Manhaj Haraqi

15
Bagaimana Pentahapannya? Bersumber pada Sirah Nabawiyah, dengan alasan sbb: Gambaran Ideal Upaya Menegakkan Negara Islam. Al-ahzab: 21 Menuju Mardhatillah. QS…..? Ia juga “panduan” bagi gerakan politis guna mencapai sasaran menegakkan pemerintahan. QS….? Apa itu Manhaj Haraki Ialah langkah-langkah terprogram (manhajiah) yang ditempuh Nabi saw. Dalam gerakan da’wahnya, semenjak kenabiannya sampai berpulang kepada Allah. QS. 33: 21 Darimana sumbernya? Periode I: Sirriyatu ad-Da’wah & Sirriyatu at-Tanzhim Periode II: Jahriyatu ad-Da’wah & Sirriyatu at-Tanzim Periode III: Iqamatu ad-Daulah Periode IV: ad-Daulah wa Tatsbiti Da’a’imiha. Periode V: Intisyaru ad-Da’wah fi al-Ardhi. WAQI’AH HARAKIAH

description

ilmu

Transcript of Manhaj Haraqi

Page 1: Manhaj Haraqi

Bagaimana Pentahapannya? Bersumber pada Sirah Nabawiyah, dengan alasan sbb:

• Gambaran Ideal Upaya Menegakkan Negara Islam. Al-ahzab: 21

• Menuju Mardhatillah. QS…..?• Ia juga “panduan” bagi gerakan politis guna mencapai

sasaran menegakkan pemerintahan. QS….?

Apa itu Manhaj Haraki Ialah langkah-langkah terprogram (manhajiah) yang ditempuh Nabi saw. Dalam gerakan da’wahnya, semenjak kenabiannya sampai berpulang kepada Allah. QS. 33: 21Darimana sumbernya?

• Periode I: Sirriyatu ad-Da’wah & Sirriyatu at-Tanzhim• Periode II: Jahriyatu ad-Da’wah & Sirriyatu at-Tanzim• Periode III: Iqamatu ad-Daulah• Periode IV: ad-Daulah wa Tatsbiti Da’a’imiha.• Periode V: Intisyaru ad-Da’wah fi al-Ardhi.

WAQI’AH HARAKIAH

Page 2: Manhaj Haraqi

Periode I: Sirriyatu ad-Da’wah & Sirriyatu at-Tanzhim Periode pada fase ini berlangsung selama tiga tahun, kendati

pun demikian tidak menjadikan rentang waktu ini sebagai patokan. Bukan berarti gerakan Islam sekarang harus menempuh tahapan sirriyah selama tiga tahun. Kaum muslimin telah memiliki basis yang kuat dalam melindungi pemusnahan.

Penyampaian da’wah terang-terangan dilakukan setelah adanya jaminan perlindungan Allah & Rasul-Nya dari gangguan orang-orang yang memperolok-olok. Jika hal tersebut diketahui oleh Rasulullah saw, melalui wahyu, pimpinan gerakan Islam yang terpimpinlah yang bertanggung jawab menilai tahapan ini dan kemungkinan-kemungkinan untuk beralih kepada tahapan berikutnya. QS. Al-Hijr: 94

Page 3: Manhaj Haraqi

Periode II: Jahriyatu ad-Da’wah & Sirriyatu at-Tanzim

Ia bukanlah risalah lokal yang terikat oleh tempat atau waktu tertentu. Ia adalah risalah umat manusia secara umum. Oleh sebab itu, di antara batu-bata pertama da’wah ini adalah universalitas.

Tindakan membela diri atau menolak kezaliman punya pengaruh positif dalam meningkatkan moralitas masyarakatn, terutama orang-orang yang menghargai dan mengagumi keksatriaan. Bahkan tidakan itu bisa jadi dorongan bagi mereka untuk bergabung ke dalam barisan da’wah karena terpengaruh oleh sikap tersebut. Asy Syura: 39.

