Manusia Dalam Tiga Kehidupan
-
Upload
hanifaghaniy -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Manusia Dalam Tiga Kehidupan
-
8/19/2019 Manusia Dalam Tiga Kehidupan
1/7
MANUSIA DALAM TIGA KEHIDUPAN 1
Posted by malfali on 2 April 2009
Posted in: ilmu thoriqoh. Tagged: ilmu thoriqoh. 1 Komentar
Manusia Dalam Tiga Kehidupan 1
Untuk lebih dalam menyelami rahasia keutamaan manusia, mencari hakekat jati diri manusia,
sebagai mutiara utama yang tersimpan rapat dalam rahasia hidup manusia, maka kita akanmemasuki pembahasan yang paling mendasar tentang rahasia kehidupan manusia beserta
alamnya.
Manusia sebagai makhluk yang tercipta dalam bentuk paling sempurna, baik lahir maupun batin:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”(S. !t-
http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/author/ponpesalfithrahgp/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/2009/04/02/manusia-dalam-tiga-kehidupan-1/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/category/ilmu-thoriqoh/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/tag/ilmu-thoriqoh/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/2009/04/02/manusia-dalam-tiga-kehidupan-1/#commentshttp://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/2009/04/02/manusia-dalam-tiga-kehidupan-1/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/category/ilmu-thoriqoh/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/tag/ilmu-thoriqoh/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/2009/04/02/manusia-dalam-tiga-kehidupan-1/#commentshttp://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/author/ponpesalfithrahgp/
-
8/19/2019 Manusia Dalam Tiga Kehidupan
2/7
"in# $%, meskipun demikian, sesungguhnya manusia merupakan makhluk yang asalnya tidak ada
menjadi ada. Sebelum ada, manusia belum dapat disebut sebagai sesuatu. &erarti saat itu
merupakan masa yang ghaib bagi manusia. "idak ada yang mengetahuinya kecuali hanya !llahs.'.t. Untuk mengungkap rahasia tersebut, maka tidak ada jalan lain kecuali harus mengikuti
petunjuk 'ahyu !llah.
!llah S". ber)irman:
+ ! 'م ! %* ()' & %$ #"! يئا مذكو ' - ',ي './0ا 23 45 6(
“&ukankah telah datang atas manusia satu 'aktu dari masa, di mana manusia ketika itu belummerupakan sesuatu yang dapat disebut*” (S. al-+nsan (%# %.
/irman !llah di atas memberikan suatu ketegasan, bah'a sesungguhnya manusia bukan makhluk
yang dihasilkan 0leh pr0ses e10lusi alam, dari kejadian satu kepada kejadian lain sebagaimana
yang diyakini 0leh penganut te0ri 2ar'in. !tau reinkarnasi dari binatang menjadi manusia,
sebagaimana yang diyakini 0leh sebagian 0rang-0rang ka)ir. !kan tetapi manusia adalahmakhluk yang asalnya tidak ada menjadi ada karena ia diciptakan. 3amun kemudian, setelah
kematian pertamanya di alam kehidupan dunia, manusia akan dihidupkan kembali untuk selama-lamanya di dalam kehidupan yang hakiki.
4adi, manusia adalah makhluk yang memiliki a'al, tetapi tidak mempunyai akhir. Karena
manusia harus mempertanggungja'abkan perbutannya di akhirat nanti untuk selama-lamanya.
+tulah yang menjadi salah satu keutaman manusia dibanding makhluk-makhluk lain. "idak seperti binatang misalnya, meski binatang mempunyai a'al akan tetapi ia juga mempunyai akhir.
5ada saatnya, setelah binatang itu dibutuhkan untuk sekedar pr0ses persidangan bagi manusia
pada hari kiamat, binatang itu akan dihilangkan sama sekali kecuali anjing !shabul Kah)i.
K0n0n menurut sebuah ri'ayat, anjing !shabul Kah)i akan dimasukkan surga bersamamajikannya.
