Majapahit

25
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur , Indonesia , yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1500 M . Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk , yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389 . Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu -Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia . [2] Menurut Negarakertagama , kekuasaannya terbentang di Jawa , Sumatra ,Semenanjung Malaya , Kalimantan , hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan. [3] Daftar isi [sembunyikan ] 1Historiografi 2Sejarah o 2.1Berdirinya Majapahit o 2.2Kejayaan Majapahit o 2.3Jatuhnya Majapahit 3Kebudayaan 4Ekonomi 5Struktur pemerintahan o 5.1Aparat birokrasi o 5.2Pembagian wilayah 6Raja-raja Majapahit 7Warisan sejarah o 7.1Legitimasi politik o 7.2Arsitektur o 7.3Persenjataan 8Kesenian modern o 8.1Puisi lama o 8.2Komik dan strip komik o 8.3Roman/novel sejarah o 8.4Film/sinetron 9Referensi o 9.1Bibliografi 10Lihat pula 11Pranala luar Historiografi[sunting | sunting sumber ] Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, [4] dan sejarahnya tidak jelas. [5] Sumber utama yang digunakan oleh para

description

Sejarah

Transcript of Majapahit

Page 1: Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri

dari sekitar tahun 1293 hingga1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya

menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantarapada masa

kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan

dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia.[2] Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra,Semenanjung

Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih

diperdebatkan.[3]

Daftar isi

  [sembunyikan] 

1Historiografi 2Sejarah

o 2.1Berdirinya Majapahito 2.2Kejayaan Majapahito 2.3Jatuhnya Majapahit

3Kebudayaan 4Ekonomi 5Struktur pemerintahan

o 5.1Aparat birokrasio 5.2Pembagian wilayah

6Raja-raja Majapahit 7Warisan sejarah

o 7.1Legitimasi politiko 7.2Arsitekturo 7.3Persenjataan

8Kesenian moderno 8.1Puisi lamao 8.2Komik dan strip komiko 8.3Roman/novel sejaraho 8.4Film/sinetron

9Referensio 9.1Bibliografi

10Lihat pula 11Pranala luar

Historiografi[sunting | sunting sumber]

Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit,[4] dan sejarahnya tidak jelas.[5] Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja')

dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama [6]  dalam bahasa Jawa Kuno.[7] Pararaton terutama

menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian

pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan

puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam

Wuruk. Kakawin Nagarakretagama pada tahun 2008 diakui sebagai bagian dalam Daftar Ingatan

Page 2: Majapahit

Dunia (Memory of the World Programme) oleh UNESCO.[8] Setelah masa itu, hal yang terjadi

tidaklah jelas.[9] Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan

sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.[9]

Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal

bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C.

Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti

supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan.[10] Namun, banyak pula sarjana yang

beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan

catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak

cukup pasti.[5] Tahun 2010 sekelompok pengusaha Jepang dipimpin Takajo Yoshiaki membiayai

pembuatan kapal Majapahit atau Spirit Majapahit yang akan berlayar ke Asia. Menurut Takajo,

hal ini dilakukan untuk mengenang kerjasama Majapahit dan Kerajaan Jepang melawan

Kerajaan China (Mongol) dalam perang di Samudera Pasifik.[11] Menurut Guru Besar

Arkeologi Asia Tenggara National University of Singapore John N. Miksic jangkauan kekuasaan

Majapahit meliputi Sumatera dan Singapura bahkan Thailand yang dibuktikan dengan pengaruh

kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni.[12] Bahkan ada perguruan silat bernama

Kali Majapahit yang berasal dari Filipina dengan anggotanya dari Asia dan Amerika. Silat Kali

Majapahit ini mengklaim berakar dari Kerajaan Majapahit kuno yang disebut menguasai Filipina,

Singapura, Malaysia dan Selatan Thailand.[13]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Berdirinya Majapahit[sunting | sunting sumber]

Arca Harihara (paduanSiwa dan Wisnu) perwujudanKertarajasa dari Candi Simping, Blitar, kini

koleksiMuseum Nasional.

Page 3: Majapahit

Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini

menjadi perhatianKubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang

bernama Meng Chi [14]  ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan

Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut

dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.[14][15] Kubilai Khan marah dan lalu

memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.

Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas

saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya,

menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan

ke Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi

kepada Jayakatwang.[16] Jawaban dari surat di atas disambut dengan senang hati.[16] Raden

Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu

dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut.

Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur

melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik

menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya

secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing.[17][18] Saat itu juga merupakan

kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka

terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari

penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang

bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa

Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa,

termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan

tersebut tidak berhasil. Pemberontakan Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya

Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut

disebutkan dalam Pararaton.[19] Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang

melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar ia dapat mencapai

posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti),

Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati.[18] Wijaya meninggal dunia pada

tahun 1309.

Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala Gemet, yang berarti

"penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun pemerintahan Jayanegara, seorang

pendeta Italia, Odorico da Pordenone mengunjungi keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328,

Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya

menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan

menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk

menjadi ratu Majapahit. Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai

Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang

menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah

Page 4: Majapahit

kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih

besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian

ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.

Kejayaan Majapahit[sunting | sunting sumber]

Perkembangan Kemaharajaan Majapahit, bermula di Trowulan, Majapahit, Jawa Timur, pada abad ke-13,

kemudian mengembangkan pengaruhnya atas kepulauan Nusantara, hingga surut dan runtuh pada awal

abad ke-16.

Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389.

Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah

Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan

Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya,Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa

Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina.[20]Sumber ini

menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut

tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu

sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja.[21]Majapahit juga memiliki

hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan

mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.[2][21]

Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi

dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk

berhasrat mempersunting Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sundasebagai permaisurinya.[22] Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357

rombongan raja Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan

sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini

sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara

keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. Meski

dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan

akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan

secara kejam.[23] Tradisi menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam

melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya.[24] Kisah Pasunda

Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman kemudian di

Page 5: Majapahit

Bali dan juga naskah Carita Parahiyangan. Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama

sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama.

Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yang

adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus dan tinggi, serta

sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai

pusat mandala raksasa yang membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung

Malaya dan Maluku. Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda

mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit

hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan

otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka.

Akan tetapi segala pemberontakan atau tantangan bagi ketuanan Majapahit atas daerah itu

dapat mengundang reaksi keras.[25]

Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan

serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.[2]

Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-

kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah

mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada

saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.

Jatuhnya Majapahit[sunting | sunting sumber]

Bidadari Majapahit, arcaemas apsara gaya Majapahit menggambarkan zaman kerajaan Majapahit sebagai

"zaman keemasan" Nusantara.

Page 6: Majapahit

Terakota wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah Mada.

Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur

melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa

kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota

Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeranWikramawardhana. Hayam

Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas

takhta.[5] Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-

1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi

Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya

perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.

Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang

dipimpin oleh laksamanaCheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali

antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah

menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa,

seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di

pantai utara Jawa.[26]

Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita,

yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari

seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat dan pemerintahan

dilanjutkan olehKertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah

Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di

Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis

pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat

pada 1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi

memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja

Majapahit.[9]

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai

memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di

seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru

yang berdasarkan Islam, yaituKesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara.[27] Di

Page 7: Majapahit

bagian barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung

kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat

Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan

daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri

dari kekuasaan Majapahit.

Sebuah tampilan model kapal Majapahit di Museum Negara Malaysia,Kuala Lumpur, Malaysia.

Setelah mengalami kekalahan dalam perebutan kekuasaan dengan Bhre Kertabumi,

Singhawikramawardhana mengasingkan diri ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan

Kediri) dan terus melanjutkan pemerintahannya di sana hingga digantikan oleh

putranyaRanawijaya pada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi

dengan memanfaatkan ketidakpuasan umat Hindu dan Budha atas kebijakan Bhre Kertabumi

serta mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada

kurun waktu 1474 hingga 1498 dengan gelar Girindrawardhana hingga ia digulingkan oleh Patih

Udara. Akibat konflik dinasti ini, Majapahit menjadi lemah dan mulai bangkitnya kekuatan

kerajaan Demak yang didirikan oleh keturunan Bhre Wirabumi di pantai utara Jawa.

Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400

saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu

pemerintahan[28]) hingga tahun 1518.

Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang

kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca

sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna

hilanglah kemakmuran bumi”. Namun yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala

tersebut adalah gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana.[29] Raden Patah yang saat itu adalah adipati Demak sebetulnya berupaya membantu ayahnya

dengan mengirim bala bantuan dipimpin oleh Sunan Ngudung, tapi mengalami kekalahan

bahkan Sunan Ngudung meninggal di tangan Raden Kusen adik Raden Patah yang memihak

Ranawijaya hingga para dewan wali menyarankan Raden Fatah untuk meneruskan

pembangunan masjid Demak.

Hal ini diperkuat oleh prasasti Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah

mengalahkan Kertabhumi [29] dan memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu

perang antara Ranawijaya dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah

keturunan Kertabhumi. Sebenarnya perang ini sudah mulai mereda ketika Patih Udara

Page 8: Majapahit

melakukan kudeta ke Girindrawardhana dan mengakui kekuasan Demak bahkan menikahi anak

termuda Raden Patah, tetapi peperangan berkecamuk kembali ketika Prabu Udara meminta

bantuan Portugis. Sehingga pada tahun 1518, Demak melakukan serangan ke Daha yang

mengakhiri sejarah Majapahit[30] dan ke Malaka. Sejumlah besar abdi istana, seniman, pendeta,

dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian ini kemungkinan besar

untuk menghindari pembalasan dan hukuman dari Demak akibat selama ini mereka mendukung

Ranawijaya melawan Kertabhumi.

Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1518, kekuatan kerajaan

Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit.[31]Demak dibawah

pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan

Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia

adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China.

Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan

bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke

tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.[29]

Demak memastikan posisinya sebagai kekuatan regional dan menjadi kerajaan Islam pertama

yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa kerajaan Hindu yang

masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di ujung timur, serta Kerajaan

Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian barat. Perlahan-lahan Islam mulai menyebar

seiring mundurnya masyarakat Hindu ke pegunungan dan ke Bali. Beberapa kantung

masyarakat Hindu Tengger hingga kini masih bertahan di pegunungan Tengger,

kawasan Bromo dan Semeru.

Kebudayaan[sunting | sunting sumber]

Gapura Bajang Ratu, gerbang masuk salah satu kompleks bangunan penting di ibu kota Majapahit.

Bangunan ini masih tegak berdiri diTrowulan.

"Dari semua bangunan, tidak ada tiang yang luput dari ukiran halus dan warna indah" [Dalam lingkungan dikelilingi tembok] "terdapat pendopo anggun beratap ijuk, indah bagai pemandangan

Page 9: Majapahit

dalam lukisan... Kelopak bunga katangga gugur tertiup angin dan bertaburan di atas atap. Atap itu bagaikan rambut gadis yang berhiaskan bunga, menyenangkan hati siapa saja yang memandangnya".

— Gambaran ibu kota Majapahit kutipan dari Nagarakertagama.

Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita rasa

seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam

kalender tata negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan

dari semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayarupeti atau pajak.

Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton termasuk kawasan ibu

kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali yang secara langsung dikepalai

oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta wilayah-wilayah taklukan di kepulauan

Nusantara yang menikmati otonomi luas.[32]

Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan besar

keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun.Agama Buddha, Siwa,

dan Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap sekaligus

titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama sama sekali tidak menyinggung

tentang Islam, akan tetapi sangat mungkin terdapat beberapa pegawai atau abdi istana muslim

saat itu.[2]

Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah

yang paling ahli menggunakannya.[33] Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris

dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata.

Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Gapura

Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto. Beberapa elemen arsitektur berasal dari masa Majapahit,

antara lain gerbang terbelah candi bentar, gapura paduraksa (kori agung) beratap tinggi,

danpendopo berdasar struktur bata. Gaya bangunan seperti ini masih dapat ditemukan dalam

arsitektur Jawa dan Bali.

