Malvaceae Muliana GH

download Malvaceae Muliana GH

of 24

Transcript of Malvaceae Muliana GH

Malvaceae (Kapas-Kapasan)Mata Kuliah Botani Tumbuhan Tinggi

Disusun Oleh : Muliana GH NIM : 091404018

Jurusan Biologi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar 20111|C o py rig ht by Muli an a GH

A. DeskripsiSuku Malvaceae (kapas-kapasan) merupakan sekelompok tanaman dengan ciri-ciri : Semak (terna), herba, jarang berupa perdu. Pada permukaan-permukaan tertentu ditutupi oleh rambut-rambut bintang atau sisik. Daun tunggal, kebanyakan daun duduknya tersebar, dengan pertulangan daun menjari (palmatus), ada stipula(daun penumpu). Tepi daun rata atau berlekuk beraneka ragam. Bunga tunggal atau dalam cymosa, bisexual (banci) , aktinomorf; sepal 4-5, sering ada epicalyx; petal 5, bebas, sering bersatu dengan kelompok filament pada dasar; stamen banyak, filament berlekatan dengan buluh (collumna) yang merupakan tangkai-tangkai sarinya; Pistillum dengan 1- beberapa carpel (umumnya 5), 2-3 ruang, ovule banyak, plasenta axillar, ovarium superior. Benang sari banyak dengan tangkai sari yang berlekatan membentuk suatu kolom yang berongga menyelubungi putik dan pada bagian atas terbagi-bagi dalam cabang-cabang yang masing-masing mendukung kepala sari yang hanya beruang satu dan membuka dengan celah yang membujur, serbuk sari dengan permukaan berbenjol-benjol. Bakal buah menumpang, beruang dua atau beruang banyak, seringkali beruang 5 dengan 1 sampai banyak bakal biji, tangkai putik sama banyaknya dengan jumlah ruang dalam bakal buah atau 2x jumlah ruang. Buah capsul, schizocarp, jarang bacca. Biji tanpa endosperm. Suku ini mencakup 75 marga dan 1000 jenis, terbagi dalam sekitar 50 marga, tersebar umumnya di daerah tropis dan temperate. Kepentingan ekonomi, terkenal sebagai penghasil serat cotton, minyak biji, tepung, banyak jenis sebagai tanaman hias. Banyak di antara warga suku ini yang merupakan tanaman budidaya2|C o py rig ht by Muli an a GH

yang penting. Abutilon avicennae dibudidayakan di China sebagai sumber serat/goni.

B. Deskripsi Genus1. UrenaPerdu kecil tegak, tinggi 0,5-2 m. Daun bertangkai atau hampir duduk; berlekuk bersusdut menjari bentuk sirip ataupun tidak, oval melintang sampai memanjang, 1-12 kali 0,5-13 ccm, berambut. Sedikitnya tulang daun tengah pada sisi bawahnya dekatkaki dengan kelenjar berbentuk alur. Bunga diketiak, bertangkai pendek, berdiri sendiri atau dalam gelendong. Daun kelopak tambahan lima, berbentuk lanset, panjang 4-5 mm, pada pangkalnya bersatu. Kelopak terbagi lima, taju dengan tulang daun yang menebal. Daun mahkota bulat telur terbalik, merah atau ros pucat, dengan pangkal yang berwarna lebih tua, jarang seluruhnya putih, panjang + 1 cm. tabung benang sari pendek, bengkok, hanya pada ujungnya ada kepala sari. Bakal buah beruang 5. Tangkai putih 10, pangkalnya bersatu. Buah berlekuk 5, tertutup oleh rambut sikat yang berbentuk jangkar, pecah menjadi kendaga berbiji satu, yang tidak membuka. Di tempat cahaya matahari dan tempat yang sedikit teduh. 1-1.750 m. Pulut, Ind, Pulutan sapi, Ind J, Pungpulutan awewe, S, Legetan, J, Pulutan kebo, J.

