Mengenal 7 metode sunat
description
Transcript of Mengenal 7 metode sunat
MENGENAL 7 METODE SUNAT/KHITAN
(SIRKUMSISI)
Oleh : dr. Abu Hana
Untuk http://kaahil.wordpress.com
Bismillah,
Sirkumsisi (circumcision/khitan) atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah
“sunat” atau “supit”, merupakan tuntunan syariat Islam yang sangat mulia dan disyariatkan baik
untuk laki-laki maupun perempuan. Orang-orang Yahudi dan Nasrani-pun sekarang juga banyak
yang menjalaninya karena terbukti memberikan manfaat terhadap banyak masalah kesehatan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa khitan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mulai
dari mencegah penyakit mematikan seperti AIDS hingga kanker. Penelitian lanjutan tentu akan
semakin membuka mata lebar-lebar para praktisi kesehatan bahwa khitan juga sangat bermanfaat
bagi kaum hawa.
“Dua penelitian terakhir malah berhenti lebih awal, karena menunjukkan keefektifan yang tinggi
tentang khitan dibanding kelompok kontrol yang menolak dikhitan,” jelas peneliti dari
Universitas Illinois, Amerika Serikat, Richard Bailey, dalam Konferensi Masyarakat AIDS
Internasional di Sydney, Australia.
Tidaklah mungkin dan mustahil jika Allah Ta’ala dan Rosul-Nya telah menuntunkan suatu
syariat “Khitan” akan membahayakan bagi ummatnya. Justeru yang ada adalah hikmah dan
faedah yang amat besar yang akan terungkap baik dalam waktu cepat atau lambat.
Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang
kesehatan, metode khitan pun semakin berkembang. Saat ini telah diciptakan banyak peralatan
dan obat-obatan untuk membantu melaksanakan khitan, sehingga khitan menjadi proses yang
lebih aman dan lebih tidak menyakitkan. Selain itu, banyak pula metode yang mulai
dikembangkan dalam pelaksanaan khitan sehingga proses khitan menjadi lebih mudah dan lebih
cepat. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Cara seorang dokter dalam melakukan khitan sangat tergantung pada alat, kemampuan dokter
dan keterampilan yang dimilikinya. Dalam standar kompetensi dokter 2006 telah dinyatakan
bahwa khitan merupakan kompetensi level 4 dimana seorang dokter harus mampu melakukan
khitan secara mandiri dan merawat luka khitan sampai sembuh.
Berikut ini adalah penjelasan berbagai macam metode Khitan :
Pertama : METODE KLASIK & DORSUMSISI
Metode klasik sudah banyak ditinggalkan tetapi masih bisa kita temui di daerah pedalaman. Alat
yang digunakan adalah sebilah bambu tajam/pisau/silet. Para bong supit alias mantri sunat
langsung memotong kulup dengan bambu tajam tersebut tanpa pembiusan. Bekas luka tidak
dijahit dan langsung dibungkus dengan kassa/verban sehingga metode ini paling cepat
dibandingkan metode yang lain. Cara ini mengandung risiko terjadinya perdarahan dan infeksi,
bila tidak dilakukan dengan benar dan steril.
Metode Klasik kemudian disempurnakan dengan metode Dorsumsisi, Khitan metode ini sudah
menggunakan peralatan medis standar dan merupakan khitan klasik yang masih banyak dipakai
sampai saat ini. Di Sunda dikenal dengan sebutan sopak lodong, umumnya bekas luka tidak
dijahit walaupun beberapa ahli sunat sudah memodifikasi dengan melakukan pembiusan lokal
dan jahitan minimal untuk mengurangi risiko perdarahan.
