Masker Oksigen Untuk Penumpang

39
MASKER OKSIGEN UNTUK PENUMPANG PADA PESAWAT TERBANG Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas besar mata kuliah AE4060 Kelaikan Udara Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA FAKUTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014 Adityo Ario Seno 13611031 Andi Rahman 13611047 Tiyo Novel Abdul A. 13611054

description

Tugas kuliah berisi tentang sertifikasi masker oksigen untuk penumpang pada pesawat terbang. Didalamnya terdapat beberapa hal terkait sertifikasi tersebut, mulai dari deskripsi masker oksigen, produsen luar negeri dan dalam negeri, regulasi terkati masker oksigen, dll.

Transcript of Masker Oksigen Untuk Penumpang

  • MASKER OKSIGEN UNTUK PENUMPANG

    PADA PESAWAT TERBANG

    Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas besar mata kuliah AE4060 Kelaikan Udara

    Semester I Tahun Ajaran 2014/2015

    AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA

    FAKUTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2014

    Adityo Ario Seno 13611031

    Andi Rahman 13611047

    Tiyo Novel Abdul A. 13611054

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga laporan

    berjudul Masker Oksigen untuk Penumpang pada Pesawat Terbang berhasil dibuat oleh

    penulis.

    Tujuan penulis membuat laporan ini adalah sebagai salah satu syarat tugas mata

    kuliah AE-4060 Kelaikan Udara pada semester I Tahun 2014-2015. Semoga laporan ini

    dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan maupun hanya sebagai bahan bacaan. Penulis

    berharap semoga laporan ini di masa yang akan datang dapat berguna bagi orang lain.

    Saran dan kritik sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan ini, akhir

    kata penulis ingin menuliskan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

    membantu dalam pengerjaan laporan ini.

    Bandung, 1 Desember 2014

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II DESKRIPSI PART DAN PRODUSEN PART 3

    2.1 Deskripsi Part 3

    2.2 Produsen Part 5

    2.2.1 Produsen Part Luar Negeri 5

    2.2.2 Produsen Part Dalam Negeri 10

    BAB III REGULASI KELAIKAN UDARA UNTUK MASK 15

    3.1 CASR 15

    3.2 Non-CASR 22

    3.3 Ringkasan TSO 25

    3.4 Service Bulletin 26

    3.5 Airworthiness Directive 27

    BAB IV JENIS DAN TEMPAT PENGUJIAN 30

    4.1 Performance Oxygen Mask Pada Ketinggian 40.000 ft 30

    4.2 Flammability Test 31

    4.3 Pengujian Material Masker 32

    BAB V MASTER PLAN 34

    BAB VI KESIMPULAN 35

    DAFTAR PUSTAKA 36

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pesawat udara merupakan transportasi yang perkembangannya terus meningkat

    seiring berjalannya waktu. Seiring meningkatnya perkembangan transportasi udara ini,

    maskapai dan penumpang bersama bergerak menuju pelayanan untuk jarak perjalanan

    yang lebih jauh lagi dengan penerbangan langsung. Pada perkembangan awalnya, rute

    penerbangan yang memiliki range sangat jauh ditempuh dengan waktu yang cukup lama

    karena pesawat tersebut memerlukan transit di beberapa titik (waypoint). Banyaknya

    waypoint tersebut diakibatkan oleh kemampuan pesawat pada saat itu belum mampu

    untuk mencapai rute yang cukup jauh tanpa transit. Namun seiring berjalannya waktu dan

    berkembangnya teknologi, pesawat mampu untuk mencapai rute penerbangan yang jauh

    dengan waypoint atau titik transit yang semakin sedikit. Namun jika dilihat dari sisi

    performance pesawat, operasi pesawat untuk range yang lebih jauh akan lebih efisien

    apabila mencapai ketinggian tertentu. Semakin besar ketinggian suatu pesawat dalam

    beroperasi, maka tekanan udara akan semakin rendah. Faktor ini memicu perkembangan

    teknologi kabin yang dulunya unpressurized karena ketinggian terbangnya tidak terlalu

    tinggi sehingga perbedaan tekanan juga tidak terlalu besar.

    Hampir semua kabin pesawat yang kini beroperasi untuk jarak jauh kini telah

    menjadi pressurized cabin untuk menjaga dan memberikan kenyamanan bagi para

    penumpang. Kondisi terburuk apabila terjadi kebocoran yang menyebabkan kabin tidak

    lagi pressurized, yaitu akan terjadi penurunan tekanan (pressure drop) dan juga penurunan

    kapasitas oksigen yang dibutuhkan oleh penumpang. Kondisi ini memicu munculnya

  • 2

    perangkat sistem oksigen yang digunakan pada kondisi pressure drop agar penumpang

    tetap bisa bernafas.