Catatan : sangat berubah dalam bentuk daun dan cara berambutnya! Berbungan sebelum tengah hari; setelah mekar mahkota hancur menjadi lender.3|C o py rig ht by Muli an a GH

2. ThesepesiaPohon, tinggi 2-10 m. Daun bertangkai panjang, bentuk jantung bulat telur, rata, 7-24 kaki, 5-16 cm, tepi rata, seperti kulit, pada pangkalnya bertulang daun menjari, di antaranya pangkal tulang daun pada bagian bawah kelenjar kulit kecil. Daun muda bersisik, coklat rapat, bunga berdiri sendiri, di ketiak, naik dahulu kemudian tunduk, di atas tangkai panjang, bersisik. Daun kelopak tambahan 3, sangat kecil, cepat rontok, kelopak bentuk cawan, panjang 12-14 mm, dengan gigi yang sangat kecil. Mahkota bentuk lonceng, panjang 6-7 cm, kuning muda di tengah ungu, berbintik tua, kemudian berubah menjadi merah, dengan getah kuning. Tabung benang sari lebih pendek dari pada mahkota, lurus, seluruhnya tertutup dengan kepala sari. Bakal buah beruang 5, dengan getah kuning, rruang berbakal biji empat. Buah bentuk bola pipih sampai bentuk telur lebar, garis tengah 2,5-4,5 cm, tidak membuka atau membuka lambat. Biji berambut. Di pantai yang tidak berawa di sebelah dalam dari hutan pasang. Waru lot, S, J. Catatan : Juga dikenal dengan naman using Thespesia macrophylla Bl.

3. GossypiumPerdu tegak, tinggi 1,5-3 m, seluruhnya berbintik hitam. Daun bertangkai, bentuk bulat lingkaran dengan pangkal berbentuk jantung, berlekuk menjari, dengan 5 taju meruncing, garis tengah 18-31 cm. Tangkai bunga pada ujungnya dengan satu kelenjar atau lebih di bawah kelopak tambahan 3, melekat sepanjang lebih dari 0,5 cm, dengan pangkal yang berbentuk jantung dan 8-13 taju yang sangat runcing, panjang 15-11 cm. kelopak bentuk cawan, tinggi 1-1,5 cm, dan mahkota sempit bentuk kipas, panjang 5,5-8 cm, kuning pucat, berbintik-bintik tua, kemudian berubah menjadi merah. Tabung benang sari seluruhnya diliputi4|C o py rig ht by Muli an a GH

oleh kepala sari, lebih pendek dari pada mahkota, kuning. Bakal buah beruang 35. Bakal biji banyak. Buah bentuk telur memanjang, meruncing panjang, 5 - 6,5 cm, membuka dengan 3-5 katup, pecah menurut ruang. Biji-biji dari 1 ruang bergantung dengan kuat menjadi suatu keseluruhan yang berbentuk ginjal, diselimuti rapat oleh rambut wol yang putih bersih, panjang, di bawah rambut wol dengan bulu remang yang coklat. Kadang-kadang di tanam di sekitar perumahan. 1-1000 m. Kapas, Ind, S, J, Md, Nierkatoen, N, Pernambuco-katoen, N.

Gossypium acuminatum Roxb. Catatan : bermacam-macam jenis kapas lain di tanam di sini, antara lain : Gossypium obtusifolium Roxb., var wightianum Wall. Dengan daun kelopak tambahan yang tepinya rata atau berlekuk tidak dalam, dengan mahkota kuning atau merah dan di tengah merah tua, dengan ujung tangkai bunga tanpa kelenjar, dengan biji yang lepas satu dengan yang lain dan diantara rambut wol tidak ada bulu remang yang hijau atau cokelat. Kapas jawa, Ind. Gossypium purpurascens Poir., dengan daun kelopak tambahan bercangap dalam, dengan mahkota kuning dan kemudian merah, dengan biji yang satu dengan yang lain lepas dan antara rambut wol terdapat bulu remang coklat, dengan ranting yang kemerah-merahan dan daun yang tidak bercangap atau bercangap dalam. Kapas mori, Ind, Bourbon-ketoen, N, Caravonica-katoen, N.

4. AbelmoschusSemak berumur pendek, tegak, pada tangkainya kerapkali berkayu, tinggi, 0,5-3,5 m. banyak bagian di tempati oleh rambut sikat yang arahnya miring ke5|C o py rig ht by Muli an a GH

bawah. Daun bertangkai panjang, persegi 5, berlekuk, bercangap, atai berbagi 5, dengan pangkal berbentuk jantung, panjang 6-22 cm, bertulang daun menjari. Daun penumpu tepi rata. Bunga di ketiak. Daun kelopak tambahan 7-10. Bentuk lanset garis lepas, panjang 0,8-2 cm. panjang kelopak 2-3 cm, pada ujungnya diakhiri dengan 5 taju yang berbentuk segitiga. Daun mahkota 5, kuning dengan pangkal merah, panjang, 3,5-10 cm. tabung benang sari lurus, lebih kurang seluruhnya ditempati oleh kepala sari. Bekal buah beruang 5. Bakal biji banyak per ruang. Buah bentuk telur memanjang, meruncing, panjang 5-8 cm, berambut seperti sikat, membuka dengan 5 katup, patah menurut ruang. Di tempat terbuka, semak, dsb. 1-650 m. Gandapura, Ind, Kapasan, S, J, Kaworo, S, kasturi, J, Regula, J, Rewulu, J, Kastore bukal, Md.

