Mandi Janabah

9
Kajian Ilmu Shalafush Shalih Mandi Janabah Mandi Janabah Mandi Janabah Oleh : Al Ustadz Abu Ishaq Muslim Al Atsary andi Janabah tentu bukan hal yang asing lagi bagi orang yang sudah dewasa (baligh). Namun bagaimana mengamalkan mandi Janabah seperti yang di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tentu masih sedikit sekali orang yang mengetahuinya . Amat di sayangkan jika amalan yang sering dilakukan ini ternyata di lakukan secara asal-asalan , tanpa dilandasi dengan Ilmu yang benar . M Berikut ini penjelasan bagaimana tata cara mandi janabah seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam . Tata Cara Mandi Janabah : Tata Cara Mandi Janabah : Ada dua Tata cara dalam Mandi Janabah : Pertama : Tata Cara minimal yang hanya meliputi perkara yang wajib saja Kedua : Tata cara sempurna yang mencakup kewajiban dan sunnah-sunnah mandi . 1 Yang mencukupi untuk dilakukan dalam mandi Janabah adalah membasuh seluruh anggota badan , menyampaikan air ke kulit dan rambut . Dan ini merupakan perkara WAJIB dalam mandi Janabah 2 . Demikian sesuai kesepakatan yang ada 3 . 1 Al Muhgni , Kitab Ath-Thaharah , Pasal “ Al Ghusli minal janabah “ , Ar-Raudhul Murbi’ (1/61) , Asy-Syarhul Mumti (1/230) 2 Al Hawil Kabir (1/220) , Al Majmu (2/212) , Al Iqna fi Masa’ilil Ijma (1/99) , At Ta’liqat Ar Rhadiyyah ‘ala Ar Raudhatun Nadiyyah (1/189) , As Sailul Jarar (1/292) , Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Muyassarah fi Fiqhil Kitab was Sunnah Al Muthaharah (1/198) . 3 Al Iqna’ fi Masa’ilil Ijma (1/99) Page 1 of 9 “Edited Abu Zaki”

description

agamaa islamm

Transcript of Mandi Janabah

Page 1: Mandi Janabah

Kajian Ilmu Shalafush Shalih Mandi Janabah

Mandi JanabahMandi Janabah

Oleh : Al Ustadz Abu Ishaq Muslim Al Atsary

andi Janabah tentu bukan hal yang asing lagi bagi orang yang sudah dewasa (baligh). Namun bagaimana mengamalkan mandi Janabah seperti yang di contohkan

oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tentu masih sedikit sekali orang yang mengetahuinya . Amat di sayangkan jika amalan yang sering dilakukan ini ternyata di lakukan secara asal-asalan , tanpa dilandasi dengan Ilmu yang benar .

M

Berikut ini penjelasan bagaimana tata cara mandi janabah seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam .

Tata Cara Mandi Janabah :Tata Cara Mandi Janabah :

Ada dua Tata cara dalam Mandi Janabah :Pertama : Tata Cara minimal yang hanya meliputi perkara yang wajib saja Kedua : Tata cara sempurna yang mencakup kewajiban dan sunnah-sunnah mandi . 1

Yang mencukupi untuk dilakukan dalam mandi Janabah adalah membasuh seluruh anggota badan , menyampaikan air ke kulit dan rambut . Dan ini merupakan perkara WAJIB dalam mandi Janabah 2 . Demikian sesuai kesepakatan yang ada 3 .

