Mengubah Ketakutan menjadi Optimisme: Proses Pulang Ke Rumah (Rubrik: Tausiyah)

2
Jadi pulang itu sesungguhnya menggembirakan. Mengapa? Karena kita ingin bertemu orang-orang tercinta untuk berbagi kasih. Jadi kalau ada orang yang tidak mau pulang, pasti ada masalah dengan keluarganya. Sedangkan yang paling sengsara adalah orang keluyuran tidak jelas arahnya. Begitupun Islam memandang kematian dengan sikap yang positif. Karena itu kalau ada orang meninggal, kita mengucapankan; innalillah wa innalilaihi rajiun. Yang kurang lebih berarti; going home volunterily (Kembali dengan sukarela). Tapi kalau turja 'un artinya 'dipulangkan' dan bersifat paksaan. Orang mukmin jelas sekali memaknai 'pulang' dengan innalillah wainnalilaihi raji 'un. Ibarat wisuda kita gembira karena naik kelas. Sesungguhnya Tubuh Kita Merekam Saya survei beberapa orang, ternyata sakit fisik tidak selalu disertai sakit psikologis dan spiritual. Pernah ada seorang pasien koma ketika sudah siuman saya tanya tapi ia tidak ingat dan tidak merasa sedang sakit. Padahal keluarganya sudah mendoakan. Khawatir ini hari terakhir. Yang menarik beberapa orang walau fisiknya sakit, ketika datang waktu shalat, selalu minta wudhu dan shalat. Itu mudah dijelaskan, karena tubuh kita merekam. kalau baca yasin; alyauma nakhtimu ala afwahihim watukallimuna aydihim watasyadu arjuluhum bima ka yaksibun.. Sehingga Allah menganjurkan ingatlah. Tiap saat engkau menjadi programmer memasukkan database dalam dirimu. Maka hendaknya engkau selalu biasakan zikir kepada Allah karena database itu yang nanti akan menentukan kualitas kita. Ada orang yang sakaratul maut diajak zikir sulit sekali, karena tidak punya database tentang zikir sehingga tidak biasa. Dalam Al-Fusilat ayat 19-21. Digambarkan orang-orang yang nanti rekamannya negatif, pendengaran, mata dan kulit menjadi saksi atas apa yang kita lakukan. Ini dijelaskan oleh orang yang pernah mengalami matisuri. Dia ditunjukkan semua hasil print-out dari apa yang terjadi selama hdup. tausiyah Desember 2009 | MEDIA ICMI | 22 Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme Proses Pulang ke Rumah Tausiyah tahlil hari ketiga Ibu Ainun Prof. Dr. Komaruddin Hidayat Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat, bidang Agama, Budaya dan Pengembangan Karakter Bangsa Dalam hidup ini sesungguhnya salahsatu agenda yang menarik itu peristiwa pulang. Ketika lebaran pasti orang beramai-ramai pulang mudik. Walaupun jalanan sesak tapi bersemangat pulang. Saat kita di luar negeri kalau sudah mau pulang, malamnya bisa tidak bisa tidur. Ketika ibu-ibu habis belanja, gembira sekali kalau sudah mau pulang. Dulu waktu kita sekolah SD, kalau ada pengumuman pulang lebih awal, kita tepuk tangan.

description

MEDIA ICMI NO. 9, APRIL 2010

Transcript of Mengubah Ketakutan menjadi Optimisme: Proses Pulang Ke Rumah (Rubrik: Tausiyah)

Page 1: Mengubah Ketakutan menjadi Optimisme: Proses Pulang Ke Rumah (Rubrik: Tausiyah)

Jadi pulang itu sesungguhnya menggembirakan. Mengapa? Karena kita ingin bertemu orang-orang tercinta untuk berbagi kasih. Jadi kalau ada orang yang tidak mau pulang, pasti ada masalah dengan keluarganya. Sedangkan yang paling sengsara adalah orang keluyuran tidak jelas arahnya.

