Membangun Disiplin Kerja -...

2
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Mari kita senantiasa berusaha untuk meningkatkan takwa dengan sebenar-benarnya. Kita laksanakan perintah Allah, dan kita tinggalkan larangan-Nya. Semoga dengan demikian, takwa kita selalu terjaga. Menghantarkan kita di dunia dan di akhirat -berbahagia. Amin. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Kami mohon maaf. Materi khutbah kali ini, barangkali kurang menarik. Bahkan bisa menghantarkan jama’ah mengantuk dan tertidur –lelap, sampai iqamah. Yang penting, mari kita niati mendengarkan pesan khutbah sebagai suatu ibadah. Agar kehadiran kita di majelis ini tidak sia-sia. Tema khutbah hari ini -sangat special “Membangun Disiplin Kerja”. Tujuan mengangkat materi ini ialah: 1. Agar jama’ah bisa memahami urgensi sikap disiplin dalam bekerja, serta mengaplikasikannya secara utuh. 2. Jama’ah agar mengetahui, bahwa, disiplin adalah ajaran Islam yang harus diyakini kebenarannya. 3. Jama’ah dapat mengimplementasikan kedisiplinan -sebagai bagian dari ajaran Islam. Hadirin yang kami mulyakan Hidup disiplin merupakan kewajiban setiap muslim, baik disiplin dalam menjalankan agama, maupun dalam bekerja. Sebab, dengan disiplin, semua program hidup –relatif akan dapat berjalan sesuai rencana. Dapat meminimalisir terbengkalainya kegiatan. Dan, tidak ada waktu yang terbuang percuma –serta sia-sia. Anggaranpun bisa ditekan sedemikian rupa. Sehingga, dapat terhindar dari sifat yang dibenci Allah, yaitu pemborosan atau mubazzhir. Allah swt berfirman: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara- saudara syaitan, dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Israa’ [17]: 27) Walau ajaran agama seperti itu tegasnya, namun, dalam kenyataannya, masih banyak di antara kita yang dalam kehidupan sehari-harinya kurang menghargai disiplin. Akibatnya, banyak program hidup yang tidak dapat terlaksana sesuai rencana. Banyak kegiatan yang terbengkalai. Dan banyak waktu yang terbuang sia-sia. Hal ini dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam soal agama. Banyak saudara-saudara kita yang menunda-nunda waktu shalat, zakat, haji, dan lainnya. Akhirnya, mereka kehilangan waktu-waktu untuk beribadah itu. Alangkah ruginya, waktu Izrail datang mencabut nyawa, orang yang malas itu, belum sempat naik haji. Padahal sudah cukup harta dan kemampuan. Demikian pula dalam soal kerja atau kegiatan lain. Tidak sedikit jumlahnya saudara-saudara kita yang tidak tepat waktu dalam bekerja, atau dalam menjalankan kegiatan. Banyak juga waktunya dihabiskan untuk kongko-kongko, ngobrol kian kemari tanpa ada ujung pangkalnya. Sebutan populernya mereka, adalah kelompok tidak produktif. Malah bisa menjadi beban perusahaan atau masyarakat sekitarnya. Padahal, di meja tugas, masih bertumpuk pekerjaan menanti. Akibatnya, banyak waktu terbuang dan banyak pekerjaan terbengkalai. Kaum Muslimin yang kami hormati Disiplin, merupakan kata yang sering kita ucapkan. Ketentuan, berupa peraturan-peraturan yang secara eksplisit perlu juga mencakup sanksi-sanksi yang akan diterima jika terjadi pelanggaran. Disiplin, adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. Dalam kaitannya dengan disiplin kerja, Siswanto, pakar etika kerja mengemukakan, disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan- peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Serta, sanggup menjalankannya, dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Pada bagian lain, Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, menyebutkan bahwa disiplin kerja adalah kesadaran, kemauan dan kesediaan kerja orang lain, agar dapat ta’at dan tunduk terhadap semua peraturan dan norma yang berlaku. Hadirin yang kami mulyakan Dari beberapa ungkapkan tadi, tampak, bahwa disiplin pada dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong -agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, yang di dalamnya mencakup: (1) adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan; (2) adanya kepatuhan para pengikut; dan (3) adanya sanksi bagi pelanggar. Karyawan harus memiliki prinsip dan memaksimalkan potensi kerja, agar karyawan lain mengikutinya. Sehingga dapat menanamkan jiwa disiplin dalam bekerja. Membangun Disiplin Kerja Oleh : H. Athor Subroto 44 MPA 319 / April 2013

Transcript of Membangun Disiplin Kerja -...

