manusia sebagai sasaran moral

download manusia sebagai sasaran moral

of 10

Transcript of manusia sebagai sasaran moral

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    1/10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    a. Latar belakang

    Upaya seseorang dalam menentukan tindakan atau perbuatan tentunya

    didasarkan pada keputusan-keputusan yang telah mendapatkan persetujuan

    didalam masyarakat sosial. Tindakan tersebut merupakan bentuk moral

    yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang telah mendapatkan kedudukanya

    di masyarakat. Namun, pembentukan moral di masyarakat dan

    penerapanya membutuhkan suatu orientasi dan konsistensi supaya tercipta

    kehidupan bersama secara harmoni. Untuk itu diperlukan berbagai kajian

    mengenai moralitas sehingga dapat menjadi pedoman sejauh mana

    moralitas manusia terutama moralitas yang terdapat disekitar masyarakat

    kita.Dalam menentukan dan melakukan tindakan, manusia harus berbeda

    dengan hewan karena manusia dibekali dengan kesadaran dalam

    menentukan tindakannya. Kesadaran moral menjadi sasaran manusia

    dalam tindakan sehingga dapat dikatakan manusia menjadi manusiawi.

    Tindakan manusiawi (actus umanus! tidak boleh mengingkari (actus

    hominus! yaitu tindakan yang semua makhluk hidup lakukan seperti

    makan, minum dan tidur. "ering kali, dalam mencapai kebutuhan manusia,

    manusia menggunakan segala cara dengan merusak kebutuhan manusia

    yang lain. al itulah yang membuat manusia harus memiliki kesadaran,

    hukum, kepercayaan, agama untuk mengendalikan si#at rakus dan

    ketidakadilan dalam masyarakat.

    Untuk itu manusia dalam segala tindakan didasarkan moralitas. "ebagai

    bentuk pemahaman dan pengertian mengenai moral dan tindakan moral,

    penulis memberi kajian teoritis mengenai kha$anah moralitas tentang apa

    mengenai moralitas, perbuatan-perbuatan manusiawi serta pandangan

    pendidikan yang setengah manusia membahas tentang dinamika

    pendidikan di masyarakat kita.

    1

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    2/10

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Khazanah moralitas

    %oral secara etimologi (dalam bahasa latin mores! artinya kebiasaan atau

    adat istiadat. &ika kita memandang arti kata 'moral perlu diperhatikan bahwa

    kata ini bisa dipakai sebagai nomina (kata benda! atau sebagai adjekti)a (kata

    si#at!. &ika kata 'moral dipakai sebagai kata benda artinya sama dengan etis

    dan jika dipakai sebagai kata benda artinya sama dengan etika yang secara

    umum yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi

    seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah-lakunya. '%oralitas

    (dari kata latin moralis! mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan

    moral hanya ada nada lebih abstrak. &ika berbicara tentang moralitas suatu

    perbuatan, artinya, segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya. %oralitasadalah si#at moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan

    baik dan buruk.

    *anyak perbuatan manusia berkaitan dengan baik atau buruk, tapi

    tidak semua, ada juga yang netral dari segi etis misalkan jika saya mengikat

    dulu tali sepatu kanan dan baru kemudian tali sepatu kiri, perbuatan itu tidak

    mempunyai hubungan dengan baik dan buruk. *aik dan buruk dalam arti etis

    memainkan peranan dalam hidup setiap manusia. *ukan saja sekarang ini tapi

    juga di masa lampau. +da hal-hal yang $aman dulu sering dipraktekkan dan

    dianggap biasa saja misalnya kolonialisme, perbudakan dan diskriminasi.

    Kesemua itu akan ditolak sebagai tidak etis oleh hampir semua bangsa

    seradab sekarang ini.