Abelmoschus moschatus Medik. Catatan: juga dikenal dengan nama Hibiscus abelmoschus L. jenis Abelmoschus sekarang kerapkali dikimpulkan dengan Hibiscus.

5. Hibiscus1. a. Pohon . Hibiscus tiliaceus b. Perdu atau semak .. 2 2. a. Tabung benang sari hanya diatas tengah dengan kepala sari. 3 b. Tabung benang sari juga di bawah tengah dengan kepala sari.. 4 3. a. Daun mahkota tepinya rata. ... Hibiscus rosa-sinensis b. Daun mahkota bercangap menyirip rangkap dengan taju sempit Hibiscus schizopetalus

6|C o py rig ht by Muli an a GH

4. a. Rambut kelopak tidak terdiri dari rambut sikat yang kaku. Kelopak setelah mekar berdaging Hibiscus sabdariffa b. Kelopak diselimuti rambut sikat yang kaku. Kelopak setelah mekar tidak berdaging. Hibiscus cannabinus Deskripsi Spesies A. Hibiscul tiliaceus Pohon, tinggi 5-15 m. daun bertangkai, bentuk jantung lingkaran lebar atau bulat telur, tidak berlekuk, sampai garis tengah 19 cm, bertulang daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah pada pangkal, sisi bawah berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2,5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk cincing. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandang. Daun kelopak tambahan sampai lebih dari separuhnya melekat, dengan 8-11 tajuk. Panjang kelopak 2,5 cm

beraturan bercangap 5. Daun mahkota bentuk kipas, berkuku pendek dan lebar, panjang 5-7,5 cm, kuning dengan noda ungu pada pangkal, orange dan

akhirnya berubah warna menjadi kemerah-merahan. Tabung

benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari, kuning. Bakal buah beruang 5, tiap ruang dibagi 2 oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah bentuk telur, berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup. Dipantai yang tidak berawa juga ditanam sebagai tanaman peneduh. Waru laut, Ind, S, Waru lot, S, Wande, J, Waru lenis, J, Waru lisah, J, Waru langkung, J, Baru, Md Hibiscus tiliaceus L.

7|C o py rig ht by Muli an a GH

Catatan: Sangat mirip pada jenis ini dan agaknya lebih banyak ditanam, yaitu: Hibiscus similis Bl., dengan kelenjar tulang daun lebih dari pangkal daun, dengan tangkai bunga yang sedikit lebih pendek, dengan daun kelopak yang hanya melekat setengah jalan dan biji yang berambut kasar. Waru gunung, S, Waro gombong, J, Waru kopek, J, Waru klence, Md.

B. Hibiscus rosa-sinensis Perdu, tinggi 1-4 meter. Daun bertangkai, bulat telur, meruncing, kebanyak tidak berlekuk, bergerigi kasar, dengan ujung runcing dan pangkal bertulang daun menjari. 4-15 kali 2,5-10 cm. daun penumpu bentuk garis, tangkai bunga beruas. Bunga berdiri sendiri, diketiak, tidak atau sedikit menggantung. Daun kelompak tambahan 6-9, bentuk lanset, gais, hampir selalu lebih pendek dari pada kelopak. Kelopak bentuk tabung, sampai setengahnya bercangap lima. Daun mahkota bulat telur terbalik, bentuk baji, panjang 5,5-8,5 cm, merah dengan noda tua pada pangkal, berwarna daging, orens atau kuning. Tabung benang sari + sama panjang dengan mahkota. Bakal buah beruang lima. Perdu hias, mungkin dari cina. Kembang sepatu, Ind, Kembang wera, S, WWora war, J, Wora-wari, J, Kembang sepatui, Ind (Peny), Bungo reghang, Md.

Hibiscus rosa-sinensis L. Catatan : dari persilangan dengan jenis lain terjadilah sejumlah bentuk baru sehingga uraian tersebut di atas tidak cocok terhadap semua tanaman.8|C o py rig ht by Muli an a GH

Pada bentuk yang berisi, sebagian dari benang sari berubah menjadi daun bunga. Bila menggosok dengan bunganya, kulit dapat dibuat berwarna hitam. Oleh karena itu, timbul asal nama kembang sepatu.