Sejak pertama kali diciptakan, manusia tidak akan dihilangkan kembali untuk selama-lamanya.
Sejak pertama kali hidup itu, manusia akan mengalami kehidupan yang abadi, baik bahagia disurga ataupun sengsara di neraka. 6anya saja dalam menjalani kehidupannya tersebut akan
mengalami beberapa tahapan kehidupan.
"ahapan pertama di !7!M 8U6 (!lam 90dim atau alam aaliyah% dan "ahapan kedua di
!7!M 2U3+! (!lam hadits atau alam )ana%. 2i dalam tahapan kedua ini manusia juga akanmengalami tiga tahapan kehidupan. 5ertama di alam rahim, kedua di alam kehidupan dunia,
ketiga di alam barah. "ahapan ketiga di !7!M !K6+8!", dan di alam akhiratpun manusiaakan mengalami beberapa tahapan kehidupan, di antaranya alam mahsyar, alam hisab, alammian dan kemudian melintasi shir0th0l musta9im baru kemudian alam akhirat yaitu alam kekal,
di mana ahli surga telah menduduki surga dan ahli neraka telah mendekam di neraka.
2alam beberapa tahapan kehidupan tersebut manusia menjalani kehidupannya dalam dua
dimensi. 2imensi pertama, disebut dimensi 4ismul lathi), artinya “kehidupan manusia” itudibungkus dengan 4ismul lathi) atau jasad halus, yaitu di saat manusia berada di dalam alam ruh
-
8/19/2019 Manusia Dalam Tiga Kehidupan
3/7
dan juga di saat manusia mengalami kehidupan setelah matinya, di alam barah dan alam akhirat.
2an dimensi yang kedua disebut dimensi 4ismul mahsusah, artinya kehidupan manusia itu
dibungkus dengan 4ismul Mahsusah atau jasad kasar yang terdiri dari daging dan tulang, yaituketika kehidupan manusia itu berada di alam rahim dan alam kehidupan di dunia.
4ismul 7ati) adalah jasad halus yang membungkus ruh kehidupan manusia yang bukan terdiridari daging dan tulang. ;aitu di saat kehidupan manusia itu belum diletakkan di dalam rahim
se0rang +bu dan ketika kehidupan manusia itu sedang menjalani tahapan kehidupannya di alam barah dan alam akhirat. 4ismul lati) ini adalah sesuatu yang ghaib bagi indera lahir manusia
(panca indera% yang keberadaannya hanya dapat dirasakan 0leh matahati dengan kekuatan iman
dan yakin yang prima.
4ismul mahsusah adalah jasad kasar yang membungkus kehidupan manusia yang terdiri dari
daging dan tulang yang a'alnya diciptakan dari tanah kemudian yang selanjutnya diciptakan dari
saripati air mani. Ketika manusia mengalami kematian yang pertama di dunia, 4ismul mahsusah
ini kemudian dikubur yang selanjutnya akan kembali menjadi tanah.
4ismul lathi) (jasad halus%, sebagaimana juga jismul mahsusah (jasad kasar% keduanya
mempunyai ruh kehidupan, itulah yang disebut dengan: “nismatul dikeluarkan langsung dari sulbi 3abi !dam, yaitu disaat punggung 3abi !dam diusap !llahS". di alam ruh. !llah mengabarkan hal itu dengan )irman-3ya: ”2an (ingatlah%, ketika
"uhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak !dam dari sulbi mereka (S. al-!=ra)# >%.
