beneficiary dan kapan applicant harus membayarnya.
Dengan L/C, urusan jual-beli menjadi lebih tertib dan terjamin.
2. Kebutuhan pembiayaan dari bank
Fungsi bank dalam L/C adalah sebagai penjamin pembayaran L/C kepada
beneficiary. Applicant yang hendak membuka L/C diharuskan menyetor deposit
sebesar nilai L/C. Bisa berupa dana efektif, saldo rekening giro yang diblokir,
maupun deposito yang diblokir. Di sinilah letak kekuatan jaminan itu. Dana
untuk membayar kepada beneficiary sudah dikuasai bank. Selama dokumen
yang dipresentir oleh beneficiary sesuai dengan syarat L/C, dana itu tinggal
dibayarkan sesuai saat jatuh tempo yang diatur dalam L/C.
Tapi bank tidak hanya berfungsi sebagai penjamin dalam kapasitas menguasai
cover (dana) pembayaran dari applicant. Lebih dari itu, bank dapat mengambil
peran lebih mendalam dengan membiayai proses transaksi ekspor-impor itu.
Tentu saja peran ini membuat bank terekspos kepada risiko yang mungkin
timbul. Kebijakan pembiayaan dari bank ini disebut dengan Trade Finance.
Seperti apakah bentuk pembiayaan dari bank dalam konteks instrumen L/C itu?
Berikut ini jawabannya, dilihat dari sisi beneficiary maupun applicant.
>>. Beneficiary
Eksportir yang mendapat fasilitas pembiayaan dari bank dapat
memanfaatkannya untuk menerima pembayaran lebih cepat, sebelum L/C jatuh
tempo. Itu berarti, eksportir sudah dapat menikmati pembayaran sebelum
importir membayar, karena ditalangi terlebih dahulu oleh bank.
Ada dua jenis pembiayaan untuk eksportir berdasarkanjangkawaktu(tenor)L/C:
a. Negosiasi => L/C sight
L/C sight adalah L/C yang jatuh temponya atas unjuk (sight). Maksudnya,
pembayaran akan diterima beneficiary setelah dokumen yang dikirimkannya
diterima oleh bank penerbit L/C, dengan catatan dokumen memenuhi syarat dan
kondisi yang ditentukan dalam L/C. Sebelum issuing bank melakukan
pembayaran, bank beneficiary dapat mengambil posisi sebagai negotiating bank
dengan melakukan negosiasi atau mengambil alih wesel ekspor eksportir yang
ditagihkan kepada applicant. Setelah melakukan assessment yang menyatakan
beneficiary layak menerima negosiasi, bank mengucurkan dana sebagai
talangan pembayaran untuk beneficiary. Bank tentu membebankan sejumlah
biaya kepada beneficiary, yaitu transit interest (bunga yang dikenakan hingga
menerima pembayaran dari pihak importir), biaya porto kurir dokumen, dan/
atau biaya dari bank koresponden.
b.Diskonto => L/C Usance
L/C usance adalah L/C yang jatuh temponya berjangka sesuai dengan tenornya,
umumnya 30, 60, 90, 120, atau 180 hari. Maksudnya, pembayaran akan
diterima beneficiary sesuai tenornya. Misalnya dengan tenor 30 hari, berarti
tanggal jatuh temponya adalah 30 hari setelah tanggal pengiriman barang, yang
diindikasikan dari tanggal barang shipped on board pada Bill of Lading.
Jika dalam L/C sight beneficiary menerima pembayaran awal melalui negosiasi,
maka dalam L/C usance melalui diskonto (discount). Prosesnya, setelah issuing
bank menyatakan persetujuan untuk membayar L/C pada tanggal jatuh tempo
(akseptasi), bank beneficiary sebagai nominated bank kemudian melakukan
diskonto, dengan mengucurkan talangan untuk membayar beneficiary lebih
awal. Tentu saja setelah bank melalui assessment bahwa diskonto layak
dilakukan. Ini mengingat bank dihadapkan pada risiko tinggi dengan
mengambil kebijakan seperti ini. Tak lupa, beneficiary juga dikenakan bunga
diskonto hingga tanggal jatuh tempo pembayaran dari importir, porto kurir
dokumen, dan/ atau ongkos bank koresponden.
>>. Applicant
Dari sisi importir, bank juga dapat memberikan fasilitas pembayaran.
Bentuknya berupa pemberian failitas L/C impor, yang biasanya merupakan satu
paket dengan fasilitas kredit usaha. Jadi, pada umumnya importir yang
mendapat fasilitas ini merupakan debitur pada banknya. Dengan mendapat
fasilitas impor, applicant tidak harus menyetor dana penuh untuk dapat
membuka L/C, namun cukup 10 persen saja misalnya, sesuai dengan perjanjian
kredit yang diberikan bank. Sedangkan kewajibannya yang 90 persen
diselesaikan pada saat jatuh tempo. Karena itu pula, umumnya L/C yang dibuka
dalam bentuk L/C usance agar kewajiban membayar tidak terlalu cepat.