Page 4: Manhaj Haraqi

Periode III: Iqamatu ad-Daulah Hendaknya para da’I senantiasa berusaha meneladani sikap yang mulia dengan

tidak melupakan sasaran mereka. Hendaknya mereka senantiasa menyadari bahwa sasaran utama mereka adalah memanangkan da’wah bukan memenangkan pribadi mereka. Janganlah sampai bergerak atau melakuak sesuatu tindakan karena dendam dan emosi.

Sesungguhnya Rasulullah saw membina dan mengajarkan kepada kita agar kita membalas kebaikan dan tidak melupkan jasa baik seseorang sekalipun ia kafir atau menyembah berhala. Rasulullah saw membina kita sebagai kita harus membedakan antara musuh yang melindungi kita dan musuh yang memerangi kita. Disinilah awal mula tegaknya negara.

Gerakan Islam boleh menerima perlindungan dari orang musyrik, bila sedang dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Tapi, tetap tidak boleh membiarkan kepada musuh tersebu hak untuk memerintah dab berkuasa atas nama gerakan Islam atau memperalat gerakan Islam demi mencapai kepentingan-kepentingannya.

Kalau yang menjadi prinsip dalam persekutuan politik adalah keberhasilan atau tercapainya kemenangan atas musuh atau dengan ungkapan yang lebih tepat kalau menganut tujuan menghalalkan segala cara, maka menerima tawaran sektoral ini hanyalah merupakan kesalahan politik. Tapi, kalau sasarannya adalah kemenangan da’wah dan aqidah, melepaskan satu bagian darinya saja sama dengan melepaskan keseluruhannya.

Karena itu jika gerakan Islam ingin melakukan mobilisasi gerakan politi, hendaknya: pertama, merumuskan sasaran, kedua merumuskan langkah dan ketika mengetahui pihak musuh, keempat bergerak dengan kejeniusan politik.

Page 5: Manhaj Haraqi

Periode IV: ad-Daulah wa Tatsbiti Da’a’imiha. Kita tidak punya pilihan lain selain perang melawan jahiliyah, suatu jalan

karena memang tujuan mereka jelas, yakni menumpaskan para da’I sampai akar-akarnya dan memberangus mereka. Ketika kita memahami musuh kita melalui hakikat ini, kita dapat berinteraksi dengan mereka dengan penuh kesadaran, beriku memahami rencana-rencana jahatnya.

Yang lebih utama serta lebih mulia bagi para pemuda adalah hendaknya mereka selalu berupaya memadamkan api fitnah, bukan menyalakannya. Fitnah itu sedang tertidur dan laknat Allah bagi orang-orang yang membangunkannya.

Gerakan Islam hari ini sedang menempuh jalan menuju berdirinya negara Islam. Ia harus melancarkan perang melawan kekuasaan Thaghut dan kafis hingga dapat mengusik tidurnya, mengguncangkan pemerintahannya, menggetarkan bumi di bawah telapak kakinya, dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencabut akar-akarnya.

Seringkali barisan di dalam Islam terdapat tuduhan pedas terhadap qiyadah atas sikap diamnya terhadap pelaku-pelaku kerusakan dan kesabarannya terhadap sebagian penyimpangan di dalam barisan, padahal kondisi internal dan eksternal yang dilalui jamaah mengharuskannya untuk mengunda sebagian keputusan dan menghentikannya sebagian tindakan.

Page 6: Manhaj Haraqi

Periode V: Intisyaru ad-Da’wah fi al-Ardhi Bila kekuatan fisik tidak mampu membunuh karakter pemimpin maka di hadapan musuh

tidak ada lagi jalan yang bisa ditempuhnya selain perang psikologis terhadap kepemimpinan tersebut, dengan cara menghancurkannya lewat perang seperti ini.

Akan tetapi, kenyataan yang terjadi sekarang, gerakan Islam malah membiarkan begitusaja si penyebar isu dan berita bohong. Karenanya, masyarakat tak habis-habisnya digoncang oleh berbagai macam fitnah.