Al Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata , “ Mandi tidaklah sempurna kecuali dengan meratakan air keseluruh tubuh “ . [As Sailul Jarrar . (1/287)]

Adapun Mandi Janabah seperti tata cara yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam hukumnya sunnah 4 dan sepantasnya seseorang yang mandi melakukan mandinya menurut tata cara yang dinukilkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan dengan bentuk yang diriwayatkan dari Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits-hadits yang Shahih tsabit dalam ash Shahihain dan selain keduanya . Yang didalamnya terkandung pendahuluan anggota Wudhu , kemudian menuangkan air keatas kepala , lalu mencuci bagian kanan

1 Al Muhgni , Kitab Ath-Thaharah , Pasal “ Al Ghusli minal janabah “ , Ar-Raudhul Murbi’ (1/61) , Asy-Syarhul Mumti (1/230)2 Al Hawil Kabir (1/220) , Al Majmu (2/212) , Al Iqna fi Masa’ilil Ijma (1/99) , At Ta’liqat Ar Rhadiyyah ‘ala Ar Raudhatun Nadiyyah (1/189) , As Sailul Jarar (1/292) , Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Muyassarah fi Fiqhil Kitab was Sunnah Al Muthaharah (1/198) .3 Al Iqna’ fi Masa’ilil Ijma (1/99)4 Al Hawil Kabir (1/227) , Al Majmu (2/213) , Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Muyassarah (1/199)

Page 1 of 7 “Edited Abu Zaki”

Page 2: Mandi Janabah

Kajian Ilmu Shalafush Shalih Mandi Janabah

kemudian bagian yang kiri . Yang demikian ini adalah sesuai sunnah yang shahih . [As Sailul Jarrar , (1/292-293)]

Ada beberapa hadits yang menyebutkan mandi Janabah yang pernah di lakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam antara lain hadits dari Istri Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu Aisyah radhiyallahu anha dan Maimunah radhiyallahu anha yang di riwayatkan dalam ash Shahihain .

Ulama bersepakat , tata cara mandi yang disebutkan dalam hadits keduanya ini merupakan tata cara mandi yang paling sempurna 5 .

Dari Hadits Aisyah Radhiallahu 'anha :

“ Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila hendak mandi janabah, beliau mulai dengan mencuci kedua tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat lalu beliau memasukan jari-jemarinya kedalam air dan menyela-nyela pangkal rambutnya dengan jari jemari yang telah dibahasi air tersebut . Kemudian beliau menuangkan air ke kepala beliau sebanyak TIGA tuangan dengan kedua tangan beliau (menciduknya) , kemudian barulah menuangkan air keseluruh tubuh beliau . [HR. Imam Al Bukhari No Hadits 248 , Imam Muslim No Hadits 716]

Dalam riwayat Imam Muslim , disebutkan dengan lafadz yang sedikit berbeda ,

“ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mulai dengan mencuci kedua tangannya –dalam satu riwayat: sebelum memasukannya kedalam bejana (tempat air untuk mandi)-kemudian dengan tangan kanannya beliau menuangkan air ketangan kirinya , lalu mencuci kemaluannya kemudian berwudhu seperti wudhu beliau untuk mengerjakan Shalat “ [HR. Imam Muslim No Hadits 716 & 719]

Dari Hadits Maimunah Radhiallahu 'anha :

“ Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam meletakan air untuk mandi Janabah beliau menuangkan air dengan tangan kanannya keatas tangan kirinya dua atau tiga kali . Kemudian mencuci kemaluannya . Setelahnya beliau menggosokan tangannya ke Bumi/tanah –atau dinding tembok – dua atau tiga kali . Lalu beliau Madhmadhah Iberkumur-kumur) dan Istinsyaq (memasukan air ke hidung lalu Istinsyar yakni mengeluarkannya kembali ) . Beliau mencuci wajahnya dan dua lengannya . Kemudian menuangkan air ke atas kepalanya . Lalu membasuh tubuhnya . Setelahnya beliau menyingkir/berpindah dari tempatnya lalu mencuci kedua kakinya . Maimunah berkata “ Akupun memberikan kain/handuk kepada beliau (untuk mengusap/mengelap tubuh beliau) namun beliau tidak menginginkannya . Maka mulailaj beliau mengibaskan air dengan tangannya “ [HR. Imam Al Bukhari No. 274 dan Muslim No.720 , Abu Daud No.245, At-Turmidzi No.103, An Nasa'i (1/137) , Ibnu Majah No.573, Ad Darimi No. 447]