C. Hibiscus schizopetalus Perdu, tinggi 2-4 m, kerap kali dengan cabang bagian atas menggantung. Daun bertangkai, bulat telur memanjang, pangkal runcing, diatas pangkal bergerigi kasar, pada pangkal bertulang daun 3,2 12 kali 17,5 cm. daun penumpu sangat kecil. Tangkai bunga beruas. Bunga berdiri sendiri, diketiak, ,menggantung pada tangkai yang panjangnya 8-16 cm. daun kelopak tambahan 5-18, sangat kecil, bentuk gigi. Kelopak bentuk tabung, panjang + 1,5 cm, dengan 2-4 taju yang tidak sama, kerap kali pada satu sisi sobek lebih dalam. Panjang daun mahkota 4,5-6 cm, pada pangkalnya berlekatan +7 mm, merah cerah dengan pangkal lebih tua. Tabung benang sari lemas, panjang 8-9 cm. bakal buah beruang 5. Tanaman hias dari Afrika tropis. Kembang lampu, Ind, Kembang sepatu, Ind.

Hibiscus schizopetalus Hook. f9|C o py rig ht by Muli an a GH

D. Hibiscus sabdarrifa Semak 1 tahun, tegak, tinggi 0,5-3 m. batang dengan duri temple atau tidak. Daun bertangkai, yang besar panjangnya 6-15 cm, bulat telur, bentuk lingkaran atau oval melintang, kerap kali bercangap 3, atau berbagi 3, dengan kelenjar jelas pada pangkal ibu tulang daun. Panjang tangkai bunga 1-2 cm, beruas. Bunga di ketiak, kebanyakan berdiri sendiri. Daun kelopak

tambahan 8-12, berdaging tebal, satu dengan lainnya maupun dengan

pangkal tabung kelopak bersatu, taju bentuk garis lanset. Kelopak muda, dengan tulang daun merah. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 3-5 cm, kuning pucat dengan noda ungu atau kuning cerah pada pangkalnya. Tabung benang sari boleh dikatakan seluruhnya tertutup dengan kepala sari, ungu. Buah bentuk telur, berambut jarang, membuka dengan 5 katup, diselubungi oleh kelopak yang jelas lebih panjang dari pada buahnya. Biji 3-4 per ruang. Asalnya tidak dikenal dengan pasti, melulu ditanam. Hibiscus sabdariffa L. Catatan : ada 2 jenis yang ditanam : 1. dengan batang merah, tangkai daun dan bunga dengan warna merah ditengah. Ditanam sebagai sayuran dan kelopaknya yang berdaging dapat dimakan. Gamet walanda, S, Ki sujen, S, Amerikaans zuur, N. 2. tanpa warna merah. Ditanam sebagai tanaman penghasil serat (serabut). Rosella, J (Peny), Roselle, N.

10 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

E. Hibiscus cannabinus Semak tegak, 1 tahun, tinggi 2-3,5 . batang dan tangkai daun dengan duri temple yang sangat kecil, tersebar. Panjang daun besar 6-15 cm, bulat telur atau bentuk lingkaran. Berbagi 3-5, dengan kelenjar yang jelas pada pangkal ibu tulang daun, bergerigi-bergerigi, tangkai daun 5-8 mm, tidak beruas. Bunga biasanya berdiri sendiri, di ketiak. Daun kelopak tambahan 7-10, berdaging tipis, hampir lepas, bentuk garis. Kelopak berbagi 5 dalam, tidak lebih pajnang dari pada kelopak tambahan, taju dengan 3 tulang daun. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang sampai 6 cm, kuning atau putih dengan noda merah tua pada pangkalnya. Tabung benang sari boleh dikatakan seluruhnya dengan kepala sari. Buah bentuk telur, berparuh, diliputi dengan rambut sikat yang tajam dan rapat, membuka dengan 5 katup. Tanaman serat dari Afrika tropis. Java jute, N. Hibiscus cannabinus L

6. Sida1. a. Daun penumpu dari tiap pasang satu dengan lain sama ; kedua-duanya bentuk benang, tidak bertulang daun atau bertulang daun 1. Buah kendaga tidak berjarum atau berjarum 1. Sida rhombifolia b. Daun penumpu sama atau tidak sama; sedikitnya 1 dari tiap pasang bentuk sabit lanset sempit, lebar 1-2 mm, bertulang daun 3-6. Buah kendaga dengan 2 jarum ... Sida acuta. Deskripsi Spesies A. Sida Rhombifolia

