Mengapa Rasulullah Berpoligami

31
PENDAHULUAN Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang hak uji materil soal Poligami yang menyatakan bahwa hidup berpoligami tidak bertentangan dengan Konstitusi Negara dan boleh dilakukan dengan sejumlah syarat, antara lain izin dari isteri pertama dan hakim, menimbulkan polemik tentang hal yang satu ini kembali. Di satu sisi, yang berpandangan poligami halal dilakukan menggugat syarat adanya izin isteri pertama dan hakim mengingat hal itu tidak disyaratkan oleh Islam. Sedang yang kedua, yang menolak adanya poligami berpandangan bahwa diperbolehkannya poligami hanya akan menambah penderitaan perempuan.Terlepas dari kontroversi di atas, terlepas dari kontroversi aneka ayat dan kajian syariah yang biasa dipergunakan sebagai landasan argumentasi masing-masing pihak, maka ada baiknya kita menengok kembali perjalanan hidup Rasulullah SAW, seorang manusia teladan dan terbaik sepanjang zaman. Rasulullah berpoligami, namun pada situasi dan kondisi yang sangat khusus. Poligami Rasulullah dalam sirah disebutkan, Rasulullah mengakhiri masa lajangnya di usia 25 tahun dengan mengawini seorang perempuan mulia bernama

Transcript of Mengapa Rasulullah Berpoligami

Page 1: Mengapa Rasulullah Berpoligami

PENDAHULUAN

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang hak uji materil soal

Poligami yang menyatakan bahwa hidup berpoligami tidak bertentangan dengan

Konstitusi Negara dan boleh dilakukan dengan sejumlah syarat, antara lain izin

dari isteri pertama dan hakim, menimbulkan polemik tentang hal yang satu ini

kembali. Di satu sisi, yang berpandangan poligami halal dilakukan menggugat

syarat adanya izin isteri pertama dan hakim mengingat hal itu tidak disyaratkan

oleh Islam. Sedang yang kedua, yang menolak adanya poligami berpandangan

bahwa diperbolehkannya poligami hanya akan menambah penderitaan

perempuan.Terlepas dari kontroversi di atas, terlepas dari kontroversi aneka ayat

dan kajian syariah yang biasa dipergunakan sebagai landasan argumentasi masing-

masing pihak, maka ada baiknya kita menengok kembali perjalanan hidup

Rasulullah SAW, seorang manusia teladan dan terbaik sepanjang zaman.

Rasulullah berpoligami, namun pada situasi dan kondisi yang sangat khusus.

Poligami Rasulullah dalam sirah disebutkan, Rasulullah mengakhiri masa

lajangnya di usia 25 tahun dengan mengawini seorang perempuan mulia bernama

Khadijah binti Khuwalid yang saat itu merupakan seorang janda empat anak dari

perkawinan sebelumnya dan telah berusia 40 tahun. Ini adalah pernikahan yang

ditunjuk Allah karena Khadijah merupakan wanita mulia dan yang pertama

memeluk Islam. Dari Rasulullah SAW, Khadijah mendapat 6 orang anak

lagi.Rasulullah menjalani monogami—tidak menikah lagi—selama 25 tahun

bersama Khadijah. Tidak ada satu pun petunjuk bahwa selama bersama Khadijah,

Rasulullah pernah menyatakan niat untuk melakukan poligami atau tergoda

dengan perempuan lain. Kesetiaan terhadap Khadijah dijalaninya selama 25 tahun

masa pernikahan hingga Khadijah wafat.Jika Rasulullah mau poligami di masa

itu, di saat masih muda dan prima, tentu Rasulullah akan mudah untuk

melakukannya. Terlebih sejumlah pemimpin suku Quraisy pernah merayu Beliau

dengan tawaran perempuan-perempuan paling cantik seantero Arab sekali pun

Page 2: Mengapa Rasulullah Berpoligami

agar Rasulullah mau menghentikan dakwahnya. Tawaran yang di saat sekarang ini

sangat menggiurkan, sebuah tawaran yang banyak sekali membuat pejabat, Raja,

Presiden, dan bangsawan jatuh dari kursi kekuasaannya, tidak membuat

Rasulullah bergeming. Rasulullah tetap setia pada Khadijah dan Dakwah

Islam.Ketika Khadijah wafat di kala Rasulullah berusia 50 tahun, beberapa waktu

dilalui Rasulullah dengan menduda.

