masa remaja rasulullah
-
Upload
siti-jumatun -
Category
Education
-
view
190 -
download
0
Transcript of masa remaja rasulullah
MASA REMAJA RASULULLAH
Tugas kelompok bab 6 SEJARAH NABI
Di susun oleh :
- Menik Septikasari 12 - Subaidah 29- Rena tuhfatul S.M.E 23 - Sulastri 31- Novi Nur Annisa 17 - Rizal Muttaqin 24- Siti Jum’atun 27 - Yuyun Nur .K. 38- Siti Muslimah 28 - Tony Argen .N. 32
AGAMA
SMK NEGERI 1 REMBANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
awal-awal masa remaja beliau lewati dengan menggembalakan kambing-kambing
milik beberapa ahli Mekkah. Dan tak ada seorangpun Nabi,kecuali mereka sebelumnya
pernah menggembalakan kambing. Beliau lakukan itu dengan menerima upah beberapa
keping uang dari para pemilik domba-domba itu. Bagi beliau,dengan menggembala adalah
kesempatan untuk menyendiri dan menghindar dari hiruk pikuk kota mekkah, sekaligus
merenung. Beliau membenci tatacara ibadah orang Quraisy yang menyembah berhala.
Beliaupun tidak suka melihat masyarakatnya tenggelam dalam minuman keras,dan
keterpurukan moral. namun sempat juga terlintas di hati nabi muhammad remaja,untuk
melakukan apa yang dikerjakan para pemuda. Dengan berkumpul pada malam-malam
sembari mengobrol,bercanda,dan mendengarkan penyanyi mendendangkan lagu.
beliaupun bilang pada teman gembalanya bahwa malam itu beliau ingin datang ke
tempat perkumpulan pemuda,beliau titipkan kambing-kambingnya pada temannya itu. beliau
pun pergi dan menuju ke arah salah satu klub malam di kota Mekkah,dari kejauhan telah
terdengar nyanyian dan tetabuhan,beliau sempat terpukau dengan suara indah nyanyian itu.
akan tetapi Alloh menjaganya,tiba-tiba beliau mengantuk dan jatuh tertidur sampai
panasnya sinar matahari yang membangunkan beliau. beliau belum puas,besoknya kembali
melakukan hal yang sama. Namun lagi-lagi kejadian yang sama terulang,beliau tertidur lagi.
Dan sejak itu,beliau tidak berniat mengulangi lagi,dan tak terlintas keinginan melakukan
tindakan masyarakat jahiliyah. dan ketika mendekati usai 20-an tahun,beliau berpindah jalur
dan terjun ke dunia perniagaan dan perdagangan. Teman karib beliau sesama pedagang
adalah Sa-ib bin Abi Sa-ib al-makhzumi. beliau S.a.w terkenal di kalangan masyarakat
dengan kejujuran kata-katanya, amanahnya,juga ketinggian budi pekertinya. Semenjak usia
remaja,beliau telah menyandang gelar (al-amien),yang bisa dipercaya. Dan gelar itu juga
panggilan keseharian beliau, shollallahu Alaihi wa sallam
Pada awal-awal masa remaja, Rosululloh belum memiliki pekerjaan tetap untuk
mencukupi kebutuhan hidup. Namun begitu, beliau tidak putus harapan. Beliau mengembala
kambing di kalangan Bani Sa’ad dan juga di Makkah dengan imbalan beberapa dinar. Beliau
menjalani semua itu selama beberapa tahun.
SMK NEGERI 1 REMBANG 2
Pada usia dua puluh lima tahun, beliau pergi berdagang ke Syam menjualkan barang
dagangan milik Khodijah binti Khuwailid. Khodijah ialah seorang wanita pedagang,
terpandang dan kaya raya. Dia biasa menyuruh orang-orang untuk menjalankan barang
dagangannya dengan membagi sebagian hasilnya kepada mereka. Sementara kebanyakan
orang Quroisy memiliki kegemaran berdagang. Karena itulah kerjasama dagang di antara
mereka bisa berjalan dengan baik.