Sesungguhnya, pemimpin yang ingin dipatuhi bawahannya, haruslah menjadi orang yang tercepat dalam melaksanakan perintah-perintahnya sendiri. Adapaun bila ternyata dia malah melanggar perintahnya-perintahnya sendiri, bisa saja bawahannya akan mematuhi perintahnya sau atau dua kali, tetapi ketiga kalinya mereka akan menolak seluruh perintahnya sama sekali dan melepaskan diri dari kepemimpinannya,lalu membalikkan punggungnya dan tidak peduli lagi kepada perintahnya. Bertanggung jawab atas kejadian seperti ini adalh sang pemimpin itu sendiri, bukan bawahannya.

Kenyataannya, disiplin dalam menahan tangan dari pertempuran adalah jauh lebih sulit daripada mengarahkan dan mendorong untuk bertempur. Hal ini karena kejiwaan seorang prajurit muslim adalah kejiwaan seorang pemberani, yang lebih suka melawan dan memerangi musuh demi meraih apa yang dijanjikan Allah.

Kenyataannya kita lihat, ketika da’wah hanya mengandalkan kebebasan demokrasi, tanpa bersandar pada kekuatan sama sekali, sekalipun dapat mencapai beberapa sasaran yang diinginkan, namun tak lama sesuadah itu semuanya terlepas. Karena bagaimanapun, yang namanya kebatilan takkan rela terhadap kemanangan da’wah, selagi ia dapat menyingkirkannya. Sementara itu, pengalaman gerakan Islam selama ini, yang pernah diberi kementrian atau salah satu instansi, ternyata pemberian itu tidak lama kemudian menjadi musnah dan buah-buahnya pun rontok.

Page 7: Manhaj Haraqi

TAHAPAN WAQI’AH HARAKIAH

Periode I. Da’wah Secara Tersembunyi & Merasahasiakan Struktur Organisasi. QS. 15: 94.

Periode II. Da’wah Secara Terang-Terangan & Merahasiakan Struktur Organisasi. QS. 26: 214.

Periode III. Mendirikan Negara. QS. 33: 45-46 Periode IV. Negara dan Penguatan Pilar-Pilarnya.

QS. ? Periode V. Perjuangan Politik & Kemenangan

Risalah. QS. ?

Page 8: Manhaj Haraqi

KARAKTERISTIK PERIODE PERTAMABERDA’WAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI & MERAHASIAKAN STRUKTUR ORGANISASI

Pertama: Da’wah Secara Rahasia. QS. 74: 1-4 Kedua: Da’wah Atas Dasar Pilihan. Ketiga: Da’wah melalui Intelektualitas Da’I & Status Sosialnya.

QS. 47: 24 Keempat: Da’wah Secara Umum Kelima: Peran Wanita pada Periode Sirriyah Keenam: Sholat Ketujuh: Pengetahuan Orang Quraisy tentang da’wah Kedelapan: Hidup Berdampingan antara Muslimin & Orang lain Kesembilan: memfokuskan pada Pembinaan Aqidah Kesepuluh: Berda’wah secara terbuka setelah kader inti terbentuk.

QS. 5: 3

Page 9: Manhaj Haraqi

KARAKTERISTIK PERIODE KEDUABERDA’WAH SECARA TERANG-TERANGAN DAN MERAHASIAKAN STRUKTUR ORGANISASI

Pertama: Da’wah kepada Keluarga Terdekat Kedua: Berpaling dari Kaum Musyrikin Ketiga: Rambu-Rambu Da’wah Baru Keempat: Da’wah Secara Umum Kelima: Sirriyatu at-Tanzhim Keenam: Al-Qur’an Sumber Penerimaan Ketujuh: Pertemuan Rutin & Kontinu Kedelapan: Shalat Secara Tersembunyi di Berbagai