    Melihat pentingnya peranan sistem oksigen bagi penumpang dalam keadaan

    pressure loss, kelompok kami memiliki pendapat bahwa masker oksigen yang merupakan

    bagian dari sistem oksigen memerlukan spesifikasi yang tepat dan harus memenuhi

    regulasi karena keberadaannya menyangkut langsung dengan nyawa penumpang pada

    salah satu keadaan emergency. Dengan pentingnya keberadaan alat tersebut maka perlu

    adanya pengujian-pengujian yang ketat dan juga perlu aturan yang ketat agar masker

    oksigen selalu dalam kondisi yang baik apabila diperlukan pada saat terjadi kondisi

    emergency.

  • 3

    BAB II

    DESKRIPSI PART DAN PRODUSEN PART

    2.1 Deskripsi Part

    Masker oksigen pada pesawat memiliki kegunaan dan fungsi tidak jauh

    berbeda seperti masker pada umumnya yang digunakan pada dunia kesehatan,

    hanya saja masker oksigen pada pesawat digunakan spesifik saat pesawat

    kehilangan tekanan udara ruangan atau kabin pesawat sehingga pasokan oksigen

    pun ikut berkurang. Pesawat yang diharuskan memiliki masker oksigen ini adalah

    pesawat yang terbang pada ketinggian yang cukup tinggi ( 8000 ft), sebab pada

    ketinggian tersebut tekanan udara kabin kurang dari tekanan udara normal pada

    ketinggian permukaan laut. Maka kabin harus diberi tekanan agar penumpang

    dapat bernafas dengan normal seperti pada ketinggian muka laut biasa. Pada

    pesawat dengan kabin bertekanan harus memiliki sistem back-up untuk

    menanggulangi kondisi saat sistem tekanan kabin gagal atau tidak berfungsi yang

    menyebabkan tekanan kabin berkurang atau bahkan hilang. Saat tekanan kabin

    berkurang atau hilang, masker oksigen secara otomatis keluar dan siap untuk

    digunakan untuk menyuplai oksigen ke setiap penumpang ataupun kru pesawat.

    Ada tiga tipe oksigen sistem yakni:

    Demand

    Diluter-demand

    Continuous

  • 4

    Gambar 2.1 Continuous Flow Passenger Oxygen Mask

    Berbeda dengan masker oksigen untuk kru dan masker oksigen pada pesawat

    militer, masker oksigen untuk penumpang beroperasi dengan continuous flow.

    Continuous flow mask sangat ringan, murah dan selalu mengalirkan oksigen ke

    penumpang tanpa ada jeda. Continuous flow mask jauh lebih simpel daripada

    masker untuk kru dalam desain maupun operasi. Pada pesawat komersial,

    continuous flow mask digunakan pada kabin penumpang. Continuous flow mask

    terdiri dari masker yang terhubung dengan kantung plastik dan tabung/selang yang

    menghubungkannya dengan sumber oksigen. Pada selang terdapat indikator aliran

    untuk mengetahui apakah oksigen mengalir atau tidak.

  • 5

    2.2 Produsen Part

    2.2.1 Produsen Part Luar Negeri

    1. AVOX System Inc.

    Avox Systems merupakan Divisi Sistem Oksigen dari Zodiac Aerospace,

    pemimpin dunia dalam desain, manufaktur, dan maintenance dari alat bantu

    pernafasan untuk pasar pesawat sipil dan militer. Daftar produknya

    termasuk peralatan suplai oksigen tipe chemical dan gaseous, masker untuk

    penumpang dan kru, dan general aviation accessories. Sebagai bagian dari

    Zodiac Group, Avox Systems menjadi penyedia sistem yang lengkap untuk

    kebutuhan oksigen penerbangan. Avox Systems menjadi supplier yang

    membanggakan bagi Airbus, Boeing, Bombardier, Embraer, Gulfstream,

    Dassault, Hawker Beechcraft, Cessna, Piper, Lockheed, Honda, Mistsubishi,

    dll.

    Berikut ini merupakan produk Avox Systems dalam bidang passenger

    mask.

    a. AVOX Systems Duo-Seal Mask

    AVOX System Duo-Seal Mask adalah sebuah oral-nasal mask yang

    dibuat dari karet alami. Masker ini sangat tahan lama dan nyaman. Penutup

    bagian dalam dan luar dikontrol oleh pernapasan pengguna. Tersedia sebuah

    optional microphone.

