Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

23
MAKALAH PERMUKIMAN PENDUDUK DISUSUN OLEH: 1. ARYANI AGUSTIAWATI H22112280 2. TEDI EKA SAPUTRA H22114019 3. AYUSHAR SYARIF H22114012 4. MUTMAINNAH H22114026 5. NUR FITRIANA H22114506 JURUSAN GEOFISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN 1 | Page

Transcript of Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

Page 1: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

MAKALAH

PERMUKIMAN PENDUDUK

DISUSUN OLEH:

1. ARYANI AGUSTIAWATI H221122802. TEDI EKA SAPUTRA H221140193. AYUSHAR SYARIF H221140124. MUTMAINNAH H221140265. NUR FITRIANA H22114506

JURUSAN GEOFISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2014

1 | P a g e

Page 2: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. pencipta langit dan bumi yang

telah melimpahkan rahmat-Nya, terutama rahmat iman dan kekuatan sehingga

kelompok kami dapat menyelesaikan tugas penelitian dan makalah mengenai

permukiman ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas mata

kuliah Ilmu lingkungan program studi S1. Dalam dua hari kami mengumpulkan

data sampai pada analisa hingga Makalah tentang permukiman ini dapat kami

selesiakan.

Tempat yang kami jadikan objek pengamatan yaitu perumahan bukit baruga dan

permukiman di sekitar TPA Antang. Dimana kedua perumahan ini sangat

mencolok perbedaannya, sehingga kami berharap kita dapat dengan mudah

memahami kondisi umum, lingkungan, ekonomi dan kesehatan khususnya di

daerah tersebut.

Sangat disadari bahwa makalah ini baik isi maupun tehnik penulisannya masih

banyak kekurangan, oleh sebab itu diharapkan saran dan perbaikan dari pembaca

demi penyempurnaan makalah selanjutnya.

Makassar, 19 November 2014

Kelompok

2 | P a g e

Page 3: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

1

Daftar Isi

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3

B. Identifikasi Masalah

4

C. Tujuan Makalah

4

D. Manfaat Makalah

4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Perumahan dan Permukiman

5

B. Faktor munculnya permukiman dan perumahan kumuh

7

C. Fungsi Rumah

8

D. Kondisi permahan dan keadaan masyarakat di antang

1. Kondisi perumahan............................................................................................

9.........................................................................................................................

3 | P a g e

Page 4: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

2. Kondisi masyarakat...........................................................................................

10

E. Syarat sehat perumahan dan lingkungan permukiman

11

F. Sesi pertanyaan

14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

15

B. Saran

15

DAFTAR PUSTAKA

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau

tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada

zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian

berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah

pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah

membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang

serba modern. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimum.

4 | P a g e

Page 5: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana

sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat

yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana

orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah

satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan,

keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat

bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin

meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih

merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada

kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan

menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan

balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan

kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin, 2009).

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Definisi perumahan dan permukiman

2. Fungsi dan komponen rumah sehat

3. Saranan sanitasi rumah

4. Standar dan persyaratan perumahan sehat

C. TUJUAN MAKALAH

1. Menjelaskan definisi perumahan dan permukiman

2. Mengetahui komponen dan standar permukiman yang sehat

3. Mengetahui kondisi lingkungan, ekonomi dan kesehatan pada

permukiman elite (bukit baruga) dan kumuh (TPA antang)

5 | P a g e

Page 6: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

D. MANFAAT MAKALAH

1. Menambah wawasan pengetahuan mengenai perumukiman khusunya

di antang

2. Sebagai bahan rujukan dalam mempelajari komponen dan standar

permukiman yang sehat

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

Dalam   Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan

permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan

prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah tempat tujuan akhir dari

manusia.

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

yang dipakai sebagai tempa t tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI

6 | P a g e

Page 7: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau

bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk

kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan

kelu arga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,

2001). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah

bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan

keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fis ik, mental dan

sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.

Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar,

menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan

setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia.

Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi

seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap

penghuninya dapat berjalan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar

dari faktor-faktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).

Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung dan tempat

untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna fisik,

rohani maupun social (Sanropie, 1991).

B. FAKTOR MUNCULNYA PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN

KUMUH

Ada beberapa faktor yang memengaruhi munculnya permukiman dan

perumahan kumuh, diantaranya yaitu:

1. Motivasi masyarakat untuk memiliki tempat tinggal yang sangat tinggi. Tempat tinggal yang diinginkan dan ideal tentu saja dekat dengan fasilitas umum dan tempat mereka mengais rejeki. Otomatis masyarakat berlomba-lomba untuk mempunyai rumah dengan kriteria tersebut. Namun untuk sebagian kecil masyarakat yang tidak mampu untuk membeli rumah, atau mengontrak rumah dengan harga yang tinggi menyebabkan mereka memilih untuk mendirikan rumah secara liar.