    *ukan saja moralitas merupakan suatu dimensi nyata dalam hidup

    setiap manusia, baik pada tahap perorangan maupun pada tahap sosial, dan

    juga moralitas hanya terdapat pada manusia dan tidak terdapat pada makhluk

    lain. %akhluk yang paling dekat dengan manusia tentunya binatang. *anyak

    #ilsu# berpendapat bahwa manusia adalah binatang-plus (binatang dengan

    ditambah suatu perbedaan khas!. erbedaan khas itu adalah rasio, bakat untuk

    menggunakan bahasa, kesanggupan untuk tertawa, kesanggupan untuk

    membikin alat-alat, dan seterusnya.B. Perbuatan!erbuatan manusia"i

    %anusia menurut hakikatnya adalah makhluk berakal budi dan berkehendak

    bebas, mampu membimbing dirinya sendiri ke arah tujuan diabwah naungan

    penyelenggaraan illahi. +pabila kebahagiaan sempurna disodorkan kepada

    manusia tanpa kehendaknya, tanpa atribut-atributnya yang tertinggi, akal budi

    dan kebebasan kehendak, akan tidak ada gunanya baginya untuk memenuhi

    maksud utama dan eksistensinya. "etiap makhluk mencari tujuannya dengan

    cara yang sudah ditentukan oleh kodratnya. Karena kodrat manusia itu

    berakal budi dan bebas, dengan memakai cara-cara inilah manusia wajib

    mencari tujuannya.

    2

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    3/10

    Dalam perbuatan manakah yang mempunyai arti etis. erbuatan manusia

    menurut Thomas +uinas dibedakan antara actus hominisan act of a man

    (tindakan atau perbuatan manusia! dan actus humanus/human act (tindakan

    atau perbuatan manusiawi!. Keduanya mempunyai persamaan karena bertolak

    pada tindakan manusia, tetapi juga mempunyai perbedaan yang besar.

    a. Actus hominismengacu pada manusia sebagai makhluk biologis saja yaitu

    perbuatan yang berlangsung tanpa disengaja dan dilaksanakan tanpa

    dikehendaki secara bebas. erbuatan itu berlangsung di luar kontrol dan

    kuasa si pelaku. Actus hominis adalah tindakan manusia yang pada

    dasarnya dilakukan sebagai mahkluk hidup. "egala akti)itas manusia

    yang bersi#at 'rutin, 'spontan, tidak memerlukan pemikiran ataupun

    pertimbangan ataupun bahkan tidak memerlukan suatu keputusan-

    keputusan. /ang termasuk actus hominismisalnya ketika lapar manusia

    melakukan akti)itas makan dan minum0 ketika lelah manusia mengambilwaktu untuk istirahat entah dengan berbaring atau tidur0 ketika merasa

    diri kotor maka manusia melakukan akti)itas bersih diri entah dengan

    mandi dan sebagainya. "egala perbuatan manusia yang dikategorikan

    sebagai actus hominis pada dasarnya tidaklah berbeda dengan yang

    dilakukan oleh hewan.

    Umumnya hewan memiliki suatu ketetapan perilaku, yang arahnya

    menuju pada 'upaya mempertahankan hidup (survival!. Dalam rangka

    sur)i)al ini maka hewan akan melakukan kegiatan, beradaptasi dengan

    lingkungan sekitar, mencari makan, berlindung dari hal-hal yang

    membahayakan atau tidak mengenakkan dirinya, bertahan hidup dari

    segala ancaman dan sebagainya. "egala hal tersebut pada dasarnya juga

    dilakukan oleh manusia, meskipun dalam wujud penghayatannya selalu

    berkembang berdasarkan 'budaya sebagai hasil dari proses adaptasi

    dengan lingkungan setempat. al ini karena perbuatan-perbuatan yang

    tampaknya 'ringan, 'spontan seringkali tidak merupakan buah pikiran

    ataupun cetusan dari lubuk hati yang dalam.