  • 6

    Gambar 2.2 AVOX Systems Duo-Seal Mask

    b. Sky Mask

    Sky Mask memiliki facepiece yang lembut yang terbuat dari karet. Sky

    Mask memiliki nose clip yang terbuat dari aluminium untuk memastikan

    masker fit terhadap pengguna. Masker ini merupakan part sistem oksigen

    yang good-looking dan tahan lama, ringan dan kuat, dan dapat dipesan

    dengan microphone.

  • 7

    Gambar 2.3 Sky Mask

    c. AVOX Systems 249 Mask

    Masker ini reliable, merupakan highly professional constant flow mask

    yang cocok untuk general aviation. Masker ini optimal dalam hal fit dan

    kenyamanan, 249 memiliki fitur sebuah reservoir bag untuk laju pernafasan

    yang tinggi sebelum pencairan udara. Sebuah special stacked combination

    valve mencegah kontaminasi dan pencairan yang tidak terkontrol.

    Gambar 2.4 AVOX Systems 249 Mask

    d. K.S. Disposable Mask

    Masker ini merupakan masker yang paling ringan dan paling compact

    (padat dan kecil). Bahan polyethylene membuat masker ini lembut, lentur,

    dan nyaman. Ikat kepala yang elastis menjamin fit yang baik.

  • 8

    Gambar 2.5 K.S Disposable Mask

    2. Aerox Aviation

    Aerox merupakan designer dan manufacturer terdepan dari sistem

    oksigen penerbangan dan aksesoris-aksesoris yang berkaitan dengan sistem

    oksigen. Sejak 1981, Aerox telah menjadi perusahaan industri penerbangan

    dengan solusi inovatif untuk semua kebutuhan oksigen. Staff berpengalaman

    dari Aerox akan bekerja untuk memberikan solusi oksigen penerbangan

    untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik. Aerox merupakan penyedia OEM

    systems, melayani Diamond, Maverick Jet, Malibu, dll. Aerox juga mendesain

    first aid system untuk digunakan di darat atau di udara.

    Berikut ini merupakan produk masker oksigen dari Aerox Aviation,

  • 9

    a. Adjustable Silicone Oxygen Mask With Electrit Microphone

    Masker ini merupakan continuous flow oxygen mask dengan

    dilengkapi microphone yang ditujukan untuk kru dan penumpang pada

    ketinggian maksimum 25.000 ft. Mask ini telah disetujui oleh FAA dan

    dimanufaktur berdasarkan TSO-C103.

    Gambar 2.6 Adjustable Silicone Oxygen Mask With Electrit Microphone

    b. Adjustable Silicone Oxygen Mask, With Electriet Microphone & Flow Meter

    Masker ini sama dengan mask sebelumnya, namun dilengkapi dengan

    flow meter untuk menyesuaikan laju aliran oksigen terhadap ketinggian.

    Gambar 2.7 Adjustable Silicone Oxygen Mask, With Electriet Microphone & Flow Meter

  • 10

    c. Adjustable Oxygen Mask

    Masker biasa tanpa dilengkapi dengan microphone dan flow meter.

    Gambar 2.8 Adjustable Oxygen Mask

    2.2.2 Produsen Part Dalam Negeri

    Produsen part dalam negeri yang dimaksud disini adalah manufaktur /

    produsen di Indonesia yang memproduksi part sejenis karena belum ada

    perusahaan Indonesia yang telah memproduksi part masker oksigen untuk pesawat

    terbang. Produsen part sejenis yang diambil yaitu, produsen masker oksigen dalam

    bidang kesehatan. Namun, untuk bidang kesehatan pun di Indonesia belum ada yang

    memproduksi sendiri masker oksigen. Penulis hanya menemukan perusahaan yang

    bergerak sebagai distributor, bukan memproduksi masker oksigen sendiri. Oleh

    karena itu, penulis mengambil 2 perusahaan distributor masker oksigen yang

    prestasinya cukup baik.

  • 11

    1. PT. Serenity Indonesia

    PT. Serenity Indonesia menawarkan medical supplies berkualitas tinggi

    untuk didistribusikan dalam pasar Asia Pasifik. Produk PT. Serenity Indonesia

    didesain di UK, orang tua perusahaan Serenity Global Ltd. Produk yang ditawarkan

    mulai dari yang dipakai di rumah sakit hingga home kit, dari unit yang besar hingga

    item sekali pakai. PT. Serenity Indonesia secara konstan mengupdate dan

    memperkaya range produk untuk memenuhi standar tertinggi dan memenuhi

    permintaan konsumen.

    Tujuan perusahaan ini adalah menyediakan medical product berkualitas

    tinggi dengan harga kompetitif. Target perusahaan ini adalah memenuhi semua

    kebutuhan supplies dan memenangkan persaingan pasar untuk berbagai variasi

    produk dengan memberikan yang konsumen butuhkan dalam 1 tempat dengan

    kualitas tinggi. Hal ini dapat menghemat waktu konsumen, dimana waktu

    merupakan hal paling bernilai di dunia saat ini.

