M. Ary Saputra Lbp Laporan

30
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cuaca dan iklim merupakan peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Alasan utama yang melandasi pentingnya mempelajari pengaruh cuaca pada tanaman yaitu : 1). Pengetahuan tentang cuaca tersebut akan membantu pemulia tanaman untuk memilih kultivar yang cocok terhadap kondisi iklim tempat tumbuh tanaman; 2). dasar tersebut akan membantu ahli agronomi dan fisiologi untuk menghitung efek cuaca pada pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman sehingga mereka dapat memutuskan pengaruh perlakuan dalam setiap percobaannya. Sampai saat ini budidaya tanaman di dalam greenhouse (rumah tanaman) telah digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia, khususnya pada ketinggian menengah karena hal itu dapat memungkinkan pengendalian kondisi meteorologi yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Haraguchi et al. 2005). Suhardiyanto (2009) mengemukakan bahwa penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya disebutkan bahwa penggunaan greenhouse (rumah tanaman) memungkinkan dilakukannya modifikasi lingkungan yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman.

description

tugas Lbp

Transcript of M. Ary Saputra Lbp Laporan

Page 1: M. Ary Saputra Lbp Laporan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cuaca dan iklim merupakan peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Alasan utama yang melandasi pentingnya mempelajari pengaruh

cuaca pada tanaman yaitu : 1). Pengetahuan tentang cuaca tersebut akan membantu

pemulia tanaman untuk memilih kultivar yang cocok terhadap kondisi iklim tempat

tumbuh tanaman; 2). dasar tersebut akan membantu ahli agronomi dan fisiologi untuk

menghitung efek cuaca pada pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman sehingga

mereka dapat memutuskan pengaruh perlakuan dalam setiap percobaannya.

Sampai saat ini budidaya tanaman di dalam greenhouse (rumah tanaman) telah

digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia, khususnya pada ketinggian menengah

karena hal itu dapat memungkinkan pengendalian kondisi meteorologi yang sangat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Haraguchi et al. 2005).

Suhardiyanto (2009) mengemukakan bahwa penggunaan greenhouse dalam budidaya

tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati

kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya disebutkan bahwa penggunaan

greenhouse (rumah tanaman) memungkinkan dilakukannya modifikasi lingkungan yang

tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih mendekati kondisi optimum bagi

pertumbuhan tanaman.

Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi

utama kandang adalah untuk menjaga ternak tidak berkeliaran dan memudahkan

pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali kandang, baik berdasarkan tipe

maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan

penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan, secara langsung kandang mempengaruhi

kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang fungsional akan menambah

pendapatan bagi peternak (anonymous. 2011).

Kandang termasuk peralatannya merupakan salah satu sarana fundamental yang

secara langsung terut serta menentukan suskses tidaknya suatu usaha peternakan. Oleh

karena itu kondisi kandang harus diperhatikan dengan baik yang memacu pada prinsip

Page 2: M. Ary Saputra Lbp Laporan

ideal yang senantiasa memberi perhatian pada temperatur lingkungan, kelembaban udara

dan sirkulasi atau pertukaran udara (Pattilesano dan Sangle, 2011).

Rumah tanaman dan kandang memiliki suhu dan kelembaban yang berbeda-beda

tergantung dari tujuan bangunan tersebut. Pada rumah tanaman untuk satu tanaman dengan

tanaman yang lain akan berbeda begitu pula antara kandang hewan yang satu dengan yang

lain akan beda. Hal tersebut juga mengakibatkan bangunan yang ideal akan berbeda

tergantung dari makhluk hidup yang akan ditempatkan disana. Oleh karena itu

dilakukanlah pengamatan suhu dan kelembaban agar dapat menentukan bangunan yang

ideal yang dapat ditinggali oleh makhluk hidup pada rumah tanaman dan kandang.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui suhu awal, maksimum, minimum, pada kandang dan rumah

tanaman.