    b. "ementara itu, actus humanus mengacu pada manusia sebagai subjek

    moral yang mempunyai humanus, dibutuhkan pendidikan dalam proses

    yang panjang.Actus humanusadalah perbuatan yang dilakukan manusiaselaku pribadi manusia, artinya1 dengan tahu dan mau, dan dalam

    keadaan bebas sehingga perbuatan tersebut 'ada dalam kuasanya. 2leh

    karena actus humanus itu dilakukan ada dalam kuasa subyek, maka

    tindakannya tersebut harus dapat dipertanggung-jawabkan. Tindakan ini

    berkaitan dengan kebebasan sebagai kemampuan untuk menentukan

    sikap. Tindakan jenis kedua ini disebut juga tindakan etis. Dalam hal ini,

    peran masyarakat sangat menentukan hati nurani, kebebasan, serta rasio

    dan juga dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial. Karena itu,

    3

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    4/10

    makan yang sopan dan baik serta mengingat kepentingan orang lain

    adalah contoh dari actus humanus.

    %anusia adalah satu-satunya makhluk di dunia ini yang dapat berpikir,

    tetapi apabila pikiran-pikiran itu berjalan demikian saja karena asosiasi

    tanpa pengarahan dan pengontrolan yang sadar, pikiran-pikiran itu

    berjalan demikian saja karena asosiasi tanpa pengarahan dan pengontrolan

    yang sadar, pikiran-pikiran semacam itu hanya aactus hominus, bukannya

    perbuatan manusiawi (actus humanus!, meskipun perbuatan-perbuatan ini

    perbuatan dari tata susunan rasional. %aka perbuatan yang dapat

    dibimbing menjadi perbuatan manusiawi berdasarkan intelek yang sadar

    dan kehendak.

    Actus humanusadalah tindakan-tindakan yang selama ini dipandang

    sebagai tindakan berbudaya yang khas manusia dengan tidak mengingkari

    actus hominis. 3ni supaya manusia bisa beranjak menjadi makin manusiawidan mempunyai actus. actus humanusini sering disebut dengan tindakan etis

    (human act), actus humanusmempunyai tiga macam si#at1

    a. engetahuanpengertian

    Tindakan atau perbuatan terbit dari suatu moti#, dan diarahkan kepada

    suatu tujuan, misalnya tidaklah mungkin saya menghendaki makan

    champignons sauce bila mendengar saja belum. Kehendak adalah

    kemampuan yang buta dan bukan kemampuan untuk mengerti, dan tidak

    dapat berbuat kecuali bila diterangi intelek.

    +kti)itas intelek terlebih-lebih nampak dalam proses pertimbangan

    (deliberation), dimana moti#-moti# yang pro dan kontra tidak bisadipertimbangkan kecuali jika diketahui. &uga harus terdapat perhatian

    tentang apa yang ia kerjakan, memusatkan perhatian pada perbuatan-

    perbuatn yang sedang dikerjakan supaya seseorang sadar akan

    perbuatanya. Dan tidak mungkin terdapat perhatian tanpa ada sedikit

    perenungan, yang dengan itu akal kembali dan memandang dirinya

    sedang berbuat. 3a mengerti bahwa ia mengerti, dan mengerti bahwa ia

    menghendaki. "uatu perbuatan disebut perbuatan manusiawi apabila

    perbuatan tersebut diketahui. al-hal atau keadaan dari perbuatan yang

    tidak disadari si pelaku tidaklah dapat dipertanggungjawabkankepadanya. Umpamanya seseorang yang mencuri uang tidak mengetahui

    bahwa uang curianya itu uang palsu, ia secara moral salah karena

    pencurian, meskipun ia tidak mendapatkan keuntungan dari pencurianya.

    b. Kesukarelaan atau keikhlasan

    "upaya terdapat perbuatan manusiawi, tidaklah cukup ada pengertian,

    tetapi harus juga dikehendaki. "uatu perbuatan yang terlaksana dengan

    pengertian dan kehendak disebut sukarela. "uatu perbuatan sukarela

    adalah perbuatan yang dikehendaki, yaitu perbuatan yang tidak

    dipaksakan pada si pribadi dari luar, dan bukan perbuatan yang terbit

    secara spontan dari dalam.

