Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

35
Makalah Pendidikan Agama Islam Kerajaan Turki Usmani

description

Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Transcript of Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Page 1: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Makalah

Pendidikan Agama IslamKerajaan Turki Usmani

Page 2: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

KERAJAAN TURKI USMANI (1294-1924) 

PENDAHULUAN

Sejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, keadaan politik umat Islam

mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar: Turki Usmani di Turki,

Mughal di India, dan Safawi di Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani adalah yang

terbesar dan terlama, dikenal juga dengan imperium islam. Dengan wilayahnya

yang luas membentang dari Afrika Utara, Jazirah Arab, Balkan hingga Asia

Tengah, Turki Usmani menyimpan keberagaman bangsa, budaya dan agama, Turki

usmani mampu berkuasa selama kurang lebih 6 abad berturut-turut. Tentunya hal

ini membawa kesan tersendiri bahwa kerajaan Turki Usmani mampu membawa

masyarakat islam dalam keajayaan selama 6 abad, hal yang menurut pemakalah

adalah tergolong luar biasa.

Makalah ini berusaha memaparkan kembali sejarah peradaban islam masa

turki usmani yang penuh dengan suasana politik, makalah ini akan berusaha

menjelaskan bagaimana kerajaan turki usmani mampu menjadi kerajaan islam

yang paling hebat sepanjang masa, serta bagaimana pula kerajaan islam sebesar ini

bisa runtuh dan akhirnya menjadi republik turki pada tahun 1924.

RUMUSAN MASALAH

Dalam pembahasan makalah ini penulis akan menulis dengan mengacu pada

rumusan masalah, yaitu:

Sejarah Singkat Berdirinya Kerajaan Turki Usmani

Page 3: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Raja-Raja Turki Usmani

Kemajuan Turki Usmani

Runtuhnya Kerajaan Turki Usmani

Analisis

PEMBAHASAN

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KERAJAAN TURKI USMAN

Bangsa Turki tercatat dalam sejarah atas keberhasilannya mendirikan dua

Dinasti, yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Turki Usmani. Kehancuran Dinasti Turki

Saljuk oleh serangan bangsa Mongol merupakan awal dari terbentuknya Dinasti

Turki Usmani.

Anatolia sebelum masa orang-orang utsmaniyah.

Negeri Anatolia (asia kecil) dahulu sebelum islam merupakan kerajaan yang

berada dibawah kekuasaan Byzantium (romawi timmur). Penaklukan-penaklukan

oleh pasukan islam sampai di sebagian wilayah timur negeri ini, dari ujung

Armenia hingga ke puncak gunung  thurus  sejak tahun 50 H, pada masa

kekhalifahan muawiyah , kam muslim belum mampu menaklukkan

konstanttinopel, walaupun telah dilakukan berulang kali usaha penyerangan.

Setelah perang maladzikr pada tahun 463 H yang dimenagkan oleh orang-

orang saljuk dengan kemenangan yang gemilang aas romawi, pengaruh

kemenangan ini terus meluas ke negeri Anatolia. Mereka saat itu telah memiliki

pemerintahan yang terkemuka yaitu pemerintahan romawi saljuk.

Page 4: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Anatolia kemudian jau ke tangan Mongolia, setelah merebutnya dari saljuk

romawi . maka terjadilah peperangan antara Mongolia dank am muslimin dan ini

terjadi pada tahun 641 H. setelah kekalahan Mongolia pada perang ain jalut, tahun

658 H berangkatlah Zharir Bibris ke saljuk Romawi dan Mongolia, menyusul

kekalahan besar ini sebagai pelajaran besar ini. Bersamaan dengan lemahnya

Mongolia , pemerintahan utsmaniyah lalu menguasainya pada masa yang berbeda.

Orang-orang Utsmaniyah bernasab pada kabilah qobi yang berasal dari

kabilah Ghizz Turkmaniyah yang beragama islam dari negeri Turkistan.Tatkala

terjadi penyerbuan mongolia atas negeri itu, kakek mereka (sulaiman) berhijrah ke

negeri romawi, lalu ke syam dab ke irak. Dan mereka tenggelam di sungai Eufrat.

Kabilah ini lalu terpecah-pecah. Satu kelompok lalu kembali ke negeri

asalnya. Dan satu kelompoknya bersama dengan Erthoghul bin sulaiman. Nama

Kerajaan Usmani diambil dari nama putra Erthogrul. Ia mempunyai seorang putra

yang bernama Usman yang lahir pada tahun 1258. Nama Usman inilah yang

kemudian lahir istilah Kerajaan Turki Usmani atau Kerajaan Usmani. Pendiri

Kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabila Oghus. Yang mendiami daerah

Mongol dan daerah Utara Negeri Cina, kemudian pindah ke Turkistan, lalu ke

Persia dan Iraq sekitar abad ke-9 dan 10.