Barulah di saat usia beliau menginjak 51 atau dilain kisah ada yang

menulis 52 tahun, maka Rasulullah mengakhiri masa dudanya dengan menikahi

Aisyah yang baru berusia 9 tahun (ada catatan lain yang mengatakan Aisyah

ketika dinikahi Rasulullah berusia 19 tahun). Namun pernikahan dengan Aisyah

ini baru disempurnakan ketika Beliau hijrah ke Madinah.Setelah dengan Aisyah,

Rasulullah yang telah berusia 56 tahun menikah lagi dengan Saudah binti Zam’ah,

seorang janda berusia 70 tahun dengan 12 orang anak. Setelah dari Saudah,

Rasulullah kembali menikah dengan Zainab binti Jahsy, janda berusia 45 tahun,

lalu dengan Ummu Salamah (janda berusia 62 tahun). Di saat berusia 57 tahun,

Rasulullah kembali menikahi Ummu Habibah (janda 47 tahun), dan Juwairiyah

binti Al-Harits (janda berusia 65 tahun dengan telah punya 17 anak).Setahuh

kemudian Rasulullah kembali menikahi Shafiyah binti Hayyi Akhtab (janda

berusia 53 tahun dengan 10 orang anak), Maimunah binti Al-Harits (anda berusia

63 tahun), dan Zainab binti Harits (Janda 50 tahun yang banyak memelihara anak-

anak yatim dan orang-orang lemah).Setahun kemudian, Rasulullah menikah lagi

dengan Mariyah binti Al-Kibtiyah (gadis 25 tahun yang dimerdekakan), lalu

Hafshah binti Umar bin Khattab (janda 35 tahun, Rasulullah berusia 61 tahun),

dan ketika berusia 61 tahun itulah Rasulullah baru menyempurnakan

pernikahannya dengan Aisyah, saat mereka telah hijrah ke Madinah.

Dalam setiap pernikahan poligami yang dilakukan Rasulullah SAW

terdapat keistimewaan-keistimewaan dan situasi khusus sehingga Allah

mengizinkan Beliau untuk itu. Dari segala catatan yang ada, tidak pernah ada satu

catatan pun yang menyatakan bahwa pernikahan poligami yang dilakukan

Rasulullah disebabkan Rasulullah ingin menjaga kesuciannya dari perzinahan atau

dari segala hal yang berkaitan dengan hawa nafsu. Maha Suci Allah dan Rasul-

Page 3: Mengapa Rasulullah Berpoligami

Nya. Alasan yang banyak dikemukakan para poligamor sekarang ini dalam

melakukan kehidupan poligami adalah untuk menjaga kesucian mereka dari

perzinahan. Ini tentu tidak salah. Hanya saja, dengan memiliki isteri lebih dari

satu, hal itu bukanlah jaminan bahwa seorang lelaki terbebas dari godaan terhadap

perempuan lain. Rasulullah SAW tidak pernah menjadikan alasan ini untuk

poligaminya.

Dalam resume ini akan dipaparkan satu-persatu keistimewaan pernikahan

poligami Rasulullah SAW., yang dilakukan bukan karena desakan hawa nafsu,

bukan agar tidak tergoda lagi dengan perempuan lain, bukan untuk alasan klise

menjaga syahwat, dan sebagainya. Tujuan poligami Rasulullah SAW memiliki

landasan yang lebih agung dan mulia. Bukan sekadar alasan yang dicari-cari agar

bisa nikah lagi.

Page 4: Mengapa Rasulullah Berpoligami

POLIGAMI ADALAH

TATANAN SOSIAL KLAS1K

1. Jelaskan bahwa perilaku poligami bukanlah tatanan sosial yang pertama

kali diciptakan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan sejarahnya?

Poligami bukanlah tatanan sosial yang pertama kali diciptakan oleh

Muhammad. Sesungguhnya para pendukung pernyataan dusta yang

menyatakan bahwa poligami adalah tatanan sosial yang pertama kali diciptakan

oleh Nabi Muhaammad SAW, benar-benar berada dalam kesalahan yang

sangat fatal, atau mereka berada dalam kedunguan yang memalukan. Karena

sebenarnya, masalah poligami telah ada ratusan tahun sebelum agama Islam itu

datang.

Secara fakta historis, umat-umat terdahulu semuanya melakukan apa yang

kini dinamakan dengan poligarni. Kita dapat melihatnya dari berbagai sejarah

yang pernah mencatat adanya perilaku poligami sebelum agama Islam datang,

antara lain:

1. Bangsa Ibrani telah melakukan poligami sejak zaman dahulu sementara

taurat telah rnembolehkan poligatni tanpa menyebutkan batasan jumlah

wanita yang boleh dinikahi, yang kemudian batasan tersebutdapat

ditemukan di kitab Talmud.

Bahkan jumlah wanita yang dinikahi oleh Nabi Sulaiman telah mencapai

seratus wanita.

2. Bangsa Atena membolehkan bagi seorang laki-laki untuk menikahi wanita

dalam jumlah yang tidak terbatas, hingga Daimosin membanggakan

dirinya karena beristrikan tiga tingkatan wanita ( dua tingkatan adalah istri

resmi dan tingkatan berikutnya adalah semi resmi).