2. Untuk mengetahui rumah tanaman dan kandang yang ideal.

Page 3: M. Ary Saputra Lbp Laporan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah tanaman

Kriteria Rumah Tanaman Tropika Basah

Konsep rumah tanaman dengan umbrella effeet diusulkan Rault (1988) uk

daerah tropika basah seperti Indonesia. Oleh karena itu, rumah tanaman da daerah

tropis basah lebih ditujukan untuk melindungi tanaman dari hujan, gin dan hama,

mengurangi intensitas radiasi matahari yang berlebihan, ngurangi penguapan air

dari daun dan media, serta memudahkan perawatan aman (Suhardiyanto 2009).

Menurut von Zabeltitz (1999) rumah tanaman di daerah tropika basah dapat miliki

luas bukaan ventilasi dinding sebesar mungkin, tetapi bukaan pada bungan rumah

tanaman perlu dibatasi. Rault (1988) menyatakan rumah aman di daerah tropika

perlu memperhatikan kriteria berikut: (1) Bukaan mah tanaman harus merupakan

kombinasi yang baik antara bukaan untuk ntilasi dan proteksi terhadap air hujan; (2)

Kerangka konstruksi harus cukup at sebagai antisipasi terhadap kemungkinan

angin kencang; (3) Biaya mbangunan harus cukup murah dan tata letaknya

mempertimbangkan mungkinan perluasan area rumah tanaman.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perancangan rumah tanaman adalah

miringan atap (Suhardiyanto 2009) dan tinggi dinding (Bot 1983). Hal ini rupakan

faktor penting yang menentukan kondisi termal di dalam rumah aman.

Rekomendasi lain dinyatakan oleh Kumar et al.(2009), bahwa luasan ntilasi alami

yang optimum pada rumah tanaman di daerah tropis yang berkasa -40 mesh adalah

sebesar 15-30% dari luasan dinding kasanya.

Modifikasi Rumah Tanaman Tipe Standard Peak

Rumah tanaman bentuk modified standard peak merupakan modifikasi dari an

roof, dimana bentuk gable tidak lagi segitiga, melainkan dimodifikasi njadi atap

bersusun dua bagian dengan bukaan ventilasi diantara dua bubungan p tersebut dan

tertutupi sereen (Suhardiyanto 2009). Bentuk atap dengan kaan ventilasi seperti ini

memungkinkan terjadinya ventilasi alamiah walaupun ak ada angin yang bertiup.

Aliran udara yang keluar melalui bukaan ventilasi bagian bubungan terjadi akibat

Page 4: M. Ary Saputra Lbp Laporan

adanya perbedaan kerapatan udara. Agar lebih dan kerapatan udara tersebut lebih

besar maka rumah tanaman dibuat ari rata-rata tinggi rumah tanaman tipe standard

peak.

Hal ini berarti standard peak sangat cocok dengan tanaman yang tinggi seperti

tomat, dan melon. Bentuk rumah tanaman tipe standard peak dapat dilihat pada gambar

Rumah tanaman tipe standard peak tampak depan.

Faktor Lingkungan Fisik Tanaman

Faktor lingkungan fisik tanaman antara lain adalah cahaya, suhu udara,

ban relatif (RH) udara, kadar C02 dalam udara, kecepatan angin, polutan kungan

akar. Cahaya yang paling penting bagi tanaman merupakan tampak yang

mempunyai panjang gelombang 390 - 700 nm. Aspek dari cahaya adalah

intensitas, durasi, dan distribusi spektral cahaya. Suhu i sekitar tanaman

dipengaruhi oleh radiasi matahari, pindah panas laju evaporasi, intensitas

cahaya, kecepatan dan arah angin serta suhu an secara umum. Perubahan suhu

udara akan berpengaruh pada proses dalam tanaman. Secara praktik, bagi

tanaman dalam greenhouse an perbedaan suhu antara siang dan malam berkisar

antara 5 - 10 "C. penting dalam pergerakan udara dalam budidaya tanaman

adalah nnya, bukan arahnya. Angin berpengaruh pada laju transpirasi, laju i,

serta ketersediaan C02 dalam udara.

Page 5: M. Ary Saputra Lbp Laporan

Sistem Ventilasi pada Rumah Tanaman

Sistem ventilasi dapat dikelompokkan berdasarkan tenaga penggerak udara

kerja, yaitu dibedakan menjadi ventilasi alami dan sistem ventilasi (Norton

et al., 2007). Sistem ventilasi berfungsi sebagai sarana ali atau kontrol

parameter fisik tanaman yang ada di dalam rumah sehingga tanaman yang

dibudidayakan dapat dikondisikan dan bisa pada lingkungan yang optimum.