3. Adanya aturan yang standard secara universal
L/C dipilih oleh para pelaku perdagangan internasional karena ada sebuah
produk yang memberikan batasan-batasan dalam praktik menggunakan L/C.
Perbedaan kebiasaan dan tipikal yang tentu ada pada para pelaku perdagangan
internasional yang melewati batas negara, bahasa, dan budaya dapat dijembatani
oleh produk ini.
Produk itu adalah Uniform Customs and Practices for Documentary Credit
(UCPDC). UCPDC merupakan produk International Chambers of Commerce
(ICC) yang berisi kebiasaan-kebiasaan yang seragam dan telah dibakukan atas
praktik-praktik yang digunakan sebagai acuan dalam perdagangan internasional
yang menggunakan L/C sebagai sistem pembayarannya. UCPDC pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1933 dan telah mengalami beberapa revisi. Revisi
mutakhir yang digunakan adalah revisi keenam dengan nomor publikasi 600
(sering disebut UCPDC 2007 Revision Publication 600), yang mulai berlaku
efektif tanggal 1 Juli 2007. Namun satu hal, UCPDC tidak mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat. Sekali lagi, UCPDC adalah formalisasi kebiasaan yang
diseragamkan dalam praktik perdagangan internasional yang menggunakan
L/C. UCPDC berguna untuk meminimalisir terjadinya perselisihan dalam
transaksi ekspor-impor, karena itu L/C yang dibuka perlu ditegaskan tunduk
kepada UCPDC edisi tertentu. Umumnya, kini banyak yang mengacu pada edisi
yang terakhir yaitu Revisi 2007 Publikasi 600.
G. Keuntungan menerbitkan L/C dalam negeri
Keuntungan yang dapat diperoleh bank penerbit L/C adalah dapat
memperluas jaringan pelayanan kepada masyarakat sebagai perantara
perdagangan dan sekaligus mendapatkan tambahan pendapatan berupa komisi
dan sumber dana berupa setoran jaminan.
H. Ketentuan penerbitan L/C dalam negeri
L/C dalam negeri hanya dapat diperoleh untuk daerah pabean Indonesia,
sedang L/C luar negeri untuk wilayah diluar pabean Indonesia. Perbedaan dasar
antara L/C dalam negeri dan L/C luar negeri adalah pada valuta pembayarannya
dan wilayah pabeannya. L/C dalam negeri memerlukan pencatatan yang tepat
waktu dari penerbitannya hingga penyelesaiannya. Pelaksanaan L/C dalam
negeri berpegang pada Uniform Custom and Practice for Documentary Credits
(UCPDC) yang diterbitkan oleh International Chambers of Commerce (ICC)
dalam publikasi nomor 400 revisi tahun 1983 dan diterbitkan pada 1 Oktober
1985.
I. Prosedur transaksi L/C dalam negeri
Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual-beli barang
hingga terjadi kesepakatan.
Pihak pembeli diharuskan membuka L/C DN pada suatu bank (Bank
Pembuka L/C).
Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera memberi tahu
kepada bank pembayar agar disampaikan kepada penjual barang.
Setelah penjual mendapat pemberitahuan dari pihak bank pembayar,
barang siap untuk dikirim. disini, penjual barang meneliti apakah L/C
terjadi perubahan dari syarat yang telah disetujui semula.
Pihak penjual menghubungi pihak maskapai pelayaran atau jasa
angkutan lainnya untuk mengirim barang ke tempat tujuan.
Setelah pihak pembeli mendapatkan pemberitahuan tentang kedatangan
barang, mak pihak pembeli harus membuatkan Certificate of receipts
atau konosemen (B/L) yang diserahkan kepada pihak pengangkutan
untuk diteruskan pada bank pembayar dan penjual.
Atas dasar B/L, penjual segera menghubungi bank pembayar dengan
menunjukkan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen disertai
dengan wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan
penagihan pembayaran kepada bank pembayar.
Setelah menerima dokumen dari penjual, kemudian bank pembayar
segera mnghubungi bank pembuka L/C. oleh bank pembuka L/C segera
memberitahukan penerimaan dokumen dilampiri dengan perhitungan-
perhitungan kepada pembeli.
Pembeli menerima dokumen dari bank pembuka L/C.
Pembeli segera mlunasi kewajibannya atas jual-beli tesebut kepada bank
pembuka L/C.
Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan
sekaligus memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar. Dengan
demikian memberi ijin kepada bank pembayar untuk melakukan
pambayaran kepada si penjual. Klemudian semua arsip disimpan.
Oleh bank pembayaran dilakukan pembayaran dengan
memperhitungkan diskonto atas perhitungan wesel.
