MANASIK

55
MANASIK UMRAH HAJI

description

UMRAH. HAJI. MANASIK. UMRAH. Ihram Miqat Talbiyah Thawaf Sa’I Tahallul. UMRAH. Niat Umrah : Labbaikkallahumma ‘ umratan Artinya : “ Aku sambut panggilan -Mu Ya Allah untuk berumrah ”. IHRAM. Disunnahkan mandi besar ( janabah ) sebelum ihram untuk haji atau umrah . - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MANASIK

Page 1: MANASIK

MANASIK

UMRAH HAJI

Page 2: MANASIK

UMRAH

• Ihram• Miqat• Talbiyah• Thawaf• Sa’I• Tahallul

Page 3: MANASIK

UMRAH

Niat Umrah :

Labbaikkallahumma ‘umratanArtinya : “Aku sambut panggilan-Mu Ya Allah untuk berumrah”.

Page 4: MANASIK

IHRAM• Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk haji

atau umrah.• Laki-laki mengenakan baju Ihram dengan syarat tidak berjahit,

serta sandal yang tidak menutupi mata kaki.• Laki-laki tidak boleh mengenakan peci atau sejenisnya yang

langsung menutupi kepala. Sedangkan wanita, mengenakan semua pakaian (termasuk jilbab), tetapi tidak boleh mengenakan sarung tangan dan cadar (niqab) atau sejenisnya.

• Boleh mengenakan pakaian ihram sebelum Miqat sekalipun dari rumahnya.

• Memakai minyak wangi dengan syarat tidak meninggalkan warna, kecuali kaum wanita, mereka hanya boleh mengoleskan minyak olesan tapi tidak wangi.

Page 5: MANASIK

Pakaian Ihram untuk Laki - laki

Pakaian Ihram untuk Wanita

Page 6: MANASIK

Doa Ihram

Allahumma inni uharrimu nafsi min kulli ma harramta ‘alal muhrimi farhamni ya arhamarrahiminArtinya :“Ya Allah, sesungguhnya aku mengharamkan diriku dari segala apa yang Engkau haramkan kepada orang yang berihram karena itu rahmatilah aku ya Allah yang Maha Pemberi rahmat”

Page 7: MANASIK

MIQAT (Tempat Ihram)• Dzulhulaifah adalah miqat penduduk Madinah ( dan orang-orang

yang melewatinya).• Al-Juhfah adalah miqat penduduk Syam, Mesir, dan juga Madinah

apabila menempuh jalan lain.• Qarna al-Manazil adalah miqat penduduk Najed.• Yalamlam adalah miqat penduduk Yaman.• Dzatu Irq adalah miqat penduduk Irak.

Biasanya jamaah Haji dari Indonesia melewati dua miqat. Kloter awal lewat Madinah, maka miqatnya adalah Dzulhulaifah. Sedangkan kloter akhir biasanya langsung ke Jeddah, maka untuk mereka ini wajib niat ihram dari Yamlamlam, sebelum masuk daerah Jeddah.

Page 8: MANASIK

Lokasi Miqat (Tempat Ihram)Dibuat seperti animasi di

http://www.drkhalid.co.uk/hajj/Umrah.html

Page 9: MANASIK

TALBIYAH• Menghadap Kiblat sambil berdiri, kemudian bertalbiyah dengan

Umrah (untuk Haji Tamattu) atau dengan Haji dan Umrah (untuk Haji Qiran bagi mereka yang menggiring binatang kurban).

• Kemudian bertalbiyah dengan talbiyah Nabi "Labbaik Allahumma Labbaik,Labbaik laa syarikka laka labbaik,

Innal haamda wanni'mata laka wal mulk Laa syariika laka." Artinya : "Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah, Aku datang

memenuhi panggilanMu, Tidak ada sekutu bagiNya, Ya Allah aku penuhi panggilanMu. Sesungguhnya segala puji dan kebesaran untukMu semata-mata. Segenap kerajaan untukMu. Tidak ada sekutu bagiMu“.

• Kosisten dengan talbiyah Nabi terus menerus adalah lebih utama, sekalipun boleh menambah talbiyah beliau tersebut.

Page 10: MANASIK

• Orang yang bertalbiyah diperintahkan untuk mengeraskan suara ketika bertalbiyah, berdasarkan sabda Nabi, “Aku didatangi oleh Jibril dan memerintahkanku agar aku memerintahkan para sahabatku dan semua orang yang bersamaku untuk mengeraskan suara mereka dengan talbiyah”.

• Kaum wanita juga sama dengan laki-laki dalam hal mengangkat suara ketika bertalbiyah, karena keumuman hadits di atas tadi.

• Hendaklah terus menerus mengumandangkan talbiyah, karena itu termasuk di antara Syi’ar Haji.

• Boleh menyelinginya dengan takbir dan Tahlil.• Apabila telah sampai Masjidil Haram dan lihat Ka’bah, orang yang

bertalbiyah berhenti bertalbiyah, untuk berkonsentrasi dengan amal-amal berikut.

Page 11: MANASIK

THAWAF• Thawaf ialah mengelilingi sekitar Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Tiga putaran

pertama dilakukan dengan berlari-lari kecil, dan empat putaran berikutnya dengan berjalan.

