MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …
Transcript of MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF (Studi Komparatif …
MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF
(Studi Komparatif Tafsȋr al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Isyroqotun Nashoiha
NIM. 14210579
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1439 H / 2018 M
MAJȂZ ISTI’ÂRAH DALAM SURAH YȖSUF
(Studi Komparatif Tafsȋr al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Isyroqotun Nashoiha
NIM. 14210579
Dosen Pembimbing:
Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA.
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1439 H / 2018 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Majȃz Isti’ȃrah dalam Surah Yȗsuf (Studi
Komparatif Tafsir al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)” yang disusun oleh
Isyroqotun Nashoiha dengan Nomor Induk Mahasiswa: 14210579 telah
diperiksa dan disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.
Jakarta, 12 Juli 2018
Pembimbing,
Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA.
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Majȃz Isti’ȃrah dalam Surah Yȗsuf (Studi Komparatif
Tafsir al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)” oleh Isyroqotun Nashoiha
dengan NIM 14210579 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas
Ushuluddin & Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggan
18 Agustus 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, 18 Agustus 2018
Dekan Fakultas Ushuluddin & Dakwah
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Rukoyah Tamami
Penguji I, Penguji II,
Dra. Hj. Mursyidah Thahir, MA. Sofyan Effendy, MA.
Pembimbing,
Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA.
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Isyroqotun Nashoiha
NIM : 14210579
Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 18 Agustus 1995
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Majȃz Isti’ȃrah dalam Surah
Yȗsuf (Studi Komparatif Tafsir al-Kasyâf & Tafsir Bahrul Muhîth)” adalah
benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.
Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab saya.
Jakarta, 12 Juli 2018
Isyroqotun Nashoiha
iv
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan tulisan ini teruntuk orang tua terkasih “Bpk. Abdul
Fadhol dan Ibu Husmiyati” yang mengabdikan segala perjuangan hidupnya
demi yang terbaik untuk anaknya.
Teruntuk kakak tercinta, keluarga, sahabat dan seluruh pihak yang
telah membantu proses penyelesaian skripsi ini hingga proses ini-lah yang
mengantarkanku meraih gelar akademik dengan baik.
Terimakasih kepada dosen pembimbing Bpk. Dr. Muhammad
Ulinnuha, Lc., MA. yang selalu sabar mensupport, memberikan suntikan
keilmuwan dan ide yang cemerlang, serta membuka wawasan mahasiswa
untuk lebih berfikir kritis tanpa bertindak apatis.
Teruntuk almamaterku Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,
terimakasih telah memberikan ketenangan hati dalam masa musȃfir ilmu
kurang lebih 4 tahun ini.
v
MOTTO
رحمةاااوبا االح مةاالحاوبانػحتػفعوح ارحتػفعوحادح
“Dengan hurmat ilmu akan bermanfaat,
dan dengan pengabdian derajat akan terangkat”
vi
KATA PENGANTAR
Bismillȃhirahmȃnirrahȋm
Alhamdulillâhirabbilâlamin, tak ada kalimat yang pantas kami
ucapkan selain rasa syukur kepada sang pencipta alam semesta, karena
dengan kemurahan dan karunia-Nyalah kami masih diberi kesempatan untuk
menghirup udara kenikmatan dunia yang penuh dengan teka teki
kehidupannya.
Selawat dan salam tak lupa terlimpahkan kepada sang insan mulia
nan sempurna, yang kami harapkan syafaatnya yakni syafâ’ah al-užma fî
yaum al-qiyâmah, karena tanpa menanggalkan rahman, rahim, dan
syafaatnya manusia hanyalah sebutir kapas bertebaran yang tak bernilai
harganya.
Pencapaian skripsi yang berawal dari sebuah kata menjadi kalimat,
tersusun dari beberapa paragraf hingga lembaran, bahkan terbungkus rapi
dalam sebuah balutan cover ini tak lain merupakan bantuan dan dukungan
dari orang-orang hebat yang selalu setia menepuk pundak ketika kami mulai
salah, menyatukan semangat ketika kami mulai goyah, dan memberikan
senyuman merekah di saat suka maupun duka. Oleh karena itu, ucapan
terimakasih ini kami sampaikan kepada:
1. Allah Swt., yang selalu melimpahkan rahmȃn dan rahȋm-Nya, serta
masih memberikan kesehatan dan keberkahan di setiap langkah kami;
2. Kedua orang tua, sang motivator ulung yang tak henti-hentinya
menyelipkan doa terbaik di sepertiga malamnya demi kesuksesan
anak-anaknya;
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta;
vii
4. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang selalu
mengabdikan diri untuk Fakultas Ushuluddin dan Dakwah dalam
mencetak generasi Al-Qur`an yang berwawasan keilmuwan.
5. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. Selaku Ketua
Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir (IAT) Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta dan sekaligus menjadi dosen pembimbing
skripsi yang selalu sabar menghadapi berbagai kondisi
mahasiswanya, selalu menggiatkan semangat mahasiswa dalam
menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu dan selalu berkenan
memberikan saran demi menjadi mahasiswa yang lebih baik.
6. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA, Ibu Muthmainnah, MA,
Ibu Istiqomah, MA, Ibu Ma‟unatul Mahmudah, S.H, Ibu Atiqoh,
S.Ag, Ibu Fatimah Askan, Kak Luthfi Luthfiyah, dan segenap
instruktur tahfidz yang selalu sabar membenarkan ayat demi ayat
ketika lidah mulai susah payah melantunkan ayat Al-Qur`an. Semoga
keberkahan selalu mengiringi langkah dalam proses perjuangan
menjadi khadȋm kalȃmullaȃh.
7. Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang
telah mengabdikan ilmu untuk seluruh mahasiswanya serta menjadi
saksi akan keberhasilan mahasiswa dalam mencapai gelarnya.
8. Seluruh guru muallim rubȗbiyah dari kecil hingga sekarang. Yang
selalu mendoakan anak didiknya. Akuilah kami sebagai santri kelak
di akhirat nanti.
9. Ibu Suci dan Ibu Qoqoy selaku staf Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah, yang rela menjadi tempat bertanya mahasiswa, dan
membantu melewati setiap proses yang dilalui mahasiswa Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah;
viii
10. Bapak Abdul Rosyid, MA dan Ibu Ruwaedah, MA. Selaku bapak dan
ibu Direktris Pesantren Takhassus IIQ Jakarta. Terimakasih atas
waktu 4 tahun ini. Yang selalu memberikan kenyamanan dhȃhiran
wa bȃthinan. Sekaligus menjadi ibu dan bapak kami selama di
Jakarta;
11. Mu’allif kitab dan buku, yang menyumbangkan karyanya sebagai
bahan referensi, perbandingan dan penyempurnaan karya skripsi ini;
12. Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Pusat Studi Al-
Qur`an (PSQ) Jakarta, Iman Jama‟ Lebak Bulus, dan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menyumbangkan sarana prasarana
dalam melengkapi penulisan skripsi ini;
13. Pesantren Takhassus IIQ Jakarta dan Kampus IIQ Jakarta, yang
menjadi saksi bisu perjuangan dan pengorbanan 4 tahun menjadi
seorang mahasantri dan mahasiswa;
14. Saudara kandungku Mbak Dliyaul Ula, yang selalu mendengarkan
keluh kesah setiap permasalahan kehidupan, dan selalu sedia setiap
saat ketika dibutuhkan;
15. Paman Mughaffar dan sepupu Asful Lailiyah, terimakasih atas waktu
yang telah disediakan dan selalu ada ketika dibutuhkan.
16. Sahabat seperjuangan Ushuluddin A & B yang telah membantu
mengisi memori 4 tahun bersama, mendiskusikan pemasalahan yang
ringan bahkan berat sekalipun. Oleh karenanya sulit ku menemukan
wanita-wanita hafizah nan salihah seperti kalian;
17. Teman seperjuangan bimbingan skripsi (wali songo) bersama Bpk.
Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. yang saling bertukar fikiran,
menghadapi permasalahan dengan kebersamaan. Semangat dan
bantuan kalian-lah yang mengantarkanku tetap semangat dalam
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini;
ix
18. Sahabat “wanita salihah” terimakasih atas pelukan erat selama ini.
Semoga persahabatan akan lekat hingga akhir hayat.
19. Teman-teman angkatan 2014, terimakasih atas kerjasamanya;
20. Keluarga JMQ (Jam‟iyyah Mudarasah Al-Qur`an) Jakarta, Sahabat
FKMTHI (Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia),
Dulur HIMAM (Himpunan Alumni Mambaus Sholihin) Ciputat,
Keluarga LBI (Lembaga Bahasa IIQ) Jakarta, IMAGE (Ikatan
Mahasiswa Gresik), DEMA- FUD (Dewan Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin & Dakwah) IIQ Jakarta, terimakasih atas dedikasi
organisasiya selama ini.
