materi ASMA

25
Pengertian Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996). Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996). Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001). Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa  asma adalah suatu penyakit gangguan  jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditand ai dengan ada nya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabk an penyempitan jalan nafas. Etiologi Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas yang reversibel yang disebabkan oleh : 1) Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas. 2) Pembengkakan membran bronkus. 3) Terisinya bronkus oleh mukus yang kental. Patofisiologi Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu alergi dan psikologis, kedua faktor tersebut dapat meningkatkan terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya sekret abnormal mukus pada bronkiolus dan adanya kontraksi pada trakea serta meningkatny a produksi mukus jalan nafas, sehingga terjadi penyempitan pada jalan nafas dan penumpukan

Transcript of materi ASMA

Page 1: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 1/25

Pengertian

Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode

bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).

Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasmeyang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi

berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).

Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan

 jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode

bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang

menyebabkan penyempitan jalan nafas.

Etiologi

Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas yang reversibel yang disebabkan oleh :

1) Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.

2) Pembengkakan membran bronkus.

3) Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.

Patofisiologi

Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu alergi dan psikologis, kedua

faktor tersebut dapat meningkatkan terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya sekret

abnormal mukus pada bronkiolus dan adanya kontraksi pada trakea serta meningkatnya

produksi mukus jalan nafas, sehingga terjadi penyempitan pada jalan nafas dan penumpukan

Page 2: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 2/25

udara di terminal oleh berbagai macam sebab maka akan menimbulkan gangguan seperti

gangguan ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi

darah paru, gangguan difusi gas di tingkat alveoli.

Tiga kategori asma alergi (asma ekstrinsik) ditemukan pada klien dewasa yaitu yang

disebabkan alergi tertentu, selain itu terdapat pula adanya riwayat penyakit atopik sepertieksim, dermatitis, demam tinggi dan klien dengan riwayat asma. Sebaliknya pada klien

dengan asma intrinsik (idiopatik) sering ditemukan adanya faktor-faktor pencetus yang tidak 

 jelas, faktor yang spesifik seperti flu, latihan fisik, dan emosi (stress) dapat memacu serangan

asma.

Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik pada pasien asma adalah batuk, dyspnoe, dan wheezing.

Pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada, pada penderita yang sedang bebas

serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas

cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot

bantu pernafasan bekerja dengan keras.

Ada beberapa tingkatan penderita asma yaitu :

1) Tingkat I :

a) Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.

b) Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan test provokasi

bronkial di laboratorium.

2) Tingkat II :

a) Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya

tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

b) Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.

3) Tingkat III :

a) Tanpa keluhan.

b) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.

c) Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.

4) Tingkat IV :

Page 3: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 3/25

a) Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.

b) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

5) Tingkat V : 

a) Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat

bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.

b) Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel.

Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti :

Kontraksi otot-otot pernafasan, sianosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih,

takikardi.

Klasifikasi Asma

Asma dibagi atas dua kategori, yaitu ekstrinsik atau alergi yang disebabkan oleh alergi seperti

debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan obat-obatan. Klien dengan asma alergi biasanya

mempunyai riwayat keluarga dengan alergi dan riwayat alergi rhinitis, sedangkan non alergi

tidak berhubungan secara spesifik dengan alergen.

Faktor-faktor seperti udara dingin, infeksi saluran pernafasan, latihan fisik, emosi dan

lingkungan dengan polusi dapat menyebabkan atau sebagai pencetus terjadinya serangan

asma. Jika serangan non alergi asma menjadi lebih berat dan sering dapat menjadi bronkhitis

kronik dan emfisema, selain alergi juga dapat terjadi asma campuran yaitu alergi dan nonalergi.

Penatalaksanaan

Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :

a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas

b. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.

c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupunpenjelasan penyakit.

Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas : 

a. Pengobatan dengan obat-obatan

Seperti :

1) Beta agonist (beta adrenergik agent)

2) Methylxanlines (enphy bronkodilator)

Page 4: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 4/25

3) Anti kolinergik (bronkodilator)

4) Kortikosteroid

5) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)

b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :

1) Oksigen 4-6 liter/menit.

2) Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi

nabulezer dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg

atau terbutalin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.

3) Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam.

4) Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak ada respon segera atau klien sedang

menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.

c.Pemeriksaan Penunjang :

Beberapa pemeriksaan penunjang seperti :

a. Spirometri :

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.

b. Tes provokasi :

1) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.

2) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.

3) Tes provokasi bronkial seperti :

Tes provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara

dingin dan inhalasi dengan aqua destilata.

4) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.

c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.

d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.

e. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.

f. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.

g. Pemeriksaan sputum.

Page 5: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 5/25

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah pneumotoraks, atelektasis,

gagal nafas, bronkhitis dan fraktur iga.

Asuhan Keperawatan pada Klien Asma

Pengkajian

a. Identitas klien

1) Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin

2) riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.

3) Status mental : lemas, takut, gelisah

4) Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.

5) Gastro intestinal : adanya mual, muntah.

6) Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah

b. Pemeriksaan fisik 

Dada

1) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum

2) Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal

3) Keabnormalan struktur Thorax

4) Contour dada simetris

5) Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna merata

6) RR dan ritme selama satu menit.

Page 6: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 6/25

Palpasi :

1) Temperatur kulit

2) Premitus : fibrasi dada

3) Pengembangan dada

4) Krepitasi

5) Massa

6) Edema

Auskultasi

1) Vesikuler

2) Broncho vesikuler

3) Hyper ventilasi

4) Rochi

5) Wheezing

6) Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.

c. Pemeriksaan penunjang

1) Spirometri :

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.

2) Tes provokasi :

a) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.

b) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.

c) Tes provokasi bronkial

Untuk menunjang adanya hiperaktivitas bronkus , test provokasi dilakukan bila tidak 

dilakukan test spirometri. Test provokasi bronchial seperti : Test provokasi histamin,

metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan

aqua destilata.

3) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.

4) Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.

Page 7: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 7/25

5) Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.

6) Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.

7) Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.

8) Pemeriksaan sputum.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa 1 :

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.

Tujuan :

Jalan nafas kembali efektif.

Kriteria hasil :

Sesak berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum, wheezing

berkurang/hilang, vital dalam batas normal keadaan umum baik.

Intervensi :

a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing, ronkhi.

Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas

redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).

b. Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.

Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada

penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan

frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.

c. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada

sandaran.

Rasional : Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan

gravitasi.

d. Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk 

keefektipan memperbaiki upaya batuk.

Rasional : batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit

akut/kelemahan.

e. Berikan air hangat.

Page 8: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 8/25

Rasional : penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.

f. Kolaborasi obat sesuai indikasi.

Bronkodilator spiriva 1×1 (inhalasi).

Rasional : Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.

Diagnosa 2 :

Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

Tujuan :

Pola nafas kembali efektif.

Kriteria hasil :

Pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal, batuk 

berkurang, ekspansi paru mengembang.

Intervensi :

1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk 

penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.

Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajatgagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada

2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing.

Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.

3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.

Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.

4. Observasi pola batuk dan karakter sekret.

Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.

5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.

Rasional : dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah

ketidak nyaman upaya bernafas.

6. Kolaborasi

- Berikan oksigen tambahan

Page 9: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 9/25

- Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer

Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban

pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.

Diagnosa 3 :

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak 

adekuat.

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.

Kriteria hasil :

Keadaan umum baik, mukosa bibir lembab, nafsu makan baik, tekstur kulit baik, klien

menghabiskan porsi makan yang disediakan, bising usus 6-12 kali/menit, berat badan dalam

batas normal.

Intervensi :

1. Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).

Rasional : menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya.

2. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.

Rasional : peningkatan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi klien dalam asuhan

keperawatan.

3. Timbang berat badan dan tinggi badan.

Rasional : Penurunan berat badan yang signifikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.

4. Anjurkan klien minum air hangat saat makan.

Rasional : air hangat dapat mengurangi mual.

5. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering

Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi klien.

6. Kolaborasi

- Konsul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.

Rasional : menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.

- Berikan obat sesuai indikasi.

Page 10: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 10/25

- Vitamin B squrb 2×1.

Rasional : defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.

- Antiemetik rantis 2×1

Rasional : untuk menghilangkan mual / muntah.

Diagnosa 4 :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Tujuan :

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Kriteria hasil :

KU klien baik, badan tidak lemas, klien dapat beraktivitas secara mandiri, kekuatan otot

terasa pada skala sedang

Intervensi :

1. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea peningkatan

kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.

Rasional : menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.

2. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan

aktivitas dan istirahat.

Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan

metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.

3. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur.

Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau menunduk kedepan meja atau

bantal.

4. Bantu aktivitas keperawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas

selama fase penyembuhan.

Rasional :meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan

oksigen.

5. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.

Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan meningkatkan istirahat.

Diagnosa 5 :

Page 11: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 11/25

Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan kurangnya

informasi

Tujuan :

Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah.

Kriteria hasil :

Mencari tentang proses penyakit :

- Klien mengerti tentang definisi asma

- Klien mengerti tentang penyebab dan pencegahan dari asma

- Klien mengerti komplikasi dari asma

Intervensi :

1. Diskusikan aspek ketidak nyamanan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan harapan

kesembuhan.

Rasional : informasi dapat manaikkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan

masalah berlebihan.

2. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal.

Rasional : kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mangasimilasi

informasi atau mengikuti program medik.

3. Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif atau latihan pernafasan.

Rasional : selama awal 6-8 minggu setelah pulang, pasien beresiko besar untuk kambuh dari

penyakitnya.

4. Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan pelaporan pemberi perawatan kesehatan.

Rasional : upaya evaluasi dan intervensi tepat waktu dapat mencegah meminimalkankomplikasi.

5. Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesejahteraan, misalnya : istirahat

dan aktivitas seimbang, diet baik.

Rasional : menaikan pertahanan alamiah atau imunitas, membatasi terpajan pada patogen.

Evaluasi

a. Jalan nafas kembali efektif.

b. Pola nafas kembali efektif.

Page 12: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 12/25

c. Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.

d. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

e. Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah.

Artikel yang Berhubungan : 

  Memberikan Nebulizer 

  Pengkajian Keperawatan (3)   ASKEP ASTHMA BRONKHIALE

  ASTHMA BRONKHIALE

  A. Pengertian

  Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan

oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski :

1996).

Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan

bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).

Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea

Page 13: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 13/25

dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne

: 2001).

Asthma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon.

trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya

penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara

spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic Society).

  B. Etiologi

  Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi

timbulnya serangan asthma bronkhial.

1. Faktor predisposisi

o Genetik 

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui

bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya

mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat

alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar

dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa

diturunkan.

2. Faktor presipitasi

o Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.

Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

2. Ingestan, yang masuk melalui mulut.

Seperti : makanan dan obat-obatan.

3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.

seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.

o Perubahan cuaca.

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.

Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma.

Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim

kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan

debu.

o Stress.

Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa

Page 14: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 14/25

memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul

harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu

diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum

diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

o Lingkungan kerja.

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini

berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium

hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu

libur atau cuti.

o Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas

 jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan

asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas

tersebut.

  C. Klasifikasi Asthma

  Berdasarkan penyebabnya, asthma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,

yaitu :

1. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang

spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan

aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu

predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus

spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asthma ekstrinsik.

2. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak 

spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh

adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat

dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis

kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.

3. Asthma gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk 

alergik dan non-alergik.

  D. Patofisiologi

Page 15: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 15/25

  Asthma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang

menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas

bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asthma

tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi

mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal

dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan

antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang

terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus

kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut

meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan

menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin,

zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik 

eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan

menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus

yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga

menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

Pada asthma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama

inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan

bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan

selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat

terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi

dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.

Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru

menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan

udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.

  E. Manifestasi Klinik 

  Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing. Dan pada

sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas

serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita

bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta

tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada beberapa tingkatan

penderita asma yaitu :

1. Tingkat I :

o Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.

Page 16: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 16/25

o Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan test

provokasi bronkial di laboratorium.

2. Tingkat II :

o Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan

adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

o Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.

3. Tingkat III :

o Tanpa keluhan.

o Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.

o Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.

4. Tingkat IV :

o Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.

o Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

5. Tingkat V :

o Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang

berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.

o Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel.

Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti : Kontraksi otot-otot pernafasan,

cyanosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi.

  F. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium.

o Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.

Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkus.

Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

o Pemeriksaan darah.

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,

hiperkapnia, atau asidosis.

Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

Page 17: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 17/25

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi.

Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.2. Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah

dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila

terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:

o Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

o Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah.

o Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.

o Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

o Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

3. Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

4. Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :

o Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock 

wise rotation.

o Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block).

o Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau

terjadinya depresi segmen ST negative.

5. Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

6. Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat

Page 18: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 18/25

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan

bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah

pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.

Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis

asthma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan

spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk 

menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi

pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

  G. Penatalaksanaan

1. Pengobatan farmakologik :

o Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :

1. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin).

Nama obat :

Orsiprenalin (Alupent)

Fenoterol (berotec)

Terbutalin (bricasma)

Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup,suntikan dan

semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang

berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler)

atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat

khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk 

selanjutnya dihirup.

2. Santin (teofilin)

Nama obat :

Aminofilin (Amicam supp)

Aminofilin (Euphilin Retard)

Teofilin (Amilex)

  Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara

kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya

saling memperkuat.

Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma

akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering

merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan.

Page 19: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 19/25

Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila

minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya

dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu

hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

o Kromalin

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.

Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin

biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat

setelah pemakaian satu bulan.

o Ketolifen

Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan

dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah

dapat diberika secara oral.

2. Pengobatan non farmakologik:

o Memberikan penyuluhan.

o Menghindari faktor pencetus.

o Pemberian cairan.

o Fisiotherapy.

o Beri O2 bila perlu.

  ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASTHMA BRONKHIALE

  A. Pengkajian

1. Riwayat kesehatan yang lalu:

o Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.

o Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.

o Kaji riwayat pekerjaan pasien.

2. Aktivitas

o Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.

o Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan

aktivitas sehari-hari.o Tidur dalam posisi duduk tinggi.

3. Pernapasan

o Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.

o Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.

o Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan

hidung.

o Adanya bunyi napas mengi.

o Adanya batuk berulang.

4. Sirkulasi

o Adanya peningkatan tekanan darah.

o Adanya peningkatan frekuensi jantung.

o Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.

Page 20: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 20/25

o Kemerahan atau berkeringat.

5. Integritas ego

o Ansietas

o Ketakutan

o Peka rangsangan

o Gelisah6. Asupan nutrisi

o Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.

o Penurunan berat badan karena anoreksia.

7. Hubungan sosal

o Keterbatasan mobilitas fisik.

o Susah bicara atau bicara terbata-bata.

o Adanya ketergantungan pada orang lain.

8. Seksualitas

o Penurunan libido.

  B. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1. Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.2. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat.

  C. Intervensi

  Diagnosa Keperawatan 1 :

Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.

Tujuan : Jalan nafas kembali efektif.

Kriteria Hasil :• Sesak berkurang 

• Batuk berkurang 

• Klien dapat mengeluarkan sputum 

• Wheezing berkurang/hilang 

• TTV dalam batas normal keadaan umum baik. 

Intervensi :

• Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : mengi, erekeis, ronkhi.

R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas

redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).

• Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.

R/ Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dpat ditemukan pada penerimaan

selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi

ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.• K aji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada

sandaran.

R/ Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan

gravitasi.

• Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk 

keefektipan memperbaiki upaya batuk.

R/ batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit

akut/kelemahan.• Berikan air hangat. 

R/ penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.

• Kolaborasi obat sesuai indikasi.Bronkodilator spiriva 1×1 (inhalasi).R/ Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.

Page 21: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 21/25

  Diagnosa Keperawatan 2 :

Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

Tujuan : Pola nafas kembali efektif.

Kriteria Hasil :

• Pola nafas efektif 

• Bunyi nafas normal atau bersih • TTV dalam batas normal • Batuk berkurang 

• Ekspansi paru mengembang. 

Intervensi :

• Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan

termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.

R/ Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat

gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau

nyeri dada.

• Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti cr ekels, mengi.

R/ ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.• Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. 

R/ Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.

• Observasi pola batuk dan karakter sekret. 

R/ Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.

• Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk. 

R/ Dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah

ketidak nyaman upaya bernafas.

• Kolaborasi 

o Berikan oksigen tambahan.

o Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer.

R/ Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban

pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.

  Diagnosa Keperawatan 3 :

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak 

adekuat.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.

Kriteria Hasil :

• Keadaan umum baik  

• Mukosa bibir lembab 

• Nafsu makan baik  

• Tekstur kulit baik  • Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan 

• Bising usus 6-12 kali/menit

• Berat badan dalam batas normal. 

Intervensi :

• Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva). 

R/ Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya.

• Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. 

R/ Petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisi bagi klien dalam asuhan

keperawatan.

• Timbang berat badan dan tinggi badan. 

R/ Penurunan berat badan yang signipikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.• Anjurkan klien minum air hangat saat makan. 