• Syarat Thawaf- Suci dari Hadas dan Kotoran- Menutup Aurat- Thawaf harus di dalam Masjidil Haram- Baitullah harus berada di samping kiri orang yang thawaf- Thawaf dilakukan sebanyak tujuh putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad- Putaran thawaf dilakukan tanpa jeda, kecuali karena keadaan darurat. Jika terdapat jeda tanpa ada uzur, thawaf tidak sah dan harus diulang.

• Sunnah Thawaf– Al-Idhthiba, yaitu membuka ketiak kanan. Hanya disunnahkan bagi laki-

laki.– Mencium Hajar Aswad ketika mulai thawaf, jika memungkinkan. Jika tidak

cukup menyentuh dengan tangan atau memberi isyarat.

Page 12: MANASIK

– Ketika memulai putaran pertama thawaf membaca, “Bismillaahi Wallaahu Akbar” Artinya : Dengan nama Allah, Allah Mahabesar.– Mengisi thawaf dengan doa apa saja yang kita inginkan.– Mengusap Rukhul Yamani pada setiap putaran bila memungkinkan, tetapi

bila tidak memungkinkan lewatkan saja, lalu bacalah doa, “ Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqinaa

adzaabannar”Artinya : Ya Tuhan kami, beri kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari siksa neraka.

• Berdoa di Multazam usai thawaf, Mulatazam ialah tempat di antara pintu Baitullah dengan Hajar Aswad.

• Shalat dua rakaat di belakang Makam Ibrahim. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca Al-Ikhlas.

• Meminum air zam-zam setelah shalat dua rakaat di makam Ibrahim.• Mencium Hajar Aswad atau istilam (memberi isyarat) lagi sebelum pergi ke

tempat Sa’i.

Page 13: MANASIK

Tata Cara ThawafAnimasi di buat seperti di http://www.drkhalid.co.uk/hajj/Umrah.html

Page 14: MANASIK

SA’I• (Bila thawaf telah usai), maka seorang yang Haji beranjak untuk melakukan Sa’i

antara Shafa dan Marwah. Jika telah dekat dengan Shafa, dia membaca Firman Allah, “ Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar-syi’ar Allah. Barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barang siapa yang menngerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri ( membalas ) kebaikan lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah:158) Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan “ Kami mulai dengan apa yang Allah mulai dengannya”.

• Kemudian dimulai dengan naik ke Bukit Shafa sampai bisa melihat Ka’bah.• Lalu menghadap Ka’bah sambil mentauhidkan Allah dan bertakbir

mengagungkanNya dengan mengucapkan, “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar”. (lalu diteruskan dengan mengucapkan) “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Kerajaan (semesta) dan segala puji hanya milikNya, Dia menghidupkan (yang mati) dan mematikan (yang hidup), dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu”. (dan ditambhakan dengan mengucapkan), “ Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dia telah membuktikan (kebenaran) janjiNya, Dia telah memenangkan hambaNya (Muhammad), dan telah mengalahkan pasukan Ahzab sendirian”.

Page 15: MANASIK

• Kemudian berjalan menurun dan mulai melakukan Sa’I di antara bukit Shafa dan bukit Marwah.

• Kemudian terus berjalan sampai kepada rambu (lampu) hijau yang dipasang di kanan dan kiri lorong tempat sa’I, yang dikenal dengan rambu hijau, dan dari sana berjalan cepat setengah berlari sampai rambu (lampu) hijau berikutnya. Dan terus berjalan naik sampai mendaki bukit Marwah, dan kemudian menghadap Kiblat sambil bertakbir, berTahlil dan diselingi doa-doa (sebagaimana yang dilakukan pada bukit Shafa tadi).

• Kemudian balik menuju Shafa dan mendaki lagi, dengan berjalan biasa sampai lampu hijau, lalu berjalan cepat (berlari-lari kecil) sampai lampu hijau berikutnya. Dan ini adalah putaran kedua.

• Lalu kembali menuju Marwah; dan demikianlah sampai selesai tujuh putaran pada bukit Marwah.

• Boleh melakukan Sa’I dengan berkendaraan, akan tetapi berjalan lebih disenangi oleh Nabi.

• Jika seseorang dalam putaran-putaran Sa’I berdoa dengan doa berikut, maka itu adalah sangat baik karena terdapat riwayat dari sejumlah ulama Salaf, yaitu : “Ya Rabbi, ampunilah dan sayangilah (aku), sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia”.

Page 16: MANASIK

• Apabila telah selesai dari putaran ketujuh yaitu di bukit Marwah, maka harus memotong rambut kepala (tahallul ash-Shughra) dan dengan demikian selesailah dari Umrah. (Setelah itu) maka seseorang telah halal melakukan apa saja yang dilarang karena ihram, (kecuali yang melakukan haji qiran, maka ia masih berstatus ihram hingga haji selesai), dan terus dalam keadaan halal (tahallul), sampai tiba hari Tarwiyah (pada tgl. 8 Dzulhijjah).