    4

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    5/10

    %enurut aristoteles juga terdapat kesukarelaan dalam perbuatan yang

    dikerjakan oleh anak-anak dan binatang. endapat +ristoteles ini bisa

    diterima, yakni dalam pengertian bahwa perbuatan-perbuatan bisa

    diterima, yakni dalam pengertian bahwa perbuatan-perbuatan binatang

    itu sukarela dalam arti analogis, dalam arti seirip. &adi, tidak seperti pada

    manusia dimana pelaku yang sukarela mengerti tidak hanya keadaan

    perbuatannya, tetapi juga arah tujuanya. +da lima hal yang menentukan

    si#at kesukarelaan yaitu0 tidak tahu, pasi, ketakutan, paksaan, kebiasaan.

    &adi sukarela dalam arti actus humanus yaitu perbuatan yang si

    pelakunya tahu apa yang akan ia lakukan, dan menghendaki mengerjakan

    itu.

    c. Kemerdekaan atau kebebasan

    Kemerdekaan kehendak adalah kemampuan apabila semua persyaratan

    untuk berbuat hadir, yaitu kemampuan untuk berbuat atau untuk tidakberbuat, kemampuan untuk mengerjakan ini atau mengerjakan itu.

    *iasanya semua perbuatan yang sukarela adalah perbuatan-perbuatan

    yang bebas, tetapi konsepnya (pengertianya! tidaklah sama. "uatu

    perbuatan merdeka menuntut adanya dua kemungkinan atau lebih yang

    bisa dipilih, dan paling sedikit mengandung alternati# untuk berbuat atau

    tidak berbuat. +pabila hanya satu mungkin, tetapi itulah yang akan

    diambil seseorang dengan pengertian dan kehendaknya apabila disuruh

    memilih, meskipun sukarela, tidak merdeka. erbuatan semacam itu

    muncul dari kehendak dengan pengertian akan tujuan.

    Diantara ketiga itu kesukarelaanlah yang pada hakikatnya menyebabkan

    suatau perbuatan menjadi perbuatan manusiawi (actus humanus!. engertian

    adalah syarat mutlak yang hakiki, tanpa hal itu perbuatan tidak dapat

    dilakukan dengan sukarela. Kemerdekaan termasuk kedalam hampir semua

    perbuatan manusiawi kita, dan biasanya muncul dari #akta bahwasanya

    perbuatan adalah sukarela.

    Tindakan manusia selalu dimoti)asi oleh suatu tujuan. Tujuan akhir masing-

    masing kita adalah untuk memaksimumkan kebahagiaan dan

    kesejahteraannya dan itu biasanya saling berkontradiksi dengan tujuan

    indi)idu lainya. %enurut enry a$litt (4567! untuk mencapai tujuan maka

    dibutuhkan kerjasama sosial sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan

    pembagiaan untuk mendapatkan porsi setiap indi)idu. Untuk itu sebagai

    anggota di masyarakat sebaiknya memaksimumkan kebahagiaan dan

    kesejahteraan masyarakat sebagai satu keseluruhan. Tulisan selanjutnya akan

    mencoba mere#leksikan situasi manusia 3ndonesia dalam bidang pendidikan

    baik pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat berdasarkan pendekatan

    ini. Dengan kata lain, dicoba diukur apakah manusia 3ndonesia sudah cukup

    berbudaya dan menjadi makin manusiawi.

    #. Pen$i$ikan %ang setengah manusia"i

    5

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    6/10

    ada dasarnya setiap manusia itu egosentris, tetapi hal ini penting untuk

    keselamatan (survival!-nya. aham tentang manusia sebagai serigala bagi

    yang lain (homo homini lupus! seperti dikatakan Thomas obbes jelas terkait

    dengan kecenderungan dasar ini. Kecenderungan ini pulalah yang mendasari

    berbagai actus humanus.