Lorong Kesembilan: Menekankan Aspek Spiritual Kesepuluh: Membela Diri dalam Keadaan Darurat Kesebelas: Sabar Menanggung Siksaan & Penindasan Keduabelas: Orang-Orang Lemah Boleh Menampakkan

“Kemurtadan” Ketigabelas Usaha Menyelamatkan Orang-orang

Lemah Keempat belas: Hijrah untuk Melindungi Diri Kelima Belas: Mencari Tempat yang Aman Bagi

Da’wah Keenam Belas: Memanfaatkan Undag-Undang

MAsyarakat Muslim Ketujuh Belas: Usaha-usaha Negatif yang Dilakukan

Musuh dalam menghdapi Da’wah Kedelapan Belas: usaha-usaha Negatif dalam

Peperangan; Upaya Pembunuhan para Qiyadah (pemimpin)

Kesembilan Belas: Jahriyah Kedua: Islamnya Hamzah & Umar serta mengumumkan Tantangan Kepada Masyarakat jahiliyah

Kedua Puluh: Mengumumkan tantangan & Peranan Orang-orang yang Punya Pribadi Kepemimpinan

• Kedua puluh Satu: pengejaran Musuhterhadap Komunitas Islam dan Keberhasilan Kaum Muslimin dalam Menggagalkannya

• Kedua Puluh Dua: Kecerdasan utusan Islam dalam berdialog dengan Raja

• Kedua Puluh Tiga: Tidak Ada Toleransi dalam Soal Aqidah

• Kedua Puluh Empat: Mengorbankan Peperangan di Barisan Sekutu Kaum Muslimin dan Gagalnya Makar ini karena Keteguhan dan Keberhasilan

• Kedua Puluh Lima: Perundingan Langsung Antara Rasulullah saw dan Quraisy: Alternatif Perdamaian.

• Kedua Puluh Enam: Netralnya Sebagian Tokoh & Kabilah Akibat Perundingan

• Kedua Puluh Tujuh: Solidaritas Kesukuan untuk Melindungi Pemimpin

• Kedua Puluh Delapan: Blokade Ekonomi dan Pembiokotan Umum untuk Mneghancurkan Da’wah dan Para Sekutunya

• Kedua Puluh Sembilan: Letupan-Letupan Jahiliah Mneghancurkan Blokade & Pembiokotan

• Ketiga Puluh: Peran Wanita dalam Jihad, Da’wah, dan Sirriyah pada Periode Ini

• Ketiga Puluh Satu: perlawanan Secara Damai• Ketiga Puluh Dua: Memanfaatkan Unsur-Unsur

Persamaan Antara Islam dan Idiologi Lain• Ketiga Puluh Tiga: Tidak Melepaskan Satu Bagian

Ajaran Sekalipun Demi Perlindungan

Page 10: Manhaj Haraqi

KARAKTERISTIK PERIODE KETIGAMENDIRIKAN NEGARA

Pertama: Mencari Pembelaan Di Luar Mekah

Kedua: Mencari Jaminan Keamanan dari Musuh Mekah

Ketiga: Mencari Pembelaan & perlindungan dari Kabilah-Kabilah utk Menyampaikan Da’wah

Keempat: Kegagalan Perundingan Kelima: Mengarahkan Pandangan kepada

Markas Bertolaknya Gerakan Keenam: Ba’iat pertama dan Nilai-nilainya

yang Baru Ketujuh: Izin untuk Melakukan

Peperangan Kedelapan: Persipana Pembahasan

tegaknya Negara. Kesembilan: Manifesto Politik (Bai’at) Kesepuluh: Memperkokoh dan

Mempertegas Bai’at Kesebelas: Pembentukan Pemerintahan

Islam Melalui Pemilihan.

Kedua Belas: Pemimpin Menentukan Pertempuran

Ketiga Belas: Pemimpinan Menentukan Kelahiran Negara Islam

Keempat Belas: Dimulainya Perang Informasi Antara Kedua Negara.