Ventilasi mekanis bekerja dengan tenaga elektrik berupa kipas (fan) atau blower

untuk menggerakkan aliran udara lewati bangunan rumah tanaman.

Sedangkan ventilasi alamiah hanya bekerja berrdasarkan pergerakan

mekanis fluida yang diakibatkan oleh adanya perbedaan hu dan perbedaan

tekanan. Konstruksi yang sederhana, biaya awal yang murah n biaya energi yang

rendah merupakan alasan utama penerapan ventilasi alami, utama di daerah tropis

seperti Indonesia.

Karakteristik Kasa pada Rumah Tanaman (Screenhouse)

Penggunaan screen sebagai penutup pada bukaan ventilasi membantu nekan

jumlah serangan hama pengganggu ke dalam rumah tanaman, akan api

penggunaannya akan menurunkan laju ventilasi dan menaikkan suhu udara lam rumah

tanaman. Aliran udara yang melewati screen ditentukan oleh jumlah n bentuk strukturnya

yang direpresentasikan dengan satuan mesh atau porositas. uran mesh menggambarkan

banyaknya lubang per inchi panjang screne, sedangkan porositas menunjukkan rasio

jumlah luas permukaan lubang screen yang dapat dilalui oleh udara terhadap permukaan

sereen per satuan luas.

B. Kandang ayam

Kondisi Teknis Kandang Ayam yang Ideal dan Pembangunan Kandang Ayam

1. Lokasi Kandang

Page 6: M. Ary Saputra Lbp Laporan

Kandang terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana

transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.

2. Pergantian Udara dalam Kandang

Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluaran karbondioksida. Supaya

kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandamng harus baik.

3. Suhu Udara dalam Kandang

Suhu kandang ideal sesuai umur :

Umur (hari) Suhu (  +C)

01 - 07

08 – 14

15 – 21

21 – 28

29 - 35

34 – 42

29 – 27

26 – 25

24 – 23

23 - 21

4. Kemudahan Mendapatkan Sarana Produksi

Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.

5. Tipe Kandang

Tipe kandang broiler ada dua yaitu : bentuk tipe panggung dan tanpa panggung

(liter). Tipe panggung lantai kandang jauh lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke

tanah, tidak memerlukan alas kandang sehinga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya

pembuatan kandang lebih besar. Tipe liter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih

mudah dibuat dan lebih murah.

Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik, untuk menjaga kehangatan,

sehingga energi yang diperoleh dari mpakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk

produksi panas tubuh. Kepadatan jandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia

adalah 8-10 ekor /m2, lebih dari angka tersebut. Pada umur dewasa suhu kandang cepat

meningkat, terutama siang hari. Hal ini yang menyebabkan konsumsi pakan menurun,

Page 7: M. Ary Saputra Lbp Laporan

ayam cenderung banyak minum, sterss, pertumbuhan terhambat, dan mudah terserang

penyakit.

Pembangunan Kandang

Kondisi Alam

Tingginya temperatur udara di Indonesia yang beriklim tropis masih menjadi kendala

dalam usaha peternakan. Hal ini sering terutama dim daerah dataran rendah dan pada saat

musim kemarau. Pada msim pancaroba secara umum temperatur di berbagai tempat relatif

tinggi. Temperatur pada siang hari di atas 34 AC, bahkan di daerah tertentu bisa mencapai di

atas 38 AC.

Pada peterbakan ayam, kondisi ini dapat mengakibatkan ayam manjadi stress (heat

stress) dan megap-megap (panting), dehidrasi, laju pertumbuhan terhambat pada emperatur

30 AC dan tingkat konsumsi pakan menurun yang berakibat pada peningkatan konsumsi air

minum. Ekstrimnya, pada temperatur 35 AC ayam broiler yang dipelihara bisam mati dan

lebih dari 38 AC sudah pada kondisi yang cukup berbahaya (emergency) karena ayam yang

mati mulai banyak.