".... Raja [Jawa] memiliki bawahan tujuh raja bermahkota. [Dan] pulaunya berpenduduk banyak, merupakan pulau terbaik kedua yang pernah ada.... Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa mengagumkan. Karena sangat besar, tangga dan bagian dalam ruangannya berlapis emas dan perak, bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini Khan Agung dari China beberapa kali berperang melawan raja ini; akan tetapi selalu gagal dan raja ini selalu berhasil mengalahkannya."

— Gambaran Majapahit menurut Mattiussi (Pendeta Odorico da Pordenone).[34]

Catatan yang berasal dari sumber Italia mengenai Jawa pada era Majapahit didapatkan dari

catatan perjalanan Mattiussi, seorang pendeta Ordo Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan

Pendeta Odorico da Pordenone". Ia mengunjungi beberapa tempat di Nusantara: Sumatera,

Jawa, dan Banjarmasin di Kalimantan. Ia dikirim Pausuntuk menjalankan misi Katolik di Asia

Tengah. Pada 1318 ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam dan menembus Persia,

terus hingga mencapai Kolkata, Madras, dan Srilanka. Lalu menuju kepulauan Nikobar hingga

mencapai Sumatera, lalu mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali ke Italia melalui jalan

darat lewat Vietnam, China, terus mengikuti Jalur Sutra menuju Eropa pada 1330.

Page 10: Majapahit

Di buku ini ia menyebut kunjungannya di Jawa tanpa menjelaskan lebih rinci nama tempat yang

ia kunjungi. Disebutkan raja Jawa menguasai tujuh raja bawahan. Disebutkan juga di pulau ini

terdapat banyak cengkeh, kemukus, pala, dan berbagai rempah-rempah lainnya. Ia

menyebutkan istana raja Jawa sangat mewah dan mengagumkan, penuh bersepuh emas dan

perak. Ia juga menyebutkan raja Mongol beberapa kali berusaha menyerang Jawa, tetapi selalu

gagal dan berhasil diusir kembali. Kerajaan Jawa yang disebutkan di sini tak lain adalah

Majapahit yang dikunjungi pada suatu waktu dalam kurun 1318-1330 pada masa

pemerintahan Jayanegara.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Celengan zaman Majapahit, abad 14-15 Masehi Trowulan, Jawa Timur. (Koleksi Museum Gajah, Jakarta)

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan.[21] Pajak dan denda

dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak abad

ke-8 pada masa kerajaan Medang yang menggunakan butiran dan keping uang emas dan

perak. Sekitar tahun 1300, pada masa pemerintahan raja pertama Majapahit, sebuah perubahan

moneter penting terjadi: keping uang dalam negeri diganti dengan uang "kepeng" yaitu keping

uang tembaga impor dari China. Pada November 2008 sekitar 10.388 keping koin China kuno

seberat sekitar 40 kilogram digali dari halaman belakang seorang penduduk di Sidoarjo. Badan

Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur memastikan bahwa koin tersebut berasal

dari era Majapahit.[35] Alasan penggunaan uang logam atau koin asing ini tidak disebutkan dalam

catatan sejarah, akan tetapi kebanyakan ahli menduga bahwa dengan semakin kompleksnya

ekonomi Jawa, maka diperlukan uang pecahan kecil atau uang receh dalam sistem mata

uang Majapahit agar dapat digunakan dalam aktivitas ekonomi sehari-hari di pasar Majapahit.

Peran ini tidak cocok dan tidak dapat dipenuhi oleh uang emas dan perak yang mahal.[32]

Beberapa gambaran mengenai skala ekonomi dalam negeri Jawa saat itu dikumpulkan dari

berbagai data dan prasasti. Prasasti Canggu yang berangka tahun 1358 menyebutkan sebanyak

78 titik perlintasan berupa tempat perahu penyeberangan di dalam negeri (mandalaJawa).[32] Prasasti dari masa Majapahit menyebutkan berbagai macam pekerjaan dan spesialisasi

karier, mulai dari pengrajin emas dan perak, hingga penjual minuman, dan jagal atau tukang

daging. Meskipun banyak di antara pekerjaan-pekerjaan ini sudah ada sejak zaman

Page 11: Majapahit

sebelumnya, namun proporsi populasi yang mencari pendapatan dan bermata pencarian di luar

pertanian semakin meningkat pada era Majapahit.

