Mengabaikan kemungkaran, menuai hukuman

3
28/12/13 Detik Islam » Mengabaikan Kemungkaran, Menuai Hukuman detikislam.com/cakrawala/hikmah/mengabaikan-kemungkaran-menuai-hukuman/ 1/3 Kontes yang berbau pornografi pornoaksi adalah di an kemungkaran besar yang w ditolak, ditentang dan dice keberlangsungannya oleh umat Is Jangankan kontes yang bers internasional seperti Miss W bahkan kemungkaran dalam ling yang paling kecil sekalipun w dicegah. Jika tidak, berarti bersekutu dengan para pe kemungkaran tersebut. Paling ti itu didasarkan pada penuturan M bin Dinar yang pernah berkata, pernah membaca di dalam kitab Taurat sebuah ungkapan: Siapa saja yang memiliki seorang tetangga y melakukan kemaksiatan, sementara dia tidak berusaha mencegahnya, maka dia telah bersekutu den pelaku kemaksiatan tersebut” (HR. Ibn Abi ad-Dunya). Sebagaimana diketahui, selain memerintahkan setiap Muslim agar menyampaikan kebajikan (amar makruf Allah SWT dan Rasul-Nya sekaligus menitahkan setiap Muslim agar mencegah/menentang kemungkaran (nahi mungkar). Bahkan Baginda Rasulullah SAW menakar keimanan seseorang dengan sejauhmana dirin menyikapi kemungkaran. Dalam sebuah hadits y.mg amat populer, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menyaksikan kemungkaran, ubahlah dengan tangan (kekuasaan)-nya; jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya yang demikian itu adalah selemah lemahnya Iman “ (HR. Muslim). Mengabaikan Kemungkaran, Menuai Hukuman Sep 22, 2013 Cakrawala Mutiara Hikmah by Detik Islam - 0

Transcript of Mengabaikan kemungkaran, menuai hukuman

Page 1: Mengabaikan kemungkaran, menuai hukuman

28/12/13 Detik Islam » Mengabaikan Kemungkaran, Menuai Hukuman

detikislam.com/cakrawala/hikmah/mengabaikan-kemungkaran-menuai-hukuman/ 1/3

Kontes yang berbau pornografi dan

pornoaksi adalah di antara

kemungkaran besar yang wajib

ditolak, ditentang dan dicegah

keberlangsungannya oleh umat Islam.

Jangankan kontes yang berskala

internasional seperti Miss World,

bahkan kemungkaran dalam lingkup

yang paling kecil sekalipun wajib

dicegah. Jika tidak, berarti kita

bersekutu dengan para pelaku

kemungkaran tersebut. Paling tidak,

itu didasarkan pada penuturan Malik

bin Dinar yang pernah berkata, “Aku

pernah membaca di dalam kitab Taurat sebuah ungkapan: Siapa saja yang memiliki seorang tetangga yang

melakukan kemaksiatan, sementara dia tidak berusaha mencegahnya, maka dia telah bersekutu dengan

pelaku kemaksiatan tersebut” (HR. Ibn Abi ad-Dunya).

Sebagaimana diketahui, selain memerintahkan setiap Muslim agar menyampaikan kebajikan (amar makruf),

Allah SWT dan Rasul-Nya sekaligus menitahkan setiap Muslim agar mencegah/menentang kemungkaran

(nahi mungkar). Bahkan Baginda Rasulullah SAW menakar keimanan seseorang dengan sejauhmana dirinya

menyikapi kemungkaran. Dalam sebuah hadits y.mg amat populer, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja

yang menyaksikan kemungkaran, ubahlah dengan tangan (kekuasaan)-nya; jika tidak mampu, ubahlah

dengan lisannya; jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya yang demikian itu adalah selemah lemahnya

Iman “ (HR. Muslim).

