Media Tanam Padat

download Media Tanam Padat

of 19

Transcript of Media Tanam Padat

MEDIA TANAM PADAT

Media tanam adalah media atau bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah. Fungsi media tanam adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman, penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik, penyedia unsur hara bagi tanaman dan penyedia air bagi tanaman. Berdasarkan jenis bahan penyusunnya,media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik. BAHAN ORGANIK Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam, yaitu : A. Sekam Sekam padi adalah bagian terluar dari butir padi, yang merupakan hasil sampingan saat proses penggilingan beras. Sekitar 20 % dari bobot padi adalah sekam padi dan kurang lebih 15 % dari komposisi sekam adalah abu sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar. Arang sekam (kuntan) berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik. Sekam padi merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Dari proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,3-28% sekam. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi. Sifat dan karakteristik sekam padi Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Media arang sekam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain harganya relatif murah, bahannya mudah didapat,

ringan, sudah steril, dan mempunyai porositas yang baik. Kekurangannya yaitu jarang tersedia di pasaran, yang umum tersedia hanya bahannya (sekam atau kulit gabah) saja, dan hanya dapat digunakan dua kali. Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk. Sekam sebesar 3300 Cal. Menurut Houston (1972), dalam (Deptan, 2009), sekam memiliki bulk density 0.100 g/ ml, nilai kalori antara 3300 3600 Cal/kg sekam dengan konduktivitas panas 0.271 BTU. Arang sekam mempunyai karakteristik ringan (berat jenis 0.2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, berwarna hitam sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif. Rongganya banyak sehingga aerasi dan drainasenya baik, hal ini juga mempermudah pergerakan akar tanaman dalam media tanam tersebut. Arang sekam telah steril, karena saat pembuatannya sekam telah mendapat panas yang tinggi karena proses kemikalia

pembakaran sehingga tidak memerlukan desinfeksi dengan

apapun. Mempunyai daya melapuk lambat dan dianggap dapat bertahan kirakira satu tahun sehingga dapat digunakan beberapa kali (Wuryaningsih,

2008). Arang sekam memiliki nilai permeabilitas sebesar 32.89 cm/jam (Patappa, 2001). Perbedaan fisik sekam padi dengan arang sekam, dapat dilihat pada gambar :

Sekam

Sekam bakar

Dibandingkan bahan bakar fosil, sifat dan karakteristik bahan bakar biomasa lebih kompleks serta memerlukan persiapan dan pemrosesan yang lebih khusus. Sifat dan karakteristik meliputi berat jenis yang kecil sekitar

2.21 g/cm, jumlah abu hasil pembakaran yang tinggi dengan temperatur titik lebur abu yang rendah. Abu hasil pembakaran berkisar antara 16-23% dengan kandungan silika senbesar 95%. Titik lebur yang rendah disebabkan oleh kandungan alkali dan alkalin yang relatif tinggi. Kandungan uap air (moisture) pada biomasa umumnya lebih tinggi dibandingkan bahan bakar fosil, akan tetapi kandungan uap air pada sekam padi relatif sedikit karena sekam padi merupakan kulit padi yang kering sisa proses penggilingan. Sekam padi mempunyai panjang sekitar 8-10 mm dengan lebar 2-3 mm dan tebal 0,2 mm. Karakteristik lain yang dimiliki bahan bakar sekam padi adalah kandungan zat volatil yang tinggi (highvolatile matter) yaitu zat yang mudah menguap. Manfaat Arang sekam dapat memperbaiki porositas struktur tanah liat, membantu menahan kelembaban dalam tanah berpasir, dan memberikan tempat untuk bakteri menguntungkan untuk hidup di lahan. Arang sekam juga dapat menyerap karbon yang dapat mengurangi pemanasan global. Pada lahan pertanian arang sekam sangat baik untuk membantu menyuburkan tanah. Arang sekam memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Efek penggunaan arang sekam 1. Arang sekam padi meningkatkan pH tanah, sehingga meningkatkan P. Tersedia 2. Para aerasi di zona akar tanaman ditingkatkan. 3. Kapasitas menyimpan air tanah ditingkatkan. 4. Ada peningkatan dalam tingkat tukar K dan Mg. Kandungan Kimia Sifat kimia yang unik tentang sekam padi ialah kandungan silikaselulosa yang ada pada sekam padi amat berbeda berbanding dengan hasil sampingan tumbuhan yang lain. Kandungan silika yang tinggi ini tidak akan terurai walau pun melalui pembakaran yang sempurna. Pembakaran sempurna akan menghasilkan abu sekam padi putih. Komponen utama sekam padi ialah