Kelebihannya peralatan yang digunakan lebih murah dan sederhana, proses memakan waktu
cukup singkat, sudah banyak dikenal masyarakat biaya relatif lebih murah serta bisa digunakan
untuk bayi/anak dibawah 3 tahun dimana pembuluh darahnya masih kecil. Kekurangannya risiko
kepala (glan) terpotong / tersayat sangat tinggi, terutama jika sayatan dibawah klem koher,
mukosa kadang lebih panjang sehingga membutuhkan pemotongan ulang, bisa terjadi nekrosis
jika jepitan koher terlalu lama, risiko perdarahan tinggi apabila tanpa dilakukan penjahitan.
operasi.
Kedua : METODE STANDAR SIRKUMSISI KONVENSIONAL
Merupakan metode yang paling banyak digunakan hingga saat ini, cara ini merupakan
penyempurnaan dari metode dorsumsisi dan merupakan metode standar yang digunakan oleh
banyak tenaga dokter maupun mantra (perawat). Alat yang digunakan semuanya sesuai dengan
standar medis dan membutuhkan keahlian khusus untuk melakukan metode ini. ( Baca : Cara
Khitan Metode Standar).
Kelebihannya peralatannya sudah sesuai standar medis, menggunakan pembiusan local dan
benang yang jadi daging, risiko infeksi kecil dan risiko perdarahan tidak ada. Metode ini cocok
untuk semua kelompok umur, biayanya cukup terjangkau serta pilihan utama untuk pasien
dengan kelainan fimosis. Kekurangannya membutuhkan keahlian khusus dari pengkhitan dan
proses waktunya antara 15-20 menit.
Ketiga : METODE LONCENG
Pada metode ini tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya diikat erat sehingga
bentuknya mirip lonceng, akibatnya peredaran darahnya tersumbat yang mengakibatkan ujung
kulit ini tidak mendapatkan suplai darah, lalu menjadi nekrotik, mati dan nantinya terlepas
sendiri. Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar dua minggu. Alatnya diproduksi
di beberapa negara Eropa, Amerika, dan Asia dengan nama Circumcision Cord Device.
Keempat : METODE KLAMP
Metode Klamp .,ini memilik banyak variasi alat dan nama walaupun perinsipnya sama, yakni
kulup (preputium) dijepit dengan suatu alat (umumnya sekali pakai) kemudian dipotong dengan
pisau bedah tanpa harus dilakukan penjahitan. Diantaranya adalah : Gomco, Ismail Clamp, Q-
Tan, Sunathrone Clamp, Ali’s Clamp, Tara Clamp dan Smart Clamp. Di Indonesia sendiri yang
paling banyak berkembang adalah Metode cincin (Tara Clamp) dan Smart Clamp.
Metode Cincin (Tara Clamp)
Dr. T. Gurcharan Singh adalah penemu Tara klamp pada tahun 1990 berupa alat yang terbuat
dari plastik dan untuk sekali pakai. Di Indonesia Metode Cincin dicetuskan oleh oleh dr. Sofin,
lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan sudah dipatenkan sejak
tahun 2001.
Pada metode ini, ujung kulup dilebarkan, lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara
memasang semacam cincin dari karet. Biasanya, ujung kulup akan menghitam dan terlepas
dengan sendirinya. Prosesnya cukup singkat sekitar 3-5 menit. Kelebihan metoda ini adalah: –
Mudah dan aman dalam penggunaan, tidak memerlukan penjahitan dan perban,tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari pasien,perdarahan minimal bahkan bisa tidak berdarah,tidak
sakit setelah khitan, tanpa perawatan pasca khitan dan langsung pakai celana dalam dan celana
panjang.
Metode Smart Clamp
Smart klamp merupakan metode dan teknik sunatan yang diperkenalkan sejak tahun 2001 di
Jerman dan penemunya adalah dr. Harrie van Baars. Alat smart klamp terdiri atas beberapa
ukuran, mulai dari nomor 10, 13, 16, dan 21. Untuk bayi, alat yang dipakai nomor 10, sedangkan
orang dewasa nomor 21. Alat ini terbuat dari dua jenis bahan kunci klamp, yakni nilon dan
polikarbonat yang dikemas steril dan sekali pakai. Tentu saja lebih aman dan bebas dari
penularan penyakit dan infeksi. Smart klamp memberikan perlindungan luka dengan sistem
tertutup. Luka sayatan terkunci rapat, tidak memungkinkan masuknya kuman atau
mikroorganisme pengganggu.