7 | P a g e

Page 8: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

2. Urbanisasi merupakan faktor utama dari fenomena permukiman kumuh. Banyak diantara mereka mengajak sanak saudaranya untuk ikut bekerja atau sekedar ikut tinggal di kawasan tersebut. Sebagian mereka juga bisa tahan tinggal di perumahan yang kurang layak huni karena mereka lebih senang untuk mengumpulkan uang mereka untuk di kampung halaman mereka dibandingkan hidup bermewah-mewahan di kampung rantauan (Fachrozi, 2012).

3. Persebaran penduduk yang tidak merata dari desa ke kota juga menjadi titik balik peningkatan angka urbanisasi. Dalam sebuah riset, disebutkan bahwa sebagian besar penyewa dari kalangan menengah ke bawah adalah para pendatang dari pedesaan. (Hoffman dkk, 1991: 185) Selain itu, pesatnya angka pertumbuhan penduduk terutama di kota-kota besar, baik disebabkan oleh urbanisasi maupun kelahiran tidak sebanding dengan penyediaan sarana perumahan. Permasalahan ini tidak hanya menjadi isu pada kota-kota di pulau jawa, tetapi kota-kota di pulau lain yang sudah menunjukkan gejala serupa. (Bapedda Grobogan, 2012)

4. Kemiskinan juga menjadi salah satu penyebab seseorang menghuni permukiman kumuh, mereka tidak mempunyai uang yang cukup untuk membeli rumah, atau membangun rumah yang layak huni, sehingga mereka memilih tinggal di permukiman kumuh. Rumah–rumah kecil dibangun oleh orang-orang yang melihat peluang tersebut akibat keterbatasan lahan dan minimnya dukungan finansial tiap keluarga dalam membangun rumah dengan luas yang sesuai dengan kebutuhan. (Latief, Tanpa Tahun).

5. Daya jangkau terhadap berbagai fasilitas termasuk fasilitas umum dan tempat bekerja juga menjadi salah satu faktor mengapa muncul permukiman kumuh, terutama di pusat kota. Hal itu karena lebih memudahkan jangkauan masyarakat menuju ke tempat kerja. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap di pusat kota juga menjadi daya tarik masyarakat untuk tinggal di kawasan tersebut. (Surtiani, 2006: 2) Para migran, dalam memenuhi tempat tinggalnya mereka cenderung bermukim pada daerah-daerah yang mempunyai tingkat pencapaian yang mudah ke pusat-pusat pelayanan. (Fachrozi, 2012)

6. Pemerintah yang kurang fokus menangani masalah permukiman kumuh menjadi salah satu faktor, tak jarang banyak oknum aparat yang sering melakukan tindakan penggusuran kawasan kumuh di suap oleh masyarakat permukiman kumuh agar tidak digusur. Jikalau digusur, masyarakat yang bermukim di kawasan kumuh tidak tahu kemana lagi harus tinggal, otomatis mereka akan bergelandangan menjadi Tuna Wisma, ataupun membangun rumah lagi secara illegal di kawasan lain yang akan menimbulkan kekumuhan. Tak jarang juga mereka yang digusur membentuk kawasan kumuh yang bersifat semi permanen di kawasan yang sama setelah lepas dari pengawasan aparat.

7. Penyuapan tidak hanya dilakukan oleh masyarakat saat akan digusur, para pemilik kontrakan di kawasan kumuh bahkan menyuap oknum pemerintahan untuk membuatkan sertifikat tanah dan bangunan,

8 | P a g e

Page 9: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

bahkan sertifikat hak milik yang resmi, sehingga bangunan tersebut menjadi legal dan tak bisa ditertibkan. Hal ini membuat permukiman kumuh makin menjamur, dan makin banyak kontrakan bertebaran di kawasan kumuh.

C. FUNGSI RUMAH

Fungsi rumah bagi manusia adalah :

1. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat

melasanakan kewajiban sehari-hari.

2. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa

kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.

3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang

mengancam.

4. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga

saat ini.

5. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga

yang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

D. KONDISI PERUMAHAN DAN MASYARAKAT DI ANTANG

a). Kondisi Perumahan

1. Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila

telah dimasak. Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan

air minum (DepKes RI, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan kondisi air di

permukiman sekitar TPA Antang sumber airnya adalah berasal dari air

9 | P a g e

Page 10: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

PAM dan kondisi airnya pun cenderung lancar. begitupun dengan

perumahan elite baruga yang kebanyakan orangnya adalah orang

menengah keatas dan perumahan ini dikelola oleh swasta sehingga

kondisi airnya akan lebih terjamin tentunya.

2. Sarana Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan

metode tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu

kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang

harus dibedakan dalam lingkup pembuangan sampah solid waste

(pembuangan sampah saja) dan final disposal (pembuangan akhir).

(Sarudji. D, 2006)

Pada dua lokasi permukiman yang kami adakan penelitian tersebut,

system pembuangan sampah di buang keseluruhan ke TPA antang

yang lokasinya sangat dekat dengan permukiman warga di sana. TPA

yang terletak di Tamangapa ini merupakan penampungan dari semua

sampah yang ada di Makassar, baik itu dari hotel, pasar, perumahan

dan rumah makan. Sehingga sampah menumpuk di tempat TPA ini.