• Barang siapa yang telah terlanjur ihram dengan selain ihram Umrah kepada Haji (selain haji Tamattu’), dan dia tidak menggiring hewan hadyu (baca; telah terlanjur berniat Haji Ifrad), maka (dengan usainya Thawaf dan Sa’I tersebut) hendaklah bertahallul (dan merubah Haji Ifradnya tersebut menjadi Umrah), demi mengikuti perintah Nabi, dan demi menghindari kemarahan beliau. Sedangkan bagi orang yang menggiring hadyu, maka dia tetap mempertahankan ihramnya itu dan tidak bertahallul kecuali setelah melontar jumrah Aqabah pada Hari Penyembelihan hewan hadyu dank urban nanti (yaitu tgl 10 Dzulhijjah).

Page 17: MANASIK

TAHALLUL• Menurut bahasa Tahallul berarti 'menjadi boleh' atau 'diperbolehkan'.

Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan Ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan tahallul yaitu dengan mencukur atau memotong rambut sedikitnya 3 helai rambut. sebagaimana firman Allah dalam surat AL Fath ayat 27 :"Lakad shadaqal laahu rasuulahur ru'ya bilhaqqi latadkhulunnal masjidal haraama in syaa-al laahu aaminiina muhalliqiina ruu-usakum wa muqash-shiriina laa takhaafuuna fa'alima maalam ta'lamuu faja'ala min duuni dzaalika fat-han qariibaa."

Artinya : "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada RasulNya bahwa mimpi RasulNya itu akan menjadi kenyataan. Yaitu engkau beserta penduduk Mekah lainnya akan memasuki kota Mekah Insya Allah dengan aman, bebas dari rasa takut terhadap kaum musyrik dengan mencukur rata kepalamu, sedang yang lain mengguntingnya saja. Tuhan mengetahui apa yang tidak kamu ketahui itu. Dibalik 'Yang tidak kamu ketahui itu' Tuhan memberi kemenangan lebih dahulu kepadamu pada waktu dekat".

Page 18: MANASIK

• Tahallul Awal. Melepaskan diri dari keadaan Ihram, setelah melakukan dua diantara tiga perbuatan alternatif sebagai berikut :Melontar Jumrah Aqabah dan Mencukur. Melontar Jumrah Aqabah dan Tawaf Ifadah, Tawaf Ifadah, Sa'i dan Mencukur.

• Tahallul Sani/Qubra. Melepaskan diri dari keadaan Ihram setelah melakukan ketiga ibadah secara Lengkap yaitu sebagai berikut :Melontar Jumrah Aqabah. Bercukur dan Tawaf Ifadah, Sa'i

Page 19: MANASIK
Page 20: MANASIK

HAJI

Niat Haji :

Labbaik Allahumma HajjanArtinya : “Aku sambut panggilan-Mu Ya Allah untuk berhaji”.

Atau

Nawaitul hajja wa ahromtu bihi lillahi ta’alaArtinya : “Aku niat haji dengan berihram karena Allah ta’ala”.

Page 21: MANASIK

HAJI• Niat dan Ihram• Dzulhulaifah• Thawaf• Sa’I• Tahallul• Menunggu Tarwiyah (8 Dzulhijah)• Wukuf di Padang Arafah• Muzdalifah• Lempar Jumrah Aqobah• Menyembelih Hewan Qurban• Mabit di Muzdalifah (Tahallul, Thawaf, Sa’i)• Mabit di Mina

Page 22: MANASIK

IHRAM• Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk haji

atau umrah.• Laki-laki mengenakan baju Ihram dengan syarat tidak berjahit,

serta sandal yang tidak menutupi mata kaki.• Laki-laki tidak boleh mengenakan peci atau sejenisnya yang

langsung menutupi kepala. Sedangkan wanita, mengenakan semua pakaian (termasuk jilbab), tetapi tidak boleh mengenakan sarung tangan dan cadar (niqab) atau sejenisnya.

• Boleh mengenakan pakaian ihram sebelum Miqat sekalipun dari rumahnya.

• Memakai minyak wangi dengan syarat tidak meninggalkan warna, kecuali kaum wanita, mereka hanya boleh mengoleskan minyak olesan tapi tidak wangi.

Page 23: MANASIK

Pakaian Ihram untuk Laki - laki

Pakaian Ihram untuk Wanita

Page 24: MANASIK

Doa Ihram

Allahumma inni uharrimu nafsi min kulli ma harramta ‘alal muhrimi farhamni ya arhamarrahiminArtinya :“Ya Allah, sesungguhnya aku mengharamkan diriku dari segala apa yang Engkau haramkan kepada orang yang berihram karena itu rahmatilah aku ya Allah yang Maha Pemberi rahmat”

Page 25: MANASIK

MIQAT (Tempat Ihram)• Dzulhulaifah adalah miqat penduduk Madinah ( dan orang-orang

yang melewatinya).• Al-Juhfah adalah miqat penduduk Syam, Mesir, dan juga Madinah

apabila menempuh jalan lain.• Qarna al-Manazil adalah miqat penduduk Najed.• Yalamlam adalah miqat penduduk Yaman.• Dzatu Irq adalah miqat penduduk Irak.

Biasanya jamaah Haji dari Indonesia melewati dua miqat. Kloter awal lewat Madinah, maka miqatnya adalah Dzulhulaifah. Sedangkan kloter akhir biasanya langsung ke Jeddah, maka untuk mereka ini wajib niat ihram dari Yamlamlam, sebelum masuk daerah Jeddah.