3. Bangsa Mesir Kuno, pada masa Diodur Ash-Shaqly dan para pembesar

dan tokoh mereka selain melakukan poligami juga melakukan hubungan

biologis dengan budak-budak wanita.

4. Bangsa Persia melakukan poligami, sesuai ajaran Zoroaster, selain

melakukan tindakan poligami mereka juga mengambil para wanita-wanita

Page 5: Mengapa Rasulullah Berpoligami

selir dan piaraan. Alasannya karena mereka adalah bangsa yang selalu

bertempur dan senantiasa membutuhkan pemuda-pemuda tangguh.

5. Bangsa Romawi, Raja Saila telah mengwini empat orang wanita dalam

masa yang sama. Sementara itu kaisar telah mengawini empat orang

wanita yang diikuti oleh puteranya Bumbay.

6. Orang-orang Nashrani, sebagian mereka telah melakukan poligami, seperti

Raja Qastantin serta putera mahkotanya. Bahakan Raja Falafius telah

membuat suatu undang-undang yang membolehkan poligami. Dalam

undang-undnag tersebut diperbolehkannya masyarakat secara keseluruhan

untuk melakukan poligami bagi yang mau.

7. Bangsa-bangsa lain yang juga meberlakukan sistem poligami adalah

Bangsa India Kuno, Bangsa Mabdiyan, Bangsa Babilonia, dan Bangsa

Asyuriah.

Maka tidak mengherankan jika bangsa Arab di masa jahiliyah juga telah

melakukan poligami ini. Ambil contoh, Mundzir bin Harits bin Abu Jabalah

Al Ghassani seorang betrik serta seorang tokoh gereja timur telah mengawini

wanita dalam jumlah yang sangat banyak, An-Nu’man raja Hirah telah

mengawini sejumlah wanita hingga setelah ia memeluk agama Nashrani. Dan

setelah Islam datang, dalam bani Tsaqif terdapat sejumlah laki-laki yang

memiliki isteri sepuluh wanita, diantaranya Ghailan bin Salamah, Sufyah bin

Abdullah serta Mas’ud bin Amir. Setelah mereka memeluk agama Islam

mereka rela menceraikan enam orang isteri-isterinya tersebut. Adapula Qais

bin Harits yang memiliki delapan orang isteri dan Naufal bin Mu’awiyah

memiliki lima orang isteri, kemudian Rasulullah memerintahkan mereka

untuk memilih empat orang isteri-isteri mereka.

Dari uraian di atas tentang bangsa-bangsa terdahulu yang memberlakukan

sistem poligami dalam masyarakatnya serta contoh-contoh lain, yang

kesemuanya itu telah ada sebelum Islam datang. Agama yang bawa oleh

Rasulullah ke bumi. Jadi dapat kita tarik kesmipulan bahwa poligami bukan

Page 6: Mengapa Rasulullah Berpoligami

tatanan sosial yang pertama kali diciptakan oleh Nabi Muhammad saw.

Melainkan tatanan sosial yang sudah ada sejak dulu, sebelum Islam lahir.

Page 7: Mengapa Rasulullah Berpoligami

2. Sebutkan 4 contoh akhlak mulia dari Nabi Muhammad yang

membuktikan bahwa poligami yang beliau lakukan bukan karena hawa

nafsu!

Banyak musuh-musuh Islam yang mengatakan bahwa poligami yang

dilakukan oleh Nabi Muhaamd SAW hanya semata-mata untuk memenuhi

hawa nafsu beliau. Na’udzubillahi min dzalik.

Mungkin orang yang tidak mengetahui dan mendalami Islam akan

berpikiran seperti itu. Bahwa poligami yang dilakukan oleh Rasulullah bukan

untuk ibadah kepada Allah swt, tetapi hanya untuk pemenuhan nafsu semata.

Sungguh disayangkan memang. Andai mereka tahu apa yang sebenarnya

tersimpan dalam tindakan poligami beliau pasti mereka akan diam sementara.

Meskipun mereka tahu pernyataan mereka salah, mereka tetap tidak mau

mengakui bahwa mereka salah. Mereka akan terus mencari kelemahan dan

kekurangan dalam diri Nabi Muhammad. Tetapi apa yang akan mereka

dapatkan? Yang akan mereka dapatkan tak lain dan tak bukan keutamaan diri

dari Rasulullah.

Akhlak mulia dari Rasulullah yang dapat membuktikan bahwa tindakan

poligami beliau bukan semata-mata untuk hawa nafsu, antara lain:

1. Rasulullah mengawini wanita yang sebagian besar adalah janda-janda tua,

setelah kematian isteri pertama beliau Sayyidah Khadijah binti Khuwailid.

Kecuali Aisyah bintiAbu Bakar. Jikalau memang Rasulullah melakukan

poligami hanya untuk hawa nafsu belaka, semestinya Rasulullah

mengawini para perawan bukan malah dengan janda-janda para syuhada.