Page 1: Membangun Disiplin Kerja - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar319/mqrh1364437699.pdf · disiplin dalam menjalankan agama, maupun dalam bekerja. Sebab, dengan disiplin,

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.Mari kita senantiasa berusaha untuk meningkatkan takwa

dengan sebenar-benarnya. Kita laksanakan perintah Allah, dan kita tinggalkan larangan-Nya. Semoga dengan demikian, takwa kita selalu terjaga. Menghantarkan kita di dunia dan di akhirat -berbahagia. Amin.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.Kami mohon maaf. Materi khutbah kali ini, barangkali

kurang menarik. Bahkan bisa menghantarkan jama’ah mengantuk dan tertidur –lelap, sampai iqamah. Yang penting, mari kita niati mendengarkan pesan khutbah sebagai suatu ibadah. Agar kehadiran kita di majelis ini tidak sia-sia.

Tema khutbah hari ini -sangat special “Membangun Disiplin Kerja”.

Tujuan mengangkat materi ini ialah:1. Agar jama’ah bisa memahami urgensi sikap disiplin

dalam bekerja, serta mengaplikasikannya secara utuh.2. Jama’ah agar mengetahui, bahwa, disiplin adalah ajaran

Islam yang harus diyakini kebenarannya.3. Jama’ah dapat mengimplementasikan kedisiplinan

-sebagai bagian dari ajaran Islam.

Hadirin yang kami mulyakanHidup disiplin merupakan kewajiban setiap muslim, baik

disiplin dalam menjalankan agama, maupun dalam bekerja. Sebab, dengan disiplin, semua program hidup –relatif akan dapat berjalan sesuai rencana. Dapat meminimalisir terbengkalainya kegiatan. Dan, tidak ada waktu yang terbuang percuma –serta sia-sia. Anggaranpun bisa ditekan sedemikian rupa. Sehingga, dapat terhindar dari sifat yang dibenci Allah, yaitu pemborosan atau mubazzhir. Allah swt berfirman:

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Israa’ [17]: 27)

Walau ajaran agama seperti itu tegasnya, namun, dalam kenyataannya, masih banyak di antara kita yang dalam kehidupan sehari-harinya kurang menghargai disiplin. Akibatnya, banyak program hidup yang tidak dapat terlaksana sesuai rencana. Banyak kegiatan yang terbengkalai. Dan banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Hal ini dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam soal agama. Banyak saudara-saudara kita yang menunda-nunda waktu shalat, zakat, haji, dan lainnya. Akhirnya, mereka kehilangan waktu-waktu untuk beribadah itu. Alangkah ruginya, waktu Izrail datang mencabut nyawa, orang yang malas itu, belum sempat naik haji. Padahal sudah cukup harta dan kemampuan.

Demikian pula dalam soal kerja atau kegiatan lain. Tidak sedikit jumlahnya saudara-saudara kita yang tidak tepat waktu dalam bekerja, atau dalam menjalankan kegiatan. Banyak juga waktunya dihabiskan untuk kongko-kongko, ngobrol kian kemari tanpa ada ujung pangkalnya. Sebutan populernya mereka, adalah kelompok tidak produktif. Malah bisa menjadi beban perusahaan atau masyarakat sekitarnya. Padahal, di meja tugas, masih bertumpuk pekerjaan menanti. Akibatnya, banyak waktu terbuang dan banyak pekerjaan terbengkalai.

Kaum Muslimin yang kami hormatiDisiplin, merupakan kata yang sering kita ucapkan.

Ketentuan, berupa peraturan-peraturan yang secara eksplisit perlu juga mencakup sanksi-sanksi yang akan diterima jika terjadi pelanggaran.

Disiplin, adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban.

Dalam kaitannya dengan disiplin kerja, Siswanto, pakar etika kerja mengemukakan, disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Serta, sanggup menjalankannya, dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Pada bagian lain, Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, menyebutkan bahwa disiplin kerja adalah kesadaran, kemauan dan kesediaan kerja orang lain, agar dapat ta’at dan tunduk terhadap semua peraturan dan norma yang berlaku.