Pada metode ini pasien akan diukur glandpenis-nya, ukuran 0-meter. Setelah diberi anestesi
lokal, secara hati-hati preputium dibersihkan dan dibebaskan dari perlengketan dengan gland
penis. Batas kulit preputium yang akan dibuang ditandai dengan spidol. Tabung smart klamp
dimasukkan ke dalam preputium hingga batas corona gland penis. Lalu, klamp pengunci
dimasukkan sesuai arah tabung dan diputar 90 derajat, hingga posisi smart klamp siap terkunci.
Setelah posisi kulit yang akan dibuang dipastikan sesuai rencana, juga agar posisi saluran
kencing tidak terhalang tabung. Berikutnya, adalah mengunci klamp hingga terdengar bunyi
“klik”. Sisi distal preputium dibuang menggunakan pisau bisturi. Kemudian luka dibersihkan
dengan obat antiinfeksi dan dibungkus kasa steril. Hingga proses itu, sunat ala smart klamp
selesai.Setelah lima hari, smart klamp dilepas dokter atau perawat dengan teknik yang sangat
mudah.
Gomco : Klamp ini dibuat pertama kali pada tahun 1934 oleh Hiram S. Yellen, M.D. dan Aaron
Goldstein. Alat ini terdiri dari bel logam dan plat datar dengan lubang di dalamnya untuk
menempatkan keduanya dalam posisi yang sesuai. Terdapat sebuah sekrup berbentuk lingkaran
yang berfungsi memberikan tekanan.
Ismail Clamp : Ismail Klamp ditemukan oleh Dr Ismail Md Salleh. Alat ini
sebenarnya hampir menyerupai alat klamp lainnya, hanya saja alat ini memiliki mekanisme
penguncian dengan sistem sekrup, sehingga pemasangan dam pelepasan alat ini sangat mudah
tanpa harus merusak alat ini. Saat ini baru tersedia 2 ukuran untuk anak-anak
Q-Tan : Alat ini menyerupai Ismail Clamp hanya saja sistem sekrupnya terkunci mati
(irreversible locking system) sehingga alat ini tidak mungkin di daur ulang kembali karena
pembukaan alat ini harus dengan dipotong. Alat ini belum diproduksi secara massal dan masih
merupakan prototype. Saat ini masih diadakan riset yang mendalam sehingga alat ini layak untuk
digunakan secara luas.
Sunathrone Clamp : Sunathrone adalah metode sunat dengan kaedah terkini
yang ditemukan oleh Dr Mohammad Tasron Surat, dokter kelahiran Malaysia. Keistimewaan
Sunathrone ini adalah kerana praktis dan proses penyembuhannya lebih cepat. Alat khitan sekali
pakai ini akan tertanggal sendiri, serta tidak memerlukan perawatan khusus. Setelah khitan dapat
langsung memakai celana dan beraktifitas tanpa rasa sakit.
Ali’s Clamp : Alat ini mirip dengan Smart Klamp, hanya saja tabung klem-nya didesain miring
dengan pertimbangan agar mengikuti kontur glans penis
Metode Kelima : METODE “LASER” ELEKTROKAUTERY
Metode ini sedang booming dan marak di masyarakat dan lebih dikenal dengan sebutan “Khitan
Laser”. Penamaan ini sesunnguhnya kurang tepat karena alat yang digunakan samasekali tidak
menggunakan Laser akan tetapi menggunakan “elemen” yang dipanaskan.
Alatnya berbentuk seperti pistol dengan dua buah lempeng kawat di ujungnya yang saling
berhubungan. Jika dialiri listrik, ujung logam akan panas dan memerah. Elemen yang memerah
tersebut digunakan untuk memotong kulup.
