Makalah Sistem Gerak Pada Manusia

download Makalah Sistem Gerak Pada Manusia

of 26

Transcript of Makalah Sistem Gerak Pada Manusia

Sistem Gerak Pada ManusiaSistem Gerak PasifJenis Tulang Bentuk Tulang

Sistem Gerak AktifStruktut otot Jenis-jenis Otot Jenis-jenis Gerak Otot Mekanisme Gerak Otot dan Sumber Energi Gangguan pada Otot

Proses pembentukan TulangKlasifikasi Tulang Hubungan antar Tulang (persendian) Gangguan pada Tulang dan Sendi

Sistem Gerak PasifA. Rangka ManusiaFungsi Rangka :Memberi bentuk dan ukuran tubuh Membentuk persendian yang berfungsi untuk gerakan Tempat pelekatan otot Bekerja sebagai pengungkit Sebagai penyokong berat badan Melindungi organ-organ seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan paru-paru Tempat pembentukan sel-sel darah dan sel-sel imunitas (sumsum tulang) Penyimpan kalsium

B. Jenis Tulang1. Tulang Rawan (Kartilago)Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang. Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan. Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.

a. Tulang rawan hialin

Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama dinding trachea yang berbentuk cincin. Contoh:a. b. c. d. e.

rangka janin ujung-ujung tulang panjang kosta bagian tulang rawan laring trakea dan bronkus.

b. Tulang rawan fibrosa

Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul. Contoh: a) di antara tulang pubis (tulang kemaluan); b) diskus (keping rawan) di antara tulang vertebrata.

c. Tulang rawan elastis

Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga. Contoh: a) serabut telinga; b) tuba eustachii.

2. Tulang Keras (Osteon)Tulang keras merupakan kumpulan sel tulang yang mengeluarkan matriks yang mengandung zat kapur dan fosfat. Kedua zat ini menyebabkan tulang menjadi keras. Pada tulang keras, osteoblas pada lakuna menjadi tidak aktif dan disebut osteosit (sel tulang). Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam kanalikuli terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.

Matriks Tulang:

Tulang spons

Tulang kompak

Tulang keras dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak dan tulang spons (tulang berongga).a. Tulang Kompak

kompak (tulang padat) mempunyai matriks tulang yang rapat dan padat, misalnya pada tulang pipa.b. Tulang Spons

Tulang spons matriksnya berongga. Rongga-rongga pada tulang spons diisi oleh jaringan sumsum tulang. Apabila berwarna merah berarti mengandung sel-sel darah merah, misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila berwarna kuning berarti mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa.

C. Bentuk Tulang1. Tulang Pipa

Tulang pipa mempunyai ciri-ciri: Bentuknya bulat panjang seperti pipa. Pada kedua ujungnya berbonggol. Di dalamnya berisi sumsum kuning dan lemak. Sumsum kuning merupakan cadangan untuk pembentukan sumsum merah. Contoh: tulang paha tulang lengan atas tulang kering tulang betis ruas-ruas jari tangan ruas jari kaki tulang hasta tulang pengumpil.

Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Bagian ujung yang disebut epifsis. b. Bagian tengah yang disebut diafisis. c. Di antara epifsis dan diafsis terdapat cakra epifisis (discus epiphysealis). Cakra ini kaya akan osteoblas dan menentukan pertumbuhan tinggi. Di pusatnya terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Rongga terbentuk karena aktivitas osteoklas (perombak tulang).

2. Tulang Pipih

Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya berisi sumsum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Contoh: a. tulang tengkorak b. belikat c. rusuk d. tulang wajah

3. Tulang Pendek

Tulang pendek berbentuk bulat dan berukuran pendek, tidak beraturan. Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti terdapat padatulang pergelangan tangan. Contoh: a. b. c. d. Tulang pergelangan tangan Tulang pergelangan kaki Tulang telapaktangan Tulang telapak kaki.