1.    Rekayasa Kandang

Kondisi alam yang demikian tentu bukanlah satu kendala yang lantas membuat kita

menyerah begitu saja. Bagaimana kita ‘mengakali’ alam jadi kuncinya. Dalam hal

perkandangan misalnya, banyak bentuk kandang yang bisa ipakai untuk mengatasi

temperatur tinggi maupun perbedaan temperatur tinggi  maupun perbedaan temperatur

ekstrim siang dan malam, baik dengan konstruksi kandang sderhana maupun modern.

Bentuk kandang yang dapat digunakan untuk memelihara ayam broiler komersial

bisa berupa kandang panggung, kandang postal (sistem liter) atau kandang close house

(tertutup) yang bisa diatur ventilasi udaranya.

Kandang panggung merupakan bentuk kandang yang paling banyak dibangun untuk

mengatasi temperatur panas. Kandang ini cocok untuk beternak ayam broiler komersial di

daerah dataran rendah atau daerah berawa. Konstruksi rangka kandang bisa terbuat dari

kayu, bambu, atau kayu dolken. Di daerah tertentu seperti ciamis dan sekitarnya, kandang

panggung dibangun di atas kolam ikan sehingga dikenal dengan istilah longyam (balong

ayam).

Page 8: M. Ary Saputra Lbp Laporan

Keunggulannya udara bisa masuk dan keluar melalui ventilasi dari arah bawah dan

samping kandang kandang. Karena itu, pergerakan (sirkulasi) udara di dalam kandang

menjadi baik. Akibatnya, temperatur di dalam kandang relatif lebih rendah dan ayam lebih

nyaman. Kandang panggung cocok dibangun di daerah yang permukaan tanahnya

bergelombang da di daerah yang masih rawan binatang buas.

Hingga kini beberapa peternak masih ada yang merasa nyaman dan cocok dengan

kandang sistem postal, meski ada kelemahan di deberapa sisi. Sirkulasi udara di dalam

kandang bentuk ini kurang baik karena ventilasi kurang berungsi. Ada beberapa faktor

yang harus diperhatikan jika kita memelihara ayam di kandang tipe postal, yaitu sebagai

berikut :

a. Atap kandang harus menggunakan monitor agar sirkulasi udara lebih baik serta panas

dan gas beracun bisa keluar dari kandang.

b. Bahan penutup atap kandang terbuat dari rumbia, genting, kayu, galvanis, atau asbes

karena bahan ini bisa menyerap panas.

c. Kandang dibangun di lahan terbuka shingga sirkulasi udara bisa masuk ke kandang

secara lancar.

d. Lebar kandang maksimum 7 meter. Hal ini bertujuan agar pergantian aliran udara

berjalamn cepat sehingga tidak terjadi penumpukan udara panas di dalam kandang.

e. Tinggi kandang (diukur dari lantai sampai garis atap terendah) minimum 2,4 meter.

Namun, tinggi kandang di daerah yang memiliki musim kemarau lebih panjang

sebaiknya 3 meter agar tidak terjasi penumpukan panas dan gas beracun yang

dihasilkan oleh ayam.

f. Bahan baku bangunan dan konstruksi kandang harus disesuaikan dengan kekuatan

kandang yang diinginkan, ketersediann bahan baku, dan harga bahan baku. Konstruksi

kandang biasanya terbuat dari kayu atau besi.

g. Lantai kandang sebaiknya terbuat dari semen. Tujuannya agar mudah dibersihkan dan

mempermudah proses sanitasi.

h. Arah kandang harus diperhatikan agar sinar matahari tidak masuk langsung ke dalam

kandamng dan angin dapat masuk langsung.

Page 9: M. Ary Saputra Lbp Laporan

i. Kepadatan ayam harus lebih longgar dibandingkan dengan ayam yang dipelihara di

dalam kandang pangung (luasan 2 m2 berisi 6-7 ekor).