21. Teman-teman seperjuangan lintas universitas, yang rela
mengorbankan waktu dan tenaganya untuk mendiskusikan
permasalahan yang belum difahami yang berhubungan dengan tema
skripsi ini;
22. Seluruh pihak yang terlibat dalam pencapaian proses penyelesaian
skripsi ini, semoga Allah membalas jasa dan perjuangan kalian.
23. Dan teruntuk calon imamku “Terimakasih atas doa bi-sirr yang
selalu kau panjatkan, Semoga akan dipertemukan dalam garis
kehidupan”.
Satu hal yang menjadi kenangan indah dan menjadi satu ladang ilmu
yang terhampar luas adalah kami diberi kesempatan untuk dibimbing, dan
belajar bersama dalam sebuah majlis ilmu, karena disitulah akan terasa
nikmatnya sebuah belajar. Akhirnya, kami mohon maaf jika dalam
penyusunan skripsi ini terdapat sesuatu yang kurang difahami dan kurang
berkenan. Harapan kami, semoga ada penelitian mendatang yang bisa
melengkapi karya tulis skripsi ini, dan semoga bisa memberikan kontribusi
positif dan bermanfaat bagi semuanya.
x
Tak akan ada yang sia-sia untuk sebuah perjuangan yang dilandasi
oleh keikhlasan. Tak akan ada yang sempurna di dunia ini, melainkan selalu
berjalan dalam proses yang melelahkan dan semoga proses demi proses yang
dilewati akan berbuah kenikmatan. Ȃmȋn.
Jakarta, 12 Juli 2018
Isyroqotun Nashoiha
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................i
LEMBARAN PENGESAHAN..............................................................ii
PERNYATAAN PENULIS......................................................................... iii
PERSEMBAHAN...............................................................................iv
MOTTO..............................................................................................v
KATA PENGANTAR.................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................xi
PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................xiv
ABSTRAKSI.............................................................................................xviii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Permasalahan...............................................................................13
a. Identifikasi Masalah.............................................................13
b. Pembatasan Masalah............................................................14
c. Perumusan Masalah..............................................................14
C. Tujuan Penelitian.......................................................................14
D. Manfaat Penelitian....................................................................15
E. Tinjauan Pustaka..............................................................................15
F. Metodologi Penelitian.................................................................19
G. Sistematika Penulisan.................................................................22
xii
BAB II: MAJȂZ ISTI’ÂRAH
A. Pengertian Majȃz Isti‟arah................................................................25
B. Rukun-rukun Majȃz Isti‟arah............................................................32
C. Pembagian Majȃz Isti‟arah...............................................................32
D. Kandungan Makna Majȃz Isti‟arah...................................................40
BAB III: BIOGRAFI AL-ZAMAKHSYARȊ DAN ABȖ HAYYAN
BESERTA TAFSIRNYA
A. al-Zamakhsyarȋ
1. Biografi dan Riwayat Pendidikan..........................................47
2. Karir Intelektualitas..............................................................49
3. Karya-karya Ilmiah ...............................................................51
4. Latar belakang Penulisan Tafsir al-Kasyȃf............................52
5. Metode Penulisan Tafsir.......................................................55
6. Karakteristik dan Sistematika Penulisan...............................56
B. Abȗ Hayyȃn
1. Biografi dan Riwayat Pendidikan..........................................58
2. Karir Intelektualitas..............................................................59
3. Karya-karya Ilmiah ...............................................................62
4. Latar belakang Penulisan Bahrul Muhith .............................63
5. Sumber Penafsiran................................................................65
6. Metode Penulisan Tafsir........................................................66
7. Karakteristik dan Sistematika Penulisan............................... 68
BAB IV: ANALISIS AYAT YANG MENGANDUNG MAJȂZI
STI’ARAH DALAM SURAH YUSUF MENURUT TAFSIR AL-
KASYÂF DAN TAFSIR BAHRUL MUHITH
A. Sekilas mengenai Surah Yusuf ........................................................71
xiii
B. Analisis Ayat-ayat yang mengandung Majȃz Isti‟arah dalam Surah
Yusuf Menurut Penafsiran al-Zamakhsyȃri dan Abu
Hayyan.............................................................................................73
C. Implikasi Majȃz terhadap Kemukjizatan Makna Al-Qur`an.............86
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................91
B. Saran...............................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA................................................................................95
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin mengikuti pedoman yang diberlakukan dalam
petunjuk praktis penulisan skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
A. Konsonan
No Huruf
Arab Huruf Latin No
Huruf
Arab Huruf Latin
Sh ص A 14 ا 1
Dh ض B 15 ب 2
Th ط T 16 ت 3
Zh ظ Ts 17 ث 4
„ ع J 18 ج 5
Gh غ H 19 ح 6
F ؼ Kh 20 خ 7
Q ؽ D 21 د 8
K ؾ Dz 22 ذ 9
xv
L ؿ R 23 ر 10
M ـ Z 24 ز 11
N ف S 25 س 12
W و Sy 26 ش 13
No Huruf Arab Huruf Latin
H ه 27
„ ء 28
Y ي 29
B. Vokal
Vokal Tunggal
Voka
l
Panj
ang
Vokal
Rang
kap
Fathah : a آ : ȃ : ...ي
ai
Kasrah: i ي : ȋ : ...و
au
Dhammah: u و: ȗ
C. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
xvi
Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: -al : البقرة
Baqarah.
b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya. Contoh: الرجل : ar-rajul
c. Syaddah (Tasydȋd)
Syaddah (Tasydȋd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ), sedangkan untuk alih aksaran ini dilambangkan dengan
huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda
tasydȋd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang
berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah
kata sandang yang diikuti oelh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
اللها Ȃmanna billȃhi : أمنابا
d. Ta’ Marbȗthah (ة)
Ta’ Marbȗthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh: ف ئادةا al-Af'idah : ال
Sedangkan ta’ Marbȗthah (ة) yang diikuti atau disambungkan
(di-washal) dengan kata benda (isim) maka dialih aksarakan
menjadi huruf “t”. Contoh: بة لةنصا Ȃmilatun Nȃshibah„ : عاما
e. Huruf Kapital
xvii
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti
penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,
nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD
berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic),
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun nama diri
yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis
kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:
„Alȋ Hasan al-„Ȃridh. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan
nama-nama surah menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-
Qur`an, Al-Baqarah, dan seterusnya.
xviii
ABSTRAK
Salah satu seni pengungkapan makna sebagai suatu gambaran imajinatif
tinggi adalah dengan menggunakan gaya bahasa majȃz isti’ȃrah. Karena
merupakan salah satu bagian dari ilmu balaghȃh yang berfungsi untuk memperkuat
ketajaman pemaknaan, sehingga dari pemaknaan tersebut menghasilkan berbagai
interpretasi dan ilmu pengetahuan yang baru..Gaya bahasa majȃz dalam Al-Qur`an
membahas perbedaan antara kata yang tersirat dengan tersurat. Namun dalam
perkembangan selanjutnya muncullah sebuah wacana dalam kajian balaghȃh yang
mengemukakan persoalan estetika bahwa gaya bahasa ini merupakan penghias Al-
Qur`an, dan jika dihilangkan maka hilanglah sebagian keindahannya. Pernyataan ini
tidaklah keliru, hanya saja perlu ada penambahan bahwa akan sedikit hilang
mutiara-mutiara makna yang terkandung di dalamnya.
Perdebatan akademik selalu menguak dalam setiap permasalahan yang akan
diangkat di permukaan, keberadaan majȃz dalam Al-Qur`an pun menorehkan
sebuah pertanyaan besar, Para ulama yang mendukung adanya majȃz dikarenakan
konsep majȃz itu tak lain hanya perluasan makna yang nantinya lafaz tersebut
mempunyai makna haqȋqȋ sebelum dijadikan makna majȃzȋ. Sedangkan ulama yang
menolak keberadaan majȃz dikarenakan majȃz tak sama bedanya dengan sebuah
kebohongan (al-kadzab) dan Al-Qur`an terbebas dari kebohongan, seorang
pembicara tidak akan menggunakan kalimat majȃz jika dalam keadaan terpaksa
sedangkan keadaan terpaksa tidak mungkin terjadi pada Tuhan.
Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif analisis komparatif
yakni menguraikan, menganalisis gambaran umum yang berkaitan dengan majȃz
isti’ȃrah dalam tafsir al-Kasyâf karya az-Zamakhsyȃri dan tafsir Bahrul Muhîth
karya Abu Hayyȃn al-Andalȗsi. Kemudian mengemukakan implikasi majȃz
terhadap makna yang dikandung dalam Al-Qur`an. Sehingga metode ini disebut
juga dengan metode analisis isi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan linguistik ilmu balaghȃh, yang menitikberatkan
pada pembahasan ilmu bayȃn.
Hasil penelitian yang ditemukan di antaranya: pengungkapan isti’ȃrah
berdasarkan tharfay at-tasybīh dalam surah Yusuf mencakup isti’ârah tashrȋhiyyah,
dan isti’ârah makniyyah. Sedangkan jika berdasarkan bentuk kalimatnya dalam
xix
surah Yusuf mencakup isti’ârah ashliyyah dan isti’ârah thaba’iyyah. Kandungan
majȃz isti’ȃrah menimbulkan adanya implikasi terhadap kemukjizatan Al-Qur`an
dalam segi makna, karena setiap huruf yang tersusun dalam Al-Qur`an
menimbulkan pemaknaan yang berbeda-beda sesuai dengan yang dikehendaki
mufassir nya. Disinilah letak kemukjizatan Al-Qur`an yang terangkum dalam tolok
ukur perspektif bahasa. Adapun kandungan majȃz isti’ȃrah meliputi: Mubȃlaghah
(memberikan kesan sangat, hiperbolik), Izhhȃr al-Khafiy (menampakkan yang
masih samar), Idhȃhu adz-zhȃhir laisa bi jally (menjelaskan yang tampak tetapi
belum begitu jelas), dan Ja’lu ma laysa bi mar’iyyin mar’iyyan (menjadikan yang
tidak terlihat menjadi terlihat atau arti sebenarnya, personifikasi).
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan media komunikasi yang dipakai manusia
untuk mengenali kondisi sekitarnya. Bahasa juga diibaratkan lautan
yang sangat luas dan sudah seyogyanya untuk diselami sedalam-
dalamnya sebelum memahami khazanah-khazanah keilmuwan yang
lain. Di antara sekian ragam bahasa yang menjadi pokok pembahasan
kajian ini adalah bahasa Arab. Karena saat ini bahasa tersebut
dikategorikan salah satu bahasa Internasional sebagaimana bahasa
Inggris meskipun realitanya hanya terbatas di mayoritas tertentu.
Al-Qur`an juga diturunkan dengan bahasa Arab. Dan salah
satu keistemewaan Al-Qur`an terletak pada susunan kalimatnya yang
indah, uslȗb bahasanya yang bagus, penempatan kosa katanya yang
seimbang dan unsur ke-balȃghah-an tertinggi yang tak sanggup
dijangkau secara keseluruhan oleh ciptaan-Nya. Oleh karena itu, yang
sudah pasti bisa merasakan dan menikmati ke-balȃghah-an Al-
Qur`an hanyalah mereka yang mempunyai kepandaian cukup dalam
kesustraan Arab. Sehingga jika ditelisik dengan penghayatan, maka
akan menemukan kenikmatan serta memperkuat ketajaman mata
batin manusia untuk tidak bosan mempelajarinya.
Dengan balȃghah yang luar biasa tersebut, Al-Qur`an –sejak
13001 tahun yang lalu– menantang kaum yang paling fasih, kalangan
yang paling pandai beretorika, serta cendikiawan yang paling
terkemuka. Namun mereka tak mampu menghadapi tantangan Al-
1 Tahun ini diukur sesuai dengan waktu penulisan kitab risalah ini. Namun
sekarang sudah mencapai 14 abad.
2
Qur`an. Meskipun telah ditantang, tak ada sepatah kata pun yang
terucap. Mereka tertunduk hina seraya menundukkan kepala. Padahal
ada di antara mereka yang tetap berdiri dengan congkaknya.2
Menelisik kondisi penduduk jazirah Arab konon itu adalah
buta huruf. Sehingga mereka mengabadikan kebanggaan, dan
berbagai kejadian historis mereka dengan menggunakan syair dan
perkataan retoris lainnya yang diungkapkan melalui lisan sebagai
ganti tulisan. Hal ini sudah menjadi kebutuhan alamiah yang
mendorong mereka untuk menjadikan kefasihan dan retorika menjadi
barang yang paling laku di pasar.
Dalam kondisi inilah –ketika balȃghah menjadi puncak
kebanggaan, dan sesuatu yang digemari– Al-Qur`an diturunkan.
Dengan balȃghah nya, Al-Qur`an turun untuk menantang balȃghah
yang terdapat dalam masa itu dan masa-masa selanjutnya. Al-Qur`an
mengajak orang-orang fasih di kalangan Arab untuk menghadapi dan
membuat surah yang semisal dengan Al-Qur`an meskipun dengan
surah yang terpendek. Al-Qur`an menantang mereka dengan berkata:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang
Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah3satu
2 Badiuzzaman Said Nursi, al-Kalimȃt, (Kairo: Dȃr Sozler, 2011), cet 6, h. 423.
3 Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al
Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa
karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
3
surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS.
al-Baqarah [2]: 23).
Bahkan Al-Qur`an mengeraskan tantangannya dengan berkata:
“Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak
akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-
orang kafir.” (QS. al-Baqarah: [2]: 24).
Hal ini membuat hancur kesombongan mereka, menghinakan
akal, dan melenyapkan mimpi, serta membinasakan mereka di dunia
sebagaimana hal itu terjadi di akhirat. Dengan kata lain, kalian bisa
membuat semisal jiwa dan harta berada dalam kondisi bahaya selama
kalian masih tetap mempertahankan kekufuran.
Begitulah, aspek kemukjizatan retorika Al-Qur`an merupakan
sesuatu hal yang pasti, sebagaiamana kepastian hasil perkalian dua
kali dua sama dengan empat. Demikianlah keadaan sebenarnya.4
Adapun kemukjizatan retorika atau balȃghah Al-Qur`an
terangkum dalam lima point yakni:
a. Susunan Al-Qur`an yang luar biasa;
b. Keindahan dalam gaya bahasanya;
c. Retorika yang menawan dari segi maknanya;
d. Kefasihan luar biasa dalam redaksinya;
e. Keapikan bayȃn (penjelasan)5
4 Badiuzzaman Said Nursi, al-Kalimȃt, h. 423-425.
4
Kendatipun demikian, tak ada kata mustahil bagi manusia
untuk mendalami dan mempelajari sisi-sisi kebahasaan Al-Qur`an
dengan bantuan ilmu kebahasaanya. Karena ilmu balȃghah
merupakan salah satu disiplin ilmu yang berlandaskan ketelitian
menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar di antara
macam-macam uslȗb. Mengkajiȃ adalah modal pokok dalam
membentuk tabiat kesastraan dan menggiatkan kembali terhadap
bakat yang terpendam. Sehingga perbedaan antara ahli balȃghah
dengan ahli lukis terletak pada bidang objeknya. Ahli balȃghah
mengolah kalimat dan pembicaraan untuk diperdengarkan, sedangkan
ahli lukis mengolah warna dan bentuk untuk diperlihatkan,6
Oleh karenanya, pengertian balȃghah yang sesuai adalah :
حيحة فصيحة البلاغة هي تدية المعن الليل واضحا بعبارة ص “Balȃghah adalah menyampaikan makna yang indah
secara jelas dengan menggunakan ungkapan bahasa
yang benar dan fasih.”
Dari ungkapan pengertian balȃghah tersebut, dapat ditemukan
berbagai aspek utama kajian balȃghah. Yakni adanya makna yang
terdapat dalam fikiran mutakallim, dan adanya kalam yang
diungkapkan mutakallim baik lisan ataupun tulisan. Makna yang
dimaksudkan harus jelas dan mudah difahami, sehingga tak
menimbulkan salah interpretasi, dan ungkapan tersebut
menggunakan kaidah sesuai dengan Nahwu dan Sharaf serta kosa
kata sehingga menimbulkan rasa bahasa yang baik.7
5 Badiuzzaman Said Nursi, al-Kalimȃt, h. 426-437.
6 Ali al-Jarim dan Muthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, (Jakarta: Raudhah
Press, 2007), h. 11. 7 D. Hidayat, al-Balâghah al-Jamî‟ wa al-Syawâhid min Kalam al-Badî‟, (Jakarta:
Toha Putra, 2002), h. 8-10.