Begitupun Islam memandang kematian dengan sikap yang positif. Karena itu kalau ada orang meninggal, kita mengucapankan; innalillah wa innalilaihi rajiun. Yang kurang lebih berarti; going home volunterily (Kembali dengan sukarela). Tapi kalau turja 'un artinya 'dipulangkan' dan bersifat paksaan. Orang mukmin jelas sekali memaknai 'pulang' dengan innalillah

wainnalilaihi raji 'un. Ibarat wisuda kita gembira karena naik kelas.

Sesungguhnya Tubuh Kita MerekamSaya survei beberapa orang, ternyata

sakit fisik tidak selalu disertai sakit psikologis dan spiritual. Pernah ada seorang pasien koma ketika sudah siuman saya tanya tapi ia tidak ingat dan tidak merasa sedang sakit. Padahal keluarganya sudah mendoakan. Khawatir ini hari terakhir. Yang menarik beberapa orang walau fisiknya sakit, ketika datang waktu shalat, selalu minta wudhu dan shalat. Itu mudah dijelaskan, karena tubuh kita merekam. kalau baca yasin; a l yauma nakh t imu a la a fwah ih im watukallimuna aydihim watasyadu arjuluhum

bima ka yaksibun.. Sehingga Allah menganjurkan ingatlah. Tiap saat engkau menjadi programmer memasukkan database dalam dirimu. Maka hendaknya engkau selalu biasakan zikir kepada Allah karena database itu yang nanti akan menentukan kualitas kita. Ada orang yang sakaratul maut diajak zikir sulit sekali, karena tidak punya database tentang zikir sehingga tidak biasa.

Dalam Al-Fusilat ayat 19-21. Digambarkan orang-orang yang nanti rekamannya negatif, pendengaran, mata dan kulit menjadi saksi atas apa yang kita lakukan. Ini dijelaskan oleh orang yang pernah mengalami matisuri. Dia ditunjukkan semua hasil print-out dari apa yang terjadi selama hdup.

tausiyah

Desember 2009 | MEDIA ICMI | 22

Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme

Proses Pulang ke Rumah

Tausiyah tahlil hari ketiga Ibu Ainun

Prof. Dr. Komaruddin HidayatAnggota Dewan Pakar ICMI Pusat,bidang Agama, Budayadan Pengembangan Karakter Bangsa

Dalam hidup ini sesungguhnya salahsatu agenda yang menarik itu peristiwa pulang. Ketika lebaran pasti orang beramai-ramai pulang mudik. Wa l a u p u n j a l a n a n s e s a k t a p i bersemangat pulang. Saat kita di luar negeri kalau sudah mau pulang, malamnya bisa tidak bisa tidur. Ketika ibu-ibu habis belanja, gembira sekali kalau sudah mau pulang. Dulu waktu k i t a s e k o l a h S D , k a l a u a d a pengumuman pulang lebih awal, kita tepuk tangan.

Page 2: Mengubah Ketakutan menjadi Optimisme: Proses Pulang Ke Rumah (Rubrik: Tausiyah)

Desember 2009 | MEDIA ICMI | 23

Rajin-rajinlah MenabungBerapa orang yang pernah saya

survei. Pertama, banyak kemiripan ketika mengalami Nearly Death Experience (NDE) dan Out of Body Experience (OBE). Semua spiritual flashdisk akan keluar dan kalau rekaman positifnya lebih banyak akan memberikan fasilitas, kondisi yang luar biasa nyamannya. Tapi kalau rekamannya lebih banyak negatifnya, ruhnya akan sangat tersiksa. Inilah mengapa Al Quran mengatakan kalau seseorang berbuat baik sesungguhnya orang itu berbuat baik untuk dirinya. Yang namanya siksa neraka itu manusia yang menyalakan bahannya bukan Allah karena DIA ar Rahman ar rahim.