Di kalangan kaum Quraisy, Nabi Muhammad memang dikenal sebagai orang
yang berbudi luhur. Tatkala Khodijah mendengar kabar tentang kejujuran perkataan beliau,
nama baik dankemuliaan akhlak beliau, maka dia pun mengirimkan utusan dan menawarkan
kepada beliau agar berangkat ke Syam untuk menjualkan barang dagangannya. Dia siap
memberikan imbalan yang jauh lebih banyak dari imbalan yang pernah dia berikan kepada
pedagang-pedagang yang lain. Tapi dengan syarat, beliau harus pergi bersama seorang
pembantunya yang bernama Maisaroh. Beliau menerima tawaran ini. Maka, berangkatlah
beliau ke Syam untuk berdagang disertai Maisaroh.
Setelah selesai berdagang di Syam, beliau bersama Maisaroh kembali ke Makkah.
Setibanya di Makkah, Khodijah terheran-heran dan takjub. Keuntungan yang ia peroleh dari
perdagangan Nabi Muhammad sangatlah banyak. Tidak pernah sebelumnya ia mendapat
laba sebesar itu. Maisaroh menceritakan kepada Khodijah bahwa Nabi Muhammad bisa
mendapatkan itu semua karena modal dagang utama beliau adalah akhlak yang mulia,
juga kecerdikan dan kejujuran. Sehingga wajar bila orang-orang yang menjalin hubungan
dagang dengan beliau merasa senang.
Beberapa nasihat untuk orang tua dan para pendidik:
Tanamkan keyakinan kepada anak bahwa sebagai umat Islam kita tidak boleh
memiliki sifat mudah putus asa. Tapi hendaknya selalu bersikap optimis dan
tidak mudah menyerah.
Informasikan kepada anak bahwa Rosululloh adalah manusia yang paling
mulia, juga pemimpin seluruh umat. Meski begitu, beliau pun pernah hidup dari
hasil mengembala kambing. Dan itu tidak mengurangi kehormatan beliau
sebagai utusan Alloh. Justru hal itu akan menjadi contoh bagi umatnya.
Informasikan juga kepada mereka bahwa kebanyakan orang Arab memiliki
kegemaran berdagang. Dan Nabi Muhammad juga termasuk orang yang gemar
berdagang. Bahkan, beliau termasuk golongan orang-orang yang paling mahir
dalam dunia dagang.
Beri wawasan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad bertemu dengan
Khodijah pada usia dua puluh lima tahun melalui hubungan dagang. Dia adalah
SMK NEGERI 1 REMBANG 3
seorang wanita terpandang dan kaya raya yang nantinya akan menjadi istri
pertama beliau.
Sampaikan kepada anak bahwa sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rosul,
Rosululloh sudah dikenal sebagai orang yang berbudi luhur. Sehingga wajar
bila dalam seluruh aspek kehidupan beliau, termasuk berdagang, banyak orang
yang suka berhubungan dengan beliau.
Usai pemakaman Aminah, ummu Aiman segera membawa Muhammad kecil ke
rumah kakeknya, Abdul Mutthalib di Mekkah. Dengan senang hati sang kakek menerima
cucu yang telah yatim piatu itu. Dalam waktu singkat Muhammad dapat melupakan
kesedihannya karena kehilangan ibunda tercinta. Kakeknya mencintainya dengan sangat
tulus.
Namun hal ini tidak berlangsung lama. Karena dua tahun kemudian Abdul
Mutthalib juga wafat. Ia wafat dalam usia 80 tahun. Sementara itu Muhammad berusia 8
tahun. Beruntung menjelang ajalnya, Abdul Mutthalib masih sempat memikirkan masa
depan cucu yang amat disayanginya itu. Ia mengumpulkan ke sembilan anaknya dan
berpesan agar mereka sungguh-sungguh memperhatikan nasib Muhammad. Ia berwasiat
agar cucu kesayangannya itu di pelihara oleh Abu Thalib, salah satu putranya.
Abu Thalib bukan anak sulung dan juga bukan anak yang terkaya. Anak sulung
Abdul Mutthalib adalah Al-Harits. Sedangkan yang paling mampu adalah Al-‘Abbas.
Namun demikian Abu Thalib adalah yang paling dihormati masyarakat Mekkah. Ia seorang
yang adil dan amanah. Disamping itu, Abdul Mutthalib juga tahu bahwa putranya ini, seperti
dirinya, juga amat menyayangi Muhammad.