5 Bidayatul Mujtahid , hal 41

Page 2 of 7 “Edited Abu Zaki”

Page 3: Mandi Janabah

Kajian Ilmu Shalafush Shalih Mandi Janabah

Dari Hadits yang disampaikan oleh kedua Ummul Mukminin diatas , dapat kita simpulkan bahwa tata cara mandi janabah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam perinciannya adalah sebagai berikut :

1. Mencuci Kedua tangan sebelum dimasukan/dicelupkan kedalam bejana/tempat air.

2. Menuangkan air dengan tangan kanan ke tangan kiri, lalu digunakan untuk mencuci kemaluan. Dilakukan sebanyak dua atau tiga kali .

3. Tangan kiri yang digunakan untuk mencuci kemaluan tadi lalu digosokan/diusapkan ke Bumi/tanah atau ke dinding/tembok sebanyak dua kali atau tiga kali . Dan pengusapan ini dilakukan dengan sungguh-sungguh sebagaimana ditunjukan dalam sebuah Hadits

“ Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengusap tanah dengan tangan kirinya lalu menggosoknya dengan gosokan yang sungguh-sungguh “ [HR. Imam Muslim No.720]

4. Berwudhu sebagaimana Wudhu untuk Shalat yang berarti melakukan madhmadhah (berkumur-kumur) , Istinsyaq (memasukan air kehidung) dan Istintsar (Mengeluarkan air dari hidung) , mencuci wajah , dua lengan , mengusap kepala dan telinga .

5. Kemudian beliau memasukan jari-jemarinya kedalam air lalu menyela-nyela pangkal rambutnya. Faidah penyela-nyelaan ini adalah menyampaikan air kerambut dan kulit kepala 6 . Hal ini dilakukan sampai dipastikan kulit kepala terkena air. Setelah itu beliau menuangkan air ke kepala sebanyak tiga kali , sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits :

“ Kemudian beliau menyela-nyela rambutnya dengan tangannya hingga beliau ketika memastikan telah membasahi kulit kepalanya , beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pun menuangkan air ke kepalanya tiga kali “ [HR. Imam Al Bukhari No.272 dan Imam Muslim No.716]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun pernah bersabda , “ Adapun aku , aku menuangkan air ke kepalaku tiga kali “ . Dan beliau mengisyaratkan dengan kedua tangannya [HR. Imam Al Bukhari No.254 , Imam Muslim No. 738]

Ketika membasuh kepala mulai dari belahan rambut bagian kanan kemudian bagian kiri 7 . Sebagaimana di tunjukan dalam hadits ,

6 Fathul Bari (1/469)7 Ini Menunjukan disenanginya mendahulukan anggota tubuh bagian kanan dalam Janabah [At-Ta’liqat Ar Radhiyyah ‘ala Ar Raudhatun Nadiyyah (1/192)]

Page 3 of 7 “Edited Abu Zaki”

Page 4: Mandi Janabah

Kajian Ilmu Shalafush Shalih Mandi Janabah

“ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil air dengan telapak tangannya lalu mulai menuangkannya ke belahan kepalanya yang KANAN kemudian yang KIRI “ [HR. Imam Al Bukhari No.258 , Imam Muslim No. 723]

6. Membasuh seluruh tubuh 7. Mengakhirkan mencuci kaki , sebagaimana di

tunjukkan dalam hadits :

“ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu seperti wudhu untuk Shalat hanya saja beliau tidak mencuci kakinya . Dan (sebelumnya) beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mencuci kemaluannya dan kotoran yang mengenainya . Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menuangkan air keatas tubuhnya , setelahnya beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam memindahkan kedua kakinya lalu mencuci keduanya “ [HR. Imam Al Bukhari No.249 dan Imam Muslim No. 720]

Ulama berbeda pendapat tentang Hukum mengakhirkan mencuci kaki dalam Mandi Janabah ini . Jumhur (Mayoritas) Ulama berpandangan Mustahab hukumnya . Al Imam Malik rahimahullah berpendapat bila tempatnya tidak bersih maka mustahab mengakhirkannya , bila bersih (tidak kotor) maka didahulukan (ketika wudhu dalam mandi Janabah) .