    PT. Serenity Indonesia mengoperasikan sebuah tim medical product

    professionals dan sales executive berbakat yang beroperasi di pasar lokal.

    Mengkombinasikan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam pasar lokal,

    mereka memberikan kualitas terbaik bagi konsumen pada basis regular.

  • 12

    Gambar 2.9 Serenity Oxygen Mask

    Serenity Oxygen Mask memberikan sistem untuk mengantarkan gas oksigen

    dari penyimpanan ke paru-paru pasien. Mask ini digunakan oleh medical care

    provider untuk terapi oksigen, mask ini digunakan sekali pakai untuk mengurangi

    resiko infeksi.

    Produk ini telah melewati safety control dan quality control:

    ISO 9001, ISO 13485, CE, dan sertifikasi FDA.

    Fitur:

    Steril (sekali pakai) untuk menghindari peradangan.

    Bersih, soft vinyl untuk visual assessment dan kenyamanan pasien.

    Anti kusut.

    Dibuat dari PVC berkualitas tinggi dan tidak berbau.

    100% bebas latex

    Disterilkan oleh Ethylene Oxide Gas

  • 13

    Kantor:

    Komplek Griya Inti Sentosa

    Jl. Griya Agung Blok N3 No. 56-57

    Sunter, Jakarta, 14350

    Phone: +62 21 6530 2222

    Fax. : +62 21 6583 678

    2. PT. Endo Indonesia

    Perusahaan ini berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur, didirikan pada

    Februari 2006. Perusahaan ini bergerak di bidang impor dan distribusi alat-alat

    medis. Perusahaan ini menjamin garansi untuk seluruh produk yang ditawarkan.

    Misi utama PT. Endo adalah kehandalan harga dan mutu, dan visi PT. Endo adalah

    menjadi supplier terpercaya dan dapat diandalkan.

    Gambar 2.10 Hi Mask GS-2044

  • 14

    Fitur:

    Didesain khusus untuk terapi oksigen konsentrasi tinggi.

    Lunak, transparan, dan tidak berbau untuk kenyamanan pasien.

    Non return valves disediakan pada inhale dan exhale, mencegah CO2

    retention.

    Reservoir yang ringan meningkatkan efisiensi oksigen dan kenyamanan

    pasien.

    Kantor:

    Jl. Raya Menganti 14

    Wiyung, Surabaya 60223

    Jawa Timur, Indonesia.

    Telp. : +62 31 7673636

    Fax. : +62 31 7673737

    Email : [email protected]

  • 15

    BAB III

    REGULASI KELAIKAN UDARA UNTUK MASK

    3.1 CASR

    23.1443 Minimum mass Flow of Supplemental Oxygen

    (a) If continuous flow oxygen equipment is installed, an applicant must show

    compliance with the requirements of either paragraphs (a)(1) and (a)(2) or

    paragraph (a)(3) of this section:

    (1) For each passenger, the minimum mass flow of supplemental oxygen required at

    various cabin pressure altitudes may not be less than the flow required to maintain,

    during inspiration and while using the oxygen equipment (including masks)

    provided, the following mean tracheal oxygen partial pressures;

    (i) At cabin pressure altitudes above 10,000 feet up to and including 18,500 feet, a

    mean tracheal oxygen partial pressure of 100 mm Hg when breathing 15 liters per

    minute, Body Temperature, Pressure, Saturated (BTPS) and with a tidal volume of

    700 cc. with a constant time interval between respirations.

    (ii) At cabin pressure altitudes above 18,500 feet up to and including 40,000 feet, a

    mean tracheal oxygen partial pressure of 83.8 mm Hg when breathing 30 liters per

    minute, BTPS, and with a tidal volume of 1,100 cc. with a constant time interval

    between respirations.

  • 16

    23.1447 Equipment Standards for Oxygen Dispensing Units

    (b) If certification for operation up to and including 18,000 feet (MSL) is requested,

    each oxygen dispensing unit must:

    (1) Cover the nose and mouth of the user; or

    (2) Be a nasal cannula, in which case one oxygen dispensing unit covering both the

    nose and mouth of the user must be available. In addition, each nasal cannula or its

    connecting tubing must have permanently affixed -

    (i) A visible warning against smoking while in use;

    (ii) An illustration of the correct method of donning; and

    (iii) A visible warning against use with nasal obstructions or head colds with

    resultant nasal congestion.

    (c) If certification for operation above 18,000 feet (MSL) is requested, each oxygen

    dispensing unit must cover the nose and mouth of the user.