Abdul Mutthalib tidak salah. Abu Thalib bahkan menyayangi Muhammad lebih dari
anak-anaknya sendiri. Demikian pula istri Abu Thalib, Fatimah binti Asad dan anak-
anaknya. Muhammad adalah anak yang menyenangkan. Remaja belia ini tidak berdiam diri
melihat keadaan pamannya yang hidup dalam keadaan kekurangan. Bersama saudara-
saudara barunya Muhammad membantu mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakannya.
Termasuk juga menggembalakan kambing seperti ketika beliau tinggal bersama keluarga
susuannya beberapa tahun yang lalu.
Semenjak kecil orang mengenang Muhammad sebagai anak yang berakhlak mulia.
Manis budi bahasanya, jujur, senang membantu orang yang dalam kesusahan dan senantiasa
menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak baik.
SMK NEGERI 1 REMBANG 4
Ibnu Ishaq mengetengahkan sebuah riwayat yang diterimanya dari Muhammad bin
Al-Hanafiyah dan berasal dari ayahnya, Ali bin Abu Thalib, bahwa Rasulullah pernah
bercerita :
“ Aku tidak pernah tertarik oleh perbuatan yang lazim dilakukan orang-orang jahiliyah
kecuali dua kali. Namun dua kali itu Allah menjaga dan melindungi diriku. Ketika aku
masih bekerja sebagai penggembala kambing bersama kawan-kawanku, pada suatu malam
kukatakan kepada seorang dari mereka : “ Awasilah kambing gembalaanku ini, aku hendak
masuk ke kota (Mekah) untuk bergadang seperti yang biasa dilakukan oleh kaum pemuda”.
Setibaku di Mekah kudengar bunyi rebana dan seruling dari sebuah rumah yang
mengadakan pesta. Ketika kutanyakan kepada seorang di dekat rumah itu, ia menjawab
bahwa itu pesta perkawinan si Fulan dengan si Fulannah. Aku lalu duduk hendak
mendengarkan tetapi kemudian Allah swt membuatku tertidur hingga tidak mendengar apa-
apa. Demi Allah aku baru terbangun dari tidurku setelah disengat panas matahari.
Peristiwa ini terulang lagi keesokan harinya. Demi Allah sejak itu aku tidak pernah
mengulang hal-hal seperti itu lagi”.
Suatu hari di usianya yang ke 12, pamannya mengajak bepergian ke negri Syam bersama
rombongan kafilahnya. Ketika rombongan tiba di sebuah dusun di Bushra, seorang pendeta
Nasrani bernama Bukhairah melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Ia
memperhatikan adanya sederetan awan yang senantiasa menaungi rombongan dimana
Muhammad berada kemanapun mereka pergi. Didasari rasa penasaran maka iapun
mengundang rombongan tersebut untuk mampir ke kediamannya.
Bukhairah yang dikenal sebagai pendeta yang memahami benar ajarab Nasrani inipun
mengajukan berbagai pertanyaan seputar kehidupan Muhammad muda. Setelah yakin bahwa
semua jawaban cocok dengan apa yang dikatakan kitabnya, iapun berujar kepada Abu
Thalib :
“ Bawalah anak saudara anda itu segera pulang dan hati-hatilah terhadap orang-orang
Yahudi. Kalau mereka tahu dan mengenal siapa sebenarnya anak itu mereka pasti akan
berbuat jahat terhadap dirinya. Anak itu kelak akan menjadi orang besar, cepatlah ajak dia
pulang!”.
“ Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil)
mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya
sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui”.
(QS.Al-Baqarah(2):146).
SMK NEGERI 1 REMBANG 5
Adalah kebiasaan orang-orang Arab jahiliyah sejak lama untuk berkumpul di pasar-
pasar sekitar kota Mekah, seperti ‘Ukadz, Majannah dan Dzul Majaz. Ini adalah tempat
dimana para penyair berlomba memamerkan kebolehannya menggubah syair sekaligus
mendeklamasikannya. Biasanya pada bulan-bulan suci tempat ini mencapai puncak
keramaian.
Orang-orang Arab mempercayai bahwasanya bulan Dzulqi’dah, Dzulhijah, Rajab
dan Muharam adalah bulan-bulan suci yang tidak boleh dinodai oleh segala bentuk
kejahatan dan kemaksiatan. Jadi selama 4 bulan tersebut perang antar kabilah yang biasa
terjadi harus dihentikan. Ke empat bulan tersebut dinamakan sebagai bulan-bulan hurum.