D. Proses pembentukan Tulang

Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Tulang yang terbentuk mula-mula adalah tulang rawan (kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim (jaringan embrional). Sesudah kartilago terbentuk, rongga yang ada di dalamnya akan terisi oleh osteoblas. Sel-sel osteoblas terbentuk secara konsentris yaitu dari dalam keluar. Setiap sel melingkari pembuluh darah dan serabut saraf yang membentuk sistem Havers. Substansi di sekitar tulang disebut matriks tulang, tersusun atas senyawa protein. Selanjutnya terjadi pengisian kapur dan fosfor sehingga matriks tulang menjadi keras. Pengerasan tulang disebut osifikasi. Osifikasi dibedakan menjadi 2 macam sebagai berikut: a. Osifikasi kondral yaitu pembentukan tulang dari tulang rawan. Terjadi pada tulang pipa dan tulang pendek. b. Osifikasi desmal yaitu pembentukan tulang dari membran jaringan mesenkim. Terjadi pada tulang pipih. Proses pertumbuhan tulang manusia dimulai sejak janin berusia delapan minggu sampai umur kurang lebih 25 tahun, bahkan lebih dari itu masih terjadi pembentukan tulang. Urutan proses pembentukan tulang (osifikasi) sebagai berikut: a. Tulang rawan pada embrio mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian tengah epifisis dan bagian tengah diafisis, serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan. b. Osteosit terbentuk dari osteoblas, tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang banyak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf. c. Osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Setelah mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat tulang akan mengeras. d. Selama terjadi penulangan, bagian epifisis dan diafisis membentuk daerah antara yang tidak mengalami pengerasan, disebut cakraepifisis. Bagian ini berupa tulang rawan yang mengandung banyak osteoblas. e. Bagian cakraepifisis terus mengalami penulangan. Penulangan bagian ini menyebabkan tulang memanjang. f. Di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoblas yang merusak tulang sehingga tulang menjadi berongga kemudian rongga tersebut terisi oleh sumsum tulang.

E. Klasifikasi Tulang

F. Hubungan antar tulang (Persendian)Artikulasi adalah istilah untuk menyatakan hubungan antartulang. Akan tetapi, pada umumnya orang lebih sering menggunakan istilah persendian daripada istilah artikulasi. Sebuah artikulasi terdiri atas dua atau lebih tulang yang berhubungan. Berdasarkan keleluasaan dalam bergerak, terdapat tiga jenis persendian pada manusia, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.

1. Sinartrosis

Sinartrosis

Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang rapat sehingga tidak memungkinkan pergerakan sama sekali. Kedua tulang dihubungkan oleh jaringan ikat atau tulang rawan. Contoh persendian sinartrosis adalah hubungan antartulang yang membentuk tengkorak kepala. Persendian sinartrosis dapat dibagi menjadi dua, yaitu sinkondrosis dan sinfibrosis. Disebut sinkondrosis jika antara kedua ujung tulang dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago), contohnya sendi sutura pada tengkorak kepala. Sementara itu, disebut sinfibrosis jika kedua ujung tulang dihubungkan oleh serabut jaringan ikat, contohnya akar gigi.

2. Amfiartrosis

Pada persendian amfiartrosis, kedua ujung tulang yang berhubungan dilapisi oleh tulang rawan hialin. Bantalan tulang rawan hialin cukup tebal. Di bagian luar, kedua tulang tersebut diikat oleh jaringan ikat longgar. Struktur pada amfiartrosis masih memungkinkan pergerakan yang terbatas. Artinya, pergerakan tersebut hanya sebatas gerak mendekat dan menjauh antara kedua tulang. Contoh persendian ini adalah hubungan antartulang belakang.

3. DiartrosisKedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh jaringan ikat longgar sehingga tulang-tulang dalam persendian tersebut dapat bergerak dengan leluasa. Antara jaringan ikat longgar dan tulang-tulang yang membentuk persendian terdapat ruang yang berisi cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas. Berdasarkan arah gerakan yang dihasilkan persendian diartrosis, persendian ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti berikut.

a. Sendi Peluru

Tulang belikat Tulang lengan atas

Sendi peluru mampu melakukan gerakan ke banyak arah. Sendi ini merupakan sendi yang paling bebas melakukan gerakan. Contohnya: a. Sendi gelang bahu b. sendi gelang panggul

b. Sendi Putar

Tulang betis Tulang kering

Sendi putar mampu melakukan gerakan berputar yang bertumpu pada satu sumbu. Contoh: a. Tulang atlas dengan tulang tengkorak b. tulang pengumpil dengan tulang hasta c. tulang betis dengan tulang kering

c. Sendi EngselTulang lengan atas Tulang hasta

Hubungan antartulang di mana ujung-ujungnya seperti engsel dan berbentuk lekukan. Gerakan sendi ini mempunyai 1 poros. Contoh: a. Siku b. Lutut c. Ruas-ruas jari.