Khitan dengan solder panas ini kelebihannya adalah cepat, mudah menghentikan perdarahan
yang ringan serta cocok untuk anak dibawah usia 3 tahun dimana pembuluh darahnya kecil.
Kekurangannya adalah menimbulkan bau yang menyengat seperti “sate” serta dapat
menyebabkan luka bakar, metode ini membutuhkan energi listrik (PLN) sebagai sumber daya
dimana jika ada kebocoran (kerusakan) alat, dapat terjadi sengatan listrik yang berisiko bagi
pasien maupun operator.
Untuk proses penyembuhan, dibandingkan dengan cara konvensional itu sifatnya relatif karena
tergantung dari sterilisasi alat yang dipakai, proses pengerjaanya dan kebersihan individu yang
disunat.
Keenam : METODE FLASHCUTTER
Metode ini merupakan pengembangan dari metode elektrokautery. Bedanya terletak pada
pisaunya yang terbuat dari logam yang lurus (kencang) dan tajam. Flashcutter langsung dapat
hidup (tanpa PLN) karena didalamnya sudah terdapat energi dari rechargeable battery buatan
Matshusita Jepang.
Flashcutter pertamakali diluncurkan di Indonesaia tahun 2006 oleh Uniceff Corporation. Cara
pemotongan pada khitan sama seperti mempergunakan pisau bedah (digesek, diiris). Dalam
hitungan detik preputium terpotong dengan sempurna, (tanpa pendarahan, dan dengan luka bakar
sangat minimal).
Ketujuh : METODE LASER CO2
Istilah yang lebih tepat untuk “Khitan Laser” yang sesungguhnya adalah dengan metode ini.
Fasilitas Laser CO2 sudah tersedia di Indonesia. Salah satunya, di Jakarta. Laser yang digunakan
adalah laser CO2 Suretouch dari Sharplan. Berikut tahapan sunat dengan laser tersebut:
Setelah disuntik kebal (anaestesi lokal), preputium ditarik, dan dijepit dengan klem. Laser CO2
digunakan untuk memotong kulit yang berlebih.Setelah klem dilepas,kulit telah terpotong dan
tersambung dengan baik, tanpa setetes darahpun keluar. Walaupun demikian kulit harus tetap
dijahit supaya penyembuhan sempurna. Dalam waktu 10-15 menit, sunat selesai.
Cara sirkumsisi seperti ini cocok untuk anak pra-pubertal, kelebihannya operasi cepat,
perdarahan tidak ada/ sangat sedikit, penyembuhan cepat, rasa sakit setelah terapi minimal, aman
dan hasil secara estetik lebih baik.. dan prosedur ini cocok untuk sunat yang dilakukan pada
umur agak dewasa karena rasa sakit, yang ditimbulkan oleh sunat cara operasi untuk orang sudah
cukup berumur lebih parah daripada jika dilakukan pada usia muda dan lukanya pun agak lama
sembuhnya. Kelemahan dari cara laser adalah masalah harga yang relatif mahal dan hanya ada di
Rumah Sakit besar.
Apapun metode yang anda pilih tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Namun demikian ada sedikit Tips dari saya bagi anda untuk memilih metode khitan :
1. Ikhlaskan niat bahwa Khitan merupakan tuntunan syariat agama yang sangat
mulia, Berdo’alah hanya kepada Allah Ta’ala semata agar diberikan kemudahan.
2. Hindari memilih hari-hari baik tertentu untuk khitan berdasarkan “terawangan”
para kyai/paranormal, agar Anda terhindar dari kesyirikan yang dilarang. Semua hari
pada dasarnya baik dan tidak ada hari buruk namun Anda diperbolehkan memilih waktu
yang tepat sesuai dengan pekerjaan Anda atau liburan sekolah anak, Bagaimanapun juga
anak Anda butuh didampingi dan support dari orangtuanya ketika di khitan dan biarkan ia
cuti sejenak dari sekolah/aktifitasnya agar mempercepat kesembuhan.