Menurut catatan Wang Ta-Yuan, pedagang Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu

ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua, sedangkan komoditas impornya

adalahmutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat

dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga.[36] Selain itu, catatanOdorico da

Pordenone, biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321,

menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.[37]

Kemakmuran Majapahit diduga karena dua faktor. Faktor pertama; lembah

sungai Brantas dan Bengawan Solo di dataran rendah Jawa Timur utara sangat cocok untuk

pertanianpadi. Pada masa jayanya Majapahit membangun berbagai infrastruktur irigasi,

sebagian dengan dukungan pemerintah. Faktor kedua; pelabuhan-pelabuhan Majapahit di pantai

utara Jawa mungkin sekali berperan penting sebagai pelabuhan pangkalan untuk mendapatkan

komoditas rempah-rempah Maluku. Pajak yang dikenakan pada komoditas rempah-rempah yang

melewati Jawa merupakan sumber pemasukan penting bagi Majapahit.[32]

Nagarakretagama menyebutkan bahwa kemashuran penguasa Wilwatikta telah menarik banyak

pedagang asing, di antaranya pedagang dari India, Khmer, Siam, dan China. Pajak khusus

dikenakan pada orang asing terutama yang menetap semi-permanen di Jawa dan melakukan

pekerjaan selain perdagangan internasional. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi

pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat

lain di wilayah Majapahit di Jawa.[38]

Struktur pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Arca dewi Parwati sebagai perwujudan anumertaTribhuwanattunggadewi, ratu Majapahit ibunda Hayam

Wuruk.

Page 12: Majapahit

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa

pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak

berubah selama perkembangan sejarahnya.[39] Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia

dan ia memegang otoritas politik tertinggi.

Aparat birokrasi[sunting | sunting sumber]

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para

putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan

kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:

Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja

Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan

Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan

Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan

Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting

yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai

perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan

pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang

anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.

Pembagian wilayah[sunting | sunting sumber]

Dalam pembentukannya, kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan Singhasari,[18] terdiri

atas beberapa kawasan tertentu di bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah ini

diperintah oleh uparaja yang disebut Paduka Bhattara yang bergelar Bhre atau "Bhatara i".

Gelar ini adalah gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya posisi ini hanyalah untuk

kerabat dekat raja. Tugas mereka adalah untuk mengelola kerajaan mereka, memungut

pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan di perbatasan daerah

yang mereka pimpin.

Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d. 1389) ada 12 wilayah di Majapahit,

yang dikelola oleh kerabat dekat raja. Hierarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan

Majapahit dikenal sebagai berikut:

1. Bhumi: kerajaan, diperintah oleh Raja

2. Nagara: diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre (pangeran

atau bangsawan)

3. Watek: dikelola oleh wiyasa,

4. Kuwu: dikelola oleh lurah,

5. Wanua: dikelola oleh thani,

6. Kabuyutan: dusun kecil atau tempat sakral.

N Provinsi Gelar Penguasa Hubung

Page 13: Majapahit

o

an

dengan

Raja

1Kahuripan (atau Janggala,

sekarang Sidoarjo)

Bhre

Kahurip

an

Tribhuwanatungga

dewiibu suri

2Daha (bekas ibukota

dari Kediri)

Bhre

Daha

Rajadewi

Maharajasa

bibi

sekaligus

ibu

mertua

3Tumapel (bekas ibukota

dari Singhasari)

Bhre

TumapelKertawardhana ayah

4Wengker (sekarang Ponor

ogo)

Bhre

Wengke

r

Wijayarajasa

paman

sekaligus

ayah

mertua

5Matahun (sekarang Bojone

goro)

Bhre

MatahunRajasawardhana

suami

dari Putri

Lasem,

sepupu

raja

6 Wirabhumi (Blambangan)

Bhre

Wirabhu

mi

Bhre Wirabhumi1 anak

7 Paguhan

Bhre

Paguha

n

Singhawardhana

saudara

laki-laki

ipar

Page 14: Majapahit

8 KabalanBhre

KabalanKusumawardhani2

anak

perempu

an

9 Pawanuan

Bhre

Pawanu

an

Surawardhani

keponak

an

perempu

an

1

0

Lasem (kota pesisir

di Jawa Tengah)

