lp diare

17
1 LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS A. DEFINISI Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Dare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja (Haroen, N & suroatmojo dan P.O Asdil) Diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus (C.L Bets & L.A sowden (1996) Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999). B. ETIOLOGI a. Infeksi : infeksi virus (sdeno virus, toto virus, astro virus) Bakteri : shigela, E. Coli Parasit : cacing, protozoa b. Mal absorbsi : karbohidarat (intoleransi laktosa) lemak dan protein c. Makanan : Makanan basi, makanan beracun, alergi terhadap makanan d. Psikologis : Rasa takut dan cemas

description

Laporan pendahuluan diare

Transcript of lp diare

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITISA. DEFINISIMenurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.Dare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja (Haroen, N & suroatmojo dan P.O Asdil)Diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus (C.L Bets & L.A sowden (1996)Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).B. ETIOLOGIa. Infeksi : infeksi virus (sdeno virus, toto virus, astro virus) Bakteri: shigela, E. Coli Parasit: cacing, protozoab. Mal absorbsi : karbohidarat (intoleransi laktosa) lemak dan proteinc. Makanan: Makanan basi, makanan beracun, alergi terhadap makanand. Psikologis: Rasa takut dan cemas

C. PATOGENESIS1. Diare sekresiAkibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toxin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresia air dan elektrolit ke dalam rongga usus kemudian dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga menimbulkan diare.

2. Diare osmotik (peningkatan osmotik)Akibat terdapatnya makana/zat yang tidak dapat di serap akan mengakibatkan tekanan osmotik meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkanya sehingga terjadi diare3. Diare motilitas usus (peristaltic menurun)Bila peristaltik usus menurun akan menimbulkan bakteri tumbuh secara berlebihan sehingga menimbulkan diare

D. MANIFESTASI KLINIS1. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair dan encer2. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun3. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringya defekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.4. Adanya tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit menurun, mata cekung, membran mukosa kering di sertai penurunan berat badan.

E. PATOFISIOLOGI

MakananMengandung virus, bakteri, parasit, makanan basiMasuk ke lambungMakanan tidak dapat di serapPeningkatan tekanan osmosis dalam rongga ususDiareFaktor psikologisSyaraf parasimpatisKerja peristaltic usus meningkatAsam lambung meningkatMual AnoreksiaNafsu makan menurunGangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Peningkatan sekresi cairan dan elektrolitDehidrasiGangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Reaksi dari adanya peristaltik yang meningkatNyeriGangguan rasa nyaman nyeriGangguan istirahat tidur

MRSPerubahan status kesehatan anakKecemasan orang tuaOrang tua sering bertanyaKurang pengetahuan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan tinja PH dan kadar gula dalam tinja Bila perlu di adakan uji bakteri2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, kalsium, Fosfat

G. PENATALAKSANAAN1. MedisDasar pengobatan diare adalah:a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.1) Cairan per oralPada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.2) Cairan parentralDiberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut: Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes). 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes). 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes). Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes). 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes). 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral. Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %. Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts). Untuk bayi berat badan lahir rendah Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).

b. Pengobatan dietetikUntuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan: Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

c. Obat-obatanPrinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

KONSEP DASAR KEPERAWATANBerdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah :1. Aktivitas/istirahat:Gejala:-Kelelelahan, kelemahan atau malaise umum Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare Gelisah dan ansietas2. Sirkulasi:Tanda:-Takikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi dan nyeri)-Hipotensi Kulit/membran mukosa : turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah3. Integritas ego:Gejala: Ansietas, ketakutan,, emosi kesal, perasaan tak berdayaTanda: Respon menolak, perhatian menyempit, depresi4. Eliminasi:Gejala: Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk. Tenesmus, nyeri/kram abdomenTanda: Bising usus menurun atau meningkat Oliguria/anuria5. Makanan dan cairan:Gejala: Intoleransi diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak Anoreksia, haus, Mual/muntah Penurunan berat badan Tanda: Penurunan lemak sub kutan/massa otot Kelemahan tonus otot, turgor kulit buruk Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut6. Hygiene:Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri Badan berbau7. Nyeri dan Kenyamanan:Gejala: Nyeri/nyeri tekan kuadran kanan bawah, mungkin hilang dengan defekasiTanda: Nyeri tekan abdomen, distensi.8. Keamanan:Tanda: Peningkatan suhu pada infeksi akut, Penurunan tingkat kesadaran, gelisah Lesi kulit sekitar anus9. SeksualitasGejala: Kemampuan menurun, libido menurun10. Interaksi sosialGejala: Penurunan aktivitas social11. Penyuluhan/pembelajaran:Gejala: Riwayat anggota keluarga dengan diare Proses penularan infeksi fekal-oral Personal higyene Rehidrasi

DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL1. Resiko tinggi terhadap defisit volume cairan b/d muntah dan diareData mayor : Ketidak cukupan asupan cairan oral Keseimbangan negative antara asupan dan haluaran Penurunan BB Kulit/membrane mukosa keringData minor : Peningkatan natrium serum Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebih Urine memekat atau sering berkemih Penurunan turgor kulit Haus, mual, anoreksiaTujuan : kebutuhan volume cairan adekuatCriteria hasil : Tidak terjadi dehidrasi Turgor kulit baik < 2 detik Balance cairan seimbang antara output dan input

INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji Input dan output

2. Kaji status dehidrasi

3. Anjurkan keluarga untuk memberikan minum klien sedikit-sedikit4. Jelaskan tentang alasan mempertahankan hidrasi yang adekuat dan metode-metode untuk mencapai tujuan masukan cairan5. Pantau cairan IV1. Keseimbang cairan dapat dilihat dari perbandingan input dan output2. Menentukan tingkat kebutuhan rehidrasi3. Sebagai metode rehidrasi

4. Informasi yang jelas akan meningkatkan kerjasama klien untuk terapi

5. Mengkaji input melalui perselang

2. Perubahan pola eliminasi alvi b/d peradangan pada usus halusData mayor : Perubahan konsistensi feses Perubahan frekwensi defekasiData minor : Penurunan/peningkatan bising ususTujuan : Pasien menunjukan adanya pola eliminasi yang berangsur normal dalam frekwensi dan konistesi tinjaCriteria hasil : Feses keras BAB 1x/hariINTERVENSIRASIONAL

1. Kaji kebiasaan pasien dalam melakukan buang air besar (frekwensi dan konsistensi).2. Perhatikan dan catat karakteristik, faktor presipitasi dari diare.3. Siapkan bedpan atau kamar kecil yang selalu siap di gunakan.4. Bersihkan bedpan secepatnya dan gunakan pewangi untuk mengurangi bau.5. Kurangi makan atau minuman yang menjadi faktor pencetus diare (jika di ketahui).6. Kolaborasi dalam pemberian antispamodik, antidiare, dan antikolinergik untuk menurunkan peristaltik usus.

1. Dengan mengetahui kebiasaan px dengan mudah akan diketahui jika ada masalah2. Penyebab diare dapat terjadi karea berbagai hal3. Memberi kemudahan untuk BAB setiap saat4. Bau yang tidak sedap menjadikan pasien merasakan ketidaknyamanan5. Menghidari faktor pencetus mencegah terjadinya suatu masalah6. Menentukan medikasi yang tepat bagi pasien

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d output berlebihData mayor : Asupan makan tidak adekuat Kebutuhan metabolic actual maupaun potensial dengan asupan yang lebihData minor : BB 10 % - 20 % dibawah BBI Kelemahan otot dan nyeri tekan Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhiCriteria hasil : Nafsu makan baik BB ideal sesuai umur dan kondisi tubuhINTERVENSIRASIONAL

1. Kaji pola makan pasien

2. Kaji kebutuhan nutrisi pasien sesuai dengan kebutuhan individual pasien (berdasarkan usia dan berat badan).3. Jika diare berkurang berikan peningkatan jenis makanan secara bertahap (lembut dan berkalori tinggi kasar kemudian biasa).4. Sajikan makanan dan minuman dalam keadaan hangat.5. Anjurkan pada pasien untuk mengurangi beberapa jenis makan yang dapat menimbulkan diare (makanan yang berlemak, pedas, susu)6. Kolaborasi dalam pemberian Zat besi jika terjadi anemia dan anti emetik jika pasien mengalami mual.

1. Kebiasaan makan mempengaruhi nafsu makan2. Menentukan gisi yang seimbang bagi pasien

3. Merangsang kenerja usus sedikit demi sedikit

4. Makanan hangat dapat meningkatkan nafsu makan5. Mengurangi penyebab mencegah terjadinya masalah

6. Penentuan terapi medikasi bagi pasien dengan tepat

4. Gangguan termoregulasi b/d proses infeksiData mayor : Suhu >37,8oC per oral Kulit hangat takikardiaData minor : kulit kemerahan peningkatan kedalaman pernafasan malaise, keletihan, kelemahanTujuan : Suhu tubuh dalam rentang normal 36,5-37,5oCCriteria hasil : keluarga tidak mengatakan panas Suhu tubuh dalam rentang normal 36,5-37,5oCINTERVENSIRASIONAL

1. Kaji suhu tubuh2. Lakukan kompres pada 7 titik

3. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar, lembut dan dapat menyerap keringat4. Anjurkan pasien untuk banyak minum5. Berikan lingkungan yang nyaman

6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antipiretik ex : paracetamol

1. Identifikasi suhu2. Mempercepat proses konduksi untuk menurunkan panas3. Memudahkan penyerapan keringat yang keluar

4. Mengganti volume cairan yang hilang5. Suasana lingkungan mempengaruhi suhu tubuh6. Paracetamol dapat menurunkan suhu

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, JakartaDoenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, JakartaPrice & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4, EGC, JakartaSoeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.

13