2.    Penghijauan Sekitar Kandang

Menanam pohon di sekitar kandang bisa berfungsi untuk menyerap radiasi sinar

matahari damn meneduhkan lingkungan. Keadaan ini secara langsung akan berpengaruh

terhadap keadaan udara di dalam kandang. Udara di dalam kandang akan menjadi lebih

segar dan relatif lebih dingin. Jarak penanaman pohon dari kandang adalah 10 meter. Hal

ini bertujuan agar udara yang mengalir ke dalam kandang terlebih dahulu tersaring oleh

pohon. Selain itu, temperatur udara panas sudah diserap pohon sehingga panas yang

mengalir ke kandang lebih rendah. Selain pepohonan besar, rumput dan tanaman pendek di

sekitar kandang pun dapat dijadikamn sarana untuk menangkap panas yang dikeluarkan

oleh sinar matahari. Panas langsung diserap oleh rumput namun tidak dipantulkan lagi ke

udara bebas.

3.    Lokasi Kandang

Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi

utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan

pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali jenis kandang, baik

berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut,

sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Secara tidak lamngdung

kandang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang

fungsional akanm menambah pendapatan bagi pemiliknya.

Ayam broiler memerlukan luasan kandang yang cukup untuk bergerak. Hal ini

dilakukan agar ayam, tidak stres dan jenuh, untuk satu kandang maksimal ditempati 1000

ekor dengan luas kandang 600 meter atau 60 x 10 meter. Jika kandang langsung beralaskan

tanah sebaiknya alas kandang ditaburi dengan sekam. Hal ini bertujuan agar ayam tak

langsung kontak dengan tanah. Selain menghindari pemnyakit dari tanah, sekam juga dapat

meredam bau amoniak yang dikeluarkan dari otoran ayam. Sedangkan untuk kandang

pangung bisa menggunakan sekam atau tidak tergantung pada kebutuhan. Kandang bisa

dibuat dari bilah-bilah bambu, agar pada malam hari ayam tidak kedinginan. Ada baiknya

Page 10: M. Ary Saputra Lbp Laporan

juga jika kandang diselimuti oeh plastik, sehingga angin tidak langsung masuk ke kandang.

Penggunaan plastik disesuaikan dengan tinggi kandang.

Kepadatan

Kepadatan berhubungan dengan ketersediaan oksigen bagi ayam untuk memberikan

hasil yang lebih optimal. Menghadapi perubahan cuaca yang terus berubah-ubah, ayam

sangat memerlukan daya tahan tubuh yang kuat. Daya tahan tubuh atau kekebalan imunitas

ada yang berasal dari induk dan ada yang didapat secara perolehan. Daya tahan akan

optimal apabila stres atau faktor pengganggu dapat diminimalkan.

Sementara itu, hasil rekayasa genetika yang sistematis dan terus menerus dilakukan

memaksa tubuh broiler modern berkembang ekstra guna menghasilkan performa yang

optimal. Di sisi lain, perubahan ini juga disertai beberapa titik kelemahan. Ayam akan

lebih malas bergerak dan menjadi lebih rentan terkena penyakit serta ketidakseimbangan

antara perkembangan daging dengan organ viscera ayam tersebut kurang baik.

Perkembangan tubuh broiler modern yang pesat semestinya diimbangi dengan

perbaikan kualitas dan pola feeding, perbaikan manajemen serta kualitas kondisi

lingkungan. Perbaikan kondisi linkungan yan dapat dilakukan meliputi ketersediaan

oksigen (O2), kestabilan suhu, kelembaban serta ventilasi yang baik. Pada kenyataannya,

kondisi faktor lingkungan sangat fluktuatif, karena itu dibutuhkan terobosan – terobosan

terbaru untuk menyiasati pengaruh lingkungan dalam upaya memaksimalkan hasil

produksi.

Salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan sebelum pemeliharaan broiler

adalah rencana kepadatan ayam (density) yang akan diisi sesuai dengan kapasitas kandang

yang ada serta kondisi ventilasi udaranya. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan

oksigen bagi ayam untuk meperoleh hasil yang lebih optimal. Beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam menentukan kepadatan ayam yang akan dipelihara antara lain :

1.   Tipe kandang (opened house atau closed house)

Tipe kandang tertutup (closed house) tentu saja akam menampung ayam lebih banyak

dibandingkan tipe kandang terbuka (opened house)

2.   Tipe pemeliharaan (postal atau panggung)

Page 11: M. Ary Saputra Lbp Laporan

Kandang panggung akan memuat ayam lebih padat dari kandang postal. Hal ini mengingat

ketersediaan oksigen dan vemtilasi udara terutama setelah ayam besar.