5
Balȃghah menurut Ali al-Jarimi (w. 1957 H) termasuk ilmu
bahasa yang memperhatikan berbagai ungkapan yang disesuaikan
dengan tuntutan kedua (muqtadhȃ al-hȃl). Ilmu ini dibangun dengan
logika dan alur pemikiran ilmiyah dan berperan dalam ragam karya
sastra termasuk dalam struktur uslȗb bahasa Al-Qur`an. Pendapat
Syihabuddin (w.1997 H) unsur yang paling dominan adalah retorika,
yaitu bagaimana agar ucapan dapat disesuaikan dengan nalar lawan
bicara.
Balȃghah dipandang sebagai suatu cara penggunaan bahasa
untuk memperolah efek estetis. Ia diperoleh melalui kreativitas
pengungkapan bahasa, yaitu bagaimana penutur menyiasati bahasa
sebagai media untuk mengungkapkan gagasannya. Ungkapan sebuah
bahasa mencerminkan sikap dan perasaan penutur, sekaligus juga
dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan perasaan pembaca yang
tercermin dalam nada. Dengan demikian, pengungkapan bahasa harus
efektif. Yang dimaksud efektif menurut Syihȃbuddin al-Yubi
(w.1997 H) adalah mampu mendukung gagasan secara tepat
sekaligus mengandung estetis sebagai sebuah karya seni.8
Sejarah telah mencatat bahwa perkembangan balȃghah
sebagai kajian bahasa Arab tak bisa dipisahkan dari kajian I‟jâz Al-
Qur`an yang dimulai dengan lahirnya kitab majȃz Al-Qur`an karya
Abû „Ubaidah Mu‟ammar Ibn al-Mutsannâ9 (w. 209 H/213 H).
Beliaulah yang pertama kali mengkaji Balȃghah, kemudian diikuti
oleh banyak ahli di antaranya: al-Jâhidz (w. 255 H) dalam karyanya
al-Bayân wa al-Tabyȋn.
8 R. Edi Komarudin, “Isti‟arah dan Efek yang Ditimbulkannya dalam Bahasa Al-
Qur‟an”, dalam Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 14 No 01 Januari 2017. 9 Beliau merupakan perintis Balaghâh . beliau-lah yang meng-kategorikan kata dan
kalimat kiasan yang kemudian disebut dengan Tasybih (perumpamaan), Majȃz(Metafora),
dan kinayah (metonimi) semuanya digolongkan ke dalam bagian majaz.
6
Sementara itu, upaya pengembangan balȃghah semakin
mencapai puncak pada penghujung fase yang dilakukan oleh Abdul
Qâdir al-Jurjânȋ (w. 471/474 H) dengan menggunakan pendekatan
struktural, yakni membahas balȃghah teks-teks dari Al-Qur`an yang
menimbulkan efek psikologis dan rasa keindahan. Beliau lah yang
mengelompokkan pembahasan menjadi dua kelompok yakni al-
Ma‟ânȋ dan al-Bâyan. Oleh karena itu, Abdul Qâdir al-Jurjânȋ (w.
471/474 H) dipandang menjadi peletak dasar kedua ilmu tersebut.
Dan Ibnu al-Mu‟taz (w. 296 H) dipandang sebagai peletak dasar ilmu
al-Badȋ‟. 10
Ilmu balȃghah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ilmu
ma‟âni,11
ilmu bayân, dan ilmu badî‟.12
Dalam pembahasan ini,
peneliti akan membahas dan merinci salah satu disiplin ilmu
balȃghah yakni ilmu bayân. Ilmu bayân merupakan satu cara
memperjelas gaya bahasa ungkapan suatu makna. Makna yang
terpendam dalam jiwa seseorang dapat dijelaskan dengan gaya yang
berbeda kekuatannya antar satu dengan yang lain.13
Salah satu bagian dari ilmu bayân adalah majȃz. Majȃz dibagi
menjadi dua yakni majȃz aqlȋ dan majȃz lughâwi. Perbedaan yang
mendasar mengenai kedua majȃz ini terletak pada polanya, misalkan
majȃz aqlȋ menyandarkan suatu perbuatan atau keadaan pada subyek
10
D. Hidayat, al-Balâghah al-Jamî‟ wa al-Syawâhid min Kalam al-Badî‟, (Jakarta:
Toha Putra, 2002), h. 4-5. 11
Ilmu ma‟ȃni adalah salah satu cabang ilmu balaghâh yang membahas tentang
uslub (gaya bahasa) atas dasar struktur kalimat yang sesuai dengan muqtadha al-hȃl. Lihat
selengkapnya Abdul Hadi al-Fudhali, Talkhis al-Balȃghah, (Beirut: Dȃr al-Kutub al-Islȃmi,
t.t), h. 18. 12
Ilmu badȋ‟ adalah salah satu cabang ilmu balaghâh yang membahas uslub (gaya
bahasa) berdasarkan pertentangan, pertautan, keserasian, yang akan memberikan keindahan
baik dalam bunyi maupun dalam makna. Lihat selengkapnya D. Hidayat, al-Balâghah al-
Jamî‟ wa al-Syawâhid min Kalam al-Badî‟, (Jakarta: Toha Putra, 2002), h.144. 13
Abdul Wahid Salleh, Ilmu Bayan, (Selangor: Pustaka Darul Bayan, 2007), h. 11.
7
yang bukan sebenarnya, sedangkan majȃz lughâwi menggunakan
lafal bukan pada tempat yang semestinya.14
Yang termasuk bagian dari majȃz lughâwi adalah majȃz
isti‟ârah. Makna isti‟ârah jika diletakan dalam sebuah jumlah,
adakalanya lafazh tersebut tetap asli dalam koridor bahasanya dan
peletakan majȃz ini menujukkan adanya bukti bahwa memang khusus
diletakkan, baik digunakan dalam syair ataupun yang lainnya.15
Oleh karenanya, ilmu bayân dalam balȃghah merupakan seni
keilmuwan dengan penggambaran ungkapan bahasa yang penuh
dengan berbagai imajinatif dalam mengekspresikan suatu makna.
Adapun gambaran imajinatif dapat berupa taybȋh (metonimi), majȃz
(figuratif), isti‟ȃrah (morfologi), ataupun kinȃyah (metonimia).
Contoh:
1. Gambaran imajinatif yang berupa tasybȋh (metonimi);
“Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang Tinggi layarnya
di lautan laksana gunung-gunung.” (QS. Ar-Rahman [55]: 24).
2. Gambaran imajinatif yang berupa majȃz (figuratif);
“Dan Sesungguhnya Setiap kali aku menyeru mereka (kepada
iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan
14
M. Quraish Shihab, Sejarah & Ulumul Qur‟an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001),
cet I, h. 122 15
Abdul Qadir al-Jurjani, Asrar al-Balaghâh, (Kairo: Dar al-Madani, 1902), Cet I,
h. 13
8
anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya
(kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan
menyombongkan diri dengan sangat.” (QS. Nuh [71 : 7).
3. Gambaran imajinatif yang berupa isti‟ȃrah (morfologi).
“Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu
supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada
cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
(QS. Ibrahim [14]: 1).
4. Gambaran imajinatif yang berupa kinȃyah (metonimia).
“Dan Apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan
dalam Keadaan berperhiasan sedang Dia tidak dapat memberi
alasan yang terang dalam pertengkaran”16
(QS. az-Zukhruf [43]:
18).
Berdasarkan gambaran imajinatif dalam ruang lingkup
balȃghah, maka seni penggambaran yang sering dipakai dalam
memaknai Al-Qur`an adalah dengan menggunakan majȃz isti‟ȃrah
yang merupakan bagian dari majȃz lughȃwi.
Makna yang direfleksikan melalui susunan majȃz tetap benar,
dan dapat difahami secara wajar oleh pembacanya, namun pola-pola
tersebut tetap memperlihatkan pemakaian makna yang tidak
sebenarnya. Oleh karena itu, Perdebatan akademik selalu menguak
dalam setiap permasalahan yang akan diangkat di permukaan,
16
Ayat ini menggambarkan keadaan wanita Arab waktu Al Quran diturunkan.
9
keberadaan majȃz dalam Al-Qur`an pun menorehkan sebuah
pertanyaan besar, bahkan ada dua kubu yang berseberangan pendapat
mengenai keberadaan ini.