Sekarang system pengolahan sampah yang berada di TPA ini sudah

tidak beroperasi. Berdasarkan informasi yang kami peroleh dulu ada

beberapa perusahahaan yang menawarkan diri masuk tetapi itu tidak

berlangsung lama. Hanya beroperasi beberapa tahun lalu kemudian

berhenti. Pernah ada terobosan pengolahan sampah menjadi listrik

yang berlangsung beberapa tahun tapi akhirnya berhenti beroperasi

juga dan sampai sekarang belum ada penanggulangan lagi.

b. Kondisi Masyarakat

1. Ekonomi

Profesi masyarakat yang berada di sekitar TPA Antang pada umumnya

adalah pemulung, mereka sehari-harinya hanya bergantung pada

sampah. Anak-anak kecil disana lebih memilih untk memulung

daripada belajar. Pendapatan yang dihasilkan rata-rata yaitu

10 | P a g e

Page 11: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

Rp.30.000,00 per harinya bias juga lebih besar tergantung dari hasil

sampah yang di dapatkan. Masyarakat yang memulung di daerah ini

tidak hanya masyarakat setempat tapi juga berasal dari daerah lain

(pendatang).

2. Kesehatan

Kondisi kesehatna masyarakat diantang cenderung sehat sehat saja

dimana tidak ada penyakit kronis yang menyerang warga meskipun

permukimannya kumuh. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di

daerah bukit baruga rumah elite kesehatan mereka lebih terjamin

karena lingungan mereka juga terjamin kebersihannya.

E. SYARAT SEHAT PERUMAHAN & LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.

Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat (Sanropie, 1992).

11 | P a g e

Page 12: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut :

Lokasi

Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;

Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang;

Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur pendaratan penerbangan.

Kualitas udara

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :

Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi; Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3 ; Gas SO2 maksimum 0,10 ppm; Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari. Kebisingan dan getaran Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A; Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .

Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg d. Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg

Prasarana dan sarana lingkungan

Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;

Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;

Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan

12 | P a g e

Page 13: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;

Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan;

Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan

Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;

Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;

Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya; Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

Vektor penyakit

Indeks lalat harus memenuhi syarat; Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam. Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

Bahan bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;

Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

Komponen dan penataan ruangan

    Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;  Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci

kedap air dan mudah dibersihkan;     Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;     Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;     Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;     Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

Pencahayaan

13 | P a g e

Page 14: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

Kualitas udara

Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C; Kelembaban udara 40 – 70 %; Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam; Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni; Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam; Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3 Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%

luas lantai. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di

dalam rumah.

Penyediaan air

Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;

 Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

Pembuangan Limbah

Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;

Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.

F. Sesi Pertanyaan:

1. Apakah sebuah kawasan bisa dikatakan sebuah permukiman jika tidak ada

kesempatan kerja? (Ariyadi)

Jawab:

Sebuah permukiman pasti mempunyai lapangan kerja tetap. Itulah

salahsatunya alas an seseorang bermukim di suatu daerah yaitu karena

dekat dengan lapangan kerjanya. Apabila sebuah permukiman tidak

mempunyai kesempatan kerja maka dia belum di katakana permukiman

tetapi lebih ke perumahan. ( Ariyani)

14 | P a g e

Page 15: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

2. Kenapa segala sesuatu yang dikelola oleh swasta itu lebih maju dari

pemerintah? Seperti yang terjadi pada perumahan bukit baruga? (Riska

Awalia Lestari)

Jawab:

Segala sesuatu yang di kelola oleh swasta lebih maju karena swasta

mengutamakan persaingan dan laba. Sedangkan pemerintah lebih

mengutamakan untuk kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu.

Sehingga pelayanannya pun sering kurang memadai dan cenderung tetap

jika di bandingkan dengan swasta yang berani mengambil resiko tinggi

untuk mendapatkan keuntungan yang besar seiring dengan pelayanannya.

Jika pelayanannya baik maka mereka pun akan mendapatkan keuntungan

yang besar. ( Ariyani)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi

dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah tempat

tujuan akhir dari manusia..

15 | P a g e

Page 16: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

Perumahan sehat tidak harus mahal dan mewah.

Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh

karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat syarat

kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.

Berdasarkan kondisi lingkungan, kesehatan dan ekonominya,

masyarakat TPA Antang masih jauh dibawah rata-rata daan belum

memenuhi kelayakan serta standar permukiman sehat.

B. SARAN

1. Seharusnya rumah yang sehat tidak hanya dapat dijadikan sebagai tempat

berlindung, bernaung dan tempat untuk beristirahat, tetapi juga dapat

menumbuhkan kehidupan yang sempurna fisik, rohani maupun sosial bagi

penghuninya.

2. Sebaiknya pemkot lebih memperhatikan kehidupan masyarakat kelas

bawah khususnya yang berada di permukiman kumuh,setidaknya dengan

mengolah kembali sampah yang ada di daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung; PT. Citra Aditya

Bakti

Heru, Adi. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta; EGC

Sumber Lain :

16 | P a g e

Page 17: Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar

www.indonesian-publichealth.com/2014/03/syarat-pemukiman-sehat.html

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/standar-rumah-dan-perumahan-

sehat.html

17 | P a g e