Hadirin yang kami mulyakanDari beberapa ungkapkan tadi, tampak, bahwa disiplin

pada dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong -agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, yang di dalamnya mencakup: (1) adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan; (2) adanya kepatuhan para pengikut; dan (3) adanya sanksi bagi pelanggar. Karyawan harus memiliki prinsip dan memaksimalkan potensi kerja, agar karyawan lain mengikutinya. Sehingga dapat menanamkan jiwa disiplin dalam bekerja.

Membangun Disiplin KerjaOleh : H. Athor Subroto

44 MPA 319 / April 2013

Page 2: Membangun Disiplin Kerja - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar319/mqrh1364437699.pdf · disiplin dalam menjalankan agama, maupun dalam bekerja. Sebab, dengan disiplin,

Hadirin yang kami mulyakanMari kita simak firman Allah di dalam Al Qur’an Surat

Al An’aam [6] ayat 153:

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus. Maka, ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain). Karena, jalan-jalan (yang lain) itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’aam [6]: 153)

Dari ayat ini dapat ditarik benang merahnya. Kita diperintahkan untuk memilih hidup secara lurus atau disiplin. Dan kita dilarang untuk memilih jalan yang melanggar aturan atau ketentuan.

Lima belas abad yang silam, Rasulullah Saw telah mengingatkan kepada para sahabatnya untuk menaati ketentuan sbb:

“Hendaklah engkau patuh dan taat (pada kebaikan), baik dalam keadaan sulit maupun mudah, dalam keadaan semangat maupun tidak senang, dan janganlah bersikap egois.” (HR. Muslim)

Hadirin yang kamu mulyakanDalam pandangan agama, mematuhi dan menataati

aturan dan ketentuan itu ada sebuah jihad yang besar, dan sekaligus jihad yang berat. Mari kita perhatikan Sabda Rasulullas Saw berikut ini:

“Jihad yang paling besar ialah jihad melawan hawa nafsu.“ (HR. Ibnu al Hajjar, dari Abi Dzar)

Hawa nafsu ini, yang sering menjadikan seseorang tidak mematuhi disiplin. Untuk menegakkan disiplin, kita harus berani melawan hawa nafsu kita masing-masing. Kalau tidak, peraturan disiplin seperti apapun, tentu akan tidak dapat terlaksana dengan baik. Sebab, suatu organisasi yang benar, tetapi tidak ditata dengan baik, maka akan dikalahkan oleh organisasi yang salah, tetapi dikelola dengan baik.

Imam Ghazali mengingatkan:

(Suatu organisasi yang) benar tanpa ditata (dengan baik), maka dapat dikalahkan dengan kebatilan yang ditata dengan baik. (Al Syaikh Al Imam al Ghazali).

Di sini, pentingnya menegakkan disiplin bagi seluruh karyawannya. Sikap disiplin, merupakan bagian dari upaya menegakkan organisasi atau perusahaan. Dengan tegaknya perusahaan, berarti pula suatu indikasi tegaknya para karyawan dan keluarganya. Karena, ditopang ekonomi yang bagus.

Hadirin yang kami mulyakanTetapi, usaha untuk merubah kualitas mental menjadi

disiplin itu -harus ada niat dari dalam diri sendiri, self dicipline. Tidak menunggu adanya perubahan dari langit. Sebab Allah tidak akan merubah, kecuali bangsa itu sendiri yang mau merubah.

Mari kita perhatikan firman Allah di dalam Surat Ar-Ra’du, ayat 11:

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du [13]: 11)

Saudara-saudara, perubahan dari dalam memang tidak semudah membalik telapak tangan. Merubah mental itu perlu waktu dan adanya teladan yang baik.

Para tokoh dan pemimpin bangsa harus bisa memberi contoh yang baik. Jangan hanya pandai bicara, tetapi ucapannya tidak sama dengan perbuatannya. Itu sama dengan lain di mulut, lain di hati. Pimpinan, hendaknya mendorong para karyawan dan masyarakat -untuk taat kepada ketentuan yang berlaku, dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Pimpinan, dan anggota yang lain, hendaknya berusaha untuk mencegah -jangan sampai para karyawan atau mayarakat berperilaku negatif. Keberhasilan penerapan pendisiplinan karyawan (disiplin preventif) terletak pada disiplin pribadi para anggota organisasi itu.

Mari, kita sama-sama berupaya untuk memperbaiki mental kita, mental bangsa –yang kondisinya sudah amat memprihatinkan ini. Agar bisa menjadi suatu bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia. Baldatun thayibatun wa rabbun ghafur. Suatu negara yang tertata bagus. Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Di bawah ampunan Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun.

45MPA 319 / April 2013