Bhre

Lasem

Rajasaduhita

Indudewisepupu

1

1

Pajang (sekarang Surakart

a)

Bhre

Pajang

Rajasaduhita

Iswari

saudara

perempu

an

1

2

Mataram (sekarang Yogya

karta)

Bhre

Matara

m

Wikramawardhan

a2

keponak

an laki -

laki

Catatan:1 Bhre Wirabhumi sebenarnya adalah gelar: Pangeran Wirabhumi (blambangan),

nama aslinya tidak diketahui dan sering disebut sebagai Bhre Wirabhumi dari

Pararaton. Dia menikah dengan Nagawardhani, keponakan perempuan raja.2 Kusumawardhani (putri raja) menikah dengan Wikramawardhana (keponakan

laki-laki raja), pasangan ini lalu menjadi pewaris tahta.

Sedangkan dalam Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa pemerintahan

Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan, yang dipimpin oleh seseorang yang

bergelarBhre.[40] Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu:

Kahuripan  (no.

1)

Daha  (no. 2)

Tumapel  (no.

3)

Wengker  (no.

4)

Matahun  (no.

5)

Wirabumi  (no

. 6)

Kabalan  (no.

8)

Kembang

Jenar (no.

10)

Pajang  (no.

Jagaraga

Keling

Kelinggapura

Singhapura

Tanjungpura

Page 15: Majapahit

11)

Saat Majapahit memasuki era kemaharajaan Thalasokrasi saat pemerintahan Gajah

Mada, beberapa negara bagian di luar negeri juga termasuk dalam lingkaran pengaruh

Majapahit, sebagai hasilnya, konsep teritorial yang lebih besar pun terbentuk:

Negara Agung, atau Negara Utama, inti kerajaan. Area awal Majapahit atau

Majapahit Lama selama masa pembentukannya sebelum memasuki era

kemaharajaan. Yang termasuk area ini adalah ibukota kerajaan dan wilayah

sekitarnya dimana raja secara efektif menjalankan pemerintahannya. Area ini

meliputi setengah bagian timur Jawa, dengan semua provinsinya yang dikelola oleh

para Bhre (bangsawan), yang merupakan kerabat dekat raja.

Mancanegara, area yang melingkupi Negara Agung. Area ini secara langsung

dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa, dan wajib membayar upeti tahunan. Akan

tetapi, area-area tersebut biasanya memiliki penguasa atau raja pribumi, yang

kemungkinan membentuk persekutuan atau menikah dengan keluarga kerajaan

Majapahit. Kerajaan Majapahit menempatkan birokrat dan pegawainya di tempat-

tempat ini dan mengatur kegiatan perdagangan luar negeri mereka dan

mengumpulkan pajak, namun mereka menikmati otonomi internal yang cukup besar.

Wilayah Mancanegara termasuk di dalamnya seluruh daerah

Pulau Jawa lainnya, Madura, Bali, dan

juga Dharmasraya, Pagaruyung,Lampung dan Palembang di Sumatra.

Nusantara, adalah area yang tidak mencerminkan kebudayaan Jawa, tetapi

termasuk ke dalam koloni dan mereka harus membayar upeti tahunan. Mereka

menikmati otonomi yang cukup luas dan kebebasan internal, dan Majapahit tidak

merasa penting untuk menempatkan birokratnya atau tentara militernya di sini; akan

tetapi, tantangan apa pun yang terlihat mengancam ketuanan Majapahit atas

wilayah itu akan menuai reaksi keras. Termasuk dalam area ini adalah kerajaan

kecil dan koloni di Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan,

dan Semenanjung Malaya.

Ketiga kategori itu masuk ke dalam lingkaran pengaruh Kerajaan Majapahit. Akan tetapi

Majapahit juga mengenal lingkup keempat yang didefinisikan sebagai hubungan

diplomatik luar negeri:

Mitreka Satata, yang secara harafiah berarti "mitra dengan tatanan (aturan) yang

sama". Hal itu menunjukkan negara independen luar negeri yang dianggap setara

oleh Majapahit, bukan sebagai bawahan dalam kekuatan Majapahit. Menurut

Negarakertagama pupuh 15, bangsa asing

adalah Syangkayodhyapura (Ayutthaya di Thailand),Dharmmanagari (Kerajaan

Nakhon Si Thammarat), Marutma, Rajapura dan Sinhanagari (kerajaan

di Myanmar), Kerajaan Champa, Kamboja (Kamboja), dan Yawana (Annam).