J. Dokumen-dokumen dalam transaksi perdagangan dalam negeri
1. Aplikasi pembukaan L/C dalam negeri
2. Permohonan penangguhan setoran jaminan L/C
3. Bilyet Letter of Credit
4. Permintaaan perubahan L/C DN
5. Pemberitahuan penerimaan dokumen L/C DN
6. Perhitungan L/C DN
7. Penegasan penerimaan dokumen
8. Penyerahan dokumen L/C DN dan perhitungan pelunasannya
9. Bukti pelunasan perhitungan L/C DN berjangka
10. Surat penerusan / perubahan L/C DN
11. Surat penerimaan dokumen L/C DN
12. Surat penyerahan dokumen L/C DN
13. Surat jaminan
14. Surat pengantar dokumen
15. Bukti perhitungan wesel/ nota diskonto wesel
16. Wesel
17. Perjanjian pembukaan L/C DN
18. Map pembukaan L/C DN
K. Jenis L/C dalam negeri
Ditinjau dari segi pembiayaannya, L/C DN dapat berupa :
1. Sight L/C : Dapat segera dibayarkan sewaktu warkat
ditunjukkan.
a. Sight L/C dengan setoran jaminan 100 persen
b. Sight L/C dengan setoran jaminan kurang dari 100 persen
2. Usance L/C : Dengan pembayaran secara berjangka dengan wesel
3. Red clause L/C : Pembayaran dapat dilakukan dimuka
L. Akuntansi untuk L/C Dalam negeri
Pembukaan di cabang penerbit ( Issuing Bank)
1. Sight L/C DN
a. Sight L/C dengan setoran jaminan 100 persen
Bila sight L/C dibukla dengan setoran 100 persen atau
tidak ada penangguhan setoran jaminan untuk nasabah, maka
bagi bank tidak ada resiko wannprestasi si pembuka L/C.
setoran jaminan 100 persen ini merupakanm sumber dana
yang relatif sangat murah. Disini dibedakan kepada siapa L/C
DN yang diterbitkan akan ditunjukan, apakah kepada bank
lain atau kepada cabang bank sendiri yang berlokasi di bank
lain.
b. Sight L/C dengan setoran jaminan kurang dari 100 persen
Pembukaan L/C yang setoran jaminannya dilakukan
kurang dari 100 persen, akan terjadi penangguhan setoran
jaminan yang akan merupakan hutang bagi nasabah pembuka
L/C DN dan merupakan kewajiban bagi penerbit L/C kepada
pihak yang dijamin. dalam hal ini, ada resiko wannprestasi
dari pembuka L/C untuk tidak dapat memenuhi sisa
kewajibannya. Apabila nasabah tidak dapat memenuhi
kewajiban tersebut, maka bank akan mengkonversi hutang
setoran jaminannya menjadi debitur.
2. Usance L/C DN
Pembayaran hasil penjualan kepada si penjual dilakukan
secara berjangka. Pihak penjual berhak menerima pembayaran
setelah jangka waktu wesel usance yang telas disepakati jatuh
tempo.
Pembukaan di cabang pembayar ( Negotiating Bank )
- Sebagai cabang penerus L/C : cabang hanya menerima komisi
penerusan dari bank lain tersebut atas L/C yang telah diterbitkan dari
bank lain tersebut.
- Sebagai cabang penyambung konfirmasi L/C :
cabang akan menerima komisi konfirmasi L/C.
- Sebagai cabang pembayar L/C : akan tercipta
hubungan antara kantor dengan cabang penerbit L/C DN tersebut.
M. Akuntansi pembayaran L/C
1. Pembayaran Sight L/C DN
Dalam hal ini pengambil alihan / pembayaran L/C DN tidak perlu
dilakukan akseptasi wesel oleh cabang penerbit L/C. Cabang ppembayar
dapat langsung membayarkan sejumlah nilai L/C Sight kepada
beneficiary pada waktu nasabah mengajukan wesel sight (Sight Draft).
2. Pembayaran atas Usance L/C DN yang diterbitkan oleh bank sendiri
Pengambil alihan wesel usance untuk dibayarkan harus terlebih dahulu
mendapatkan akseptasi dari cabang penerbit. Pencairan wesel berjangka
baru dapat dicairkan oleh cabang pembayaran pada saat jatuh tempo.
Pembayaran yang dikehendaki oleh beneficiary sebelum wesel
berjangka jatuh waktu, akan dibebankan diskonto untuk bank pembayar.
3. Pembayaran atas Red Clause L/C
Bila perdagangan dalam negeri dilakukan dengan menerbitkan Red
clause L/C, kepada si beneficiary diberikan fasilitas untuk mendapatkan
pembayaran wesel dimuka yang berlaku hanya atas L/C yang telah
diterbitkan sendiri oleh cabang lain, bukan bank lain. Dalam hal ini, L/C
yang telah diterbitkan oleh bank lain prosedur pembayarannya harus
melalui inkaso. Apabila terdapat Red clause L/c dalam negeri yang
diterbitkan oleh bank lain, maka prosedur pembukuannya harus melalui
inkaso ke bank penerbit L/C melalui cabang sendiri yang berada pada
lokasi terdekat dengan bank penerbit L/C tersebut. Hubungan antara
bank pembayar dan bank penagih tercipta dalam rekening antar kantor,
sedangkan hubungan bank penagih dengan bank lain penerbit L/C
dalam bentuk kliring.