    "ebenarnya pula, kecenderungan dasar ini pulalah yang menciptakan

    dinamika hidup manusia. &ika manusia itu altruis atau tidak egosentris, sulit

    dibayangkan adanya dinamika kultural dan sosial kita. Kecenderungan

    egosentris ini pun memungkinkan adanya pertandingan-pertandingan dalam

    dunia pendidikan dari tingkat personal maupun organisasi kelompok seperti

    adanya peringkat hasil pembelajaran peserta didik. eserta didik bersaing atau

    bahasa lainnya berkompetensi untuk mendapatkan tempat dan kedudukan

    yang prestisius diantara peserta didik yang lain. Kompetensi yang

    diselenggarakan secara sehat dan jujur tanpa ada keberatan sebelah adalahpengembangan actus hominis menjadi actus humanus. anya, egosentrisme

    yang berlebihan menciptakan segala macam masalah sosial yang berimbas

    pada dunia pendidikan. Keserakahan pada dasarnya adalah egosentrisme yang

    berlebihan itu. Korupsi dalam segala wujudnya adalah contoh hasil paling

    transparan. &elas, korupsi tidak bisa dikatakan sebagai actus humanus karena

    mengingkari kontrol nurani dan hidup bersama.

    8gosentrisme dapat bersi#at penindasan, dimana sebagian manusia

    meman#aatkan segala kemampuannya untuk keperluan, sementara yang lain

    menikmati jerih payah orang lain dengan cara yang tidak adil. *agi 9reire

    penindasan apapun dan alasannya adalah tidak manusiawi, sesuatu yang

    mena#ikan harkat kemanusiaan (dehumanisasi!. %anusia yang sejati adalah

    menjadi pelaku yang sadar, yang bertindak mengatasi dunia serta realitas.

    Dunia dan realitas bukan sesuatu yang ada dengan sendiri dan diterima

    dengan apa adanya. %anusia harus menggeluti dunia dan realitas dengan

    penuh sikap kritis dan daya-cipta dengan menggunakan bahasa pikiran,

    sehingga pada hakekatnya manusia mampu memahami keberadaan dirinya

    dan lingkungan dunianya dengan bekal pikiran dan tindakan (manusiawi! dan

    ia merubah dunia dan realitas. %aka dari itu manusia berbeda dengan

    binatang yang hanya digerakkan oleh naluri. %anusia juga memiliki naluri,namun juga memiliki kesadaran (consciousness!. %anusia memiliki

    eksistensi dan actus humanus. al ini tidak berarti bahwa manusia tidak

    memiliki keterbatasan, tetapi dengan #itrah kemanusiaanya seseorang harus

    mampu mengatasi situasi-situasi batas yang mengekangnya. &ika seseorang

    pasrah, menyerah pada situasi batas tersebut, apalagi tanpa ikhtiar dan

    kesadaran sama sekali, sesungguhnya ia sedang tidak manusiawi.

    "eperti yang dijelaskan bahwa manusia idealnya mampu menggunakan

    pikiran yang berupa kesadaran dan tindakan sehingga orang tersebut dapat

    dikatakan sebagai manusiawi bukan sekedar manusia biologis. Kesadaran

    6

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    7/10

    menjadi pilar utama dalam menentukan bahwa seseorang memiliki moral,

    dalam perkembangan pengetahuan tentang moral maka kesadaran moral

    :awrence Kohlberg sering dijadikan acuan tentang kesadaran moral yang

    menjadi sasaran. Teori perkembangan moral dan teori pendidikan moral yang

    dihasilkan oleh Kohlberg berdasar pada temuan empiris mengenai tahap-

    tahap keputusan moral. 3a mende#inisikan perkembangan moral dari tahap

    yang satu ketahap berikutnya dan pendidikan moral berarti merangsang

    gerakan tersebut.

    a. Tingkat prakon)ensional

    %oti)asi untuk penilaian moral terhadap perbuatan hanya didasarkan

    atas akibat atau konsekuensi yang dibawakan oleh perilaku1

    4. 2rientasi hukuman dan kepatuhan

    Taat pada hukum 1 patuh semata-mata karena ingin berbuat patuh,

    menghindari hukuman #isik atau kerusakan hak milik.