Page 16: Majapahit

[41] Mitreka Satata dapat dianggap sebagai aliansi Majapahit, karena kerajaan asing

di luar negeri seperti China dan India tidak termasuk dalam kategori ini meskipun

Majapahit telah melakukan hubungan luar negeri dengan kedua bangsa ini.

Pola kesatuan politik khas sejarah Asia Tenggara purba seperti ini kemudian

diidentifikasi oleh sejarahwan modern sebagai "mandala", yaitu kesatuan yang politik

ditentukan oleh pusat atau inti kekuasaannya daripada perbatasannya, dan dapat

tersusun atas beberapa unit politik bawahan tanpa integrasi administratif lebih lanjut.[42] Daerah-daerah bawahan yang termasuk dalam lingkup mandala Majapahit, yaitu

wilayah Mancanegara dan Nusantara, umumnya memiliki pemimpin asli penguasa

daerah tersebut yang menikmati kebebasan internal cukup luas. Wilayah-wilayah

bawahan ini meskipun sedikit-banyak dipengaruhi Majapahit, tetap menjalankan sistem

pemerintahannya sendiri tanpa terintegrasi lebih lanjut oleh kekuasaan pusat di ibu kota

Majapahit. Pola kekuasaan mandala ini juga ditemukan dalam kerajaan-kerajaan

sebelumnya, seperti Sriwijaya danAngkor, serta mandala-mandala tetangga Majapahit

yang sezaman; Ayutthaya dan Champa.

Raja-raja Majapahit[sunting | sunting sumber]

Silsilah wangsa Rajasa, keluarga penguasaSinghasari dan Majapahit. Penguasa ditandai

dalam gambar ini.[43]

Page 17: Majapahit

Para penguasa Majapahit adalah penerus dari keluarga kerajaan Singhasari, yang

dirintis oleh Sri Ranggah Rajasa, pendiri Wangsa Rajasa pada akhir abad ke-13. Berikut

adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode kekosongan

antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang

mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluarga kerajaan Majapahit

menjadi dua kelompok[9].

Nama Raja Gelar Tahun

Raden Wijaya Kertarajasa Jayawardhana 1293 - 1309

Kalagamet Sri Jayanagara 1309 - 1328

Sri GitarjaTribhuwana

Wijayatunggadewi1328 - 1350

Hayam Wuruk Sri Rajasanagara 1350 - 1389

Wikramawardhana 1389 - 1429

Suhita Dyah Ayu Kencana Wungu 1429 - 1447

Kertawijaya Brawijaya I 1447 - 1451

Rajasawardhana Brawijaya II 1451 - 1453

Purwawisesa atau Girishawardhana Brawijaya III 1456 - 1466

Bhre Pandansalas,

atau SuraprabhawaBrawijaya IV 1466 - 1468

Bhre Kertabumi Brawijaya V 1468 - 1478

Page 18: Majapahit

Girindrawardhana Brawijaya VI 1478 - 1498

Patih Udara 1498 - 1518

Warisan sejarah[sunting | sunting sumber]

Arca pertapa Hindu dari masa Majapahit akhir. Koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-

Dahlem, Jerman.

Majapahit telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa

Nusantara pada abad-abad berikutnya.

Legitimasi politik[sunting | sunting sumber]

Kesultanan-kesultanan Islam Demak, Pajang, dan Mataram berusaha mendapatkan

legitimasi atas kekuasaan mereka melalui hubungan ke Majapahit. Demak menyatakan

legitimasi keturunannya melalui Kertabhumi; pendirinya, Raden Patah, menurut babad-

babad keraton Demak dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan seorang Putri Cina,

yang dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan. Penaklukan Mataram

atas Wirasaba tahun 1615 yang dipimpin langsung oleh Sultan Agung sendiri memiliki

arti penting karena merupakan lokasi ibukota Majapahit. Keraton-keraton Jawa Tengah

memiliki tradisi dan silsilah yang berusaha membuktikan hubungan para rajanya dengan

keluarga kerajaan Majapahit — sering kali dalam bentuk makam leluhur, yang di Jawa

merupakan bukti penting — dan legitimasi dianggap meningkat melalui hubungan

tersebut. Bali secara khusus mendapat pengaruh besar dari Majapahit, dan masyarakat