    (d) For a pressurized airplane designed to operate at flight altitudes above 25,000

    feet (MSL), the dispensing units must meet the following:

    (1) The dispensing units for passengers must be connected to an oxygen supply

    terminal and be immediately available to each occupant wherever seated.

  • 17

    23.1451 Fire Protection for Oxygen Equipment

    Oxygen equipment and lines must:

    (a) Not be installed in any designed fire zones.

    (b) Be protected from heat that may be generated in, or escape from, any designated

    fire zone.

    (c) Be installed so that escaping oxygen cannot come in contact with and cause

    ignition of grease, fluid, or vapor accumulations that are present in normal

    operation or that may result from the failure or malfunction of any other system

    23.1453 Protection of Oxygen Equipment from Rupture

    (a) Each element of the oxygen system must have sufficient strength to withstand

    the maximum pressure and temperature, in combination with any externally

    applied loads arising from consideration of limit structural loads, that may be acting

    on that part of the system.

    (b) Oxygen pressure sources and the lines between the source and the shutoff

    means must be:

    (1) Protected from unsafe temperatures; and

    (2) Located where the probability and hazard of rupture in a crash landing are

    minimized.

  • 18

    21.305 Approval of Materials, Parts, Processes, and Appliances

    Whenever a material, part, process, or appliance is required to be approved under

    this Decree, it may be approved

    (a) Under a Parts Manufacturer Approval issued under Sec. 21.303;

    (b) Under Technical Standard Order issued by the DGCA.

    (c) In conjunction with type certification procedures for a product; or

    (d) In any other manner approved by the DGCA.

    21.303 Replacement and Modification Parts

    (a) Except as provided in paragraph(b) of this section, no person may produce a

    modification or replacement part for sale for installation on a type certificated

    product unless it is produced pursuant to a Parts Manufacturer Approval (PMA)

    issued under this subpart.

    (b) This section does not apply to the following:

    (1) Parts produced under a type or production certificate.

    (2) Parts produced by an owner or operator for maintaining or altering his own

    product.

    (3) Parts produced under an TSO.

    (4) Standard parts (such as bolts and nuts) conforming to approved specifications.

    (c) An application for a Parts Manufacturer Approval is made to the DGCA and must

    include the following:

    (1) The identity of the product on which the part is to be installed.

  • 19

    (2) The name and address of the manufacturing facilities at which these parts are to

    be manufactured.

    (3) The design of the part, which consists of

    (i) Drawings and specifications necessary to show the configuration of the part; and

    (ii) Information on dimensions, materials, and processes necessary to define the

    structural strength of the part.

    (4) Test reports and computations necessary to show that the design of the part

    meets the airworthiness requirements of this Decree applicable to the product on

    which the part is to be installed, unless the applicant shows that the design of the

    part is identical to the design of a part that is covered under a type certificate. If the

    design of the part was obtained by a licensing agreement, evidence of that

    agreement must be furnished.

    (d) An applicant is entitled to a Parts Manufacturer Approval for a replacement or

    modification part if

    (1) The DGCA finds, upon examination of the design and after completing all tests

    and inspections, that the design meets the airworthiness requirements of this

    Decree applicable to the product on which the part is to be installed; and

    (2) He submits a statement certifying that he has established the fabrication

    inspection system required by paragraph(h) of this section.

    (e) Each applicant for a Parts Manufacturer Approval must allow the DGCA to make

    any inspection or test necessary to determine compliance with the applicable

    Regulations. However, unless otherwise authorized by the DGCA

  • 20

    (1) No part may be presented to the DGCA for an inspection or test unless

    compliance with paragraphs (f)(2) through(4) of this section has been shown for

    that part; and

    (2) No change may be made to a part between the time that compliance with

    paragraphs(f)(2) through(4) of this section is shown for that part and the time that

    the part is presented to the DGCA for the inspection or test.

    (f) Each applicant for a Parts Manufacturer Approval must make all inspections and

    tests necessary to determine

    (1) Compliance with the applicable airworthiness requirements;

    (2) That materials conform to the specifications in the design;

    (3) That the part conforms to the drawings in the design; and

    (4) That the fabrication processes, construction, and assembly conform to those

    specified in the design.

    (g) The DGCA does not issue a Parts Manufacturer Approval if the manufacturing

    facilities for the part are located outside of the Republic of Indonesia, unless the

    DGCA finds that the location of the manufacturing facilities places no burden on the

    DGCA in administering applicable airworthiness requirements.

    (h) Each holder of a Parts Manufacturer Approval shall establish and maintain a

    fabrication inspection system that ensures that each completed part conforms to its

    design data and is safe for installation on applicable type certificated products. The

    system shall include the following:

    (1) Incoming materials used in the finished part must be as specified in the design

    data.