Page 26: MANASIK

Lokasi Miqat (Tempat Ihram)Dibuat seperti animasi di

http://www.drkhalid.co.uk/hajj/Umrah.html

Page 27: MANASIK

THAWAF• Thawaf ialah mengelilingi sekitar Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Tiga putaran

pertama dilakukan dengan berlari-lari kecil, dan empat putaran berikutnya dengan berjalan.

• Syarat Thawaf- Suci dari Hadas dan Kotoran- Menutup Aurat- Thawaf harus di dalam Masjidil Haram- Baitullah harus berada di samping kiri orang yang thawaf- Thawaf dilakukan sebanyak tujuh putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad- Putaran thawaf dilakukan tanpa jeda, kecuali karena keadaan darurat. Jika terdapat jeda tanpa ada uzur, thawaf tidak sah dan harus diulang.

• Sunnah Thawaf– Al-Idhthiba, yaitu membuka ketiak kanan. Hanya disunnahkan bagi laki-

laki.– Mencium Hajar Aswad ketika mulai thawaf, jika memungkinkan. Jika tidak

cukup menyentuh dengan tangan atau memberi isyarat.

Page 28: MANASIK

– Ketika memulai putaran pertama thawaf membaca, “Bismillaahi Wallaahu Akbar” Artinya : Dengan nama Allah, Allah Mahabesar.– Mengisi thawaf dengan doa apa saja yang kita inginkan.– Mengusap Rukhul Yamani pada setiap putaran bila memungkinkan, tetapi

bila tidak memungkinkan lewatkan saja, lalu bacalah doa, “ Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqinaa

adzaabannar”Artinya : Ya Tuhan kami, beri kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari siksa neraka.

• Berdoa di Multazam usai thawaf, Mulatazam ialah tempat di antara pintu Baitullah dengan Hajar Aswad.

• Shalat dua rakaat di belakang Makam Ibrahim. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca Al-Ikhlas.

• Meminum air zam-zam setelah shalat dua rakaat di makam Ibrahim.• Mencium Hajar Aswad atau istilam (memberi isyarat) lagi sebelum pergi ke

tempat Sa’i.

Page 29: MANASIK

Tata Cara ThawafAnimasi di buat seperti di http://www.drkhalid.co.uk/hajj/Umrah.html

Page 30: MANASIK

SA’I• (Bila thawaf telah usai), maka seorang yang Haji beranjak untuk melakukan Sa’i

antara Shafa dan Marwah. Jika telah dekat dengan Shafa, dia membaca Firman Allah, “ Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar-syi’ar Allah. Barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barang siapa yang menngerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri ( membalas ) kebaikan lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah:158) Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan “ Kami mulai dengan apa yang Allah mulai dengannya”.

• Kemudian dimulai dengan naik ke Bukit Shafa sampai bisa melihat Ka’bah.• Lalu menghadap Ka’bah sambil mentauhidkan Allah dan bertakbir

mengagungkanNya dengan mengucapkan, “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar”. (lalu diteruskan dengan mengucapkan) “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Kerajaan (semesta) dan segala puji hanya milikNya, Dia menghidupkan (yang mati) dan mematikan (yang hidup), dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu”. (dan ditambhakan dengan mengucapkan), “ Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dia telah membuktikan (kebenaran) janjiNya, Dia telah memenangkan hambaNya (Muhammad), dan telah mengalahkan pasukan Ahzab sendirian”.

Page 31: MANASIK

• Kemudian berjalan menurun dan mulai melakukan Sa’I di antara bukit Shafa dan bukit Marwah.

• Kemudian terus berjalan sampai kepada rambu (lampu) hijau yang dipasang di kanan dan kiri lorong tempat sa’I, yang dikenal dengan rambu hijau, dan dari sana berjalan cepat setengah berlari sampai rambu (lampu) hijau berikutnya. Dan terus berjalan naik sampai mendaki bukit Marwah, dan kemudian menghadap Kiblat sambil bertakbir, berTahlil dan diselingi doa-doa (sebagaimana yang dilakukan pada bukit Shafa tadi).

• Kemudian balik menuju Shafa dan mendaki lagi, dengan berjalan biasa sampai lampu hijau, lalu berjalan cepat (berlari-lari kecil) sampai lampu hijau berikutnya. Dan ini adalah putaran kedua.

• Lalu kembali menuju Marwah; dan demikianlah sampai selesai tujuh putaran pada bukit Marwah.

• Boleh melakukan Sa’I dengan berkendaraan, akan tetapi berjalan lebih disenangi oleh Nabi.

• Jika seseorang dalam putaran-putaran Sa’I berdoa dengan doa berikut, maka itu adalah sangat baik karena terdapat riwayat dari sejumlah ulama Salaf, yaitu : “Ya Rabbi, ampunilah dan sayangilah (aku), sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia”.

Page 32: MANASIK

• Apabila telah selesai dari putaran ketujuh yaitu di bukit Marwah, maka harus memotong rambut kepala (tahallul ash-Shughra) dan dengan demikian selesailah dari Umrah. (Setelah itu) maka seseorang telah halal melakukan apa saja yang dilarang karena ihram, (kecuali yang melakukan haji qiran, maka ia masih berstatus ihram hingga haji selesai), dan terus dalam keadaan halal (tahallul), sampai tiba hari Tarwiyah (pada tgl. 8 Dzulhijjah).