Para ulama yang mendukung adanya majȃz dikarenakan
konsep majȃz itu tak lain hanya perluasan makna yang nantinya lafaz
tersebut mempunyai makna haqȋqȋ sebelum dijadikan makna majȃzȋ.
orang yang alih bahasa pun berpendapat justru jika adanya majȃz
dikikis dalam Al-Qur`an maka akan kehilangan salah satu
kemukjizatan yakni keindahan bahasanya. Karena kemukjizatan Al-
Qur`an meliputi dua aspek yakni aspek bahasa dan aspek makna baik
makna yang menyangkut i‟jȃz al-i‟lmiy (pengembangan berfikir
ilmiah), maupun i‟jȃz at-tasyrȋ‟iy (ajaran, akidah, ibadah ataupu
mua‟amalah).
Sedangkan ulama yang menolak keberadaan majȃz
dikarenakan majȃz tak sama bedanya dengan sebuah kebohongan (al-
kadzȃb) dan Al-Qur`an terbebas dari kebohongan, seorang pembicara
tidak akan menggunakan kalimat majȃz jika dalam keadaan terpaksa
sedangkan keadaan terpaksa tidak mungkin terjadi pada Tuhan.
Ulama‟ yang menolak keberadaan majȃz dalam Al-Qur`an di
antaranya ulama‟ Syafi‟iyah dan Malikiyah..17
Namun bangsa Arab
sendiri pun sering memakai makna majȃz jika pemakaian makna
hakiki sulit difahami.
17
Subhi al-Shalih, Mabahits fi Ulum Al-Qur`an., (Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin,
t.th.), h. 332
10
Adapun skema pembahasan dalam ilmu bayȃn sebagai
berikut:18
18
Abdul Hadi al-Fudhali, Talkhis al-Balȃghah, (Beirut: Dȃr al-Kutub al-Islȃmi, t.t),
h. 89.
البلاغة
علم البيان علم المعانى
علم البديع
كلمة المجازي كلمة الحقيقة
مجاز اللغوي مجاز العقلي
غير المرسل
مجاز المرسل
يسمى بمجاز الإستعارة
11
Pembahasan isti‟ȃrah dalam penelitian ini akan dibahas lebih
lanjut terhadap salah satu surah dalam Al-Qur`an yakni surah Yusȗf.
Surah Yusȗf merupakan surah ke 12 dari 114 surah yang ada di
dalam Al-Qur`an. Surah ini merupakan surah yang diturunkan di
Makkah, oleh karenanya disebut dengan surah Makkiyyah. Adapun
ayat 1,2,3, dan 7 merupakan surah Madaniyyah karena diturunkan
setelah Nabi hijrah.
Alasan surah Yusȗf dijadikan objek penelitian karena
mengandung banyak nilai-nilai pendidikan karakter baik tanggung
jawab, kejujuran, toleransi, keteladanan kepemimpinan dari Nabi
Yusȗf. Surah ini merupakan salah satu surah yang paling banyak
keistimewaan dan surah yang paling khusus dibanding dengan surah-
surah yang lain dalam Al-Qur`an. dan menjadi pusat penelitian lebih
lanjut oleh peneliti supaya bisa meneladani dan menindaklanjuti sifat
dan sikap Yusȗf untuk menjadi pemimpin imam akan datang.
Menelusuri dari latar belakang tersebut, dengan periodisasi
yang berbeda maka tafsir yang digunakan untuk membandingkan
berbagai permasalahan kemukjizatan kebahasaan Al-Qur`an adalah
tafsir yang berbasis bahasa dan sastra yang tinggi yakni tafsir al-
Kasyâf karya al-Zamakhsyarȋ (w. 538 H) dengan periodesasi
pertengahan dan teologi Mu‟tazilah, dan tafsir Bahrul Muhith karya
Abu Hayyan al-Andalȗsi (w. 745 H) dengan periodesasi klasik dan
teologi Sunni.
Zamakhsyarȋ (w. 538 H) nama lengkapnya adalah Mahmud
bin „Umar bin Muhammad bin Ahmad al-Zamakhsyarȋ al-
Khawarizmi, yang dikenal dengan sebutan Abu al-Qasim, dan
dijuluki dengan sebutan Jarullah (tetangga Allah). Lahir pada hari
12
Rabu 27 Rajab tahun 467 H di sebuah desa kecil Zamakhsyar,
terletak di kawasan Khawarizme (Bukhara), Asia Tengah (Rusia).
Namun saat daerah tersebut tidak bisa dilacak keberadaanya.19
Ilmu
yang ditekuni beliau adalah ilmu sastra Arab (ilmu bahasa), ilmu
i‟rab, kalam dan tauhid.
Nama lengkap tafsir al-Kasyâf adalah al-Kasyâf „an Haqȃiq
Ghawâmidh al-Tanzil wa „Uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta‟wil. Kitab
ini memuat banyak penjelasan-penjelasan mengenai ilmiyah, dan jika
dilihat dari sisi kebahasaan, susunan sastra dan balȃghahnya,
merupakan kitab rujukan tafsir yang tiada bandingannya. Kitab ini
merupakan kitab tafsir rujukan Mu‟tazilah yang terbesar yang masih
ada hingga sekarang dalam keadaan utuh dan lengkap. Menurtnya
bahwa setiap penafsiran Al-Qur`an harus didasarkan pada ilmu Bayân
dan ilmu maani.20
Abu Hayyan al-Andalȗsi (w. 745 H) nama lengkapnya adalah
Atsir al-Din Abu Hayyan Muhammad bin Yusȗf bin Ali bin Yusȗf
bin Hayyan al-Andalusi al-Garnathi, yang dikenal dengan sebutan
Abu Hayyan al-Andalusi. Dilahirkan di desa Mithnarasy, dekat
wilayah Garnath pada tahun 654 H. Kitab Bahrul Muhith ini dikenal
sangat kental dengan kebahasaanya. Sehingga lebih terkenal dengan
kitab nahwu sharaf dari pada kitab tafsir. Karena Abu Hayyan (w.
745 H) banyak menjelaskan kaidah-kaidah bahasa Arab dalam
menafsirkann, kemudian membahas terlebih dahulu mengenai ilmu
Bayân dan ilmu Badi‟nya secara detail dan mendalam sehingga
karakter penafsiran Abu Hayyan (w. 745 H) ini bukan nahwunya
19
Ahmad Husnul Hakim, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, (Depok: Lingkar Studi
Al-Qur‟an. 2013, cet. I, h. 57 20
Ahmad Husnul Hakim, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, h. 59-61
13
melainkan sisi balȃghah nya.21
Beliau juga mengomentari pendapat
al-Zamakhsyarȋ (w. 538 H) mengenai tafsiran yang berkaitan dengan
nahwu. Ia juga dialektis mengkritik pemikiran al-Zamakhsyarȋ (w.
538 H) yang berpihak dan mendewakan Mu‟tazilah.22
Dengan latar belakang kedua tafsir tersebut yang
berlandaskan kebahasaan dan sastra yang tinggi, maka peneliti akan
menelisik Surah Yusȗf sebagai bahan penelitian dengan berbagai
bentuk balȃghah di dalamnya, terutama bentuk majȃz isti‟ȃrah.
Oleh karenanya, peneliti akan membahas lebih lanjut
mengenai “Majȃz Isti‟ârah dalam Surah Yusȗf” dengan
membandingkan dua tafsir yang berbeda dalam segi teologi dan
periodesasinya yakni tafsir al-Kasyâf dan tafsir Bahrul Muhith.
B. Permasalahan
Permasalahan yang terkait dengan tema yang menjadi objek
penelitian sebagai berikut:
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis,
dapat ditemukan beberapa masalah di antaranya:
1. Kemukjizatan bahasa yang terbesar bersumber dari Al-
Qur`an. Sehingga hampir seluruh ayat yang terkandung di
dalamnya mengandung makna yang tersirat.
2. Terdapat berbagai pendapat mengenai keberadaan majȃz
dalam Al-Qur`an.
21
Ahmad Husnul Hakim, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, h. 111-114. 22
Yunus Hasan Abidu, Dirasat wa Mabahits fi Tarikh al-Tafsir wa Manahij al-
Mufassirin, terj. Qadirun Nur & Ahmad Musyafiq, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), cet
I, h. 114.
14
3. Identifikasi pembahasan dalam kajian ilmu balȃghah ini
hanya terfokus pada Ilmu Bayân saja.
b. Pembatasan Masalah
Dari berbagai pembahasan mengenai ilmu Balȃghah dengan
berbagai keilmuwannya yang begitu luas bak menyelami lautan
sungai tanpa tepi, maka peneliti mengidentifikasikan pembahasan
hanya terfokus pada Ilmu Bayân. Adapun ruang lingkup yang
akan dibahas pada ilmu Bayân ini hanya mengfokuskan
pembahasan majȃz isti‟ȃrah.