Bentuk jamak dari kata haram.
Selama bulan-bulan yang sangat dihormati oleh semua orang Arab, termasuk
pemeluk Yahudi, Nasrani dan penyembah berhala, mereka bebas melantunkan syair-syair
mengenai pendapat dan kepercayaan masing-masing. Mereka berlomba memperdengarkan
dan memamerkan kehebatan nenek moyang mereka dengan ketinggian mutu bahasa dan
kefasihan mereka mendeklamasikan syair-syair baik yang bersifat romantik maupun heroik.
Dari penyair-penyair Nasrani dan Yahudi inilah orang-orang Arab tahu akan bakal
datangnya nabi baru. Dengan nada mengancam mereka sering berkata :
“ Tidak lama lagi akan datang seorang nabi. Kamilah yang akan mengikutinya dan
bersama dia kami akan memerangi kalian hingga kalian mengalami kehancuran seperti
yang dialami kaum ‘Aad dan Iram dahulu kala”.
Maka sejak pertemuannya dengan pendeta Bukhairah itu, Abu Thalib menjadi lebih
lagi menyayangi ponakannnya. Ia selalu berhati-hati, menjaga dan mengawasinya dengan
baik. Bahkan tak lama setelah itu Abu Thalib dikabarkan tidak pernah lagi berpergian jauh
demi menjalankan perdagangannya. Ia memilih hidup sederhana mengasuh sendiri anak-
anaknya yang cukup banyak itu. Selama itu pulalah Muhammad hidup di tengah keluarga
Abu Thalib dan diperlakukan bagai anak sendiri.
Hingga tiba suatu saat ketika Muhammad mencapai usia 25 tahun, seorang utusan
datang menemuinya. Utusan ini meminta agar Muhammad bersedia ikut dalam kafilah
dagang milik Khadijah ke negri Syam. Khadijah binti Khuwailid adalah seorang saudagar
perempuan yang kaya raya lagi mulia dan terhormat. Ia biasa mempekerjakan sejumlah
lelaki Quraisy untuk membawa barang dagangannya ke Syam dengan imbalan sebagian dari
keuntungannya.
SMK NEGERI 1 REMBANG 6
Ia mendengar kabar bahwa Muhammad berkeinginan untuk ikut dalam rombongan
dagangnya. Sementara itu Khadijah juga pernah diberi tahu bahwa Muhammad adalah
seorang pemuda yang jujur, halus budi bahasanya serta berakhlak mulia. Hal yang teramat
jarang dijumpai di kota Mekah ini. Itu sebabnya tanpa ragu ia menawarkan keuntungan dua
kali lipat dari orang lain bila Muhammad bersedia menerima tawarannya.
Kebetulan Abu Thalib memang sedang dalam kesulitan keuangan. Sebagai anak
yang tahu diri Muhammad segera meminta izin pamannya agar diperbolehkan menerima
tawaran berharga tersebut. Walaupun dengan berat hati akhirnya Abu Thalib menyetujui
permintaan Muhammad. Ia sebenarnya masih merasa khawatir akan keselamatan
ponakannya itu sekalipun Muhammad telah dewasa.
Maka dengan membawa berbagai macam dagangan, berangkatlah Muhammad
bersama rombongan kafilah dagang Khadijah menuju negri Syam. Disitulah Muhammad
membuktikan kepiawaiannya berdagang. Ia menjual barang dagangan yang dibawanya dari
Mekah dan membeli barang dagang lainnya untuk dibawa kembali ke Mekah. Dengan
kejujuran dan kesantunannya ia bahkan berhasil menarik keuntungan jauh lebih besar dari
pada orang lain yang pernah diutus Khadijah.
Semua ini tidak lepas dari pengawasan dan pandangan kagum Maisarah, pembantu
setia Khadijah yang ikut dalam rombongan tersebut. Ialah yang dengan semangat
menceritakan apa yang dilihatnya itu kepada majikannya begitu rombongan kembali. Hingga
membuat Khadijah bertambah kagum kepada Muhammad, pemuda yang tanpa disadarinya
ternyata telah ditakdirkan-Nya bakal menjadi pendamping hidup terakhirnya
SMK NEGERI 1 REMBANG 7