Al Imam Ahmad Rahimahullah beliau mengatakan , “ Lebih menyenangkan bagiku untuk mencuci kedua kaki setelah mandi dengan dalil hadits Maimunah Radhiyallahu ‘anha “ . Dalam riwayat lain beliau rahimahullah menyatakan “ Yang diamalkan adalah hadits Aisyah 8 yang didalamnya menunjukkan bahwa sebelum mandi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu seperti wudhunya untuk mengerjakan Shalat “ . Al Imam Ahmad rahimahullah pun mengatakan lagi , “ Mencuci kedua kaki pada tempatnya , setelah mandi dan sebelum mandi sama saja “ [Al Mughni , Kitab Ath-Thaharah , pasal Al Ghusli minal Janabah]

Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah mengomentari hadits Maimunah, “Hadits ini merupakan nash yang menunjukan bolehnya mengakhirkan pencucian kedua kaki dalam mandi Janabah , berbeda dengan Hadits Aisyah . Dalam perkara ini bisa saja Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan kedua , sehingga terkadang beliau mencuci kedua kakinya setelah mencuci anggota wudhu yg lain

8 Hadits Aisyah menunjukkan ketika berwudhu dalam mandi Janabah . Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya secara sempurna dengan mencuci kedua kaki beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam . Pencucian kaki ini dilakukan diawal mandi bukan pada akhirnya . Wallahu a’lam .

Page 4 of 7 “Edited Abu Zaki”

Page 5: Mandi Janabah

Kajian Ilmu Shalafush Shalih Mandi Janabah

(mengawalkan) atau terkadang beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengakhirkan mencuci kaki ketika telah selesai mandi , wallahu a’lam [Al Irwa (1/362)]

Wallahu ta’ala ‘alamu bish-showab , dan pendapat ini yang penulis kuatkan .

Adapun Hikmah diakhirkannya mencuci kedua kaki . Al Imam Al Qurthubi rahimahullah berkata , “Hikmah dikahirkannya mencuci kedua kaki agar dalam mandi Janabah itu diawali dan diakhiri dengan membasuh anggota wudhu “ [Fathul Bari (1/470)]

8. Tidak berwudhu lagi setelah mandi . Sesuai Hadits ,

“ Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mandi dan setelahnya shalat dua rakaat (qabliyyah subuh) dan shalat subuh dan aku tidak melihat beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam memperbaharui Wudhu setelah Mandi “ [HR. Imam Abu Dawud No.250 , di Shahihkan dalam Shahih Sunan Abi Dawud oleh Al Albani ]

Dalam Riwayat yang lain ,

“ Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau tidak lagi berwudhu setelah mandi “ [HR. Imam Ath Tirmidzi No.107 , di Shahihkan dalam Shahih Sunan At Tirmidzi oelh Al Albani]

Al Allamah Al Azhim Abadi rahimahullah berkata dalam syarahnya terhadap Sunan Abu Dawud : “ Tidak diragukan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan wudhu saat mandinya . Berwudhu sebelum menyempurnakan mandi (janabah) merupakan Sunnah yang Tsabitah (Shahih) dari beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam . Adapun berwudhu setelah selesai mandi , perbuatan demikian tidak dikenal dan tidaklah Shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam “ [Aunul Ma’bud Kitab Ath Thaharah , Bab Fil Wudhu Ba’dal Ghusl]

Al Imam Al Hafizh Ibnul Qaththan rahimahullah berkata , “ Ahlul Ilmi sepakat sunnahnya wudhu sebelum mandi dalam rangka mencontoh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam . Adapun setelah mandi maka tidaklah di sunnahkan ! “ [Al Iqna’ fi Masa’ilil Ijma (1/99-100). Demikian juga disebutkan dalam Adz Dzakirah lil Al Imam Al Qarafi (1/130)] .