  • 21

    (2) Incoming materials must be properly identified if their physical and chemical

    properties cannot otherwise be readily and accurately determined.

    (3) Materials subject to damage and deterioration must be suitably stored and

    adequately protected.

    (4) Processes affecting the quality and safety of the finished product must be

    accomplished in accordance with acceptable specifications.

    (5) Parts in process must be inspected for conformity with the design data at points

    in production where accurate determination can be made. Statistical quality control

    procedures may be employed where it is shown that a satisfactory level of quality

    will be maintained for the particular part involved.

    (6) Current design drawings must be readily available to manufacturing and

    inspection personnel, and used when necessary.

    (7) Major changes to the basic design must be adequately controlled and approved

    before being incorporated in the finished part.

    (8) Rejected materials and components must be segregated and identified in such a

    manner as to preclude their use in the finished part.

    (9) Inspection records must be maintained, identified with the completed part,

    where practicable, and retained in the manufacturer's file for a period of at least 10

    years after the part has been completed.

    (i) A Parts Manufacturer Approval issued under this section is not transferable and

    is effective until surrendered or withdrawn or otherwise terminated by the DGCA.

    (j) The holder of a Parts Manufacturer Approval shall notify the DGCA in writing

    within 10 days from the date the manufacturing facility at which the parts are

  • 22

    manufactured is relocated or expanded to include additional facilities at other

    locations.

    (k) Each holder of a Parts Manufacturer Approval shall determine that each

    completed part conforms to the design data and is safe for installation on type

    certificated products.

    3.2 NON-CASR

    CFR 25.1439 protective breathing equipment (lower lobe)

    CFR 121.333 suplemental oxygen for emergency descent and for first aid

    FAA-AM-80-18 evaluation of the protective efficiency of a new oxygen mask

    for aircraft passenger use to 400000 feet

    SAE AS 8025

    Regulasi ini berisikan mengenai minimum requirements untuk desain,

    konstruksi dan performance dari oxygen mask untuk kabin penumpang pada

    pesawat komersial.

    21.601 Applicability

    (a) This subpart prescribes

    (1) Procedural requirements for the issue of Technical Standard Order

    authorizations;

    (2) Rules governing the holders of Technical Standard Order authorizations; and

    (3) Procedural requirements for the issuance of a letter of Technical Standard Order

    design approval.

  • 23

    (b) For the purpose of this subpart

    (1) A Technical Standard Order(referred to in this subpart as "TSO") is issued by the

    DGCA and is a minimum performance standard for specified articles (for the

    purpose of this subpart, articles means materials, parts, processes, or appliances)

    used on civil aircraft.

    (2) A TSO authorization is an DGCA design and production approval issued to the

    manufacturer of an article which has been found to meet a specific TSO.

    (3) A letter of TSO design approval is a DGCA design approval for a foreign

    manufactured article which has been found to meet a specific TSO in accordance

    with the procedures of Sec. 21.617.

    (4) An article manufactured under an TSO authorization, a DGCA letter of

    acceptance as described in Sec. 21.603(b), or an appliance manufactured under a

    letter of TSO design approval described in Sec. 21.617 is an approved article or

    appliance for the purpose of meeting the regulations of this Decree that require the

    article to be approved.

    (5) An article manufacturer is the person who controls the design and quality of the

    article produced(or to be produced, in the case of an application), including the

    parts of them and any processes or services.

  • 24

    (c) The DGCA does not issue an TSO authorization if the manufacturing facilities for

    the product are located outside of the Republic of Indonesia, unless the DGCA finds

    that the location of the manufacturer's facilities places no undue burden on the

    DGCA in administering applicable airworthiness requirements.

    21.605 Application and Issue

    (a) The manufacturer(or an authorized agent) shall submit an application for a TSO

    authorization, together with the following documents, to the DGCA.

    (1) A statement of conformance certifying that the applicant has met the

    requirements of this subpart and that the article concerned meets the applicable

    TSO that is effective on the date of application for that article.

    (2) One copy of the technical data required in the applicable TSO.

    (3) A description of its quality control system in the detail specified in Sec. 21.143.

    In complying with this section, the applicant may refer to current quality control

    data filed with the DGCA as part of a previous TSO authorization application.

    (b) When a series of minor changes in accordance with Sec. 21.611 is anticipated,

    the applicant may set forth in its application the basic model number of the article

    and the part number of the components with open brackets after it to denote that

    suffix change letters or numbers(or combinations of them) will be added from time

    to time. (c) After receiving the application and other documents required by

    paragraph(a) of this section to substantiate compliance with this attachment, and

    after a determination has been made of its ability to produce duplicate articles

    under this attachment, the DGCA issues a TSO authorization (including all TSO

  • 25

    deviations granted to the applicant) to the applicant to identify the article with the

    applicable TSO marking.