Pada abad ke-13 M, Erthoghul pergi ke Anatolia. Wilayah itu berada

dibawah kekuasaan Sultan Alaudin II (Salajikoh Alaudin Kaiqobad). Erthoghul

membantunya melawan serangan dari Byzantium. Ertoghul menang dan

mendapatkan sebagian wilayah (Asyki Syahr) dari Alaudin dari Byzantium dan

sebagian hartanyamereka melarikan diri ke wilayah Barat sebagai akibat dari

serangan Mongol. mereka mencari tempat perlindungan dari Turki Saljuk di

daratan Tinggi Asia Kecil. Di bawah pimpinan Ertugrul, mereka mengabdikan diri

Page 5: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

pada Sultan Alauddin II, Sultan Saljuk yang berperang melawan Bizantium. Atas

jasa baiknya, Sultan Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil, yang

berbatasan dengan Bizantium dan memilih Syukud sebagai Ibu kotanya.

Ertugrul meninggal dunia pada tahun 1289 M. kepemimpinannya

dilanjutkan oleh putranya yang bernama Usman (1281-1324), atas persetujuan

Alauddin. Pada tahun 1300, bangsa Mongol Menyerang Kerajaan Saljuk, dan

Dinasti ini terpecah-pecah dalam beberapa Dinasti kecil. Dalam kondisi

kehancuran Saljuk inilah, Usman mengklaim Kemerdekaan secara penuh atas

wilayah yang didudukinya, sekaligus memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki

Usmani. Dengan demikian, secara tidak langsung mereka mengakui Usman

sebagai penguasa tertinggi dengan gelar “Padinsyah Ali Usman”.

Setelah Usman mengakui dirinya sebagai Raja Besar Keluarga Usman pada

tahun 699 H/1300 M, secara bertahap ia memperluas wilayahnya. Penyerangan

awal dilakukan di sekitar daerah perbatasan Bizantium dan Brussa (Broessa)

dijadikan salah satu daerah yang menjadi objek taklukan. Pada tahun 1317 M.

wilayah tersebut dapat dikuasainya dan dijadikan sebagai ibu kota pada tahun 1326

M.

Diakhir kehidupannya Usman menunjuk Orchan (42) anak yang lebih muda

dari kedua orang putranya sebagai calon pengganti memimpin kerajaan. Keputusan

tersebut disandarkan pada pertimbangan kemampuan dan bakat anaknya  masing-

masing. Orchan sebagai prajurit yang potensial telah mendapat pengawasan dari

ayahnya dan telah menunjukkan kemampuannya dalam konteks militer pada

penaklukkan Brossa. Sementara Alauddin (kakaknya) lebih potensial dalam bidang

http://www.abdain.com/karakteristik-ajaran-islam.html”>agama dan

hukum.  Meskipun mereka sama-sama dibina dan dididik oleh ayahnya. Sasaran

Page 6: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Orchan setelah penobatannya menjadi raja ialah penaklukkan kota Yunani seperti

Nicea dan Nicomania. Nicea menyerah pada tahun 1327 dan Nocomedia takluk

pada tahun 1338 M.

RAJA-RAJA TURKI USMANI

Dalam masa kurang lebih 6 abad (1294-1924), berkuasa, kerajaan turki

usmani mempunyai raja sebanyak 40 orang yang silih berganti, namun demikian,

dalam makalah ini akan kami bahas beberapa raja yang berpengaruh saja,

diantaranya:

1. Sultan Ustman bin Urtoghal (699-726 H/ 1294-1326 M)

Pada tahun 699 H usman melakukan perlusan kekuasaannya sampai ke

Romawi Bizantium setelah ia mengalahkan Alauddin Saljuk. Usman diberi gelar

sebagai Padisyah Al-Usman (Raja besar keluarga usman), gelar inilah yang dijuliki

sebagi Daulah Usmaniyyah. Usman berusaha memperkuat tentara dan memajukan

negrinya. kepada raja-raja kecil dibuat suatu peraturan untuk memilih salah satu

dari tiga hal, yaitu:

1) Masuk Islam

2) Membayar Jizyah; atau

3) Berperang

Penerapan sistem ini membawa hasil yang menggembirakan, yaitu banyak raja-raja

kecil yang tunduk kepada Usman.

 

Page 7: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

2. Sultan Urkhan bin Utsman (726-761 H/ 1326-1359 M)

Sultan Urkhan adalah putera Utsman I. sebelum urkhan ditetapkan menjadi raja,

ia telah banyak membantu perjuangan ayahnya. Dia telah menjadikan Brousse

sebagai ibu kota kerajaannya.