• Barang siapa yang telah terlanjur ihram dengan selain ihram Umrah kepada Haji (selain haji Tamattu’), dan dia tidak menggiring hewan hadyu (baca; telah terlanjur berniat Haji Ifrad), maka (dengan usainya Thawaf dan Sa’I tersebut) hendaklah bertahallul (dan merubah Haji Ifradnya tersebut menjadi Umrah), demi mengikuti perintah Nabi, dan demi menghindari kemarahan beliau. Sedangkan bagi orang yang menggiring hadyu, maka dia tetap mempertahankan ihramnya itu dan tidak bertahallul kecuali setelah melontar jumrah Aqabah pada Hari Penyembelihan hewan hadyu dank urban nanti (yaitu tgl 10 Dzulhijjah).

Page 33: MANASIK

TAHALLUL• Menurut bahasa Tahallul berarti 'menjadi boleh' atau 'diperbolehkan'.

Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan Ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan tahallul yaitu dengan mencukur atau memotong rambut sedikitnya 3 helai rambut. sebagaimana firman Allah dalam surat AL Fath ayat 27 :"Lakad shadaqal laahu rasuulahur ru'ya bilhaqqi latadkhulunnal masjidal haraama in syaa-al laahu aaminiina muhalliqiina ruu-usakum wa muqash-shiriina laa takhaafuuna fa'alima maalam ta'lamuu faja'ala min duuni dzaalika fat-han qariibaa."

Artinya : "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada RasulNya bahwa mimpi RasulNya itu akan menjadi kenyataan. Yaitu engkau beserta penduduk Mekah lainnya akan memasuki kota Mekah Insya Allah dengan aman, bebas dari rasa takut terhadap kaum musyrik dengan mencukur rata kepalamu, sedang yang lain mengguntingnya saja. Tuhan mengetahui apa yang tidak kamu ketahui itu. Dibalik 'Yang tidak kamu ketahui itu' Tuhan memberi kemenangan lebih dahulu kepadamu pada waktu dekat".

Page 34: MANASIK

• Tahallul Awal. Melepaskan diri dari keadaan Ihram, setelah melakukan dua diantara tiga perbuatan alternatif sebagai berikut :Melontar Jumrah Aqabah dan Mencukur. Melontar Jumrah Aqabah dan Tawaf Ifadah, Tawaf Ifadah, Sa'i dan Mencukur.

• Tahallul Sani/Qubra. Melepaskan diri dari keadaan Ihram setelah melakukan ketiga ibadah secara Lengkap yaitu sebagai berikut :Melontar Jumrah Aqabah. Bercukur dan Tawaf Ifadah, Sa'i

Page 35: MANASIK

Cara Mencukur Rambut

Page 36: MANASIK

TARWIYAH• Hari Tarwiyah yaitu 8 Dzulhijjah, seseorang melakukan Ihram untuk

Haji dan melakukan segala tata cara yang dianjurkan sebagaimana pada Ihram Umrah dari miqat (di awal tadi), yaitu mandi dengan menggunakan wewangian, mengenakan sarung dan pakaian ihram, lalu bertalbiyah kembali, dan tidak menghentikan talbiyah sampai menjelang melontar Jumrah Aqabah.

• Ihram haji ini boleh dilakukan dari mana saja, termasuk penduduk Makkah boleh melakukan ihram dari (rumahnya di) Makkah.

• Kemudian berangkat ke Mina, sehingga dia bisa melaksanakan Shalat Zhuhur di sana, lalu tinggal di sana (mabit) hingga dapat melakukan shalat lima waktu dengan mengqashar tapi tidak menjamak.

Page 37: MANASIK

WUKUF DI PADANG ARAFAH• Menuju padang Arafah dan mengambil tempat di sekitar

bebatuan di samping Jabal Rahmah, jika tidak bisa maka semua Arafah adalah tempat wuquf (asal termasuk dalam batas padang Arafah).

• Wuquf menghadap Kiblat dengan mengangkat kedua tangannya; berdoa dan bertalbiyah.

• Disunnahkan untuk memperbanyak membaca Tahlil, karena itu adalah sebaik-baik doa yang dipanjatkan pada hari Arafah.

• Boleh menambahkan talbiyah.• Orang wukuf di Arafah disunnahkan tidak berpuasa di hari itu.• Berdzikir, bertalbiyah, dan berdoa terus menerus.

Page 38: MANASIK

MUZDALIFAH• Shalat shubuh harus di Muzdalifah, kecuali bagi orang tua yang

lemah dan para wanita boleh berangkat setelah lewat tengah malam karena khawatir berdesak-desakan.

• Selesai Shalat Shubuh disunnahkan untuk mendatangi al-Masy’ar al-Haram (yaitu bukit kecil di Muzdalifah), kemudian menghadap kiblat dan bertahmid, bertakbir, bertahlil, bertauhid, dan berdoa terus sampai pertanda matahari terbit.

• Semua Padang Muzdalifah adalah tempat wukuf; boleh singgah dimanapun (selama dalam batas Muzdalifah).

• Sebelum matahari terbit, baru berangkat menuju Mina (kembali), sambil terus bertalbiyah.

• Melewati lembah Muhassir, disunnahkan untuk mempercepat langkah jika dimungkinkan.