3.   Peralatan yang dipakai (otomatis atau manual)

Kandang yang menggunakan peralatan tempat pakan dan minum yang otomatis akan

mamiliki daya tampung lebih besar dibandingkan dengan kandang yang menggunakan

tempat pakan dan minim manual. Pasalnya, tempat pakan manual seperti tabung feeder

banyak memakan tempat sehingga luas kandang menjadi berkurang.

C. Kandang sapi

Peralatan Kandang

Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong meliputi : palungan yaitu

tempat pakan, tempat minum, saluran darinase, tempat penampungan kotoran, gudang

pakan dan peralatan kandang. Disamping itu harus dilengkapi dengan tempat

penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang dihubungkan dengan pipa ke

seluruh kandang.

a. Palungan

Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan ternak,

terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Kandang individu

yang mempunyai lebar kandang sebesar 1,5 meter, maka panjang tempat pakan berkisar

antara 90 – 100 cm dan tempat minum berkisar antara 50 – 60 cm. Sedangkan lebar

palungan adalah 50 cm, dan tinggi bagia luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40 cm.

Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang kandang, dengan

proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan.

b. Selokan

Selokan merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yang berada

dibelakang kandang ternak individu (Gambar 5). Ukuran selokan kandang disesuaikan

dengan kondisi kandang tujuan pemeliharaan. Ukuran selokan digunakan untuk kandang

individu, dengan ukuran lebar 30 – 40 cm dan dalam 5 – 10 cm.

Page 12: M. Ary Saputra Lbp Laporan

c. Tempat penampungan kotoran

Tempat penampungan kotoran bak penampungan yang terletak dibelakang

kandang, ukuran dan bentuknya disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya.

Pembuangan kotoran dari kandang kelompok dilakukan setiap 3-4 bulan sekali sesuai

dengan kebutuhan, berupa bak penampungan dan berfungsi untuk proses pengeringan dan

pembusukan feses menjadi kompos. Tempat penampungan kotoran feses dari kandang

individu adalah produk akhir berupa biogas atau kompos saja, tergantung tujuan

pemanfaatannya. Pengumpulan kotoran kandang berupa feses dan air kencing setiap hari

dilakukan melalui saluran drainase menuju tempat penampungan, yang letaknya lebih

rendah dari kandang. Tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tujuan kompos, adalah

berupa 3 buah bak penampungan dan penyaringan dan 3 buah bak pengeringan yang

terletak diatasnya. Sedangkan tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tujuan biogas

adalah berbetuk tangki penampungan yang terbuat dari beton atau plastik.

d. Peralatan kandang

Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong meliputi :

sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).

Penataan kandang dengan perlengkapannya hendaknya dapat memberikan kenyamanan

pada ternak serta memudahkan kerja bagi petugas dalam memberi pakan dan minum,

pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan ternak.

D. Kandang kambing

Kandang memiliki arti yang sangat penting untuk menghindari pengaruh

lingkungan yang kurang menguntungkan bagi usaha peternakan sehingga dengan

ad a n y a kandang maka penggunaan makanan untuk produksi dapat teratasi dengan

baik. Perkandangan juga berfungsi sebagai pencegahan dan pemberantasan penyakit

pengawasan terhadap pertumbuhan ternak (Sosromidjojo dan Soeraji, 1978). Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Budoyo (1978) menyatakan bahwa kandang diperlukan

untuk melindungi ternak dari pencurian, gangguan alam, hujan, sinar matahari,

gangguan binatang buas, dan kedinginan. Sosroamidjojo dan Soepardi menyatakan

bahwa dalam pembuatan kandang hal yang perlu diperhatikan beberapa masalah

Page 13: M. Ary Saputra Lbp Laporan

antara lain: (1) biologi ternak masing-masing memiliki sistem perkandangan tersendiri,

(2) teknik konstruksi bangunan kandang harus bersih, sirkulasi baik, ternak terhindar

dari pengaruh cuaca yang merugikan, kandang harus kuat dan sesuai dengan ternak yang

akan dikandangkan.