Pada masa pemerintahannya, dia berhsil mengalahkan dan menguasai sejumlah

kota di selat Dardanil. Tentara baru yang dibentuk oleh Urkhan I diberi nama

Inkisyaiah. Pasukan ini dilengkapi dengan persenjataan dan pakaian seragam. Di

zaman inilah pertama kali dipergunakan senjata meriam.

3. Sultan Murad I bin Urkhan (761-791 H/ 1359-1389 M)

Pengganti sultan Urkhan adalah Sultan Murad I. selain memantapkan keamanan

di dalam negrinya, sultan juga meneruskan perjuangan dan menaklukkan bebrapa

daerah ke benua Eropa. Ia menaklukkan Adrianopel, yang kemudian dijadikan

sebagai ibukota kerajaan yang baru serta membentuk pasukan berkuda (Kaveleri).

Perjuangannya terus dilanjutkan dengan menaklukkan Macedonia, Shopia ibukota

Bulgaria, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.

Karena banyaknya kota-kota yang ditaklukkan oleh Murad I, pada waktu itu

bangsa Eropa mulai cemas. Akhirnya raja-raja Kristen Balkan meminta bantuan

Paus Urban II untuk mengusir kaum muslimin dari daratan Eropa. Maka

peperangan antara pasukan Islam dan Kristen Eropa pada tahun 765 H (1362 M).

Peperangan itu dimenangkan oleh pasukan Murad I, sehingga Balkan jatuh ke

tangan umat Islam. Selanjutnya pasukan Murad I merayap terus menguasai Eropa

Timur seperti Somakov, Sopia Monatsir, dan Saloniki.

Page 8: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

4. Sultan Bayazid I bin Murad ( 791-805 H/ 1389-1403 M)

Bayazid adalah putra Murad I. Ia meneruskan perjuangan ayahnya dengan

memperluas wilayahnya seperti Eiden, Sharukan, dan Mutasya di Asia Kecil dan

Negri-negri bekas kekuasaan Bani saluki. Bayazid sangat besar pengaruhnya,

sehingga mencemaskan Paus. Kemudian Paus Bonifacius mengadakan

penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan peperangan inilah yang merupakan

cikal bakal terjadinya Perang Salib.

Tentara Salib ketika itu terdiri dari berbagai bangsa, namun dapat dilumpuhkan

oleh pasukan Bayazid. Namun pada peperangan berikutnya ketika melawan Timur

Lenk di Ankara, Bayazid dapat ditaklukkan, sehingga mengalami kekalahan dan

ketika itu Bayazid bersama putranya Musa tertawan dan wafat dalam tahanan

Timur Lenk pada tahun 1403 M.

Kekalahan Bayazid di Ankara itu membawa akibat buruk bagi Turki Usmani,

sehingga penguasa-penguasa Saljuk di Asia Kecil satu persatu melepaskan diri dari

genggaman Turki Usmani. Hal ini berlangsung sampai pengganti Bayazid muncul.

5. Sultan Muhammad I bin Bayazid (816-824 H/ 1403-1421 M)

Kekalahan Bayazid membawa akibat buruk terhadap penguasa-penguasa Islam

yang semula berada di bawah kekuasaan Turki Usmani, sebab satu sama lain

berebutan, seperti wilayah Serbia, dan Bulgeria melepaskan diri dari Turki

Usmani. Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I putra

Bayazid dapat mengatasinya. Sultan Muhammad I berusaha keras menyatukan

kembali negaranya yang telah bercerai berai itu kepada keadaan semula.

Page 9: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Berkat usahanya yang tidak mengenal lelah, Sultan Muhammad I dapat

mengangkat citra Turki Usmani sehingga dapat bangkit kembali, yaitu dengan

menyusun pemerintahan, memperkuat tentara dan memperbaiki kehidupan

masyarakat. Akan tetapi saat rakyat sedang m,engharapkan kepemimpinannya

yang penuh kebijaksaan itu, pada tahun 824 H (1421 M) Sultan Muhammad I

meninggal.

6. Sultan Murad II bin Muhammad ( 824-855 H/ 1421-1451 M)

Sepeninggalannya Sultan Muhammad I, pemerintahan diambil alih oleh Sulatan

Murad II. Cita-citanya adalah melanjutkan usaha perjuangan Muhammad I.

Perjuangan yang dilaksanakannya adalah untuk menguasai kembali daerah-daerah

yang terlepas dari kerajaan Turki Usmani sebelumnya. Daerah pertama yang

dikuasainya adalah Asia Kecil, Salonika Albania, Falokh, dan Hongaria.

Setelah bertambahnya beberapa daerah yang dapat dikuasai tentara Islam, Paus

Egenius VI kembali menyerukan Perang Salib. Tentara Sultan Murad II menderita

kekalahan dalam perang salib itu. Akan tetapi dengan bantuan putranya yang

bernama Muhammad, perjuangan Murad II dapat dilanjutkan kenbali yang pada

akhirnya Murad II kembali berjaya dan keadaan menjadi normal kembali sampai

akhir kekuasaan diserahkan kepada putranya bernama Sultan Muhammad Al-Fatih.