Kesimpulan , Bila seseorang hendak melakukan shalat setelah mandi Janabah maka wudhu yang dilakukan saat mandi Janabah sudah mencukupinya selama wudhu tersebut belum batal , sehingga Ia tidak perlu mengulang Wudhu nya setelah mandi Janabah .

Page 5 of 7 “Edited Abu Zaki”

Page 6: Mandi Janabah

Kajian Ilmu Shalafush Shalih Mandi Janabah

9. Mengeringkan air dari tubuh dengan mengeringkan/mengibaskan air dengan tangannya sesuai dengan dalil dari HR Imam Muslim No. 722 . [Lihat : Subulus Salam (1/141)]

Adapun menyekanya dengan menggunakan KAIN , handuk atau yang selainnya maka kita dapati Ulama berselisih pendapat dalam hal ini .

Al Imam An Nawawi rahimahullah berkata , “ Para Sahabat dan orang-orang selain mereka berbeda pendapat tentang tansyif (menyeka tubuh dengan kain/handuk setelah mandi Janabah) menjadi tiga madzhab/pendapat :

Pertama , Tidak mengapa melakukannya setelah berwudhu dan mandi , demikian pendapat dari Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu’ demikian juga pendapat Ats-Tsauri radhiyallahu anhu’.

Kedua , Makruh dilakukan setelah Wudhu dan Mandi , ini pendapat Sahabat Ibnu Umar radhiyallahu anhu’ dan Ibnu Abi Laila radhiyallahu anhu’ .

Ketiga , Dimakruhkan dalam Wudhu namun tidak makruh bila dilakukan setelah mandi . Demikian pendapat Ibnu Abbas radhiyallahu anhu’ [Periksalah : Al Minhaj Syarah Shahih Muslim (3/222)]

Dalam hal ini kami , penulis lebih memilih pendapat yang pertama Karenna tidak adanya dalil yang melarang dalam masalah ini . Adapun penolakan beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bukan berarti LARANGAN , namun beliau lebih menyenangi dengan mengibaskannya dengan tangan beliau atau Karenna perkara yang lainnya . Sehingga apabila mengibaskan tangan dibolehkan (mubah) berarti tansyif semisalnya juga dibolehkan . Karenna mengibaskan tangan dan menyeka dengan handuk sama-sama bertujuan menghilangkan air yang menempel ditubuh . wallahu a’lam .

Al Imam Ibnu Daqiqiel ‘Ied menyatakan seandainya tansyif itu makruh maka niscaya dimakruhkan pula menepiskan air dengan tangan Karenna akan menghilangkan air dianggota tubuh . Adapun Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menolak kain / handuk yang ditawarkan bukan berarti beliau menolak tansyif namun Karenna perkara lain. Bisa jadi Karenna handuk/kain yang ditawarkan atau selainnya [Lihat : Ihkamul Ahkam Kitab Ath Thaharah Hadits No.30]

Demikianlah TATA CARA mandi janabah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

Page 6 of 7 “Edited Abu Zaki”

Page 7: Mandi Janabah

Kajian Ilmu Shalafush Shalih Mandi Janabah

dari awal sampai akhir yang mustahab/sunnah yang Shahih .

Wallahu ta’ala a’lam bhi-showab .

Majalah Asy Syariah (Khazanah Ilmu-Ilmu Islam) , Vol: II/No.22/1427H/2006 hal.51

Source : http://www.asysyariah.com

Page 7 of 7 “Edited Abu Zaki”