Kelima Belas: memilih Tempat Hijrah & Membentuk

Keenam Belas: Konspirasi Musuh untuk Membunuh Qayidah

Ketujuh Belas: Kecerdasan Perencanaan Manusia dalam Hijrah

Kedelapan Belas: Basis Baru Bergabung kepada Islam

Kesembilan Belas: Pengumumam Pertama untuk Syi’ar-Syi’ar Ibadah

Kedua Puluh: Keberhasilan Khittah & Sampainya Pimpinan tertinggi ke Puncak Pimpinan

Page 11: Manhaj Haraqi

KARAKTERISTIK PERIODE KEEMPATNEGARA DAN PENGUATAN PILAR-PILARNYA

Pertama: Gencatan Senjata Bersama Musuh-Musuh Selain Kaum Quraisy dan Sekutu-Sekutunya

Kedua: Membangun Basis yang Kokoh Ketiga: deklarasi Negara Islam Keempat: Opsi Perang Kelima: Komunitas Kaum Paganis di Madinah Keenam: Menceriberaikan Komplotan Itu

dengan Sentimen Nasionalisme dan Kekeluargaan

Ketujuh: Upaya Pemecahbelahan Barisan Islam Kedelapan: Musuh Melecehkan Norma-Norma

Demi Kepentingan Sendiri Kesembilan: Bahaya Mengancam Qiyadah Kesepuluh: Kondisi Perang dan Bersatunya

Semua Kekuatan Melawan Islam Kesebelas: Mengumumkan Perang kepada

Musuh Kedua Belas: Pengukuhan Jati Diri Islam

Mnejelang Konfrontasi Ketiga Belas: Konfrontasi Fisik dalam Perang

Badar dan Furqan yang ada Padanya

Keempat Belas: Kubu Orang-Orang Munafik, Kemunculannya, Bahayanya, dan Penysytannya

Kelima Belas: keberadaan Yahudi di Madinah dan Pembersihannya

Keenam Belas: Malam Tribulasi Panjang dan Bahayanya

Ketujuh Belas: Berita Gembira di Tengah Tribulasi

Kedelapan Belas: Aksi Sabotase dan Pengaruhnya dalam Menebarkan Rasa Takut dalam Barisan Lawan

Kesembilan Belas: Paran Media Massa dalam Perang

Kedua Puluh: Meningkatnya Jumlah personil dan Sarana Perang

Kedua Puluh Satu: Pengerahan Upaya Manusia Kedua Puluh Dua: Peran Serta Wanita dalam

Perang Kedua Puluh TIga: Strategi jenius Seorang

Pimpinan Kedua Puluh Empat: Pertolongan Allah di

Tengah Tribulasi

Page 12: Manhaj Haraqi

KARAKTERISTIK PERIODE KELIMAPERJUANGAN POLITIK DAN KEMENANGAN RISALAH

Pertama: Tantangan Psikologis terhadap Kaum Musyrikin

Kedua: Berita Bohong Ketiga: Pernikahan Rasulullah saw dan

pengaruhnya Terhadap Penyebaran Da’wah Islam

Keempat: Barisan Internal yang Kuat pada Peristiwa Shulhul Hudaibiyah

Kelima: Pengakuan Resmi dari Pihak Penyembah Berhala akan Keberadaan Negara Islam

Keenam: Perlawanan Kaum Tertindas Ketujuh: Proklamasi Islam ke seluruh

Dunia Kedelapan: terhimpunnya Segala

Kekuatan dan TImbulnya Kepercayaan untuk Menang

Kesembilan: Pengusiran Total Kaum Yahudi dari Jazirah Arab

Kesepuluh: Para Pemimpin Musuh Bergabung bersama Islam

Kesebelas: Benturan Pertama dengan Bangsa Romawi

Kedua Belas: Pertolongan Allah dan Kemenangan

Ketiga Belas: Pembersihan Kantong-kantong Paganis

Keempat Belas: Seluruh Jazirah Arab Masuk Islam

Kelima Belas: Menantang Romawi Secara Besar-Besaran

Keenam Belas: Surah al-Bara’ah dan Pembasmian Berhala Secara Tuntas

Ketujuh Belas: Haji Akbar Diikuti oleh 130.000 Kaum Muslimin

Kedelapan Belas: Berpulang ke ar-Rafiq al-A’la Setelah Nikmat Disempurnakan

Page 13: Manhaj Haraqi

Barisan Internal yang Kuat pada Peristiwa Shulhul Hudaibiyah Sesungguhnya, mendengar dan taat kepada pimpinan dalam keadaan sulit