d. Sendi Elipsoid

Tulang pengumpil

Tulang pergelangan

Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung-ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contoh: a. hubungan antara tulang pengumpil b. tulang pergelangan tangan

e. Sendi Pelana

Tulang trapesium

Tulang pergelangan tangan

Tulang telapak tangan

Sendi pelana adalah hubungan antartulang yang kedua ujung tulangnya membentuk hubungan mirip seperti pelana dan tubuh orang yang menunggangi kudanya. Contoh: a. sendi yang dibentuk oleh tulang-tulang telapak tangan b. tulang pergelangan tangan

f. Sendi Luncur

Tulang pergelangan kaki

Sendi luncur adalah hubungan antartulang yang kedua ujung tulangnya sedikit rata sehingga terjadi gerakan menggeser. Contohnya persendian yang dibentuk oleh tulang-tulang: a. pergelangan tangan b. pergelangan kaki c. antar tulang selangka.

G. Gangguan Pada Tulang dan Sendi1. Fisura dan Fraktura

Fisura, yaitu tulang mengalami retak. Sedangkan fraktura tulang mengalami patah tulang akibat mengalami benturan keras, misalnya kecelakaan. Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu dengan mengembalikan pada susunan semula secepat mungkin. Untuk menyambungnya biasanya digunakan pen/platina

2. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang menjadi rapuh. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria dan wanita, kurangnya asupan kalsium, serta vitamin D.

3. Rakitis

Rakitis erupakan penyakit tulang dimana kaki melengkung menyerupai huruf O atau X. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan vitamin D dan zat kapur (kalsium) pada makanan sehingga pertumbuhan dan pembentukan tulang tidak sempurna.

4. Lordosis

Keadaan tulang belakang melengkung ke depan.

5. Kifosis

Keadaan tulang belakang melengkung ke belakang.

6. Skoliosis

Keadaan tulang belakang melengkung ke kanan atau ke kiri.

7. Dislokasi

8. Terkilir

9. Ankilosi

Sistem Gerak AktifA. Struktur Otot

Otot-otot merupakan sebuah jaringan di dalam tubuh yang memiliki 3 karakteristik, yaitu: Kontraktibilitas: kemampuan untuk memendek. Ekstensibilitas: kemampuan untuk memanjang. Elastisitas: kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau memanjang. Otot terdiri atas benang-benang atau serabut otot. Saat dilihat di bawahmikroskop serabut otot terlihat bergaris-garis. Masing-masing serabut terdiri dari ribuan benang-benang yang disebut miof bril. Masing-masing miofi bril terdiri dari filamen protein. Ada 2 tipe filamen yaitu aktin dan miosin. Apabila dilihat tanpa bantuan mikroskop maka otot terdiri dari: Tendon: urat otot, bagian ujung otot yang mengecil. Ventrikel: empal otot, bagian tengah otot yang menggembung. Origo: ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak. Insersio: ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak. Diskus interkalaris: bagian khas otot jantung yang merupakan batas.

Dari hasil pengamatan melalui irisan satu serabut otot yang dibesarkan terlihat bahwa serabut otot dipadati dengan miofibril. Miofibril dikelilingi sitoplasma yang mengandung banyak inti, mitokondria, dan retikulum endoplasma. Membran sel otot disebut sarkolema, sedangkan sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma. Nukleus dan mitokondria terdapat tepat di bawah membrane sel. Retikulum endoplasma meluas di antara myofibril-miofibril.

B. Sruktur Otot Rangka

Disebut otot rangka karena melekat pada rangka. Satu sel otot disebut serabut otot. Serabut otot terdiri dari sejumlah miofibril. Di dalam miofibril tersusun secara teratur filamen kontraktil, yaitu aktin dan miosin. Kontraksi otot rangka cepat, kuat, dan disadari. Setiap serabut otot dibungkus oleh endomisium, Kumpulan berkasberkas serabut dibungkus oleh fasia propia/perimisium, Sedangkan otot (daging) dibungkus oleh selaput fasiasuper fisalis/epimisium. Endomisium, perimisium, dan epimisium bergabung membentuk urat (tendon) yang melekatkan otot pada tulang. Bagian gabungan otot, yaitu tendon, adalah ujung otot lurik yang mengecil dan keras berwarna putih kekuningan serta melekat pada tulang. Ventrikel (empal) adalah bagian tengah gabungan otot yang mempunyai daya kontraksi. Setiap kumpulan otot mempunyai dua tendon atau lebih. Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi, sedangkan tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo. Otot yang sering dilatih, akan membesar, disebut hipertrofi, dan yang mengisut disebut atrofi.