11 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

Perdu, tinggi 0,1-2 m. daun pada ujung cabang, berubah-ubah, bulat telur, memanjang, bentuk belah ketupat, bentuk lanset, bulat telur terbalik, bentuk baji, dengan ujung yang terpancung jantung lebar sampai datar, bentuk

yang

bergerigi-

bergerigi, kadang-kadang sisi bawah berambut abu-abu rapat, sedikit

bertulang daun menjari, panjang 0,510 cm. bunga berdiri sendiri-sendiri, di ketiak. Kelopak separuh jalan berbagi, panjang 6-9 mm. daun mahkota bulat telur terbalik miring, dengan ujung melekuk kedalam, panjang + 1 cm, kuning cerah. Benang sari banyak, bersatu menjadi tabung, yang hanya pada ujungnya terbelah menjadi benang sari yang bebas. Bakal buah beruang 8-10. Tangkai putik pada pangkalnya bersatu. Buah dengan 8-10 kendaga. Di tempat sinar matahari cerah atau sedikit keteduhan. 1-1.450 m. Sidaguri, Ind, S, J, Taghuri, Md. Sida rhombifolia L. Catatan : suatu jenis tanaman yang bentuknya sangat banyak variasi. Bunga mekar sekitar jam 12.00 dan layu pada + jam 15.00. bentuk dengan ujung daun yang terpancung, dengan lebar daun yang terbesar di atas tengah, tepi rata pada setengah bagian bawah daun, dipandang juga sebagai varietas tersnediri yaitu var. retusa Masters, atau sebagai Sida retusa L. bunga mekar pada jam 9.00 dan layu pada jam 13.00. B. Sida acuta Perdu kecil atau semak berkayu di pangkalnya, tinggi 0,3-1 m. Daun bertangkai memanjang, pendek, bentuk lanset runcing

dengan

memanjang, dengan ujung runcing, sisi12 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

bawah boleh dikatakan gundul, bergerigi-bergerigi bertulanf daun menjari lemah, 1,7-9 kali 0,5-4 cm. Bunga berdiri sendiri, atau berkumpul pada cabang samping yang pendek. Panjang kelopak 7-8 mm, lebih kurang bercangap setengah jalan. Daun mahkota bulat telur terbalik miring, dengan ujung panjang ke dalam, panjang 6-8 mm, kuning muda. Benang sari bersatu menjadi tabung yang tegak, hanya pada ujungnya terbelah menjadi benang sari yang lepas lagi. Bakal buah beruang 5-8. Tangkai putik sebanyak ruangnya, pada pangkalnya bersatu. Kepala putik berbentuk tombol. Kedaga 5-8, dapat lepas dari tiang tengah, membuka. Di tempat cerah sinar matahari dan teduh sedikit. 1-1.500m. Galunggung, S. Sidagori, S, J, Taghuri, Md.

Sida acuta Burm. f. Catatan : Mekar sebelum tengah hari.

7. AbutilonSemak kokoh, berumur pendek, pada pangkalnya kerapkali berkayu. Berambut bintang yang pendek dan rapat, tetapi tidak berambut yang rekat. Daun bertangkai panjang, bentuk jantung dengan ujung runcing, bergerigi-bergerigi beringgit kasar, bertulang daun menjari, terutama sisi bawah seperti vilt abu-abu muda, yang bawah lebar dan panjang 4-11 cm. bunga berdiri sendiri, diiketiak. Tangkai bunga 2-6 cm, beruas di bawah bunga. Kelopak bentuk cekungan atau lonceng, becangap 5. Daun mahkota bulat telur terbalik miring, panjang 12-15 mm, kuning. Benang sari bersatu menjadi bentuk kerucut, dengan tabung yang tertutup rambut-rambut bintang, hanya di ujungnya mendukung benang sari yang lepas. Bakal buah beruang 15-25. Tangkai putik dan pangkalnya bersatu. Kepala putik bentuk tombol. Buah berbentuk bola tertekan, kendaga 15-25, kerap kali berbiji 3. Di tempat yang terbuka, di rimba semak, dll., terutama di daerah bermusim kemarau yang kuat. 1-400 m. Cemplak, J.

13 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

Abutilon indicum Sw. Catatan : sangat berubah-ubah! Bunga selalu mekar setelah tengah hari.