Mengabaikan Kemungkaran, Menuai HukumanSep 22, 2013■ Cakrawala ■ Mutiara Hikmah by Detik Islam - 0 24

Page 2: Mengabaikan kemungkaran, menuai hukuman

28/12/13 Detik Islam » Mengabaikan Kemungkaran, Menuai Hukuman

detikislam.com/cakrawala/hikmah/mengabaikan-kemungkaran-menuai-hukuman/ 2/3

Frasa “selemah lemahnyn imam” menunjukkan kadar keimanan yang paling rendah tentu saja, frasa tersebut

mengandung semacam “celaan”, bukan pujian. Setiap Muslim sepantasnya merasa khawatir jika celaan

Rasulullah SAW ini menunjukkan pada keharaman mengingkari kemungkaran hanya dengan hatinya. Sebab,

yang dituntut dari seorang Muslim saat menyaksikan suatu kemungkaran adalah minimal mengubah

kemungkaran itu dengan lisannya, yakni dengan nasihat, peringatan atau dakwah kepada pelaku kemungkaran

tersebut, la tidak cukup mengingkari kemungkaran hanya dengan dengan hatinya.

Keadaan “selemah-lemahnya iman” ini berlaku pada seorang Muslim yang hanya sanggup mengingkari

kemungkaran dengan hatinya. Lalu bagaimana dengan keadaan orang yang sama sekali tidak peduli alias

cuwek terhadap ragam kemungkaran yang ada di hadapan atau di sekeliling dirinya? Tentu, selayaknya

seorang Muslim khawatir: jangan-jangan sikap tidak peduli alias cuwek terhadap kemungkaran itu

menunjukkan bukan saja imannya lemah, tetapi bahkan lepas.Na’udzu bilLahimin dzalik.

Terkait dengan kewajiban mencegah atau menentang kemungkaran, Allah SWT berfirman (yang artinya):

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian. Orang-orang yang tersesat tidak akan membahayakan

kalian jika kalian telah mendapatkan petunjuk (TQS Al-Maidah [5]: 105).

Ibn Abi ad-Dunya menuturkan suatu riwayat bahwa Abu Bakar ra, saat membaca ayat ini, berkata,

“Sesungguhnya kebanyakan orang menempatkan ayat ini tidak pada tempatnya. Ingatlah, bahwa

sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sesuatu kaum. Jika

menyaksikan orang berlaku zalim, lalu mereka tidak mencegahnya, maka Allah SWT pasti akan meratakan

azab-Nya kepada mereka!“ (HR Ibn Abi ad-Dunya).

Abdullah bin Umar ra juga menuturkan riwayat bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jika engkau

menyaksikan umatku takut kepada pelaku kezaliman untuk berkata kepada dia, ‘Sungguh, kamu zalimi’ maka

keberadaan mereka sama dengan tidak ada.” [HR Ahmad).

Rasulullah SAW pun pernah bersabda, "Wahai manusia, Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman kepada kalian:

Perintahkanlah oleh kalian kemakrufan dan cegahlah kemungkaran sebelum kalian berdoa kepada-Ku lalu

Aku tidak mengabulkan doa kalian; sebelum kalian meminta kepada-Ku lalu Aku tidak memberi kalian;

sebelum kalian meminta pertolongan kepadaku lalu Aku tidak menolong kalian.” (HR Ibn Majah, Ahmad dan al-

Baihaqi).

Rasulullah SAW pun pernah bersabda, "Tidaklah suatu kaum meninggalkan amar makruf nahi mungkar

kecuali amal-amal mereka tidak akan diangkat ke langit (tertolak) dan doa-doa mereka tidak akan didengar

(tidak dikabulkan)." (HR Ibn Abi ad-Dunya).

Rasul SAW pun bersabda, sebagaimana dituturkan oleh Ibn Abbas,"Sesungguhnya Allah tidak akan

mengazab masyarakat secara umum karena tindakan (kemaksiatan) orang-orang tertentu di antara mereka

sehingga mereka menyaksikan kemungkaran di tengah- tengah mereka, sementara mereka mampu untuk

mencegahnya. Namun, mereka tidak mencegahnya. Jika mereka bersikap demikian, Allah pasti akan

mengazab masyarakat secara umum dan para pelakunya secara khusus," (Ibn Rajab al-Hanbali, Al Jami' al-

'Ulum wa al-Hikam, XXXIV/6)

Alhasil, jangan sampai kita mengabaikankemungkaran jika kita tidak ingin menuai hukuman!

Wa ma tawfiqi illa bilLah. [abi/mediaumat]

Page 3: Mengabaikan kemungkaran, menuai hukuman

28/12/13 Detik Islam » Mengabaikan Kemungkaran, Menuai Hukuman

detikislam.com/cakrawala/hikmah/mengabaikan-kemungkaran-menuai-hukuman/ 3/3

You might also like