Kedua, rupanya berbagai amalan yang baik walau kecil akan terakumulasi dan mendatangkan subsidi silang. Jadi orang yang ibadahnya kadang agak bolong-bolong akan tersubsidisilang oleh amal-amal sosialnya. Lebih bagus kalau keduanya bagus. Maka jangan lewatkan tiada hari tanpa menabung. Kalau kita bekerja tiap bulan gajinya langsung ditransfer dalam buku tabungan. Rupanya amal kita ada mekanisme persis seperti itu. Langsung distransfer dalam deposito di akhirat. Dulu

Jadi satu hari ketika Isra Mi'raj Rasulullah berjalan-jalan di sebuah perumahan. Dia melihat ada orang-orang seasng membuat rumah tapi kok mogok tukangnya rumahnya belum jadi. Rasulullah bertanya; Apa itu ya Jibril? Oh rumah ini disediakan untuk yang punya amal di akhirat. Tapi sekarang lagi mandek transfernya sehingga materialnya habis. Jadi ketika kita berhenti amal saleh maka tabungan kita berhenti. Ada juga yang giat sekali, Kenapa? Pemiliknya tiap hari mentransfer bahan material yaitu amal saleh, Ada lagi yang rumahnya bagus dirusak oleh tukangnya. Itulah orang yang berbuat baik dia rusak kebaikannya sehingga defisit transfernya.

Ketiga, Ruh yang bunuhdiri sengsara sekali hidupnya. Dia tidak bisa melanjutkan perjalanan lebih lanjut tapi juga ingin kembali ke bumi tidak bisa. Ruhnya itu sengsara sekali. Pantas Al Qur'an melarang bunuhdiri karena itu putus asa dari rahmat Allah. Keempat, ketika orang mengalami OBE dan NDE, rupanya ruh paling senang saat meninggal dilepas dengan doa, cinta dan ikhlas. Rasulullah mengajarkan kalau ada keluarga kita meninggal, boleh menangis tapi di balik tangisan itu juga harus

diiringi doa, cinta dan ikhlas karena akan meringankan perjalanan rohnya lebih lanjut.

Kelima, ada satu hadis, ketika orang meninggal persis seperti datang seperti turun dari bandara dan landing. Di sana ada panitia penjemput sudah tahu siapa yang datang dan itu manifes rekaman amalannya. Kalau baik, ia langsung dibawa ke penampungan menunggu yaumul hisab di semacam hotel bintang 4-5. Tapi kalau orang itu negatif sudah ada e n t a h d i ' C i p i n a n g ' a t a u 'Nusakambangan'. Jadi sudah ada daftar dan alamatnya masing-masing.

Dalam satu hadis, ada ruh meninggal ketika dibawa jenazahnya bau menyengat sekali tapi di perjalanan berubah agak enteng dan baunya berkurang.Sehingga malaikat berpkiir; apakah saya salah mengsung jenazah? Ayo kita berhenti dulu. Jangan-jangan salah alamat. Malaikat kemudian menengok ke dunia. Rupanya orang yang meninggal itu anak-anaknya rajin mendoakan, wasiat, amal jariyah dan nasihatnya dilaksanakan dan itu memberikan deviden bagi yang meninggal.

Inilah mengapa orang tua diwajibkan mendidik anaknya agar menjadi anak yang saleh. Jadi kalau kita punya anak saleh, kesalehan itu menjadi manfaat bagi dirinya dan sebagai imbalan doa dan cinta kepada orangtuanya. Hadis mengatakan kalau kita semua meninggal habiss emua kecuali tiga yang tidak; anak yang saleh, sadaqah jariyah dan ilmu yang bermanfaat.

Ada lesson learned dari orang yang pernah mati suri yaitu Hati-hati membuat janji. Karena janji itu hutang. Jadi ketika dia mengalami NDE, berbagai janji yang belum dia laksanakan datang nagih dan itu membuat suasana batinnya tersiksa. Siksa tidak selalu bersifat fisik. Siksa yang mencekam kadang bersifat psikologis dan spiritual. Yang berat adalah janji politik makanya hati-hati. Jangan anggap enteng, amanah. Makanya pemimpin itu kalau berbuat baik, pahalanya berlipat-lipat sebanyak orang yang dia bantu dengan keputusan poltiknya. Luar biasa pahalanya. Sebaliknya kalau dia khianat, dosanya berlipat-lipat karena korbannya banyak orang. Inilah makanya dalam islam betul-betul janji itu amanah.