    3.3 Ringkasan TSO

    TSO C64A adalah Technical Standar Order yang dikeluarkan oleh Department

    of Transportation Federal Aviation Administration di Washington DC dengan subjek

    Oxygen Mask Assembly, Continuous Flow, Passanger. Berdasarkan TSO C64A

    tersebut, minimum performance standard dari oxygen mask assembly, continuous

    flow, passenger diatur dan dirincikan pada dokumen milik Society of Automotive

    Engineers, Inc. (SAE), Aerospace Standard (AS) 8025 Passenger Oxygen Mask

    yang dibuat pada tanggal 24 Februari 1988. Mengenai detail dari dokumen AS 8025

    tidak dapat dijelaskan lantaran akses yang terbatas terhadap dokumen-dokumen

    milik Society of Automotive Engineers, Inc. (SAE).

    Selain itu berdasarkan TSO ini oxygen system yang dibuat harus memenuhi juga

    dengan aturan FAR 21.605 dimana manufacturer harus mempersiapkan data-data

    yang diberikan kepada Aircraft Certification Office. Data tersebut ialah

    1. Instruksi Operasi

    2. Batasan-batasan perlengkapan

    3. Prosedur pemasangan dan batasan-batasannya

    4. Gambar petunjuk dari pemasangan part tersebut

    5. Diagram dari kabel-kabel

    6. Spesifikasi

    7. List dari komponen utama (berdasarkan part numbernya)

  • 26

    8. Laporan hasil tes part tersebut

    9. Nameplate Drawing

    Pada TSO oxygen system mengacu pada beberapa dokumen penting, yaitu SAE AS

    8025 dan FAR part 21 subpart O, dan Advisory Circular 20-110 Index of Aviation

    Technical Standard Orders.

    3.4 Service Bulletin

    Berikut merupakan salah satu contoh service bulletin mengenai modifikasi

    oxygen compartment untuk penumpang pada pesawat DC-10 tahun 1974 dengan

    revisi pada tahun 1975.Pada service bulletin DC-10 tersebut Douglas Aircraft

    Company menjelaskan metode baru dari oxygen compartment agar lebih optimum

    penggunaannya.

    Gambar 3.1 Oxygen Compartment Modification Service Bulletin

  • 27

    3.5 Airworthiness Directive

    Dokumen berikut merupakan dokumen dari Airworthiness Directive yang

    dikeluarkan oleh EASA untuk pesawat Airbus A318 sampai dengan A321 yang

    mengacu kepada identifikasi, modifikasi ataupun penggantian dari oxygen system

    buatan B/E Aerospace akibat adanya kerusakan pada in line flow indicator pada

    banyak oxygen supply lines. Selain itu adanya internal residual stresses akibat flow

    indicator joint design dan proses manufaktur untuk produksi 1 Januari 2002 sampai

    1 Maret 2006.

    Gambar 3.2 EASA Airworthiness Directive Page 1

  • 28

    Gambar 3.3 EASA Airworthiness Directive Page 2

    Gambar 3.4 EASA Airworthiness Directive Page 3

  • 29

    Dari regulasi-regulasi terkait yang terpilih ada pun daftar pengujian yang

    seharusnya dilakukan terhadap masker oksigen ini supaya produk tersebut sesuai

    dengan spesifikasi-spesifikasi yang tertuang pada regulasi ini. Berikut daftar

    pengujian yang seyogyanya harus dilakukan:

    1. Perfomance oxygen mask pada ketinggian 40.000 ft

    2. Flammability test

    3. Pengujian Material Masker

  • 30

    BAB IV

    JENIS DAN TEMPAT PENGUJIAN

    4.1 Performance Oxygen Mask Pada Ketinggian 40.000 ft

    Pengujian ini sangat penting untuk dilakukan karena menyangkut

    keselamatan pada pesawat. Namun, di Indonesia tidak ada tempat untuk menguji

    perfomance masker oksigen pada ketinggian tersebut. Oleh karena itu, pengerjaan

    ini dilakukan di luar negeri.

    Penguji : Puritan-Bennett atas permintaan Los Angeles Aircraft Certification

    Office

    Tempat : FAA Civil Aeromedical Institute (CAMI), Oklahoma City

    Continuous flow passenger oxygen mask diuji untuk kemampuannya untuk

    mengantarkan suplai oksigen yang cukup pada ketinggian 40.000 ft di atas

    permukaan laut. Ada empat pria yang berpartisipasi sebagai subjek dalam studi.