Menurut Devendra dan Buns (1994), ada dua tipe kandang kambing yang m

dipakai di daerah tropis, yaitu kandang pada tanah dan kandang panggung. Peternakan

kambing di Indonesia umumnya menggunakan tipe kandang panggung. Hal tersebut

karena kandang panggung mempunyai kelebihan dalam mengurangi pengaruh

lingkungan yaitu suhu, kelembaban dan curah hujan, serta tergantung tujuan

berternak kambing untuk produksi susu atau produksi daging (Devendra dan MCleroy,

1982).

Pembuatan bangunan kandang harus bersih dan berventilasi agar dapat terjaga

kesehatannya karena ternak dikandangkan setiap hari. Kandang panggung yang baik

memiliki tinggi kandang di atas tanah minimal 100 m, pondasi kandang terbuat dari

beton atau batu sungai dengan bentuk trapesium agar mudah dalam pembersihan

kotoran, tinggi alas dengan tempat pakan 50 - 60 cm, tujuannya adalah agar kambing

mudah mengambil pakan dari tempat pakan, celah kandang untuk keluar masuk kepala

kambing mengambil pakan adalah 20 x 25 cm. Pembuatan celah kandang kambing

jantan harus lebih tinggi dari celah kandang pada kambing betina, tujuannya

adalah untuk menjaga kualitas rambut bagian leher kambing jantan akibat

bergesekan dengan dinding kandang. Tinggi celah kambing betina cenderung lebih

pendek agar anak kambing keluar kandang melalui celah tersebut (Atabany, 2001).

Page 14: M. Ary Saputra Lbp Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Kandang Ternak Ayam (kandang Battery).

http://anekamesin.com/kandang-ternak-ayam-kandang-battery.html diakses pada

tanggal 25 november 2013

Saputra, M. Ary. 2013. Budi Daya Ayam Pedaging (Broiler). http://teknis-

budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-ayam-pedaging-broiler.html diakses

pada tanggal 25 november 2013

Rasyid, Ainur, Hartati.2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. http://peternakan

litbang.deptan.go.id/datahtml/download/files/juknis_perkandangan.pdf

North, M. O. 1984. Comercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. Avi Publ. Co. Inc.

West Port Connecticut.

Sainsburry, D. 1995. Poultry Health and Management. Chickens Turkeys, Ducks, Geese,

Quile. 3rd ed. University of Cambridge. United Kingdom.

Fadilah R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. AgroMedia

Pustaka: Jakarta.

Saputra, M. Ary. 2013 Membangun Kandang Sapi Yang Benar dan Sehat. Diakses

pada tanggal 25 november 2013.

(http://www.ngambarsari.com/2012/03/membangun-kandang-sapi-yang-

benar-dan.html).

Anonim. 2013. Merencanakan Tata Ruang Suatu Gudang . Diakses pada tanggal 25

november 2013. (http://rinatnunay.wordpress.com/2013/10/17/merencanakan-tata-

ruang-suatu-gudang/).

Page 15: M. Ary Saputra Lbp Laporan

Lampiran :

Rumah kaca

Kandang ayam

Kandang sapi

Page 16: M. Ary Saputra Lbp Laporan

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 05 November 2013 di Rumah

Kaca milik Jurusan Agronomi dan di Kandang Ternak milik Jurusan Peternakan, Fakultas

Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini, ialah : a.) Higrometer, b.) pena, c.)

kertas, d.) kamera, dan e.) stopwatch.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, ialah : a.) Rumah Kaca dan b.)

Kandang Ternak.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari praktikum ini, yaitu :

1. Tentukan tempat / posisi kita akan mengukur suhu rumah kaca dan kandang ternak.

2. Tekan tombol on pada Higrometer dan stopwatch.

3. Ukur suhu selama 10 menit.

4. Setelah 10 menit, catat suhu yang terukur di alat Higrometer tersebut sebagai suhu

awal.

5. Tekan tombol max/min untuk mengetahui suhu maximum dan minimum serta RH

maximum dan RH minimum.