Bali menganggap diri mereka penerus sejati kebudayaan Majapahit.[33]

Para penggerak nasionalisme Indonesia modern, termasuk mereka yang

terlibat Gerakan Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20, telah merujuk pada

Page 19: Majapahit

Majapahit, disamping Sriwijaya, sebagai contoh gemilang masa lalu Indonesia.

Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara Republik Indonesia saat ini.[21] Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, Partai Komunis

Indonesia menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan

kembali dari Majapahit yang diromantiskan.[44] Sukarno juga mengangkat Majapahit

untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan Orde Baru menggunakannya untuk

kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara.[45] Sebagaimana Majapahit,

negara Indonesia modern meliputi wilayah yang luas dan secara politik berpusat di pulau

Jawa.

Beberapa simbol dan atribut kenegaraan Indonesia berasal dari elemen-elemen

Majapahit. Bendera kebangsaan Indonesia "Sang Merah Putih" atau kadang disebut

"Dwiwarna" ("dua warna"), berasal dari warna Panji Kerajaan Majapahit. Demikian pula

bendera armada kapal perang TNI Angkatan Laut berupa garis-garis merah dan putih

juga berasal dari warna Majapahit. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal

Ika", dikutip dari "Kakawin Sutasoma" yang ditulis oleh Mpu Tantular, seorang pujangga

Majapahit.

Arsitektur[sunting | sunting sumber]

Sepasang patung penjaga gerbangabad ke-14 dari kuil Majapahit di Jawa Timur (Museum of

Asian Art, San Francisco)

Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di

Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota

Majapahit dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai

bangunan keraton di Jawa serta Pura dan kompleks perumahan masyarakat

di Bali masa kini. Meskipun bata merah sudah digunakan jauh lebih awal, para arsitek

Majapahitlah yang menyempurnakan teknik pembuatan struktur bangunan bata ini.

Beberapa elemen arsitektur kompleks bangunan di Jawa dan Bali diketahui berasal dari

masa Majapahit. Misalnya gerbang terbelah candi bentar yang kini cenderung dikaitkan

dengan arsitektur Bali, sesungguhnya merupakan pengaruh Majapahit, sebagaimana

ditemukan pada Candi Wringin Lawang, salah satu candi bentar tertua di Indonesia.

Demikian pula dengan gapura paduraksa (kori agung) beratap tinggi,

dan pendopo berlandaskan struktur bata. Pengaruh citarasa estetika dan gaya

bangunan Majapahit dapat dilihat pada kompleksKeraton Kasepuhan di Cirebon, Masjid

Page 20: Majapahit

Menara Kudus di Jawa Tengah, dan Pura Maospait di Bali. Tata letak kompleks

bangunan berupa halaman-halaman berpagar bata yang dihubungkan dengan gerbang

dan ditengahnya terdapat pendopo, merupakan warisan arsitektur Majapahit yang dapat

ditemukan dalam tata letak beberapa kompleks keraton di Jawa serta kompleks puri

(istana) dan pura di Bali.

Persenjataan[sunting | sunting sumber]

Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik

pembuatan keris berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami

penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal

berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat

menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran

kalangan aristokrat juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru

Nusantara, terutama di bagian barat.

Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak dan meriam

kapal sederhana yang disebut Cetbang. Saat ini salah satu koleksi Cetbang Majapahit

tersebut berada di The Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika.

Kesenian modern[sunting | sunting sumber]

Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi

sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk

menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya

seni yang berkaitan dengan masa tersebut.

Puisi lama[sunting | sunting sumber]

Serat  Darmagandhul, sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena

menggunakan nama pena Ki Kalamwadi, namun diperkirakan dari masa Kasunanan

Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan

keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke Islam dan sejumlah

ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.