• Masuk ke Mina sebaiknya mengambil jalan tengah yang langsung mengantarkan ke Jamrah Aqabah (Jamrah al-Kubra).

Page 39: MANASIK

MELONTAR JAMRAH AQABAH• Ketika di Mina hendaklah memungut kerikil-kerikil kecil untuk

melontar Jamrah Aqabah.• Menghadap ke Jamrah Aqabah, dengan memposisikan Makkah

sebelah kiri dan Mina sebelah kanan.• Melempar Jamrah Aqabah dengan tujuh kerikil kecil, yang

ukurannya lebih besar sedikit dari biji himshah.• Sambil bertakbir (mengucapkan, “Allahu Akbar”) dalam setiap

lontaran.• Dan bersama akhir lontaran, talbiyah dihentikan.• Melontar Jamrah Aqabah tidak boleh dilakukan kecuali setelah

terbit matahari.• Boleh melontar setelah matahari condong ke barat sampai malam

hari sekalipun, jika memang mendapat kesulitan melontar sebelum matahari condong ke barat.

Page 40: MANASIK

• Apabila telah selesai melontar Jamrah Aqabah, maka segala sesuatu yang dilarang dengan Ihram menjadi halal, kecuali menggauli istri, dan itu sekalipun dia belum mencukur rambutnya dan belum menyembelih hewan hadyunya, maka dia boleh mengenakan baju biasa dan mengenakan wewangian.

• Akan tetapi dia harus melakukan Thawaf Ifadhah pada hari itu juga sebelum Maghrib tiba, apabila seseorang ingin terus dengan tamattu’nya (setelah melontar Jamrah) tersebut, karena jika dia tidak melakukan Thawaf sampai Maghrib, maka dia kembali menjadi muhrim (berstatus ihram) seperti sebelum melontar tadi, dan dia harus mengenakan kembali pakaian Ihramnya.Berdasarkan sabda Nabi, “Sesungguhnya pada hari ini diberikan keringanan (rukhshah) bagi kalian apabila kalian telah melontar Jamrah, untuk bertahallul dari semua yang kalian diharamkan, kecuali (menggauli) istri, tetapi apabila telah sampai sore hari kalian belum sempat thawaf di Ka’bah, maka kalian menjadi muhrim kembali seperti keadaan kalian sebelum kalian melontar Jamrah; sebelum kalian thawaf”.

Page 41: MANASIK

Menyembellih Hewan Hadyu• Disunnahkan mendatangi tempat penyembelihan dan menyembelih

hewan hadyunya sendiri.• Boleh menyembelih dimanapun di Mina atau di Makkah.• Yang sunnah adalah menyembelih hadyu (dan kurban) dengan tangan

sendiri, jika dimudahkan (dimungkinkan), tetapi jika tidak, boleh mewakilkan kepada orang lain.

• Menyembelih hadyu (dan juga kurban) disunnahkan menghadap kiblat; yaitu dengan membaringkannya di atas lambung kirinya dan (yang menyembelih) meletakkan kaki kanannya di samping kanan hewan.

• Sedangkan unta disunnahkan menyembelihnya dalam keadaan kaki kiri terikat dan berdiri dengan sisa kakinya (yang tiga), dan juga menghadapkannya ke kiblat.

• Menyembelih dengan mengucapkannya, “Dengan Nama Allah, dan Allah Mahabesar. Ya Allah, (hewan) ini adalah pemberian dariMu dan (disembelih) karenaMu. Ya Allah, terimalah dariku.

Page 42: MANASIK

• Waktu menyembelih kurban tanggal 10 Dzulhijah, dan tiga hari tasyriq (yaitu tgl. 11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

• Disunnahkan memakan daging sembelihannya dan boleh dibawa sebagai bekal perjalanan kembali ke negeri masing-masing.

• Dia harus membagikan sebagian daging hadyunya kepada para fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.

• Seekor unta atau sapi boleh disembelih untuk tujuh orang (patungan).• Bagi mereka yang tidak menemukan hewan kurban (tidak mampu), maka

dia wajib mengganti dengan berpuasa tiga hari dalam waktu Haji dan ditambah tujuh hari apabila telah pulang.

• Orang bersangkutan boleh berpuasa pada hari-hari Tasyriq yang tiga, sebagaimana hadits Aisyah dan Ibnu Umar, keduanya berkata,

• “Hari-hari Tasyriq tidak dibolehkan untuk berpuasa, kecuali bagi orang yang tidak mendapatkan hewan kurban (tidak mampu)”.

Page 43: MANASIK

TAHALLUL• Menurut bahasa Tahallul berarti 'menjadi boleh' atau 'diperbolehkan'.

Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan Ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan tahallul yaitu dengan mencukur atau memotong rambut sedikitnya 3 helai rambut. sebagaimana firman Allah dalam surat AL Fath ayat 27 :"Lakad shadaqal laahu rasuulahur ru'ya bilhaqqi latadkhulunnal masjidal haraama in syaa-al laahu aaminiina muhalliqiina ruu-usakum wa muqash-shiriina laa takhaafuuna fa'alima maalam ta'lamuu faja'ala min duuni dzaalika fat-han qariibaa."