7. Sultan Muhammad Al-Fatih (855-886 H/ 1451-1481 M)

Setelah Sultan Murad II meninggal dunia, pemerintahan kerajaan Turki Usmani

dipimpin oleh putranya Muhammad II atau Muhammad Al-Fatih. Ia diberi gelar

Al-fatih karena dapat menaklukkan Konstantinopel. Muhammad Al-Fatih berusaha

membangkitkan kembali sejarah umat Islam sampai dapat menaklukkan

Page 10: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Konstantinopel sebagai ibukota Bizantium. Konstantinopel adalah kota yang

sangat penting dan belum pernah dikuasai raja-raja Islam sebelumnya. 

Seperti halnya raja-raja dinasti Turki Usmani sebelumnya, Muhammad Al-Fatih

dianggap sebagi pembuka pintu bagi perubahan dan perkembangan Islam yang

dipimpin Muhammad.Tiga alasan Muhammad menaklukkan Konstantinopel, yaitu:

Dorongan iman kepada Allah SWT, dan semangat perjuangan berdasarkan hadits

Nabi Muhammad saw untuk menyebarkan ajaran Islam.

Kota Konstantinopel sebagai pusat kemegahan bangsa Romawi.

Negrinya sangat indah dan letaknya strategis untuk dijadikan pusat kerajaan atau

perjuangan.

Usaha mula-mula umat Islam untuk menguasai kota Konstantinopel dengan

cara mendirikan benteng besar dipinggir Bosporus yang berhadapan dengan

benteng yang didirikan Bayazid. Benteng Bosporus ini dikenal dengan nama Rumli

Haisar (Benteng Rum).

Benteng yang didirikan umat Islam pada zaman Muhammad Al-Fatih itu

dijadikan sebagai pusat persediaan perang untuk menyerang kota Konstantinopel.

Setelah segala sesuatunya dianggap cukup, dilakukan pengepungan selama 9

bulan. Akhirnya kota Konstantinopel jatuh ke tangan umat Islam ( 29 Mei 1453 M)

dan Kaitsar Bizantium tewas bersama tentara Romawi Timur. Setelah memasuki

Konstantinopel disana terdapat sebuah gereja Aya Sofia yang kemudian dijadikan

mesjid bagi umat Islam.

Setelah kota Konstantinopel dapat ditaklukkan, akhirnya kota itupun

dijadikan sebagai ibukota kerajaan Turki Usmani dan namanya diganti menjadi

Page 11: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Istanbul. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan umat Islam, berturut-turut pula

diikuti oleh penguasaan Negara-negara sekitarnya seperti Servia, Athena, Mora,

Bosnia, dan Italia. Setelah pemerintahan Sultan Muhammad, berturut-turut

kerajaan Islam dipimpin oleh beberapa Sultan, yaitu:

1. Sultan Bayazid II (1481-1512 M)

2. Sultan Salim I (918-926 H/ 1512-1520 M)

3. Sultan Sulaiman (926-974 H/ 1520-1566 M)

4. Sultan Salim II (974-1171 H/ 1566-1573 M)

5. Sultan Murad III ( 1573-1596 M)

  Setelah pemerintahan Sultan Murad III, dilanjutkan oleh 20 orang Sultan

Turki Usmani sampai berdirinya Republik Islam Turki. Akan tetapi kekuasaan

sultan-sultan tersebut tidak sebesar kerajaan-kerajaan sultan-sultan sebelumnya.

Para sultan itu lebih suka bersenang-senang., sehingga melupakan kepentingan

perjuangan umat Islam. Akibatnya, dinasti turki Usmani dapat diserang oleh

tentara Eropa, seperti Inggris, Perancis, dan Rusia. Sehingga kekuasaan Turki

Usmani semakin lemah dan berkurang karena beberapa negri kekuasaannya

memisahkan diri,diantaranya adalah:

1. Rumania melepaskan diri dari Turki Usmani pada bulan Maret 1877 M.

2. Inggris diizinkan menduduki Siprus bulan April 1878 M.

3. Bezarabia, Karus, Ardhan, dan Bathum dikuasai Rusia.

4. Katur kemudian menjadi daerah kekeusaan Persia.

Page 12: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Untuk lebih jelas tentang kekhilafaan dinasti Turki Utsmani ini, berikut kami akan

tampilkan sejumlah nama raja-raja serta tahun pengangkatannya dalam table

dibawah ini:

No. Nama Khilafah1 Utsman I2 Orhan3 Murad I4 Bayazid I  Peralihan Kekuasaan5 Muhammad I6 Murad II7 Muhammad II8 Murad II (menjabat yang kedua kalinya)9 Muhammad II (menjabat ketiga kalinya)10 Bayazid II11 Saim I12 Sulaiman I13 Salim II14 Murad III15 Muhammad III16 Ahmad I17 Musthofa I18 Utsman II19 Musthofa I (menjabat kedua kalinya)20 Murad IV21 Ibrahim22 Muhammad IV23 Sulaiman II

Page 13: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

24 Ahmad II25 Musthofa II26 Ahmad III27 Mahmud I28 Utsman III29 Musthofa III30 Abdul Hamid I31 Salim III32 Musthofa IV33 Mahmud II34 Abdul Majid I35 Abdul Aziz36 Murad V37 Abdul Hamid II38 Muhammad Rasyid V39 Muhammad Wahid al-Din40 Abdul Majid II (hanya bergelar sebagai khalifah saja)

KEMAJUAN TURKI USMANI

 

Page 14: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

1. ASPEK KEKUASAAN WILAYAH

Sepeninggal Sultan Usman pada Tahun 1326 M, Kerajaan dipimpin oleh

anaknya Sultan Orkhan I (1326-1359 M). Pada masanya berdiri  Akademi militer

sebagai pusat pelatihan dan pendidikan, sehingga mampu menciptakan kekuatan

militer yang besar  dan dengan mudahnya dapat menaklukan  Sebagian daerah

benua  Eropa  yaitu, Azmir (Shirma) tahun 1327 M, Tawasyanli  1330 M,

Uskandar 1338 M, Ankara 1354 M dan Galliopoli 1356 M.

Ketika Sultan Murad I (1359-1389 M) pengganti orkhan naik. Ia

memantapkan keamanan  dalam negri dan melakukan perluasan ke benua  Eropa

dengan menaklukan Adrianopel (yang kemudian menjadi ibu kota kerajaan baru) ,

Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh bagian utara Yunani. Merasa cemas

dengan kesuksesan Kerajaan  Usmani, negara Kristen Eropa pun bersatu yang di

pimpin oleh Sijisman memerangi kerajaan, hingga terjadilah pertempuran di

Kosovo tahun 1389 M, namun musuh dapat di pukul mundur dan di hancurkan .

Pada tahun 1389 M, Sultan Bayazid naik tahta (1389-1403 M), Perluasan

berlanjut dan dapat menguasai Salocia, morea, Serbia, Bulgaria, dan Rumania juga

pada tahun 1394 M, memperoleh  kemenangan dalam perang Salib di Nicapolas.

Selain menghadapi musuh-musuh Eropa, Kerajaan juga dipaksa menghadapi

pemberontak yang bersekutu dengan Raja islam yang bernama Timur Lenk di

samarkand. Pada tahun 1402 M pertempuran hebat pun terjadi di Ankara, yang

pada akhirnya Sultan  Bayazid dengan kedua putranya Musa dan Erthogrol,

tertangkap dan meninggal di tahanan pada tahun 1403 M. Sebab kekalahan ini

Bulgaria dan Serbia memproklamirkan kemerdekaannya.

Page 15: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Setelah Sultan Bayazid meninggal, terjadi perebutan kekuasaan di antara

putra –putranya (Muhammad, isa dan sulaiman) namun di antara mereka Sultan

Muhammad I lah yang naik tahta (1403-1421 M), di masa pemerintahannya ia

berhasil  menyatukan kembali  kekuatan  dan daerahnya  dari  bangsa  mongol, 

terlebih setelah Timur lenk meninggal pada tahun 1405 M.

Pada tahun 1421 M, Sultan Muhammad meninggal dan di teruskan oleh

anaknya, Sultan Murrad II (1421-1484 M) hingga mencapai banyak kemajuan

pada masa Sultan Muhammad II/ Muhammad Al Fatih (1451-1484 M) putra

Murrad II.  Pada masa Muhammad II, Tahun 1453 M ia dapat mengalahkan

Bizantium dan menaklukan Konstantinopel . Setelah Beliau meninggal di gantikan

oleh putranya Sultan Bayazid II

Berbeda dengan Ayahnya, Sultan Bayazid II (1481-1512 M) lebih

mementingkan kehidupan Tasawuf dari pada penaklukan wilayah, sebab itu

muncul kontroversial  akhirnya ia mengundurkan diri dan di gantikan putranya

Sultan Salim I

Pada masa Sultan Salim I (1521-1520 M) terjadi perubahan peta arah

perluasan, memfokuskan pergerakan   ke arah timur dengan menaklukan Persia,

Syiria hingga menembus  Mesir di Afrika Utara yang sebelumnya di kuasai

mamluk.