Page 17: M. Ary Saputra Lbp Laporan

IV. HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil

Jenis Bangunan

Suhu Setelah 10

menitMax Min

Kelompok

Out In RH Out In RH Out In RH

Kandang Ayam 32,2 32.2 66 32.2 33.4 67 32.8 32.3 64  3

Kandang Kambing 32 32.9 75 32 32.4 76 31.5 32.8 66 2

Kandang Kambing  32.2  33.1  63 34.1 34.5 64 33 34.1 60 1

Kandang Sapi 32 32.9 75 32 33.4 76 31.5 32.8 66 5

Kandang Sapi  32  32.9  75 31.7 33.3 79 31.7 33.1 72 6

Gudang

Penyimpanan33  32.5  72  32.5 33.3 74 32.4 32.5 71 all

Rumah Kaca

Tanaman C32.8 34.8 61 35.8 35.2 77 32.9 34.8 62 3

*suhu dalam oC

B. Pembahasan

Rumah tanaman dan kandang merupakan bagian dari bangunan pertanian.

Pembangunan dan pengaturan kondisi bangunan akan mempengaruhi tanaman dan hewan

yang berada didalamnya. Suhu rata-rata untuk kandang berbeda tergantung dari jenis

hewan yang diletakkan didalam kandang tersebut. Untuk suhu kandang ayam berkisar

antara 32oC – 33 oC dengan RH antara 64%-67%. Suhu ini jika didasarkan pada teori

tidaklah baik untuk ayam. Suhu yang baik untuk ayam berkisar antara 25oC - 28oC dengan

RH 60% - 70%. Dikhawatirkan dengan suhu yang tidak sesuai ayam akan stress sehingga

mengurangi hasil produksi sehingga dapat dikatakan bahwa kandang ayam yang ada

kurang ideal. Pada kandang sapi potong kelembaban udara yang didapatkan berdasarkan

data pada higrometer berkisar antara 66% - 76%. Untuk kelembaban ideal sapi potong

Page 18: M. Ary Saputra Lbp Laporan

yaitu berkisar antara 60% - 80%. Berdasarkan hasil tersebut maka kandang sapi yang ada

masih dalam batas ideal untuk ditinggali oleh sapi. Kelembaban udara 60-80% merupakan

kelembaban ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi potong. Kelembaban kambing

sama dengan kelembaban pada sapi potong yaitu antara 60% - 80%. Data yang diperoleh

kelembaban pada kandang kambing berkisar antara 66% - 76% sehingga masih dapat

dikatakan kandangkambing masih dalam batas wajar untuk ditingggali oleh kambing.

Untuk rumah tanaman suhu yang baik tergantung dari jenis tanaman yang tinggal.

Data yang diperoleh pada rumah tanaman zona C suhu max out 35.8 dan suhu max in 35.2

sedangkan suhu min out 32.9 dan suhu min in 34.8. RH yang diperoleh berkisar antara

61% - 71%. Untuk tanaman yang lembab suhu tersebut sedikit lebih panas namun untuk

tanaman yang tidak membutuhkan banyak air sushu dan kelembaban tersebut sudah cocok.

Namun jika dilihat dari struktur bangunannya rumah tanaman yang ada di lahan pertanian

masih ideal. Hal ini karena rumah tanaman tersebut hanya bisa untuk jenis tanaman

tertentu saja sedangkan rumah tanaman tersebut digunakan untuk penelitian sehingga akan

mengurangi efektifitas pengukuran dan pengembangbiakan tanaman yang ada pada rumah

tanaman tersebut.

Page 19: M. Ary Saputra Lbp Laporan

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dengan menggunakan higrometer dapat diketahui hasil pengukuran suhu maksimu,

suhu minumum, dan RH pada kandang dan rumah tanaman.

2. Kandang sapi dan kandang kambing sudah cukup ideal sedangkan kandang ayam

dan rumah tanaman masih kurang ideal.

B. Saran

1. Setidaknya ada satu higrometer untuk dua kelompok atau lebih baik satu kelompok

ada satu higrometer.

Page 20: M. Ary Saputra Lbp Laporan

LAPORAN PRAKTIKUM

LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN

Oleh :

M. Ary Saputra (05111002010)

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013