Ketika manusia hidup di alam dunia, baik di alam rahim maupun alam kehidupan dunia, maka“nismah” itu dibungkus dengan 4ismul mahsusah dan ketika manusia hidup di alam ruh, alam baah dan alam akhirat, “3ismah” itu dibungkus dengan 4ismul 7athi). ( &ersambung. mal)iali,
Maret >??@%
MANUSIA DALAM TIGA KEHIDUPAN 2
Posted by malfali on 9 April 2009
Posted in: ilmu thoriqoh. Tagged: ilmu thoriqoh. 2 Komentar
http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/author/ponpesalfithrahgp/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/2009/04/09/manusia-dalam-tiga-kehidupan-2/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/category/ilmu-thoriqoh/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/tag/ilmu-thoriqoh/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/2009/04/09/manusia-dalam-tiga-kehidupan-2/#commentshttp://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/author/ponpesalfithrahgp/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/2009/04/09/manusia-dalam-tiga-kehidupan-2/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/category/ilmu-thoriqoh/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/tag/ilmu-thoriqoh/http://ponpesalfithrahgp.wordpress.com/2009/04/09/manusia-dalam-tiga-kehidupan-2/#comments
-
8/19/2019 Manusia Dalam Tiga Kehidupan
4/7
Manusia 2alam "iga Kehidupan >
“3ismatul
mahsusah, hidup di alam rahim dan di alam kehidupan dunia, maka keadaan “nismatul
-
8/19/2019 Manusia Dalam Tiga Kehidupan
5/7
yang sudah mati. +nilah bagian dari rahasia alam mimpi, sehingga disabdakan dalam sebuah
hadits bah'a mimpi 0rang yang beriman adalah seper empat puluh alam kenabian.
Seperti c0nt0h 0rang yang sedang sakit keras misalnya, dalam puncak merasakan rasa sakit itu,
antara sadar dan tidak, kadang-kadang manusia seakan-akan terbang ke a'ang-a'ang. ;ang
demikian itu sejatinya “nismatul
-
8/19/2019 Manusia Dalam Tiga Kehidupan
6/7
tetapi tetap hidup dan berangsur-angsur masuk alam barah kemudian alam akhirat dengan
menempati jasad baru, yaitu jasad halus yang disebut dengan jismul lathi) untuk
mempertanggungja'abkan segala yang pernah diperbuatnya di dunia.
alhasil, ruh yang ditiupkan Malaikat ruh di alam rahim tersebut bukan ”hakekat manusia” atau
jati diri manusia sebagaimana yang banyak diyakini 0leh beberapa kalangan, melainkan sekedar
ruh yang menghidupi jismul mahsusah selama di dunia. 8uh itu seperti baterai yang
menghidupkan r0b0t, ketika baterai itu di ambil maka r0b0t itu mati. Bleh karena itu, 0rang yang
mati disebut dicabut ruhnya. 5adahal keadaan yang sebenarnya tidaklah demikian, jati diri
manusia itu tidak mati, melainkan pindah alam untuk melanjutkan kehidupannya yang lebih
panjang.
2engan ruh yang ditiupkan dalam rahim tersebut, janinAsebagai jasad kasar pembungkus jati
diri manusia, yang asalnya mati menjadi hidup. 2engan hidupnya daging dan tulang itu, jati diri
manusia atau nismatul adamiyah selanjutnya dapat mengaktualkan kehidupannya kepada dunia
luar dengan menggunakan instrumen kehidupanAseperti mata, telinga dan 0takAyang tersedia
di dalam jasad kasar tersebut. !llah menyatakan hal ini dengan )irman3ya:
4! 56 $ H $ M & ! NI! O =% + L! Q! R ! + 5$ G & I+ J + =+ \ ! ] ! ! 5! $̂ " X _! ? X $̀
“Kemudian 2ia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh% nya r0h (ciptaan% -3ya dan
2ia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati# (tetapi% kamu sedikit sekali
bersyukur”. (S.as-Sajadah#E>G@%
Bleh karena itu, jika salah satu dari instrumen kehidupan jasad kasar itu kebetulan terlahir dalam
keadaan tidak sempurna, seperti tuli misalnya, maka kehidupan manusia tersebut juga berjalan
tidak sempurna. 6al itu disebabkan, karena nismatul adamiyah yang menghidupi daging dan
tulang itu tidak mampu mengaktualkan kehidupannya secara sempurna. "erkadang jasad kasar
manusia itu malah dihidupi 0leh makhluk jin, seperti keadaan 0rang yang kesurupan jin. 6al itu
bisa terjadi, karena saat itu jin sedang dapat menguasai jati diri manusia, sehingga instrumen
kehidupan jasad kasar tersebut dijadikan sarana 0leh jin untuk mengaktualkan kehidupannya di
alam manusia.