2. Pernikahan Rasulullah semata-mata didasari atas faktor agama bukanlah

untuk kepentingan dunia. Pernikahan itu dilangsungkan untuk suatu

hikmah dan bukan untuk menuruti hawa nafsu belaka. Pernikahan ini untuk

mengokohkan, meperkuat dan menyebarkan dakwah dan bukan untuk

bersenang-senang, menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi ataupun

hanya sekadar hobi meperbanyak isteri. Salah satunya pernikahan Nabi

untuk menambah keakraban orang yang sangat dekat dengan beliau,

Page 8: Mengapa Rasulullah Berpoligami

kadang pula untuk menambah kecintaan mereka yang sangat dicintainya,

seperti saat Rasulullah menikahi Aisyah binti Abu Bakar dan Hafshah.

3. Poligami Rasulullah dilakukan untuk memuliakan dan memberi

penghargaan bagi seorang lanjut usia yang ditinggal gugur suaminya di

medan perang. Hal ini bertujuan untuk melindungi dan menanggung semua

beban hidup mereka. Seperti saat Rasulullah menikahi janda tua Saudah

binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams.

4. Poligami Rasulullah untuk melunakkan hati orang-orang yang sedang

dijinakkan untuk menerima agama Islam, selain itu jug auntuk menambah

keikhlasan kepasa Allah dan Rasul-Nya bagi mereka yang sejak awalnya

telah berlaku ikhlas.

Selain tujuan poligami Rasulullah yang ada di atas masih banyak tujuan

Rasulullah melakukan poligami. Tujuan tersebut merupakan salah satu

cerminan dari akhlak mulia Rasulullah.tak jarang pula beliau mengharapkan

dari pernikahan itu untuk memperbanyak kaum kerabat dari jalur pernikahan,

agar mereka menjadi pembela-pembelanya serta pendukung-pendukung yang

handal terhadap agama Allah. Hal ini beliau lakukan dalam suatu masyarakat

yang beranggapan bahwa hubungan kekerabatan karena pernikahan adalah

hubungan yang sangat kokoh sehingga mengharuskan pembelaan dan

kesetiaan, seperti saat Rasulullah menikahi

Selain itu juga, Nabi bermaksud dari pernikahannya untuk melapangkan

kesempatan di hadapan kaum muslimin yang telah memenangkan suatu

pertempuran, agar mereka bersedia untuk mebebaskan para tawanan perang

baik laki-laki maupun permpuan yang berasal dari suku ataupun bangsa

taklukan. Ada pula untuk memeuliakan suatu kaum yang mengharapkan

kemuliaan jika menjalin kekerabtan dengan Nabi. Serta untuk menjalin

hubungan kekerabatan dari jalur pernikahan adalah untuk menetralisasi

permusuhan yang demikian dahsyat, semoga dengan adanya hubungan

kekerabatan itu akan membuat ornag-orang tersebut menahan diri serta

berhenti dari melakukan permusuhan.

Page 9: Mengapa Rasulullah Berpoligami

Dari semua tujuan Rasulullah melakukan poligami, tak satupun yang

menjelaskan bahwa pernikahan Rasulullah setelah kematian Khadijah hanya

pemenuhan hawa nafsu belaka. Malahan, yang beliau lakukan semata-mata

untuk dakwah agama Islam supaya diterima namyak kalangan masyarakat serta

untuk kemaslahatan Islam itu sendiri. Jadi, poligami yang dilakukan Nabi

bukan untuk hawa nafsu beliau.

Jika sekarang banyak sekali orang-orang Islam yang melakukan poligami,

mengambil isteri kedua, isteri ketiga, dan isteri keempat, yang semuanya masih

gadis, cantik, muda usia, dan sesungguhnya tidak berada dalam kondisi yang

memerlukan pertolongan darurat terkait keimanannya, maka hal itu berpulang

kepada mereka masing-masing. Adakah poligami yang demikian itu sesuai

dengan poligami yang dilakukan dan dijalani Rasululah SAW? Silakan tanya

pada hati nurani masing-masing, karena hati nurani tidak pernah mampu untuk

berbohong. Wallahu’alam bishawab.

Page 10: Mengapa Rasulullah Berpoligami

3. Sebutkan ke-12 isteri Nabi Muhammad serta berilah alasan dan latar

belakang beliau menikahinya?

Sekarang marilah kita memulai menyebutkan isteri-isteri Rasulullah satu

persatu secara berurutan, disertai penje1asai tentang alasan yang melatar

be1akangi pernikahannya dengan setiap isterinya serta tujuan daripada

pernikahan tersebut.

1. Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid

Nama : Khadijah

Status : 2 kali janda

Usia Dinikahi : 40 tahun

Usia Rasul : 25 tahun

Kondisinya : Pengusaha, Keturunan Bangsawan, memiliki 4 anak dari

pernikahan sebelumnya, memiliki 6 anak dari Rasulullah

Alasan dinikahi: Petunjuk Allah, karena dia adalah wanita pertama yang

memeluk islam, dan mendukung dakwah Nabi

Sejarah kehidupan Rasulullah berbicara kepada kita, bahwasanya masa

muda beliau (yang umumnya penuh dengan kenangan serta segala kenikmatan

yang mudah didapatkan), semuanya dilewatinya di Kota Makkah.

Sayyidah Khadijah adalah seorang wanita yang memiliki garis keturunan

yang terhormat serta kekayaan yang melimpah. Beliau ssebelumnya sudah

menikah dua kali dengan dua orang laki-laki dari bani Makhzum, kemudian ia

dipinang oleh sebagian para pembesar Quraisy, namun semua lamaran itu

ditolaknya. Khadijah mengagumi kejujuran dan kebaikan perjalanan hidup

Muhammad.

Khadijah kemudian mengutus saudara perempuannya atau seorang teman

dekatnya untuk menenmui Muhammad, lalu utusan tersebut, “Apakah yang

menjadi kendala anda untuk menikah?” Muhammad menjawab, “Aku tidak

memiliki harta yang cukup untuk membiayai suatu pernikahan.” Utusan itu

berkata, “Jika ada orang yang yang menanggung hal itu, lalu mengajak anda

Page 11: Mengapa Rasulullah Berpoligami

untuk menikahi seseorang yang berparas cantik dan menarik serta memiliki

kekayaan di samping keturunan yang terhormat, maka apakah anda mau

menerima tawarannya?” Muhammad berkata, “Akan tetapi siapakah orang

itu?” Utusan tersebut menjawab, “Dia adalah Khadijah binti Khuwailid.”

Muhammad berkata, “Bagaimana yang demikian itu terjadi padaku?” Utusan

tersebut menjawab, “Serahkan persoalannya padaku.”

Kemudian sempurnalah pernikahan Rasulullah dengan Khadijah, dan

seketika lenyaplah perbedaan usia di anatara keduanya, melebur dalam

kebahagiaan, kejujuran, kehidupan rumah tangga yang rukun serta dengan

kegembiraan akan kehadiran anak-anak. Dimana Khadijah Radhiyallahu Anha

bersama Rasulullah telah melahirkan; Qasim, Abdullah (keduanya yang diberi

gelar dengan At-Thahir dan At-Thayyib), Zainab, Ummu Kaltsum, Fathimah

serta Ruqayyah.

2. Saudah binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams

Status : janda

Usia dinikahi : 70 tahun

Usia Rasul : 52 tahun

Kondisi : Wanita kulit hitam, janda dari sahabat nabi yang menjadi perisai

nabi saat perang. Memilih 12 anak dari pernikahan dengan suami pertama.

Alasannya : Menjaga keimanan Saudah dari gangguan kaum musyrikin

Beliau tergolong wanita yang terdahulu memeluk agama Islam, dia telah

menerima Islam bersama suaminya yang juga merupakan saudara sepupunya,

yaitu As-Sukran bin Amr bin Abdu Syams. Keislamannya itu telah

menyebabkan ia dikucilkan oleh saudara-saudara sepupunya serta kaum

kerabatnya. Kemudian ia bersama suaminya turut serta dalam rombongan yang

hijrah ke Habasyah (Ethiopia) pada kali yang kedua, dalam rangka

menghindarkan diri dari gangguan kaum musyrikin. Dan pada saat beliau

kembali ke Makkah, sang suami akhirnya meninnggal dunia.

Page 12: Mengapa Rasulullah Berpoligami

Saudah adalah seorang wanita tua, gembrot dan lamban bergerak. Satu hal

yang perlu kita ingat, meskipun Saudah adalah seorang wanita tua yang tidak

lincah, namun beliau adalah seorang wanita yang penuh pengertian oleh sebab

itu beliau berkata kepada Rasulullah, “Engaku telah kubebaskan atas segala

kewajibanmu (sebagai seorang suami) kepadaku, aku hanya menginginkan dari

pernikahan ini agar aku dikumpulkan dalam suatu barisan bersama-sama para

isterimu di hari kemudian nanti. Untuk itu aku telah menghibahkan giliranku

buat Aisyah Radhiyallahu Anha.”

3. Aisyah binti Abu Bakar

Status : gadis

Usia dinikahi : 9 tahun (tetapi tinggal serumah dengan Nabi ketika usia 19

tahun)

Usia Rasul : 52 tahun

Kondisinya : Cantik, cerdas, putir Abu Bakar Ash-Shiddiq

Alasannya : petunjuk Allah (lewat mimpinya 3 malam berturut-turut),

hikmahnya : Rasulullah mengajarkan tentang kewanitaan kepada Aisyah

agar disampaikan kepada para umatnya kelak. Aisyah banyak

meriwayatkan hadits dari Rasulullah yang disampaikan pada umat.