3. Sebaiknya Anda datang ke dokter. Tehnik apa yang akan Anda pilih tergantung Anda
sendiri. Kalau dengan teknik konvensional, semua dokter biasanya bisa mengerjakan.
4. Tanyakan kepada sahabat dan kerabat tempat khitan yang baik, agar anda
memperoleh informasi yang benar dan dapat berbagi pengalaman.
5. Sesuaikan dengan kondisi keuangan Anda, Metode konvensional umumnya sangat
terjangkau. Metode elektrokauter, klamp dan flashcutter agak mahal sedangkan laser
CO2 mungkin yang paling mahal dan hanya ada di Rumah Sakit besar.
6. Jika ingin mengikuti khitanan masal pastikan bahwa ada dokter penanggungjawab,
sehingga jika ada masalah memudahkan Anda untuk berkoordinasi.
Semoga bermanfaat,
Alfaqiir Ilallaahi Ta’ala,
dr.Abu Hana
PRINSIP DALAM SIRKUMSISI 1. Asepsis ==> jadi perhatikan betul-betul kesterilan tindakan kita, karena ini termasuk tindakan operasi, melukai jika tak mengindahkan teknik aseptis maka infeksi asilnya. 2. Pengangkatan Kulit secara Adekuat ==> pada dasarnya sirkumsisi itu mengangkat kulit luar, membuang sedikit dan merapatkannya lagi 3. Hemostasis yang baik ==> sewaktu SMA di buku SMA Bahasa Indonesia ada cerpen tentang perdarahan pasca khitan, nah itu jadi pelajaran banget nih buat saya...
4. Kosmetik ==> bukan hanya muka lho, inget jangan jadikan "ia" menjadi buruk rupa, jadi estetika juga harus main disini.
PERSIAPAN 1. Kasa Steril 2. Cairan Desinfektan (IODINE) 3. Kain/Doek Steril 4. Semprit - Jarum Steril serta obat anastesi lokal 5. Satu set peralatan bedah minor PERSIAPAN SEBELUM DIMULAI 1. Desinfeksi lapangan operasi dengan povidon iodin 2. Daerah operasi dipersempit dengan doek steril 3. Lakukan tindakan anestesi blok pada pangkal penis untuk memblok nervus dorsalis penis dan dilanjutkan dengan anesthesi infiltrasi (extracain / lidocain )
TEKNIK ANASTESI
Anatomi (Perhatikan dengan seksama)
Ditusukkan dengan tegag lurus, sampai dengan terdengar seperti bunyi jarum yang
menembus kertas, setelah itu aspirasi kemudian masukkan anastesi.
Setelah itu lakukan anastesi lagi pada bagian daerah yang ingin dibedah (lebih bawah
sedikit), jangan lupa memiringkan kiri dan kanan, agar obat merata.
Langkah Kerjanya Digambarkan sebagai berikut
1. Lakukan penjepitan prepusium pada jam 1, 11, 5 serta 7 2. Lakukan pemotongan prepusium sejajar sumbu panjang penis menggunakan gunting
3. berikutnya adalah pemisahan kulit hingga penjahitan...
KOMPLIKASI SIRKUMSISI Sirkumsisi yang benar dan dengan perawatan hemostasis jarang menimbulkan komplikasi. sebaga perawat dalam perawatan luka seperti ini adalah menjaganya tetap bersih dan bebas kuman, sehingga terbebas dari resiko infeksi. pada tahap sirkumsisi, hal-hal yang tidak diinginkan terjadi adalah: 1. Perdarahan 2. Infeksi 3. Pengangkatan kulit penis tidak adekuat 4. Amputasi Glans Penis 5. Nekrosis Penis.
Read more: http://belajaraskep.blogspot.com/2012/06/belajar-mengenal-sirkumsisi-atau-
khitan.html#ixzz1xwpGUpf4