C. Jenis-jenis ototBerdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

1. Otot LurikOtot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang.Otot ini bekerja di bawah kesadaran.Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti.Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali.Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis.

2. Otot PolosOtot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral).Otot polos tersusun dari sel sel yang berbentuk kumparan halus.Masing masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah.Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada: a. b. c. d. Dinding saluran pencernaan Saluran-saluran pernapasan Pembuluh darah Saluran kencing dan kelamin

3. Otot JantungOtot jantung bercabang - cabang dan saling

beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Letak inti sel di tengah Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut serabutnya.Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.

Fungsi OtotOtot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua .dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . tonus yang maksimum terus menerus disebut tetanus.

D. Jenis-jenis Gerak OtotSifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis seperti berikut ini:

1. Antagonis

a. Ekstensi Fleksi

Ekstensi

Fleks i

Ekstensi adalah gerak meluruskan, sedangkan fleksi adalah gerak membengkokkan. Misalnya saat kita berdiri kaki dalam posisi lurus disebut ekstensi, sedangkan saat jongkok kaki dalam posisi menekuk disebut fleksi.

b. Abduksi Adduksi

Abduksi

Adduksi

Abduksi adalah gerakan menjauhi badan, sedangkan adduksi adalah gerakan mendekati badan. Contoh: gerak tangan sejajar bahu disebut abduksi, sedangkan gerak (sikap sempurna) disebut adduksi.

c. Depresi Elevasi

Elevasi

Depresi

sDepresi adalah gerak menurunkan, sedangkan elevasi adalah gerak mengangkat, misalnya gerakan menunduk dan menengadah.

d. Supinasi Pronasi

Pronasi

Supinasi

Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan, sedangkan pronasi adalah gerak menelungkupkan tangan. Kedua macam gerakan ini seperti gerakan melingkar satu sumbu sentral sehingga disebut juga rotasi.

2. SinergisSinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus.

E. Mekanisme gerak otot dan sumber energi1. ANATOMI SARKOMER

Pada miofibril terdapat bagianbagian yang terang, jernih, daerah tersebut disebut Isotrop(I), kemudian ada juga daerah gelap yang disebut Anisotrop (A). Ada daerah terang yang membagi daerah A yang disebut zone H, sedangkan pada daerah I juga terdapat sebuah garis gelap yang membagi daerah I yang disebut zone Z. Terdapat pula bagian yang terdapat di antara dua garis Z yang disebut sarkomer.

2. MEKANISME GERAK OTOTSecara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z. Sarkomer mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin. Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I. Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir. Akibatnya, zona H dan pita I memendek sehingga sarkomer juga memendek.

Jika otot mendapatkan rangsang, asetilkolin dalam otot akan membebaskan ion kalsium yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini mengakibatkan otot berkontraksi. Apabila sudah tidak ada rangsangan, ion kalsium akan direabsorpsi. Akibatnya, konsentrasi ion kalsium berkurang sehingga ikatan antara aktin dan miosin terlepas. Dengan demikian, sarkomer akan memanjang dan otot dalam keadaan relaksasi.