    ;. 2rientasi relati)is-instrumental

    erbuatan baik jika ibarat instrumen (alat! dapat memenuhi

    kebutuhan sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain

    seperti ibarat orang pasar.

    b. Tingkat kon)ensional

    %enyesuaikan penilaian dan perilakunya dengan harapan orang lain

    atau kode yang berlaku dalam kelompok sosialnya.

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    8/10

    untuk martabat manusia sebagai pribadi bukan semata-mata yang

    berlaku pada undang-undang jika undang-undang tersebut

    menyesatkan prinsip tersebut. 2rang yang melanggar prinsip-

    prinsip hati nurani ini akan mengalami penyesalan yang mendalam

    (remorse) dengan penuh tanggung jawab.

    %enjadi makin jelas bahwa idealnya, egosentrisme manusia perlu dikelola

    supaya mendatangkan kebaikan, baik itu kebaikan si indi)idu maupun

    kebaikan orang lain. 3nilah yang disebut budaya sebagai actus humanus, yaitu

    mengelola kecenderungan natural manusia supaya manusia menjadi lebih

    manusiawi. *agaimana dengan pendidikan kita. :ihatlah musim begal yanag

    lalu dimana pelaku-pelaku begal ternyata rata-rata remaja yang masih

    mengenyam pendidikan menengah, mereka tak segan menghabisi nyawa

    orang lain hanya demi materi (Kompas, ;?-; ;@4=!. al ini jelas

    membuktikan pendidikan belum sepenuhnya memberikan kesadaran moralsehingga unsur actus humanus (manusiawi! berlandaskan tanggung jawab

    moral yang masih miskin.

    Kemudian muncul lagi tawuran antar pelajar, kerusuhan mahasiswa dimana

    kebaikan dipandang hanya kesetiakawanan dan solidaritas kelompok

    (perkembangan moral Kohlberg tahap < orientasi kelompok! maka diperlukan

    peningkatan kesadaran apa itu moral sehingga hidup ini terasa manusiawi dan

    harmoni. %enatapkan cermin manusia tadi pada idealitas ini bisa menggiring

    pada kesimpulan bahwa manusia 3ndonesia belum sungguh manusiawi.

    %anusia 3ndonesia belum sungguh berbudaya.

    8

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    9/10

    KESIMPULAN

    +dapun kesimpulan dari manusia sebagai sasaran moral1 actus ominus dan

    +ctus humanus adalah sebagai berikut1

    a. moralitas merupakan suatu dimensi nyata dalam hidup setiap manusia,

    baik pada tahap perorangan maupun pada tahap sosial, dan juga moralitas

    hanya terdapat pada manusia dan tidak terdapat pada makhluk lain.

    b. erbuatan manusia berbeda dengan dengan perbuatan manusiawi (actus

    humanus!. erbuatan manusiawi adalah hasil dari suatu proses psikologis

    yang kompleks, mencakup keinginan, maksud, pertimbangan, pemilihan,

    persetujuan, penggunaan, dan penikmatan. Titik yang menentukan adalah

    persetujuan kehendak dan pertimbangan akal budi

    c. erbuatan manusiawi mempunyai tiga bentuk kualitas1 4! pengetahuan,

    memberikan pertimbangan, jalan ke tujuan, perhatian dan perenunganserta kesadaran. ;! kesukarelaan, menuntut bahwa si pelaku tahu apa yang

    sedang ia kerjakan, dan menghendaki mengerjakanya serta

    kemerdekaan, kemungkinan untuk memilih

    9

  • 7/26/2019 manusia sebagai sasaran moral

    10/10

    DA&'A( PUS'AKA

    Buku)

    *ertens. ;@4=. 8tika. /ogyakarta1 Kanisius

    9reire, aulo. ;@@;. olitik endidikan (kebudayaan, kekuasaan dan

    pembebasan!. /ogyakarta1 ustaka elajar

    a$litt, enry. ;@@