    Blood oxygen saturation (SaO2) baseline untuk hypoxic exposure ditetapkan untuk

    setiap subjek. Sebelumnya subjek menghirup 100% oksigen untuk 2 jam melalui

    pressure demand type mask. Ruang hypobaric kemudian dekompresi untuk

    simulasi ketinggian 35.000 ft. Subjek berganti ke passenger oxygen mask. Laju

    aliran oksigen awal ke passenger mask diketahui dari data tes performance

    produksi. Saat detak jantung dan laju pernafasan dan level SaO2 stabil, ketinggian

    chamber ditingkatkan menjadi 40.000 ft. Descent ke ground level dilakukan dengan

    step 5.000 ft dengan level SaO2 telah ditentukan untuk setiap ketinggian dan aliran

  • 31

    oksigen yang direkomendasikan. Subjek bertahan pada setiap ketinggian minimal 3

    menit sama level SaO2 stabil. Selama pengujian, tidak ada titik dimana level

    SaO2mendekati baseline level untuk hypoxic exposure. Desain mask memberikan

    proteksi dari hipoksia yang dihasilkan dari altitude exposure sampai 40.000 ft.

    4.2 Flammability Test

    Penguji : Dilakukan oleh PT. SGS Indonesia

    Tempat : Jalan Raya Cilandak KKO, Jakarta Selatan, Indonesia

    Pengujian flammability di PT. SGS Indonesia meliputi uji penyebaran api, laju

    pembakaran, densitas asap, dan laju pelepasan panas. Uji flammability yang

    dilakukan pada masker oksigen adalah horizontal flammability test. Dari regulasi,

    untuk interior pesawat termasuk masker oksigen harus diuji dalam waktu 1

    menit/4 inch. Ukuran masker oksigen yaitu sekitar 4-6 inch. Maka, masker oksigen

    harus diuji sekitar 1-4 menit dengan metode horizontal.

  • 32

    4.3 Pengujian Material Masker

    Penguji : LIPI

    Tempat : Jalan Cisitu 21/154D Bandung 40135

    Gambar 4.1 LIPI

    Masker oksigen penumpang terbuat dari material seperti PVC atau silicon

    sebagai bahan dasar utamanya. Dengan bahan tersebut, maka perlunya ada

    pengujian dari segi material dimana hal ini bertujuan agar masker yang digunakan

    tetap sehat digunakan dalam keadaan apapun tidak memberikan efek samping dari

    jenis material yang digunakan.

    Pengujian untuk bidang material dan yang berkaitan dengan medis lebih

    banyak digunakan pengujian yang dilakukan oleh departemen kesehatan atau dinas

    kesehatan. Material yang harus diuji sebagai bagian dari masker oksigen adalah

    PVC. Berdasarkan Permenkes no.118 tahun 2014 tentang compendium alat yang

  • 33

    dikeluarkan oleh dinas Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa PVC yang

    digunakan harus berada pada standar pvc untuk medical.

    Untuk tempat pengujian polimer yang digunakan apakah baik atau tidak

    dapat dilakukan di Laboratorium Uji Polimer Pusat Penelitian Fisika LIPI di

    jalanCisitu 21/154D (LIPI) Bandung 40135. Dengan melakukan pengujian ini maka

    dapat tahu apakah polimer pvc aman digunakan dalam berbagai kondisi yang akan

    digunakan di pesawat.

  • 34

    BAB V

    MASTERPLAN

  • 35

    BAB VI

    KESIMPULAN

    PT Serenity Indonesia merupakan perusahaan medical local yang perkembangannya

    paling baik dalam lingkup untuk produksi aircraft equipment. Tetapi jika melihat peluang

    PT Serenity Indonesia dalam 2 tahun dapat memproduksi mandiri dari oxygen mask

    tersebut, menurut kami belum dapat karena sampai saat ini PT Serenity Indonesia hanya

    sebagai distributor dari oxygen mask. Tapi dari perannya sebagai distributor membuka

    peluang untuk mempelajari barang yang sudah ada dan dapat memproduksinya sendiri.

  • 36

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.serenityindonesia.com/id/

    http://endo.co.id/

    http://aerox.com/

    http://www.zodiacaerospace.com/en/zodiac-oxygen-systems-us

    http://www.govmark.com/

    http://ad.easa.europa.eu/

    https://www.easa.europa.eu/regulations

    http://hubud.dephub.go.id/?id/page/detail/24

    http://en.wikipedia.org/wiki/Emergency_oxygen_system

    http://www.aopa.org/Pilot-Resources/PIC-archive/Pilot-and-Passenger-

    Physiology/Oxygen-Use-in-Aviation.aspx

    http://www.faa.gov/regulations_policies/airworthiness_directives/