Setelah Sultan Salim I Meninggal , Muncul Putranya Sultan Sulaiman I

(1520-1566 M) sebagai Sultan yang mengantarkan Kerajaan Turki Usmani pada

masa keemasannya, karena telah berhasil menguasai daratan Eropa hingga Austria,

Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania, Afrika Utara

hingga Mesir, Aljazair, Libia, Dan Tunis. Asia hingga Persia, Amenia, Siria.

Page 16: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

meliputi lautan Hindia, Laut Arabia, Laut Tengah, Laut Hitam. juga daerah-daerah

di sekitar kerajaan seperti Irak, Belgrado, Pulau Rodes, Tunis, Budapest dan

Yaman.

2. ASPEK PEREKONOMIAN

Tercatat beberapa kota yang maju dalam bidang industri pada waktu itu di

antaranya :

Mesir sebagai pusat produksi kain sutra dan katun

Anatoli selain sebagai pusat produksi bahan tekstil dan kawasan pertanian yang

subur, juga menjadi pusat perdagangan dunia pada saat itu.[2]

3. ASPEK ILMU PENGETAHUAN

Tempat pendidikan

Secara umum pada masa dinasti usmaniyah tidak terlalu memfokuskan

perhatian terhadap ilmu pengetahuan, sehingga mengakibatkan Bidang ilmu

pengetahuan  kurang begitu menonjol, tidak seperti  Dinasti islam sebelumnya,

akan tetapi ada beberapa titik kemajuan yang terlihat yaitu pada masa sultan

Muhammad al-fatih.

Pada masa sultan alfatih, ilmu pengetahuan memdapat cukup perhatian,

sehingga pada masa itu tampak kemajuannya, terbukti dengan tersebarnya sekolah-

sekolah dan  akademisi-akademisi di semua kota besar ataupun kecil, demikian

pula dengan desa-desa terpencil. Disamping itu semua sekolah-sekolah dan

akademisi-akademisi telah terorganisir, berjenjang dan memiliki kurikulum serta 

bersistem jurusan.

Page 17: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Disamping pembangunan sekolah-sekolah dan akademisi-akademisi

kepedulian akan ilmu pengetahuan juga terlihat dari perpustakaan-perpustakaan

yang dibangun di sekitar sekolah dimana pengelolaan perpustakaan tersebut sangat

tertib, terbukti dengan keteraturan catatan peminjan.

Penerjemahan kitab-kitab

Pada masa sultan al-fatih telah dilakukan penerjemahan khazanah-khazanah

lama dari bahasa yunani, latin, Persia dan arab kedalam bahasa turki, salah satu

buku yang diterjemahkan adalah masyahir al-rijal (orang-orang terkenal) karya

poltark, buku-buku lainnya yang diterjemahkan ke bahasa turki adalah buku

karangan abu al-qasim al-zaharowi al-andalusi, seorang ahli kedokteran yang

berjudul al-tashrif fi al-thibbi. Buku ini kemudian diberi tambahan pembahasan

alat-alat untuk bedah dan posisi pasien tatkala terjadi operasi bedah.

RUNTUHNYA KERAJAAN TURKI USMANI

Faktor-Faktor Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah (974-1171 H/1566-1757 M)

Kenaikan Sultan Salim II (1566-1574) telah dianggap sebagai permulaan

keruntuhan Turki Utsmani dan berakhrnya zaman keemasannya.

Hal ini ditandai dengan melemahnnya semangat perjuangan prajurit utsmani yang

menyebabkan sejumlah kekalahan dalam pertempuran menghadapi mmusuh-

musuhnya. Pada tahun 1663 , tentara utsmani menderita kekalahan dalam

penyerbuan hongaria. Tahun 1676 turki kalah dalam pertempuran di Mohakez,

Hungaria dan menandatangani perjanjian karlowits pada tahun 1699 yang berisi

pernyataan seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada

penguasa Venetia.

Page 18: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Pada tahun 1774, penguasa Utsmani, Abdul Hamid menandatangani perjanjian

dengan Rusia yang berisi pengakuan kemerdekaan Crimenia dan penyerahan

benteng-benteng pertahanan di laut hitam serta memberikan izin kepada rusia

untuk melintasi selat antara laut hitam dengan laut putih. Apabila dikategorikan,

maka faktor-faktor keruntuhan kerajaan turki usmani adalah:

Faktor internal

Karena luas wilayah kekuasaan serta buruknya system pemerintahan, sehingga

hilangnya keadilan, banyaknya korupsi dan meningkatnya kriminalitas.

Heterogenitas penduduk dan agama.

Kehidupan istimewa yang bermegahan.

Merosotnya perekonomian negara akibat peperangan yang pada sebagian besar

peperangan turki mengalami kekalahan.

 

Faktor Eksternal

Munculnya gerakan nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan turki

selama berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti tersebut. Kemudian ketika

turki mulai lemah mereka bangkit untuk melawannya.