3. MEKANISME KONTRAKSI OTOT:Mekanisme kontraksi otot berlangsung dengan urutan sebagai berikut. a) Pusat motorik di otak mengirimkan impuls/rangsang menuju otot melalui saraf motorik (saraf kranial dan saraf spinal). b) Sesampainya di ujung akson saraf motorik, rangsang dilanjutkan oleh neurohumor (hormon saraf) berupa asetilkolin atau epinefrin (adrenalin) menuju ke otot (reseptor pada otot) yang mempunyai aktin.Setelah rangsang sampai di reseptor, energi dilepaskan, maka aktin akan bergeser, zona H mengecil bahkan menghilang dan sarkomer memendek. Garis saling mendekat dan otot berkontraksi (berkerut). Jarak antara garis Z satu dan garis Z yang lainnya disebut sarkomer. d) Setelah kontraksi, ujung saraf motorik mengeluarkan suatu zat yang dapat menetralisasi/menghambat kerja neurohumor yang dihasilkan sebelumnya, serta kolinesterasi untuk menghambat asetil kolin dan Mono Amina Oksida (MAO) serta menghambat epinefrin/adrenalin, sehingga aktin (miofilamen tipis) dan miosin (miofilamen tebal) merenggang, zona H terbuka, garis Z satu dan garis Z yang lainnya saling menjauh, otot kembali relaksasi.

4. ENERGI UNTUK KONTRAKSI OTOT

Energi awal yang diperlukan untuk kontraksi berasal dari ATP yang tersedia di otot. o ATP ADP + P + Energi

Akan tetapi, ATP yang tersedia hanya cukup untuk kegiatan otot selama 5 detik. Dalam otot selain ATP tersedia pula kreatin fosfat yang berenergi yang dimanfaatkan pada waktu kontraksi otot. Selanjutnya keratin melepaskan energinya. o Kreatin P o ADP o ATP Kreatin + P + Energi + P ATP ADP + P

Energi yang berasal dari ATP dan kreatin fosfat di dalam otot dapat dimanfaatkan untuk kegiatan otot selama 15 detik. Jika aktivitas otot berlanjut dan persediaan kreatin P habis, energi diperoleh dari penguraian glukogen yang ada di otot. Selain dari penguraian glukogen, glukosa. Darah juga dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kontraksi otot. o Glukosa o Glukosa + NAD o Asam piruvat + O2 Glukosa Asam piruvat + NADH2 + 2 ATP CO2 + H2O + 36 ATP

Jika energi untuk kegiatan otot secara aerob tidak mencukupi, proses glukolisis dipercepat dan terjadi pembentukan asam laktat. o Asam piruvat + 2 NADH2 Asam laktat + 2 NAD

Asam laktat yang terbentuk dalam otot akan diuraikan menjadi karbon dioksida dan air. Setelah kegiatan otot berlangsung (selesai), penguraian asam laktat memerlukan oksigen.o

Asam laktat + O2

CO2 + H2O

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa energi kontraksi otot diperoleh dari: a) Sistem fosfagen, yaitu diperoleh dari persediaan kreatin fosfat dan ATP, cukup untuk kegiatan otot selama 15 detik, misalnya, lari 100 m. b) Sistem glikogen, asam laktat yang menyuplai ATP cukup untuk kegiatan otot selama 30 - 40 detik, misalnya, lari 400 m. c) Sistem aerobik. Energi yang dihasilkan semuanya diperoleh dari respirasi aerob, misalnya joging.

5. Gangguan Pada Otot Atrofi otot:merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.

Distrofi otot:penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada otot anak-anak.

Hipertrofi otot:merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.

Hernia abdominal:kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.

Kram atau kejang:kram disebabkan oleh kejang otot. Otot tiba-tiba berkontraksi sangat kuat sehingga sakit. Kram dapat terjadi saat cuaca dingin atau aktivitas otot terlalu berat. Kram bias juga merupakan gejala ketidakseimbangan air dan iondi dalam tubuh.

Tetanus:merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.

Nyeri otot:Nyeri otot biasanya diderita orang berusia lanjut. Penyakit ini mungkin disebabkan pembengkakan jaringan penghubung otot. Jaringan yang membengkak menekan ujung saraf dan pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terhambat dan timbul rasa nyeri. Nyeri otot biasanya kambuh pada cuaca dingin dan dapat diatasi dengan pijat dan menghangatkan badan.

Polio:Polio disebabkan infeksi virus pada saraf yang mengendalikan gerakan otot rangka. Orang yang terserang penyakit polio dapat menjadi lumpuh. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio pada bayi.

Sawan:Sawan adalah kontraksi pada beberapa kelompok otot yang tidak terkoordinasi. Sawan bisa terjadi akibat gangguan pada otak.

Keseleo:Keselo terjadi di daerah sendi dan ligament sendi. Otot atau tendon dapat putus akibat tarikan yang tiba-tiba dan kuat.