selulosa, hemiselulosa dan lignin. Masalah yang sering dihadapinya untuk menjadi pengisi yang baik ialah penyerapannya terhadap kelembapan. Menurut Gusmini (2009) media sekam mengandung unsur silika yang tinggi dan juga peningkatan P. Peningkatan kandungan P tersedia diduga karena silikat mampu meningkatkan ketersedian P dengan cara menggantikan ion P yang terikat pada komponen tanah dengan ion Si, sehingga P menjadi lebih tersedia. Selain itu pemberian silika dapat meningkatkan kadar P di dalam tanah menjadi bentuk yang lebih tersedia bagi tanaman sehingga tidak perlu penambahan unsur P dan Si dalam media tanam arang sekam. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan masalah lingkungan. Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti dapat dilihat di bawah : No Komponen Presentase Kandungan

Menurut Suharno (1979) 1 2 3 4 5 6 Kadar air Protein kasar Lemak Serat kasar Abu Karbohidrat kasar 9.02 3.03 1.18 35.68 17.71 33.71

Manurut DTC-IPB 1 2 3 4 Karbon Hidrogen Oksigen Silika 1.33 1.54 33.64 16.98

B. Batang Pakis

Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Karakteristik : media batang pakis mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman. C. Kompos Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Karakteristik : kompos mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Dikenal 2 peranan kompos yaitu soil conditioner dan soil ameliorator. Soil condotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah. Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu yang telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, danmemiliki suhu ruang. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau

menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri. Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan

mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik. Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan. ASAL 1. Pertanian Jerami dan sekam padi, gulma dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, datang pisang dan sabut kelapa. Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan biogas. Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air. BAHAN

Limbah dan residu tanaman Limbah dan residu ternak Tanaman air 2. Industri

Limbah padat

Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan. Alkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah pengolahan minyak kelapa sawit

Limbah cair 3.

Limbah rumah tangga Tinja, urin, sampah rumah tangga dan sampah kota.

Sampah Manfaat Kompos

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur

hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek. Dari segi ekonomi menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah, mengurangi volume/ukuran limbah, memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya. Dari aspek

lingkungan kompos dapat mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan. Dari aspek bagi tanah atau tanaman, kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah. memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen), menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman,

meningkatkan retensi atau ketersediaan hara di dalam tanah. Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia

tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh tanaman. Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain: rasio c/n, ukuran partikel, aerasi, porositas, kelembapan (moisture content, temperatur/suhu, ph, kandungan hara, kandungan bahan berbahaya. Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan. Secara alami

pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang. Tabel pengomposan Kondisi Kondisi yang bisa diterima Rasio C/N Kelembapan Konsentrasi tersedia Ukuran partikel pH Suhu 1 inchi 5.5-9.0 43-660C Bervariasi 6.5-8.0 54-600 C oksigen 20:1 s/d 40:1 40-65% >5% 25-35:1 45-62% >10% Ideal Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses

D. Moss Moss adalah media tanam yang berasal dari akar paku-pakuan. Karakteristik : moss memiliki banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa, mampu mengikat air

dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Media moss yang dikenal dipasaran ada dua , yaitu yang berbahan dasar rumput laut

dan moss yang berbahan akar pohon kadaka. Moss Spagnum merupakan media yang berbahan rumput laut. Media spagnum biasanya diimpor dari Chili, sehingga harganya cukup mahal, sampai 75 000 rupiah per kilogram. Spagnum merupakan media yang sudah steril , sehingga tidak perlu disterilisasi lagi. Bersifat menyimpan air. Pada dataran rendah Spagnum Moss dapat disiram dua kali seminggu. Pada dataran tinggi cukup disiram seminggu sekali. Penyiraman harus dilakukan saat spagnum benar-benar kering dan penyiraman benar-benar sampai media benar-benar basah. Pemeliharaan anggrek dapat melakukan penyiraman dengan merendamnya didalam ember. Apabila memelihara dalam jumlah banyak akan lebih baik menggunakan sistem talang untuk mengairi media. Moss akar kadaka baik digunakan sebagai media anggrek ,memiliki sifat yang sama dengan moss spagnum sehingga perlakuan penyiraman kurang lebih sama dengan media spagnum. Sebelum digunakan moss akar kadaka perlu dibersihkan dulu. Rendam dalam ember yang berisi air, sehingga kotoran yang melekat terlepas. Lalu disterilkan dengan direbus.