14 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

C. Kunci DeterminasiKunci Determinasi Untuk Familia Malvaceae1. a. Bunga dengan epicalix ..2 b. bunga tanpa eipaclix .6 2. a. Stilus dua kali dari jumlah daun buah ..Urena b. Stilus jumlahnya sama daun buah, atau tumbuh menjadi satu .....3 3. a. Stilus tidak berbagi, kepala sari tidak jelas terpisah .4 b. Stlus pada ujungnya membelah menjadi 5 cabang yang cukup dalam satu atau dengan 5 stigma (kepala putik) yang menjauh satu terhadap yang lain.................5 4..a. Epicalyx kecil tidak ada artinya, lebih pendek dari pada kelopak dan segera rontok ..Thespesia b. Epicalyx tambahan besar, mencolok, lebih panjang dari pada kelopak dan tetap tinggal sampai sesudah mekar ..Gossypium 5..a. Calyx rontok bersama mahkota, pada satu sisi bercangap. Daun mahkota tepinya rata Abelmoschus b. kelopak tetap sampai lama sesudah mahkota rontok, beberapa tidak bercangap. Daun mahkotanya berbagi dalam taju... Hibiscus 6. a. Jumlah bakal biji per ruang1. Biji mengisi seluruh buah kendaganya Sida b. Jumlah bakal biji per ruang 2 atau lebih. Jika sebuah kendaga hanya mengandung satu biji, tentu ruangnya tidak terisi seluruhnya oleh biji tersebut. .Abutilon

15 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

D. KlasifikasiFamily Malvaceae memiliki beberepa genus, diantaranya : 1. Gossypium : Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies Kerajaan Divisi : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Gossypium : Gossypium herbaceum L : Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Gossypium : Gossypium barbadense L Kerajaan Divisi Anak Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Magnoliopsida : Malvales : Malvaceae : Gossypium : Gossypium arboretum

16 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

Kerajaan Divisi Anak Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Spesies

: Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Gossypium : Gossypium peruvianum

Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Gossypium : Gossypium hirsutum L

Kerajaan Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Gossypium : Gossypium mexicanum Tod

17 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

2. Hibiscus : Kerajaan Divisi Anak Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Hibiscus : Hibiscus sabdariffa

Kerajaan Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Hibiscus : Hibiscus cannabinus : Plantae : Spermatophyta

Kerajaan Divisi

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Hibiscus : Hibiscus tiliaceus L (waru)

18 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

Kerajaan Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Hibiscus : Hibiscus rosa-sinensis L Kerajaan Divisi Anak Divisi Kelas : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Magnoliopsida (Dycotyedonae) Bangsa Suku Marga Spesies 3. Thespesia : Kerajaan Divisi : Plantae : Spermatophyta : Hibiscus schizopetalus (kembang lampu) : Malvales : Malvaceae : Hibiscus

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Thespesia : Thespesia populnea (waru laut)

19 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

4. Urena : Kerajaan Divisi : Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Urena : Urena lobata (pulutan)

5. Sida : Kerajaan Divisi : Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Sida : Sida retusa

Kerajaan Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Sida : Sida rhombifolia L (sidaguri)

20 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

Kerajaan Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Sida : Sida acuta Burm. f

6. Althaea : Kerajaan Divisi : Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Althea : Althaea officinalis

Kerajaan Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Althea : Althaea rosea

21 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

7. Abutilon : Kerajaan Divisi : Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Abutilon : Abutilon striatum

Kerajaan Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Abutilon : Abutilon indicum

Kerajaan Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Abutilon : Abutilon hirtum

22 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

8. Malvaviscus : Kerajaan Divisi : Plantae : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Spesies 9. Abelmoschus : Kerajaan Divisi Anak Divisi Kelas : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Magnoliopsida (Dycotyedonae) Bangsa Suku Marga Spesies : Abelmoschus : Abelmoschus esculentus L : Malvales : Malvaceae : Magnoliopsida (Dycotyedonae) : Malvales : Malvaceae : Malvaviscus : Malvaviscus arboreus Cav

23 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H

Dafatr PustakaAnonim. 2011. Malvaceae. http://id.wikipedia.org/wiki/Malvaceae Muhammadiah, Asia dan Hilda Karim. 2010. Anatomi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIA UNM Stennis, Va. 2008. Flora. Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta. Tjitrosopemo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. UGM Press, Yogyakarta. Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonnomi Tumbuhan Spermatophyta. UGM Press, Yogyakarta.

24 | C o p y r i g h t b y M u l i a n a G H