2isaat manusia menjalani tahapan alam kehidupan dunia, maka “nismatul adamiyah” itu
mengikuti sunnah yang berlaku pada alam jismul mahsusah. 4ati diri manusia itu mengikuti
pr0ses perkembangan mende'asakan hidupnya mengikuti kemampuan instrument kehidupan
jasad kasar tersebut. Ketika anak manusia itu harus melengkapi dirinya dengan ilmu
pengetahuan, lalu ilmu itu diamalkan, dan selanjutnya membentuk menjadi karakter, dimana
seharusnya manusia saat itu mampu bermaCri)at atau mengenal, yang pertama kepada dirinya
sendiri, kemudian lingkungannya dan selanjutnya supaya dapat bermaCri)at kepada "uhannya.
Keadaan yang dialami jati diri manusia itu seperti perangkat k0mputer yang harus diinstall
-
8/19/2019 Manusia Dalam Tiga Kehidupan
7/7
dengan pr0gram-pr0gram, betapa canggihnya perangkat keras c0mputer tersebut tanpa perangkat
lunak yang canggih, k0mputer itu tidak akan mampu memba'a keman)aatan yang berarti.
!dapun alam jismul lathi) dan alam jismul mahsusah, atau alam batin dan alam lahir, kedua alam
itu hakekatnya satu, hanya saja antara keduanya dibatasi dengan ruangan (barah%. Keadaan itu
bagaikan dua samudera yang dipisahkan 0leh daratan, namun suatu saat dengan ilmu !llah,
kedua samudera itu dibiarkan dapat bertemu. !tau seperti bumi yang dibatasi atm0s)ir, maka
sunnah yang ada di dalam atm0s)ir itu berbeda dengan sunnah yang ada diluarnya, padahal dua
ruangan itu sama-sama di dalam ruangan alam yang satu. !llah memberikan isyarat dengan
)irman-3ya:
J + F + % & L! 5! +6 & V ! (& G ! = & -! $ "' $ c! J ! % X ( 4X B! "V $ % ! &
“2an ketahuilah bah'a sesungguhnya !llah membatasi antara manusia dan hatinya”. (S. al-
!n)al (D%# >$%.
2an lebih jelas lagi )irman !llah.
) 4+ N= ! # + @ ! % & c! G + c& 6 ! ' & F ! (& ! 6 ! I!194+ N= ! , + F & c! ! ! 6 & -! NV ! $ 8 ! = & -! C
“2ia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,(H%antara keduanya ada
batas yang tidak dapat dilampaui 0leh masing-masing.(S.ar-8ahman (FF%# @->?%.
Uraian tentang tiga tahap kehidupan manusia beserta rahasia alamnya, yaitu alam jismul lathi)
dan alam jismul mahsusah di atas, merupakan k0nsep dasar yang telah diketengahkan para ulama
sala)ush sh0leh, hasil ijtihad dan mujahadah mereka, memadukan ayat yang tersurat dengan ayatyang tersirat dalam rangka beristimbat untuk mencari makna dan mentaC'ilkan )irman-)irman
!llah tersebut di atas. Uraian tersebut hendaknya dijadikan dasar pijakan bagi para pembaca
untuk menindaklanjuti uraian-uraian yang berikutnya, insya !ll0h. Sem0ga dengan itu !llah
memberikan kemudahan kepada kita untuk memahami makna yang ada di dalam )irman-)irman-
3ya. (mal)iali, !pril >??@%