dan terpaksa adalah lebih besar pengaruhnya daripada ketika dalam keadaan mudah dan bersemangat. Orang yang tetap mendengar dan taat di kala mengalami kesulitan dan keterpaksaan, pasti akan lebih mendengar dan taat kepada perintah jika dia menyukainya, merasa senang, dan siap melaksanakannya. Inilah arti yang sebenarnya dari mendengar dan taat

Sesungguhnya, pemimpin yang ingin dipatuhi bawahannya, haruslah menjadi orang yang tercepat dalam melaksanakan perintah-perintahnya sendiri. Adapn bila ternyata dia malah melanggar perintah-perintahnya sendiri, bisa saja bawahannya akan mematuhi perintahnya satu atau dua kali, tapi ketiga kalinya mereka akan menolak seluruh perintahnya sama sekali dan melepaskan diri dari kepemimpinannya, lalu membalikkan punggungnya dan tidak peduli lagi kepada perintahnya. Yang bertanggung jawab atas kejadian seperti ini adalah sang pemimpin itu sendiri, bukan bawahannya.

Kalau sejarah da’wah Islam tidak pernah melihat adanya semangat juang yang lebih besar selain semangat kaum muslim untuk menyatakan sumpah mereka pada Bai’at ar-Ridhwan, ia pun tidak pernah menyaksikan sikap ogah-ogahan dan patah semangat seperti yang disaksikannya pada saat terjadinya Shulhul Hudaibiyah.

Page 14: Manhaj Haraqi

Terhimpunnya segala kekuatan dan timbulnya kepercayaan untuk menang

Bahwa dalam melakukan perlawanan-perlawanannya terhadap para tiran, janganlah seluruh kekuatannya dipusatkan di satu tempat saja, yang mengakibatkan bila tempat itu terpukul, habislah seluruhnya semoga Allah tidak mendatngkan bencana seperti itu. Seharusnya gerakan Islam mencari tempat-tempat lain yang aman dan pusat-pusat cadangan bagi perjuangannya. Nanti, bila situasi yang sulit sudah berubah dan tidak ada lagi berbagi macam cobaan yang berat, sedangkan semua tempat dan pusat da’wah itu telah aman, bolehlah saat itu gerakan Islam menutup sebagian markasnya atau memfokuskan seluruh kekuatannya ke markas utama yang merupakan tumpuan dari semua markan cadangan. Adapun saat yang tepat untuk menempuh langkah ini adalah apabila gerakan Islam benar-benar telah memperoleh kekuasaan di muka bumi.

Page 15: Manhaj Haraqi

Para pemimpin musuh bergabung kepada Islam Menangnya gerakan Islam di medan perang, di mana

sebagian pemimpin musuh mati terkapar dan sebagian lainnya melarikan diri, kemudian berkobarlah api dendam dan keinginan untuk menuntut balas dalam peperangan berikutnya, adalah suatu hal yang hebat. Akan tetapi, ada yang lebih hebat lagi, tanpa diragukan, yaitu kemenangan gerakan Islam di medan perang yang lebih besar, yakni perang melawan hawa nafsu dan kemenangan di arena pertarungan yang lebih dahsyat antara kejahiliahan dan Islam, di mana para pemimpin musuh takluk hatinya, lalu membukakan dadanya bagi Islam dan bergabung ke bawah panjinya. Itulah kemenangan terbesar tanpa diragukan lagi. An-Nashr: 1-3