Rasulullah menikahi Aisyah pada saat kondisi beliau sangat membutuhkan

seorang pendamping sepeninggal isterinya yang pertama, Khadijah. Sebab

isteri beliau yang kedua yakni Saudah lebih mirip isteri simbolis, daripada

isteri dalam artian yang sebenarnya.

4. Hafshah

Nama : Hafsah binti Umar bin Khaththab

Status : Janda

Usia dinikahi : 35 tahun

Usia Nabi :61 tahun

Page 13: Mengapa Rasulullah Berpoligami

Kondisi : Putri sabahat Umar bin Khattab. Janda dari Khunais bin Huzafah

yang meninggal karena perang uhud

Alasan : Petunjuk allah . hikmah : hafsah adalah wanita pertama yang hafal

alqura’an. Dinikahi oleh rasulullah agar bisa menjaga keotentikan alquran.

Suami Hafshah yang pertama yakni Khunais bin Hudzafah As-Sahmi telah

meningghal dunia akibat luka parah yang dideritanya saat Perang Badar. Lalu

Umar bin Khaththab sebagai seorang bapak menawarkan putrinya kepada Abu

Bakar As-Shiddiq untuk menikahi Hafshah. Namun Abu Bakar tak meberi

jawaban apa-apa sehingga Umar merasa kesal karenanya.

Kemudian Umar bin Khaththab menawarkan puterinya kepada Ustman bin

Affan, yang kebetulan pada saat itu isteri Uastman yakni Ruqayyah binti

Rasulullah telah meninggal dunia. Akan tetapi Ustman menolak tawaran Umar

dengan perkataan, “Aku belum berfikir untuk menikah lagi pada saat-saat

sekarang ini.” Sebab Ustman bermaksud untuk menikah dengan Ummu

Kaltsum puteri Rasulullah.

Penolakan kedua sahabatnya terasa begitu menyakitkan bagi Umar bin

Khaththab, lalu beliau pergi menemui Rasulullah dan menceritakan atas apa

yang telah ia terima dari kedua sahabatnya tersebut. Disini Rasulullah

memahami betapa sakitnya perasaan Umar akibat penolakan Abu Bakar dan

Ustman untuk menikahi puterinya. Maka Rasulullah bersabda kepada Umar,

“Hafshah akan dinikahi orang yang lebih baik daripada Ustman, dan Ustman

akan menikahi pula wanita yang lebih baik daripada Hafshah.” Tak lama

kemudian Rasulullah melamar Hafshah untuk dinikahi.

5. Ummu Salamah

Nama : Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah Hudzaifah bin Al

Mughirah Al Makhzumy.

Status : Janda

Usia dinikahi : 62 tahun

Usia Rasul : 56 tahun

Page 14: Mengapa Rasulullah Berpoligami

Kondisi : Putri bibi nabi, seorang janda yang pandai berpidato dan

mengajar.

Alasan : Perintah Allah untuk membantu dakwah nabi.

Wanita yang satu ini termasuk salah seorang wanita yang terdahulu masuk

Islam, beliau bersama suaminya yang pertama termasuk dalam rombongan

yang hijrah ke negeri Habasyah (Ethiopia). Setelah pasangan suami isteri ini

kembali dari Habasyah, keduanya ikut pula hijrah ke Madinah. Lalu sang

suami yang dikenal sebagai prajurit yang gagah perkasa dan pemberani turut

serta dalam perang Badar, kemudian beliau kembali terjun dalam Perang Uhud,

dimana ia menderita luka parah yang pada akhirnya membawa pada

kematiannya.

6. Zainab binti Khuzaimah

Status : Janda

Usia dinikahi : 50 tahun

Usia Nabi : 58 tahun

Kondisi : Seorang janda yng banyak memelihara anak yatim dan

orang lemah di rumahnya. Mendapat gelar ibu para masakin.

Alasan : Petunjuk allah untuk bersama – sama menyantuni anak yatim dan

orang lemah.

Dialah yang pada masa jahiliyah digelari dengan Ummul Masaakiin (ibu

orang-orang yang miskin). Beliau pada mulanya adalah isteri Thufail bin Harits

bin Munthalib, salah seorang pahlawan yang gugur dalam perang Uhud. Dan

versi lain mengatakan bahwa beliau isteri dari Abdullah bin Jahsy, merupakan

syuhada di medan perang Uhud.

Zainab binti Khuzaimah bukanlahseorang wanita yang berparas cantik serta

menarik, sementara umurnya telah melewati usia seorang pemudi.

Page 15: Mengapa Rasulullah Berpoligami

7. Juwairiyah binti Al Harits bin Abu Dhirar Al Khuza’iyah

Status : Janda

Usia dinikahi : 65 tahun

Usia Nabi : 57 tahun

Kondisi : Tawanan perang yang dinikahi oleh rasulullah, tdk memiliki

sanak saudara, dan memiliki 17 anak dari pernikahan yang pertama

Alasan : Petunjuk Allah, memerdekakan memerdekakan perbudakan dan

pembebasan dari tawanan dan menjaga ketauhidan.