Alasan penelitian ini hanya mengfokuskan majȃz isti‟ȃrah
dikarenakan majȃz isti‟ȃrah ini membandingkan dua hal secara
langsung tetapi dengan bentuk yang singkat, dan tidak
memerlukan bantuan adat tasybȋh, sehingga isti‟arah tak harus
menduduki fungsi sebagai predikat, tetapi dapat juga menduduki
fungsi subjek, objek, dan sebagainya. Dengan demikian isti‟ȃrah
dapat berdiri sendiri sebagai kata, lain halnya dengan tasybȋh.
c. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah Oleh karena
itu, maka rumusan masalah yang diambil adalah:
1. Bagaimanakah penafsiran al-Zamakhsyarȋ dan Abu
Hayyan mengenai Majȃz Isti‟arah dalam surah Yusȗf?
2. Bagaimanakah implikasi majaz terhadap makna
Kemukjizatan Al-Qur`an.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan adanya penelitian proposal ini adalah membuktikan
bahwa pemikiran mufassir bisa dianalisa dari berbagai sudut
15
pandang, mengeksplorasi keilmuwan mufassir yang berbasis bahasa
dan sastra.
Di samping itu, penelitian ini juga dimaksudkan untuk
melakukan kritisme, kemudian mencari sintesa yang telah ditawarkan
dari kedua tafsir tersebut. Hasil sintesa tersebut diharapkan dapat
menjadi kontribusi pengetahuan baru dalam studi Al-Qur`an.
Oleh karenanya, kemukjizatan Al-Qur`an bisa berimplikasi
terhadap makna penafsiran Al-Qur`an. Sehingga terasa lebih jelas
bahwa Al-Qur`an merupakan sumber kemukjizatan terbesar dari
kebahasaan Arab.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini untuk mendemonstrasikan bahwa ilmu
Allah sangat luas tak ada bandingannya. Bahkan satu huruf dalam Al-
Qur`an pun ketika dikaji menimbulkan beberapa makna yang tersirat
di dalamnya. Dan semakin banyak pemikiran yang dikuasai dari
mufassir menjadikan semakin terbuka dan tidak fanatik dalam
berfikir.
Penelitian ini juga untuk membantu memecahkan masalah
yang diteliti dengan melalui penelitian kajian kepustakaan lebih
lanjut lagi. Sekaligus berusaha untuk memberikan sumbangsih
pemikiran dalam proses pembelajaran.
E. Tinjauan Pustaka
Sebagaimana tujuan dari tinjauan pustaka adalah berisi kajian
literasi yang relevan dengan pokok pembahasan yang akan diteliti.
Jadi, tinjauan pustaka diambil dari beberapa buku yang senada dan
seirama dengan pembahasan yang akan diteliti.
16
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan sedikit
menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tema “Majȃz
Isti‟ârah dalam Surah Yusȗf (Studi Komparatif Tafsir al-Kasyâf
karya al-Zamakhsyarȋ & Tafsir Bahrul Muhîth karya Abu Hayyan al-
Andalusi). Perpustakaan IIQ Jakarta pun belum ada yang membahas
mengenai penafsiran linguistik dengan basis komparatif ini.
1. Tesis yang disusun oleh H. Deden Hidayat Jurusan Studi Bahasa
dan Sastra Arab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang berjudul “I‟jȃz Al-Qur`ȃn Ditinjau dari Uslȗb
Isti‟ȃrah (Kajian Balaghȃh pada Surah al-Baqarah, Ȃli Imrȃn,
an-Nȋsa, dan al-Mȃidah)” pada tahun 2008. Dalam tesis ini
menjelaskan mengenai majȃz isti‟ȃrah beserta efek yang
ditimbulkan adanya majȃz isti‟ȃrah dalam surah al-Baqarah, Ȃli
Imrȃn, an-Nȋsa, dan al-Mȃidah.
Dalam pembahasan bab kedua menjelaskan mengenai
pengertian majȃz isti‟ȃrah, pembagian serta rukun-rukun yang
terkandung di dalamnya. dalam bab ketiga fokus pembahasan
mengenai i‟jȃz Al-Qur`an yang merupakan bagian dari
pembahasan tema yang diangkat. Kemudian pada bab ke-empat
menganalisis majȃz isti‟ȃrah dalam surah al-Baqarah, Ȃli Imrȃn,
an-Nȋsa, dan al-Mȃidah serta menyebutkan beberapa efek yang
ditimbulkannya. 23
Tesis ini sangat berkontribusi dengan skripsi yang diteliti,
hanya saja perbedaan objek yang diambil berbeda dengan
pengambilan objek yang diambil oleh tesis ini. Dalam tesis ini
23
Deden Hidayat, “I‟jȃz Al-Qur`ȃn Ditinjau dari Uslȗb Isti‟ȃrah (Kajian Balaghȃh
pada Surah al-Baqarah, Ȃli Imrȃn, an-Nȋsa, dan al-Mȃidah”, Tesis, UIN Syarif Hidayatullah,
Tahun 2008, (t.d).
17
juga tak mengambil salah satu mufassir secara khusus melainkan
hanya perspektif seluruh mufassir saja.
2. Skripsi yang disusun oleh Amir Musdik UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang berjudul “Uslub al-Isti‟ârah fi Surah al-Kahfi
Dirasah Tahliliyah Balaghiyah” pada tahun 2012. Dalam skripsi
ini Amir Musdik mengungkapkan penamaan Surah al-Kahfi
dengan berbagai sumbernya, kemudian di bab berikutnya
menjelaskan mengenai majȃz lughȃwi yang dikhususkan
penjelasan majȃz isti‟ȃrah saja, akan tetapi sedikit menjelaskan
mengenai pengertian dari majȃz mursal akan tetapi tak melebar
pembahasannya.
Kesimpulan dari skripsi ini, ada beberapa jenis isti‟arah yang
terdapat dalam surah al-Kahfi, di antaranya: Isti‟ârah Makniyyah
terdapat dalam ayat 11 dan 57, Isti‟ârah Asliyyah terdapat dalam
ayat 65 dan 77, Isti‟ârah Tabaiyah terdapat dalam ayat 14 dan 47,
dan Istiarah Tamsiliyyah terdapat dalam ayat 86 dan 90.24
Membahas majȃz lughȃwi dan hanya dikhususkan
pembahasan mengenai majȃz isti‟ȃrah adalah salah satu
persamaan untuk memudahkan penelitian dengan permasalahan
yang sama. Akan tetapi Menitikberatkan pembahasan mengenai
balȃghah dan tak menyinggung perbedaan penafsiran antar
keduanya yang menjadi tolok ukur perbedaan skripsi ini dengan
skripsi yang akan diteliti.
Dengan adanya penelitian skripsi ini, bisa menorehkan
kontribusi pemikiran mengenai majȃz isti‟ȃrah yang terdapat
24
Amir Musdik, “Uslub al-Isti‟arah fi Surah al-Kahfi Dirasah Tahliliyah
Balaghiyyah,” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2012. (t.d).
18
dalam Al-Qur`an, meskipun objek kajiannya berbeda dan surah
yang dipakai pun berbeda.
3. Disertasi yang disusun oleh Siti Sarah binti Izham Jurusan Al-
Qur`an dan al-Hadis di Universitas Malaya, Kuala Lumpur yang
berjudul “Uslub Metafora dalam Al-Qur`an”, pada tahun 2013.
Disertasi ini menjelaskan ayat-ayat metafora, dan kesimpulan dari
penelitian ini ada dua perkara besar yakni metafora yang merujuk
pada Al-Qur`an, dan metafora yang terdapat pada surahnya.
Metafora yang merujuk pada Al-Qur`an adalah tasybȋh dan
isti‟ȃrah.
Metodologi yang dipakai dengan menggunakan kualitatif
meliputi kajian kepustakaan dan dokumentasi dari berbagai
sumber yang autoriti. Kemudian data tersebut dianalisis secara
kritikal dengan menggunakan metode induktif dan deduktif.25
Kontribusi disertasi ini dengan skripsi yang akan disusun
adalah pembahasan masih dalam satu genre, yakni uslub
metafora, meskipun nantinya objek kajiannya berbeda. Akan
tetapi masih dalam pembahasan yang satu yakni bahasa.
4. Jurnal yang disusun oleh R. Edi Komaruddin yang berjudul
Isti‟ârah dan Efek yang Ditimbulkaannya dalam Al-Qur`an.