Terjadinya kemajuan teknologi di barat khususnya bidang persenjataan. Turki

selalu mengalami kekalahan karena mereka masih menggunakan senjata

tradisional, sedangkan wilayah barat seperti eropa telah menguunakan senjata yang

lebih maju lagi.

Page 19: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Melihat faktor-faktor yang menyebabkan kehancuran turki tersebut, hal ini berawal

dari orang-orang arab yang menghadapi orang-orang utsmaniyah, mereka berada

dalam dilema yaitu mereka di sisi lain ingin menghormati turki sebagai cerminan

persatuan kaum muslimin, di sisi lain mereka mempunyai landasan berfikir ingin

memerdekakan diri dari kerajaan turki tersebut.[7]

ANALISIS

Dalam kurun waktu 6 abad berkuasa, kerajaan turki usmani telah diakui oleh

sejarah sebagai kerajaan islam terbesar dan terlama disbanding dengan kerajaan

islam lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal penting sehingga kerajaan ini

mampu bertahan sedemikian lamanya. Penulis ingin menganalisis dari bebagai

aspek, yaitu:

Sistem sosial masyarakat, salah satu kunci kesuksesan dan keberhasilan turki

usmani adalah adanya persatuan di antara masyarakatnya yang begitu banyak,

(pada tahun 1520 jumlah penduduk kerajaan turki usmani adalah 11,692,480

peduduk). Persatuan ini oleh pemerintah diwadahi dalam bentuk organisasi

keagamaan bernama millet. Millet adalah kelompok agama yang diperbolehkan

membangun komunitasnya sendiri di bawah peraturan dan perlindungan kerajaan

turki usmani. pluralitas yang diberikan pada rakyatnya mampu memberikan rasa

persatuan bagi rakyat dari berbagai wilayah yang ditaklukannya sehingga, semua

masyarakatnya bersatu. Namun pada akhirnya sistem ini runtuh bersamaan dengan

munnculnya paham nasionalisme yang disebarkan oleh bangsa barat, yang

memang bertujuan menyerang dari dalam masyarakatnya. Sehingga setiap

wilayah / kerajaan kecil yang ditaklukannya mulai memberontak dari dalam atas

semangat nasionalisme mereka, masyarakat kerajaan turki usmani pun kemudian

terpecah belah, setelah sebelumnya bersatu, bahkan kerajaan turki usmani

Page 20: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

mendapat julukan “The Sickman Europe” (Orang Eropa yang sakit). Hal ini

kemudian ingin dihilangkan dengan memberikan paham pan-turkisme, paham

untuk menyatukan seluruh masyrakat turki, namun paham ini tidak bisa diterima

rakyat, berlanjut dengan paham pan-islamisme oleh Sultan Abdul Hamid II, paham

yang menyerukan umat islam bersatu secara politik, persatuan ini diwujudkan

berupa pengakuan sultan turki usmani sebagai khalifah umat islam, gagasan ini

berhasil mendapat simpati umat islam untuek beberapa tahun. Namun perlawanan

barat tidak berhenti sampai di situ, kartu As terakhir mereka adalah mengusung

paham demokrasi yang kemudian mengakhiri kerajaan turki usmani dan

memunculkan republik turki yang dipelopori oleh Mustafa kemal attaturk.

Kekuatan militer, berbeda dengan kerajaan-kerajaan islam sebelumnya,

kerajaan turki usmani, mulai dari raja pertamanya Usman hingga raja terhebatnya

Sulaiman Al Qanuni, lebih memfokuskan pada perkembangan militer. Hal ini

dikarenakan bangsa turki terkenal sebaga bangsa yang berdarah militer, sehingga

semangat militernya sangat kuat, untuk itu sebagian besar APBN kerajaan

dipergunakan untuk membiayai prajurit perang daripada untuk keperluan lain,

seperti agama, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Bahkan untuk memperbanyak

prajurit, raja kedua turki usmani, Orkhan mengangkat Bangsa-bangsa non-Turki

sebagai prajurit, bahkan anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan

dibimbing dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Program ini ternyata

berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut pasukan

Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah negara Usmani

menjadi mesin perang yang paling kuat, dan memberikan dorongan yang amat

besar dalam penaklukkan negeri-negeri non muslim. Hal ini menjadikan kerajaan

ini lebih kuat dibandingkan kerajaan-kerajaan lain, sehingga semakin banyak

wilayah yang ditaklukkan maka semakin banyak pula prajurit-prajurit baru yang

Page 21: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

dapat dilatih untuk dijadikan tentara islam. Jadilah kerajaan turki usmani kerajaan

yang hebat dan berwilayah yang luas.