Page 22: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 22/25

R/ Air hangat dapat mengurangi mual.

• Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.

R/ memenuhi kebutuhan nutrisi klien.

• Kolaborasi 

o Consul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.

R/ Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.o Berikan obat sesuai indikasi.

o Vitamin B squrb 2×1.

R/ Defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.

o Antiemetik rantis 2×1

R/ untuk menghilangkan mual / muntah.

  DAFTAR PUSTAKA

  Baratawidjaja, K. (1990) “Asma Bronchiale”, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,

Jakarta : FK UI.

Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC. 

Crockett, A. (1997) “Penanganan Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta : Hipocrates. 

Crompton, G. (1980) “Diagnosis and Management of Respiratory Disease”, BlacwellScientific Publication.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan

Keperawatan”, Jakarta : EGC. 

Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC. 

Hudak & Gallo (1997) “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1, Jakarta

: EGC.Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit”, Jakarta : EGC. Pullen, R. L. (1995) “Pulmonary Disease”, Philadelpia : Lea & Febiger. 

Rab, T. (1996) “Ilmu Penyakit Paru”, Jakarta : Hipokrates.  

Rab, T. (1998) “Agenda Gawat Darurat”, Jakarta : Hipokrates.  

Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku

Satu, Jakarta : Salemba Medika.Staff Pengajar FK UI (1997) “Ilmu Kesehatan Anak”, Jakarta : Info Medika. 

Sundaru, H. (1995) “Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta : FK UI.  

ASUHAN KEPERAWATAN DARURAT ASMA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA ASMA 

ASMA biasanya mudah terdeteksi dan memerlukan penanganan khusus. Bila tidaksegera ditangani kerusakan organ atau kematian dapat terjadi.

Tanda dan Gejala

Tanda umum adalah:

a. dyspnoea –

tiba-tiba dan ada pada 90% kasus

b. pingsan

Page 23: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 23/25

c. tachikardia > 100/menit 

d. tachipnoe > 20/menit 

e. banyak keringat 

f. Sianosis

Tanda Ancaman Kehidupan

Gejala ASMA berat:

a. dyspnea berat

b. samnolen atau agitasi 

c. peningkatan tekanan vena

d. ada bukti gagal jantung kanan

e. hypotensi

f. shock 

Pengkajian

Pengkajian dengan pendekatan ABCD. 

Airway 

a. kaji dan pertahankan jalan napas 

b. lakukan head tilt, chin lift jika perlu

c. gunakan alat batu untuk jalan napas jika perlu 

d. pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika

tidak dapat mempertahankan jalan napas 

Breathing 

a. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk

mempertahankan saturasi > 92%. 

b. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask. 

c. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-

valve-mask ventilation 

d. Lakukan nebulizer 

Page 24: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 24/25

e. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2 

f. Kaji jumlah pernapasan

g. Lakukan pemeriksan system pernapasan 

h. Dengarkan adanya bunyi pleura

i. Lakukan pemeriksaan foto thorak  – mungkin normal 

Circulation 

a. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop 

b. Kaji peningkatan JVP

c. Catat tekanan darah 

d. Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan: 

a. Sinus tachikardi 

b. Adanya S1 Q3 T3 

e. Lakukan IV akses D5% + teofilin 2 amp

f. Lakukan pemerik saan darah lengkap 

g. Suntikan epinrfrin 0,3 ml 1 : 1000 secara subkutan 

Disability 

a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU

b. penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim

dan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan

di ICU.

Exposure 

a. selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan bronkitis

Page 25: materi ASMA

5/17/2018 materi ASMA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-asma 25/25

b. jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan

fisik lainnya. 

c. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda DVT 

Faktor Resiko terjadinya Asma 

a. Pernah asma sebelumnya 

b. Pembedahan sebelumnya 

c. Trauma sebelumnya

d. Imobilisasi untuk berbagai alas an 

e. Keganasan

h. Kehamilan lama

i. Obesitas 

 j. Pasien mendapatkan Selective Estregen Receptor Modulator therapy (SERM) 

k. Nepritik sindrom 

Perawatan ASMA 

Sejak didiagnosa ASMA maka pasien harus mendapatkan Oksigen tambahan,duduk semi fowler (setengah duduk).Injeksi teofilin 5  – 6 mg/kg yang digabungkandengan cairan infus