Tahun 2017. Dalam jurnal ini berisi mengeai majȃz isti‟ȃrah dan
efek-efek yang ditimbulkan oleh majȃz isti‟ȃrah ini terhadap ayat
Al-Qur`an. Penjelasannya sangat spesifik, dimulai dari
pembahasan mengenai majaz, pembagiannya, kemudian menuju
ke majȃz lughȃwi yang berbentuk isti‟ȃrah.26
25
Siti Sarah binti Izham, “Uslub Metafora dalam Al-Qur`an”, Disertasi. Universitas
Malaya, 2013. (t.d). 26
R. Edi Komarudin, “Isti‟arah dan Efek yang Ditimbulkannya dalam Bahasa Al-
Qur‟an”, dalam Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 14 No 01 Januari 2017.
19
Persamanannya masih dalam ruang lingkup majȃz isti‟ȃrah.
Meskipun majȃz lughȃwi sangat banyak bentuknya, akan tetapi
disini pokok pembahasan yang diteliti sama. Adapun
perbedaannya dengan skripsi yang akan diteliti ini adalah, obyek
kajian surahnya. Lebih spesifik dan lebih mendalam.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Library Research (penelitian
kepustakaan) yakni pengumpulan data dengan cara membaca,
menelaah buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan
skripsi. Jadi, penelitian ini merupakan tergolong penelitian
kualitatif yakni pendekatan penelitian yang memerlukan
pemahaman mendalam yang berhubungan dengan objek yang
diteliti.27
Penelitian ini juga datanya berbentuk kata, kalimat
bahkan ada yang berbentuk gambar.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam meneliti proposal ini ada dua,
meliputi data primer dan data sekunder,
a. Data primer, bersumber dari kitab pokok kajian dari
penelitian ini, yakni kitab Tafsir al-Kasyâf karya al-
Zamakhsyarȋ & Tafsir Bahrul Muhîth karya Abu Hayyan al-
Andalusi
b. Data sekunder, bersumber dari buku-buku yang membahas
tentang penafsiran ini baik dari segi tafsirnya, keilmuwan
balȃghahnya, maupun ditinjau dari surah Yusȗf-nya. Diantara
27
Iskandar, Metodologi Peneltian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi,
2013), h. 196.
20
buku-buku sekundernya adalah, al-Balaghah al-Wadhihah
karya Ali al-Jarim dan Muthafa Amin, Asrar al-Balȃghah
karya Abdul Qadir al-Jurjani, Talkhis al-Balȃghah karya
Abdul Hadi al-Fudhali, al-Balâghah al-Jamî‟ wa al-Syawâhid
min Kalam al-Badî‟ karya D. Hidayat. Rasionalitas Bahasa
Al-Qur`an karya Prof. Dr. Thib Raya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sebagaimana disebutkan di awal metodologi bahwa penelitian ini
menggunakan Library Research, maka teknik pengumpulan data
yang dipakai adalah teknik dokumentatif yakni dengan membaca,
menelaah buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan
judul skripsi.
4. Metode Analisis Data
Metode28
yang dipakai untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah metode analisis komparatif (analytical-
comparative method), yaitu mencoba mendeskripsikan gambaran
umum yang berkaitan dengan majȃz isti‟arah yang terdapat
dalam kitab-kitab tafsir, kemudian dianalisis secara kritis, serta
mencari sisi persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kekurangan
dari kedua tafsir tersebut.
Metode komparatif ini bukan hanya menyandingkan saja,
akan tetapi lebih untuk membandingkan kitab satu dengan kitab
yang lain untuk memperjelas kekayaan alternatif yang terdapat
dalam suatu permasalahan tertentu dan menyoroti titik temu
pemikiran dengan tetap mempertahankan dan menjelaskan
28
Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mengerjakan sesuatu, agar
sampai kepada suatu tujuan. Lihat kamus Oford Advanced Leaners Dictionary of Current
English, h. 533.
21
perbedaan yang ada, baik dari metodologi maupun
pemikirannya.29
Dengan memetakan kedua tafsir tersebut, maka pendekatan
yang diambil sudah bisa dirasakan yakni dengan menggunakan
pendekatan linguistik. Di antara ciri khas yang menonjol dalam
tafsir lingustik adalah: banyak menggunakan aspek semantis atau
makna sebuah kata, banyak menguraikan aspek nahwu sharaf
(morfologi), menjelaskan aspek i‟rab atau kedudukan kalimat,
menjelaskan aspek uslub balȃghah karena memang Al-Qur`an
diyakini memiliki stilistika yang khas dan berbeda pada
umumnya, banyak menjelaskan aspek i‟jaznya.
29
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea
Press, 2017), hlm. 171.
22
Adapun gambaran analisis datanya sebagai berikut:
G. Sistematika Penulisan
Teknik penulisan merujuk kepada pedoman yang
diberlakukan di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta tahun 2017.
Sedangkan sistematika penulisan bertujuan untuk menjelaskan
Tema yang dibahas (Majȃz
Isti‟arah dalam Surah Yusuf)
Pendapat tafsir yang pertama
yakni Tafsir al-Kasyâf Pendapat tafsir yang kedua
yakni Tafsir Bahrul Muhîth
Titik temu dan titik beda dari kedua tafsir
tersebut sesuai dengan pendekatannya
Kesimpulan akhir dari analisis penelitian
kedua tasfir tersebut yakni Tafsir al-
Kasyâf dan Tafsir Bahrul Muhîth besera
implikasi majaz terhadap kemukjizatan
makna Al-Qur`an.
Tafsir Bahrul Muhîth
23
bagian-bagian yang akan ditulis dan dibahas dari penelitian ini secara
sistematis.
Penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Bab pertama adalah
pendahuluanyang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta teknik dan sistematika
penulisan.
Bab kedua merupakan uraian tentang majȃz Isti‟arâh dalam
ilmu balȃghah, meliputi: pengertian majȃz isti‟arâh, rukun-rukun
majȃz isti‟arâh, pembagian majȃz isti‟arâh, kandungan makna majȃz
Isti‟arâh. Bab ini menjelaskan mengenai tema yang akan dibahas dan
kajian yang akan berhubungan dengan temanya.
Bab ketiga merupakan pembahasan tentang sketsa biografi
tokoh yakni al-Zamakhsyarȋ dan Abu Hayyan al-Andalusi meliputi:
biografi tokoh, riwayat hidup tokoh, biografi tafsir al-Kasyâf dan
tafsir Bahrul Muhîth, kemudian metode tafsir al-Kasyâf dan tafsir
Bahrul Muhîth. pada bab ketiga ini lebih terfokus mengenai kedua
tafsir tersebut. Dan merupakan kajian sumber dari tema yang dibahas.
Pada bab keempat ini dimulai dengan pembahasan sekilas
mengenai Surah Yusȗf. Bab ini merupakan yang terpenting dari
sebuah penelitian, karena dalam bab ini merupakan hasil analisis dari
penelitian dan menuai hasil perbandingan dari dua tafsir tersebut.
Kemudian setelah ayat sudah dianalisis dari kedua mufassir tersebut,
dimunculkan implikasi keberadaan majȃz terhadap makna Al-Qur`an
Bab terakhir yakni kelima berisi penutup yang merupakan
kesimpulan atas jawaban dari rumusan masalah dan diakhiri dengan
saran konstruktif bagi penelitian lebih lanjut.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zamaksyarȋ dan Abȗ Hayyȃn dalam menafsirkan ayat yang
mengandung majȃz adakalanya ditampakkan dari segi pemaknaannya
saja, dan ada pula yang ditampakkan secara eksplisit mengenai
majȃznya. Dalam pengungkapan makna yang berhubungan dengan
majȃz keduanya adakalanya mengaitkan lafaz sebelumnya yang
berfungsin sebagai penjelas makna. Adapun majȃz isti’ȃrah yang
terkandung dalam surah Yusȗf menurut Zamaksyarȋ dan Abȗ Hayyȃn
adalah isti’ȃrah tashrihiyyah dalam ayat 30, 31, 81, 87, 100, 107,
108, isti’ȃrah makniyyah dalam ayat 4, 9, isti’ȃrah thabi’iyyah dalam
ayat 4, 9, 30, 31, isti’ȃrah ashliyyah dalam ayat 31, 81, 87, 100, 107,
108.
Adapun implikasi majȃz terhadap kemukjizatan Al-Qur`an
sangat berpengaruh dalam menentukan makna dari suatu kalimat
tersebut. Adanya majȃz Al-Qur`an menimbulkan kandungan makna
sehingga efek yang dikandung bisa semakin jelas bahkan sangat
terlampau jauh dari makna asal. Adapun kandungan yang dihasilkan
oleh majȃz isti’arah adalah Idhȃhu adz-zhȃhir laisa bi jally
(menjelaskan yang tampak tetapi belum begitu jelas), hiperbolik
(mubȃlaghah), Izhhȃr al-Khafiy (menampakkan yang masih samar),
dan Ja’lu ma laysa bi mar’iyyin mar’iyyan (menjadikan yang tidak
terlihat menjadi terlihat atau arti sebenarnya, personifikasi).