8. Ummu Habibah binti Abu Sufyan bin Harb

Status : Janda

Usia dinikahi : 47 tahun

Usia nabi : 57 tahun

Kondisi : mantan istri Ubaidillah bin Jahsy, cerai karena suaminya pindah

agama menjadi nashrani.

Alasan : Untuk Menjaga keimanan Ummu Habibah agar tidak murtad.

9. Zainab binti Jahsy bin Ri’ab

Status : Janda

Usia dinikahi : 45 tahun

Usia Rasul : 56 tahun

Kondisi : Mantan isteri Zaid bin Harits

Alasan : Perintah Allah bahwa pernikahan harus sekufu, Zainab adalah

mantan istri anak angkatnya Rasulullah. Sekaligus menginformasikan

bahwa anak angkat tidak bisa dijadikan anak kandung secara nasab. Maka

istrinya tetap bukan mahrom untuk ayah angkatnya. Jadi boleh dinikahi.

10. Shafiyah binti Huyay bin Akhthab

Status : 2 kali janda

Usia dinikahi : 53 tahun

Usia Nabi : 58 tahun

Page 16: Mengapa Rasulullah Berpoligami

Kondisi : Wanita muslimah dari kalangan yahudi bani Nadhir, memiliki 10

anak dari pernikahan sebelumnya.

Alasan : Rasulullah menjaga keimanan Shafiyyah dari boikot orang

Yahudi.

11. Maimunah binti Al Harits bin Hazn Al Hilaliyah

Status : Janda

Usia dinikahi : 63 tahun

Usia Nabi : 58 tahun

Kondisi : Mantan istri Abu Ruham bin Abdul Uzza

Alasan : Istri rasulullah dari kalangan yahud bani Kinanah. Menikah

dengan rasulullah adalah untuk menjaga dan mengembangkan dakwah di

kalangan bani Nadhir

12. Mariyah Al Qibthiyah

Status : Gadis

Usia dinikahi : 25 tahun

Usia Nabi : 59 tahun

Kondisi : Seorang budak yang dihadiahkan oleh raja Muqauqis dari Mesir

Alasan : Menikahi untuk memerdekakan dari kebudakan dan menjaga

keimanan Mariyah.

Ternyata dari sekian banyak istri. Rasul hanya menikahi dua wanita

berstatus gadis. Yang pertama, Aisyah.. itu pun dinikahi saat belum baligh, dan

baru serumah dengan Nabi ketika baligh. Dan kedua, gadis Mesir Mariyah Al-

Qibtiyah (25 tahun). Tapi itu pun ketika usia Rasul sudah 59 tahun. Selebihnya

para wanita tersebut adalah janda. Bahkan ada yang sudah janda dua kali. Dan

bahkan ada yang janda dengan 10 anak.

Saat kita memperhatikan usia saat Nabi menikah. Saat pernikahan

Rasulullah dengan Khadijah, Rasul menikah di usia 25 tahun. Dan.. kapan Rasul

menikah lagi? Yaitu ketika menikah dengan Aisyah di usianya ke 52 tahun. Yup..

Page 17: Mengapa Rasulullah Berpoligami

ini berarti, Rasulullah menjalani hidup dengan istri pertamanya sekitar 27 tahun

(dari usia 25 ke 52), dan menjalani hidup poligaminya hanya 9 tahun (dari 52 ke

63). Rasul lebih lama setia dengan istri pertamanya dari pada hidup berpoligami.

Inilah pernikahan-pernikahan agung yang dilakukan Rasulullah SAW.

Beliau banyak menikahi para janda tua dengan banyak anak sebelum menikah

dengan dua gadis (Mariyyah dan Aisyah), itu pun atas perintah Allah SWT dan di

saat usia Beliau sudah tidak muda lagi. Poligami yang diajarkan, yang

disunnahkan Rasulullah SAW adalah poligami yang berdasarkan syariat yang

sejati, bukan berdasar akal-akalan, bukan berdasarkan syahwat yang berlindung di

balik ayat-ayat Allah SWT.

Page 18: Mengapa Rasulullah Berpoligami

4. Sebutkan empat isteri Nabi yang membantu dalam dakwah islam dan satu

isteri yang membantu dalam mengemukakan hadist beliau dan beri satu

contohnya

Sepeninggal Khadijah ra., Rasulullah SAW sangat bersedih hati. Namun

kesedihan ini tidak dipendam lama-lama karena dakwah Islam yang masih berusia

sangat muda memerlukan penanganan yang teramat serius. Sebab itu, Rasulullah

SAW memerlukan pendamping hidup sepeninggal Khadijah r. A. Maka beliau

pun, atas izin Allah SWT, menikah kembali.