Artinya : "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada RasulNya bahwa mimpi RasulNya itu akan menjadi kenyataan. Yaitu engkau beserta penduduk Mekah lainnya akan memasuki kota Mekah Insya Allah dengan aman, bebas dari rasa takut terhadap kaum musyrik dengan mencukur rata kepalamu, sedang yang lain mengguntingnya saja. Tuhan mengetahui apa yang tidak kamu ketahui itu. Dibalik 'Yang tidak kamu ketahui itu' Tuhan memberi kemenangan lebih dahulu kepadamu pada waktu dekat".

Page 44: MANASIK

• Tahallul Awal. Melepaskan diri dari keadaan Ihram, setelah melakukan dua diantara tiga perbuatan alternatif sebagai berikut :Melontar Jumrah Aqabah dan Mencukur. Melontar Jumrah Aqabah dan Tawaf Ifadah, Tawaf Ifadah, Sa'i dan Mencukur.

• Tahallul Sani/Qubra. Melepaskan diri dari keadaan Ihram setelah melakukan ketiga ibadah secara Lengkap yaitu sebagai berikut :Melontar Jumrah Aqabah. Bercukur dan Tawaf Ifadah, Sa'i

Page 45: MANASIK
Page 46: MANASIK

THAWAF• Thawaf ialah mengelilingi sekitar Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Tiga putaran

pertama dilakukan dengan berlari-lari kecil, dan empat putaran berikutnya dengan berjalan.

• Syarat Thawaf- Suci dari Hadas dan Kotoran- Menutup Aurat- Thawaf harus di dalam Masjidil Haram- Baitullah harus berada di samping kiri orang yang thawaf- Thawaf dilakukan sebanyak tujuh putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad- Putaran thawaf dilakukan tanpa jeda, kecuali karena keadaan darurat. Jika terdapat jeda tanpa ada uzur, thawaf tidak sah dan harus diulang.

• Sunnah Thawaf– Al-Idhthiba, yaitu membuka ketiak kanan. Hanya disunnahkan bagi laki-

laki.– Mencium Hajar Aswad ketika mulai thawaf, jika memungkinkan. Jika tidak

cukup menyentuh dengan tangan atau memberi isyarat.

Page 47: MANASIK

– Ketika memulai putaran pertama thawaf membaca, “Bismillaahi Wallaahu Akbar” Artinya : Dengan nama Allah, Allah Mahabesar.– Mengisi thawaf dengan doa apa saja yang kita inginkan.– Mengusap Rukhul Yamani pada setiap putaran bila memungkinkan, tetapi

bila tidak memungkinkan lewatkan saja, lalu bacalah doa, “ Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqinaa

adzaabannar”Artinya : Ya Tuhan kami, beri kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari siksa neraka.

• Berdoa di Multazam usai thawaf, Mulatazam ialah tempat di antara pintu Baitullah dengan Hajar Aswad.

• Shalat dua rakaat di belakang Makam Ibrahim. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca Al-Ikhlas.

• Meminum air zam-zam setelah shalat dua rakaat di makam Ibrahim.• Mencium Hajar Aswad atau istilam (memberi isyarat) lagi sebelum pergi ke

tempat Sa’i.

Page 48: MANASIK

Tata Cara ThawafAnimasi di buat seperti di http://www.drkhalid.co.uk/hajj/Umrah.html

Page 49: MANASIK

SA’I• (Bila thawaf telah usai), maka seorang yang Haji beranjak untuk melakukan Sa’i

antara Shafa dan Marwah. Jika telah dekat dengan Shafa, dia membaca Firman Allah, “ Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar-syi’ar Allah. Barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barang siapa yang menngerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri ( membalas ) kebaikan lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah:158) Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan “ Kami mulai dengan apa yang Allah mulai dengannya”.

• Kemudian dimulai dengan naik ke Bukit Shafa sampai bisa melihat Ka’bah.• Lalu menghadap Ka’bah sambil mentauhidkan Allah dan bertakbir

mengagungkanNya dengan mengucapkan, “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar”. (lalu diteruskan dengan mengucapkan) “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Kerajaan (semesta) dan segala puji hanya milikNya, Dia menghidupkan (yang mati) dan mematikan (yang hidup), dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu”. (dan ditambhakan dengan mengucapkan), “ Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dia telah membuktikan (kebenaran) janjiNya, Dia telah memenangkan hambaNya (Muhammad), dan telah mengalahkan pasukan Ahzab sendirian”.

Page 50: MANASIK

• Kemudian berjalan menurun dan mulai melakukan Sa’I di antara bukit Shafa dan bukit Marwah.

• Kemudian terus berjalan sampai kepada rambu (lampu) hijau yang dipasang di kanan dan kiri lorong tempat sa’I, yang dikenal dengan rambu hijau, dan dari sana berjalan cepat setengah berlari sampai rambu (lampu) hijau berikutnya. Dan terus berjalan naik sampai mendaki bukit Marwah, dan kemudian menghadap Kiblat sambil bertakbir, berTahlil dan diselingi doa-doa (sebagaimana yang dilakukan pada bukit Shafa tadi).

• Kemudian balik menuju Shafa dan mendaki lagi, dengan berjalan biasa sampai lampu hijau, lalu berjalan cepat (berlari-lari kecil) sampai lampu hijau berikutnya. Dan ini adalah putaran kedua.

• Lalu kembali menuju Marwah; dan demikianlah sampai selesai tujuh putaran pada bukit Marwah.