92
92
B. Saran
Beberapa saran dari penulis ingin kami sampaikan setelah melewati
beberapa proses pembahasan dan kajian terhadap dua tafsir ini di
antaranya:
1. Mengenai makna majȃz pada lafaz dalam ayat Al-Qur`an sangat
sulit dipahami, jadi penulis hanya memberi saran kepada
pembaca agar hati-hati ketika pembaca ingin memahami ayat Al-
Qur`an dalam lafaz yang memiliki makna majȃz. Karena
dikhawatirkan adanya penyelewengan pemahaman yang
dimaksud pada ayat Al-Qur`an. Oleh karenanya harus ada
bimbingan khusus yang sepadan dengan tema yang dimaksud.
2. Dalam proses penelitian, referensi yang berbahasa Indonesia tak
sebanding banyak dengan referensi yang berbahasa Arab,
harapannya akan muncul beberapa kajian literatur yang lebih
komphrehensif dalam membahas kajian balaghȃh, sehingga
kajian literatur tersebut bisa menjadi bahan acuan dalam
memahami dan mendalami ilmu balaghȃh.
3. Kajian mengenai majȃz yang ada di dalam Al-Qur`an menjadi
bagian yang tidak bisa dikesampingkan dalam kajian bahasa.
Penelitian ini bukanlah penelitian akhir, jadi diharapkan ada
penelitian lanjutan yang melengkapi dan membahas lebih lanjut
tema ini, sehingga bisa dijadikan acuan dan bahan intropeksi diri
bagi penulis.
4. Penulis hanyalah menguraikan apa yang kami ketahui dan kami
telaah. Kritik dan saran lebih lanjut akan kami terima demi
perbaikan karya yang lebih baik.
93
5. Semoga karya ilmiah ini bisa memberikan kontribusi positif dan
sedikit banyak membantu memberikan asupan keilmuwan dalam
bidang ilmu Al-Qur`an dan Tafsir khususnya.
95
DAFTAR PUSTAKA
Abidu, Yunus Hasan. Dirasat wa Mabahits fi Tarikh al-Tafsir wa Manahij
al-Mufassirin, terj. Qadirun Nur & Ahmad Musyafiq, Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2007.
Al-Andȃlȗsȋ, Abu Hayyȃn Muhammad bin Yȗsuf bin Ali bin Yȗsuf bin
Hayyȃn al-Bahr al-Muhith fȋ Tafsȋr, Beirut: Dar al-Fikr, 1420.
Anshori LAL, Tafsir bil Ra’yi Menafsirkan Al-Qur`an dengan Ijtihad,
Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
Boullata, Issa J. Al-Qur`an yang Menakjubkan Bacaan Terpilih dalam
Tafsir Klasik hingga Modern dari Seorang Ilmuan Katolik, Jakarta:
Lentera Hati, 2008.
Dayyâb, Abd al-Majȋd. “Muqaddimah at-Taĥqiq”, ditahqiq oleh Rabi; al-
Abrar. Mesir: al-Ha’iah al-Mishriyyah al-Ammah li al-Kitab, 1992.
Al-Dzahabi, Muhammad Husain. al-Tafsir wa al-Mufassirûn.
D. Hidayat, al-Balâghah al-Jamî’ wa al-Syawâhid min Kalam al-Badî’,
Jakarta: Toha Putra, 2002.
Ghofur, Saiful Amin. Mozaik Mufasir Al-Qur`an dari Klasik hingga
Kontemporer, Yogyakarta: Kaukaba, 2013.
Hakim, Ahmad Husnul, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, Depok: Lingkar
Studi Al-Qur’an. 2013.
Habibullah, Muhammad. “Majȃz dan Implikasinya dalam Penafsiran Al-
Qur`an (Studi atas Ayat-ayat Akidah dan Tasawuf dalam Tafsir al-
Kasyȃf),” Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2017.
Tidak diterbitkan.
Hidayat, Deden. “I’jȃz Al-Qur`an ditinjau dari Uslub Isti’ȃrah (Kajian
Balaghȃh pada Surah al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’ dan al-
Ma’idah),” Tesis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2008. Tidak diterbitkan.
96
Isa, Ibrahim Ali as-Sayyis Ali. Hadis-Hadis & Atsar yang menjelaskan
tentang Keutamaan Surah-Surah Al-Qur`an, (Jakarta: SAHARA
intisains, 2010), cet I.
Iskandar, Metodologi Peneltian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi,
2013.
Al-Jarim, Ali dan Muthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, Jakarta:
Raudhah Press, 2007.
Al-Juwaini, Mushthafa al-Dhowi. manhaj al-Zamakhsyâri fi tafsir al-
Qur`an , Mesir: Dar al-Ma’arif, t.t.
Al-Jurjani, Abdul Qadir, Asrar al-Balaghâh, Kairo: Dar al-Madani, 1902.
Al-Shalih, Subhi, Mabahits fi Ulum Al-Qur`an., .Beirut: Dar al-Ilm li al-
Malayin, t.th.
Al-Munawar, Said Agil Husin Al-Qur`an Membangun Tradisi Kesalehan
Hakiki, Ciputat: Ciputat Press, 2005.
Musdik, Amir, Uslub al-Isti’arah fi Surah al-Kahfi Dirasah Tahliliyah
Balaghiyyah, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir, Yogyakarta:
Idea Press, 2017.
_______________ Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur`an, Yogyakarta: Idea
Press, 2016.
Nursi, Badiuzzaman Said. al-Kalimȃt. Kairo: Dȃr Sozler, 2011.
Al-Qaththan, Manna. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an, terj. Aunur Rafiq
El-Mazni. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2018.
R. Edi Komarudin, “Isti’arah dan Efek yang Ditimbulkannya dalam
Bahasa Al-Qur’an”, dalam Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 14 No 01 Januari
2017.
Syafei, Rachmat. Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2006),
cet I, hlm 250.
97
Salleh, Abdul Wahid, Ilmu Bayan, Selangor: Pustaka Darul Bayan, 2007.
Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Amzah, 2014.
Sarah, Siti binti Izham, Uslub Metafora dalam Al-Qur`an, Disertasi.
Universitas Malaya, 2013.
Shihab, M. Quraish, Sejarah & Ulumul Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus,
2001.
Sukamta. “Majaz dalam Al-Qur`an (Sebuah Pendekatan Terhadap
Pluralitas Makna)”. Disertasi, Institut Agama Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 1999. Tidak diterbitkan.
Siti Sarah binti Izham. “Uslub Metafora dalam Al-Qur`an”. Disertasi.
Universitas Malaya, 2013. Tidak diterbitkan.
Syatibi, Ahmad.Balaghah I (Ilmu Bayan) Menyelami gaya Bahasa Al-
Qur`an, Jakarta: Tarjamah Center, 2013.
Thib Raya, Ahmad. Rasionalitas Bahasa Al-Qur`an Upaya Menafsirkan
Al-Qur`an dengan Pendekatan Kebahasaan. (akarta: Fikra
Publishing, 2006.
Ath-Tharawanah, Sulaiman. Dirasah Nashshiyah Adabiyyah fil Qishshas
al-Qur`aniyyah, diterjemahkan Agus Faishal Kariem & Anis
Maftukhin, Rahasia Pilihan Kata dalam Al-Qur`an, Jakarta: Qisthi
Press, 2004.
Ushama,Thameem. Metodologi Tafsir Al-Qur`an : Kajian Kritis, Objektif
& Komprehensif, Jakarta: Riora Cipta, 2000.
Widayati,Romlah. Implikasi Qirâ’at Syâdzdzah Terhadap Istinbâth
Hukum Analisis terhadap Penafsiran Abu Hayyan dalam Tafsir al-
Bahr al-Muhȋth, Ciputat: Transpustaka, 2015.
Az-Zamakhsyȃri, Abu Qȃsim Mahmud bin Amr bin Ahmad al-Kasysyȃf
‘an Haqȃiq Ghawȃmidzi at-Tanzȋl, Beirut: Dar al-Kutub, 1407.
Zubair, Stilistika Arab, Jakarta: Amzah, 2017.
98
Jurnal al-Tsaqafa, Vol. 14. No 01. Januari 2017.
Nur El-Islam,Vol. 4. No. 2. Oktober 2017.