Di antara isteri-isteri beliau yang membantu beliau dalam menyebarkan agama

Islam dan berdakwah antara lain:

1. Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid

Isteri pertama Rasulullah inilah yang mendermakan harta kekayaannya

kepada sang suami untuk digunakan dalam menjalankan dakwah Islamnya.

Serta dialah yang menemani Rasulullah dan meyakinkan beliau saat

diangkat menjadi Rasul oleh Allah swt.

2. Hafshah binti Umar bin Khattab

Dia merupakan puteri dari Umar bin Khattab, seorang janda pahlawan

perang Uhud yang telah berusia 35 tahun. Allah SWT memerintahkan

Rasulullah untuk menikahi perempuan mulia ini karena Hafshah

merupakan salah seorang perempuan pertama di dalam Islam yang hafal

dengan seluruh surat dan ayat al-Qur’an (Hafidzah). Pernikahan ini

dimaksudkan agar keotentikan al-Qur’an bisa tetap terjaga.

3. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan

Dalam pengembangan dakwah Islam yang masih sangat terbatas, umat

Islam mendapat cobaan ketika salah seorang darinya, Ubaidillah bin Jahsy,

murtad dan menjadi seorang Nasrani. Secara syar’i, murtadnya Ubaidillah

ini menyebabkan haram dan putusnya ikatan suami-isteri dengan Ummu

Habibah Ramlah binti Abu Sufyan. Untuk menyelamatkan akidah janda

berusia 47 tahun ini, Rasulullah mengambil langkah cepat dengan menikahi

Page 19: Mengapa Rasulullah Berpoligami

Ummu Habibah. Kelak langkah Rasulullah SAW ini terbukti tepat dengan

aktifnya Ummu Habibah di dalam menunjang dakwah Islam.

4. Ummu Salamah binti Abu Umayyah

Setelah menikahi Saudah dan Zainab, Rasulullah kembali mendapat

perintah Allah SWT agar menikahi puteri dari bibinya yang pandai

mengajar dan juga pandai berpidato. Ummu Salamah binti Abu Umayyah,

seorang janda berusia 62 tahun. Setelah menikah dengan Rasulullah SAW,

Ummu Salamah kelak banyak membantu Nabi dalam medan dakwah dan

pendidikan bagi kaum perempuan.

Dan salah satu isteri Rasulullahyang membantunya dalam meriwayatkan

Hadits, yakni:

Aisyah binti Abu Bakar

Puteri dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ini merupakan seorang perempuan

muda yang cantik, cerdas, dan penuh izzah. Allah SWT memerintahkan langsung

kepada Rasululah SAW agar menikahi gadis ini. Pernikahan Rasululah dengan

Aisyah r. A. Merupakan perintah langsung Allah SWT kepada Rasulullah SAW

lewat mimpi yang sama tiga malam berturut-turut (Hadits Bukhari Muslim).

Tentang usia pernikahan Aisyah yang katanya masih berusia 9 tahun, ini hanya

berdasar satu hadits dhaif yang diriwayatkan oleh Hisyam bin ‘Urwah saat beliau

sudah ada di Iraq, dalam usia yang sangat tua dan daya ingatnya sudah jauh

menurun. Mengenai Hisyam, Ya’qub ibn Syaibah berkata, “Apa yang dituturkan

oleh Hisyam sangat terpercaya, kecuali yang dipaparkannya ketika ia sudah

pindah ke Iraq. ” Malik ibnu anas pun menolak segala penuturan Hisyam yang

sudah berada di Iraq.

Sebagai contoh, Aisyah berkata, “Nabi bersabda,

Page 20: Mengapa Rasulullah Berpoligami

“Jika seorang isteri menginfakkan makanan yang ada di rumahnya tanpa

menimbulkan efek yang tidak baik, maka isteri itu memperoleh pahala atas

perbuatannya yang telah menginfakkan, dan bagi suaminya pahala atas

perbuatannya mencari nafkah, sedang bagi pemegang kunci pahala yang serupa

dengan itu. Pahala sebagian mereka tidak mengurangi padala sebagian yang lain

sedikit pun.”

Page 21: Mengapa Rasulullah Berpoligami

KESIMPULAN

Setelah kita melihat uraian di atas yang menerangkan bagaimana

sesungguhnya Rasulullah berpoligami, bahwa yang sebenarnya terjadi adalah

Rasulullah melakukan poligami bukan karena hawa nafsu belaka. Melainkan demi

tegaknya bendera Islam dan kemaslahatan umat Islam itu sendiri.

Dan pendapat yang mengatakan bahwa poligami adalah tatanan sosial

yang pertama kali diciptakan oleh Rasulullah hanya pendapat orang-orang yang

membenci Islam. Padahal tradisi poligami sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum

Islam lahir ke dunia.