E.

Pupuk kandang Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu: Pupuk dingin diuraikan adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak

secara

menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang.Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan.Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman.Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi.Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman. F. Cocopeat Cocopeat merupakan media tanam alternatif dari bahan organik sabut kelapa. Cocopeat diambil dari buah kelapa yang sudah tua dan memiliki serat yang kuat. Karakteristik : cocopeat mampu mengikat dan menyimpan air

dengan kuat, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

G. Humus Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbahlimbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.

BAHAN ANORGANIK Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu : A. Gel Gel atau hidrogel adalah media tanam yang berasal dari kristal-kristal polimer yang sering digunakan untuk tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Hydrogel tidak larut dalam air tetapi dia hanya menyerap dan akan melepaskan air dan nutrisi secara proporsional pada saat dibutuhkan oleh tanaman. Dengan demikian tanaman akan selalu mempunyai persediaan air dan nutrisi setiap saat karena hydrogel berfungsi menyerap dan melepaskan (absorption - release cycles). Hydrogel mampu menyerap air sebanyak 500 kali berat hydrogel itu sendiri. Keuntungan menggunakan hydrogel : Memastikan keteresediaan air sepanjang tahun. Mengurangi ferekuensi penyiraman / irigasi hingga 50%. Mengurangi hilangnya air dan nutrient disebabkan oleh leaching dan evaporasi. Memperbaiki physical properties dari compact soils dengan membentuk aerasi udara yang baik. Meningkatkan pertumbuhan tanaman karena air dan nutrient selalu tersedia di sekitar tanaman sehingga mengoptimalkan penyerapan oleh akar. Mengurangi angka mortalitas. Mengurangi pencemaran lingkungan dari erosi dan pencemaran air tanah.

Terurai secara alami oleh mikroba menjadi H2O, CO2, dan komponen Nitrogen

B. Pasir Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan ::emupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal. Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).

C. Kerikil Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.

Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam. D. Pecahan batu bata Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi

untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin kecil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin baik. Selain itu, ukuran yang semakin kecil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek. E. Spons (floralfoam) Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah sering memanfaatkan spons sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman. Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.

F. Tanah liat Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai. G. Vermikulit dan perlit Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan

dari pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan hilum. Karakteristik : vermikulit memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah.Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan vermikulit, yaitu menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.

H. Gabus (styrofoam) Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari

kopolimer styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi

(penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm. Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai

campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Jntuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya

mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.

DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2011. http://blog.alamtulisan.com/blog/category/umum/pertanian/. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous.2011.http://blog.uin-suska.ac.id/Rahman/category/259/makalah.html. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous.2011.http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53pupuk/144-pupuk-kandang. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous. 2011. http://iswaraorchid.wordpress.com/category/anggrek/. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous. 2011. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr254033.pdf. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous. 2011. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous. 2011. http://repository.usu.ac.id/.pdf. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous.2011. http://tokotavor.com/product/14/24/Spagnum-moss/?o=default. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous. 2011. http://www.bbpp-lembang.info . Diakses pada tanggal 8 Maret 201 Anonymous.2011.http://www.eprida.com/hydro/ecoss/background/ricehullcharco al.pdf. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous. 2011. http://www.feqrastafara.com/2010/01/media-tanam.html.

Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Anonymous. 2011. http://www.gerbangpertanian.com/2011/03/fungsi-dan-caramembuat-arang-sekam.html. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 Andari, Tantri. Dwi fitria astari lubis, danti kartika sari. 2011. Menekan penggunaan media tanam akar pakis (Cyatheacontaminans (hook.) Copel.) untuk budidaya anggrek dengan inovasi media tanam arang sekam. IPB bogor Gusmini, et al. 2009. Perbedaan Pemanasan Sekam Padi terhadap ketersedian Si (Silika) pada pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza Sativa L.)

TUGAS MATA KULIAH BUDIDAYA TANAMAN TANPA TANAH Media Tanam PadatDosen Pengampu: Dr. Ir. Moch. Dawam Maghfoer, MS.

Oleh: Suci Surya Dewi Tomy Hardiman Ulfa Annisa S. Dinariani 0910480281 0910480283 0910280285 0910481003

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012