Sistem pemerintahan, saat wilayah semakin luas, tentunya sistem

pemerintahan harus hebat juga, dalam mengelola wilayah yang luas sultan-sultan

Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Sulaiman Al Qanuni menerapkan sistem

pemerintahan pembagian wilayah kekuasaan, sehingga dalam struktur

pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh shadr al-a’zham

(perdana menteri), yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai

daerah tingkat I. Di bawahnya terdapat beberapa orang al-zanaziq atau

al-’alawiyah (bupati). Hal ini menjadikan kerajaan turki usmani pada masa

sulaiman Al-Qanuni bisa mengatur wilayah yang sedemikian besarnya.

Ilmu pengetahuan, meskipun kerajaan turki usmani hebat dalam hal sistem

militer dan sistem pemerintahan, namun mereka tidak terlalu memperhatikan ilmu

pengetahuan, yang sebenarnya bisa lebih memperkuat tenaga militer. APBN

Negara sebagian besar dipergunakan untuk membiayai pendidikan militer bangsa-

bangsa non-turki untuk dijadikan prajurit islam yang kuat, sehingga hanya sedikit

yang dipergunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini merupakan

kelemahan tersendiri bagi mereka. Berbeda dengan kerajaan-kerajaan barat yang

lebih memfokuskan perhatian pada ilmu pengetahuan, sehingga perkembangan

ilmu pengetahuannya berkembang pesat, yang kemudian memperkuat militer

dengan senjata-senjata api baru, yang tidak dimiliki oleh turki usmani. ketika

bangsa turki usmani diserang oleh bangsa barat dengan senjata baru mereka,

bangsa turki usmani mulai kekualahan. Sehingga pasca kehebatan dan wilayahnya

yang luas, sedikit demi sedikit kerajaan ini mulai digerogoti, baik dari luar

kerajaan maupun dari dalam kerajaan (pemberontak).

Page 22: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Munculnya kaum elit, bahwa raja-raja setelah sulaiman al qanuni, kurang

bisa mengatur pemerintahannya, bahkan ditambah lagi munculnya kaum elit

kapitalis di wilayah pemerintahan, sehingga individualitas antar pemimpin dan

golongan-golongan elit semakin tumbuh, yang berlanjut dengan penumpukan harta

umtuk kepentingan masing-masing, hal ini dimanfaatkan oleh Negara-negara yang

telah dikuasainya untuk memerdekakan diri, mereka tidak mau lagi dimanfaatkan

tenaganya oleh bangsa turki untuk dijadikan tentara, disamping itu serangan-

serangan barat pada wilayah terluar kerajaan juga semakin memperburuk suasana

pemerintahan, anggaran dana yang seharusnya dipergunakan untuk memperkuata

pertahanan militer Negara sebagian besar dikuasai dan dimonopoli oleh kaum elit

kerajaan, hal ini mengakibatkan semangat berperang prajurit melemah karena tidak

adanya dana untuk peperangan yang memadai, sehingga perlahan-lahan wilayah

kerajaan mulai mengalami penyusutan, hingga pada tahun 1924 kerajaan turki

usmani berubah menjadi republik turki.

KESIMPULAN

Kerajaan turki utsmani merupakan kerajaan yang dipimpin oleh 40 sultan.

Pada abad pertengahan memang masa yang paling bersejarah bagi bangsa arab,

bahkan kemunduran bagi bangsa barat, dalam segi pandang kerajaan, kekuasaan

wilayah adalah yang terpenting. Turki utsmani yang memimpin selama kurang

lebih 6 abad memberikan bukti kejayaannya sampai ke Eropa, akan tetapi dari

stagnanisasi bangsa utsmani mereka lebih memajukan kemiliteran mereka dari

pada pendidikannya, bagi mereka kemiliterannya adalah satu hal yang terpenting

yang harus dimiliki leh seorang pemimin, dengan orientasi penalukan

konstantinopel, membuat mereka menjadi bersemangat untuk menjadikan kerajaan

turki utsmani menjadi symbol kejayaan islam.

Page 23: Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kerajaan Turki Usmani

Penyimpangan orientasi mereka ini membuat terlena dengan keluasan wilayah

sehingga membuat mereka meninggalkan perkembangan pendidikan mereka.

Berbeda dengan bangsa Eropa yang telah mengugguli mereka, kemunduran

kerajaan turki utsmani ini terlihat dari bagian bagian wilayah yang dikuasai oleh

turki utsmani ini mulai tergerak ingin merubah hidupnya menjadi yang lebih baik

dan muncul paham kapitalisme individual sehingga sebagian mereka ingin

melepaskan diri.  Tampaknya pengaruh barat mulai mendapatkan hasil dengan

kelemahan kerajaan turki ini, dan terlahir paham-paham yang ingin membebaskan,

sehingga paham turki sendiri tidak dapat menghalangi mereka.

PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari tentunya makalah ini

tak lepas dari kesalahan-kesalahan, baik itu kesalah tulisan atau kesalahan materi,

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca dan dosen

pengampu senantiasa kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.