• Boleh melakukan Sa’I dengan berkendaraan, akan tetapi berjalan lebih disenangi oleh Nabi.

• Jika seseorang dalam putaran-putaran Sa’I berdoa dengan doa berikut, maka itu adalah sangat baik karena terdapat riwayat dari sejumlah ulama Salaf, yaitu : “Ya Rabbi, ampunilah dan sayangilah (aku), sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia”.

Page 51: MANASIK

• Apabila telah selesai dari putaran ketujuh yaitu di bukit Marwah, maka harus memotong rambut kepala (tahallul ash-Shughra) dan dengan demikian selesailah dari Umrah. (Setelah itu) maka seseorang telah halal melakukan apa saja yang dilarang karena ihram, (kecuali yang melakukan haji qiran, maka ia masih berstatus ihram hingga haji selesai), dan terus dalam keadaan halal (tahallul), sampai tiba hari Tarwiyah (pada tgl. 8 Dzulhijjah).

• Barang siapa yang telah terlanjur ihram dengan selain ihram Umrah kepada Haji (selain haji Tamattu’), dan dia tidak menggiring hewan hadyu (baca; telah terlanjur berniat Haji Ifrad), maka (dengan usainya Thawaf dan Sa’I tersebut) hendaklah bertahallul (dan merubah Haji Ifradnya tersebut menjadi Umrah), demi mengikuti perintah Nabi, dan demi menghindari kemarahan beliau. Sedangkan bagi orang yang menggiring hadyu, maka dia tetap mempertahankan ihramnya itu dan tidak bertahallul kecuali setelah melontar jumrah Aqabah pada Hari Penyembelihan hewan hadyu dank urban nanti (yaitu tgl 10 Dzulhijjah).

Page 52: MANASIK

MABIT DI MINA• Pada ketiga hari tersebut dia harus melempar ketiga jamrah dengan

tujuh butir untuk setiap jamrah setelah matahari condong ke barat.• Melontar mulai dari Jamrah ash-Shughra (yang kecil) yaitu yang

paling dekat dengan Masjid Khaif. Selesai melontar Jamrah pertama, disunnahkan untuk bergeser ke sebelah kanan dan berdiri tegak dengan menghadap Kiblat sambil terus berdoa dan mengangkat kedua tangan.

• Kemudian Jamrah al-Wustha (yang pertengahan) dan melakukan lontaran seperti pada Jamrah yang pertama, lalu bergeser ke sebelah kiri, berdiri sambil menghadap kiblat dan berdoa dengan mengangkat kedua tangan.

• Kemudian Jamrah al-Kubra (yang besar) yang dikenal dengan Jamrah al-Aqabah dan melakukan lontaran, dengan memposisikan Baitullah di sebelah kirinya dan Mina di sebelah kanannya, tapi (setelah itu) tidak (disunnahkan) berdiri untuk berdoa.

Page 53: MANASIK

• Melontar seperti itu dilakukan juga pada hari kedua dan ketiga (dari hari-hari Tasyriq).

• Diperbolehkan jika seseorang berangkat pulang setelah melontar pada hari kedua dan tidak melanjutkan bermalam di Mina untuk hari ketiganya.

• Hanya saja menunda sampai tanggal tiga belas untuk melakukan lontaran adalah lebih utama, karena itulah yang sunnah.

• Yang sunnah adalah mengikuti urutan sebagaimana yang telah disebutkan, yaitu : melontar, menyembelih hadyu, menguris rambut, Thawaf Ifadhah, kemudian Sa’I bagi yang Haji Tamattu’. Tetapi apabila mendahulukan yang seharusnya didahulukan, maka itu diperbolehkan.

• Orang-orang memiliki halangan (udzur) dalam kaitan melontar jamrah, boleh baginya hal-hal berikut ini :- Tidak mabit (bermalam) di Mina.- Melakukan lontaran untuk dua hari sekaligus dalam satu hari.- Melakukan lontaran pada malam hari.

Page 54: MANASIK

• Pada malam mabit di Mina, disunnahkan berziarah ke Baitullah (Ka’bah) dan melakukan Thawaf (sunnah) disetiap malam.

• Semua jamaah Haji wajib menjaga Shalat lima waktu dengan berjamaah, selama hari-hari Mina tersebut, dan lebih utama di Masjid al-Khaif.

• Selesai melontar, maka usailah semua rangkaian manasik Haji.• Di Makkah hendaklah melakukan Shalat Jamaah di Masjidil Haram,

karena Rasulullah bersabda, “Shalat di Masjidku sama nilainya dengan shalat seribu kali di masjid selainnya, kecuali Masjid al-Haram (Makkah), dan shalat di Masjid al-Haram (Makkah) lebih utama dari seratus ribu shalat di masjid lainnya”.

• Dan hendaklah memperbanyak thawaf sunnah dan shalat sunnah.

Page 55: MANASIK

• Menurut bahasa, nafar berarti rombongan. Sedangkan menurut istilah, nafar adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina pada hari Tasyrik. Nafar dibagi menjadi dua bagian, yaitu:1. Nafar Awal adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina lebih awal yaitu pada tanggal 12 Dzulhijjah setelah melontar jumrah untuk tanggal tersebut.2. Nafar Tsani (Nafar Akhir) adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah.

NAFAR